Anda di halaman 1dari 32

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .................................................................................................................i


Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
Ucapan Selamat Datang Di Laboratorium Kimia ........................................................ iii

I. Prosedur Kerja Dan Tata Tertib Di Laboratorium Kimia .........................................1


II. Keamanan Dan Keselamatan Kerja Di Laboratorium ...............................................6
III. Penanganan Bahan Kimia di Laboratorium ........................................................... 10

P1. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium .......................................................................12


P2. Pembuatan Larutan ................................................................................................ 15
P3. Sifat-Sifat Fisika dan Kimia ...................................................................................20
P4. Uji Reaksi-Reaksi Spesifik ....................................................................................24
P5. Stoikiometri Reaksi Kimia ..................................................................................... 27

Daftar Pustaka ..............................................................................................................30

ii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

SELAMAT DATANG DI LABORATORIUM KIMIA FMIPA UNTAN

Dalam mempelajari ilmu kimia, banyak hal-hal yang bersifat abstrak dan sulit
dipahami hanya dengan membaca buku atau sumber informasi lain yang bersifat teoritis. Di
laboratorium kimia, mahasiswa dapat mempelajari fenomena-fenomena yang melibatkan
suatu reaksi kimia. Pemahaman mahasiswa diharapkan semakin meningkat karena dapat
secara langsung mengamati, melakukan, sekaligus menganalisis proses dan hasil suatureaksi
yang selama ini hanya dibaca dan dibayangkan melalui teori di perkuliahan.
Perlu disadari bahwa di dalam laboratorium mahasiswa akan berinteraksi langsung
dengan berbagai macam bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat berbeda-beda. Semua
bahan-bahan kimia tersebut harus diperlakukan sebagai bahan berbahaya kecuali telah
diketahui sifat-sifatnya secara pasti. Namun, mahasiswa tidak perlu khawatir karena semua
bahan dan peralatan di laboratorium kimia telah dirancang sedemikian rupa sehingga aman
untuk melakukan kerja di laboratorium sepanjang tata tertib serta aturan kerja dipatuhi
dengan baik. Mahasiswa WAJIB terlebih dahulu mempelajari semua hal yang akan
dikerjakan di laboratorium, termasuk sifat bahan yang akan digunakan, peralatan digunakan
untuk membantu pekerjaan (alat gelas, alat elektronik maupun instrumentasi kimia),
prosedur atau tahapan kerja, serta prosedur keamanan dalam bekerja. Ketika semua hal
tersebut telah dipahami dengan baik, laboratorium kimia akan menjadi tempat yang
menyenangkan untuk mempelajari ilmu kimia.
Selamat datang di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA dan selamat bekerja dengan
hati yang gembira.

Tim Penyusun

iii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

I. PROSEDUR KERJA DAN TATA TERTIB DI LABORATORIUM KIMIA

A. Tujuan
1. Mengatur pelaksanaan praktikum Kimia Dasar I di Fakultas MIPA agar dapat
berjalan dengan lancar, tertib, dan bermutu.
2. Menjamin pelaksanaan praktikum yang aman bagi mahasiswa dan seluruh pihak yang
terlibat di laboratorium.

B. Pihak-pihak yang terlibat


1. Mahasiswa praktikan
2. Kepala laboratorium
3. Dosen penanggungjawab praktikum
4. Analis atau laboran
5. Asisten dosen
6. Bagian akademik jurusan dan fakultas

C. Dokumen
1. Daftar hadir praktikum
2. Buku penuntun praktikum
3. Kartu penilaian praktikum
4. Formulir peminjaman alat
5. Daftar hadir ujian akhir praktikum
6. Nilai praktikum

D. Sebelum Praktikum dilaksanakan


1. Mahasiswa sudah memprogram matakuliah praktikum dalam LIRS.
2. Mahasiswa menyerahkan pas foto ukuran 3x4 cm (1 buah).
3. Dosen penanggungjawab praktikum merekap seluruh peserta praktikum yang terdata
di sistem akademik dan membuatkan daftar hadir peserta praktikum.
4. Dosen penanggungjawab dibantu asisten dan laboran mempersiapkan kartu praktikum.
5. Dosen penanggungjawab dibantu asisten membagi mahasiswa peserta praktikum
(praktikan) menjadi kelompok-kelompok sesuai modul praktikum, membuat jadwal
praktikum serta mengumumkannya kepada mahasiswa.
6. Dosen penanggungjawab mengecek kesiapan buku penuntun praktikum.
7. Laboran mempersiapkan ketersediaan bahan/alat yang digunakan untuk praktikum.
8. Dosen penanggungjawab memberikan pengarahan mengenai tugas asisten.
9. Asisten mendiskusikan persiapan pelaksanaan praktikum dengan dosen
penanggungjawab satu minggu sebelum praktikum dimulai.
10. Dosen penanggungjawab dibantu asisten melakukan pengarahan kepada praktikan
dan membagikan buku penuntun praktikum serta kartu praktikum.

E. Materi Praktikum
Praktikum Kimia Dasar I terdiri dari 5 (lima) modul percobaan dan praktikan wajib

1
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

mengikuti SELURUH modul percobaan.

F. Kehadiran (Presensi)
1. Praktikan diwajibkan hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai, mengisi daftar hadir,
mengumpulkan tugas, laporan praktikum percobaan minggu sebelumnya dan jurnal
praktikum percobaan saat itu.
2. Keterlambatan tanpa alasan yang jelas berakibat praktikan tidak diperkenankan
mengikuti praktikum pada saat itu, kecuali diijinkan oleh dosen penanggungjawab
praktikum.
3. Apabila tidak hadir karena sakit atau dengan alasan akademis yang bisa dibenarkan,
praktikan wajib memberikan surat ijin/surat keterangan yang diberikan kepada dosen
penanggungjawab praktikum sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan. Dosen
penanggungjawab praktikum akan mempertimbangkan apakah mahasiswa tersebut
dapat mengikuti praktikum susulan (inhal) atau tidak.

G. Pelaksanaan praktikum
1. Praktikan wajib mengikuti SELURUH kegiatan praktikum.
2. Praktikan memasuki laboratorium sudah mengenakan jas laboratorium dan sepatu
yang tertutup dengan menunjukkan jurnal praktikum.
3. Praktikan menempati meja praktikum sesuai dengan kelompok dan modul yang akan
dikerjakan.
4. Asisten memulai pretest untuk praktikan.
5. Penjelasan singkat materi praktikum oleh masing-masing asisten sesuai dengan
kelompoknya.
6. Peminjaman alat sesuai percobaan kepada laboran dengan menandatangani bon
peminjaman. Setiap kelompok akan mendapatkan satu set alat gelas yang akan
dipergunakan dalam kegiatan praktikum saat itu. Praktikan memeriksa kelengkapan
dan kondisi alat sesuai dengan bon alat yang diterimanya
7. Selama kegiatan praktikum berlangsung, semua pengamatan dan hasil percobaan
dicatat dalam jurnal yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bila dijumpai prosedur
kerja yang kurang jelas atau ragu-ragu, praktikan segera menanyakan kepada asisten
yang bertugas.
8. Semua data pengamatan dimintakan persetujuan asisten dan dilampirkan pada
laporan akhir. Tidak diperkenankan untuk mengubah data hasil percobaan yang
telah diperoleh.
9. Asisten memberikan penilaian terhadap pretest, jurnal, aktivitas serta laporan
praktikum.
10. Dosen penanggungjawab mengawasi dan bertanggungjawab terhadap kelancaran
pelaksanaan kegiatan praktikum.

