FARMAKOLOGI DASAR
(EDISI 2)
1
PETUNJUK PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI DASAR (EDISI 2)
Edisi 2
Tahun 2024
Penanggung jawab
Dr. apt. Nutrisia Aquariushinta Sayuti, M.Sc.
Penulis
apt. Nur Atikah, M.Sc.
apt. Dwi Subarti, M.Sc.
2
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan telah mendapat pengesahan sebagai buku petunjuk praktikum
DIII Farmasi
Dr. apt. Nutrisia Aquariushinta S., M.Sc. apt. Nur Atikah, M.Sc.
NIP. 1 1981012420222122001 NIP. 199007302020122007
3
VISI MISI
VISI
Menjadi Program Studi D3 Farmasi yang menghasilkan Ahli Madya Farmasi yang unggul kompetitif
dan mampu bersaing di pasar global dengan keunggulan dibidang handling sitostatika dan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker, stroke dan kardiovaskuler
serta mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi pada Tahun 2035.
MISI
1. Menyelenggarakan Program Studi D3 Farmasi yang menghasilkan Ahli Madya Farmasi yang
profesional, kompetitif, dan berwawasan global dengan keunggulan di bidang handling
sitostatika dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker, stroke
dan kardiovaskuler serta mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi.
2. Menyelenggarakan penelitian yang mendukung program pendidikan yang unggul pada bidang
handling sitostatika dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker,
stroke dan kardiovaskuler serta mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat bidang handling sitostatika dan komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker, stroke dan kardiovaskuler serta
mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
4
KATA PENGANTAR
Selamat datang dalam mata kuliah praktikum farmakologi dasar, mata kuliah
praktikum ini merupakan mata kuliah pendukung untuk mata kuliah teori farmakologi
dasar. Topik pada mata kuliah ini terdiri dari penerapan farmakologi obat antifungi
dan antiparasit, antituberculosis, antibiotik, dan antivirus dalam simulasi resep-resep
obat, kemudian latihan menghitung konversi dosis pada hewan uji, praktikum
pemeliharaan hewan uji, pemilihan hewan uji, cara pemberian obat pada hewan uji,
pengujian efek absorbsi obat, dan pengaruh metabolisme obat. Melalui mata kuliah
ini anda mampu melakukan analisis obat-obatan secara farmakologi dalam resep,
mengamati efek-efek farmakokinetik dan farmakodinamik obat melalui hewan uji,
mengembangkan keterampilan bereksperimen, keterampilan berpikir dan bekerja
secara ilmiah, selain itu melalui mata kuliah ini anda dapat memperoleh ide-ide yang
dapat dikembangkan menjadi tema dalam menyusun karya tulis ilmiah (KTI).
Mata kuliah ini menuntut anda untuk menerapkan konsep-konsep
farmakokinetik dan farmakodinamik dalam praktikum, selain itu anda juga dituntut
untuk mampu menangani hewan uji, mengamati dan mencatat hasil percobaan,
menganalisis data hasil percobaan, serta menyimpulkan hasil percobaan. Setelah
mengikuti mata kuliah ini diharapkan anda mampu membuat laporan Praktikum
Farmakologi Dasar.
Buku petunjuk praktikum farmakologi dasar ini merupakan panduan
praktikum yang diambil dari buku praktikum farmakologi yang disusun oleh Pusdik
SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan literatur lain yang
sesuai. Penulis menyadari bahwa buku penuntun praktikum ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan
berikutnya. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi semua yang
menggunakannya.
Penulis
5
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa wajib datang tepat waktu serta mengisi daftar absensi sebelum
praktikum dimulai. Jika terlambat lebih dari 5 menit tanpa alasan yang jelas
tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Mahasiswa yang berhalangan hadir harus memberikan surat
pemberitahuan yang sudah diserahkan sebelum praktikum dimulai.
3. Tidak hadir tanpa pemberitahuan dianggap gugur, kehadiran wajib
mata kuliah praktikum 100%.
4. Setiap mahasiswa diwajibkan membawa pensil, bolpoin, pensil warna
dan alat tulis lainnya serta membawa lap kering, tisu, dan APD (Alat Pelindung
Diri).
5. Selama praktikum dan pengamatan mahasiswa harus memakai jas
praktikum dan tidak diperkenankan memakai sandal jepit/sepatu kuliah.
6. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa harus sudah mempelajari petunjuk
praktikum dan pustaka penunjang lainnya untuk materi praktikum yang
bersangkutan dan membuat persiapan pada buku laporan sementara praktikum.
7. Sebelum praktikum dimulai, cek kembali alat-alat atau bahan yang dibutuhkan.
Peminjaman dan pengembalian alat-alat laboratorium sesuai aturan
laboratorium. Apabila terdapat gangguan atau kerusakan alat harus dilaporkan
secepatnya.
