Anda di halaman 1dari 50

PANDUAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

DOSEN PENGAMPU :

Tim Dosen Kimia Dasar

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLTEKKES KESUMA BANGSA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Tuhan Yang maha Esa atas
berkah dan rahmat-Nya, sehingga Penuntun Praktikum Kimia Dasar ini dapat
tersusun dan selesai tepat pada waktunya. Penyusunan penuntun praktikum ini
bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam menjalankan praktikum Biokimia.
Kami menyadari bahwa meteri yang tersusun belum lengkap dan
sempurna, pembahasan dan teori yang mendasari setiap percobaan masih harus
dilengkapi oleh mahasiswa. Mahasiswa disarankan agar mempelajari buku
literatur untuk mendalami meteri praktikum.
Dalam penyusunan Penuntun Praktikum ini mungkin masih terdapat
kekurangan- kekurangan, maka kami mengharap saran-saran serta kritik untuk
perbaikannya. Semoga penuntun praktkum ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa dalam melaksanakan praktikum Kimia Dasar.
Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Penuntun Praktikum ini
kami ucapkan terima kasih.

Bandarlampung, September 2022


Tim Penyusun

2
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Mahasiswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah mereka yang terdaftar


secara akademik, yang selanjutnya disebut sebagai Praktikan.
Tata tertib praktikum Kimia Dasar adalah :
1. Praktikan wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai, keterlambatanlebih dari
15 menit sejak praktikum dimulai, praktikan dianggap tidakhadir.
2. Jika berhalangan hadir, atau akan mengganti hari praktikan wajibmemberikan
keterangan tertulis terkait dengan alasan ketidakhadirannyakepada dosen atau
asisten pengampu.
3. Praktikan memasuki ruang laboratorium dengan telah menggunakan
jaslaboratorium,berkaus kaki, sepatu tertutup (bukan sepatu berhak tinggi).
4. Praktikan wajib membawa laporan, laporan kerja praktikum, serbet, masker,tisu, dan
alat-alat yang dibutuhkan pada saat praktikum.
5. Tidak diperbolehkan makan, minum, merokok, dan keluar masuklaboratorium
kecuali ada izin dari Dosen/Asisten/koordinator pengampu praktikum.
6. Dilarang berisik, bercanda, tertawa, selfie atau mengganngu teman pada
saatpraktikum berlangsung.
7. Dilarang memakai perhiasan, “contact Lens/Soft Lens” yang dapat rusakkarena
bahan kimia.
8. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihanmeja
masing-masing serta lantai disekitarnya.
9. Bila terjadi kerusakan alat atau alat gelas yang pecah maka praktikan
wajibmenggantinya segera.
10. Setelah menggunakan reagen, praktikan wajib meletakkan kembali ketempat
semula.
11. Sewaktu waktu Dosen, atau asisten jaga dapat melakukan tes untuk materiyang akan
atau telah dikerjakan.
12. Praktikan melakukan analisis sesuai dengan materi yang dipraktikumkan,mencatat
hasilnya pada lembar kerja sementara praktikum serta meminta ACC pada
dosen/asisten penjaga.

3
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL PRAKTIKUM
1. Modul Praktikum selalu dibawa pada saat pelaksanaan praktikum, bagi yang tidak
membawa tidak di izinkan untuk mengikuti praktikum, dan mencari ganti di hari
lain.
2. Ditulis dengan tulisan yang jelas dan terbaca.
3. Isi modul praktikum merupakan urutan catatan praktikum, meliputi semua prosedur
dan hasil praktikum yang dilakukan, termasuk yang sudah diperbaiki dosen/asisten.
4. Titik berat penilaian modul praktikum adalah pada bagian pembahasan dan diskusi
hasil praktikum.
5. Penulisan hasil pembahasan dan diskusi merupakan bahasan sendiri mengenai hasil
percobaan yang telah dilakukan dan dibandingkan dengan literatur. Apabila terjadi
kegagalan dibahas faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan tersebut.
6. Laporan praktikum diserahkan 1 minggu setelah percobaan dilakukan. Apabila
terjadi keterlambatan dalam menyerahkan laporanpraktikum, akan mempengaruhi
nilai praktikum atau menerima konsekuensi yang diberikan asisten.

4
PERCOBAAN 1
Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium
Pengenalan Alat-alat dan Bahan Praktik

A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi alat-alat dan bahan yang digunakan
untukmembuat larutan dan mereaksikan percobaan pada saat melaksanakan
praktik.
2. Mahasiswa mampu menggunakan alat-alat praktikum dengan baik
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahan-bahan praktik (bersifat berbahaya
atau tidak) dengan baik dan benar.

B. Bahan dan alat:


Merupakan semua bahan-bahan dan alat-alat yang terdapat di laboratorium kimia
dasar.

C. Prosedur Kerja
Amatilah alat-alat dan bahan-bahan yang terdapat di dalam laboratorium kimia
dasar, lalu identifikasikan alat dan bahan tersebut.
 Untuk alat-alat : ambil gambar alat-alat praktik yang ada, lalu identifikasi nama
dan kegunaan alat tersebut.
 Untuk bahan : identifikasi nama bahan-bahan tersebut, lalu carilah kegunaan,
kelarutan dan pemerian bahan, serta lakukan identifikasi apakah termasuk bahan
berbahaya atau tidak.

5
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN
No Nama Alat & Bahan Kegunaan
1
2
3
4
5

6
PERCOBAAN 2
Keterampilan Teknik Dasar Laboratorium
Pembuatan Larutan dengan berbagai satuan konsentrasi

A. Tujuan
a) Mahasiswa mampu menghitung jumlah bahan yang ditimbang untukmembuat
larutan dengan berbagai satuan konsentrasi.
b) Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik menimbang, membuat danmengencerkan
larutan.

B. Studi Pustaka
Dalam bidang farmasi, kita mengenal berbagai jenis larutan dengan
satuankonsentrasi tertentu, seperti persen (%), Molaritas (M), Normalitas (N), part
per million(ppm), dan lain sebagainya. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentudapat diawali dengan menghitung dan menimbang bahan yang dimaksud
atau hasilmengencerkan dari larutan yang lebih pekat.
Berikut adalah Ketentuan Umum dalam Farmakope Indonesia Edisi V
perihalpenyiapan larutan:
“Larutan, kecuali dinyatakan lain, semua larutan dibuat dengan air sebagai
pelarut.Larutan untuk pengukuran kuantitatif harus dibuat menggunakan zat yang
ditimbangatau diukur seksama.”
Perlu Anda pahami bahwa tujuan percobaan yang sederhana ini adalah
Andadiharuskan belajar tentang penggunaan alat – alat (gelas) dasar di laboratorium
inidan beberapa teknik dasar laboratorium yang sederhana. Meskipun alat dan
teknikyang akan Anda praktikkan termasuk aman dan sederhana, penting Anda
pahamibahwa teknik dan alat ini akan Anda temui dan digunakan pada praktikum
selanjutnya.Anda diminta mengamati dan mencatat hal yang penting untuk bekal
praktikumselanjutnya.
Penimbangan merupakan hal yang sangat penting dipahami oleh
mahasiswadalam melakukan percobaan di laboratorium, terutama apabila hendak
melakukananalisis kuantitatif. Selain memilih neraca yang tepat dan benar,

7
mahasiswadiharuskan dapat memilih wadah jenis apa yang digunakan untuk
menimbang sampel/senyawa.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan neraca:


1. Apakah Anda sudah memilih neraca yang tepat?
2. Apakah Anda sudah memilih wadah yang tepat?
3. Pastikan timbangan dalam keadaan setimbang. Setting ‘waterpass’biasanya
berada di posisi belakang neraca analitik.
4. Pastikan panci timbang pada neraca analitik dalam kondisi bersih darikotoran/
debu/ tumpahan senyawa. Gunakan kuas pembersih untukmembersihkannya.
5. Jangan memberi beban yang melebihi kapasitas maksimum neraca.
6. Sampel yang akan ditimbang harus dalam suhu ruangan, jika tidak dalamsuhu
ruang maka harus didinginkan terlebih dahulu. Sampel yang hangat/panas dapat
menyebabkan ketidakakuratan pembacaan timbangan. Begitupula dengan
sampel yang dingin (dari penyimpanan lemari pendingin) perludisesuaikan
dengan suhu ruangan terlebih dahulu.
7. Lakukan ‘zeroing control’ dengan tidak ada satu benda pun di atas
pancitimbang.
8. Pastikan jendela di sekeliling neraca analitik dalam keadaan tertutup. Halini
untuk menghindari pengaruh udara sekitar saat pembacaan timbangan.
9. Jangan membuat getaran di sekitar meja timbang karena akanmempengaruhi
pembacaan timbangan.
10. Hindari sidik jari atau senyawa pengganggu lain pada permukaan benda/objek
yang akan ditimbang di atas panci neraca, dengan menggunakansarung tangan
atau alat penjepit.
11. Letakkan benda/ objek/ wadah timbangan yang akan ditimbang di ataspanci
timbang dengan halus dan hati-hati.
12. Setelah menimbang, tekan tombol zero, bersihkan jika ada tumpahan, tutup
semua jendela pada neraca

8
Teknik Menimbang:

1. Weighing by addition

Wadah =Cg

Wadah + zat = D g

Berat zat =D-Cg

Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik direct transfer


(Weighing by addition):
 Letakkan wadah timbang (kaca arloji) kosong pada pan neraca analitik
dandicatat bobotnya.
 Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sampel dari
wadahsampel, letakkan di atas kaca arloji, lalu dicatat bobotnya.
 Bobot sampel yang ditimbang adalah sama dengan bobot total (wadah +
zat)dikurangi bobot wadah (kaca arloji).
 Keuntungan teknik ini adalah sampel langsung diletakkan pada wadahtimbang,
pembacaan bobot sampel sama/ sesuai dengan sejumlah sampelyang ditambah.
 Kelemahan teknik ini adalah risiko kehilangan sampel karena tercecer di
luarwadah timbang apabila tidak hati-hati.

2. Weighing by difference
Wadah + zat = A g
Wadah + sisa = B g
Berat zat =A-Bg

Hal yang harus diperhatikan saat menggunakan teknik Weighing by Difference:


 Nol-kan neraca sebelum digunakan.
 Letakkan wadah sampel yang berisi sejumlah sampel, dicatat bobotnya.
 Gunakan spatula kering yang bersih untuk mengambil sejumlah sampel
dariwadah sampel, lalu dicatat bobot wadah yang masih berisi (sisa)
sampel.Sampel yang diambil langsung dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyertertutup.

9
 Perbedaan atau selisih hasil penimbangan pertama dan kedua menunjukkanbobot
sampel yang diambil.
 Teknik ini cocok digunakan untuk penimbangan sampel yang higroskopisatau
melindungi sampel dari udara sekitar.
 Kelemahan teknik ini adalah dibutuhkan beberapa kali pengambilan
sampeluntuk memperoleh bobot yang diinginkan, risiko terlalu banyak sampel
yangdiambil

C. Bahan dan alat:


Bahan
a) Kalium dihidrogen fosfat
b) Dikalium hidrogen fosfat
c) Asam fosfat
d) Asam sulfat pekat 98%
e) Pelarut A (NaOH 0,1N)
f) Pelarut B (Etanol 96%)
g) Natrium klorida
h) Magnesium sulfat
i) Tablet parasetamol
j) Tablet aspirin
k) Akuades

Alat
a) Timbangan analitik (akurasi hingga 0,0001 g)
b) Gelas beaker
c) Pipet ukur
d) Labu ukur
e) Corong kaca
f) Spatula
g) Wadah timbang yang sesuai

10
D. Prosedur Kerja
a. Pembuatan Larutan dapar fosfat 0,1 M pH 7,6
1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan inimenggunakan
persamaan Handerson Haselbach
2. Buatlah larutan ini sebanyak 100 mL.
3. Gunakan akuades sebagai pelarut.
4. Ukur pH larutan yang telah dibuat menggunakan pH meter

b. Pembuatan larutan dapar fosfat 0,1 M pH 6,4


1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan inimenggunakan
persamaan Handerson Haselbach.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 100 mL
3. Gunakan akuades sebagai pelarut.
4. Ukur pH larutan yang telah dibuat menggunakan pH meter.

c. Pembuatan larutan magnesium sulfat 15%


1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Lakukan pengenceran sebanyak 10x menggunakan labu ukur 25 mL.
4. Gunakan akuades sebagai pelarut

d. Pembuatan larutan sampel tablet parasetamol 500 ppm


1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Gunakan pelarut A sebagai pelarut

e. Pembuatan larutan sampel tablet aspirin 250 ppm


1. Hitunglah bahan yang dibutuhkan untuk membuat larutan ini.
2. Buatlah larutan ini sebanyak 50 mL
3. Gunakan pelarut B sebagai pelarut

11
==============================================================

Tugas untuk hari ini : Bentuklah menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari 6-7 mahasiswa. Setiap kelompok mencari persamaan berikut beserta
masing-masing 1 contoh perhitungannya
Rumus mencari :
1. persen (%),
2. Molaritas (M),
3. Normalitas (N),
4. part per million (ppm),
5. Pengenceran

beserta masing-masing 1 contoh perhitungannya.


Buat dalam bentuk microsoft word atau pdf, kemudian kirimkan ke GC melalui
masing-masing ketua kelompok.

12
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN

No Nama Larutan Perhitungan/Pembuatan


1
2
3
4
5

13
PERCOBAAN III
PENGGOLONGAN SISTEM PERIODIK UNSUR

A. TUJUAN
a) Mempelajari kesamaan sifat-sifat unsur segolongan dalam sistem berkala.
b) Mengamati reaksi dan wama nyala beberapa unsur alkali dan alkali tanah
c) Mengenal reaksi-reaksi air klor dan halida
d) Menganalisis suatu sampel yang mengandung satu unsur alkali atau alkali tanah
dan satu unsur halida.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Pada awal abad ke sembilan belas, perbedaan yang jelas antara unsur dan
senyawa belum ketahui dengan jelas, saat itu penelitian tentang komposisi senyawa
berlangsung dengan pesat. Para ahli kimia mengembangkan pengetahuan dengan
pesat dibidang sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur dan senyawa.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat didapatkan metoda sistematis untuk
menggolongkan unsur-unsur. Pada tahun 1869, seorang ahli kimia Rusia Dmitri
Mendeleev mengemukakan suatu ide cemerlang untuk meramalkan unsur-unsur
yang belum diketahui dan menyediakan tempat kosong untuk unsur tersebut dalam
sistem periodic unsur. Penyusunan tabel dan urutan unsur-unsur dalam golongan
dan periode didasarkannya pada pengamatan sifat-sifat fisika dan kimianya.
Mendeleev tidak hanya meramalkan adanya keenam unsur-unsur yang belum
diketahui tersebut, tetapi juga dapat meramalkan sifat-sifatnya.
Pada tahun 1913, Harry Mosely, seorang ahli fisika Inggris berumur 25
tahun yang bekerja di laboratorium Ernest Rutherford pada University of
Manchester, menyelidiki spektrum pancaran sinar-X dan menyimpulkan bahwa
unsur-unsur harus disusun berdasarkan urutan nomor atom bukan penambahan
massa atom. Dengan beberapa pengecualian, kenaikan nomor atom cocok dengan
pertambahan massa atom, tetapi konsep kenaikan nomor atom lebih jelas
menunjukkan sifat-sifat periodic unsure, munculnya sifat-sifat kimia dan fisika
secara berkala dikenal dengan hukum periode.
Unsur-unsur dalam tebel periodik unsur disusun dalam deretan kolom dan
baris. Unsurunsur dalam kolom vertikal disebut golongan dan mempunyai sifat-sifat
kimia yang sama. Baris mendatar disebut periode, kala atau deret. Ada suatu

14
kecendrungan sifat-sifat fisika dari unsurunsur dalam satu golongan, Misalnya
densiti biasanya menaik dari atas kebawah dalam satu golongan. Unsur—unsur satu
golongan juga memberikan reaksi kimia yang sama
Pada percobaan ini akan diamati uji nyala dan reaksi-reaksi larutan dari
beberapa unsur alkali dan alkali tanah. Uji nyala adalah tes diagnosa yang dilakukan
dengan menempatkan sejumlah kecil larutan pada gulungan ujung kawat dan
memasukkan kawat kedalam nyala untuk mengamati warna yang terjadi misalnya,
natrium memberikan warna nyala kuning, tembaga memberikan warna nyala hijau
dan warna nyala perak tidak kelihatan.
Walaupun uji nyala biasanya spesifik untuk masing-masing unsur, namun
hasil dapat juga salah. Natrium dapat menghasilkan kotoran, karena itu uji nyala
selalu memberikan warna kuning, tetapi intensitas nyala kuning natrium sebagai
kotoran lebih lemah dari warna nyala komponen utama dan dapat dibedakan
berdasarkan pengalaman. Warna nyala serupa untuk dua unsur berlainan, dalam hal
ini unsurnya dipastikan dengan membandingkan langsung nyala sampel dan nyala
larutan yang diketahui.

C. Alat dan Bahan


Alat
1) Tabung reaksi 16 x 150 mm
2) Rak rabung reaksi
3) Kawat nikrom atau platina
Bahan
1. Larutan amonium karbonat, (NH4)2CO3, 0,5 M
2. Larutan amonium fosfat, (NH4)2HPO4, 0,5 M
3. Larutan amonium, sulfat, (NH4)2SO4, 0,5 M
4. Asam klorida pekat, HCI, 12 M
5. Larutan barium, BaCl2, 0,5 M
6. Larutan kalsium, CaCl2, 0,5 M
7. Larutan litium, LiCl, 0,5 M
8. Larutan kalium, KCl, 0,5 M
9. Larutan natrium, NaCl, 0,5 M

15
10. Larutan strontium, SrCl2, 0,5 M
11. Larutan klorida, NaCl, 0,5 M
12. Larutan bromida, NaBr, 0,5 M
13. Laruran iodida, Nal, 0,5 M
14. Karbon tetraklorida, CCI,
15. Asam nitrat encer, HNO3, 6 M
16. Air klor (Iarutan pemutih)

Prosedur Kerja
A. Uji Nyala
1) Enam buah tabung reaksi disusun pada rak tabung reaksi. Dimasukkan 2 ml.
(1/10 bagian tabung) larutan berikut masing-masing kedalam tabung barium,
kalsium, litium, kalium, natrium dan strontium.
2) Ambil kawat uji nyala, bengkokkan ujungnya membentuk bulatan kecil. Bakar
bulatan kawat pada puncak nyala biru sampai tidak ada lagi warna pada nyala.
Jangan menyentuh kawat yang sudah dibersihkan tersebut walaupun sudah
dingin, utuk mencegah kontaminasi.
3) Kawat di celupkan ke dalam larutan barium dalam tabung reaksi. Masukkan ke
dalam nyala. Catat warna yang dihasilkan pada lembaran data. Bersihkan kawat
kembali, lakukan uji nyala terhadap larutan kalsium, litium, kalium, natrium dan
strontium. Catatan: Untuk membersihkan kawat, celupkan kawat kedalam asam
klorida pekat dan panaskan sampai merah. Kadang-kadang diperlukan
melakukannya berulang-ulang.

B. Reaksi unsur alkali dan alkali tanah


1) Tambahkan 1 ml larutan amonium karbonat ke dalam masing-masing tabung
bekas percobaan A. Jika terbentuk endapan tulis mengendap pada lembaran data.
Jika tidak tulis tak bereaksi.
2) Bersihkan tabung reaksi dan bilas dengan air suling. Dimasukkan 2 ml larutan
seperti semula kedalam tabung. Tambahkan 1 mL larutan amonium fosfat
kedalam masingmasing tabung. Catat hasil pengamatan pada lembaran data.

16
3) Bersihkan tabung dan masukkan lagi 2 mL masing-masing larutan seperti
semula. Ditambahkan 1 mL larutan amonium sulfat pada masing-masing tabung.
Catat hasil pengamatan.

C. Reaksi Halida
A. Disusun 3 buah tabung reaksi pada rak tabung. Dimasukkan masing-masing 2 ml
dalam tabung berlainan larutan klorida, bromida dan iodida.
B. Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 1 mL karbon tetrakhlorida, 2 mL
air klor dan 1 tetes asam nitrat encer.
C. Kocok dan amati warna larutan karbon tetrakhlorida.

D. Analisis lautan sampel


1) Catat nomor kode sampel yang diberikan asisten. Lakukan uji nyala dan catat
hasilnya pada lembaran data.
2) Masukkan 2 mL sampel masing-masing kedalam 3 buah tabung reaksi.
Tambahkan 1 mL amonium karbonat pada tabung partama, 1 mL amonium
fosfat pada tabung kedua dan 1 mL amonium sulfat pada tabung ketiga. Catat
Pengamatan pada lembaran data.
3) Masukkan 2 mL sampel ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 mL karbon
tetrakhlorida, 2 mL air klor dan 1 tetes asam nitrat. Kocok tabung reaksi dan
catat warna lapisan karbon tetraklorida?
4) Bandingkan warna nyala dan reaksi larutan sampel dengan hasil percobaan A
dan B. Tentukan logam apa yang ada dalam larutan?
5) Bandingkan uji halida dengan hasil percobaan C. Tentukan halida apa yang
terdapat dalam larutan?

17
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN
.Uji Nyala Unsur-unsur Alkali dan Alkali Tanah

No Larutan Diperiksa Hasil Pengamatan Uji Nyala


1 Barium
2 Kalsium
3 Litium
4 Kalium
5 Natrium
6 Strontium

Reaksi-reaksi Unsur Alkali dan Alkali Tanah

Pengamatan Uji Nyala


No Larutan Diperiksa
Ammonium karbonat Ammonium fosfat Ammonium sulfat
1 kalsium
2 Litium
3 Kalium
4 Natrium
5 Strontium
6

18
PERCOBAAN IV
REAKSI KIMIA

A. Tujuan
1. Mengetahui suatu reaksi kimia.
2. Menulis persamaan reaksi kimia.
3. Membuat logam tembaga dan menentukan massa atom suatu logam.
4. Mempelajari secara sistematis lima jenis reaksi utama

B. TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia biasa termasuk salah satu dari lima jenis reaksi utama. Jenis
pertama adalah pembuatan satu senyawa dari dua macam zat atau lebih. Reaksi ini
dikenal dengan penggabungan.
A + Z  AZ
Jenis reaksi kedua disebut pemurnian dimana suatu senyawa menjadi dua senyawa
sederhana atau lebih, biasanya dengan pemanasan.
AZ  A + Z

Jenis ketiga disebut reaksi penguraian. Disini suatu unsur digntikan oleh unsur lain
membentuk senyawa baru. Unsur yang digantikan terletak dibagian belakang
deretan elektromotif (Volta)

A + BZ  AZ + B

Pada reaksi Penggantian Ganda dua senyawa dalam larutan saling menggantikan
partnernya, yaitu anion senyawa yang satu menggantikan anion senyawa lainnya.

AX + BZ  AZ + BX

Janis kelima adalah reaksi penetralan dimana asam dan basa bereaksi membenluk
garam dan air.

HX + BOH  BX + HOH

Reaksi penetralan sebenarnya berupa reaksi penggantian ganda khusus


dimana sam kation adalah hidrogen dan satu anionnya hidroksida. Hidrogen dari

19
asam menetralkan hidroksida dari basa membentuk air.jika rumus air ditulis HOH
koefisien reaksi mudah diselesaikan.

Pada percobaan ini akan dilakukan masing-masing dari kelima jenis


reaksi. Bukti reaksi diamati dengan seksama dan dicatat. Bukti tersebut dapat
berupa: (1) pembentukan gas, (2) pembentukan endapan, (3) perubahan warna dan
(4) perubahan suhu. Banyak simbol dalam persamaan reaksi kimia untuk
menyatakan keadaan reaksi seperti tercantum dalam tabel berikut.

Simbol dalam Persamaan Reaksi Kimia

Simbol Pengertian
------> Menghasilkan (memisahkan reaksi dan hasil reaksi)
+ Bereaksi dengan (memisahkan pereaksi atau hasil)
∆ Panas katalis (diatas tanda --->)
- Tidak bereaksi (sesudah tanda --->)
(p) Zat padat atau endapan
(c) Zat cair
(g) Gas
(aq) Aqua (larutan air)

Dalam menuliskan persamaan diperlukan prediksi hasil reaksi. Untuk


membantu penulisan persamaan reaksi diberikan hasil reaksi berupa perkataan untuk
masing-masing reaksi, diminta merubah perkataan menjadi persamaan
reaksi.Berikut ini beberapa contoh sebagai penjelasan.
Contoh 1. Reaksi Penggabungan
Seng(p) +oksigen(g)  seng oksida(p)
2Zn(p) + O2  2ZnO(p)

Contoh 2. Reaksi Penguraian


Nikel (II) klorida heksahidrat(p)  nikel (II) klorida(p) + air(g)
NiCl2.6H2O(p)  NiCl2(p) + 6 H2O(g)

20
Contoh 3. Raksi Pengantian
Timah(p) + asam klorida(aq)  timah (II) klorida(aq) + hidrogen(g)
Sn(p) + 2 HCl(aq)  SnCl2(aq) + H2(g)

Contoh 4. Reaksi Penggantian Ganda


Kalium karbonat(aq)+kalsium klorida(aq)  kalsiumkarbonat(p)+kalium klorida(aq)
K2CO2(aq) + CaCl2(aq)  CaCO3(p) + 2 KCl(aq)

Contoh 5. Reaksi Penetralan


Asam klorida (aq) + barium hidroksida(aq)  barium klorida(aq) + air(c)
2 HCl(aq) + Ba(OH)2(aq)  BaCl2(aq) + 2 HOH(c)

Dalam percobaan ini akan membuat logam tembaga dari logam yang belum
diketahui. Logam anu tersebut menggantikan tembaga dari larutan tembaga sulfat
sebagai berikut:
L(s) + CuSO4(aq)  LSO4(aq) + Cu(p)
Massa tembaga terbentuk dibandingkan dengan massa logam anu (L)

Contoh soal
Seorang praktikan menimbang 0,450 g logam anu (L). Setelah direaksikan dengan
25 mL larutan tembaga sulfat didapatkan 0,417 g tembaga murni. Hitung massa
atom logam anu (L). Persamaan reaksinya seperti di atas.
Penyelesaian.
Dari persamaan reaksi didapatkan bahwa 1 mol L menghasilkan 1 mol Cu.
0,417 g Cu x (1 mol /Cu 63,5 g Cu) x (1 mol L/ 1 mol Cu) = 0,00675 mol Cu
Massa atom L (g/mol) adalah
0,450 g L/ 0,00675 mol M = 68,5 g/mol
Dalam contoh ini massa atom L didapatkan 68 5 g/mol Logam lain tnetu akan
memberikan hasil yang berbeda.

21
Peralatan dan bahan
1. Cawan penguap
2. Gelas ukur 100 mL
3. Gelas piala 250 mL
4. Kasa
5. Tabung reaksi 16 x 150 mm
6. Penjepit tabung reaksi
7. Erlenmeyer 250 mL
8. Krus porselin

Bahan Kimia
1. Logam magnesium, Mg
2. Bubuk belerang, S
3. Bubuk seng, Zn
4. Tembaga(II) sulfat pentahidrat padat CuSO4.5H2O
5. Natrium hidrogen karbonat padat NaHCO3
6. Potongan kayu atau lidi
7. Kawat Tembaga, Cu
8. Logam kalsium, Ca
9. Asam klorida encer, HCI 6 M
10. Perak nitrat, AgNO3, 0,1 M
11. Raksa(ll) Nitrat, Hg(NO3)2 0,1 M
12. Aluminium nitrat, Al(NO3), 0,1 M
13. Kalium iodida, Kl 0,1 M
14. Natrium fosfat, Na3PO4 0,1 M
15. Asam nitrat, HNO3 0,1 M
16. Asam sulfat, H2SO4 0,1 M
17. Asam fosfat, H3PO4 0,1 M
18. Natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
19. Fenoltalein 0,5 %
20. Tembaga(l) sulfat, CuSO4 0,5 M

22
Prosedur Kerja
Catatan :
Untuk percobaan A - E catat hasil pengamatan dalam Lembaran data pada
lembaran berikutnya terdapat reaksi. Tulis persamaan reaksi lengkapnya Untuk
percobaan F, diperlukan 30 menit untuk penyempurnaan reaksi, karena itu disarankan
untuk mendahulukan dua langkah pertama dari percobaan ini sebelum memulai
percobaan A - E.

A. Reaksi Penggabungan
1. Pegang 2 cm lempeng magnesium dengan tang krus dan bakar dengan nyala
Bunsen
2. Campurkan 2 g bubuk seng dengan 1 g bubuk belerang dalam krus dan
tempatkan dalam lemari asam. Panaskan sebuah kawat logam sampai merah dan
gunakan kawat merah tersebut untuk menyalakan campuran.
Perhatian Asisten sebaiknya mendemonstrasikan atau mengawasi dengan teliti
percobaan ini. Percobaan ini berbahaya.

B. Reaksi penguraian
1. Masukkan beberapa butir kristal tembaga (II) sulfat pentahidrat kedalam tabung
reaksi kering. Pegang tabung reaksi dengan penjepit dan panaskan dengan nyala
bunsen. Perhatikan perubahan warna dan tekstur kristal dan amati dinding dalam
tabung reaksi.
2. Masukkan bubuk natrium hidrogen karbonat (soda kue) ke dalam Erlenmeyer
250 mL hingga menutupi dasar labu. Letakkan labu di atas kasa dan jepit dengan
klem.
a. Masukkan batang lidi yang menyala ke dalam tabung, catat waktu sampai
nyala padam
b. Panaskan labu dengan kuat dan amati dinding dalam labu. Setelah udara
lembab habis, masukkan lagi batang lidi yang menyala. Catat lagi waktu
sampai nyala padam

23
C. Reaksi Penggantian
1. Masukkan 2 mL larutan perak nitrat ke dalam labung reaksi dan tambahkan
sepotong kawat tembaga. Biarkan beberapa menit dan catat pengamatan.
2. Masukkan sepotong kecil magnesium ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 mL
asam klorida encer.
3. Masukkan potongan kecil logam kalsium kedalam tabung reaksi yang berisi
beberapa mL air suling.

D. Reaksi Penggantian Ganda


1. Masukkan masing-masing 2 mL larutan perak nitrat, raksa (II) nitrat dan
aluminium nitrat ke dalam tabung reaksi, beri label l - 3. Tambahkan 2 mL
larutan kalium iodida ke dalam tabung pertama. Amati bukti terjadinya reaksi.
2. Tambahkan 2 mL kalium iodida ke dalam tabung kedua, amati
3. Tambahkan 2 ml kalium iodida ke dalam tabung ketiga, amati.
4. Masukkan 2 mL larutan perak nitrat, raksa(lI) nitrat dan aluminium nitrat
masing-masing ke dalam tabung 4, 5 dan 6. Tambahkan 2 mL natrium fosfat ke
tabung 4, amati.
5. Tambahkan 2 ml natrium fosfat ke tabung 5, amati.
6. Tambalikan 2 mL natrium fosfat ke tabung 6 dan amati.

E. Reaksi penetralan
1. Masukkan 2 mL asam nitrat, asam sulfat dan asam fosfat masing-masing ke
dalam tabung nomor 1, 2 dan 3. Tambahkan 1 tetes fenolftalein kedalam
masing-masing tabung. Tambahkan larutan natrium hidroksida ke tabung 1
sampai terbentuk warna merah.
2. Tambahkan natrium hidroksida ke dalam tabung 2 sampai terjadi warna merah.
3. Tambahkan natrium hidroksida ke tabung 3 sampai terjadi wama merah.

F. Pembuatan Logam tembaga dari logam lain


1. Timbang cawan penguap kering dan bersih. Masukkan 0,2 - 0,5 g logam sampel
kedalam cawan dan timbang kembali. Hitung beratnya berdasarkan selisih.

24
2. Dengan menggunakan gelas ukur, tambahkan 25 mL larutan tembaga (Il) sulfat
ke dalam cawan. Biarkan reaksi terjadi sampai sempurna. Catatan. Sebaiknya
berhenti dulu dan lanjutkan percobaan A — E.
3. Setelah reaksi sempurna, pisahkan residu tembaga dan filtrate dalam cawan.
Sebagian kecil larutan biru mungkin juga tertinggal.
4. Cuci Iogam tembaga dengan 25 ml air suling dan buang pencucinya. Ulangi
sampai logam tembaga bebas dari warna biru.
5. Keringkan cawan berisi logam tembaga di atas penagangas air.
6. Lap cawan sampai kering, pegang cawan dengan tang krus dan panaskan di atas
nyala bunsen untuk menguapkan sisa air. Dinginkan dan timbang.
7. Hitung massa atom (g/mol) logam sampel.

LEMBAR KERJA PERCOBAAN


Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
….…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

25
PERCOBAAN V
Identifikasi Senyawa Esensial Dari Berbagai Bahan Makanan

A. TINJAUAN PUSTAKA
Logam yang berada di alam merupakan material organik dan anorganik.
Beberapa jenis logam bermanfaat bagi tubuh manusia dan beberapa lainnya
merugikan. Secara umum, logam ini dibagi menjadi dua bagian besar yakni logam
esensial dan logam non esensial.
Logam esensial merupakan logam yang sangat diperlukan oleh organisme
untuk membantu proses fisiologis terutama sebagai kofaktor enzim atau sebagai
pembentukan organ. Sedangkan logam non esensial merupakan logam yang
peranannya dalam tubuh manusia belum diketahui. Logam-logam non esensial ini
dapat ditemui pada jaringan hewan dalam jumlah sedikit. Dalam jumlah yang
banyak, logam non esensial dapat merusak jaringan organ.
Beberapa jenis logam esensial yang sangat dibutuhkan oleh manusia, antara
lain:
1. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan salah satu logam golongan alkali tanah yang memiliki
kelimpahan yang lebih banyak dibanding dengan logam segolongannya. Kalsium
merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yakni 1,5-2% dari
berat badan orang dewasa. Didalam tubuh manusia terdapat kurang lebih satu
kilogram kalsium. Dari jumlah tersebut, 99% berada pada jaringan keras seperti
pada tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit [3Ca3(PO4)2 .Ca(OH)2].
Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan kalsium plasma pada
konsentrasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/L (99-10,4mg/100mL).
Densitas tulang berbeda berdasarkan umur, meningkat pada fase pertama
pertumbuhan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Di dalam cairan
ekstraseluler dan intraseluler kalsium memiliki peranan penting dalam mengatur
fungsi sel, seperti transmisi syaraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, dan
menjaga permeabilitas membran sel. Kalsium juga mengatur pekerjaan
hormonhormon dan faktor pertumbuhan.

26
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia untuk metabolisme
tubuh, penghubung antar syaraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Kalsium juga
memiliki peranan penting pada fase pertumbuhan, seperti pembentukan tulang dan
gigi, pembekuan darah, kontraksi otot, mengaktifkan syaraf, melancarkan peredaran
darah, menormalkan tekanan darah, menyeimbangkan tingkat keasaman darah,
mencegah osteoporosis, dan membantu mineralisasi (Syukri, 1999).
Kalsium klorida dihidrat (CaCl2 . 2H2O) merupakan suatu senyawa padatan
berwarna putih dengan titik leleh 1760C, tidak berbau, mudah larut dalam air dan
alkohol. Senyawa ini sering digunakan dibidang industri, seperti pencairan batu
bara, mengikat permukaan beraspal, pengeboran lumpur, pabrik kertas dan pulp,
pengeboran beton dan semen, fungisida dan formulasi pestisida, pendingin udara,
pemadam kebakaran, ban karet untuk traktor dan mobil, serta sebagai desinfektan.
Selain itu, dapat digunakan sebagai alat pengering dalam laboratorium dan dapat
pula digunakan sebagai pemisah dalam makanan, pembuatan gliserol, penstabil, dan
filter.
Kalsium klorida yang dikombinasikan dengan natrium klorida digunakan
untuk menghilangkan lapisan es di jalanan di beberapa Negara yang memiliki
musim salju. Hal tersebut disebabkan oleh terjadinya reaksi eksotermik antara
kalsium klorida dan air. Kalsium klorida memiliki sifat higroskopis, yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber ion kalsium dalam suatu larutan. Tidak seperti
senyawaan kalsium lainnya yang tidak dapat larut dalam air, kalsium klorida dapat
berdisosiasi dalam air.
2. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur kesembilan yang paling melimpah di alam
semesta, biasanya banyak terakumulasi pada batuan beku. Magnesium diproduksi
dalam penuaan bintang besar dari penambahan sekuensial tiga inti helium ke inti
karbon. Ketika bintang semacam itu meledak sebagai supernova, sebagian besar
magnesium dimuntahkan ke medium antarbintang yang dapat didaur ulang ke dalam
sistem bintang baru. Magnesium adalah unsur kedelapan yang paling melimpah
dalam kerak bumi dan unsur keempat yang paling umum di Bumi (setelah besi,
oksigen dan silikon), membentuk 13% massa planet dan sebagian besar mantel

27
planet ini. Magnesium adalah unsur paling melimpah ketiga yang terlarut dalam air
laut, setelah natrium dan klor.
Magnesium terjadi secara alami hanya dalam kombinasi dengan unsur lain,
dan ia selalu memiliki tingkat oksidasi +2. Unsur bebasnya (logam) dapat
diproduksi secara artifisial, dan sangat reaktif (meski di atmosfer, segera tersalut
lapisan tipis oksida yang sebagian menghambat reaktivitasnya). Logam bebasnya
terbakar dengan cahaya putih cemerlang yang khas. Logamnya sekarang terutama
diperoleh melalui elektrolisis garam magnesium yang diperoleh dari air garam, dan
terutama digunakan sebagai komponen paduan aluminium magnesium,
kadangkadang disebut magnalium atau magnelium. Magnesium kurang padat
dibanding aluminium, dan paduannya sangat berharga karena kombinasi antara
bobot ringan dan kekuatan.
Magnesium adalah unsur paling melimpah kesebelas, berdasarkan massa,
dalam tubuh manusia dan esensial untuk semua sel dan sekitar 300 enzim. Ion
magnesium berinteraksi dengan senyawa polifosfat seperti ATP, DNA, dan RNA.
Ratusan enzim memerlukan ion magnesium agar berfungsi. Senyawa magnesium
digunakan secara medis sebagai obat pencahar umum, antasida (misalnya, susu
magnesia), dan untuk menstabilkan eksitasi saraf abnormal atau kejang pembuluh
darah dalam kondisi seperti eklampsia.
Sifat fisika
Unsur magnesium adalah logam ringan putih abu-abu, dengan densitas dua
pertiga dari densitas aluminium. Ia menjadi sedikit kusam saat terpapar udara,
walaupun, tidak seperti logam alkali tanah lainnya, tidak perlu disimpan di
lingkungan bebas oksigen karena magnesium dilindungi oleh lapisan tipis oksida
yang cukup kedap dan sulit dihilangkan. Magnesium memiliki titik leleh terendah
(923 K (650 °C)) dan titik didih terendah (1363 K (1994 °F)) di antara semua logam
alkali tanah.
Magnesium bereaksi dengan air pada suhu kamar, meskipun bereaksi jauh
lebih lambat daripada kalsium, logam golongan 2 yang mirip. Saat terendam air,
gelembung hidrogen terbentuk perlahan di permukaan logam—meskipun jika dalam
bentuk serbuknya ia bereaksi lebih cepat. Reaksi terjadi lebih cepat dengan suhu
yang lebih tinggi. Reaksi reversibel magnesium dengan air dapat dimanfaatkan

28
untuk menyimpan energi dan menjalankan mesin berbasis magnesium. Magnesium
juga bereaksi secara eksotermik dengan kebanyakan asam seperti asam klorida
(HCl), menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen, serupa dengan reaksi HCl
dengan aluminium, seng, dan banyak logam lainnya
Sifat kimia
Magnesium sangat mudah terbakar, terutama bila dibuat bubuk atau diiris
menjadi strip tipis, meski sulit menyala dalam bentuk massal atau curah. Suhu nyala
magnesium dan logam paduannya bisa mencapai 3100 °C (5610 °F), meskipun
ketinggian api di atas logam yang terbakar biasanya kurang dari 300 mm (12 in).
Setelah menyala, api semacam itu sulit untuk dipadamkan, dengan pembakaran
berlanjut dalam nitrogen (membentuk magnesium nitrida), karbon dioksida
(membentuk magnesium oksida dan karbon), dan air (membentuk magnesium
oksida dan hidrogen). Sifat ini digunakan dalam senjata pembakar selama
pemboman kota-kota dalam Perang Dunia II, di mana satu-satunya pertahanan sipil
praktis untuk memadamkan api yang terbakar adalah dengan menimbun bawah pasir
kering untuk menyingkirkan atmosfer dari pembakaran.
Magnesium juga dapat digunakan sebagai alat penyala untuk termit,
campuran aluminium dan bubuk oksida besi yang menyala hanya pada suhu yang
sangat tinggi. Saat terbakar di udara, magnesium menghasilkan cahaya putih
cemerlang yang mencakup panjang gelombang ultraviolet yang kuat. Bubuk
magnesium (bubuk kilat) digunakan untuk penerangan subjek pada masa-masa awal
fotografi. Kemudian, filamen magnesium digunakan pada bola lampu fotografi
penggunaan tunggal yang dinyalakan secara elektrik. Bubuk magnesium digunakan
dalam kembang api dan suar laut yang memerlukan cahaya putih cemerlang.
Magnesium juga digunakan untuk berbagai efek teatrikal, seperti petir, kedipan
pistol, dan penampilan supernatural.
Senyawaan Bermanfaat
Senyawa magnesium, terutama magnesium oksida (MgO), digunakan
sebagai bahan refraktori pada tanur untuk memproduksi besi, baja, logam nonfero,
kaca, dan semen. Magnesium oksida dan senyawa magnesium lainnya juga
digunakan dalam industri pertanian, kimia, dan konstruksi. Magnesium oksida dari
kalsinasi digunakan sebagai isolator listrik dalam kabel tembaga berisolasi mineral.

29
a) Magnesium bereaksi dengan alkil halida menghasilkan pereaksi Grignard,
b) yang sangat berguna untuk pembuatan alkohol. Garam magnesium dimasukkan
ke dalam beragam makanan, pupuk
c) (magnesium adalah komponen penyusun klorofil), dan media biakan mikroba.
Magnesium sulfit digunakan dalam pabrikasi kertas (proses sulfit).
d) Magnesium fosfat digunakan untuk membuat kayu tahan api yangdigunakan
dalam konstruksi.
e) Magnesium heksafluorosilikat digunakan untuk anti ngengat pada tekstil.

Peran dalam Proses Biologis


Mekanisme reaksi. Interaksi penting antara ion fosfat dan magnesium
membuat magnesium menjadi esensial untuk kimia asam nukleat pada semua sel
organisme hidup yang diketahui. Lebih dari 300 enzim memerlukan ion magnesium
untuk aksi katalitiknya, termasuk semua enzim yang menggunakan atau mensintesis
ATP dan enzim yang menggunakan nukleotida lainnya untuk mensintesis DNA dan
RNA. Molekul ATP normalnya ditemukan sebagai khelat dengan ion magnesium.
Sumber makanan, asupan yang disarankan, dan suplementasi.
Rempahrempah, kacang-kacangan, sereal, coklat dan sayuran merupakan sumber
kaya magnesium. Sayuran berdaun hijau seperti bayam juga kaya magnesium. Di
Inggris, nilai harian yang direkomendasikan untuk magnesium adalah 300 mg untuk
pria dan 270 mg untuk wanita. Di Amerika, Recommended Dietary Allowance
(RDA) adalah 400 mg untuk pria berusia 19–30 dan 420 mg untuk yang lebih tua;
untuk wanita 310 mg untuk usia 19–30 dan 320 mg untuk yang lebih tua.
Metabolisme. Orang dewasa memiliki 22–26 gram magnesium, dengan 60%
pada skeleton, 39% intrasel (20% pada otot rangka), dan ekstrasel 1%. Tingkat
serum biasanya 0,7–1,0 mmol/L atau 1,8–2,4 mEq/L. Tingkat magnesium serum
bisa normal meski magnesium intrasel kurang. Mekanisme untuk mempertahankan
tingkat magnesium dalam serum adalah berbagai penyerapan gastrointestinal dan
ekskresi renal. Magnesium intrasel berkorelasi dengan kalium intrasel. Peningkatan
magnesium menurunkan kalsium dan dapat mencegah hiperkalsemia atau
menyebabkan hipokalsemia tergantung pada tingkat awal. Baik kondisi asupan
protein rendah maupun tinggi menghambat penyerapan magnesium, begitu pula

30
jumlah fosfat, fitat, dan lemak di usus. Magnesium diet yang tidak terserap
diekskresikan melalui feses; magnesium yang diserap diekskresikan melalui urin
dan keringat.
Fungsi pada tanaman. Tanaman membutuhkan magnesium untuk
mensintesis klorofil, esensial untuk fotosintesis. Magnesium di tengah cincin
porfirin klorofil analog dengan besi di tengah cincin porfirin heme. Defisiensi
magnesium pada tanaman menyebabkan penguningan di antara vena daun, terutama
pada daun yang lebih tua, dan dapat disembuhkan dengan penambahan garam
Epsom, atau tumbukan gamping dolomitik, pada tanah.

3. Zat Besi
Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang erat dengan
ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia zat besi memiliki
fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke
jaringan dan mengangkut elektro dalam proses pembentukan energi di dalam sel.
Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein membentuk
hemoglobin di dalam sel darah merah dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila
bergabung dengan protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan di
dalam pembentukan energi di dalam sel.
Laki-laki dewasa (berat badan 75 kg) mengandung ± 4000 mg zat besi,
sementara wanita dewasa (berat badan 55 kg) mengandung ± 2100 mg zat besi.
Laki-laki memiliki cadangan zat besi di dalam limpa dan sumsum tulang sebanyak
500-1500 mg, itulah sebabnya kekurangan darah (anemia) jarang dijumpai pada
laki-laki. Sebaliknya, wanita hanya mempunyai cadangan zat besi 0 – 300 mg
sehingga rentan terhadap anemia, apalagi pada usia subur wanita mengalami
menstruasi.
Kebutuhan zat besi tergantung kepada jenis kelamin dan umur. Kecukupan
yang dianjurkan untuk anak 2-6 tahun 4,7 mg/hari, usia 6-12 tahun 7,8 mg/hari, laki-
laki 12-16 tahun 12,1 mg/hari, gadis 12-16 tahun 21,4 mg/hari, laki-laki dewasa 8,5
mg/hari, wanita dewasa usia subur 18,9 mg/hari, menopause 6,7 mg/hari, dan
menyusui 8,7 mg/hari. Angka kecukupan ini dihitung berdasarkan ketersediaan
hayati (bioavailability) sebesar 15%. Zat besi dalam makanan dapat berasal dari

31
sumber nabati dengan ketersediaan hayati 2-3% dan sumber hewani dengan
ketersediaan hayati 20-23%. Untuk meningkatkan ketersediaan hayati, zat besi yag
berasal dari tumbuh-tumbuhan dapat ditambahkan dengan vitamin C dan asam
organik lainnya.

4. Fosfor
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens
(pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor
berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti
zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum
ialah pada ragaan tabung sinar katode (CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor
dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap
(glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katode mulai dibakukan sekitaran
Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka.
Unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi
fenomena ini bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens.

5. Kalium
Kalium secara kimiawi sangat mirip dengan natrium, unsur sebelumnya pada
golongan 1 tabel periodik. Mereka memiliki energi ionisasi pertama yang sama,
yang memungkinkan setiap atom melepaskan satu-satunya elektron terluarnya.
Bahwa mereka adalah unsur yang berbeda yang bergabung dengan anion yang sama
untuk membuat garam serupa dicurigai pada tahun 1702, dan dibuktikan pada tahun
1807 menggunakan elektrolisis. Kalium alami terdiri dari tiga isotop, yang salah
satunya, 40K bersifat radioaktif. Isotop 40K ditemukan di semua kalium, dan
merupakan radioisotop yang paling umum dalam tubuh manusia.
Ion kalium diperlukan untuk fungsi semua sel hidup. Transfer ion kalium
melalui membran sel saraf diperlukan untuk transmisi saraf normal; kekurangan dan
kelebihan kalium masing-masing dapat mengakibatkan banyak kelainan, termasuk
irama jantung yang abnormal dan berbagai kelainan elektrokardiografi (EKG). Buah
dan sayuran segar adalah makanan sumber kalium yang baik. Tubuh merespons

32
masuknya kalium makanan, yang meningkatkan kadar kalium serum, dengan
menggeser kalium dari luar ke dalam sel dan meningkatkan ekskresi kalium oleh
ginjal.
Aplikasi industri kalium mengeksploitasi kelarutan senyawa kalium yang
tinggi dalam air, seperti sabun kalium. Produksi tanaman berat cepat menghabiskan
kalium tanah, dan ini dapat diatasi dengan pupuk yang mengandung kalium, ini
merupakan 95% dari produksi kalium global.
Kalium merupakan unsur kedelapan atau kesembilan yang paling umum
dalam tubuh manusia berdasarkan massa (0,2%), sehingga 60 kg orang dewasa
mengandung total sekitar 120 g kalium. Tubuh memiliki kalium kira-kira sebanyak
belerang dan klorin, dan hanya kalsium dan fosfor yang lebih banyak (kecuali unsur
Karbon, Hidrogen, Oksigen, dan Nitrogen yang ada di mana-mana). Ion kalium
terdapat dalam berbagai macam protein dan enzim. Kalium mempengaruhi beberapa
proses fisiologis, antara lain:
a) Mengistirahatkan potensi membran sel dan propagasi potensial aksi pada
jaringan neuronal, otot, dan jantung. Karena sifat elektrostatik dan kimia, ion K
+ lebih besar daripada ion Na+ , maka saluran dan pompa ion di membran sel
yang dapat membedakan antara kedua ion secara aktif memompa atau secara
pasif melewatkan salah satu dari kedua ion tersebut sambil memblokir yang lain.
b) Sekresi dan aksi hormon
c) Nada vaskular
d) Kendali tekanan darah sistemik
e) Motilitas gastrointestinal
f) Homeostasis asam-basa
g) Metabolisme glukosa dan insulin
h) Aksi mineralokortikoid
i) Kemampuan ginjal berkonsentrasi
j) Keseimbangan cairan dan elektrolit

33
6. Belerang
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Belerang merupakan unsur non-logam yang tidak
berasa. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineralmineral
sulfida dan sulfat. Belerang adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan
dalam 2 asam amino. Salah satu contoh penggunaan umum belerang adalah dalam
pupuk. Selain itu, belerang juga digunakan dalam bubuk mesiu, korek api,
insektisida, dan fungisida.

7. Natrium
Natrium adalah unsur esensial untuk semua hewan dan beberapa tumbuhan.
Ion natrium adalah kation utama pada cairan ekstraselular (extracellular fluid, ECF)
dan karena itu merupakan penyumbang utama tekanan osmotik ECF dan volume
kompartemen ECF. Hilangnya air dari kompartemen ECF meningkatkan konsentrasi
natrium, suatu kondisi yang disebut hipernatremia. Kehilangan isotonik air dan
natrium dari kompartemen ECF mengurangi ukuran kompartemen tersebut dalam
kondisi yang disebut hipovolemia ECF.
Dengan cara pompa natrium-kalium, sel manusia hidup memompa tiga ion
natrium keluar dari sel sebagai ganti dua ion kalium yang dipompa masuk;
membandingkan konsentrasi ion yang melintasi membran sel, dari dalam ke luar,
kalium sekitar 40:1, dan natrium sekitar 1:10. Pada sel saraf, muatan listrik melintasi
membran sel sehingga memungkinkan transmisi impuls saraf, ketika muatan itu
dihamburkan natrium memiliki peran penting dalam aktivitas itu.
Natrium adalah mineral penting yang mengatur volume darah, tekanan
darah, kesetimbangan osmotik dan pH pada manusia. Persyaratan fisiologis
minimum natrium adalah 500 miligram per hari. Natrium klorida adalah sumber
utama natrium dalam makanan, dan digunakan sebagai bumbu dan pengawet dalam
komoditas seperti pengawet acar dan dendeng; bagi orang Amerika, kebanyakan
natrium klorida berasal dari makanan olahan. Sumber natrium lainnya adalah
keberadaan alami pada makanan dan bahan tambahan makanan seperti monosodium

34
glutamat (MSG), natrium nitrit, natrium sakarin, soda kue (natrium bikarbonat), dan
natrium benzoat.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan Angka Kecukupan
Gizi natrium adalah adalah 1500 mg per orang per hari, tetapi rata-rata orang
Indonesia mengkonsumsi natrium (dari garam saja) sekitar 5300 mg/hari (setara
dengan 15 gram garam dengan kadar NaCl 90%); belum termasuk sumber natrium
lainnya seperti MSG. Penelitian mengungkapkan bahwa menurunkan asupan
natrium hingga 2 g per hari cenderung menurunkan tekanan darah sistolik sekitar
dua hingga empat mm Hg. Telah diperkirakan bahwa penurunan asupan natrium
sebesar itu akan menurunkan kasus tekanan darah tinggi sebesar 9 hingga 17%.
Tekanan darah tinggi menyebabkan 7,6 juta kematian dini di seluruh dunia
setiap tahunnya. (Sebagai catatan, garam mengandung sekitar 39,3% natrium,
sisanya adalah klorin dan zat renik lainnya; sehingga 2,3 g natrium setara dengan
sekitar 5,9 g, atau 2,7 mL garam—sekitar setengah sendok teh). American Heart
Association merekomendasikan asupan natrium tidak lebih dari 1,5 g per hari,
sesuai dengan Permenkes RI no 75 tahun 2013.
Suatu studi menemukan bahwa orang dengan atau tanpa hipertensi yang
mengekskresikan kurang dari 3 gram natrium per hari dalam urin mereka (dan
karena itu mengasup kurang dari 3 g/hari) memiliki risiko kematian, stroke, atau
serangan jantung yang lebih tinggi daripada yang mengekskresikan 4 sampai 5 gram
per hari. Tingkat 7 g per hari atau lebih pada orang dengan hipertensi dikaitkan
dengan kematian dan kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi, namun hal ini tidak
diketahui kebenarannya untuk orang-orang tanpa hipertensi. US FDA menyatakan
bahwa orang dewasa dengan hipertensi dan prahipertensi harus mengurangi asupan
harian menjadi 1,5 g.
Sistem renin–angiotensin mengatur jumlah cairan dan konsentrasi natrium
dalam tubuh. Pengurangan tekanan darah dan konsentrasi natrium dalam ginjal
mengakibatkan produksi renin, yang pada gilirannya menghasilkan aldosteron dan
angiotensin, mempertahankan natrium dalam urin. Ketika konsentrasi natrium
meningkat, produksi renin menurun, dan konsentrasi natrium kembali normal. Ion
natrium (Na+ ) adalah elektrolit penting dalam fungsi neuron, dan pada
osmoregulasi antara sel dan cairan ekstrasel. Hal ini berlaku pada semua hewan oleh

35
Na+ /K+ -ATPase, transporter aktif yang memompa ion melawan gradien, dan kanal
natrium/kalium. Natrium adalah ion logam yang paling lazim dalam cairan ekstrasel.
Tingkat natrium yang sangat rendah atau sangat tinggi pada manusia dikenali dalam
dunia kedokteran sebagai hiponatremia dan hipernatremia. Kondisi ini mungkin
disebabkan oleh faktor genetik, penuaan, atau muntah atau diare berkepanjangan.
Pada tanaman C4, natrium adalah mikronutrien yang membantu
metabolisme, khususnya dalam regenerasi fosfoenolpiruvat dan sintesis klorofil.
Pada tanaman lain, ia menggantikan beberapa peran kalium, seperti
mempertahankan tekanan turgor dan membantu pembukaan dan penutupan stomata.
Kelebihan natrium di dalam tanah dapat membatasi penyerapan air dengan
menurunkan potensi air, yang dapat menyebabkan tanaman layu; konsentrasi
berlebih pada sitoplasma dapat menyebabkan inhibisi enzim, yang pada gilirannya
menyebabkan nekrosis dan klorosis. Sebagai reaksinya, beberapa tanaman telah
mengembangkan mekanisme untuk membatasi pengambilan natrium di akar, untuk
menyimpannya di dalam sel vakuola, dan membatasi pengangkutan garam dari akar
ke daun; kelebihan natrium juga dapat disimpan di jaringan tanaman tua, sehingga
membatasi kerusakan pada sel yang baru tumbuh. Halofit telah menyesuaikan diri
untuk dapat berkembang di lingkungan yang kaya akan natrium.

B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi beberapa jenis logam esensial,
karakteristik, sifat, serta memahami manfaat logam-logam tersebut.

C. ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunakan pada percobaan ini antara lain bahan makanan seperti makan
ringan, sayuran, buah-buahan, dan bahan makanan lainnya; HCl pekat; H2SO4
pekat; NaOH 0,5 M; aquades. Alat yang digunakan antara lain: gelas kimia, gelas
Erlenmeyer, mortar, dan peralatan gelas lainnya.

D. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja pada percobaan ini antara lain:
1) Preparasi sampel bahan makanan kira-kira 300 gram.

36
2) Dioven pada suhu 800C – 1000C (hingga menjadi abu).
3) Preparatif tersebut dilarutkan dalam akuades sebanyak 200 mL hingga homogen.
4) Dilakukan penyaringan hingga terjadi pemisahan antara residu dan filtrat.
5) Filtrat kemudian dipisahkan menjadi dua bagian ke dalam gelas kimia.
6) Pada gelas kimia pertama, ditambahkan HCl pekat kira-kira 10 mL secara
perlahan (jika terbentuk endapan jenuh sebelum mencapai volume 10 mL,
hentikan penambahan HCl). Apabila endapan terbentuk, lanjut ke prosedur ke 7.
Apabila tidak terbentuk endapan, hentikan percobaan dan catat hasil
pengamatanmu.
7) Filtrat pada gelas kimia kedua, dibagi ke dalam beberapa tabung reaksi.
8) Disetiap tabung reaksi, tambahkan larutan standar sesuai logam yang dianalisis.
9) Catat hasil pengamatanmu.

LEMBAR KERJA PERCOBAAN


Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1
2
3
4
5

37
38
PERCOBAAN VI
Penetapan Kadar Asam Salisilat dengan Metode Alkalimetri

A. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan uji kuantitatif yaitu menentukan kadar senyawa
Asam Salisilat dalam sediaan Bedak.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa yang akan Anda tentukan kadarnya dalam percobaan ini adalah
asam salisilat yang terdapat dalam sediaan bedak. Asam salisilat telah digunakan
sebagai bahan terapi topikal sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu. Dalam bidang
dermatologi, asam salisilat telah lama dikenal dengan khasiat utama sebagai bahan
keratolitik. Kandungan asam salisilat yang tinggi dalam sediaan kosmetik ternyata
memiliki dampak bagi kesehatan tubuh, mulai dari dampak yang ringan hingga yang
berat. Pengetahuan dan informasi akan bahaya kandungan asam salisilat yang
terkandung dalam sediaan kosmetik ini tidak sepenuhnya diketahui oleh masyarakat
luas. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kadar asam salisilat dalam sediaan
kosmetik, khususnya didalam sediaan bedak.
1. Uraian Asam Salisilat
a) Nama resmi : Acidum Salicylicum
b) Nama lain : Asam salisilat
c) Struktur kimia :

d) Rumus kimia :C7H6O3


e) BM :138,12
f) Pemerian :
1) FI ed III

39
Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hampir
tidak berbau; atau rasa agak manis dan tajam.
2) FI ed IV
Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur
halus putih;rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis
warna putih dan tidakberbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami
dapat berwarna kekuningan ataumerah jambu dan berbau lemah
mirip mentol.

g) Kelarutan :
1) FI ed III
Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P;
mudah larutdalam kloroformP dan dalam eter P; larut dalam larutan
amonium asetat P,dinatrium hidrogen fosfat P, kalium sitrat P dan
dalam natrium sitrat P.
2) FI ed IV
Sukar larut dalam air dan dalam benzena, mudah larut dalam etanol
dan dalameter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam
kloroform.

2. Penetapan Kadar Asam Salisilat


Untuk menetapkan kadar asam salisilat, Farmakope Indonesia
menyatakan bahwa analisis kadar dilakukan secara volumetri menggunakan
larutan titer natrium hidroksida 0,1 N. Metode titrasi yang menggunakan
larutan titer natrium hidroksida dikenal sebagai metode alkalimetri, cara ini
didasarkan pada reaksi netralisasi antara zat uji asam dengan larutan baku
basa sebagai larutan titer. Berdasarkan kelarutan asam salisilat yang sukar
larut dalam air tetapi lebih mudah larut dalam etanol, sehingga dalam
analisisnya asam salisilat dilarutkan dengan etanol agar terjadi reaksi yang
sempurna. Oleh karena etanol sedikit bereaksi asam, maka pelarut tersebut
harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga dalam proses titrasi larutan titer
hanya menetralkan larutan sampel. Untuk mengetahui selesainya reaksi
maka digunakan indikator, indikator yang digunakan adalah fenolftalein (pp)

40
yang merupakan indikator basa. Interval pH fenolftalein adalah 8,0-10,0,
perubahan warna diamati dari tidak berwarna menjadi merah jambu (pink).

C. PRINSIP DAN REAKSI


Penentuan kadar asam salisilat dalam percobaan ini dilakukan berdasarkan prinsip
reaksi netralisasi menggunakan larutan baku basa (NaOH).

D. Alat dan Bahan


1. Alat yang digunakan :
a) Erlenmeyer 250 ml
b) Buret 50 ml
c) Labu ukur 500 ml
d) Gelas ukur
e) Gelas kimia 100 ml
f) Neraca analitik
g) Pipet tetes

2. Bahan yang digunakan :


a) Sampel bedak salisilat
b) Natrium hidroksida
c) Indikator fenolftalein
d) Etanol
e) Air suling

E. Prosedur KERJA
1. Pembuatan larutan titer natrium hidroksida 0,1 N
a) Timbang 2 g kristal natrium hidroksida dalam gelas kimia 100 ml, larutkan
dengan air suling. Masukkan ke dalam labu ukur 500 ml.
b) Bilas gelas kimia beberapa kali dengan airsuling, masukkan bilasan ke dalam
labu ukur di atas. Kemudian cukupkan volumenya dengan air suling hingga
tanda batas.
2. Pembakuan larutan titer natrium hidroksida 0,1 N

41
a) Timbang saksama 400 mg kalium biftalat, masukkan ke dalam erlenmeyer
250 ml.
b) Larutkan dengan 50 ml air bebas karbondioksida (mintalah sama pengawas
di laboratorium).
c) Tambahkan 3 tetes larutan indikator fenolftalein, kocok hingga homogen
d) Titrasi dengan larutan natrium hidroksida hingga warna larutan berubah dari
tidak berwarna menjadi merah muda (pink)
e) Ulangi prosedur ini 2 kali lagi.

Catatan :
Air bebas karbondiioksida dibuat dengan cara air suling dididihkan selama 5
menit(waktu dihitung mulai saat air mendidih). Selama pendinginan dan penyimpanan
harusterlindung dari udara (FI edisi III, hal 639).

3. Penetapan kadar asam salisilat dalam bedak


a) Timbang saksama sampel uji (bedak salisil) setara dengan 300 mg asam
salisilat, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml (sampel uji yang
ditimbang.
b) Masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 25 ml etanol yang sudah
dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N (mintalah sama pengawas di
laboratorium).
c) Tambahkan 25 ml air suling dan beberapa tetes indikator fenolftalein (untuk
memperjelas titik akhir karena adanya talkum, indikator fenolftalein
ditambahkan sebanyak 10 tetes)
d) Titrasi hingga warna larutan berubah dari tidak berwarna menjadi pink.
Ulangi prosedur ini 2 kali lagi.
e) Hitung kadar asam salisilat dalam sampel uji (hasil perhitungan ditulis
sampai 2 desimal/2 angka dibelakang koma).
Catatan :
Cara membuat etanol yang dinetralkan dengan natrium hidroksida 0,1 N, yaitu: ukur
sejumlah etanol 95% (sesuai kebutuhan percobaan di atas adalah 75 ml), tambahkan 3
tetes indikator fenolftalein. Tambahkan beberapa tetes larutan natrium hidroksida 0,1 N
hingga larutan berwarna merah jambu (pink) (FI edisi III, hal 672).

42
Hasil Pengamatan
1. Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N
Data Penimbangan dan Titrasi pada Pembakuan
Berat (g)
Titik awal titrasi :
Titik akir titrasi :
Volume titrasi :

2. Penetapan kadar asam salisilat


Karakteristik sampel Uji :
Merk sampel : .........
No. Batch : .........
Kadar asam salisilat sesuai label : .........
Perhitungan jumlah sampel uji yang harus ditimbang :
Data Penimbangan dan Titrasi pada Pembakuan
Berat (g)
Titik awal titrasi :
Titik akhir titrasi :
Volume titrasi :

43
LEMBAR KERJA PERCOBAAN
Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1
2
3
4
5

44
PERCOBAAN VII
REAKSI PENGENDAPAN

A. TINJAUAN PUSTAKA
Kita hidup di dunia, tempat reaksi kimia secara terus-menerus terjadi di
sekitar dan di antara kita. Keberadaan hidup itu sendiri tergantung pada beragam
reaksi kimia, seperti fotosintesis (produksi karbohidrat pada tumbuhan) dan respirasi
(pembakaran karbohidrat oleh hewan untuk menghasilkan energi). Kita
menggunakan reaksi kimia untuk kepentingan konsumsi, seperti karet sintesis, obat-
obatan, kosmetik, plastik, makanan tertentu, bahan makanan tambahan, detergent,
pupuk, dan banyak lagi. Banyak dari reaksi kimia ini merupakan reaksi kimia
kompleks. Beberapa contoh reaksi kimia sederhana yang umum dikenal adalah
pembakaran bahan bakar, pengkaratan besi, dan penodaan perak.
Reaksi kimia adalah suatu proses yang terjadi selama perubahan kimia.
Salah satu contoh perubahan kimia adalah perubahan susunan/komposisi zat.
Selama berlangsungnya reaksi kimia, bahan awal (reaktan) bergabung menghasilkan
produkdengan komposisi yang berbeda dari reaktan. Dan juga, sifat fisika dari hasil
reaksi kimia (produk) biasanya cukup berbeda dari reaktannya.
Reaksi kimia dapat digambarkan dengan persamaan kimia, yaitu reaktan
ditulis di sebelah kiri, dan hasilnya ditunjukkan di sebelah kanan. Sebuah panah
mengindikasikan arah dari reaksi. Sebagai contoh, reaksi antara unsur sodium (Na)
dan klorin (Cl2). Unsur-unsur ini adalah reaktan, dan hasil reaksi ini adalah sodium
klorida (NaCl). Persamaannya dapat dituliskan:
Na + Cl2 2NaCl (tidak setimbang)

Bagaimanapun, sekarang terdapat dua atom sodium disebelah kanan, jadi


seharusnya juga terdapat dua atom disebelah kiri. Persamaan yang seimbang adalah:
2Na + Cl2 2NaCl

Persamaan kimia terkadang memasukkan penandaan semisal (s) untuk solid/padat, (l)
untuk liquid/cair, (g) untuk gas, dan (aq) untuk aqueous/larutan encer. Ini ditulis

45
langsung setelah simbol unsur atau senyawa untuk menunjukkan keadaan fisiknya.
Sebagai contoh, persamaan di bawah ini dapat ditulis:

2Na(s) + Cl2(g) 2NaCl(s)

Meski demikian, dalam percobaan ini, dimana perhatian utama adalah belajar untuk
menulis dan menyeimbangkan persamaan, maka simbol-simbol ini dapat diabaikan.

Perubahan kimia biasanya disertai perubahan fisik yang terlihat seperti perubahan
warna, terbentuknya endapan (zat kimia yang tidak larut), perubahan gas, atau
perubahan suhu.

B. Bahan dan alat:


1. 0,1 M Ba(NO3)2
2. 0,1 M BaCl2
3. 0,1 M AgNO3
4. 0,1 M Na2SO4
5. 0,1 M HCl
6. 0,1 M NaCl
7. 0,1 M Ba(OH)2
8. 0,1 M HNO3
9. 0,1 M NaOH
10. 0,1 M KOH
11. 0,1 M Kaptopril
ALAT
1. Tabung reaksi kecil
2. Beker Glass
3. Pipet ukur 5 mL
4. Pipet tetes
5. Ball pipet

C. Prosedur Kerja
PERHATIAN: Perak nitrat dapat menyebabkan noda hitam pada kulit Anda
jika tersentuh. Namun, noda ini bersifat sementara

46
1. Reaksi dengan Perak Nitrat
Dalam tabung uji kecil yang bersih, tambahkan 5 mL perak nitrat (AgNO3) 0,1
M ke dalam 5 mL larutan yang disebutkan berikut ini.
a) Hidrogen klorida, HCl (larutan encer)
HCl + AgNO3 :
b) Sodium hidroksida, NaOH
NaOH + AgNO3
c) Sodium klorida, NaCl
NaCl + AgNO3
d) Hidrogen nitrat, HNO3 (larutan encer)
HNO3 + AgNO3
e) Kaptopril
Kaptopril + AgNO3

Jika suatu reaksi terlihat akan terjadi (ditandai dengan terbentuknya endapan
buram), tulis kesetimbangan persamaan kimia untuk reaksi tersebut. Hal ini
menunjukkan reaksi penukaran (exchange), antara kation dan anion. Tunjukkan
lapisan endapan dengan menggarisbawahi (gunakan hukum kelarutan senyawa yang
diberikan pada pembahasan). Jika tidak terjadi reaksi, tulislah ”N.R.” (no reaction).

2. Reaksi dengan Sodium Sulfat


Dalam tabung uji kecil, tambahkan 5 mL sodium sulfat (Na2SO4) 0,1 M ke
dalam 5 mL larutan yang disebutkan berikut ini.
a) Hidrogen klorida, HCl (larutan encer)
HCl + Na2SO4
b) Sodium hidroksida, NaOH
NaOH + Na2SO4
c) Sodium klorida, NaCl
NaCl + Na2SO4
d) Hidrogen nitrat, HNO3 (larutan encer)
HNO3 + Na2SO4
e) Potasium hidroksida, KOH
KOH + Na2SO4

47
f) Kaptopril
Kaptopril ++ Na2SO4

Jika suatu reaksi terlihat akan terjadi (ditandai dengan terbentuknya endapan
buram), tulis kesetimbangan persamaan kimia untuk reaksi tersebut. Hal ini
menunjukkan reaksi penukaran (exchange), antara kation dan anion. Tunjukkan
lapisan endapan dengan menggarisbawahi (gunakan hukum kelarutan senyawa yang
diberikan pada pembahasan). Jika tidak terjadi reaksi, tulislah ”N.R.” (no reaction).

Tugas :
1. Tulis Persamaan reaksi
2. Hitung berapa berat masing-masing sampel yang akan ditimbang untuk
membuat sampel 0,1 M sebanyak 10 ml

LEMBAR KERJA PERCOBAAN


Judul
Nama
NPM Acc :
Kelompok
Tanggal
Asisten

LEMBAR PENGAMATAN

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1
2
3
4
5

48
49
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. Chemistry. Edisi 10, Mc.Graw Hill, New York.

CW Keenan, dkk, 2002, Kimia Untuk Universitas, Penerbit Erlangga, Jakarta

Depkes, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Depkes, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Fessenden, 2013, Kimia Organik, Penerbit Erlangga: Jakarta

Gandjar, I, G. 2014. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar, Yogjakarta.

Nelius Harefa, dkk. 2019. Penuntun Praktikum Kimia. UKI: Jakarta.

Regina Andayani, dkk. 2019. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Andalas : Padang

Seager, S.L and Slabaugh, M.R. 2011. Safety-Scale Laboratory Experiments For
Chemistry For Today : General, Organic And Biochemistry. Seventh Edition.
USA

Sukardjo, 2015, Kimia Fisika, Rineka Cipta: Jakarta

Vicky Williamson and Larry Peck. 2009. Experiments in General Chemistry: Inquiry
and Skill Building. Brooks/cole laboratory. USA

Timberlake, 2015. Chemistry. An Introduction to General, Organic, and Biological


Chemistry. Twelve Edition. Pearson.

Vogel’s. 1979. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Fifth
Edition. Longman inc, New York

50

Anda mungkin juga menyukai