H. Kewajiban praktikan selama praktikum berlangsung:


1. Wajib mengikuti pengarahan dari asisten, baik mengenai prosedur praktikum
maupun penggunaan peralatan.
2. Tidak diperkenakan keluar-masuk laboratorium, makan, minum, merokok,

2
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

menggunakan HP, membuat keributan serta menerima tamu.


3. Sholat dapat dilaksanakan bergantian dalam satu kelompok dengan seijin
asisten/dosen penanggungjawab.
4. Menjaga ketertiban dan keselamatan kerja, menjaga kebersihan serta kesopanan.

I. Kewajiban praktikan setelah praktikum :


1. Membersihkan semua peralatan dan meja serta mengembalikan alat kepada laboran.
2. Merapikan botol-botol pereaksi seperti semula.
3. Meninggalkan laboratorium dalam keadaan bersih. Jas laboratorium boleh dibuka
setelah keluar dari laboratorium.
4. Melakukan analisis data pengamatan.
5. Menyelesaikan pembuatan laporan (pembahasan, simpulan, daftar pustaka) dan
mengumpulkan kepada asisten paling lambat satu minggu setelah pelaksanaan
praktikum.
6. Asisten memeriksa laporan dan memberikan penilaian.
7. Semua nilai praktikum direkap setiap minggu dalam kartu praktikum.

J. Petunjuk penulisan jurnal praktikum:


1. Tidak boleh copy paste kalimat/paragraph dari sumber pustaka. Harus dilakukan
parafrase (baca sumber pustaka, tulis kembali menggunakan kalimat anda sendiri).
2. Perhitungan ditulis pada lampiran.
3. Pembahasan dan kesimpulan diselesaikan sebelum praktikum selanjutnya berjalan.
4. Format jurnal:
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1.2 Dasar Teori (diambil minimal dari 3 sumber referensi, tidak meng-copy dari
penuntun praktikum)
BAB II. METODE
2.1 Alat dan Bahan (sebutkan semua alat dan bahan yang dipergunakan, sesuaikan
dengan praktikum yang dilakukan)
2.2 Prosedur Kerja (gunakan kalimat pasif). Lengkapi dengan diagram alir prosedur
percobaan.
BAB III. DATA DAN PENGAMATAN
Buat tabel untuk mencatat seluruh hasil dan pengamatan pada setiap langkah kerja
yang dilakukan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uraikan hasil percobaan berdasarkan data pengamatan, hasil perhitungan dan reaksi-
reaksi yang terjadi. Lakukan pembahasan/analisis, hubungkan dengan dasar teori
yang terkait. Kerjakan setelah selesai praktikum.
BAB IV. SIMPULAN (tuliskan poin-poin penting dari hasil pembahasan secara
ringkas sesuai dengan tujuan percobaan.)

3
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

DAFTAR PUSTAKA

Tata cara penulisan daftar pustaka:


Jika diambil dari buku, penulisan daftar pustakanya:
Nama belakang penulis diikuti inisial nama depan, tahun terbit, judul buku, jilid, edisi,
penerjemah (kalau ada), penerbit, kota tempat terbit, halaman.
Jika diambil dari artikel publikasi, penulisan daftar pustakanya:
Nama belakang penulis diikuti inisial nama depan, tahun terbit, Judul Artikel Publikasi,
Nama Jurnal (ditulis italic), volume dan nomor edisi, halaman.

K. Penilaian
Penilaian didasarkan pada komponen: pretest, jurnal, aktivitas, dan laporan. Komposisi
nilai akan disampaikan oleh asisten pada pengarahan pertama di laboratorium.

L. Setelah Kegiatan Praktikum Selesai :


1. Dosen penanggungjawab merekap semua nilai yang sudah terkumpul selama satu
semester.
2. Nilai akhir praktikum kemudian digabung dengan nilai teori dan dikonversi ke dalam
huruf mutu sesuai ketentuan akademik fakultas, dan diunggah melalui siakad pada
akhir semester.
3. Praktikan WAJIB MENYELESAIKAN PENGGANTIAN ATAU PERBAIKAN
ALAT RUSAK sesuai spesifikasi alatnya, jika tidak nilai akhir praktikum tidak dapat
dikeluarkan.

4
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

II. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM

Pada waktu bekerja di laboratorium selalu ada kemungkinan terjadinya kecelakaan.


Oleh karena itu demi kelancaran jalannya praktikum, serta untuk menghindari terjadinya
kecelakaan, maka kita perlu mengetahui lebih dalam tentang sifat-sifat dari bahan kimia yang
lazim dipergunakan di laboratorium. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda dan
perlu penanganan yang berbeda pula sehingga harus dihindari semaksimal mungkin
terjadinya kontak bahan kimia dengan kulit, sistem pencernaan dan pernafasan. Biasakan
bekerja dengan teratur, hati hati dan dianjurkan untuk tidak bekerja sendirian di laboratorium.
Keselamatan kerja di laboratorium dapat dilakukan dengan baik jika praktikan
memperhatikan hal-hal berikut :
1. Mengetahui dan memahami layout dan fungsi ruang-ruang yang ada di laboratorium.
Laboratorium Kimia FMIPA UNTAN terdiri dari beberapa ruang:
(i) Ruang kerja praktikum
(ii) Ruang kalab/laboran
(iii) Ruang penyimpanan bahan cair
(iv) Ruang penyimpanan bahan padat
(v) Ruang timbang
(vi) Ruang spektrofotometri
2. Memahami tahapan kerja yang akan dilakukan di laboratorium (persiapan, tujuan, cara
kerja)
3. Memahami tindakan yang harus dilakukan dan dihindari saat kerja misalnya menjauhkan
bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah
praktikum pada tempat yang telah ditentukan.
4. Mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam praktikum dan sifat-sifat bahannya
(apakah bersifat mudah terbakar, toksik, karsinogenik dan paham cara penanganannya).
5. Mengetahui sifat alat yang akan digunakan dan memahami cara kerja setiap alat.
6. Mempersiapkan dan mengetahui kegunaan alat pelindung tubuh seperti, jas laboratorium
putih, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dsb.

A. Sumber-Sumber Bahaya di Laboratorium


Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia antara lain:
1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan
karsinogenik.
2. Alat-alat yang mudah menimbulkan bahaya kebakaran dan sengatan listrik seperti
kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya.
3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.
4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik mengenai tubuh.

