Tim Penyusun:
Penyusun
2
PERATURAN DAN TATA TERTIB
1. Praktikan (peserta praktikum) harus datang 10 menit sebelum praktikum dimulai dan
mengenakan jas praktikum, masker, sarung tangan dan bila perlu gunakan kacamata
google
2. Keterlambatan lebih dari 15 menit dari jadwal praktikum, mahasiswa tidak diperkenankan
mengikuti praktikum
3. Praktikan wajib memakai jas praktikum selama kegiatan praktikum
4. Praktikan memastikan alat gelas yang digunakan dalam praktikum harus sudah
dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan
5. Praktikan harus mempelajari materi pratikum baik teori/kerangka konsep yang mendasari
percobaan, tujuan, dan prosedur percobaan
6. Tiap kelompok praktikan wajib membawa lap/serbet dan tissue untuk membersihkan
alat-alat gelas
7. Jagalah kebersihan :
- Membuang residu di tempat yang disediakan
- Bahan kimia diambil secukupnya, tidak berceceran di lantai atau meja
- Hindarilah campur baur dalam penggunaan bahan kimia (pastikan label dan pipet yang
bersih) dan rawat setiap bahan dengan benar
8. Praktikan wajib mengganti alat-alat yang dirusakkan dengan merek dan kualitas yang
sama. Masa penggantian dilakukan sebelum dilakukannya ujian responsi
praktikum
3
sandal) dan mematuhi tata tertib yang berlaku
13. Praktikan harus sudah menyelesaikan praktikum termasuk membereskan alat-alat
maksimal 15 menit sebelum waktu praktikum berakhir
14. Praktikan harus menyerahkan laporan akhir selambat-lambatnya pada hari praktikum
berikutnya. Keterlambatan pangumpulan laporan akhir dengan alasan apapun akan
diberikan nilai minus
15. Laporan praktikum dibuat individual baik laporan sementara dan laporan akhir secara
tulis tangan
16. Izin tidak mengikuti praktikum disampaikan kepada koordinator praktikum (dosen
pengampu), dan tidak ada inhal/praktikum pengganti.
17. Praktikan yang tidak dapat menyelesaikan keseluruhan materi praktikum dan tidak dapat
melaksanakan inhal maka dinyatakan TIDAK LULUS praktikum Kimia Farmasi Dasar
18. Hal-hal yang belum dinyatakan dalam aturan ini dan sekiranya diperlukan demi kemajuan
dan ketertiban acara praktikum Kimia Farmasi Dasar akan ditentukan kemudian dengan
kesepakatan bersama
4
Pelaksanaan Praktikum
Praktikum Kimia Farmasi Dasar akan dilaksanakan dalam 7 (tujuh) kali
pertemuan, yang terdiri dari pertemuan pertama berupa asistensi, pertemuan kedua s/d
enam berupa praktik di laboratorium; pertemuan tujuh berupa responsi tertulis. Asistensi
bersifat wajib diikuti seluruh praktikan (yang baru mengambil maupun yang mengulang)
dan menjadi prasyarat mengikuti rangkaian praktikum ini. Sebelum praktikum, praktikan
diminta membuat laporan awal dan mengikuti pre-test sebagai prasyarat mengikuti
praktik di laboratorium. Pre-test dilaksanakan pada hari praktikum dengan menyerahkan
laporan sementara sebagai syarat mengikuti pre-test. Nilai minimal pre-test adalah 60
(enam puluh) dengan skala penilaian 0-100. Berikut adalah materi pertanyaan yang akan
ditanyakan saat pre-test:
Laporan praktikum ditulis pada kertas folio bergaris atau buku besar yang telah diberi
halaman judul (cover). Laporan yang telah dikoreksi akan dibagikan sebelum responsi.
Laporan praktikum menjadi pra-syarat praktikum selanjutnya. Ujian praktikum akan
dilaksanakan dalam bentuk ujian tertulis dengan materi seluruh tema yang teah
dipraktikumkan. Adapun syarat mengikuti ujian yaitu:
a. Kehadiran praktikum 100%.
b. Komponen nilai lengkap (pre-test, praktik, dan laporan).
c. Tidak ada tanggungan administratif di laboratorium.
Sistem penilaian menggunakan PAP (Penilaian Acuan Patokan) yang telah ditetapkan
oleh Program Studi Farmasi dengan komposisi sebagai berikut:
5
Indikator Point
Pretest 10
Praktikum 30
Laporan 20
Ujian Praktikum 40
TOTAL 100
6
Referensi
1. Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-konsep Kimia Inti, 3rd edition, Jilid 1 dan 2,
diterjemahkan oleh Muhammad A.M., et al., Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Langsjoen, A., Everett, G.W., Lieder, P., Lata, A.J., 1988, Experiments in General,
Organic and Biological Chemistry, Harcout Brace, Jovanovich Publisher, Orlando,
Florida, 17-89
3. Timberlake, K.C., 2006, Chemistry, An Introduction to General, Organic, And Biological
Chemistry, 9th edition, Pearson Education Inc., USA.
4. Murov, S., Stedjee, B., 2004, Experiments and Exercises in Basic Chemistry, 6th Ed.,
Wiley, New York.
5. Coyne, G.S., 2006, The Laboratory Companion: A Practical Guide to Materials,
Equipment, and Technique, Revised Ed., Wiley interscience, New Jersey.
6. Slowinski E. J., and Wolsey W.C., 2009, Chemical Principles in the Laboratory, Ninth
Ed., Brooks/ Cole, USA.
7
KETENTUAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI DASAR
1. Laporan praktikum kimia farmasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: laporan sementara dan
laporan akhir. Laporan sementara dikerjakan secara individu (ditulis tangan dan
disahkan oleh dosen/asisten praktikum). Laporan sementara dikerjakan pada folio
bergaris atau buku batik besar dengan sistematika sebagai berikut:
a. Cover (Judul, Nama, dan NIM)
b. Tujuan Praktikum
c. Landasan Teori
d. Alat dan Bahan
e. Cara Kerja
f. Hasil Pengamatan Sementara (Form sesuai pada buku petunjuk praktikum) → ditulis
setelah melakukan praktikum
2. Laporan akhir dikerjakan dibuku laporan akhir secara individu (ditulis tangan). Buku
laporan akhir berupa buku berukuran A4 Folio bergaris dengan sistematika sebagai
berikut :
a. Cover (Judul, Nama dan NIM, Kelompok/Kelas)
b. Tujuan Praktikum
c. Landasan Teori
d. Alat dan Bahan
e. Cara Kerja
f. Hasil Percobaan dan Perhitungan
g. Pembahasan
h. Kesimpulan
i. Daftar Pustaka
3. Laporan harus merupakan hasil pekerjaan mandiri. Hal-hal semacam “copy-paste”
laporan sebelumnya atau lainnya tidakdiperkenankan dan pelanggaran terhadap hal ini
dapat berakibat diberikannya nilai nol bagi mahasiswa yang bersangkutan.
4. Setiap kutipan terhadap hasil penelitian terdahulu atau referensi lain yang terkait harus
disitasi pada naskah laporan.
5. Laporan harus dikumpulkan sebelum pelaksanaan praktikum minggu berikutnya.
Kelompok atau mahasiswa yang melanggar ketentuan tersebut tidak diperkenankan
8
mengikuti praktikum dan tidak akan ada kesempatan untuk inhal.
3 P2: MSDS
9
CONTOH COVER LAPORAN
JUDUL PRAKTIKUM
Disusun Oleh:
Nama
NIM
10
MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN
1. Baca dan pahami profil Material Safety Data Sheet (MSDS) tiap bahan kimia yang
Saudara gunakan dengan benar.
2. Percobaan yang akan menimbulkan gas beracun seperti CO, H2S, HCN dan bahan kimia
korosif lainnya yang menguap harus dilakukan dalam lemari asam.
3. Hindarkan dan matikan semua api atau yang menimbulkan api pada waktu bekerja
dengan pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, petroleum eter atau
benzene dan lain sebagainya.
4. Jika pengenceran asam kuat (H2SO4 misalnya) atau melarutkan basa kuat, maka zat
tersebut harus dilakukan atau dituangkan kedalam air,dan bukan sebaliknya.
5. Mohon untuk diperhatikan:
a. Jika melakukan percobaan dalam tabung reaksi dengan pemanasan maka mulut tabung
jangan diarahkan ke muka sendiri atau orang lain.
b. Jangan menyedot dengan mulut untuk bahan kimia yang reaktif/kuat,gunakan penyedot
karet (filler).
1. Bahan kimia yang mempunyai sifat mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
karsinogenik, dan beracun.
2. Alat-alat gelas yang mudah pecah dan dapat mengenai tubuh kita.
3. Alat-alat listrik seperti: kompor listrik, oven, lampu pemanas, lampu UV dan lain
sebagainya, yang menyebabkan terjadinya sengatan listrik.
4. Penangas air atau minyak yang bersuhu tinggi yang dapat terpercik.
minimal harus menggunakan jas laboratorium lengan panjang dan kacamata pelindung
(googles). Adanya potensi bahaya ini tidak harus ditakuti secara berlebihan dengan selalu
menghindari kegiatan praktikum atau bersifat pasif di dalam setiap acara praktikum.
Namun kita harus bertindak lebih aktif dan mencari tahu setiap potensi bahaya yang dapat
timbul di dalam laboratorium agar kita selalu waspada dan berhati-hati dalam setiap
tindakan agar selalu terhindar dari setiap bahaya yang dapat terjadi kapan saja.
Hal-hal yang seharusnya kita lakukan pada saat bekerja di laboratorium antara lain adalah:
1. Persiapan
a. Mengetahui secara pasti (tepat dan akurat) apa yang akan dikerjakan pada acara
praktikum, dengan mambaca petunjuk praktikum, mengetahui tujuan dan cara kerja
serta bagaimana data percobaan akan diperoleh, mengetahui hal-hal atau tindakan
yang harus dihindarkan, misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan
sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah
ditentukan dan sebagainya.
b. Mengetahui sifat-sifat bahan yang akan digunakan apakah bersifat mudah terbakar,
bersifat racun, karsinogenik atau membahayakan dan sebagainya, sehingga dapat
terhindar dari potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia yang
digunakan.
c. Mengetahui alat dan bagaimana merangkai alat serta cara kerja alat yang akan
digunakan.
d. Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih
lengan panjang, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan
sebagainya sesuai kebutuhan praktikum.
e. Skema pembagian waktu kerja dibuat sebelumnya, meliputi urutan kerja yang akan
dilakukan. Apa yang dikerjakan lebih dulu dan seterusnya, mana yang dapat
dikerjakan bersam-sama dan sebagainya
f. Sebelum bekerja hal-hal yang kurang jelas ditanyakan pada dosen
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengenakan peralatan pelindung tubuh dengan baik.
b. Bekerjalah dengan tenang dan hati-hati, teliti bersih dan hemat, tetapi juga cepat
seperti yang diperlukan menurut keadaan
c. Mengambil dan memeriksa peralatan dan bahan yang akan digunakan.
d. Merangkai alat yang digunakan dengan tepat, dan mengambil bahan kimia
secukupnya. Penggunaan bahan kimia JANGAN SAMPAI BERLEBIHAN karena
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
e. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang
digunakan.
f. Ingat kepentingan teman-teman se-praktikum. Kembalikan botol-botol segera
ketempat semula supaya mudah dicari, jangan merebut botol yang sedang diperlukan
orang lain. Sebaliknya jangan terlalu lambat bekerja sehingga terpaksa orang
menunggu lama. Sabar menunggu giliran mempergunakan sesuatu yang diperlukan.
Jangan membuat bahaya orang lain karena api, cara pemanasan larutan dan
sebagainya
g. Berbicara seperlunya, tidak boleh dengan perhatian yang setengah-setengah, jangan
sambil memperhatikanyang lain-lain, berbicara atau bersenda gurau.
h. Tutup botol segera dipasang kembali pada botolnya untuk menghidari kekeliruan
yang dapat merusak kemurnian isi botol (kontaminasi)
i. Bahan-bahan bakar yang pekat jangan langsung dibuang disaluran atau di bak air,
tetapi diencerkan dulu dengan air dari kran. Setelah membuangnya, bukalah kran
secukupnya untuk menghilangkan daya bahan-bahan pekat tersebutt
j. Kertas saring dan bahan padatan lainnya dibuang ke tempat sampah
k. Hematlah penggunaan api, air dan bahan kimia. Api tidak dipasang lebih besar
daripada yang diperlukan, air kran dan air destilasi, serta bahan kimia untuk reaksi
atau pembilas, dipakai seperlunya saja (reaksi kerapkali gagal, karena kelebihan
bahan kimia.
l. Jika suatu bahan kimia diperlukan orang terlalu banyak, carilah pekerjaan lain
sehingga waktu tidak terbuan untuk menunggu (dalam hal ini perlu dibuat pembagian
waktu yang fleksibel dan harus diketahui betul-betul bahan yang akan dilakukan)
m. Catatan-catatan pengamatan harus singkat, tegas tetapi jelas dan lengkap. Catatn
panjang lebar dapat menghilangkan gambaran tentang isi keseluruhan pengamatan)
n. Gunakan waktu yang luang untuk menyusun laporan praktikum (menyalin konsep
laporan, perhitungan-perhitungan dan sebagainya)
3. Tahap pasca pelaksanaan
a. Bersihkan alat-alat, meja dan lain-lain Kembalikan peralatan dan bahan yang
digunakan sesuai posisi semula.
b. Hindarkan bahaya yang mungkin terjadi dengan mematikan peralatan listrik, kranair,
menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).
c. Periksalah apakah tidak ada kerusakan bila ada segera dilaporkan kepada dosenatau
asisten
d. Tunggulah ditempat masing-masing. Dosen atau asisten akan berkeliling
mengumpulkan buku laporan dan memeriksa kebersihan alat-alat.
e. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.
PRAKTIKUM I
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengenal alat-alat laboratorium
2. Mahasiswa mengenal macam-macam bahan yang di pakai dalam praktikum di
laboratorium
Pembakar merupakan alat bantu untuk memanaskan zar atau larutan. Reaksi
pembakaran akan terjadi bila bahan bakar (gas alam/lpg) bertemu dengan oksigen dengan
bantuan panas. Api dan suhu yang dihasilkan bergantung kepada perbandingan
bahanbakar dan warna yang diberikan.
Peralatan wah pengukur volume larutan, ada yang ditera dengan teliti dan ada
yang tidak perlu ditera dengan teliti. Peneraan yang sangat teliti dilakukan terhadap alat
ukur seperti pipet volumetrik, pipet Mohr, labu ukur dan buret. Pengukuran dengan alat
tersebut akan mempengaruhi hasil secara kuantitatif
Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis
besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan halus.
Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g, timbangan
sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan halus dengan ketelitian
lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. berikut adalah beberapa jenis timbangan tersebut.
Neraca Kasar : Triple Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dengan
beam ketelitian
alat sedang (0.01-0.001 gram). Selain itu digunakan pula
untuk menimbang bahan kimia dalam proses
pembuatan
larutan, akan tetapi bukan yang digunakan untuk
standarisasi
Neraca dengan Ketelitian Kapasitas: 311 g, pan tunggal bahan stainless steel,
ketelitian
Sedang 10 mg.
Tanur ( Muffle)
Alat ini biasa digunakan sebagai pemanasan dengan
menggunakan suhu tinggi sampai dengan 1000 °C dan
biasadignakan untuk menganalisis kadar abu.
Inkubator
Alat ini digunakan sebagai tempat fermentasi dengan suhu
dan kelembaban terkendali, serta digunakan untuk
menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologis.
Pada alat ini biasanya sudah dilengkapi dengan alat pengukur
kelembaban
.
Water bath
Alat ini berfungsi sebagai pemanas sekaligus penghomogenan suatu
larutan. pada alat ini terdapat media air. Ada beberapa jenis water bath,
yaitu seperti water
Alat-alat pemanas antara lain Pembakar gas, kaki tiga, segitiga
porselin, kasa,tang/gegep, pemanas air, alat-alat porselin
(pinggan dan cawan porselin)
4.3 Alat-Alat gelas kimia ( Glass Ware Equipment)
Peralatan gelas dibagi menjadi dua bagian yaitu peralatan gelas yang tahan suhu
tinggi dan peralatan gelas yang tidak tahan suhu tinggi. Ada yang bilang tergantung merk
nya, ya seperti pyrex, yang tahan akan suhu tinggi..
Disini akan jelaskan peralatan gelas apa saja yang biasanya terdapat di laboratorium
pengujian kimia
Alat-alat yang akan digunakan harus dipersiapkan dan diperiksa dulu sebelum
digunakan, apakah ada cacat serta kebersihannya dengan teliti. Apabila ternyata alat-
tersebut retak jangan diteruskan untuk menggunkaannya. Kebesihan sangat ppenting
untuk orang yang bekerja di laboraotrium kimia. Data yang dihasilkan kadang salah
diintreprstasibila percobaan dilakukan dalam wadah yang terkontaminasi.
Bersihkan peralatan gelas dengan sabun dan air kran. Gunakan sikat yang sesuai
dalam hal ukuran dan kehalusan. Bilas peralatan gelas mula-mula dengan air kran,
kemudian satu atau dua kali dengan air mineral. Kadang kala pipet atau buret perlu
direndam beberapa lama dalam air sabun atau campuran K2CrO7 + H2SO4 bila kotoran
sulit dihilangkan. Balikkan peralatan gelas yang bersih diatas serbet. Jangan
mengeringkan peralatan gelas yang ditera dengan teliti dalam oven atau diatas api
langsung. Bilaslah peralatan gelas dengan sedikit pelarut atau larutan yang akan
digunakan.
Mengeluarkan cairan dari pipet atau buret jangan terlalu cepat menyebabkan
cairan yang menempel di dinding tidak dapat menimbangi (tertinggal) dari miniskus yang
terbaca.Sedangkan jika terlalu lambat menyebabkan waktu percobaan lebih lama.
Kekotoran dapat disebabkan oleh lemak atau zat-zat organik lain, dari udara.debu
atau bekas-bekas endapan. Cobalah membersihkannya dengan air, sabun dan sikat
dahulu. Endapan-endapan mungkin perlu dilarutkan dalam asam basa encer. Kadang-
kadang hanyacampuran K2CrO7 + H2SO4 pekat yang dapatmembersihkannya. Kadang-
kadang pipet perlu dibersihkan dengan cara ini. Dalam hal ini, serahkanlah alat
bersangkutan kepada pegawai laboratorium.
Botol Wadah
Botol sebagai wadah pereaksi dibedakan oleh
tidak tahan cahaya, oksidasi dll. Dan botol tidak
berwarna (transparan). Tutuip botol juga bermacam-
macam yaitu tutup pipih, paruh dan tetes. Tutup pipih
tidak boleh diletakkan diatas meja, tutup paruh dan
pipet tidak boleh diambil. Selain itu mulut wadah
juga
bermacam-macam yaitu mulut kecil untuk zat yang
mudah menguap dan berasap, sedangkan yang
bermulut besar untuk pereaksi lainnya.
Kegunaan
Pipet tetes (Drop pipette) Bahan:Gelas. Panjang: 150 mm dengan karet kualitas
baik.
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan
ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet
Kegunaan
Untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil.
Labu Ukur (Volumetric Flask Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup;
Pyrex) terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena
dapat memuai. di bagian leher terdapat lingkaran
graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas
gelas. Ukurannya mulai dari 1 mL - 2 L
Kegunaan:
Merupakan alat pengukur volume yang teliti. Untuk
membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi.
Labu Didih (Boilling flask) Berupa labu yang memiliki jenis leher : single neck,
double neck, dan triple neck. Alasnya ada yang bundar
(round bottom) dan ada yang rata (flat). Terbuat dari
Labu destilasi
Terbuat dari bahan borosilikat. Berlengan, kapasitas
125, dilengkapi karet penutup berlubang kira-kira 6
mm.
Kegunaan
Untuk destilasi larutan
Kondenser (Liebig) Terbuat dari gelas borosilikat. Panjang jaket kaca 300
mm. Diameter pipa masukan-keluaran OD:8, tanpa ada
sambungan gelas.
Kegunaan
Digunakan sebagai pendingin uap panas, biasanya
digunakan dalam proses destilasi. kondensor memiliki
beberapa jenis, yaitu lurus (Liebig), Graham, Spiral
(dimrot), bulat (Allihn).
Erlenmeyer Bahan: gelas borosilikat.
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas
semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya.
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Kegunaan
Gelas Kimia (Beker gelas) Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap
panas hingga suhu 200ºC atau terbuat dari plastik.
Gelas kimia yang digunakan untuk bahan kimia yang
bersifat korosif terbuat dari PTPE. Ukuran alat ini ada
yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Kegunaan
- Untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
- Menampung zat kimia
- Memanaskan cairan
- Media pemanasan cairan
- Tempat untuk percobaan, proses difusi osmosi
- Tempat membuat larutan
Tabung reaksi (Test Tube) Berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari
berbagai ukuran tabung reaksi
Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
Untuk melakukan kimia dalam skala kecil
wadah untuk perkembangbiakkan mikroba
Kegunaan : :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu
Batang pengaduk Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung yang lain
pipih. Panjang 15 cm.
Kegunaan
Corong pemisah (Separatory Berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan
funnel) lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian
bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
Kegunaan :
Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki
kelarutan yang berbeda (berdasarkan berat jenis).
Biasanya digunakan dalam proses ekstraks
Corong gelas (Funnel conical) Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang
terbuat dari plastik.
Gelas arloji Terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran
diameter.
Kegunaan :
Botol Timbang (Weight bottle) Biasanya digunakan di dalam menentukan kadar air
suatu bahan. selain itu digunakan untuk menyimpan
bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair
dan pasta
Kegunaan :
- Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
- Mengeringkan padatan -
Jika memasukkan sesuatu ke dalam eksikstor, tutup di
angkat dan sementara di letakkan terbalik di dekatnya
supaya bagian yang bervaselin tidak mengotori tempat
bawahnya. Eksikator tidak boleh terbuka terlalu lama,
untuk menghindari masuknya uap air kedalammya
Peralatan non gelas biasanya diperlukan sebagai pendukung dalam penggunaan peralatan
lain seperti peralatan gelas, peralatan pemanas dan peralatan untuk menimbang. berikut
adalah beberapa peralatan non gelas yang biasa nongkrong di lab.
Indikator universal Berupa kertas strips, satu boks isi: 100; pH: 0 -14
Kegunaan
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat dan lainnya
Lab tongs alat ini biasa digunakan untuk menjepit banyak alat
Penjepit Beaker (Beaker tongs) Sesuai namanya alat ini khusus digunakan untuk
membantu di dalam mengambil atau memindahkan
beaker glass yang masih dalam kondisi panas
Penjepit krus (Crusible tongs) Alat ini biasanya digunakan untuk menjepit botol
timbang dan gelas arloji saat menimbang atau untuk
22
memindahkan botol timbang dan gelas arloji dari oven
ke eksikator atau sebaliknya.
Penjepit tabung reaksi Bentuk rahang: persegi. Pegas : dipoles nikel dengan
diameter: 10 -25 mm.
Kegunaan
Untuk menjepit tabung reaksi
Test tube stopper Alat ini diguna alat ini digunakan untuk menutup mulut
tabung reaksi secara rapa kan untuk menutup mulut
tabung reaksi secara rapat
Ring dan Statif Alat ini biasa digunakan untuk menjepit corong pemisah
dalam proses pemisahan cairan atau untuk menyimpan
corong pada saat proses penyaringan
Spatula plastik Bahan: plastik, kedua ujung bundar. Panjang: 150 mm.
Kegunaan
Pengambil zat kristal
Spatula logam Terbuat dari bahan stainles stail: bibir lonjong, panjang :
150 mm.
24
Kegunaan
untuk alat bantu mengambil bahan padat atau kristal
yang tidak bereaksi dengan logam
Pipet Filler (pengisap pipet) Tipe: bola karet kenyal dengan 3 knop. Bola karet tidak
mudah lembek.
Kegunaan
Untuk menghisap larutan yang akan diukur
Statif dasar persegi Dimensii: landasan: 210 x 145 mm.panjang batang: 600
dengan diamater batang: 10 mm. Material : cast iron di
cat.
Kegunaan
Merangkai peralatan praktikum
Mortal dan alu Poslen di glasir. Diameter dalam: 8 cm. Alu panjang: 9
cm.
Kegunaan
Mortar adalah wadahnya dan pestle adalah
penumbuknya yang digunakan untuk menumbuk bahan
kimia, biasanya bahan padat. Biasanya terbuat dari gelas
namun ada juga yang terbuat dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan
cairan ke dalam
Cawan Porselin/Krus porselin Alat ini digunakan sebagai wadah sampel dalam proses
dan penutupnya (Crucible ) pengabuan. terbuat dari porselen atau logam inert
Evaporating dish Alat ini digunakan sebagai wadah pada saat pemanasan,
biasanya digunakan ketika ingin menguapkan larutan
dari beberapa bahan kimia
Kacamata pengaman (Goggle)s Alat ini digunakan untuk melindungi mata dari bahan
yang dapat menimbulkan iritasi. juga dapat melindungi
dari percikan api, uap logam, serbuk, debu dan kabut
magnetic stirrer Alat ini digunakan untuk membantu di dalam proses
pengadukan suatu larutan/membuat larutan, biasanya
dimasukkan ke dalam larutan yang sedang dipanaskan
1. Padat
2. Cair
3. gas
1. teknis
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori
bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam :
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat
meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan.
Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat.
Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive
Substances
2
9
Bahaya: eksplosif pada kondisi tertentu Contoh: ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya
tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat
mudahterbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam
berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuatdan peroksida-peroksida organik. Frase-R untuk bahan pengoksidasi :
R7, R8 dan R9.
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebabtimbulnya api atau penyebab
sulitnya pemadaman api
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-
bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “
merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih
rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar
berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12.
Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau
mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah
terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh
2
10
kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar
tanpatambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly
flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.
Meliputi :
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran
dengan udara dan hindari sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kenaair
atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : asetondan
benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit.
Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segeraberobat kedokter bila
kemungkinan keracunan.
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi.
Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak
kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit.
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak
korosif tetapi dapat menyebabkaninflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
Kode Xn (Harmful)
31
Kode Xi (irritant)
Bahaya: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasanContoh : ammonia dan
benzyl klorida
6. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup.
Jikasuatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi
karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusiaContoh : klor, belerang dioksida
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan
gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52
dan R53.
32
III. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
Alat-Alat Laboratorium
2. Bahan :
1. Amati dan gambar 10 macam alat gelas yang ada di laboratorium dan tulislahfungsinya.
2. Tulislah 10 bahan kimia yang tergolong bahan kimia Pro Analis (PA) dan bahanKimia
Teknis
3. Tulislah nama kimia, rumus kimia, massa atom relative (Mr) dan sifat bahan tersebut
33
PRAKTIKUM II
PENGELOLAAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)ATAU
MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengenal dan menggunakan MSDS
2. Mahasiswa mampu mencari dan menyiapkan MSDS dari sumber yang terpercaya
34
III. ALAT DAN BAHAN
1. Lembar MSDS
2. Kertas dan bollpoint
3. Kamus/sejenisnya
4. Komputer/laptop
35