Anda di halaman 1dari 36

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI DASAR
(EDISI 2)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2024

1
PETUNJUK PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI DASAR (EDISI 2)

Edisi 2
Tahun 2024

Penanggung jawab
Dr. apt. Nutrisia Aquariushinta Sayuti, M.Sc.

Layout & Tatabahasa


Vilian Septiana, A.Md.Farm
Elvin Sefiadita, A.Md.Farm
Ivan Nuryanto, A.Md.Farm
Ardian Julianto, A.Md.
Wildan Novian, A.Md.Farm.
Syifa Octa Maulidia, S.Farm

Penulis
apt. Nur Atikah, M.Sc.
apt. Dwi Subarti, M.Sc.

Program Studi DIII Farmasi


Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta

2
HALAMAN PENGESAHAN

Modul praktikum Prodi DIII Farmasi Politeknik Kesehatan Surakarta dengan


judul Modul Praktikum:

“ Farmakologi Dasar (Edisi 2)”

Telah diperiksa dan telah mendapat pengesahan sebagai buku petunjuk praktikum
DIII Farmasi

Klaten, 03 Januari 2023


Ketua Jurusan Farmasi Koordinator Mata Kuliah

Dr. apt. Nutrisia Aquariushinta S., M.Sc. apt. Nur Atikah, M.Sc.
NIP. 1 1981012420222122001 NIP. 199007302020122007

3
VISI MISI

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

VISI
Menjadi Program Studi D3 Farmasi yang menghasilkan Ahli Madya Farmasi yang unggul kompetitif
dan mampu bersaing di pasar global dengan keunggulan dibidang handling sitostatika dan
komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker, stroke dan kardiovaskuler
serta mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi pada Tahun 2035.

MISI

1. Menyelenggarakan Program Studi D3 Farmasi yang menghasilkan Ahli Madya Farmasi yang
profesional, kompetitif, dan berwawasan global dengan keunggulan di bidang handling
sitostatika dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker, stroke
dan kardiovaskuler serta mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi.
2. Menyelenggarakan penelitian yang mendukung program pendidikan yang unggul pada bidang
handling sitostatika dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker,
stroke dan kardiovaskuler serta mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat bidang handling sitostatika dan komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) terutama pada pasien kanker, stroke dan kardiovaskuler serta
mampu menjadi enterpreneur di bidang Farmasi.

4. Menyelenggarakan Tata Kelola Penyelenggaraan pendidikan yang akuntabel dengan jaminan


mutu.

5. Mengembangkan Kemitraan dengan institusi lain baik nasional maupun internasional.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi

Dr. apt. Nutrisia Aquariushinta, S, S.Farm., M.Sc.

4
KATA PENGANTAR

Selamat datang dalam mata kuliah praktikum farmakologi dasar, mata kuliah
praktikum ini merupakan mata kuliah pendukung untuk mata kuliah teori farmakologi
dasar. Topik pada mata kuliah ini terdiri dari penerapan farmakologi obat antifungi
dan antiparasit, antituberculosis, antibiotik, dan antivirus dalam simulasi resep-resep
obat, kemudian latihan menghitung konversi dosis pada hewan uji, praktikum
pemeliharaan hewan uji, pemilihan hewan uji, cara pemberian obat pada hewan uji,
pengujian efek absorbsi obat, dan pengaruh metabolisme obat. Melalui mata kuliah
ini anda mampu melakukan analisis obat-obatan secara farmakologi dalam resep,
mengamati efek-efek farmakokinetik dan farmakodinamik obat melalui hewan uji,
mengembangkan keterampilan bereksperimen, keterampilan berpikir dan bekerja
secara ilmiah, selain itu melalui mata kuliah ini anda dapat memperoleh ide-ide yang
dapat dikembangkan menjadi tema dalam menyusun karya tulis ilmiah (KTI).
Mata kuliah ini menuntut anda untuk menerapkan konsep-konsep
farmakokinetik dan farmakodinamik dalam praktikum, selain itu anda juga dituntut
untuk mampu menangani hewan uji, mengamati dan mencatat hasil percobaan,
menganalisis data hasil percobaan, serta menyimpulkan hasil percobaan. Setelah
mengikuti mata kuliah ini diharapkan anda mampu membuat laporan Praktikum
Farmakologi Dasar.
Buku petunjuk praktikum farmakologi dasar ini merupakan panduan
praktikum yang diambil dari buku praktikum farmakologi yang disusun oleh Pusdik
SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan literatur lain yang
sesuai. Penulis menyadari bahwa buku penuntun praktikum ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan
berikutnya. Akhir kata semoga buku ini bermanfaat bagi semua yang
menggunakannya.