B. Penanganan Keselamatan Kerja di Laboratorium


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan aktivitas di laboratorium antara lain:
1. Anggap semua bahan kimia berbahaya kecuali telah mengetahui sifatnya dengan
pasti.
2. Baca label keterangan di wadah (botol) pereaksi dengan cermat sebelum

5
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

menggunakannya lebih lanjut.


3. Gunakan bahan kimia se-efisien mungkin karena semua bahan kimia berpotensi
mencemari lingkungan.
4. Jangan mencicipi, membaui secara langsung atau menyentuh bahan kimia tanpa ada
petunjuk khusus. Bila diperlukan mencium bau suatu zat, kibaskan dengan telapak
tangan ke hidung.
5. Jika akan mengukur larutan asam atau basa dengan tepat, ambillah menggunakan
pipet dengan bantuan bola hisap atau pro pipet.Jangan dihisap dengan mulut.
6. Bila kulit, hidung atau mata terkena bahan kimia, cuci segera dengan air yang banyak,
kemudian laporkan ke asisten.
7. Reaksi kimia yang berbahaya, menghasilkan uap/gas beracun atau menimbulkan bau
tidak sedap harus dilakukan dalam lemari asam.
8. Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke orang lain atau
anda sendiri.
9. Bila mengencerkan asam, asam yang pekat yang harus dituangkan kedalam air secara
perlahan-lahan, bukan sebaliknya karena panas pencampuran dapat mendidihkan air
danasam memercik keluar.
10. Tidak diperkenankan makan dan minum selama di laboratorium karena beresiko
untuk tercemar zat kimia.
11. Kebanyakan bahan kimia seperti alkohol, aseton dan eter sangat mudah terbakar.
Jangan meletakkan dan menggunakannya dekat sumber api.
12. Jika ingin memasukkan tabung gelas atau termometer kedalam tutup karet, basahi
dulu tabung dan lobang karet dengan air atau gliserol.Pegang kaca dengan kain
handuk sedekat mungkin kearah karet dan putar sedikit demi sedikit sambil
mendorong masuk.
13. Pilihlah alat gelas yang tidak retak pecah supaya terhindar dari bahaya luka gores. Jika
ada pecahan kaca, bersihkan dengan segera.
14. Bunsen/lampu spiritus harus dimatikan jika sudah tidak dipakai
15. Buang bahan sisa praktikum pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan sifat
sisa bahan.
16. Jangan sekali-kali melakukan percobaan yang tidak ada di prosedur dan tidak disuruh.
17. Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan

C. Penanganan Bila Terjadi Kecelakaan Kerja di Laboratorium


Bila terjadi kecelakaan kerja perhatikan hal-hal berikut ini :
1. Tetap tenang dan jangan panik.
2. Segera minta bantuan teman/ asisten/laboran atau dosen yang ada di dekat anda.
3. untuk mengantisipasi kejadian kecelakaan kerja maka tidak diperkanankan bekerja
sendirian di laboratorium.
4. Kenali bahan kimia yang mengenai tubuh agar dapat ditangani dengan tepat.
5. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan kimia, bila perlu
bilas dengan air mengalir.
6. Jika terkena tumbahan bahan kimia di kulit, jangan digaruk.

6
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

7. Bawalah keluar ruangan untuk mendapatkan udara segar


8. Segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
9. Pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium :
(i) Terbakar : Luka bakar harus segera dibawa ke rumah sakit. Luka ini hanya boleh
disiram denngan air dingin. Pakaian dan sebagainya yang melekat pada luka-
luka itu jangan ditarik.
(ii) Jika terkena bahan asam pada kulit dan baju: bilas dengan air sebanyak
banyaknya kemudian netralkan dengan amoniak dengan konsentrasi 5%.
(iii) Jika terkena bahan basa pada kulit dan baju: bilas dengan air sebanyak–
banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam borat 4% atau asam asetat
1%.
(iv) Jika terkena bahan-bahan panas pada mata yang bersifat asam, segera bilas
dengan air mengalir, kemudian netralkan dengan Na-bikarbonat 5%
menggunakan sebuah mangkok mata (eye cup).
(v) Jika terkena bahan panas bersifat basa, bilas dengan air mengalir kemudian
netralkan dengan asam borat 4%. Setelah penetralan tersebut teteskan setetes
mineral oil dan biarkan sementara di dalam mata sebagai pereda.
(vi) Jika terjadi luka karena benda tajam : bersihkan luka dari debu dan kotoran-
kotoran lainnya, kemudian bilas dengan alkohol 70% dengan mempergunakan
kapas, keringkan dan berilah larutan larutan iodium tinctur 2%.
(vii) Jika asam kuat masuk mulut, segera keluarkan dari mulut, cuci dengan air
sebanyak–banyaknya kemudian netralkan dengan larutan NaHCO3 5%, kumur
dan buang.
(viii) Jika basa kuat masuk mulut: segera keluarkan dari mulut, cuci dengan air
sebanyak–banyaknya kemudian netralkan dengan larutan asam asetat 4 %,
kumur dan buang. Beri mineral oil pada bibir untuk mencegah terjadi dehidrasi
dan pembengkakan.

D. Penanganan Bila Terjadi Kebakaran Di Laboratorium


Jika terjadi kebakaran di laboratorium:
1. Tetap tenang dan jangan panik.
2. Segera beri peringatan tanda bahaya.
3. Padamkan api menggunakan bahan/alat yang sesuai. Kebakaran dari cairan yang tidak
dapat bercampur dengan air (benzen, bensin, minyak tanah, dan sebagainya) tidak
dapat dipadamkan dengan air. Dalam hal ini, gunakan pasir kering. Api yang
disebabkan oleh cairan yang mudah terbakar seperti eter dan alkohol dapat dicegah
dengan Na-bikarbonat. Jika cara-cara ini tidak mencukupi, maka harus dipergunakan
pemadam api yang harus ada di dalam laboratorium.
4. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung dengan
sapu tangan yang dibasahi air.
5. Jika pakaian terkena api, tahan supaya orang yang terkena api tidak lari (bila perlu
dengan paksaan) dan api dipadamkan dengan mantel api, handuk basah atau bahan
tebal sejenisnya yang yang dibasahi dengan air. Jika kita sendiri terkena api, jangan
lari (dengan lari, api akan semakin menyala)

7
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

6. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.


7. Cari bantuan pemadam kebakaran, oleh karenanya nomor telpon pemadam kebakaran
harus ada di laboratorium.

8
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

III. PENANGANAN BAHAN KIMIA DI LABORATORIUM

Sebelum mulai bekerja di laboratorium kimia, praktikan dianjurkan mencari informasi


untuk mengetahui jenis-jenis bahan kimia beserta sifat-sifat yang dimilikinya. Hal ini bisa
dipelajari dari MSDS (Material Safety Data Sheet) setiap bahan. Jenis sifat-sifat bahan kimia
antara lain mudah terbakar, beracun, pengiritasi, korosif, kaustik, polutan, dan sebagainya.
Secara umum, bahan kimia dikelompokkan menjadi 3 jenis:
1. padat
2. cair
3. gas
Sedangkan secara kualitas, dikelompokkan menjadi:
1. derajat teknis
2. derajat pro analysis (p.a)
3. derajat material referrences (bahan pembanding)

Hal-hal yang harus diperhatikan bila bekerja dengan bahan kimia:


1. Hindari kontak secara langsung dengan tubuh
2. Hindari menghirup uap/gas secara langsung
3. Jangan mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus

A. Pemindahan dan pengambilan bahan kimia


Untuk memindahkan atau mengambil bahan kimia, perlu diperhatikan hal-halberikut:
1. Baca label bahan dengan seksama untuk menghindari kesalahan pengambilan bahan
karena ada beberapa bahan yang mempunyai nama hampir sama misalnya antaraasam
sitrat dan asam nitrat.
2. Pindahkan sesuai jumlah yang diperlukan saja.
3. Jika ada sisa bahan saat pengambilan, jangan dikembalikan ke dalam wadahnya kembali
karena bisa mengkontaminasi.
4. Untuk mengambil bahan cair:
(i) Tutup botol dibuka dengan cara dipegang dengan jari dan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut, gunakan satu tangan.
(ii) Tutup botol jangan diletakkan di atas meja karena kotoran diatas meja bisa
mengotori tutup botol sehingga dapat mencemari bahan kimia.
(iii) Dengan satu tangan yang lain, ambil bahan sesuai kebutuhan, gunakan alat yang
memudahkan pekerjaan seperti pipet (pipet ukur, pipet volume).
(iv) Pindahkan cairan menggunakan bantuan batang pengaduk untuk menghindari
percikan.
5. Untuk mengambil bahan padat :
(i) Gunakan spatula atau alat lain yang sesuai yang bukan berasal dari logam.
(ii) Ambil secukupnya sesuai kebutuhan. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara
berlebihan.
(iii) Gunakan satu sendok untuk satu jenis bahan, jangan mencampurkan sendok untuk
mengambil berbagai macam bahan.
B. Pemanasan bahan kimia

9
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Pada saat bekerja di laboratorium kimia sering kali dilakukan pemanasan bahan.
Pemanasan dapat dilakukan menggunakan tabung reaksi atau alat gelas kimia lain. Apabila
melakukan pemanasan, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Penggunaan tabung reaksi:
(i) Isi tabung reaksi sekitar sepertiga bagian saja.
(ii) Letakkan api pemanas pada bagian bawah wadah tabung reaksi.
(iii) Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata. Jangan mengarahkan mulut
tabung reaksi pada orang lain. Arahkan pada bagian yang kosong.

2. Penggunaan gelas kimia (beaker glass) :


(i) Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia tersebut.
(ii) Letakkan batang gelas atau batu didih pada gelas kimia untuk menghindari
pemanasan mendadak (bumping).
(iii) Jika gelas kimia tersebut difungsikan sebagai penangas air, isikan air kurang lebih
seperempat bagian saja.

C. Penanganan Limbah Bahan Kimia


Penanganan khusus untuk limbah bahan kimia :
1. Limbah bahan kimia tidak boleh dibuang langsung ke wastafel.
2. Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai pada wadah limbah yang
telah disediakan.
3. Kenali jenis bahan kimia dan buang sesuai jenisnya.

10
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

P1. PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

I. TUJUAN
Mengenalkan beberapa jenis alat sederhana yang biasa dipergunakan untuk praktikum
di laboratorium kimia beserta fungsi dan kegunaannya.

II. JENIS-JENIS ALAT DI LABORATORIUM KIMIA


Peralatan laboratorium sederhana yang biasa digunakan di Laboratorium Kimia
umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sering digunakan dan diperlukan sebagai alat bantu
untuk melakukan percobaan. Beberapa peralatan yang tersebut adalah:
1. Gelas kimia (beaker glass), terdiri atas berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar gelas.
Ukuran ini sesuai dengan kapasitas penampungannya. Gelas kimia digunakan untuk
menampung cairan atau larutan, juga memanaskan, terbuat dari gelas bahan kuat
pemanasan misalnya Pyrex.
2. Labu Erlenmeyer(Erlenmeyer Flask), seperti halnya gelas kimia, karena berbentuk labu
erlenmeyer ini bisa digunakan untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, juga bisa
untuk melakukan titrasi.
3. Gelas ukur (graduated cylinder), untuk mengukur volume cairan yang terdapat di
dalamnya (berukuran), juga terdiri dari berbagai macam ukuran/kapasitas.
4. Pipet(pipette), untuk mengukur volume cairan yang kita ambil atau perlukan.
5. Buret, sama seperti pipet berukuran, hanya karena buret mempunyai kran untuk mengatur
keluarnya cairan, kita tidak perlu membaca setiap waktu ukuran nya. Alat ini digunakan
untuk melakukan titrasi.
6. Tabung reaksi(Test Tube), terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran yang
menunjukkan kapasitasnya, digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah
sedikit.
7. Kaca arloji (watch glass), terbuat dari gelas bening, berbagai ukuran diameternya,
digunakan untuk reaksi atau penguapan sederhana
8. Corong (funnel), terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring secara
gravitasi, ada corong tangkai panjang dan pendek.
9. Corong buchner, jenis corong juga yang terbuat dari porselen, bedanya corong ini
digunakan untuk penyaringan cepat dengan cara penyedotan (dilengkapi dengan labu
isapnya.
10. Corong pisah (separating funnel), terbuat dari gelas, digunakan untuk memisahkan dua
lapisan cairan atau lebih, dalam cara pemisahan ekstraksi.
11. Cawan penguapan (evaporating Dish), terbuat dari porselen, berbagai ukuran kapasitas,
digunakan untuk menguapkan larutan.
12. Cawan krus (crucible), seperti cawan poreselen, hanya ukurannya lebih tinggi,

11
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

digunakan untuk menguapkan dilanjutkan dengan pemijaran zat padatnya.


13. Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk mengambil
zat padat.
14. Batang pengaduk, terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan dalam labu.
15. Kasa asbes, untuk menahan dan menyebarkan panas yang berasal dari api pembakar.

16. Kaki tiga (tripod stand), terbuat dari besi yang menyangga ring, digunakan untuk
memanaskan.

12
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

CONTOH ALAT GELAS

13
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

P2. PEMBUATAN LARUTAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Sesudah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Memahami beberapa satuan konsentrasi larutan
2. Menghitung konsentrasi suatu larutan
3. Membuat suatu larutan dengan konsentrasi yang telah ditentukan
4. Terampil menggunakan peralatan dalam pembuatan larutan

II. DASAR TEORI


Banyak reaksi kimia yang melibatkan fase larutan. Larutan adalah campuran homogen
dari satu atau lebih zat terlarut dalam pelarut. Larutan tersusun atas solut (zat terlarut) dan
solven (pelarut). Solut bila jumlahnya dalam larutan lebih sedikit, sedangkan solven jika
jumlahnya lebih banyak. Untuk larutan berair (aqueous), pelarut yang umum digunakan
adalah akuades. Proses pelarutan NaCl dalam pelarut air ditunjukkan pada Gambar 1.

Dalam mempelajari sifat larutan, pemahaman terhadap konsentrasi menjadi hal yang
bersifat mendasar. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya jumlah zat terlarut dalam
volume tertentu pelarut atau larutan totalnya. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam
molaritas, normalitas, molalitas, ppm (part per milion), fraksi mol, persen berat (% w/w),
persen volume (% v/v), persen berat per volume (% w/v) dan lain-lain. Molaritas (M)
didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan, normalitas (N)
menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut yang terdapat dalam 1 liter larutan, sedangkan
molalitas (m) menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut. Persen berat (%
w/w) menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, sedangkan persen
volume(% v/v) menyatakan mL zat terlarut dalam 100 mL larutan.

Pengenceran merupakan salah satu prosedur pembuatan larutan dengan konsentrasi

14
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

yang encer dari larutan yang konsentrasinya lebih pekat. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses pengenceran :

a) Pengenceran dari larutan pekat


Penggunaan larutan pekat dalam proses pengenceran harus dilakukan di lemari asam.
Pembacaan skala volume cairan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin. Teknik
pencampurannya yaitu mengalirkan larutan pekat ke dalam gelas kimia yang telah berisi
pelarut (untuk larutan berair, pelarut digunakan akuades).
b) Pengenceran dari larutan kurang pekat
Proses pengenceran ini tidak memerlukan perlakuan khusus dan dapat dilakukan tanpa
menggunakan lemari asam. Misalnya : pengenceran larutan H2SO4 3 M menjadi 1 M.

Adapun tahapan-tahapan pada proses pengenceran secara umum ditunjukkan pada


Gambar 3. Larutan pekat diambil sejumlah volume tertentu sesuai dengan perhitungan,
dimasukkan ke dalam labu ukur, ditambah dengan akuades dan ditandabataskan.

Gambar 3. Tahapan pengenceran


(courzadetphysique.e-monsite.com)

Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu, harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Apabila dibuat dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan konsentrasi yang akan
digunakan, dan berapa volume atau massa dari larutan yang diperlukan.
Contoh: Berapa gram NaOH (Mr = 40 g/mol) yang harus ditimbang untuk membuat 2
liter larutan NaOH 0,1 M ?

15
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

NaOH 0,1 M artinya 0,1 mol NaOH terlarut dalam 1 liter larutan, sehingga
untuk membuat 2 liter larutan dibutuhkan NaOH sebanyak (2 liter /1 liter) x
0,1 mol = 0,2 mol NaOH yang setara dengan 0,2 mol x (40 g 1 mol) = 8,0
gram NaOH

2. Apabila dibuat dari larutan yang lebih pekat, sesuaikan satuan konsentrasi larutan yang
diketahui dengan satuan yang diinginkan. Jumlah zat terlarut sebelum dan setelah
pengenceran adalah sama, atau ditunjukkan melalui persamaan:
mol sebelum pengenceran = mol sesudah pengenceran
V1 x M1 = V2 x M2
dimana V1 = volume larutam sebelum diencerkan
M1 = molaritas larutan sebelum diencerkan
V2 = volume larutan setelah diencerkan
M2 = molaritas larutan setelah diencerkan

Contoh : Buatlah larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 500 mL dari larutan H2SO4 96%,
dengan massa jenis = 1,8 g/mL

H2SO4 96% (w/w) artinya terdapat 96 gram H2SO4 dalam 100 gram larutan.
Mr H2SO4 = 98 g/mol
g H2SO4 dalam 100 mL larutan = % H2SO4 x massa jenis
96 𝑔 1,8 𝑔
= 100 𝑔
𝑥 1 𝑚𝐿
172,8 𝐻2 𝑆𝑂4
=
100 𝑚𝐿

Molaritas H2SO4 = mol H2SO4 / 1 L larutan


172.8
𝑚𝑜𝑙 1000 𝑚𝐿
98
= 𝑥 = 17,63 M
100 𝑚𝐿 1𝐿

Jika dari larutan H2SO4 17,63 M akan dibuat larutan H2SO4 0,1 M sebanyak 500 mL:

V2 = 500 mL ; V1 = x mL
M2 = 0,1 M
maka V1 = ( V2 X M2) / M1
= (500 mL x 0,1) / 17,63 M
= 2,8 mL

Jadi untuk pembuatan 500 mL larutan H2SO4 0,1 M, dipipet sebanyak 2,8 mL H2SO4
96% (H2SO4 pekat) dan diencerkan dengan akuades sampai volume total larutan tepat
500 mL (dilakukan dalam labu ukur 500 mL).

16
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Gelas piala
- Labu ukur 100 mL
- Erlenmeyer
- Pipet ukur
- Pipet volume
- Bola hisap
- Botol semprot
- Batang pengaduk
- Kaca arloji
- Corong gelas

Bahan:
- Padatan NaOH
- Larutan H2SO4 pekat
- Padatan KMnO4
- Akuades

III.2 Cara Kerja


A. Pembuatan larutan NaOH
1. Timbang 2 butir padatan NaOH menggunakan wadah kaca arloji
2. Masukkan ke dalam gelas piala.
3. Tambahkan kira-kira 25 mL akuades, kemudian aduk sampai larut (catat perubahan
suhu yang terjadi dengan memegang dinding gelas piala).
4. Setelah semua larut, pindahkan ke labu ukur 100 mL dan tambahkan akuades sampai
tanda batas.
5. Tentukan konsentrasi larutan NaOH tersebut dalam molaritas dan normalitas.

B. Pembuatan larutan H2SO4


1. Masukkan 50 mL akuades kedalam labu ukur 100 mL.
2. Menggunakan pipet volume, pipet sebanyak 5 mL H2SO4 pekat, secara hati-hati dan
pelan-pelan masukkan ke dalam labu ukur yang berisi akuades melalui dindingnya.
3. Tambahkan akuades hingga tanda batas. Kocok hingga homogen.
4. Hitung konsentrasi larutan dalam persen, molaritas dan normalitas.

C. Pembuatan Larutan KMnO4


1. Timbang sebanyak 0,05 g padatan KMnO4 menggunakan kaca arloji
2. Masukkan ke dalam gelas piala, larutkan dengan 20-25 mL akuades. Sisa KMnO4 pada
kaca arloji dibilas dengan akuades. Aduk hingga homogen.
3. Pindahkan larutan ke dalam labu ukur 100 mL, tepatkan dengan akuades hingga tanda
batas. Kocok hingga homogen.

17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

4. Tentukan molaritas, normalitas dan persen larutan. (Diketahui: 1 mol ekivalen KMnO4
= 1/5 mol KMnO4)

D. Pengenceran Larutan NaOH dan H2SO4


Dari larutan A dan B, buatlah masing-masing 100 mL larutan NaOH 0,01 M dan
H2SO4 0,01 M. Hitung terlebih dahulu berapa mL larutan A atau B yang diperlukan.

IV. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Diketahui HCl 37% (b/b) mempunyai massa jenis 1,18 g/mL. Berapa mL HCl yang
diperlukan untuk membuat larutan 3M sebanyak 200 mL ?
2. Sebanyak 0,31 g kalium dikromat dilarutkan dalam akuades sampai volumenya 200 mL.
Hitunglah normalitas dan molaritas larutan yang dihasilkan.

18
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

P3. SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengamati beberapa sifat-sifat kimia senyawa logam dan nonlogam.
2. Menentukan titik didih metanol dan cairan lain.
3. Menentukan dapat atau tidaknya suatu senyawa padat larut dalam air.
4. Menentukan dapat atau tidaknya suatu cairan bercampur dengan air.
5. Menentukan suatu zat itu mengalami perubahan fisika atau kimia.

II. DASAR TEORI


Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yenempati ruang dan mempunyai massa.
Salah satu cara menggolongkan materi adalah berdasarkan sifat-sifat fisika atau kimia yang
dimilikinya. Materi diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu campuran dan zat murni.
Campuran terdiri atas campuran homogen dan heterogeny, sedangkan zat murni terdiri atas
senyawa dan unsur. Campuran dapat dipisahkan menjadi zat-zat penyusunnya melalui
metode fisika, sedangkan senyawa hanya dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur penyusunnya
melalui metode kimia. Skemapenggolongan materi ditunjukkan melalui Gambar berikut :

Sifat-sifat fisika merupakan sifat zat yang dapat diukur atau diamati tanpa terjadi
perubahan komposisi senyawa tersebut. Contoh-contoh sifat fisika antara lain adalah wujud
zat (padat, cair atau gas), warna, densitas, bentuk kristal, titik leleh, titik didih, hantaran
listrik, hantaran panas, kelarutan dan kekerasan. Sifat fisik dapat dibedakan menjadi sifat
intensif dan esktensif. Sifat intensif merupakan sifat suatu zat yang tidak bergantung terhadap
jumlah yang diukur atau diamati. Contoh dari sifat ekstensif antara lain adalah densitas,
intensitas warna, dan temperatur. Sebaliknya, sifat ekstensif dipengaruhi oleh seberapa
banyak jumlah yang diukur atau diamati, misalnya massa, volume, dan panjang. Perubahan
fisika adalah perubahan yang terjadi tanpa melibatkan perubahan komposisi atau identitas
dari suatu zat, misalnya: perubahan air dari wujud cair dari padat (es) menjadi cair, perubahan
air wujud cari menjadi uap, pelarutan gula dalam air, dan sebagainya.

19
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Sifat-sifat kimia adalah sifat yang diukur atau diamati bila zat mengalami perubahan
komposisi, yang umumnya terjadi melalui reaksi kimia. Contoh dari perubahan kimia
diantaranya adalah proses korosi (perkaratan) pada besi, pembakaran bahan organik seperti
kayu, peledakan bahan-bahan eksplosif, peluruhan zat radioaktif, dan sebagainya. Perubahan
kimia selalu diikuti oleh perubahan entalpi. Perubahan kimia dapat ditandai antara lain
dengan terjadinya pembentukan gas, pembentukan endapan, atau perubahan warna.

III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Neraca analitik
- Piknometer
- Pembakar sipiritus dan kaki tiga
- Kawat kasa
- Gelas piala
- Klem dan statif
- Termometer 110 oC
- Tutup gabus
- Batu didih
- Tabung reaksi
- Cawan penguap

Bahan:
- Metanol
- Etanol
- Amil alkohol (1-pentanol)
- Padatan NaCl
- Padatan sukrosa
- Padatan kalsium karbonat (CaCO3)
- Kawat tembaga (Cu)
- Padatan amonium dikromat, (NH4)2Cr2O7
- Padatan kalium dikromat, K2Cr2O7
- larutan natrium karbonat, Na2CO3 0,5 M
- Larutan natrium sulfat, Na2SO4 0,1 M
- Asam klorida encer, HCl 6 M
- Larutan natrium nitrat, NaNO3 0,1 M
- Timbal(II) nitrat, Pb(NO3)2 0,1 M
- Larutan kalium iodida, KI 0,1 M
- Akuades

20
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

III.2 Cara Kerja


A. Pengamatan Sifat-Sifat Fisika
1. Penentuan Densitas Larutan
a. Siapkan piknometer (catat volume piknometer yang anda gunakan). Pastikan
piknometer sudah bersih dan kering.
b. Timbang piknometer dengan teliti menggunakan neraca analitik, catat hasil
penimbangan anda sebagai berat kosong.
c. Masukkan akuades ke dalam ke dalam piknometer hingga penuh, tutup, dan
keringkan sisa larutan yang menempel pada dinding piknometer menggunakan kertas
tisu.
d. Timbang kembali piknometer yang telah berisi akuades, catat sebagai berat
piknometer+akuades.
e. Lakukan duplo
f. Hitung selisih berat piknometer+akuades dengan berat kosong, bagi dengan volume
piknometer yang digunakan, tentukan berat jenis akuades hasil pengukuran anda.
g. Dengan cara yang sama, tentukan berat jenis etanol.

2. Penentuan Titik didih Larutan


a. Letakkan gelas piala 500 mL di atas kasa yang di bawahnya telah disiapkan
pembakar sipiritus.
b. Masukkan 300 mL air ke dalam piala dan didihkan. Matikan pemanas.
c. Siapkan tabung reaksi. Masukkan 2 mL metanol dan sebutir batu didih ke dalam
tabung reaksi. Masukkan tabung reaksi ke dalam air di gelas piala (b). Masukkan
termometer ke dalam tabung reaksi sampai 1 cm di atas permukaan alkohol. Biarkan
alkohol mendidih beberapa menit. Catat suhu setelah ada kondensat menetes dari
ujung termometer. Tentukan titik didih metanol.
d. Dengan cara yang sama, tentukan titik didih etanol.
Perhatian: Metanol sangat mudah terbakar, jauhkan uapnya dari nyala api!

3. Penentuan Kelarutan Padatan


a. Masukkan 5 mL (1/4 tabung) akuades ke dalam 3 buah tabung reaksi. Masukkan
masing-masing sebutir padatan NaCl, sukrosa, dan CaCO3 ke dalam tabung reaksi,
kocok beberapa menit. Catat apakah senyawa larut atau tidak.
b. Masukkan masing-masing 5 mL air ke dalam dua tabung reaksi. Masukkan beberapa
tetes metanol kedalam tabung satu dan beberapa tetes amil alkohol kedalam tabung
lain. Kocok sebentar dan amati apakah cairan saling bercampur atau tidak. Catat hasil
pengamatan anda.

21
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

B. Pengamatan Sifat-Sifat Kimia


1. Pemanasan Unsur
Siapkan sepotong kawat tembaga. Panaskan sampai merah, kemudian dinginkan. Amati
perubahan yang terjadi dan sebutkan apakah itu perubahan fisika atau kimia.
2. Pemanasan Senyawa
Siapkan 2 buah tabung reaksi. Masukkan 1 butir padatan amonium dikromat ke dalam
tabung reaksi pertama dan kalium dikromat ke tabung reaksi kedua. Panaskan tabung
pelan-pelan. Catat perubahan yang anda amati. Tentukan apakah perubahan tersebut
fisika atau kimia.
3. Reaksi Larutan
a. Masukkan 2 mL larutan natrium karbonat dan natrium sulfat dalam dua tabung
terpisah. Tambahkan beberapa tetes asam klorida encer kedalam masing-masing
tabung. Catat perubahan yang anda amati. Tentukan apakah itu perubahan fisika
atau kimia.
b. Masukkan dalam 2 tabung reaksi masing-masing 2 mL larutan natrium nitrat dan 2
mL timbal nitrat. Tambahkan beberapa tetes kalium iodida ke dalam masing-masing
tabung. Catat perubahan yang anda amati.

IV. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur, senyawa, campuran, larutan, sifat fisika,
sifat kimia, perubahan fisika, dan perubahan kimia.
2. Sebutkan beberapa contoh sifat fisika.
3. Sebutkan beberapa contoh sifat kimia.
4. Apa guna batu didih dalam penentuan titik didih cairan?
5. Gejala apa saja yang dapat membuktikan telah terjadi suatu reaksi kimia?

22
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

P4. UJI REAKSI-REAKSI SPESIFIK

I. TUJUAN PERCOBAAN
Sesudah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengamati beberapa perubahan spesifik yang menyertai terjadinya reaksi kimia.
2. Menentukan reaksi yang terjadi berdasarkan perubahan sifat kimia
3. Memahami warna nyala spesifik suatu unsur

II. DASAR TEORI


Perubahan yang terjadi di alam pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua jenis
yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika umumnya bersifat sementara
dan pada kondisi normal dapat dikembalikan ke keadaan awal (reversibel), sedangkan
perubahan kimia bersifat permanen yang pada kondisi normal sulit kembali ke keadaan awal
(irreversibel).
Reaksi kimia umumnya disertai perubahan entalpi selama reaksi berlangsung yang
ditandai dengan pembebasan atau penyerapan kalor dari lingkungan. Berdasarkan perubahan
entalpi yang terjadi, maka reaksi kimia digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Reaksi endoterm: reaksi yang membutuhkan energi dari luar sistem, entalpi produk >
entalpi pereaksi, sehingga perubahan entalpi reaksi atau ΔH bertanda positif
2. Reaksi eksoterm: reaksi yang berlangsung disertai dengan pembebasan kalor ke luar
sistem, entalpi produk < entalpi pereaksi, sehingga perubahan entalpi reaksi atau ΔH
bertanda negatif.
Beberapa perubahan yang menandai terjadinya reaksi kimia antara lain adalah
terbentuknya panas, pembentukan endapan, terjadinya perubahan warna, timbulnya gas, bau
dan lain-lain. Reaksi-reaksi tersebut bersifat spesifik untuk senyawa-senyawa tertentu.

Uji Nyala Api. Pada percobaan ini akan diamati warna nyala yang khas dari suatu
atom, dalam hal ini adalah atom-atom dari unsur logam. Jika suatu atom diberi energi (panas,
listrik, radiasi, dsb) maka elektron yang terletak pada kulit terluar akan tereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Untuk kembali ke tingkat energi dasar, atom tersebut akan
melepaskan energi dengan cara memancarkan cahaya yang khas untuk suatu jenis atom
tertentu.
Energi yang dilepaskan dapat dideteksi menggunakan alat spektrofotometer, dimana
tiap atom akan memberikan spektrum garis yang berlainan satu dengan yang lain. Spektrum
garis yang teramati berupa bayangan yang terputus-putus, yang ditandai oleh suatu besaran
yaitu frekuensi atau panjang gelombang dari sinar tersebut. Pada uji nyala, senyawa yang
mengandung unsur logam dari golongan utama dan golongan transisi pada sistem periodik
diuapkan dalam nyala api yang akan memberikan warna tertentu pada nyala tersebut.

23
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Tabel 3.1 Warna nyala spesifik untuk atom


Jenis logam Warna nyala
Natrium kuning keemasan
Kalium lembayung (nila/violet)
Lithium merah karmin
Kalsium merah bata (merah kekuningan)
Stronsium merah tua agak keunguan
Barium hijau kekuningan
Tembaga hijau
Timbal, Arsen, Bismut, Tembaga biru keabu-abuan

III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
- Tabung reaksi - Larutan CuSO4 0,25 M
- Penjepit tabung - Larutan HCl 0,1 M
- Gelas kimia - Logam Mg
- Pipet tetes - Logam Zn
- Kaca arloji - Padatan NaOH
- Kaki tiga - Padatan NH4Cl
- Pembakar spiritus - Padatan CuSO4
- Termometer - Padatan Ba(OH)2
- Kawat wolfram - Larutan AgNO3 0,1 M
- Logam Cu
- Akuades

III.2. Cara Kerja


A. Reaksi endoterm/eksoterm
1. Masukkan sekitar 25 mL akuades dalam gelas piala 100 mL, catat temperaturnya
sebagai Tawal. Timbang sebanyak 0,25 gram padatan NaOH, masukkan ke dalam gelas
piala berisi akuades, aduk hingga larut. Catat temperatur larutan sebagai Takhir. Beri
penjelasan tentang hasil pengamatan anda.
2. Masukkan sekitar 25 mL akuades ke dalam gelas piala 100 mL, catat temperaturnya
Tawal. Timbang masing-masing sebanyak 0,21 gram padatan NH4Cl dan 0,35 gram
Ba(OH)2, masukkan ke dalam gelas kimia berisi air, aduk hingga larut. Catat temperatur
larutan Takhir. Beri penjelasan tentang hasil pengamatan anda.

B. Uji Nyala
1. Bersihkan kawat wolfram anda dengan larutan HCl pekat, panaskan sampai berpijar.
Apabila ada kotoran yang melekat, tiuplah saat dipijarkan
2. Celupkan kawat pada padatan yang mengandung unsur Li lalu pijarkan diatas nyala
api. Amati warna yang dihasilkan.

24
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

3. Lakukan hal yang sama pada padatan yang mengandung unsur Na, K, Ca, Ba, Pb, Cu.
Catat hasil pengamatan anda.

C. Reaksi Spontan/Tidak Spontan


1. Pipet sebanyak 5 mL larutan CuSO4 0,25 M ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong kecil logam Mg ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.
2. Pipet sebanyak 5 mL larutan larutan HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi, kemudian
masukkan sepotong kecil logam Zn ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang
terjadi pada awal reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung. Perhatian: Reaksi
menghasilkan gas H2, jauhkan dari wajah, gunakan face shield.
3. Pipet sebanyak 2 mL Larutan AgNO3 ke dalam tabung reaksi, kemudian masukkan
sepotong logam Cu ke dalam larutan tersebut. Amati perubahan yang terjadi pada awal
reaksi dan setelah 5 menit reaksi berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan kedua reaksi di atas, apakah reaksi tersebut dapat
berlangsung secara spontan?
Tuliskan persamaan reaksi yang setara untuk masing-masing reaksi.

IV. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


1. Jelaskan mengapa setiap unsur logam memberikan warna nyala yang khas Ketika
dipijarkan dalam api.
2. Faktor apa saja yang menentukan suatu reaksi dapat berlangsung secara spontan atau
tidak, Jelaskan.

25
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

P5. STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan reaksi pembentukan endapan dan
perubahan temperatur.
2. Menentukan hasil reaksi berdasarkan konsep mol.

II. DASAR TEORI


Ilmu kimia mempelajari perubahan materi secara kimia, yakni perubahan yang
menghasilkan produk dengan komposisi, jenis dan sifat yang berbeda dari reaktannya.
Perubahan kimia dapat diamati dari hasil reaksi seperti pembentukan gas, pembentukan
endapan, terjadinya perubahan warna, atau perubahan kalor.
Secara teoritis, perubahan kimia dapat ditulis dalam bentuk persamaan reaksi kimia yang
menunjukkan reaktan dan produk reaksi. Persamaan tersebut disetarakan dengan koefisien
reaksi, yakni konversi yang menunjukkan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam
reaksi. Secara stoikiometri, koefisien tersebut menyatakan jumlah mol senyawa yang
bereaksi seperti reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen membentuk gas amonia sebagai
berikut:
N2 (g) + 3H2 (g) → 2NH3 (g)
Persamaan ini menyatakan bahwa 1 molekul nitrogen bereaksi dengan 3 molekul
hidrogen membentuk 2 molekul ammonia. Jika dikonversi ke mol, berarti 1 mol nitrogen
bereaksi dengan 3 mol hidrogen menbentuk 2 mol amonia. Angka 1, 3, dan 2 adalah koefisien
reaksi sebagai faktor konversi.
Koefisien reaksi dapat ditentukan secara eksperimen. Salah satu cara sederhana yang
sering digunakan adalah metode variasi kontinyu. Dalam sederetan percobaan yang
dilakukan, jumlah molar total campuran pereaksi dibuat tetap, sedangkan jumlah molar
masing-masing reaktan diubah secara teratur. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan
jumlah zat, volume, atau temperatur sistem.
Metode variasi kontinyu disesuaikan dengan sifat reaksi. Misal reaksi hidrolisis asam
basa yang menghasilkan endapan, maka metode variasi kontinyu diterapkan berdasarkan
jumlah endapan yang terbentuk. Jika sifat reaksi menghasilkan perubahan temperatur,
misal reaksi asam basa yang bersifat eksotermis, maka variasi kontinyu yang digunakan
adalah perbedaan temperatur. Reaksi yang menghasilkan endapan, temperatur, atau
parameter lainnya yang terukur maksimal adalah reaksi yang koefisiennya sesuai.

III. METODE
III.1 Alat dan Bahan
Alat:
- Oven
- Neraca analitik
- Penangas air
- Gelas piala 50 mL atau 100 mL

26
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

- Pipet ukur 5 mL
- Penggaris
- Termometer
- Corong gelas
- Labu erlenmeyer

Bahan:
- Larutan NaOH 1,0 M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Larutan CuSO4 0,1 M
- Larutan HCl 1,0 M
- Akuades
- Kertas saring Whatman

III.2 Cara Kerja


A. Stokiometri Reaksi Pengendapan
1. Masukkan 5 mL larutan NaOH 0,1 M ke dalam gelas piala 50 mL, kemudian tambahkan
25 mL larutan CuSO4 0,1 M. Aduk hingga homogen, kemudian diamkan hingga
terbentuk endapan.
2. Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunakan penggaris (agar akurat gunakan
satuan milimeter).
3. Lakukan cara yang sama untuk:
- 10 mL NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M
- 15 mL NaOH 0,1 M dan 15 mL CuSO4 0,1 M
- 20 mL NaOH 0,1 M dan 10 mL CuSO4 0,1 M
- 25 mL NaOH 0,1 M dan 5 mL CuSO4 0,1 M
4. Saring larutan yang endapannya paling tinggi menggunakan kertas saring yang beratnya
telah diketahui (timbang terlebih dahulu kertas saring anda). Endapan yang diperoleh
dikeringkan dalam oven, kemudian ditimbang.
5. Catat perubahan yang anda amati menggunakan tabel berikut:
No Jumlah NaOH Jumlah CuSO4 Tinggi endapan yang
(mL) (mL) terbentuk (mm)
1 5 25
2 10 20
3 15 15
4 20 10
5 25 5

Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dengan
volume larutan NaOH (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.

27
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

B. Stokiometri Reaksi Asam-Basa


1. Masukkan 5 mL larutan NaOH 1,0 M ke dalam gelas piala 50 mL, kemudian tambahkan
25 mL larutan HCl 1,0 M (sebelum dicampurkan, wadah kedua larutan direndam dalam
penangas air agar temperaturnya sama).
2. Setelah tercampur, ukur temperatur campuran. Catat temperatur tertinggi yang konstan.
3. Lakukan cara yang sama untuk:
- 10 mL NaOH 1,0 M dan 20 mL HCl 1,0 M
- 15 mL NaOH 1,0 M dan 15 mL HCl 1,0 M
- 20 mL NaOH 1,0 M dan 10 mL HCl 1,0 M
- 25 mL NaOH 1,0 M dan 5 mL HCl 1,0 M
4. Catat perubahan yang anda amati menggunakan tabel berikut:
No Jumlah NaOH Jumlah HCl Temperatur larutan (oC)
(mL) (mL)
1 5 25
2 10 20
3 15 15
4 20 10
5 25 5

Buat grafik yang menyatakan hubungan temperatur larutan (sumbu y) dengan volume
larutan NaOH (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.

Pengolahan Data:
1. Titik optimum kurva menyatakan perbandingan koefisien reaksi yang sesuai.
2. Berdasarkan titik optimum tersebut, tentukan koefisien reaksi berdasarkan
perbandingan mol reaktan.
3. Mol reaktan dihitung menggunakan persamaan mol = M x V.
4. Bandingkan koefisien reaksi tersebut dengan koefisien reaksi secara teori berdasarkan
persamaan reaksinya.
5. Tentukan rendemen hasil reaksi pengendapan menggunakan konsep mol berdasarkan
berat endapan yang diperoleh.
6. Berat endapan secara teori dihitung menggunakan persamaan gram = mol x Mr.

IV. TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM


Tuliskan prinsip percobaan ini.

28
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

DAFTAR PUSTAKA

1. Basset J. dkk., 1994, Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif, Alih Bahasa Hadyana
Pudjaatmaka, edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Chang R., 2005, Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1. Edisi ketiga. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
3. Pecsok R.L. Shields L.D. dan Mc William, I.G., 1976, Modern Methods of Chemical
Analysis, 2nd edition,John Wiley and Sons. Inc., New York.
4. Petrucci R., 1987, Kimia Dasar : Prinsip dan Terapan Modern, edisi 3, Penerjemah
Suminar Ahmadi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
5. Vogel, A.I., 1986, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, edisi
5, Penerjemah L. Setiono dan H. Pudjaatmaka, Kalman Media Pustaka, Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai