Anda di halaman 1dari 26

Nama :

NIM :
Shift :

LABORATORIUM
FARMAKOLOGI-
TOKSIKOLOGI

PETUNJUK PRAKTIKUM DAN BUKU KERJA

FARMAKOLOGI 2
(JAE 403)

Disusun oleh

Nurlely, M.Sc (Pharm)., Apt.


Khoerul Anwar, M.Sc., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

JADWAL PRAKTIKUM

No Tanggal Kelompok A Kelompok B


1 26 Februari 2019 Pendahuluan Praktikum/Briefing
2 05 Maret 2019 Percobaan 1 Pretest percobaan 1
3 12 Maret 2019 Pretest percobaan 2 Percobaan 1
dan 3
19 Maret UTS
4 26 Maret 2019 Percobaan 2 dan 3 Pretest percobaan 2 dan3
5 2 April 2019 Pretest percobaan 4 Percobaan 2 dan 3
dan 5
6 16 April 2019 Percobaan 4 dan 5 Pretest percobaan 4 dan
5
7 23 April 2019 Pretest percobaan 6 Percobaan 4 dan 5
8 30 April 2019 Percobaan 6 dan Pretest percobaan 6
diskusi
9 07 Mei 2019 UAP Percobaan 6 dan diskusi
10 14 Mei 2018 - UAP

Program Studi Farmasi 2


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

PETUNJUK KERJA
LABORATORIUM FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI

1. Diperlukan kerja yang serius. Sebelum mulai bekerja perlu mempelajari serta memahami
petunjuk dan prosedur percobaan.
2. Tiga hal yang diperhatikan selama bekerja di laboratorium Farmakologi-Toksikologi:
a. Kebersihan
Selama bekerja, laboratorium selalu dijaga kebersihannya dan pakailah jas praktikum
yang bersih. Demikian pula alat-alat yang dipakai untuk praktikum.
Setelah selesai praktikum, bersihkan dan keringkan alat-alat. Cuci wadah binatang dan
kembalikan ke tempat semula, kertas-kertas atau benda-benda lain yang tidak berguna
dimasukkan ke dalam keranjang sampah dan tinggalkan laboratorium dalam keadaan
bersih, rapi seperti pada waktu anda memasukinya.
b. Ketepatan
Ketepatan yang harus diperhatikan :
 Ketepatan dalam menimbang
 Ketepatan dalam mengukur volume larutan, suspensi, atau sediaan obat lain yang
akan diberikan.
 Ketepatan dalam menentukan dosis obat yang akan diberikan.
 Ketepatan cara pemberian obat.
c. Pengamatan
Percobaan akan memberikan hasil yang baik jika pengamatan dilakukan secara layak. Dan
setiap perubahan yang terjadi harus segera dicatat.
3. Peserta praktikum harus datang tepat pada waktunya. Bagi yang berhalangan hadir, wajib
memberikan keterangan yang jelas.
4. Setiap kali praktikum, akan diadakan test untuk masing-masing percobaan. Tiga kali tidak
mengikuti praktikum, dinaytakan gugur dan dipersilahkan mengikuti praktikum tahun
berikutnya.
5. Peserta praktikum tidak boleh meninggalkan laboratorium selama praktikum berlangsung,
kecuali dengan ijin khusus dari pembimbing praktikum.
6. Mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok bertanggung jawab
atas peralatan yang dipakai, dan percobaan yang dilakukan. Dalam semua pecobaan, perlu
ada pembagian tugas dalam suatu kelompok, misalnya : sebagian mahasiswa menyiapkan
alat-alat dan obat-obatan, mencatat dosis yang digunakan dan menetapkan kadar obat dalam
sampel biologis. Sebagian lain, menyiapkan binatang percobaan dan memberikan obat pada
binatang tersebut, sisanya melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan.
7. Laporan praktikum harus diserahkan sebelum melakukan percobaan berikutnya,
8. Sebelum mulai percobaan, alat-alat yang diperlukan dicek dan setiap kerusakan atau
gangguan harus dilaporkan secepatnya.
9. Binatang percobaan diperlakukan dengan kasih sayang. Hal ini akan membantu praktikan
dalam melakukan percobaan, dan mengurangi pengaruh yang tidak dikehendaki yang
disebabkan karena takut dan sebagainya. Binatang jangan disakiti.
10. Pada akhir praktikum akan diadakan responsi dan tidak diadakan responsi ulang.