Klaten, Januari 2024

Penulis

5
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Mahasiswa wajib datang tepat waktu serta mengisi daftar absensi sebelum
praktikum dimulai. Jika terlambat lebih dari 5 menit tanpa alasan yang jelas
tidak diperkenankan mengikuti praktikum.
2. Mahasiswa yang berhalangan hadir harus memberikan surat
pemberitahuan yang sudah diserahkan sebelum praktikum dimulai.
3. Tidak hadir tanpa pemberitahuan dianggap gugur, kehadiran wajib
mata kuliah praktikum 100%.
4. Setiap mahasiswa diwajibkan membawa pensil, bolpoin, pensil warna
dan alat tulis lainnya serta membawa lap kering, tisu, dan APD (Alat Pelindung
Diri).
5. Selama praktikum dan pengamatan mahasiswa harus memakai jas
praktikum dan tidak diperkenankan memakai sandal jepit/sepatu kuliah.
6. Sebelum praktikum dimulai, mahasiswa harus sudah mempelajari petunjuk
praktikum dan pustaka penunjang lainnya untuk materi praktikum yang
bersangkutan dan membuat persiapan pada buku laporan sementara praktikum.
7. Sebelum praktikum dimulai, cek kembali alat-alat atau bahan yang dibutuhkan.
Peminjaman dan pengembalian alat-alat laboratorium sesuai aturan
laboratorium. Apabila terdapat gangguan atau kerusakan alat harus dilaporkan
secepatnya.
8. Selama praktikum berlangsung tidak diperkenankan meninggalkan
ruang praktikum tanpa ijin dari dosen/PLP.
9. Semua alat/meja harus kembali bersih setelah praktikum selesai.
10. Alat praktikum yang rusak/hilang/pecah selama masih dalam peminjaman, wajib
diusahakan gantinya sesuai dengan spesifikasi alat tersebut secepat mungkin.
Semua peralatan yang dipinjam setiap kelompok praktikum, disediakan
labolatorium untuk pemakaian bersama sehingga menjadi tanggung jawab
seluruh kelompok yang praktikum pada hari yang bersangkutan.
11. Mahasiswa harus berhati-hati dalam bekerja.
12. Selesai praktikum mahasiswa wajib membuat laporan akhir dikumpulkan
seminggu setelah pelaksanaan praktikum.

6
13. Hal-hal yang belum diatur di tata tertib ini akan diatur dikemudian hari oleh
dosen pengampu mata kuliah.

7
PEDOMAN BEKERJA DENGAN HEWAN UJI

1. Praktikan lainnya harus selalu memperlakukan hewan sebagai makhluk perasa


(sentient) dengan kasih sayang, menganggap penting arti pemeliharaan dan
penggunaan hewan yang tepat, dan mengerti cara penghindaran dan
pengurangan ketidaknyamanan, kesusahan, dan rasa nyeri pada hewan
sebagai keharusan etis.
2. Mencit dapat dipegang dengan cara menjepit kulit di bagian leher belakang
(tengkuk) dengan ibu jari dan jari telunjuk. Sedangkan tikus dipegang dengan
jari telunjuk dan jari tengah untuk menjepit kepalanya, sementara tangan yang
lain digunakan untuk memegang ekor dan menahan bagian bawah badan tikus.
3. Praktikan harus menggunakan handscoon dan sarung tangan kain untuk
menghindari tangan dari gigitan hewan uji
4. Hewan uji biasanya memberikan hasil dengan deviasi yang lebih besar
dibandingkan dengan percobaan in vitro karena adanya variasi biologis. Maka
untuk menjaga agar variasi tersebut minimal, hewan dengan spesies /strain,
usia, dan jenis kelamin yang sama, dipelihara pada kondisi yang sama pula.
5. Hewan yang digunakan untuk keperluan penelitian harus disediakan kondisi
hidup yang baik.
6. Hewan uji diberi akses makanan dan air minum yang sesuai dan memadai
untuk kesehatan hewan mencakup jumlah dan komposisi nutrisi.
7. Untuk mengurangi variasi biologi hewan uji dipuasakan semalam sebelum
percobaan. Pada periode ini hewan uji diperbolehkan minum.
8. Pemusnahan hewan uji
Cara terbaik untuk membunuh hewan uji tikus dan mencit yaitu dengan inhalasi
menggunakan kloroform, karbondioksida, nitrogen dan lain-lain di dalam wadah
tertutup untuk semua hewan uji. Hewan uji disembelih kemudian dimasukkan ke
dalam kantong plastik dan diabukan.

8
PRAKTIKUM 1
ASISTENSI PRAKTIKUM
TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENGENALAN ALAT PRAKTIKUM

I. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan praktikum sesuai CPMK (Capaian
Pembelajaran Mata Kuliah) dan dapat menggunakan alat praktikum.

II. Teori
Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari
pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun
fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme hidup.
Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh manusia
khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut
farmakologi klinis. Ilmu khasiat obat ini mencakup beberapa bagian yaitu:
1. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang
berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari
mineral dan hewan.
Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu
farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir
peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru berdasarkan
penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting. Banyak
phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto =
tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak
Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur
hyperici (antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium)
sebagai obat pencegah migrain.
2. Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.
Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar
menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh
untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari
(farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan

9
terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic
equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an
dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
3. Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya,
bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distrtibusinya ke
tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana
perombakannya (biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal.
Singkatnya farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang
dilakukan oleh tubuh terhadap obat.
4. Farmakodinamika, mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup
terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi, serta efek terapi
yang ditimbulkannya. Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek
yang dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
5. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap
tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika,
karena efek terapi obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.
6. Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit
atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang
hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di
satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas
pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat –
zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.
Peralatan yang biasa digunakan dalam melakukan uji obat secara
farmakologi yaitu:
1. Sarung Tangan Kain

Gambar 1.1 Sarung tangan kain


10
Sarung tangan kain digunakan untuk melindungi anda dari gigitan
mencit atau tikus serta kotoran dan urin mencit. Digunakan setelah
handscoon dipakai, sebagai double proteksi terhadap anda.
2. Kandang Mencit

Gambar 1.2 Kandang Mencit/Tikus


Kandang mencit/tikus adalah tempat hidup mencit/tikus dengan diberi
sekam padi/serbuk gergaji setebal 1 cm didalamnya dan diberi botol
minum dan tempat makan. Kandang mencit ditempatkan tidak terkena
sinar matahari langsung, diganti sekam/serbuk gergajinya setiap
selang 1 hari.
3. Botol minum dan tempat makan mencit/tikus

Gambar 1.3 Botol Minum Mencit


Botol minum berisi air bersih yang diberikan setiap 2 kali sehari (pagi
dan sore hari). Botol minum ditempatkan diantara jaring kendang
mencit/tikus. Botol minum harus dalam kondisi baik, tidak bocor,
sehingga ketika menempatkan ke kendang, harus memperhatikan
penempatan dan kondisi botol minum.
11
4. Alat pelindung diri (Handscoon, masker, jas lab)

Gambar 1.4 Handscoon, masker, jas lab


Handscoon, masker dan jas lab harus selalu digunakan ketika
praktikum untuk melindungi anda dari kontaminasi bahan-bahan serta
hewan uji. Handscoon dan masker harus dibawa lebih dari 2 ketika
praktikum. Jas laboratorium menyesuaikan dengan jas lab kampus.

5. Timbangan mencit dan wadah timbangan

Gambar 1.5 Neraca ohaus 3 lengan (kiri), dan 4 lengan (kanan)

Gambar 1.6 Skala pada neraca ohaus 3 lengan

12
Gambar 1.7 Skala pada neraca ohaus 4 lengan
Jenis timbangan yang digunakan untuk mengukur berat badan mencit
dan tikus di laboratorium adalah neraca ohaus 3 lengan dan 4 lengan.
Setimbangkan dahulu neraca pada angka nol di ujung skala
timbangan, anda dapat memutar knop untuk melakukannya. Setelah
setimbang, anda baru dapat melakukan penimbangan. Penimbangan
dilakukan dengan menempatkan hewan uji di tempat beban, kemudian
anda dapat menggeser anting/pemberat pada lengan neraca sampai
lengan setimbang, hal tersebut menunjukkan berat dari hewan uji.

6. Mencit dan tikus holder

Gambar 1.8 Mencit dan Tikus Holder


Mencit dan tikus holder digunakan untuk menahan mencit/tikus pada
posisi diam, sehingga lebih mudah ketika akan diberikan perlakuan.
Ukuran holder lebih besar pada holder tikus daripada mencit. Holder

13
digunakan terutama ketika pemberian obat uji melalui vena ekor
mencit/tikus.

7. Sonde

Gambar 1.9 Sonde


Sonde digunakan ketika hewan uji akan diberikan perlakuan obat uji
secara per oral (melewati mulut). Terdapat Teknik khusus dalam
menggunakan sonde yang akan anda pelajari pada materi berikutnya.
Sonde memiliki ukuran lebih besar untuk tikus daripada mencit. Sonde
harus dipasangkan pada spuit dengan ukuran spuit sesuai kebutuhan
volume pemberian obat uji pada mencit/tikus.

8. Spuit/Syring

Gambar 1.10 Spuit/Syring dengan berbagai ukuran


Pemberian perlakuan pada hewan uji selain menggunakan sonde, juga
menggunakan spuit. Penggunaan spuit tidak hanya untuk pemberian
oral, namun juga intravena, intramuscular, dan intraperitoneal.

14
Perbedaannya hanya terdapat pada penggantian jarum/needle dan
kebutuhan ukuran volume spuit (1, 3, 5 dan 10 ml).

9. Needle

Gambar 1.11 Needle dengan berbagai ukuran


Kemasan needle akan memiliki nomor, lalu "G", dan nomor lainnya.
Angka pertama di depan huruf G menunjukkan ukuran jarum (gauge).
Semakin tinggi angkanya, semakin tipis jarumnya. Angka kedua
menunjukkan panjang jarum dalam inci. Berikut ini contohnya: Jarum
22 G 1/2 memiliki ukuran 22 dan panjang setengah inci.
Needle Gauge
Jika Anda perlu menyuntik diri sendiri dengan sejumlah kecil
obat, biasanya rasa sakitnya akan berkurang jika menggunakan jarum
yang tipis dan berukuran tinggi dibandingkan dengan jarum yang lebih
lebar dan berukuran lebih rendah, untuk jumlah obat yang lebih
banyak, jarum yang lebih lebar dengan ukuran yang lebih rendah
seringkali merupakan pilihan yang lebih baik. Meskipun mungkin lebih
menyakitkan, obat ini akan mengalirkan obat lebih cepat dibandingkan
jarum tipis dan berukuran tinggi

15
Panjang Jarum
Pilihan terbaik untuk panjang jarum bergantung pada ukuran
seseorang, misalnya anak kecil memerlukan jarum yang lebih pendek
daripada orang dewasa. Tempat jarum ditusukkan juga penting.
Beberapa obat dapat diserap tepat di bawah kulit, sementara obat lain
perlu disuntikkan ke dalam otot. Suntikan subkutan dimasukkan ke
dalam jaringan lemak tepat di bawah kulit. Suntikan ini cukup dangkal.
Jarum yang dibutuhkan berukuran kecil dan pendek (biasanya
panjangnya satu setengah hingga lima per delapan inci) dengan
ukuran 25 hingga 30.
Suntikan intramuskular langsung masuk ke otot. Karena otot
lebih dalam dari kulit, jarum yang digunakan untuk suntikan ini harus
lebih tebal dan panjang. Jarum dengan ukuran 20 atau 22 G dan
panjang 1 atau 1,5 inci biasanya paling baik untuk injeksi
intramuskular.
Anda juga perlu memikirkan berapa banyak lemak tubuh yang
harus dilewati jarum suntik. Orang yang lebih kurus mungkin dapat
menggunakan jarum sepanjang satu inci, tetapi orang yang lebih berat
mungkin memerlukan jarum yang panjangnya satu setengah inci.

10. Pakan mencit dan tikus

Gambar 1.12 Pakan Mencit dan Tikus


Pakan mencit dan tikus seperti pakan pada hewan unggas. Pakan
diberikan 2x sehari sebanyak 1 genggam setiap kandangnya.

16
11. Stopwatch

Gambar 1.13 Stopwatch


Anda akan sangat memerlukan stopwatch sebagai pengukur waktu
dalam pengamatan pada uji obat di hewan uji. Anda juga dapat
menggunakan stopwatch dari handphone anda. Namun, sebaiknya
menggunakan digital stopwatch sehingga handsphone tidak
terkontaminasi.

12. Timbangan analitik

Gambar 1.14 Timbangan Analitik


Timbangan ini digunakan untuk mengukur berat berbagai bahan obat
yang digunakan dalam percobaan farmakologi. Timbangan analitik
memiliki akurasi tinggi dibandingkan dengan timbangan lainnya.

III. Tugas Praktikum


a. Buat prosedur cara kerja alat di lembar kerja anda
b. Buat tugas untuk praktikum berikutnya mengenai daftar farmakologi obat
antibiotik dan antivirus
17
IV. Cara Kerja Praktikum
c. Mahasiswa mengamati peralatan praktikum satu per satu
d. Mahasiswa secara bergiliran melakukan simulasi penggunaan alat
praktikum
e. Mahasiswa mencatat dan bertanya

18
PRAKTIKUM 2
TELAAH FARMAKOLOGI OBAT ANTIBIOTIK BETA LACTAM,
VANCOMYCIN, TETRASIKLIN, AMINOGLIKOSIDA

I. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan telaah farmakologi obat antibiotik beta laktam,
vancomycin, tetrasiklin, aminoglikosida
II. Teori
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang obat
khususnya yang berkaitan dengan pengaruh sifaf fisika-kimiawinya terhadap
tubuh, respons bagian-bagian tubuh terhadap sifat obat, nasib yang dialami
obat dalam tubuh, dan kegunaan obat bagi kesembuhan.
Pengelompokan obat dalam farmasi dibedakan menjadi beberapa
golongan, yaitu:
1. Penggolongan obat berdasarkan jenis

19
2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
a. Obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat
bakteri atau mikroba. Contoh: antibiotik
b. Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit.
Contoh: vaksin, dan serum.
c. Obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, seperti meredakan nyeri.
Contoh: analgesik.
d. Obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi-fungsi zat yang
kurang. Contoh: vitamin dan hormon.
e. Pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung
zat aktif, khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya
dalam keadaan sakit. Contoh: aqua pro injeksi dan tablet placebo.
3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
a. Obat dalam yaitu obat-obatan yang dikonsumsi peroral (melalui
mulut). Contoh: tablet antibiotik, parasetamol.
b. Obat luar yaitu obat-obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian
luar. Contoh: sulfur salep, caladine, dan lain-lain.
4.Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
a. Sistemik: obat atau zat aktif yang masuk ke dalam peredaran darah.
b. Lokal: obat atau zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi
bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata,
kulit, dan lain-lain.
5. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
a. Alamiah: obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan
mineral) seperti, jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida
jantung). Dari hewan: plasenta, otak menghasilkan serum rabies,
kolagen.
b. Sintetik: merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-
reaksi kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan
mereaksikan metanol dan asam salisilat (Nuryati, 2017).
ANTIBIOTIK
Antibiotik adalah senyawa alami yang dihasilkan oleh jamur atau
mikroorganisme lain yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit pada
20
manusia ataupun hewan.Beberapa antibiotika merupakan senyawa sintetis
(tidak dihasilkan oleh mikroorganisme) yang juga dapat membunuh atau
menghambat pertumbuhan bakteri. Meski antibiotika memiliki banyak
manfaat, tetapi penggunaannya telah berkontribusi terhadap terjadinya
resistensi (Katzung, 2007).
Berdasarkan spektrum atau kisaran terjadinya, antibiotik dapat
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Antibiotik berspektrum sempit (narrow spektrum), yaitu antibiotik yang
hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya
hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram negatif saja.
Antibiotik yang termasuk dalam golongan ini adalah penisilin,
streptomisin, neomisin, basitrasin.
2. Antibiotik berspektrum luas (broad spektrum), yaitu antibiotik yang dapat
menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun
negatif. Antibiotik yang termasuk golongan ini yaitu tetrasiklin dan
derivatnya, kloramfenikol, ampisilin, sefalosporin, carbapenem dan lain-
lain.
Klasifikasi antibiotik berdasarkan struktur kimianya sebagai berikut:
1. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin (sefaleksin,
sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan monosiklik, dan
golongan penisilin (penisilin, amoksisilin). Penisilin adalah suatu agen
antibakterial alami yang dihasilkan dari jamur jenis Penicillium
chrysognum (Tjay dan Rahardja, 2007).
2. Antibiotik golongan aminoglikosida, aminoglikosida dihasilkan oleh jenis-
jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Semua senyawa dan
turunan semi-sintesisnya mengandung dua atau tiga gula-aminodi dalam
molekulnya, yang saling terikat secara glukosidis. Spektrum kerjanya luas
dan meliputi terutama banyak bacilli gram-negatif. Obat ini juga aktif
terhadap gonococci dan sejumlah kuman gram-positif. Aktifitasnya
adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri
dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Contohnya streptomisin,
gentamisin, amikasin, neomisin, dan paranomisin (Tjay dan Rahardja,
2007).
21
3. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis, hanya
melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang bakterisid
lemah. Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein
kuman. Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci gram
positif dan gram negatif serta kebanyakan bacilli. Tidak efektif
Pseudomonas dan Proteus, tetapi aktif terhadap mikroba khusus
Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trachoma dan penyakit
kelamin), dan beberapa protozoa (amuba) lainnya. Contohnya tetrasiklin,
doksisiklin, dan monosiklin (Tjay dan Rahardja, 2007).
4. Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap terutama
bakteri grampositif dan spectrum kerjanya mirip Penisilin-G. Mekanisme
kerjanya melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga
sintesa proteinnya dirintangi. Bila digunakan terlalu lama atau sering
dapat menyebabkan resistensi. Absorbsinya tidak teratur, agak sering
menimbulkan efek samping lambung-usus, dan waktu paruhnya singkat,
maka perlu ditakarkan sampai 4x sehari (Tjay dan Rahardja, 2007).
5. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan oleh srteptomyces lincolnensis.
Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum kerja lebih sempit daripada
makrolida,n terutama terhadap kuman gram positif dan anaerob.
Berhubung efek sampingnya hebat kini hanya digunakan bila terdapat
resistensi terhadap antibiotika lain. Contohnya linkomisin.
6. Antibiotik golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon berkhasiat
bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi terhadap
enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis DNAnya dihindarkan.
Golongan ini hanya dapat digunakan pada infeksi saluran kemih (ISK)
tanpa komplikasi (Tjay dan Rahardja, 2007).
7. Antibiotik golongan kloramfenikol, kloramfenikol mempunyai spektrum
luas. Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua kuman gram
positif dan sejumlah kuman gram negatif. Mekanisme kerjanya
berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya
kloramfenikol (Tjay dan Rahardja, 2007).

22
III. Tugas Praktikum
a. Buatlah daftar obat generik sesuai golongannya pada format tabel di
bawah ini, tambahkan baris ke bawah sesuai dengan jumlah jenis obat
yang anda harus lengkapi berdasarkan berbagai literatur.
b. Beri daftar pustaka setelah tabel (daftar pustaka sebanyak-banyaknya)
c. Font penulisan arial 12 pt
NAMA: ……………………….(NIM: …………)
KELAS: ……………..
Golongan: Penisilin
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Sefalosporin Generasi 1
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Sefalosporin generasi 2
Mekanisme kerja:
Indikasi:
23
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Sefalosporin generasi 3
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Sefalosporin generasi 4
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Karbapenem
Mekanisme kerja:
24
Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Monobaktam
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Vankomisin
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Tetrasiklin
25
Mekanisme kerja:
Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Aminoglikosida
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
DAFTAR PUSTAKA:
1.
2.
3.

IV. Cara Kerja Praktikum


c. Tugas pada poin III dikumpulkan pada hari H praktikum, sehingga
harus dikerjakan 1 minggu sebelumnya
d. Setiap mahasiswa akan diberikan 5 resep obat yang berupa kombinasi
berbagai golongan obat, mahasiswa harus dapat menemukan obat
yang termasuk antibiotik
26
e. Mahasiswa kemudian harus menuliskan golongan obat, mekanisme
kerja, indikasi, dosis dan efek samping dari obat antibiotik dalam resep
tersebut (waktu 15 menit)
f. Setelah menuliskan dalam jangka waktu tersebut, mahasiswa dapat
menyetorkan jawaban ke dosen/plp, kemudian harus menjawab
secara lisan keseluruhan resep tersebut, nilai diambil dari jawaban
lisan dalam waktu 3 menit. Pengulangan dapat dilakukan 1 kali,
setelah itu nilai diberikan apa adanya.
g. Kelima resep harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu
praktikum, dan akan mendapatkan nilai maksimum 100 poin
h. Bila tidak dapat diselesaikan, nilai 1 resep adalah 20 poin, dan
perolehan poin yaitu jumlah resep dikali 20

PRAKTIKUM 3

27
TELAAH FARMAKOLOGI OBAT ANTIBIOTIK MAKROLIDA,
KLINDAMISIN, KLORAMFENIKOL, FLUOROQUINOLONE DAN
ANTAGONIS FOLAT

I. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan telaah farmakologi obat antibiotik makrolida,
klindamisin, kloramfenikol, fluoroquinolone dan antagonis folat
II. Teori
Golongan Makrolida biasanya diberikan secara oral, dan memiliki aktifitas
sebagai antibiotik spektrum sempit sama halnya dengan benzilpenisilin
terutama aktif melawan bakteri gram positif dan dapat digunakan sebagai
obat alternatif pada pasien yang sensitif terhadap antibiotik golongan
penisilin, terutama pada infeksi yang disebabkan oleh streptokokus,
stafilokokus, pneumokokus, dan klosridium. Namun golongan makrolida ini
tidak efektif pada penyakit meningitis karena tidak menembus sistem saraf
pusat dengan adekuat (Neal dalam Erlangga,2017). Contoh antibiotik
makrolida adalah erythromycin, clarithromycin, azithromycin dan
troleandomycin. Eritromisin merupakan antibiotik yang sering diresepkan
pada golongan ini (Mosby dalam Erlangga, 2017).
Golongan flurokuinolon ini dapat digunakan untuk infeksi sistemik.
Daya antibakteri fluorokuinolon jauh lebih besar dibandingkan kelompok
kuinolon lama. Golongan flurokuinolon ini aktif terhadap kuman gram negatif,
namun dalam beberapa tahun terakhir telah dipasarkan fluorokuinolon baru
yang mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram positif,
contoh golongan ini adalah siprofloksasin, pefloksasin, dan lain-lain
(Setiabudy dalam Erlangga, 2017).
Aminoglikosida merupakan salah satu antibiotik yang tertua yang
dikenal sejak tahun 1944, antibiotik streptomisin merupakan produk dari
bakterium Streptomyces griseus. Selain itu, terdapat juga antibiotik seperti
neomisin, gentamisin, tobramisin, dan amikasin. Seperti penisilin, golongan
ini aktif terhadap kedua bakteri gram negatif dan gram positif. Aminoglikosida
merupakan senyawa yang terdiri dari 2 atau lebih gugus gula amino yang

28
terikat lewat ikatan glikosidik pada inti heksosa (Hauser dalam Erlangga,
2017).
Golongan tetrasiklin bekerja dengan cara menghambat sintesis protein
bakteri pada ribosomnya. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang
bersifat bakteriostatik. Hanya mikroba yang cepat membelah yang
dipengaruhi oleh obat golongan tetrasiklin ini. Golongan Tetrasiklin
merupakan antibiotik yang beraktifitas sebagai antibakteri spektrum luas
yang meliputi kuman gram positif dan negatif, aerobik dan anaerobik.
Antibiotik tetrasiklin merupakan obat yang sangat efektif untuk infeksi
Mycoplasma pneumonia, Chlamydia trachomatis, dan berbagai riketsia
(Setiabudy dkk dalam Erlangga, 2017).

III. Tugas Praktikum


a. Buatlah daftar obat generik sesuai golongannya pada format tabel di
bawah ini, tambahkan baris ke bawah sesuai dengan jumlah jenis obat
yang anda harus lengkapi berdasarkan berbagai literatur.
b. Beri daftar pustaka setelah tabel (daftar pustaka sebanyak-banyaknya)
c. Font penulisan arial 12 pt
NAMA: …………………………….(NIM: ………………..)
KELAS:……………..
Golongan: Makrolida
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Klindamisin
Mekanisme kerja:
29
Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Kloramfenikol
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
Golongan: Fluorokuinolon
Mekanisme kerja:
No. Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
No. Golongan: Antagonis folat
30
Mekanisme kerja:
Indikasi:
Jenis obat Kekuatan Dosis Kontraindikasi Efek Interaksi
sediaan Samping obat
1 Dewasa:
Anak:
2 Dewasa:
Anak:
3 Dewasa:
Anak:
DAFTAR PUSTAKA:
1.
2.
3.

IV. Cara Kerja Praktikum


a. Tugas pada poin III dikumpulkan pada hari H praktikum, sehingga harus
dikerjakan 1 minggu sebelumnya
b. Setiap mahasiswa akan diberikan 5 resep obat yang berupa kombinasi
berbagai golongan obat, mahasiswa harus dapat menemukan obat yang
termasuk antibiotik
c. Mahasiswa kemudian harus menuliskan golongan obat, mekanisme
kerja, indikasi, dosis dan efek samping dari obat antibiotik dalam resep
tersebut (waktu 15 menit)
d. Setelah menuliskan dalam jangka waktu tersebut, mahasiswa dapat
menyetorkan jawaban ke dosen/plp, kemudian harus menjawab secara
lisan keseluruhan resep tersebut, nilai diambil dari jawaban lisan dalam
waktu 3 menit. Pengulangan dapat dilakukan 1 kali, setelah itu nilai
diberikan apa adanya.
e. Kelima resep harus dapat diselesaikan dalam rentang waktu praktikum,
dan akan mendapatkan nilai maksimum 100 poin

31
f. Bila tidak dapat diselesaikan, nilai 1 resep adalah 20 poin, dan perolehan
poin yaitu jumlah resep dikali 20

32
FORMAT PORTOFOLIO PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DASAR (UJI HEWAN)

1. COVER PORTOFOLIO

PORTOFOLIO PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DASAR


MATERI ………………………………….

LOGO KAMPUS (5x5 cm)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK :
NAMA :
HARI/JAM PRAKTIKUM :
DOSEN PEMBIMBING : apt. NUR ATIKAH, M.Sc.
apt. DWI SUBARTI, M.Sc.

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DASAR


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN FARMASI
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
2023/2024

33
2. ISI PORTOFOLIO AWAL/SEMENTARA
Portofolio awal/sementara dibuat oleh masing-masing mahasiswa dengan
susunan:
A. Tujuan Praktikum
B. Alat dan Bahan
C. Perhitungan (bila ada)
D. Cara kerja
E. Tabel hasil (Hanya dituliskan kolom-kolomnya, isi tabel kosong, akan diisi
ketika praktikum)
Portofolio awal/sementara ditulis tangan pada kertas double folio,
menyertakan cover seperti pada format. Portofolio awal dikumpulkan
sebelum praktikum dimulai (sebelum pre-test), kemudian akan
ditandatangani oleh dosen/PLP dan disteples bersama portofolio akhir.
Bila tidak membawa portofolio awal, maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.

3. ISI PORTOFOLIO AKHIR


Portofolio akhir dibuat oleh masing-masing mahasiswa. Portofolio akhir berisi
secara berurutan yaitu:
f. Cover portofolio akhir sesuai format
g. Portofolio awal/sementara
h. Pembahasan
Pembahasan dalam portofolio wajib berisi:
1) Analisis hasil data perhitungan (bila ada)
2) Analisis hasil data dengan grafik/kurva
3) Pembahasan data hasil uji praktikum yaitu menghubungkan
hasil praktikum dengan teori dari literatur seperti buku/hasil
penelitian-penelitian sebelumnya dan memperkirakan penyebab
terjadinya perbedaan hasil percobaan dan literatur. Perhatikan
penjelasan cara membahas ketika di praktikum.
4) Pembahasan minimal 3 halaman folio
i. Kesimpulan dan Saran
j. Daftar pustaka
34
KETENTUAN PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi minimal 5 literatur selain buku petunjuk praktikum. Literatur
harus yang valid dan dapat dipercaya, seperti buku, e-book, artikel penelitian,
skripsi, tesis, web resmi pemerintah, dll.

Portofolio akhir praktikum dikumpulkan maksimal 7 hari setelah praktikum


dilaksanakan. Setiap hari keterlambatan pengumpulan dikenakan pemotongan
nilai laporan 20%, maksimal toleransi 2 hari dengan alasan yang dapat
diterima.

4. KETENTUAN PENULISAN PORTOFOLIO


A. Portofolio ditulis tangan rapi dan dapat terbaca orang lain.
B. Batas kiri jarak penulisan 2 cm, batas kanan 1 cm
C. Portofolio distaples rapi
D. Setiap kutipan dari buku, jurnal atau web resmi, harus mencantumkan
catatan kaki/sitasi sumbernya dan daftar pustaka.
A. Contoh format penulisan daftar pustaka
1) Buku
Lacy, C.F., Armstrong, L., Goldman, M.P., dan Lance, L.L., 2014.
Metformin, dalam: Drug Information Handbook. Lexi-comp, USA,
hal. 954–956.
2) Guideline
ADA, 2015. American Diabetes Association, Standards of Medical
Care in Diabetes-2015. Diabetes Care, 38: 1–93.
3) Jurnal
Akilen, R., Tsiami, A., Devendra, D., dan Robinson, N., 2010.
Glycated haemoglobin and blood pressure-lowering effect of
cinnamon in multi-ethnic Type 2 diabetic patients in the UK: a
randomized, placebo-controlled, double-blind clinical trial.
DiabeticMedicine, 27: 1159–1167.
4) Web resmi

35
Kemenkes RI, 2014. ‘Kementerian Kesehatan Republik Indonesia’,
Profil Kesehatan Indonesia. URL:
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-
pusdatin-profil-kesehatan.html (diakses tanggal 27/8/2015).

36

Anda mungkin juga menyukai