PRAKTIKUM BIOMEDIK
BLOK 8
LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
2019/2020
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM BIOMEDIK
BLOK 8
Penyusun
dr. Ika Dyah K. Msi.Med
dr. Noor Yazid Sp.PA (K)
Editor
dr. Kanti Ratnaningrum, MSc
Laboratorium biomedik
Fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kecaatan Tembalang
Semarang 50273
2
VISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
MISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
3
LEMBAR PENGESAHAN
4
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
5
AREA KOMPETENSI
6
TATA TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM
BIOMEDIK
7
susulan bagi yang tidak mengikuti praktikum atau ujian)
dengan menunjukkan bukti yang kuat. Bukti yang dimaksud
adalah surat tugas dari institusi bagi mahasiswa yang
menjadi delegasi, surat keterangan dari orangtua, surat
keterangan sakit dari dokter ataupun pelayanan kesehatan
lainnya bagi mahasiswa yang sakit atau mengalami
kecelakaan, surat keterangan kematian. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada Bagian
Biomedik/dosen pengampu praktikum.
4. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai
dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain poin
sebelumnya misalnya ketiduran, macet atau lupa, tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum dan ujian dan
wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah tersebut
pada tahun berikutnya.
5. Mahasiswa diwajibkan datang tepat waktu. Apabila
terlambat lebih dari 15 menit setelah praktikum dimulai,
dan tanpa alasan yang dapat diterima dosen pengampu
(seperti ketiduran, lupa, mengerjakan tugas yang lain), maka
mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan
ujian dan wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah
tersebut pada tahun berikutnya.
6. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal harus melapor
kepada Bagian Biomedik dan dosen pengampu dan
8
mengikuti praktikum inhal sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
7. Mahasiswa diharuskan memakai jas praktikum (dikancing
penuh) dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang sesuai,
selama mengikuti kegiatan pembelajaran di Laboratorium
Biomedik.
8. Mahasiswa dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa
seizin dari dosen pengampu atau asisten, makan, minum,
mengobrol maupun membuat kegaduhan dalam bentuk
apapun selama mengikuti kegiatan pembelajaran di
Laboratorium Biomedik. Dosen pengampu berhak
memberikan hukuman jika ada hal yang mengganggu
jalannya praktikum.
9. Mahasiswa harus bersungguh-sungguh, cermat, hati-hati
serta bertingkah laku sopan & santun, selama mengikuti
kegiatan pembelajaran di Laboratorium Biomedik.
10. Meja dan alat praktikum harus bersih dan alat dikembalikan
ke tempatnya setelah selesai praktikum.
11. Jika mahasiswa memecahkan atau merusakkan alat
laboratorium dengan alasan apapun, maka diwajibkan
mengganti alat tersebut dalam waktu selambat-lambatnya
sebelum ujian berlangsung sebagai prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
12. Peraturan tambahan akan diterangkan lebih lanjut oleh
masing-masing Laboratorium.
9
ALUR & TATA CARA KEGIATAN PRAKTIKUM BIOMEDIK
Kuliah
Pengantar
Biomedik
Praktikum
Praktikum
Inhal
Ujian
10
4. Mahasiswa wajib mengikuti, menyimak dan fokus
mendengarkan penyampaian materi oleh dosen.
5. Mahasiswa tidak diperkenankan makan, berbicara, atau
membuat kegaduhan ketika dosen menyampaikan
materi.
6. Mahasiswa diperkenankan bertanya pada sesi tanya
jawab.
7. Kuliah pengantar ini merupakan bagian dari kegiatan
praktikum Biomedik, bagi mahasiswa yang tidak hadir
karena menjadi delegasi kegiatan kampus atau terkena
musibah sebagai berikut : sakit, kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat, wajib menghadap dan menunjukkan bukti yang
kuat untuk dapat diperbolehkan mengikuti remedi
pretes. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan
ini dikarenakan alasan lain selain diatas tidak
diperkenankan mengikuti pre-test ulang semua topik
praktikum terkait.
B. PRE-TEST
1. Tujuan pelaksanaan pre-test adalah untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa mengikuti praktikum.
2. Pre-test diadakan setiap awal praktikum setelah
pembukaan praktikum oleh masing-masing dosen
pengampu.
11
3. Soal yang diujikan dapat berupa soal esai atau pilihan
ganda mengenai teori dasar, cara kerja, alat dan bahan
dan teori interpretasi hasil materi praktikum.
4. Nilai pre-test termasuk komponen penilaian. Nilai
minimal lulus adalah 70 (Skala 0-100). Jika nilai
dibawah nilai minimal lulus, maka mahasiswa dapat
mengulang pretest sebanyak satu kali, kecuali bagi
mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah “Pengantar
Biomedik”.
5. Remedi pretes tidak dipungut biaya dan dijadwalkan di
kemudian hari.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pretes karena
alasan apapun akan mendapatkan nilai 0 dan
mendapatkan kesempatan mengulang pretest sebanyak
satu kali, kecuali bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
kuliah “Pengantar Biomedik”.
C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum merupakan salah satu prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan yang jelas,
yaitu menjadi delegasi kegiatan kampus, menikah atau
ada keluarga yang menikah (ayah, ibu, adik atau kakak
kandung) atau terkena musibah sebagai berikut: sakit/
12
kecelakaan yang menimbulkan hendaya fisik,
meninggalnya keluarga dekat dapat mengikuti
praktikum kelompok lain dengan menunjukkan bukti
yang kuat jika masih ada materi praktikum yang sama.
Jika sudah tidak ada jadwal praktikum lain, maka
diwajibkan mengikuti inhal. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada dosen
pengampu praktikum untuk menentukan inhal tidaknya
mahasiswa tersebut.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain
poin sebelumnya tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum dan ujian dan wajib mengulang
praktikum Biomedik mata kuliah tersebut pada tahun
berikutnya.
4. Mahasiswa wajib membuat tugas sebelum praktikum
sesuai dengan format yang telah ditentukan. Mahasiswa
yang tidak mengumpulkan tugas dengan alasan apapun
akan mendapatkan sanksi dari dosen pembimbing.
5. Setiap kelompok melakukan praktikum, sesuai cara
kerja dalam buku petunjuk praktikum.
6. Hasil praktikum ditunjukkan kepada pembimbing atau
didokumentasikan oleh mahasiswa.
13
7. Mahasiswa wajib mengesahkan laporan sementara
kepada pembimbing praktikum sebelum meninggalkan
laboratorium.
8. Mahasiswa wajib membuat dan mengumpulkan laporan
akhir dan penugasan sesuai dengan format yang
ditentukan masing-masing dosen pengampu setelah
mengikuti kegiatan praktikum setiap topik sebagai
prasyarat untuk dapat mengikuti ujian.
D. PRAKTIKUM INHAL
1. Praktikum inhal adalah praktikum pengganti yang
dilakukan jika mahasiswa tidak dapat mengikuti
praktikum sesuai dengan jadwal dengan alasan yang
jelas dan mampu menunjukkan buktinya. Praktikum
inhal merupakan prasyarat mengikuti ujian bagi
mahasiswa tersebut.
2. Praktikum inhal dikenakan biaya. Biaya akan ditentukan
kemudian.
3. Kesempatan inhal hanya diberikan sampai H-1 ujian
laboratorium pengampu dilaksanakan.
4. Bagi mahasiswa yang tidak inhal sampai dengan waktu
yang telah diberikan, wajib mengikuti kembali seluruh
kegiatan praktikum laboratorium pengampu pada tahun
berikutnya
14
5. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal diwajibkan
melapor/memberitahukan/mendaftar dan membayar
biaya ke bagian biomedik lantai 2 sebelum praktikum
inhal berlangsung.
6. Jadwal praktikum inhal akan ditentukan kemudian.
7. Mahasiswa yang mengikuti praktikum inhal tetap wajib
membuat dan mengumpulkan laporan sementara dan
laporan akhir.
