Anda di halaman 1dari 42

BUKU PETUNJUK

PRAKTIKUM BIOMEDIK
BLOK 8

LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS
2019/2020
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM BIOMEDIK
BLOK 8

Penyusun
dr. Ika Dyah K. Msi.Med
dr. Noor Yazid Sp.PA (K)

Editor
dr. Kanti Ratnaningrum, MSc

Cetakan November 2019

Laboratorium biomedik
Fakultas kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang
Jl. Kedungmundu Raya No.18, Kecaatan Tembalang
Semarang 50273

2
VISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

Menjadi program studi yang unggul dalam pendidikan


kedokteran dengan pendekatan Kedokteran Keluarga dan
kedokteran okupasi yang Islami, berteknologi dan berwawasan
internasional pada tahun 2034

MISI
PROGRAM STUDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIMUS

1. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang unggul


berbasis Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) dan
Standar Kompetensi dan Karakter Dokter Muhammadiyah
(SKKDM).
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang Kedokteran Dasar,
Kedokteran Klinik, Kedokteran Komunitas, dan Kedokteran
Islam guna mendukung pengembangan pendidikan
kedokteran dan kesehatan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan masyarakat.
4. Mengembangkan dan memperkuat manajemen program
studi untuk mencapai kemandirian.
5. Mengembangkan dan menjalin kerjasama dengan pemangku
kepentingan melalui fakultas.

3
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Petunjuk Praktikum Blok 8 Program Studi


Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang ini telah disahkan pada November
2019.

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Allah SWT atas


karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Buku Petunjuk Praktikum Biomedik Blok 8. Blok 8 terdiri dari 2
mata ajar praktikum yaitu mikrobiologi dan patologi anatomi.
Buku Petunjuk Praktikum Biomedik Blok 8 diharapkan dapat
digunakan sebagai panduan untuk dosen pengampu praktikum
biomedik dan mahasiswa pada blok 8 yang akan
diselenggarakan pada semester gasal tahun ajaran 2019-2020.
Buku Petunjuk ini berisi ketentuan umum laboratorium
Biomedik meliputi topik dan materi, tata cara penilaian, serta
referensi sumber pembelajaran.
Terimakasih sebesar besarnya kami sampaikan kepada
dosen, staf dan pihak-pihak yang berperan serta dalam
penyusunan buku petunjuk ini. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam buku ini, oleh karena itu tim penyusun sangat
mengharapkan masukan untuk kesempurnaan Buku Petunjuk
Praktikum Biomedik ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi
semua pihak yang terlibat dalam sistem pembelajaran FK
UNIMUS, khususnya dosen dan mahasiswa.

Semarang, November 2019

Tim Penyusun

5
AREA KOMPETENSI

Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri atas


profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri,
serta komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa
pengelolaan informasi, landasan ilmiah kedokteran, ketrampilan
klinis, dan pengelolaan masalah kesehatan. Praktikum biomedik
yang dilaksanakan di FK UNIMUS disesuaikan dengan area
kompentensi seperti tercantum pada Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) tabel 1 berikut:
Tabel 1. Area kompetensi UKDI terkait pelaksanaan praktikum
biomedik FK UNIMUS
Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
6. Menerapkan mawas diri
7. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
8. Mengembangkan pengetahuan
Area Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran
14. Menerapkan ilmu biomedik, ilmu humaniora, ilmu
kedokteran klinik, dan ilmu kesehatan
masyarakat/kedokteran pencegahan/kedokteran
komunitas yang terkini untuk mengelola masalah
kesehatan secara holistik dan komprehensif
Area Ketrampilan Klinis
6.3 Prinsip laboratorium dasar
6.4 Prinsip pemeriksaan penunjang lain
6.5 Prinsip ketrampilan terapeutik
Area Pengelolaan Masalah Kesehatan
b. Prinsip dasar berbagai pemeriksaan penunjang
diagnostik (laboratorium sederhana, USG, EKG,
radiodiagnostik, biopsy jaringan)

6
TATA TERTIB PEMBELAJARAN DI LABORATORIUM
BIOMEDIK

Selama menjalankan kegiatan pembelajaran di


Laboratorium Biomedik, mahasiswa diwajibkan mengetahui
dan menaati peraturan berikut:
1. Mahasiswa dilarang memasuki ruangan praktikum sebelum
jam praktikum yang telah ditetapkan, kecuali ada keperluan
lain.
2. Mahasiswa wajib mengikuti keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran Biomedik, yaitu mulai dari Kuliah Pengantar
Biomedik, Pretes, Tugas, Praktikum, Laporan akhir, Postes
hingga Ujian (100%). Kuliah Pengantar Biomedik, Tugas,
Praktikum, dan Laporan akhir merupakan prasyarat
mengikuti ujian.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti Kuliah Pengantar
Biomedik, Praktikum dan Ujian sesuai dengan jadwalnya
dikarenakan alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi
kegiatan kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena musibah
sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang menimbulkan
hendaya fisik, meninggalnya keluarga dekat akan
mendapatkan dispensasi (berupa boleh mengikuti remedi
pretes bagi yang tidak mengikuti Kuliah Pengantar Biomedik
dan boleh mengikuti praktikum pengganti (inhal) dan ujian

7
susulan bagi yang tidak mengikuti praktikum atau ujian)
dengan menunjukkan bukti yang kuat. Bukti yang dimaksud
adalah surat tugas dari institusi bagi mahasiswa yang
menjadi delegasi, surat keterangan dari orangtua, surat
keterangan sakit dari dokter ataupun pelayanan kesehatan
lainnya bagi mahasiswa yang sakit atau mengalami
kecelakaan, surat keterangan kematian. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada Bagian
Biomedik/dosen pengampu praktikum.
4. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum sesuai
dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain poin
sebelumnya misalnya ketiduran, macet atau lupa, tidak
diperkenankan mengikuti kegiatan praktikum dan ujian dan
wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah tersebut
pada tahun berikutnya.
5. Mahasiswa diwajibkan datang tepat waktu. Apabila
terlambat lebih dari 15 menit setelah praktikum dimulai,
dan tanpa alasan yang dapat diterima dosen pengampu
(seperti ketiduran, lupa, mengerjakan tugas yang lain), maka
mahasiswa tidak diperkenankan mengikuti praktikum dan
ujian dan wajib mengulang praktikum Biomedik mata kuliah
tersebut pada tahun berikutnya.
6. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal harus melapor
kepada Bagian Biomedik dan dosen pengampu dan

8
mengikuti praktikum inhal sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
7. Mahasiswa diharuskan memakai jas praktikum (dikancing
penuh) dan alat pelindung diri (APD) lainnya yang sesuai,
selama mengikuti kegiatan pembelajaran di Laboratorium
Biomedik.
8. Mahasiswa dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa
seizin dari dosen pengampu atau asisten, makan, minum,
mengobrol maupun membuat kegaduhan dalam bentuk
apapun selama mengikuti kegiatan pembelajaran di
Laboratorium Biomedik. Dosen pengampu berhak
memberikan hukuman jika ada hal yang mengganggu
jalannya praktikum.
9. Mahasiswa harus bersungguh-sungguh, cermat, hati-hati
serta bertingkah laku sopan & santun, selama mengikuti
kegiatan pembelajaran di Laboratorium Biomedik.
10. Meja dan alat praktikum harus bersih dan alat dikembalikan
ke tempatnya setelah selesai praktikum.
11. Jika mahasiswa memecahkan atau merusakkan alat
laboratorium dengan alasan apapun, maka diwajibkan
mengganti alat tersebut dalam waktu selambat-lambatnya
sebelum ujian berlangsung sebagai prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
12. Peraturan tambahan akan diterangkan lebih lanjut oleh
masing-masing Laboratorium.

9
ALUR & TATA CARA KEGIATAN PRAKTIKUM BIOMEDIK

Kuliah
Pengantar
Biomedik

Praktikum

Pretes & Laporan Postes


Tugas

Praktikum
Inhal
Ujian

A. KULIAH PENGANTAR BIOMEDIK


1. Tujuan kuliah pengantar biomedik adalah memberikan
bekal materi yang akan dipraktikumkan untuk
membantu mahasiswa menghadapi proses
pembelajaran praktikum biomedik selanjutnya dan juga
untuk mensosialisasikan tata tertib atau peraturan
tambahan setiap laboratorium.
2. Kuliah pengantar berisi tata tertib dan rangkuman
semua topik praktikum dari setiap dosen pengampu
praktikum biomedik pada blok tersebut.
3. Kuliah pengantar dilakukan satu kali, dijadwalkan
sebelum jadwal praktikum dimulai dan wajib diikuti
oleh seluruh mahasiswa tanpa terkecuali.

10
4. Mahasiswa wajib mengikuti, menyimak dan fokus
mendengarkan penyampaian materi oleh dosen.
5. Mahasiswa tidak diperkenankan makan, berbicara, atau
membuat kegaduhan ketika dosen menyampaikan
materi.
6. Mahasiswa diperkenankan bertanya pada sesi tanya
jawab.
7. Kuliah pengantar ini merupakan bagian dari kegiatan
praktikum Biomedik, bagi mahasiswa yang tidak hadir
karena menjadi delegasi kegiatan kampus atau terkena
musibah sebagai berikut : sakit, kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat, wajib menghadap dan menunjukkan bukti yang
kuat untuk dapat diperbolehkan mengikuti remedi
pretes. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan
ini dikarenakan alasan lain selain diatas tidak
diperkenankan mengikuti pre-test ulang semua topik
praktikum terkait.

B. PRE-TEST
1. Tujuan pelaksanaan pre-test adalah untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa mengikuti praktikum.
2. Pre-test diadakan setiap awal praktikum setelah
pembukaan praktikum oleh masing-masing dosen
pengampu.

11
3. Soal yang diujikan dapat berupa soal esai atau pilihan
ganda mengenai teori dasar, cara kerja, alat dan bahan
dan teori interpretasi hasil materi praktikum.
4. Nilai pre-test termasuk komponen penilaian. Nilai
minimal lulus adalah 70 (Skala 0-100). Jika nilai
dibawah nilai minimal lulus, maka mahasiswa dapat
mengulang pretest sebanyak satu kali, kecuali bagi
mahasiswa yang tidak mengikuti kuliah “Pengantar
Biomedik”.
5. Remedi pretes tidak dipungut biaya dan dijadwalkan di
kemudian hari.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti pretes karena
alasan apapun akan mendapatkan nilai 0 dan
mendapatkan kesempatan mengulang pretest sebanyak
satu kali, kecuali bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
kuliah “Pengantar Biomedik”.

C. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikum merupakan salah satu prasyarat mengikuti
ujian praktikum.
2. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan yang jelas,
yaitu menjadi delegasi kegiatan kampus, menikah atau
ada keluarga yang menikah (ayah, ibu, adik atau kakak
kandung) atau terkena musibah sebagai berikut: sakit/

12
kecelakaan yang menimbulkan hendaya fisik,
meninggalnya keluarga dekat dapat mengikuti
praktikum kelompok lain dengan menunjukkan bukti
yang kuat jika masih ada materi praktikum yang sama.
Jika sudah tidak ada jadwal praktikum lain, maka
diwajibkan mengikuti inhal. Bukti tersebut harus
ditunjukkan/diberikan kopinya kepada dosen
pengampu praktikum untuk menentukan inhal tidaknya
mahasiswa tersebut.
3. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
sesuai dengan jadwalnya dikarenakan alasan lain selain
poin sebelumnya tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum dan ujian dan wajib mengulang
praktikum Biomedik mata kuliah tersebut pada tahun
berikutnya.
4. Mahasiswa wajib membuat tugas sebelum praktikum
sesuai dengan format yang telah ditentukan. Mahasiswa
yang tidak mengumpulkan tugas dengan alasan apapun
akan mendapatkan sanksi dari dosen pembimbing.
5. Setiap kelompok melakukan praktikum, sesuai cara
kerja dalam buku petunjuk praktikum.
6. Hasil praktikum ditunjukkan kepada pembimbing atau
didokumentasikan oleh mahasiswa.

13
7. Mahasiswa wajib mengesahkan laporan sementara
kepada pembimbing praktikum sebelum meninggalkan
laboratorium.
8. Mahasiswa wajib membuat dan mengumpulkan laporan
akhir dan penugasan sesuai dengan format yang
ditentukan masing-masing dosen pengampu setelah
mengikuti kegiatan praktikum setiap topik sebagai
prasyarat untuk dapat mengikuti ujian.

D. PRAKTIKUM INHAL
1. Praktikum inhal adalah praktikum pengganti yang
dilakukan jika mahasiswa tidak dapat mengikuti
praktikum sesuai dengan jadwal dengan alasan yang
jelas dan mampu menunjukkan buktinya. Praktikum
inhal merupakan prasyarat mengikuti ujian bagi
mahasiswa tersebut.
2. Praktikum inhal dikenakan biaya. Biaya akan ditentukan
kemudian.
3. Kesempatan inhal hanya diberikan sampai H-1 ujian
laboratorium pengampu dilaksanakan.
4. Bagi mahasiswa yang tidak inhal sampai dengan waktu
yang telah diberikan, wajib mengikuti kembali seluruh
kegiatan praktikum laboratorium pengampu pada tahun
berikutnya

14
5. Mahasiswa yang ingin mengikuti inhal diwajibkan
melapor/memberitahukan/mendaftar dan membayar
biaya ke bagian biomedik lantai 2 sebelum praktikum
inhal berlangsung.
6. Jadwal praktikum inhal akan ditentukan kemudian.
7. Mahasiswa yang mengikuti praktikum inhal tetap wajib
membuat dan mengumpulkan laporan sementara dan
laporan akhir.

E. LAPORAN & TUGAS


1. Laporan terdiri dari Laporan sementara dan laporan
akhir. Keduanya merupakan prasyarat mengikuti ujian.
2. Mahasiswa diwajibkan membuat laporan sementara
sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Keterlambatan mengumpulkan atau ketidaksesuaian
format akan mempengaruhi penilaian.
3. Laporan akhir merupakan laporan yang dikumpulkan
setelah selesai mengikuti kegiatan praktikum atau
praktikum inhal. Setiap mahasiswa wajib membuat dan
mengumpulkan laporan akhir dan penugasan sesuai
dengan format yang ditentukan masing-masing dosen
pengampu sebagai salah satu prasyarat mengikuti ujian.
Jika tidak mengumpulkan laporan akhir, maka tidak
diperbolehkan ujian dan diwajibkan mengulangi

15
keseluruhan proses pembelajaran Biomedik tersebut di
tahun depan.
4. Laporan akhir praktikum di tulis tangan, memakai tinta
biru. Format detail mengenai penulisan laporan akhir
ditentukan dalam peraturan masing-masing
laboratorium
5. Jangka waktu pengumpulan laporan ditentukan masing-
masing dosen pengampu praktikum

F. POSTEST
1. Tujuan pelaksanaan postest adalah mengevaluasi
kegiatan praktikum dan mempersiapkan mahasiswa
untuk ujian praktikum.
2. Postes dilakukan satu kali setelah kegiatan praktikum
selesai dilakukan. Jadwal akan ditentukan kemudian
oleh masing-masing dosen pengampu praktikum.
3. Postes wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tanpa
terkecuali. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti
postest dengan alasan apapun, akan tetap dianggap
hadir dan diberikan nilai 0.
4. Postes masuk dalam komponen penilaian. Tidak ada
batas lulus dalam postest dan tidak ada remidi atau
susulan.

16
G. UJIAN
1. Merupakan tahap evaluasi kegiatan pembelajaran
praktikum biomedik
2. Mahasiswa harus mengikuti kegiatan pembelajaran
100% untuk dapat mengikuti ujian praktikum.
3. Ujian ident/ujian praktikum dilaksanakan setelah
seluruh materi kegiatan praktikum selesai dilaksanakan.
4. Ujian merupakan prasyarat mengikuti remedi
praktikum Biomedik.
5. Mahasiswa wajib datang 30 menit sebelum ujian
dimulai. Mahasiswa yang terlambat datang setelah ujian
dimulai tidak diperkenankan mengikuti ujian ident/
ujian praktikum.
6. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan yang jelas, yaitu menjadi delegasi kegiatan
kampus, menikah atau ada keluarga yang menikah
(ayah, ibu, adik atau kakak kandung) atau terkena
musibah sebagai berikut: sakit/ kecelakaan yang
menimbulkan hendaya fisik, meninggalnya keluarga
dekat wajib menghadap dan mendapatkan izin
mengikuti ujian susulan dari dosen pengampu dengan
menunjukkan bukti yang kuat dan dengan
menyelesaikan semua prasyarat ujian sebelum hari H
ujian. Ujian susulan dilakukan bersamaan dengan ujian
remedi akhir semester.

17
7. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti ujian karena
alasan apapun selain yang sudah disebutkan pada poin
sebelumnya harus mengulang kegiatan praktikum
Biomedik Blok tersebut di tahun depan, kecuali bagi
mahasiswa yang telah menyelesaikan semua prasyarat
ujian pada periode tersebut.

18
SISTEM PENILAIAN

Komponen penilaian praktikum Biomedik terdapat


pada kegiatan Pretes, Praktikum, Laporan & tugas, Postes
dan Ujian dari setiap mata ajar praktikum. Penilaian dalam
biomedik terdiri dari:
1. Nilai harian mata ajar praktikum terdiri dari nilai pretes,
nilai perilaku, nilai laporan sementara/tugas sebelum
praktikum dan nilai keterampilan mahasiswa saat
praktikum. Nilai pre-test adalah nilai yang didapatkan dari
hasil penilaian secara tertulis mengenai materi kegiatan
praktikum. Nilai pre-test dinyatakan lulus apabila mencapai
angka minimal 70. Mahasiswa yang mendapatkan nilai di
bawah 70, diperbolehkan mengikuti remedi pre-test
sebanyak 1 (satu) kali. Nilai yang dipakai adalah nilai
terbaik dari kedua ujian pre-test (maksimal 70). Nilai
perilaku, nilai laporan sementara/tugas sebelum praktikum
dan nilai keterampilan mahasiswa saat praktikum akan
diberikan oleh masing-masing dosen pengampu mata ajar
terkait.
2. Nilai akhir mata ajar praktikum merupakan nilai gabungan
antara nilai laporan akhir tiap materi praktikum (15%), nilai
postes (15%) dan nilai ident/ujian praktikum (70%) suatu
mata ajar dalam satu blok tersebut. Nilai laporan akhir
adalah nilai rerata dari nilai laporan akhir semua materi

19
kegiatan praktikum. Nilai postes adalah rerata nilai hasil
postes semua topik/semua dosen pengampu. Nilai
ident/ujian praktikum adalah rerata nilai dari semua dosen
pengampu ujian ident/ujian praktikum.
3. Nilai akhir Biomedik adalah rerata dari seluruh akhir mata
ajar praktikum dalam satu blok. Dalam satu blok dapat
berjalan lebih dari satu mata ajar praktikum.

Nilai praktikum biomedik merupakan bagian dari nilai


blok. Nilai blok dinyatakan lulus apabila setiap komponen
nilai (kognitif CBT, tutorial, praktikum ketrampilan klinik,
dan praktikum biomedik) dinyatakan lulus. Batas minimal
kelulusan biomedik adalah 70, baik nilai akhir
Biomedik maupun nilai akhir mata ajar praktikum.
Apabila mahasiwa tidak lulus praktikum biomedik, dapat
mengulang pada saat ujian remidi akhir semester
(ganjil/genap) atau remidi khususdengan syarat mahasiswa
telah mengikuti ujian praktikum mata kuliah biomedik
tersebut. Remidi akhir semester adalah ujian remidi yang
dilaksanakan pada akhir semester ganjil atau genap (setelah
blok ketiga dalam semester tersebut selesai). Remidi khusus
adalah ujian remidi yang dilaksanakan pada akhir proses
pembelajaran S1 (akhir blok 21/semester 7). Ujian remidi
akhir semester dilaksanakan maksimal 1 kali.Ujian remedi
khusus dilaksanakan maksimal 1 kali dalam setiap periode

20
remedi. Pada remedi akhir semester ganjil (1,2,3,7,8,9 dst),
mahasiswa boleh mengambil remidi mata kuliah biomedik
yang pernah diambil sesuai dengan blok yang ada pada
semester ganjil. Pada remedi akhir semester genap
(4,5,6,10,11,12 dst), mahasiswa boleh mengambil remidi
mata kuliah biomedik yang pernah diambil sesuai dengan
blok yang ada pada semester genap. Pada remedi khusus,
mahasiswa boleh mengambil semua remidi mata kuliah
biomedik yang pernah diambil.
Mahasiswa yang tidak hadir pada saat ujian tanpa
alasan yang dapat diterima, secara otomatis akan mendapat
nilai 0 pada ujian tersebut. Apabila saat ujian mahasiswa ijin
dengan alasan yang dapat diterima serta membawa surat
ijin, maka diperbolehkan mengikuti ujian susulan dengan
menghubungi dosen pembimbing praktikum dan
laboratorium biomedik. Ujian susulan hanya diberikan
1(satu) kali dengan batasan waktu H-1 Rapat Yudisium.
Hal-hal lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini
akan diatur kemudian sesuai kebijakan yang berlaku di
lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang.

21
FORMAT COVER LAPORAN AKHIR

LAPORAN
PRAKTIKUM (NAMA MATA AJAR)

(JUDUL TOPIK PRAKTIKUM)

Logo Unimus

Disusun oleh:
Nama Mahasiswa/NIM
Kelompok……

Pembimbing:
…………………

LABORATORIUM (NAMA MATA AJAR)


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

22
DAFTAR ISI

Cover ……………………………………………………………………………. 1
TimPenyusun Biomedik…………………………………………………. 2
Visi dan Misi Program Studi FK UNIMUS ………………………… 3
Lembar Pengesahan………………………………………………………... 4
Kata Pengantar ……………………………………………………………… 5
Area dan level kompetensi……………………………………………… 6
Tata tertib Pelaksanaan …………………………………………………. 7
Alur dan Tata Cara Kegiatan Praktikum Biomedik ………….. 10
Sistem Penilaian ……………………………………………………………. 18
Format cover ………………………………………………………………… 22
Daftar Isi ………………………………………………………………………. 23

MIKROBIOLOGI
Pembuatan Preparat dan Pewarnaan Jamur……………………. 25

PATOLOGI ANATOMI
Buccal Smear………………………………………………………………....... 39

23
MIKROBIOLOGI

24
PRAKTIKUM 1
PEMBUATAN PREPARAT DAN PEWARNAAN JAMUR

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melatih mahasiswa untuk dapat membuat preparat
basah untuk identifikasi jamur benang
2. Melatih mahasiswa untuk dapat membuat preparat
basah khamir (KOH)
3. Melatih mahasiswa untuk dapat mengidentifikasi jamur
dan khamir pada preparat awetan.

B. DASAR TEORI
Pengamatan morfologi/identifiksi jamur ini meliputi
pengamatan morfologi/identifikasi terhadap jamur benang
dan khamir yeast. Pengamatan mikroskopis jamur ini sangat
penting untuk identifikasi dan determinasi.
Pada pengamatan morfologi jamur benang perlu
diperhatikan:
1. Hifa : bersekat (septate) atau tidak (non-septate atau
coenocytic), transparan atau keruh, dan warnanya.
2. Spora seksual : oospora, askosopra, basidiospora atau
bentuk lain.
3. Spora aseksual : sporangiospora, konidiospora,
artrospora atau bentuk lain. Selain itu juga bentuk,
warna dan ukurannya.
4. Badan buah : kolumel, vesikula, dan tentukan juga
warna dan bentuknya.
5. Bentuk khusus : stolon, rhizoid,sel kaki,dsb.

Fungi:
1. Moulds (filamentous): memproduksi hifa dan miselium.
2. Yeasts: jamur uniselluler yang bereproduksi secara
bertunas (budding)

25
3. Dimorphic: tumbuh sebagai mould (lingkungan) atau
yeast (pada host manusia)

Kingdom fungi:
1. Phylum Zygomycota
2. Phylum Ascomycota
3. Phylum Basidiomycota
4. Phylum Chytridiomycota

A. Zygomycota
Zygomycota adalah jamur kapang yang memiliki hifa tidak
bersekat (aseptae) pada kondisi normal/vegetatif. Jamur ini
bersifat coenocytic (selnya berinti banyak) dan dapat
membentuk struktur dorman bersifat sementara yang disebut
zigospora.
Cara perkembangbiakan jamur dari
divisi Zygomycota melalui dua cara, yaitu aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora
yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa
akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium yang berisi
spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi
miselium baru. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual
dilakukan melalui peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa
jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa
betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan
ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa
jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti.
Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.

Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:


1. Biasa hidup sebagai saprofit
2. Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga
terlihat seperti pipa atau buluh
3. Dinding sel terdiri atas kitin
4. Tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-
sel yang berdinding

26
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam
divisi Zygomycota adalah sebagai berikut.
1. Mucor mucedo: hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan
dan hewan
2. Mucor javanicus: berperan dalam pembuatan tapai karena
jamur ini terdapat dalam ragi tapai
3. Rhizopus sp.: terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya
untuk memecah putih telur dan lemak.

a. Rhizopus stolonifer

`Gambar 1. Bagian-bagian dari Rhizopus stolonifer

Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis


jamur Zygomycotina. Jenis jamur ini memiliki hifa pendek
bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk
melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari
substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang
mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian
ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora), serta
terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada
rizoid dan sporangiofor)

27
Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti
dan menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Spora berada
pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila
jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat
cepat.

B. Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur yang berkembang
biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil)
yang disebut askus. Dinding selnya terdiri atas kitin.
Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri jamur dari
divisi Ascomycota. Bentuk hifa pada Ascomycota adalah bersekat
– sekat.
Kelompok jamur divisi Ascomycota dapat hidup sebagai saprofit,
parasit, atau bersimbiosis.

Reproduksi Aseksual Ascomycota


a. Ascomycota Uniseluler : Reproduksi secara aseksual dengan
pembelahan sel atau pelepasan tunas dari sel induk. Tunas yang
terlepas akan menjadi sebuah sel jamur baru. Namun, bila tidak
terlepas maka sel tunas akan membentuk rantai pseudohifa (hifa
semu).
b. Ascomycota Multiseluler : Reproduksi secara aseksual yang
dilakukan dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa dan
pembentukan spora aseksual konidiospora.

2. Reproduksi Seksual Ascomycota


a. Ascomycota Uniseluler : Reproduksi Ascomycota uniseluler
diawali dengan konjugasi atau penyatuan dua sel haploid (n)
yang berbeda jenis.
b. Ascomycota Multiseluler : Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-
masing memiliki kromosom haploid yang berdekatan. Hifa (+)
membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan
hifa (-) dengan membentuk anteridium (alat reproduksi jantan)

28
Kelompok jamur dari divisi ascomycota seperti
Aspergillus dan Penicillium, dapat ditemui di permukaan roti,
nasi, dan makanan yang sudah basi. Umumnya, jamur jenis ini
memiliki warna merah, cokelat, atau hijau.

Mycotoxin :
a. Aflatoxins - Aspergillus spp
b. Citrinin – Penicillium spp

29
a. Aspergillus sp

Gambar 2. Bagian-bagian dari Aspergillus sp


Jamur Aspergillus bersifat patogen fakultatif, banyak
ditemukan di tempat lembab dan basah, misalnya di ruang
bawah tanah, di lubang galian tanah, pada makanan maupun di
luka terbuka yang terpapar jamur dari lingkungan. Aspergillus
fumigatus adalah penyebab umum infeksi pada manusia, baik
aspergilosis bentuk invasif maupun yang non invasif
(aspergiloma/bola jamur). Morfologi jamur menunjukkan
bentuk kepala konidia yang kolumnar.

30
b. Penicillium sp
Penicillium mempunyai hifa yang bersepta dan konidia
yang halus diatas phialid yang keluar dari metula. Konidiofor
mempunyai 4-5 metula, yang masing-masing metula mempunyai
4-6 phialide. Hialohifomikosis adalah infeksi jamur
hyphomycetes yang tidak berpigmen yang jaringannya adalah
miselium. Termasuk dalam kelompok jamur ini adalah
Penicillium, Fusarium, Acremonium, Paecilomyces, Beauveria dan
Scopulariopsis. Penicillium marneffei yang endemik di Asia
Tenggara, banyak menimbulkan infeksi pada orang dengan
immunocompromised dan jarang terjadi pada penderita yang
imunocompetent.

31
Gambar 3. Bagian-bagian dari Penicillium chrysogenum

Pengamatan Khamir
Khamir adalah jamur uniseluler yang mikroskopis dan
tidak membentuk percabangan permanen. Khamir disebut juga
yeast dan umumnya berkembang biak dengan tunas (budding)
atau melalui pembelahan sel (binary fission) disebut fission yeast.

32
Morfologinya berbeda dengan sebagian besar jamur yang
tumbuh sebagai hifa yang menyerupai benang.
Candida spp. mempunyai dua morfologi. Pada keadaan
normal, Candida spp. berada dalam bentuk ragi, yang
merupakan sel tunggal. Dalam bentuk ini, Candida spp.
bereproduksi dengan membentuk blastospora, yaitu spora yang
dibentuk dengan pembentukan tunas. Dalam proses ini, sel ragi
Candida spp. membentuk tunas yang kemudian tumbuh semakin
besar dan akhirnya melepaskan diri melalui proses budding.
Pada kondisi tertentu, termasuk pada saat menginfeksi,
organisme ini dapat mengalami perubahan morfologi menjadi
lebih bersifat invasif, yaitu bentuk hifa atau miselial atau
filamentous. Dalam bentuk miselial, Candida spp. membentuk
hifa dan pseudohifa. Hifa berbentuk tabung, terbentuk dari
blastospora yang terus menerus mengalami pertumbuhan pada
apeksnya, yang pada stadium awal terlebih dahulu membentuk
germ tube, sehingga tidak terdapat septum antara blastospora
dan bagian sel yang tumbuh.
Pseudohifa terbentuk dari sel tunas, seperti blastospora,
yang bermultiplikasi, tetapi sel anak tidak lepas dari sel
induknya dan terus menerus memanjang sehingga menyerupai
hifa, sehingga terdapat septum antara blastospora dan bagian sel
yang tumbuh, serta pada bagian ini terdapat bagian yang
menyempit. Bila Candida spp. berada di lingkungan yang tidak
optimal untuk melakukan pertumbuhan atau pun ditanam di
medium tertentu, organisme ini dapat membentuk
klamidospora, yaitu spora aseksual yang terbentuk dari suatu sel
atau segmen hifa yang membulat dan membesar, serta
dindingnya mengalami penebalan. Klamidiospora dibentuk di
sepanjang hifa berseptum ataupun di terminal, dan semakin
lama semakin banyak, sehingga hifa tersebut akhirnya tertutup
dan tidak lagi terlihat jelas.

33
Gambar 4. Candida albicans

C. BAHAN DAN ALAT


1. Pembuatan Preparat Jamur
a. Media roti berjamur
b. Larutan mounting medium Laktofenol
c. Ose jarum
d. Gelas benda dan deck glass
e. Lampu spiritus
f. Mikroskop dan tissue lensa
g. Xylol
h. Preparat awetan Rhizopus stolonifer, Aspergillus sp,
Penicillium sp, mikrokonidia, makrokonidia.
2. Pewarnaan Jamur
a. Biakan murni Candida albicans.
b. Alkohol 70%
c. Larutan KOH 10%
d. Larutan Methyleen blue 0,01%
e. Gelas benda dan deck glass
f. Lampu spiritus
g. Ose jarum
h. Mikroskop, xylol, tissue

34
D. CARA KERJA
Preparat basah jamur benang:
1. Bersihkan gelas benda dengan alcohol sampai bersih
(bebas dari lemak dan debu).
2. Ambil sedikit biakan jamur dengan ose jarum dan
kemudian letakkan pada gelas benda.
3. Kemudian teteskan larutan mounting medium
Laktofenol pada bagian atas biakan.
4. Jika masa,miselium jamur mengumpul, maka regangkan
dengan ose jarum
5. Tutup dengan deck glass dan periksa di bawah
mikroskop dengan perbesaran sedang
6. Laporkan hasilnya. Gambar dan beri keterangan
Pewarnaan Jamur dengan KOH
1. Bersihkan gelas benda dan deck glass sampai bebas
debu dan lemak, dengan menggunakan alcohol 70%,
lalu fiksasi di atas nyala api spiritus
2. Ambil secara aseptic 1 ose biakan Candida albicans.
3. Letakkan 1 tetes KOH 10% dan 1 tetes larutan
Methylene Blue 0,01% diatas smear Candida albicans
tanpa menyentuh hasil smear.
4. Tutup dengan deck glass. Jaga jangan sampai terbentuk
gelembung udara pada waktu meletakkan deck glass.
5. Beri label pada ujung gelas benda
6. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran sedang
7. Laporkan hasilnya, pada format laporan sebagai berikut.

35
TugasPraktikan :
1. Membuat preparat dengan pengecatan laktofenol &
KOH
2. Bandingkan preparat hasil buatan praktikan dengan
preparat awetan yang disediakan.
3. Gambar dan berikan penjelasan pada buku laporan

1. Rhizopus stolonifer
Hifa tidak bersepta,
3 Jenis hifa :
-Sporangiophore
- Stolon
-Rhizoid
Sporangium
Spora

2. Aspergillus sp
Konidia
Phialid/Sterigmata
Metulae
Vesikel
Konidiophor
Hifa bersepta

3. Penicilium sp

Konidiospora
Phialid/Sterigmata
Konidiophor
Hifa bersepta

36
4. Candida albicans.
Yeast-like cells
Klamidiospora
Blastospora
Pseudohifa
Germ tube
5. Saccharomyces cereviceae
Sel hidup
Sel mati
Sel yeast
tunas
6. Mikrokonidia

7. Makrokonidia

37
PATOLOGI ANATOMI

38
PRAKTIKUM 1
BUCCAL SMEAR

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat melakukan prosedur buccal smear dan
menganalisis hasilnya melalui pengamatan mikroskopis.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Harris hematoksilin
2. OG. 6
3. EA-50
4. Alcohol 100%
5. Alcohol 96% (etil alcohol)
6. Alcohol 80 %
7. Alcohol 70%
8. Alcohol 50%
9. Xylol
10. Aquadest
11. Mountain medium
12. HCl 0,25%
13. Objek glass yang sudah diolesi albumin
14. Tongue spatula
15. Deck glass
16. Mikroskop binokuler
17. Canada balsam/entelan
18. Staining jar 25 buah
19. Timer

C. CARA KERJA
1. Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan
2. Object glass diberi identitas probandus masing-masing
3. Lakukan swab pada mukosa mulut teman pasangan
bergantian

39
4. Oleskan spatula yang telah mengandung lender/cairan
mukosa mulut ke objek glass yang sudah disiapkan
(sudah dioles albumin)
5. Keringkan sebentar dan selanjutnya dicelupkan
kedalam alcohol 96% selama 15 menit untuk fiksasi.
6. Lakukan pengecatan papanicolou sesuai dengan
prosedur (keterangan dibagian bawah).
7. Sesudah selesai pengecatan, tetesi sediaan dengan
Canada balsam/entelan, lalu tutup dengan deck glass,
tunggu kering.
8. Sediaan siap dilihat dengan mikroskop untuk
mencari/melihat ada tidaknya Barr bodies (Barr bodies
dijumpai menempel pada bagian dalam dinding inti sel).
9. Hasil :
- Bila ditemukan <5 dipastikan laki-laki
- Bila ditemukan 5-10 meragukan
- Bila ditemukan > 10 berarti perempuan

Prosedur pengecatan papanicolau


1. Masukkan object glass yang sudah difiksasi dalam
alkohol 96% (sebanyak 10 kali celupan)
2. Masukkan dalam alkohol 80% sebanyak 10 kali celupan
3. Masukkan dalam alkohol 70% sebanyak 10 kali celupan
4. Masukkan dalam alkohol 50% sebanyak 10 kali celupan
5. Masukkan dalam aquadest 1 kali celupan
6. Rendam dalam haematoxillin selama 15 menit
7. Letakkan pada air mengalir selama 5 menit
8. Masukkan dalam alkohol 50% sebanyak 10 kali celupan
9. Masukkan dalam alkohol 70% sebanyak 10 kali celupan
10. Rendam dalam orange G-6 selama 5 menit
11. Masukkan dalam alkohol 70% sebanyak 10 kali celupan
12. Masukkan dalam alkohol 70% sebanyak 10 kali celupan
13. Rendam dalam EA-50 selama 5 menit

40
14. Masukkan dalam alkohol 70% sebanyak 10 kali celupan
15. Masukkan dalam alkohol 80% sebanyak 10 kali celupan
16. Masukkan dalam alkohol 96% sebanyak 10 kali celupan
17. Keringkan selama 5 menit (tiriskan)
18. Masukkan dalam xylol sebanyak 10 kali celupan
19. Masukkan dalam xylol sebanyak 10 kali celupan
20. Rendam dalam xylol selama 15 menit
21. Pres dengan kertas saring

Gambar 14. Barr bodies

41
LAPORAN PRAKTIKUM BUCCAL SMEAR
Nama mahasiswa :
NIM :
Materi :
Hari/tanggal :
Pembimbing :
 Alat dan bahan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….

 Cara kerja :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

 Hasil pengamatan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

 Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

42

Anda mungkin juga menyukai