8. Selama praktikum berlangsung tidak diperkenankan meninggalkan
ruang praktikum tanpa ijin dari dosen/PLP.
9. Semua alat/meja harus kembali bersih setelah praktikum selesai.
10. Alat praktikum yang rusak/hilang/pecah selama masih dalam peminjaman, wajib
diusahakan gantinya sesuai dengan spesifikasi alat tersebut secepat mungkin.
Semua peralatan yang dipinjam setiap kelompok praktikum, disediakan
labolatorium untuk pemakaian bersama sehingga menjadi tanggung jawab
seluruh kelompok yang praktikum pada hari yang bersangkutan.
11. Mahasiswa harus berhati-hati dalam bekerja.
12. Selesai praktikum mahasiswa wajib membuat laporan akhir dikumpulkan
seminggu setelah pelaksanaan praktikum.
6
13. Hal-hal yang belum diatur di tata tertib ini akan diatur dikemudian hari oleh
dosen pengampu mata kuliah.
7
PEDOMAN BEKERJA DENGAN HEWAN UJI
8
PRAKTIKUM 1
ASISTENSI PRAKTIKUM
TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM
I. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan praktikum sesuai CPMK (Capaian
Pembelajaran Mata Kuliah) dan dapat menggunakan alat praktikum.
II. Teori
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari
pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun
fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup.
Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia
khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut
farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu:
1. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang
berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari
mineral dan hewan.
Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu
farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir
peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru berdasarkan
penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak
phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto =
tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak
Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur
hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium)
sebagai obat pencegah migrain.
2. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.
Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar
menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh
untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari
(farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan
9
terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic
equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an
dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
3. Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya,
bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distrtibusinya ke
tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana
perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal.
Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang
dilakukan oleh tubuh terhadap obat.
4. Farmakodinamika, mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup
terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi
yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek
yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
5. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap
tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika,
karena efek terapi obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.
6. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit
atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang
hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di
satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas
pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat –
zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.
Peralatan yang biasa digunakan dalam melakukan uji obat secara
farmakologi yaitu:
1. Sarung Tangan Kain
12
Gambar 1.7 Skala pada neraca ohaus 4 lengan
Jenis timbangan yang digunakan untuk mengukur berat badan mencit
dan tikus di laboratorium adalah neraca ohaus 3 lengan dan 4 lengan.
Setimbangkan dahulu neraca pada angka nol di ujung skala
timbangan, anda dapat memutar knop untuk melakukannya. Setelah
setimbang, anda baru dapat melakukan penimbangan. Penimbangan
dilakukan dengan menempatkan hewan uji di tempat beban, kemudian
anda dapat menggeser anting/pemberat pada lengan neraca sampai
lengan setimbang, hal tersebut menunjukkan berat dari hewan uji.
13
digunakan terutama ketika pemberian obat uji melalui vena ekor
mencit/tikus.
7. Sonde
8. Spuit/Syring
14
Perbedaannya hanya terdapat pada penggantian jarum/needle dan
kebutuhan ukuran volume spuit (1, 3, 5 dan 10 ml).
9. Needle
15
Panjang Jarum
Pilihan terbaik untuk panjang jarum bergantung pada ukuran
seseorang, misalnya anak kecil memerlukan jarum yang lebih pendek
daripada orang dewasa. Tempat jarum ditusukkan juga penting.
Beberapa obat dapat diserap tepat di bawah kulit, sementara obat lain
perlu disuntikkan ke dalam otot. Suntikan subkutan dimasukkan ke
dalam jaringan lemak tepat di bawah kulit. Suntikan ini cukup dangkal.
Jarum yang dibutuhkan berukuran kecil dan pendek (biasanya
panjangnya satu setengah hingga lima per delapan inci) dengan
ukuran 25 hingga 30.
Suntikan intramuskular langsung masuk ke otot. Karena otot
lebih dalam dari kulit, jarum yang digunakan untuk suntikan ini harus
lebih tebal dan panjang. Jarum dengan ukuran 20 atau 22 G dan
panjang 1 atau 1,5 inci biasanya paling baik untuk injeksi
intramuskular.
Anda juga perlu memikirkan berapa banyak lemak tubuh yang
harus dilewati jarum suntik. Orang yang lebih kurus mungkin dapat
menggunakan jarum sepanjang satu inci, tetapi orang yang lebih berat
mungkin memerlukan jarum yang panjangnya satu setengah inci.
16
11. Stopwatch
18
PRAKTIKUM 2
TELAAH FARMAKOLOGI OBAT ANTIBIOTIK BETA LACTAM,
VANCOMYCIN, TETRASIKLIN, AMINOGLIKOSIDA
I. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan telaah farmakologi obat antibiotik beta laktam,
vancomycin, tetrasiklin, aminoglikosida
II. Teori
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang obat
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh sifaf fisika-kimiawinya terhadap
tubuh, respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, nasib yang dialami
obat dalam tubuh, dan kegunaan obat bagi kesembuhan.
Pengelompokan obat dalam farmasi dibedakan menjadi beberapa
golongan, yaitu:
1. Penggolongan obat berdasarkan jenis
19
2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
a. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat
bakteri atau mikroba. Contoh: antibiotik
b. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit.
Contoh: vaksin, dan serum.
c. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, seperti meredakan nyeri.
Contoh: analgesik.
d. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang
kurang. Contoh: vitamin dan hormon.
e. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung
zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya
dalam keadaan sakit. Contoh: aqua pro injeksi dan tablet placebo.
3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
a. Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral (melalui
mulut). Contoh: tablet antibiotik, parasetamol.
b. Obat luar yaitu obat-obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian
luar. Contoh: sulfur salep, caladine, dan lain-lain.
4.Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
a. Sistemik: obat atau zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah.
b. Lokal: obat atau zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi
bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata,
kulit, dan lain-lain.
5. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
a. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan
mineral) seperti, jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida
jantung). Dari hewan: plasenta, otak menghasilkan serum rabies,
kolagen.
b. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-
reaksi kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan
mereaksikan metanol dan asam salisilat (Nuryati, 2017).
ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah senyawa alami yang dihasilkan oleh jamur atau
mikroorganisme lain yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit pada
20
manusia ataupun hewan.Beberapa antibiotika merupakan senyawa sintetis
(tidak dihasilkan oleh mikroorganisme) yang juga dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri. Meski antibiotika memiliki banyak
manfaat, tetapi penggunaannya telah berkontribusi terhadap terjadinya
resistensi (Katzung, 2007).
Berdasarkan spektrum atau kisaran terjadinya, antibiotik dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Antibiotik berspektrum sempit (narrow spektrum), yaitu antibiotik yang
hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya
hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram negatif saja.
Antibiotik yang termasuk dalam golongan ini adalah penisilin,
streptomisin, neomisin, basitrasin.
2. Antibiotik berspektrum luas (broad spektrum), yaitu antibiotik yang dapat
menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun
negatif. Antibiotik yang termasuk golongan ini yaitu tetrasiklin dan
derivatnya, kloramfenikol, ampisilin, sefalosporin, carbapenem dan lain-
lain.
Klasifikasi antibiotik berdasarkan struktur kimianya sebagai berikut:
1. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin (sefaleksin,
sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). Penisilin adalah suatu agen
antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis Penicillium
chrysognum (Tjay dan Rahardja, 2007).
2. Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-
jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa dan
turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-aminodi dalam
molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas
dan meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga aktif
terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram-positif. Aktifitasnya
adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri
dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Contohnya streptomisin,
gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin (Tjay dan Rahardja,
2007).
21
3. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya
melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid
lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein
kuman. Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci gram
positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli. Tidak efektif
Pseudomonas dan Proteus, tetapi aktif terhadap mikroba khusus
Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trachoma dan penyakit
kelamin), dan beberapa protozoa (amuba) lainnya. Contohnya tetrasiklin,
doksisiklin, dan monosiklin (Tjay dan Rahardja, 2007).
4. Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama
bakteri grampositif dan spectrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme
kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering
dapat menyebabkan resistensi. Absorbsinya tidak teratur, agak sering
menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya singkat,
maka perlu ditakarkan sampai 4x sehari (Tjay dan Rahardja, 2007).
5. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan oleh srteptomyces lincolnensis.
Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit daripada
makrolida,n terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob.
Berhubung efek sampingnya hebat kini hanya digunakan bila terdapat
resistensi terhadap antibiotika lain. Contohnya linkomisin.
6. Antibiotik golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat
bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap
enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan.
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK)
tanpa komplikasi (Tjay dan Rahardja, 2007).
7. Antibiotik golongan kloramfenikol, kloramfenikol mempunyai spektrum
luas. Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua kuman gram
positif dan sejumlah kuman gram negatif. Mekanisme kerjanya
berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya
kloramfenikol (Tjay dan Rahardja, 2007).
22
III. Tugas Praktikum
a. Buatlah daftar obat generik sesuai golongannya pada format tabel di
bawah ini, tambahkan baris ke bawah sesuai dengan jumlah jenis obat
yang anda harus lengkapi berdasarkan berbagai literatur.
b. Beri daftar pustaka setelah tabel (daftar pustaka sebanyak-banyaknya)
c. Font penulisan arial 12 pt
NAMA: ……………………….(NIM: …………)
KELAS: ……………..
Golongan: Penisilin
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Sefalosporin Generasi 1
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Sefalosporin generasi 2
Mekanisme kerja:
Indikasi:
23
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Sefalosporin generasi 3
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Sefalosporin generasi 4
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Karbapenem
Mekanisme kerja:
24
Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Monobaktam
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Vankomisin
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Tetrasiklin
25
Mekanisme kerja:
Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Aminoglikosida
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
DAFTAR PUSTAKA:
1.
2.
3.
PRAKTIKUM 3
27
TELAAH FARMAKOLOGI OBAT ANTIBIOTIK MAKROLIDA,
KLINDAMISIN, KLORAMFENIKOL, FLUOROQUINOLONE DAN
ANTAGONIS FOLAT
I. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan telaah farmakologi obat antibiotik makrolida,
klindamisin, kloramfenikol, fluoroquinolone dan antagonis folat
II. Teori
Golongan Makrolida biasanya diberikan secara oral, dan memiliki aktifitas
sebagai antibiotik spektrum sempit sama halnya dengan benzilpenisilin
terutama aktif melawan bakteri gram positif dan dapat digunakan sebagai
obat alternatif pada pasien yang sensitif terhadap antibiotik golongan
penisilin, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh streptokokus,
stafilokokus, pneumokokus, dan klosridium. Namun golongan makrolida ini
tidak efektif pada penyakit meningitis karena tidak menembus sistem saraf
pusat dengan adekuat (Neal dalam Erlangga,2017). Contoh antibiotik
makrolida adalah erythromycin, clarithromycin, azithromycin dan
troleandomycin. Eritromisin merupakan antibiotik yang sering diresepkan
pada golongan ini (Mosby dalam Erlangga, 2017).
Golongan flurokuinolon ini dapat digunakan untuk infeksi sistemik.
Daya antibakteri fluorokuinolon jauh lebih besar dibandingkan kelompok
kuinolon lama. Golongan flurokuinolon ini aktif terhadap kuman gram negatif,
namun dalam beberapa tahun terakhir telah dipasarkan fluorokuinolon baru
yang mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram positif,
contoh golongan ini adalah siprofloksasin, pefloksasin, dan lain-lain
(Setiabudy dalam Erlangga, 2017).
Aminoglikosida merupakan salah satu antibiotik yang tertua yang
dikenal sejak tahun 1944, antibiotik streptomisin merupakan produk dari
bakterium Streptomyces griseus. Selain itu, terdapat juga antibiotik seperti
neomisin, gentamisin, tobramisin, dan amikasin. Seperti penisilin, golongan
ini aktif terhadap kedua bakteri gram negatif dan gram positif. Aminoglikosida
merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang
28
terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa (Hauser dalam Erlangga,
2017).
Golongan tetrasiklin bekerja dengan cara menghambat sintesis protein
bakteri pada ribosomnya. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang
bersifat bakteriostatik. Hanya mikroba yang cepat membelah yang
dipengaruhi oleh obat golongan tetrasiklin ini. Golongan Tetrasiklin
merupakan antibiotik yang beraktifitas sebagai antibakteri spektrum luas
yang meliputi kuman gram positif dan negatif, aerobik dan anaerobik.
Antibiotik tetrasiklin merupakan obat yang sangat efektif untuk infeksi
Mycoplasma pneumonia, Chlamydia trachomatis, dan berbagai riketsia
(Setiabudy dkk dalam Erlangga, 2017).
31
f. Bila tidak dapat diselesaikan, nilai 1 resep adalah 20 poin, dan perolehan
poin yaitu jumlah resep dikali 20
32
FORMAT PORTOFOLIO PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DASAR (UJI HEWAN)
1. COVER PORTOFOLIO
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK :
NAMA :
HARI/JAM PRAKTIKUM :
DOSEN PEMBIMBING : apt. NUR ATIKAH, M.Sc.
apt. DWI SUBARTI, M.Sc.
33
2. ISI PORTOFOLIO AWAL/SEMENTARA
Portofolio awal/sementara dibuat oleh masing-masing mahasiswa dengan
susunan:
A. Tujuan Praktikum
B. Alat dan Bahan
C. Perhitungan (bila ada)
D. Cara kerja
E. Tabel hasil (Hanya dituliskan kolom-kolomnya, isi tabel kosong, akan diisi
ketika praktikum)
Portofolio awal/sementara ditulis tangan pada kertas double folio,
menyertakan cover seperti pada format. Portofolio awal dikumpulkan
sebelum praktikum dimulai (sebelum pre-test), kemudian akan
ditandatangani oleh dosen/PLP dan disteples bersama portofolio akhir.
Bila tidak membawa portofolio awal, maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
35
Kemenkes RI, 2014. ‘Kementerian Kesehatan Republik Indonesia’,
Profil Kesehatan Indonesia. URL:
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-
pusdatin-profil-kesehatan.html (diakses tanggal 27/8/2015).
36