15
keseluruhan proses pembelajaran Biomedik tersebut di
tahun depan.
4. Laporan akhir praktikum di tulis tangan, memakai tinta
biru. Format detail mengenai penulisan laporan akhir
ditentukan dalam peraturan masing-masing
laboratorium
5. Jangka waktu pengumpulan laporan ditentukan masing-
masing dosen pengampu praktikum
F. POSTEST
1. Tujuan pelaksanaan postest adalah mengevaluasi
kegiatan praktikum dan mempersiapkan mahasiswa
untuk ujian praktikum.
2. Postes dilakukan satu kali setelah kegiatan praktikum
selesai dilakukan. Jadwal akan ditentukan kemudian
oleh masing-masing dosen pengampu praktikum.
3. Postes wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tanpa
terkecuali. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
postest dengan alasan apapun, akan tetap dianggap
hadir dan diberikan nilai 0.
4. Postes masuk dalam komponen penilaian. Tidak ada
batas lulus dalam postest dan tidak ada remidi atau
susulan.
16
G. UJIAN
1. Merupakan tahap evaluasi kegiatan pembelajaran
praktikum biomedik
2. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran
100% untuk dapat mengikuti ujian praktikum.
3. Ujian ident/ujian praktikum dilaksanakan setelah
seluruh materi kegiatan praktikum selesai dilaksanakan.
4. Ujian merupakan prasyarat mengikuti remedi
praktikum Biomedik.
5. Mahasiswa wajib datang 30 menit sebelum ujian
dimulai. Mahasiswa yang terlambat datang setelah ujian
dimulai tidak diperkenankan mengikuti ujian ident/
ujian praktikum.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi kegiatan
kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena
musibah sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat wajib menghadap dan mendapatkan izin
mengikuti ujian susulan dari dosen pengampu dengan
menunjukkan bukti yang kuat dan dengan
menyelesaikan semua prasyarat ujian sebelum hari H
ujian. Ujian susulan dilakukan bersamaan dengan ujian
remedi akhir semester.
17
7. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan apapun selain yang sudah disebutkan pada poin
sebelumnya harus mengulang kegiatan praktikum
Biomedik Blok tersebut di tahun depan, kecuali bagi
mahasiswa yang telah menyelesaikan semua prasyarat
ujian pada periode tersebut.
18
SISTEM PENILAIAN
19
kegiatan praktikum. Nilai postes adalah rerata nilai hasil
postes semua topik/semua dosen pengampu. Nilai
ident/ujian praktikum adalah rerata nilai dari semua dosen
pengampu ujian ident/ujian praktikum.
3. Nilai akhir Biomedik adalah rerata dari seluruh akhir mata
ajar praktikum dalam satu blok. Dalam satu blok dapat
berjalan lebih dari satu mata ajar praktikum.
20
remedi. Pada remedi akhir semester ganjil (1,2,3,7,8,9 dst),
mahasiswa boleh mengambil remidi mata kuliah biomedik
yang pernah diambil sesuai dengan blok yang ada pada
semester ganjil. Pada remedi akhir semester genap
(4,5,6,10,11,12 dst), mahasiswa boleh mengambil remidi
mata kuliah biomedik yang pernah diambil sesuai dengan
blok yang ada pada semester genap. Pada remedi khusus,
mahasiswa boleh mengambil semua remidi mata kuliah
biomedik yang pernah diambil.
Mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian tanpa
alasan yang dapat diterima, secara otomatis akan mendapat
nilai 0 pada ujian tersebut. Apabila saat ujian mahasiswa ijin
dengan alasan yang dapat diterima serta membawa surat
ijin, maka diperbolehkan mengikuti ujian susulan dengan
menghubungi dosen pembimbing praktikum dan
laboratorium biomedik. Ujian susulan hanya diberikan
1(satu) kali dengan batasan waktu H-1 Rapat Yudisium.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini
akan diatur kemudian sesuai kebijakan yang berlaku di
lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.
21
FORMAT COVER LAPORAN AKHIR
LAPORAN
PRAKTIKUM (NAMA MATA AJAR)
Logo Unimus
Disusun oleh:
Nama Mahasiswa/NIM
Kelompok……
Pembimbing:
…………………
22
DAFTAR ISI
Cover ……………………………………………………………………………. 1
TimPenyusun Biomedik…………………………………………………. 2
Visi dan Misi Program Studi FK UNIMUS ………………………… 3
Lembar Pengesahan………………………………………………………... 4
Kata Pengantar ……………………………………………………………… 5
Area dan level kompetensi……………………………………………… 6
Tata tertib Pelaksanaan …………………………………………………. 7
Alur dan Tata Cara Kegiatan Praktikum Biomedik ………….. 10
Sistem Penilaian ……………………………………………………………. 18
Format cover ………………………………………………………………… 22
Daftar Isi ………………………………………………………………………. 23
MIKROBIOLOGI
Pembuatan Preparat dan Pewarnaan Jamur……………………. 25
PATOLOGI ANATOMI
Buccal Smear………………………………………………………………....... 39
23
MIKROBIOLOGI
24
PRAKTIKUM 1
PEMBUATAN PREPARAT DAN PEWARNAAN JAMUR
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melatih mahasiswa untuk dapat membuat preparat
basah untuk identifikasi jamur benang
2. Melatih mahasiswa untuk dapat membuat preparat
basah khamir (KOH)
3. Melatih mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi jamur
dan khamir pada preparat awetan.
B. DASAR TEORI
Pengamatan morfologi/identifiksi jamur ini meliputi
pengamatan morfologi/identifikasi terhadap jamur benang
dan khamir yeast. Pengamatan mikroskopis jamur ini sangat
penting untuk identifikasi dan determinasi.
Pada pengamatan morfologi jamur benang perlu
diperhatikan:
1. Hifa : bersekat (septate) atau tidak (non-septate atau
coenocytic), transparan atau keruh, dan warnanya.
2. Spora seksual : oospora, askosopra, basidiospora atau
bentuk lain.
3. Spora aseksual : sporangiospora, konidiospora,
artrospora atau bentuk lain. Selain itu juga bentuk,
warna dan ukurannya.
4. Badan buah : kolumel, vesikula, dan tentukan juga
warna dan bentuknya.
5. Bentuk khusus : stolon, rhizoid,sel kaki,dsb.
Fungi:
1. Moulds (filamentous): memproduksi hifa dan miselium.
2. Yeasts: jamur uniselluler yang bereproduksi secara
bertunas (budding)
25
3. Dimorphic: tumbuh sebagai mould (lingkungan) atau
yeast (pada host manusia)
Kingdom fungi:
1. Phylum Zygomycota
2. Phylum Ascomycota
3. Phylum Basidiomycota
4. Phylum Chytridiomycota
A. Zygomycota
Zygomycota adalah jamur kapang yang memiliki hifa tidak
bersekat (aseptae) pada kondisi normal/vegetatif. Jamur ini
bersifat coenocytic (selnya berinti banyak) dan dapat
membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut
zigospora.
Cara perkembangbiakan jamur dari
divisi Zygomycota melalui dua cara, yaitu aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora
yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa
akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium yang berisi
spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi
miselium baru. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual
dilakukan melalui peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa
jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa
betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan
ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa
jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti.
Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
26
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam
divisi Zygomycota adalah sebagai berikut.
1. Mucor mucedo: hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan
dan hewan
2. Mucor javanicus: berperan dalam pembuatan tapai karena
jamur ini terdapat dalam ragi tapai
3. Rhizopus sp.: terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya
untuk memecah putih telur dan lemak.
a. Rhizopus stolonifer
27
Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti
dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Spora berada
pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila
jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat
cepat.
B. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang
biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil)
yang disebut askus. Dinding selnya terdiri atas kitin.
Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri jamur dari
divisi Ascomycota. Bentuk hifa pada Ascomycota adalah bersekat
– sekat.
Kelompok jamur divisi Ascomycota dapat hidup sebagai saprofit,
parasit, atau bersimbiosis.
28
Kelompok jamur dari divisi ascomycota seperti
Aspergillus dan Penicillium, dapat ditemui di permukaan roti,
nasi, dan makanan yang sudah basi. Umumnya, jamur jenis ini
memiliki warna merah, cokelat, atau hijau.
Mycotoxin :
a. Aflatoxins - Aspergillus spp
b. Citrinin – Penicillium spp
29
a. Aspergillus sp
30
b. Penicillium sp
Penicillium mempunyai hifa yang bersepta dan konidia
yang halus diatas phialid yang keluar dari metula. Konidiofor
mempunyai 4-5 metula, yang masing-masing metula mempunyai
4-6 phialide. Hialohifomikosis adalah infeksi jamur
hyphomycetes yang tidak berpigmen yang jaringannya adalah
miselium. Termasuk dalam kelompok jamur ini adalah
Penicillium, Fusarium, Acremonium, Paecilomyces, Beauveria dan
Scopulariopsis. Penicillium marneffei yang endemik di Asia
Tenggara, banyak menimbulkan infeksi pada orang dengan
immunocompromised dan jarang terjadi pada penderita yang
imunocompetent.
31
Gambar 3. Bagian-bagian dari Penicillium chrysogenum
Pengamatan Khamir
Khamir adalah jamur uniseluler yang mikroskopis dan
tidak membentuk percabangan permanen. Khamir disebut juga
yeast dan umumnya berkembang biak dengan tunas (budding)
atau melalui pembelahan sel (binary fission) disebut fission yeast.
32
Morfologinya berbeda dengan sebagian besar jamur yang
tumbuh sebagai hifa yang menyerupai benang.
Candida spp. mempunyai dua morfologi. Pada keadaan
normal, Candida spp. berada dalam bentuk ragi, yang
merupakan sel tunggal. Dalam bentuk ini, Candida spp.
bereproduksi dengan membentuk blastospora, yaitu spora yang
dibentuk dengan pembentukan tunas. Dalam proses ini, sel ragi
Candida spp. membentuk tunas yang kemudian tumbuh semakin
besar dan akhirnya melepaskan diri melalui proses budding.
Pada kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi,
organisme ini dapat mengalami perubahan morfologi menjadi
lebih bersifat invasif, yaitu bentuk hifa atau miselial atau
filamentous. Dalam bentuk miselial, Candida spp. membentuk
hifa dan pseudohifa. Hifa berbentuk tabung, terbentuk dari
blastospora yang terus menerus mengalami pertumbuhan pada
apeksnya, yang pada stadium awal terlebih dahulu membentuk
germ tube, sehingga tidak terdapat septum antara blastospora
dan bagian sel yang tumbuh.
Pseudohifa terbentuk dari sel tunas, seperti blastospora,
yang bermultiplikasi, tetapi sel anak tidak lepas dari sel
induknya dan terus menerus memanjang sehingga menyerupai
hifa, sehingga terdapat septum antara blastospora dan bagian sel
yang tumbuh, serta pada bagian ini terdapat bagian yang
menyempit. Bila Candida spp. berada di lingkungan yang tidak
optimal untuk melakukan pertumbuhan atau pun ditanam di
medium tertentu, organisme ini dapat membentuk
klamidospora, yaitu spora aseksual yang terbentuk dari suatu sel
atau segmen hifa yang membulat dan membesar, serta
dindingnya mengalami penebalan. Klamidiospora dibentuk di
sepanjang hifa berseptum ataupun di terminal, dan semakin
lama semakin banyak, sehingga hifa tersebut akhirnya tertutup
dan tidak lagi terlihat jelas.
33
Gambar 4. Candida albicans
34
D. CARA KERJA
Preparat basah jamur benang:
1. Bersihkan gelas benda dengan alcohol sampai bersih
(bebas dari lemak dan debu).
2. Ambil sedikit biakan jamur dengan ose jarum dan
kemudian letakkan pada gelas benda.
3. Kemudian teteskan larutan mounting medium
Laktofenol pada bagian atas biakan.
4. Jika masa,miselium jamur mengumpul, maka regangkan
dengan ose jarum
5. Tutup dengan deck glass dan periksa di bawah
mikroskop dengan perbesaran sedang
6. Laporkan hasilnya. Gambar dan beri keterangan
Pewarnaan Jamur dengan KOH
1. Bersihkan gelas benda dan deck glass sampai bebas
debu dan lemak, dengan menggunakan alcohol 70%,
lalu fiksasi di atas nyala api spiritus
2. Ambil secara aseptic 1 ose biakan Candida albicans.
3. Letakkan 1 tetes KOH 10% dan 1 tetes larutan
Methylene Blue 0,01% diatas smear Candida albicans
tanpa menyentuh hasil smear.
4. Tutup dengan deck glass. Jaga jangan sampai terbentuk
gelembung udara pada waktu meletakkan deck glass.
5. Beri label pada ujung gelas benda
6. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran sedang
7. Laporkan hasilnya, pada format laporan sebagai berikut.
35
TugasPraktikan :
1. Membuat preparat dengan pengecatan laktofenol &
KOH
2. Bandingkan preparat hasil buatan praktikan dengan
preparat awetan yang disediakan.
3. Gambar dan berikan penjelasan pada buku laporan
1. Rhizopus stolonifer
Hifa tidak bersepta,
3 Jenis hifa :
-Sporangiophore
- Stolon
-Rhizoid
Sporangium
Spora
2. Aspergillus sp
Konidia
Phialid/Sterigmata
Metulae
Vesikel
Konidiophor
Hifa bersepta
3. Penicilium sp
Konidiospora
Phialid/Sterigmata
Konidiophor
Hifa bersepta
36
4. Candida albicans.
Yeast-like cells
Klamidiospora
Blastospora
Pseudohifa
Germ tube
5. Saccharomyces cereviceae
Sel hidup
Sel mati
Sel yeast
tunas
6. Mikrokonidia
7. Makrokonidia
37
PATOLOGI ANATOMI
38
PRAKTIKUM 1
BUCCAL SMEAR
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan prosedur buccal smear dan
menganalisis hasilnya melalui pengamatan mikroskopis.
C. CARA KERJA
1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan
2. Object glass diberi identitas probandus masing-masing
3. Lakukan swab pada mukosa mulut teman pasangan
bergantian
39
4. Oleskan spatula yang telah mengandung lender/cairan
mukosa mulut ke objek glass yang sudah disiapkan
(sudah dioles albumin)
5. Keringkan sebentar dan selanjutnya dicelupkan
kedalam alcohol 96% selama 15 menit untuk fiksasi.
6. Lakukan pengecatan papanicolou sesuai dengan
prosedur (keterangan dibagian bawah).
7. Sesudah selesai pengecatan, tetesi sediaan dengan
Canada balsam/entelan, lalu tutup dengan deck glass,
tunggu kering.
8. Sediaan siap dilihat dengan mikroskop untuk
mencari/melihat ada tidaknya Barr bodies (Barr bodies
dijumpai menempel pada bagian dalam dinding inti sel).
9. Hasil :
- Bila ditemukan <5 dipastikan laki-laki
- Bila ditemukan 5-10 meragukan
- Bila ditemukan > 10 berarti perempuan
40
14. Masukkan dalam alkohol 70% sebanyak 10 kali celupan
15. Masukkan dalam alkohol 80% sebanyak 10 kali celupan
16. Masukkan dalam alkohol 96% sebanyak 10 kali celupan
17. Keringkan selama 5 menit (tiriskan)
18. Masukkan dalam xylol sebanyak 10 kali celupan
19. Masukkan dalam xylol sebanyak 10 kali celupan
20. Rendam dalam xylol selama 15 menit
21. Pres dengan kertas saring
41
LAPORAN PRAKTIKUM BUCCAL SMEAR
Nama mahasiswa :
NIM :
Materi :
Hari/tanggal :
Pembimbing :
Alat dan bahan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
Cara kerja :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Hasil pengamatan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
42