Program Studi Farmasi 3


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

CARA BEKERJA DENGAN BINATANG PERCOBAAN

1. Pengguna laboratorium, baik praktikan maupun periset yang menggunakan hewan uji,
sebaiknya memahami petunjuk pemeliharaan dan menggunakan binatang percobaan.
2. Binatang percobaan diperlakukan dengan kasih sayang dan jangan disakiti.
3. Cara memperlakukan binatang :
a. Kelinci dan marmot → jangan sekali-kali memegang telinga kelinci karena
syarafdan pembuluh darah dapat terganggu.
b. Tikus dan mencit → peganglah pada ekornya, tetapi hati-hati jangan sampai
binatang tersebut membalikkan tubuhnya dan menggigit anda. Karena itu selain
ekornya, pegang juga bagian leher belakang dekat kepala dengan ibu jari dan
telunjuk.
Catatan : gunakan kaos tangan dari kulit atau karet yang cukup tebal untuk melindungi
tangan dari gigitan binatang. Akan tetapi bagi yang sudah terbiasa lebih baik tanpa kaos
tangan, karena kontak langsung dengan binatang akan lebih mudah mengontrol gerakan
binatang.
4. Menggunakan kembali binatang yang telah dipakai.
Untuk menghemat biaya, bila memungkinkan diperbolehkan memakai suatu binatang
percobaan lebih dari satu kali. Walaupun demikian jika binatang tersebut telah digunakan
dalam suatu periode dan obat yang digunakan sebelumnya masih terdapat dalam tubuh
binatang tersebut, kemungkinan hasil percobaan berikutnya akan memberikan induktor dan
inhibitor enzim. Dengan dalil ini, maka percobaan berikutnya dilakukan setelah selang
waktu minimal 14 hari dari percobaan sebelumnya.

Program Studi Farmasi 4


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

PENDAHULUAN

I.1 TUJUAN
Mahasiswa mampu mengenali lingkup, tata tertib, tata cara pembuatan laporan, dan
sistem penilaian praktikum Farmakologi

I.2 LINGKUP PRAKTIKUM


Praktikum Farmakologi-Toksikologi merupakan bagian dari mata kuliah Farmakologi-
Toksikologi. Karena itu, praktikum ini diberikan dengan tujuan agar para mahasiswa mampu
lebih memahami berbagai teori dasar Farmakologi-Toksikologi yang telah diperoleh, dan
menjalankan beberapa teknik uji Farmakologi-Toksikologi.
Praktikum ini erat kaitannya dengan pokok bahasan faktor-faktor yang mempengaruhi
ketoksikan, tolok ukur ketoksikan (kualitatif dan kuantitatif), terapi antidot, dan uji toksikologi
(tak khas dan khas) dalam mata pelajaran toksikologi. Untuk itu, para mahasiswa dilatih
menjalankan praktek uji toksikologi yakni uji ketoksikan akut, dan uji daya antidot.

I.3 TATA TERTIB


Agar para mahasiswa dapat menjalankan praktikum sesuai dengan tujuan yang
dicanangkan, seharusnya para mahasiswa memperhatikan tata tertib berikut :
a. Sepuluh menit sebelum waktu praktikum dimulai, mahasiswa sudah berada di tempat
praktikum untuk absensi dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
b. Mahasiswa harus menyerahkan tugas dan/atau laporan praktikum sebelumnya.
c. Mahasiswa harus mendengarkan dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
pembimbing.
d. Mahasiswa menjalankan praktikum dengan tenang, hati-hati dan penuh perhatian.
e. Mahasiswa tidak meninggalkan praktikum tanpa seijin pembimbing.
f. Setelah praktikum selesai, mahasiswa harus membersihkan peralatan yang digunakan
dan mengembalikan ke tempat semula, serta mengesahkan laporan sementara kepada
pembimbing.

I.4 SISTEM PENILAIAN

Nilai praktikum terdiri dari tugas prapraktikum (10%), responsi/pre test (10%), keaktifan
selama praktikum (20%), laporan atau diskusi hasil praktikum (20%), dan ujian praktikum 40%.

II. PEMELIHARAAN DAN PENANGANAN HEWAN UJI


II.1. TUJUAN
Mahasiswa mengenal tata cara baku pemeliharaan dan penanganan hewan uji, serta
pengaruhnya terhadap kesahihan (validitas) hasil pengujian.

II.2. PENDAHULUAN
Kesahihan hasil uji dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya pemeliharaan dan
penanganan hewan uji yang digunakan. Karena itu, sebelum menjalankan sesuatu uji

Program Studi Farmasi 5


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Farmakologi-Toksikologi, para mahasiswa harus yakin bahwa hewan uji yang akan digunakan
benar-benar memenuhi persyaratan mutu hewan uji.
Hewan uji dikatakan memenuhi persyaratan mutu bila mereka memperlihatkan respon
yang seragam terhadap rangsang ekstrinsik. Tabel II.1 memuat aneka ragam faktor yang dapat
mempengaruhi respon atau reaksi hewan uji terhadap rangsang ekstrinsik. Selain genotif dan
lingkungan, keberagaman respon hewan uji juga dipengaruhi oleh faktor-faktor intrinsik yang
menyatu sebagai daur hidup, yakni umur, kematangan seksual dan kesehatan.
Secara sederhana, kondisi sehat hewan uji dapat diketahui dari tidak adanya kelainan
yang berarti selama masa pertumbuhannya. Yakni penyimpangan bobot badan selama masa
pemeliharaan tidak lebih lebih dari 10%, suhu badan normal dan penyimpangan tidak lebih dari
1 derajat, dan tidak dijumpai adanya kelainan klora usus (terdapat parasit usus) pada
pemeriksaan tinja. Selain itu, hewan uji jika diberi garam fisiologis melalui oral dengan teknik
pemberian yang benar, tidak memperlihatkan reaksitak normal seperti muntah atau kejang.
Masalah kesehatan hewan uji perlu diperhatikan, mengingat rentang waktu uji
toksikologi terkadang berlangsung selama masa hidup hewan uji, seperti uji ketoksikan kronis
dan uji kekarsinogenikan sesuatu senyawa. Dimana kondisi patologis yang ditemui selama masa
uji berlangsung, mungkin bukan berasal dari senyawa uji, tetapi berasal dari kekurangsehatan
hewan uji karena kurangnya perhatian dalam hal pemeliharan dan pengamanan. Jelas hal ini
akan menyulitkan analisis dan evaluasi hasil uji toksikologi, sehingga akan mempengaruhi
kesahihan hasil ujinya.
Agar hewan uji dapat terpelihara dalam keadaan sehat, selain pemeliharannya harus
mengikuti tata cara baku, penganannya pun juga harus memenuhi tata cara baku. Untuk itu,
dalam Bab ini mahasiswa akan diperkenalkan pada tata cara pemeliharaan dan penanganan
hewan uji, utamanya yang terkait dengan persiapan dan pelaksanaan uji toksikologi.

II.3. PEMELIHARAAN HEWAN UJI


Beberapa hal yang berhubungan dengan pemeliharaan hewan uji meliputi kelayakan
rumah, kandang, pakan, dan minuman hewan uji terkait.
Rumah hewan uji harus merupakan ruangan yang berventilasi memadai, sehingga selalu
terjaga pertukaran aliran udara. Selain itu ruangan juga harus terjaga suhu serta kelembabannya
sesuai dengan syarat kenyamana dan kesehatan bagi masing-masing hewan uji. Demikian pula
cahaya yang menerangi ruangan harus terjaga intensitas dan daur gelap terangnya. Untuk mencit
dan tikus misalnya, diperlukan intensitas cahaya 300-500 luks dengan daur gelap terang 10 – 12
jam. Dan tentunya, rumah hewan harus selalu dijaga kebersihannya dari debu atau kotoran lain,
serta bebas dari suasana gaduh.
Kandang hewan uji harus memadai ukuran dan jenis bahannya bagi masing-masing
jenis hewan. Kandang hewan uji sebaiknya terbuat dari bahanplastik yang dapat diletakkan pada
rak berjalan. Kandang plastik tersebut, sebaiknya diberi alas grajen atau kawul yang bersih, dan
selalu diganti paling tidak 3 hari sekali. Jumlah hewan uji dalam satu kandang, juga harus
diperhatikan. Jumlah tersebut jangan sampai membatasi ruang gerak hewan uji.
Pakan hewan uji, komposisi komponen penyusunnya harus disesuaikan dengan syarat
ideal pertumbuhan masing-masing hewan uji. Selain itu, jumlah pakan harian yang diberikan,
juga harus disesuaikan. Misal untuk tikus diperlukan 15 – 20 gr pakan baku-tikus/ hari, sedang
untuk mencit hanya 5 – 7 gr pakan baku mencit/hari.

Program Studi Farmasi 6


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Minuman hewan uji harus diberikan setelah direbus dengan volume pemberian
secukupnya sesuai dengan jenis hewan uji. Wadah air minum sebaiknya dicuci atau diganti
paling tidak 3 hari sekali.
Selain beberapa hal diatas, perlu diperhatikan bahwa pemeliharaan hewan uji harus
dikerjakan dengan “penuh kasih sayang”. Labih lanjut untuk mengurangi variasi biologis,
binatang harus dipuasakan semalam sebelum percobaan dimulai. Pada periode tersebut hewan
hanya diperbolehkan minum air ad libitum.

Tabel.II.1.faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi hewan uji


Aspek Faktor Jenis
Genotipe Status fisiologi Umur, kematangan, daur estrus, bunting, laktasi
lingkungan Musim, suhu, kelembaban, tekanan barometrik, kandungan udara,
sirkulasi udara, muatan listrik, intensitas cahaya, spektrum cahaya,
daur cahaya.
Makanan : komposisi, kuantitas, cara pemberian.
Minuman : mutu air, kuantitas air, cara pemberian.
Kandang : ukuran, bahan, bentuk.
Alas : sumber, kuantitas, kekerapan
penggantian. Penanganan : kontak fisik, kegaduhan,
mutu personel.
Kesehatan Difesiensi, kekebalan spontan dan buatan.
Fenotipe Praperlakuan Pemindahan, pengelompokan ulang, adaptasi, recovery
Dramatipe Prauji
Uji sebenarnya
* Hurni, H.1970. The Provision of Laboratory Animals. In Paget, G.E. (Ed.). Methods in Toxicology. Blackwell-
SP:Oxford

II.4. PENANGANAN HEWAN UJI


Dimaksud dengan penanganan hewan uji adalah tata cara memperlakukan hewan uji,
baik selama masa pemeliharaan maupun selama masa uji berlangsung. Dalam hal ini, terlibat
berbagai macam teknik, yakni pengambilan hewan dari kandang, pemegangan, penandaan,
pemberian senyawa, pengorbanan dan pengambilan cuplikan hayati.
Berhubung untuk keperluan uji toksikologi, hewan uji yang paling banyak digunakan
ialah mencit dan tikus, maka para mahasiswa akan diperkenalkan pada tata cara penanganan
hewan uji tersebut.

II.4.1. Mencit
Pengambilan mencit dari kandang harus dilakukan dengan hati-hati, karena mencit
merupakan hewan yang selalu berusaha untuk menggigit dan mapu meloncat sampai beberapa
meter, bila tersentuh. Karena itu, pertama kali bukalah kandang dengan hati-hati. Jangan
membuka penutup kandang sepenuhnya, melainkan cukup untuk masuk tangan saja.
Berikutnya, angkat mencit dengan cara memegang ekot mencit (3 – 4 cm dari ujung), gambar
II.1.A. Dengan cara demikian, mencit dapat dipindahkan ke tempat lain. Selain itu, dengan
tetap dipegang pada ekornya, bila perlu mencit dapat diletakkan pada telapak tangan (Gambar
II.1.B), guna pengamatan atau pemeriksaan lebih jauh.

Program Studi Farmasi 7


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Pemegangan mencit dapat dikerjakan sebagai berikut :


a. Letakkan mencit pada lembaran kawat, niarkan keempat kakinya mencengkeram kawata atau
alas kasar lain (Gambar II.1.C). Dalam keadaan demikian, mencit dapat diberi tanda dengan
asam pikrat atau tinta cina sebagaimana lazimnya.
b. Dengan tangan kiri, jepit kulit tengkuk diantara telunjuk dan ibu jari (Gambar II.1.D).
c. Pindahkan ekor dari tangan kanan ke antara jari manis dan jari kelingking tangan kiri, sampai
mencit dapat dipegang dengan erat (Gambar II.1.E). Mencit siap mendapat perlakuan.

Gambar II.1. Urutan tata cara mengambil mencit dari kandang (A)
sampai memegangnya untuk siap diberi perlakuan (B, C, D, E)

Program Studi Farmasi 8


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Pemberian atau pemejanan sediaan uji pada mencit dapat melalui beberapa jalur, oral,
intravena, intraperitoneal, intramuskular, dan subkutan.
Pemberian melalui oral, dilakukan dengan cara memegang mencit seperti pada gambar
II.1.E. Masukkan kateter polietilen (ukuran A2-3f.g., panjang 2 – 3 cm) dengan jarum tumpul
ukuran 18 G yang berisi larutan, suspensi, atau emulsi senyawa uji, melalui mulut dengan cara
menulusurkan searah tepi langit-langit ke arah belakang sampai esofagus. Semprotkan senyawa
uji pelan-pelan. Setelah pemberian selesai, tarik perlahan-lahan alat tersebut. Selain kateter
polietilen, alat yang dipakai juga dapat berupa jarum tuberkulin dengan ujung tumpul.
Pemberian intravena, dilakukan dengan cara memasukkan mencit ke dalam sangkar
(Gambar II.2). Selanjutnya celupkan ekornya ke dalam air hangat (dilatasi vena lateralis).
Setelah vena mengalami dilatasi (melebar), pegang ekor mencit dengan kuat dengan posisi vena
berada di permukaan sebelah atas. Tusukkan jarum suntik No.24 ke dalam vena sejajar dengan
vena, lebih kurang 1 cm. Semprotkan larutan uji perlahan-lahan. Setelah pemberian selesai,
tarik perlahan-lahan jarum suntik, dan tekan tempat suntikan dengan kapas berakohol.
Pemberian intraperitoneal, dilakukan dengan cara memegang mencit seperti pada
gambar II.1.E. dengan kulit punggung dijepit, sehingga daerah perut terasa tegang. Basahi
daerah perut dengan kapas berakohol. Tusukkan jarum suntik (No.18) sejajar dengan salah satu
kaki mencit, pada daerah perut lebih kurang 1 cm diatas kelamin. Semprotkan larutan uji.
Setelah pemberian selesai, tarik perlahan-lahan jarum suntik, dan tekan tempat suntikan dengan
kapas berakohol. Hati-hati penyuntikan jangan sampai kena hati, kandung kencing atau usus.
Rongga perut terletak antara kandung kencing dan hati.
Pemberian intramuskular, dilakukan dengan cara memegang mencit seperti pada
gambar II.1.E. dengan bantuan teman. Usap daerah otot paha postereor dengan kapas berakohol.
Suntikkan larutan senyawa uji pada daerah otot tersebut. Setelah selesai, Semprotkan larutan uji
perlahan-lahan. Setelah pemberian selesai, cabut perlahan-lahan jarum suntik, dan tekan tempat
suntikan dengan kapas berakohol.
Pemberian subkutan, dikerjakan dengan cara memegang mencit seperti pada gambar
II.1.D. atau II.3. Melalui sela-sela jepitan pada tengkuk, suntikkan cairan ke bawah kulit.

Gambar II.2. Cara pemberian intravena pada mencit

Program Studi Farmasi 9


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Gambar II.3. Cara pemberian subkutan pada mencit

Pengambilan cuplikan hayati


Cuplikan hayati yang sering diambil dalam uji toksikologi meliputi darah, urin, dan
berbagai organ tubuh seperti lambung, usus, hati, limfa, pankreas, ginjal, uterus, ovarium, testis,
jantung, paru, tiroid, dan otak.
Pengambilan darah, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Pegang mencit seperti pada gambar II.1.E.
b. Ambil pipa kapiler dan siapkan tabung penampung darah berheparin.
c. Tusukkan kapiler perlahan-lahan pada vena optalmikus yang terdapat disudut mata.
d. Putar kapiler perlahan-lahan sampai darah keluar.
e. Tampung darah yang keluar pada tabung.
f. Setelah volume darah yang diperoleh dianggap cukup, cabut pipa kapiler dan bersihkan sisa
darah yang terdapat dimata dengan kapas steril.
g. Simpan darah di lemari es -20oC, sampai penetapan dikerjakan.

Sebelum pengambilan berbagai organ tubuh, hewan uji biasanya dikorbankan terlebih
dahulu. Ada beberapa cara pengorbanan mencit, yakni cara kimia (eter atau karbondioksida
dalam wadah khusus, atau suntikan pentobarbital Na 135 – 180 mg/kg BB) dan cara fisik
(dislokasi leher). Pengorbanan mencit cara fisik, dapat dikerjakan sebagai berikut :
a. Pegang mencit seperti pada gambar II.1.B.
b. Tempatkan suatu penahan (misal pensil) pada tengkuk mencit, seperti pada gambar II.4.
c. Tarik ekor mencit dengan kuat sampai tulang leher terasa terlepas.
Cara fisik lain yang sering dikerjakan ialah dengan mengganti fungsi pensil dengan
tangan. Dalam hal ini, mencit dipegang seperti pada gambar II.1.E.

Pengambilan organ, dilakukan dengan cara berikut :


a. Korbankan mencit dengan cara fisik.
b. Tempatkan mencit pada meja atau tempat bedah/fiksasi.
c. Telentangkan mencit, rentangkan keempat kakinya dan tancap dengan jarum.
d. Basahi dengan air daerah di sekitar perut.
e. Angkat kulit perut dengan pinset, kemudian potong dengan gunting tepat di bawah pinset.

Program Studi Farmasi 10


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

f. Lanjutkan pemotongan ke arah kiri dan kanan, serong ke atas menuju pangkal kaki depan,
dan serong ke bawah menuju pangkal kaki belakang. Dengan cara demikian, sekarang
terlihat isi perut dan rongga dada, meliputi usus, hati, dan diafragma.
g. Selanjutnya, angkat seluruh bagian usus dan rentangkan. Potong lambung, duodenum,
jejenum, dan ileum. Bersihkan isi lambung dan usus tersebut, kemudian masukkan ke dalam
pot yang berisi formalin 10%.
h. Berikutnya buka rongga dada, pisahkan hati yang melekat. Balikkan hati dan potong pada
jaringan ikatnya. Bersihkan dengan air dan masukkan pot berformalin-10%.
i. Setelah hati terambil, akan terlihat limfa, pankreas, dan ginjal. Potong limfa dan pankreas
yang melekat di bawah limfa. Ambil pula ginjal yang menyerupai biji kopi. Uterus, ovarium
atau testis dapat diambil dari bawah perut. Bersihkan dan masukkan pot berformalin.
j. Dalam rongga dada terdapat jantung dan paru di bawah tulang rusuk. Buka tulang rusuk,
potong jantung dan ambil parunya, masukkan ke dalam pot berformalin.
k. Berikutnya buka kulit di atas rongga dada sampai pangkal trakea. Kelenjar tiroid terletak
pada pangkal trakea tersebut (jumlah dua, warna lebih bening). Pengambilan tiroid dapat
dilakukan dengan memotong pangkal trakea yang mengandung tiroid, atau kelenjar tiroidnya
saja. Bungkus tiroid dengan kertas perkamen sebelum dimasukkan ke dalam pot berformalin.
l. Terakhir pengambilan otak. Untuk itu, buka kulit kepala, kemudian potong pangkal lehernya
sampai terlihat medula spinalisnya. Lanjutkan pemotongan pada garis tengah batok kepala.
Ambil tulang tengkorang ke raha kiri dan kanan. Segera terlihat oatk besar dan kecil
berwarna putih di bawah tulang tengkorak. Dengan hati-hati ambil keseluruhan otak dari
rongga kepala, masukkan ke dalam pot berformalin.

Gambar II.4. Pengorbanan mencit secara fisik (dislokasi leher)

Program Studi Farmasi 11


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

II.4.2. Tikus
Pengambilan tikus dari kandang, sebaiknya tidak dilakukan dengan memegang ekor
seperti halnya mencit, karena tikus dapat menjadi stress dan mengalami luka. Biasanya, bila
tikus diangkat dengan memegang ekornya, tikus akan berputar-putar di udara. Meskipun
demikian, keadaan ini dapat diatasi dengan memegang pangkal ekor atau langsung
menggenggamnya diseputar bahu seperti terlihat pada gambar II.5.A. dan B.
Pemegangan tikus biasanya dikerjakan dengan cara sebagai berikut. Pertama, angkat
tikus dari kandang pada pangkal ekornya dengan tangan kanan. Kemudian biarkan tikus
mencengkeram alas kasar atau kawat seperti halnya mencit (Gambar II.1.B). Berikutnya,
luncurkan tangan kiri dari belakang tubuhnya/punggung ke arah kepala. Selipkan antara jari
tengah dan telunjuk pada tengkuk tikus, sedang ibu jari, jari manis, dan kelingking, selipkan
disekitar perut seperti pada gambar II.6.A. Tikus juga dapat dipegang dengan cara lain seperti
pada gambar II.6.B.
Pemberian atau pemejanan sediaan uji pada tikus yang banyak dilakukan untuk
keperluan uji toksikologi meliputi pemberian oral, intravena, intraperitoneal, intramuskular, dan
subkutan. Teknik atau tata cara pemberian sediaan uji melalui beberapa jalur pemberian di atas,
pada dasarnya sama dengan tata cara pemberian untuk mencit. Hanya pada poemberian
subkutan, juga dapat diberikan pada daerah sekitar perut. Beberapa tata cara pemberian tersebut,
teringkas pada gambar II.7.
Pengorbanan dan pengambilan cuplikan hayati pada tikus, pada dasarnya juga dapat
dikerjakan mengikuti teknik atau tata cara pada mencit. Hanya untuk pengambilan darah,
biasanya dilakukan dari vena lateralis (ekor) tikus.

Gambar II.5. Tata cara pengambilan tikus, A (menangkap pada bagian bahu),
B (kepala dan bahu sedikit bebas)

Program Studi Farmasi 12


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Gambar II.6. Tata cara pemegangan tikus

Program Studi Farmasi 13


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Gambar II.7. Tata cara pemberian sediaan uji pada tikus,


A (peroral), B (intraperitoneal), C (intramuskular), D dan E (subkutan)

II. DOSIS DAN VOLUME PEMBERIAN

Perhitungan Dan Faktor Konversi Dosis :


Untuk setiap hewan coba memiliki dosis tersendiri terhadap suatu jenis bahan obat. Dosis yang
diberikan pada species tertentu dapat diintrapolasikan dengan menggunakan faktor konversi
dosis yang terdapat dalam tabel perbandingan berat badan hewan coba dalam kolom dengan
mengalihkan dosis yang diberikan pada binatang dalam faktor konversi yang terdapat pada
interseksi baris dan kolom yang bersangkutan.

Program Studi Farmasi 14


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Tabel.II.2. Perbandingan Berat Badan Beberapa Hewan Coba dan Manusia (Laurence and
Bacharach, 1964)

20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 kg 12 kg 70 kg


Mencit Tikus Marmut Kelinci Kucing Monyet Anjing Manusia
20 g
Mencit 1.0 7.0 12.25 27.8 29.7 64.1 124.2 387.9
200 g
0.14 1.0 1.74 3.9 4.2 9.2 17.8 56.0
Tikus
400 g
Marmut 0.03 0.57 1.0 2.25 2.4 5.2 10.2 31.5
1,5 kg
0.04 0.25 0.44 1.0 1.05 2.4 4.5 14.2
Kelinci
2 kg
Kucing 0.03 0.23 0.41 0.92 1.0 2.2 4.1 13.0
4 kg
0.016 0.11 0.19 0.42 0.45 1.0 1.9 6.1
Monyet
12 kg
Anjing 0.008 0.06 0.10 0.22 0.24 0.52 1.0 3.1
70 kg
0.0026 0.018 0.031 0.07 0.076 0.16 0.32 1.0
Manusia

Volume Maksimum Larutan Obat Yang Diberikan Untuk Hewan Percobaan


Tiap jenis hewan coba memiliki bobot dan sifat organ dengan fungsi fisiologis yang berbeda.
Sehingga jumlah atau volume cairan/larutan obat yang diberikan tidak sama. Misalnya kapasitas
lambung kelinci lebih besar daripada tikus. Jadi volume cairan yang diberikan untuk kelinci
lebih besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.3.

Tabel.II.3. Volume Maksimum Larutan Obat Yang Diberikan Untuk Hewan Coba
Volume maksimal (ml)
Rute pemakaian
Hewan Coba i.v. i.m i.p s.c. p.o.
Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1 0,5 1,0
Tikus (100 g) 1 0,1 2,0-5,0 2,0 – 0,5 5,0
Hamster (50 g) - 0,1 1,0 – 2,0 2,5 2,5
Kelinci (2,5 kg) 5,0 – 1,0 0,5 10 - 20 5 – 10 20
* didistribusikan ke daerah yang lebih luas
Catatan: volume yang diberikan = ½ volume maksimum

Kekerabatan Waktu Hewan Uji dengan Manusia


Pada uji farmakologi sediaan uji diberikan dengan frekuensi sekali sehari (single dose)
meskipun pada kasus-kasus tertentu diberikan secara berulang (multiple dose). Lama pemberian
sediaan uji sangat tergantung pada tujuan percobaan farmakologi dengan mempertimbangkan
penggunaan obat uji tersebut pada manusia. Hal tersebut memerlukan kekerabatan waktu antara
pemejanan atau pemberian senyawa pada hewan uji, masa hidup hewan uji, dan kesetaraan
waktu dengan manusia.

Program Studi Farmasi 15


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Tabel.II.4. Kekerabatan Waktu Antara Pemejanan atau Pemberian Senyawa pada Hewan Uji,
Masa Hidup Hewan Uji, dan Kesetaraan Waktu dengan Manusia (Benitz, 1970)

Tikus Kelinci Anjing Kera


Lama Setara Setara Setara Setara
Uji Masa dengan Masa dengan Masa dengan Masa dengan
(Bulan) Hidup Manusia Hidup Manusia Hidup Manusia Hidup Manusia
(Bulan) (Bulan) (Bulan) (Bulan)
1 4,1 34 1,5 12 0,82 6,5 0,55 45
2 8,2 67 3 24 1,6 14 1,1 9
3 12 101 4,5 36 2,5 20 1,6 13
6 25 202 9 72 4,9 40 3,3 27
12 49 404 18 145 9,8 81 6,6 53
24 99 808 36 289 20 162 13 107

Program Studi Farmasi 16


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

PERCOBAAN I
PENGARUH CARA PEMBERIAN TERHADAP ABSORPSI OBAT

Tujuan :
Mengenal, mempraktekkan, dan membandingkan cara-cara pemberian obat terhadap
kecepatan absorpsinya, menggunakan data farmakologi sebagai tolok ukurnya.

A. PENDAHULUAN
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya
mengalami absorpsi, distribusi, dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan
menimbulkan efek. Untuk mencapai efek farmakologis seperti yang diinginkan, obat dapat
diberikan dengan berbagai cara, anatara lain : melalui oral, subkutan, intra muskular, intra
peritoneal, rektal, dan intra vena.
Masing-masing cara pemberiaan ini memiliki keuntungan dan manfaat tertentu. Suatu
senyawa atau obat mungkin efektif jika diberikan melalui salah satu pemberian, tetapi tidak
atau kurang efektif jika diberikan melalui cara lain. Perbedaan ini salah satunya dapat
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam hal kecepatan absorpsi dari berbagai cara
pemberian tersebut, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap efek atau aktivitas
farmakologisnya.
Pada praktikum ini, mahasiswa akan membandingkan beberapa cara pemberian obat,
dengan parameter waktu mulai timbulnya efek (onset) dan lamanya efek (durasi). Melalui
kedua parameter tersebut, dapat dihubungkan dengan pengaruh cara pemberian terhadap
absorpsi obat.

B. CARA PERCOBAAN
a. Bahan :
1. Diazepam 5 mg/tablet
2. Alkohol 70%
3. Na-CMC
b. Alat :
1. Spuit injeksi dan jarum (1-2ml)
2. Jarum berujung tumpul (untuk per oral)
3. Sarung tangan
4. Stop watch
c. Hewan Uji : tikus
d. Cara Kerja :
1. Tiap kelas dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok mendapat 3
mencit atau tikus
2. Berturut-turut kelompok I, II, III, IV, V mengerjakan percobaan oral, subkutan,
intra muskular, intra peritoneal, dan intra vena.
3. Dibuat larutan stok diazepam 10 mg/70 kg BB dengan Na-CMC 0.5%
4. Mencit atau tikus ditimbang, dan diperhitungkan volume diazepam yang akan
diberikan, dengan dosis 10 mg/kg BB
5. Diazepam diberikan pada hewan uji dengan cara pemberian sesuai dengan masing-
masing kelompok.
1). Oral, melalui mulut dengan jarum ujung tumpul

Program Studi Farmasi 17


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

2). Subkutan, dimasukkan sampai di bawah kulit pada tengkuk hewan uji dengan
jarum injeksi
3). Intra muskular, disuntikkan ke dalam otot pada daerah otot gluteus maximus
4). Intra peritoneal, disuntikkan ke dalam rongga perut. Hati-hati jangan sampai
masuk ke dalam usus
5). Intra vena, disuntikkan ke dalam vena lateralis pada ekor hewan uji.
6. Setelah hewan uji mendapat perlakuan, diamati dengan cermat dan dicatat waktu
hilangnya reflek balik badan serta waktu kembalinya reflek balik badan. Hilangnya
reflek balik badan ditandai dengan hilangnya kemampuan hewan uji untuk
membalikkan badannya dari keadaan terlentang. Kembalinya reflek balik badan
ditandai dengan kembalinya kemampuan untuk membalikkan badan dari keadaan
terlentang.
7. Onset dan durasi waktu tidur diazepam dihitung dari masing-masing kelompok
percobaan, dan bandingkan hasilnya menggunakan uji statistik “analisa varian pola
searah” dengan taraf kepercayaan 95%.

Perhitungan Dosis dan Pembuatan larutan stok

Program Studi Farmasi 18


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

C. HASIL PENGAMATAN

a. Tabel pengumpulan data hasil percobaan I

Cara Pemberian : Oral


Waktu
Nomor Pemberian Reflek balik badan Onset Durasi
Hewan Hilang Kembali

Cara Pemberian : subkutan


Waktu
Nomor Pemberian Reflek balik badan Onset Durasi
Hewan Hilang Kembali

Program Studi Farmasi 19


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Cara Pemberian : intramuskular


Waktu
Nomor Pemberian Reflek balik badan Onset Durasi
Hewan Hilang Kembali

Cara Pemberian : intraperitoneal


Waktu
Nomor Pemberian Reflek balik badan Onset Durasi
Hewan Hilang Kembali

Cara Pemberian : intravena


Waktu
Nomor Pemberian Reflek balik badan Onset Durasi
Hewan Hilang Kembali

Program Studi Farmasi 20


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

b. Hasil Analisa statistik

Program Studi Farmasi 21


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

D. PEMBAHASAN

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Program Studi Farmasi 22


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------

E. PERTANYAAN
1. Apakah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi absorpsi obat dari saluran cerna?

2. Jelaskan bagaimana cara pemberian obat dapat mempengaruhi onset dan durasi obat!

Program Studi Farmasi 23


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

3. Jelaskan keuntungan dan kerugian masing-masing cara pemberian obat!

DAFTAR PUSTAKA

Program Studi Farmasi 24


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Program Studi Farmasi 25


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Praktikum Farmakologi 2 - 2020

Program Studi Farmasi 26


Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai