Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA...........................................................................................................
BAB 1 : PENDAHULUAN.................................................................................
PETUNJUK UMUM.............................................................................
Praktikum 1 ..........................................................................................
Praktikum 2...........................................................................................
Praktikum 3...........................................................................................
Praktikum 4 ..........................................................................................
Praktikum 5...........................................................................................
2
Metode Palpasi dan Auskultasi
Praktikum 6 ..........................................................................................
Suhu Tubuh
Praktikum 7...........................................................................................
Pernapasan Buatan
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
3
BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
A. PENDAHULUAN
Selamat Anda sudah selesai matakuliah yang terdiri dari teori dan praktik
laboratorium, dengan harapan Anda dapat mengaplikasikan teori dan praktik
laboratorium ditatanan nyata yaitu di Rumah Sakit, Puskesmas, dan Klinik, dalam
matakuliah, khususnya .......
Pembelajaran praktik merupakan bagian penting dari proses pendidikan
yang kompleks dan harus terintegrasi dalam seluruh program pendidikan yang
mengacu kepada kurikulum, khususnya untuk pencapaian tujuan akhir program
pembelajaran bagi lulusan.
Pembelajaran klinik merupakan suatu alat pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh
dari berbagai macam mata kuliah teoritis, pembelajaran mandiri dan praktik
laboratorium, dimana mahasiswa yang akan Praktik di Klinik harus sudah lulus
teori dan praktik laboratorium matakuliah, termasuk didalammya asuhan
keperawatan pada ibu dengan. Pembelajaran klinik juga memungkinkan
tumbuhnya rasa percaya diri, kemampuan klinik dan melaksanakan peran di
berbagai situasi klinik secara aman.
4
4 Mengambil dan memeriksa alat dan bahan praktikum serta mengisi buku
pinjaman alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum yang
bersangkutan.
5 Menyiapkan alat dan bahan pada butir 4 di meja praktikum yang bersangkutan
untuk siap memulai praktikum.
6 Mahasiswa melapor kepada Dosen Pembimbing praktikum bahwa kuis awal
dan praktikum siap untuk dimulai.
7 Selama praktikum mahasiswa hendaknya tenang dan berkonsentrasi pada
praktikum yang bersangkutan serta tidak melakukan tindakan di luar kegiatan
praktikum.
8. Praktikum dikerjakan secara sistematik sesuai dengan petunjuk.
.9 Setelah praktikum selesai, mahasiswa mencatat hasil praktikum dan
mengerjakan tugas di lembar laporan praktikum. Untuk mempersingkat
waktu, maka tugas menjawab pertanyaan teori yang bersangkutan dengan
praktikum harus dikerjakan di rumah sebelum praktikum dilaksanakan.
Selanjutnya lapor kepada Dosen Pembimbing untuk kuis akhir.
10 Akhirnya mahasiswa mengembalikan alat-alat dalam keadaan utuh (tidak
rusak). Bersih dan lengkap. Dalam hal kerusakan alat akibat kecerobohan
mahasiswa. Maka mahasiswa yang bersangkutan wajib menggantinya.
5
D. PETUNJUK UMUM
Untuk melaksanakan praktikum ini, diperlukan persiapan yang matang,
baik pada mahasiswanya maupun materi alat-alat dan bahan-bahannya.
Persiapan mahasiswa berupa kemampuan pengetahuan teori dan
pengetahuan mengenai langkah-langkah yang akan dikerjakan pada praktikum
yang bersangkutan, agar tujuan praktikum dapat tercapai dengan akurat. Di lain
pihak alat dan bahan juga harus dipersiapkan dengan baik agar pelaksanaan
praktikum dapat berjalan dengan lancar.
1. Persiapan Mahasiwa
Kesiapan mahasiswa seperti diuraikan di atas dibuktikan dalam :
a.Kuis awal yang dapat dilalui dengan baik
b .Kelancaran pelaksanaan praktikum
c. Kuis akhir yang dapat dilalui dengan baik dari hasil, pembahasan, dan
kesimpulan hasil praktikum
2. Persiapan Alat dan Bahan
a.Subjek praktikum (naracoba) adalah mahasiswa praktikan :
Segala sesuatu yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebagai subjek
praktikum, harus diperhatikan dengan mempelajari materi praktikum,
paling sedikit sudah diketahui pagi hari sebelum berangkat ke kampus.
b.Bahan dan alat praktikum tercantum pada uraian setiap praktikum :
1) Alat yang akan digunakan dalam setiap praktikum diperiksa
jenisnya, jumlahnya, keutuhannya (tidak rusak),dan dapat
digunakan dengan baik.
2) Alat yang berisi air raksa diperiksa sampai ke nilai 0.
3) Alat yang menggunakan batere dites melalui indicator (lampu)
yang menyala.
4) Bahan praktikum yang terdiri dari senyawa kimia, air panas, dan air
es hendaknya dipersiapkan sebelum praktikum dimulai.
6
BAB 2
Topik 1
MEKANISME SENSORIK I
ORGAN RESEPTOR UMUM
Reseptor, Termal, dan Raba
Drg. Sagung A Putri Dwiastuti, M.Kes. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO
A. PENDAHULUAN
Pada topik ini akan dipelajari cara kerja suatu sensor atau reseptor. Disebut
sensor, karena organ ini mensensor rangsang atau informasi yang masuk ke
tubuh. Disebut reseptor, karena organ ini menerima rangsang yang masuk ke
tubuh. Reseptor adalah transduser (pengubah) biologik yang menerima
rangsang bentuk energi tertentu (termal, mekanik, kimia) dan selanjutnya
mengubah rangsang tersebut menjadi energi listrik atau impuls saraf. Sifat
khusus suatu reseptor antara lain beradaptasi atau tidak beradaptasi terhadap
suatu rangsang setelah beberapa waktu tertentu.
Dikatakan beradaptasi: bila rangsang yang pertama beraksi melalui kecepatan
impuls saraf yang sangat tinggi, kemudian secara
berangsur-angsur makin berkurang sampai akhirnya
tidak beraksi lagi. Kecepatan beradaptasi pada setiap
reseptor berbeda-beda.
Dikatakan tidak beradaptasi: bila impuls saraf dikirimkan secara terus-menerus
ke pusat sensorik di korteks serebri, selama masih ada
rangsang.
Beberapa pemeriksaan dalam praktikum mekanisme sensorik digunakan di
klinik untuk diagnosis kelainan-kelainan neorogik yang ditunjang oleh
pemeriksaan lain untuk menggambarkan sifat-sifat istimewa tertentu mengenai
perasaan (sensasi).
7
Organ reseptor umum adalah yang terdapat di seluruh tubuh. Sensasi
umum yang ditimbulkan antara lain terdiri dari sensasi panas, dingin, raba,
tekan, dan nyeri. Tempat reseptor tersebut tepat di bawah permukaan kulit.
8
D. KEGUNAAN TOPIK BAGI MAHASISWA
Setelah melakukan praktekum ini mahasiswa mendapat pengalaman dan
memahami sensoris dari reseptor sensoris, baik berupa reseptor visual,
reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau jenis reseptor
lain.
DAN RABA
2. Langkah-lagkah Praktekum
a. Pemeriksaan Respon Termal dingin
Mahasiswa yang akan melakukan praktekum menyediakan gelas beker
yang lagi satu berisi es batu. Dalam satu kelompok mahasiswa dipilih satu
orang sebagai naracoba. Naracoba memasukkan tangan ke dalam gelas
beker pelan-pelan selama 2 menit, catatlah apa yang dirasakan oleh
naracoba diawal dan diakhir.
b. Prosedure Penilaian Pemeriksaan Respon Termal dingin
NO KEGIATAN PENSKORAN KET
I KETERAMPILAN (60%) SKOR(0-100)
1 PERSIAPAN
a. Persiapan operator 0-1
b. Mempersiapkan pasien , alat dan ...x10%
bahan 0-1
9
2 TAHAP PELAKSANAAN
( respon termal/dingin) 0-1
a.sensasi di tangan kiri ...x30%
b. sensasi di tangan kanan 0-1
2 TAHAP PELAKSANAAN
( respon termal/panas)
a.sensasi di tangan kiri ...x30%
awal: 0-1
akhir:
b.sensasi di tangan kanan
awal: 0-1
akhir:
10
3 TAHAP PENYELESAIAN ...x20%
Terangkan perbedaannya
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
praktikum
2 TAHAP PELAKSANAAN
( respon raba/ raba)
11
Jumlah titik raba, tekan dan nyeri : ...x30%
1. raba 0-1
2. tekan 0-1
3. nyeri 0-1
3 TAHAP PENYELESAIAN ...x20%
Terangkan perbedaannya
Kesempulan dalam praktikum ini
II TUGAS (30%)%) SKOR (0-100) ..... x 30%
Bagaimana mekanisme yang
menimbulkan sensasi nyeri?
III SIKAP (10%) SKOR (0-100)
1.Melaksanakan komunikasi terapeutik
yang efektif 0-1 ...... x10%
2. Mempertahankan prinsip kerja sesuai 4
tindakan 0-1
3. Tanggap terhadap respon pasien 0-1
4. Mengkomunikasikan tahapan kerja
pada pasien 0-1
5. Bekerja sistematik
3. Latihan :
Setelah anda pelajari tahapan ini maka selanjutnya anda lakukan tahapan
pemeriksaan reseptor, termal, raba, tekan, dan nyeri, sesuai dengan format?
4.Test Formatif :
pada tahapan terakhir pembelajaran, mintalah pembimbing anda untuk menilai
pemeriksaan yang anda lakukan sesuai dengan format diatas.
12
Topik 2
MEKANISME SENSORIK II
ORGAN RESEPTOR UMUM
Pada Gigi : Reseptor Nyeri
Drg. Sagung A Putri Dwiastuti, M.Kes Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO
A.PENDAHULUAN
Pada topik ini akan dipelajari mekanisme kerja organ reseptor yang
terletak pada gigi, sensasi yang ditimbulkan pada rangasangannya, dan waktu
reaksinya.Organ reseptor yang terdapat pada gigi dan jaringan mulut sama
seperti yang terdapat pada jaringan tubuh lainnya, yaitu yang diklasifikasikan
pada organ reseptor umum.
Organ reseptor yang khususnya terdapat pada pulpa gigi adalah jenis
ujung saraf bebas atau reseptor nyeri atau nosiseptor. Karena itu dapat
dijelaskan bahwa satu-satunya sensasi nyeri, tidak tergantung pada bentuk
rangsangnya ( mekanik, kimia, termal, listrik). Dalam kejadian sehari-hari
rangsang termal dari makanan-minuman dapat menimbulkan sensasi nyeri pada
gigi.
Pada penelitian-penelitian terdahulu telah terbukti bahwa sensasi nyeri
secara fisiologik dapat dibangkitkan secara akurat oleh rangsang listrik. Karena
rangsangan listrik ini memiliki keterandalan dan kesahihan mudah digunakan,
dan mampu menghasilkan rangsang yang konstan, pengukuran dapat dilakukan
dengan tepat, paling sedikit atau tidak menimbulkan kerusakan jaringan.
Nyeri gigi yang bersifat fisiologik dapat ditimbulkan secara
eksperimental melalui induksi listrik pada gigi vital utuh. Nyeri bersifat
superfisial, akut, dan simpel berlangsung singkat dan dengan kualitas nyeri
tajam (menusuk). Kualitas nyeri bervariasi pada setiap individu, setiap
rangsang, bahkan setiap waktu. Demikian juga kualitas nyeri gigi.
13
Di klinik/ praktek dokter gigi, alat yang digunakan untuk memeriksa
vitalitas gigi adalah vitalistester atau dentotest tester dan rangsang termal,
sedangkan sensasi nyeri gigi yang timbul akibat rangsang tersebut dapat
memberikan petunjuk mengenai sifat dan penyebab nyeri gigi tersebut,
sehingga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis.
14
bulan atau diatas waktu yang seharusnya perlukaan mengalami penyembuhan.
Yang termasuk nyeri kronik adalah nyeri persisten yaitu nyeri yang menetap
untuk waktu yang lama atau nyeri rekuren yaitu nyeri yang kambuh dengan
interval tertentu.
Ganong, (1998), mengemukakan proses penghantaran transmisi nyeri
yang disalurkan ke susunan syaraf pusat oleh dua sistem serat (serabut) antara
lain:
(1).Serabut A – delta (Aδ) Bermielin dengan garis tengah 2 – 5 (m yang
menghantar dengan kecepatan 12 – 30 m/detik yang disebut juga nyeri cepat
(test pain) dan dirasakan dalam waktu kurang dari satu detik, serta memiliki
lokalisasi yang dijelas dirasakan seperti ditusuk, tajam berada dekat permukaan
kulit.
(2).Serabut C, merupakan serabut yang tidak bermielin dengan garis tengah 0,4
–1,2 m/detik disebut juga nyeri lambat di rasakan selama 1 (satu) detik atau
lebih, bersifat nyeri tumpul, berdenyut atau terbakar.
15
E.PROSEDUR PEMERIKSAAN RESEPTOR NYERI PADA GIGI
1.Alat dan Bahan
a.. Alat diagnostik : kaca mulut, pinset, dan sonde
b.. Dentotest tester
c.. Stopwatch
d.. Lampu spiritus
e.. Termometer kimia (1)
f...Kapas
g.. Vaselin
h.. Batang gutap
i.. .Kloretil
j.. .Alkohol 70%
k.. Naracoba
2. Langkah-langkah Praktikum
a. Naracoba mempersiapkan diri sejak dari rumah dengan keadaan bersih
pada gigi dan mulutnya.
b. Sterilkan alat diagnostik dengan alkohol 70%.
c. Naracoba duduk tenang dan diberi instruksi untuk mengacungkan jarinya
apabila timbul suatu sensasi pada waktu giginya dirangsang. (Baik
naracoba maupun operator dan pencatat harus berkonsentrasi penuh pada
praktikum yang sedang dilakukan).
d. Naracoba membuka mulut untuk memilih gigi yang vital dan utuh (gigi
sehat, tanpa cacat, tanpa tumpatan, resesi, abrasi, atrisi, ataupun karies).
e. Ulas gigi yang akan dirangsang dengan vaselin.
f. Panaskan batang gutapdi atas api sampai keluar asap, ukur suhunya, dan
catat kemudian aplikasikan pada permukaan gigi.
g. Pada saat naracoba merasakan suatu sensasi, angkat rangsang dari
permukaan gigi dan pada saat yang bersamaan naracoba mengacungkan
jempolnya.
h. Pada saat itu juga (butir 7) catat : waktu reaksi (dengan stopwatch) dan
sensasi yang timbul pada lembar laporan yang telah tersedia.
16
i.. .Lakukan butir 1 sampai dengan 8 dengan rangsang dingin (kloretil yang
disemprotkan pada kapas sampai mengembun).
j. Lakukan butir 1 sampai dengan 8 dengan rangsang listrik (dari dentotest
tester), catat nilai ambangnya, waktu reaksinya dan sensasi yang timbul.
2 TAHAP PELAKSANAAN
Rangsangan termal: 0-1
a.termal
- panas
-dingin 0-1 .......x 30%
b. waktu reaksi 13
- panas
-dingin
c. sensasi 0-1
-panas
-dingin
Rangsangan elektrik
a.termal
- panas
-dingin 0-1
b. waktu reaksi
- panas
-dingin 0-1
c. sensasi
-panas
-dingin 0-1
17
1.Melaksanakan komunikasi
terapeutik yang efektif 0-1 ...... x10%
2. Mempertahankan prinsip kerja sesuai 4
tindakan 0-1
3. Tanggap terhadap respon pasien 0-1
4. Mengkomunikasikan tahapan kerja
pada pasien 0-1
5. Bekerja sistematik
Latihan :
Setelah anda pelajari tahapan ini maka selanjutnya anda lakukan tahapan
pemeriksaan reseptor nyeri, sesuai dengan format?
Test Formatif :
pada tahapan terakhir pembelajaran, mintalah pembimbing anda untuk menilai
pemeriksaan yang anda lakukan sesuai dengan format diatas.
18
TOPIK 3
MEKANISME III – ORGAN RESEPTOR KHUSUS
Pada Lidah : Reseptor Kecap ( Putik Kecap, Taste Buds)
Drg. Sagung Agung Putri Dwi Astuti, M.Kes Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO
A. PENDAHULUAN
Reseptor kecap diklasifikasika ke dalam organ reseptor khusus, sebab
reseptor ini hanya terdapat di daerah kepala seperti halnya reseptor untuk
sensasi penciuman (penghidu, pembau), penglihatan, pendengaran, dan
keseimbangan. Mekanisme sensoriknya lebih rumit daripada mekanisme
sensorik organ reseptor umum. Namun demikian cukup dipahami mekanisme
saraf timbulnya sensasi khusus tersebut.
Reseptor kecap dirangsang oleh rangsang kimia, karena itu
dikelompokkan ke dalam kenoreseptor, terdiri dari sel-sel epitel yang
mengalami modifikasi, dari ujung setiap sel menonjol beberapa mikrovili atau
rambut kecap kearah rongga mulut. Mikrovili merupakan permukaan reseptor
kecap dan jalinan di antara sel-sel kecap yang merupakan terminal cabang-
cabang serabut saraf yang menginervasi sel-sel kecap tersebut.
Reseptor kecap terletak mengelilingi papilla sirkumvalata dan
membentuk huruf V kearah posterior lidah, papila fungiformis dipermukaan
anterior lidah, papilla foliata pada lipatan sepanjang permukaan posterolateral
lidah, palatum mole sedikit pada tonsil dan sekitar nasota-ring.
Fungsi pengecapan berhubungan dengan pemilihan makanan menurut
kesukaannya. Penelitian fisiologis menemukan 4 rasa kecap primer, yaitu :
asam, manis, asin, dan pahit. Di luar rasa primer merupakan campuran keempat
rasa dan dikenal sebagai rasa sekunder. Keempat rasa primer tersebut pada
lidah mempunyai lokasi tertentu. Hal inilah yang akan didedikasikan pada
praktikum ini.
Rerusakan salah satu saraf yang terlibat pada sensasi pengecap dapat
menimbulkan kelainan sensasi rasa pengecap tertentu.
19
Di klinik praktikum ini daapat digunakan untuk memeriksa kelainan yang
dikenal dengan blind taste,buta kecap, sehingga dapat diperkirakan lokasi saraf
yang mengalami kerusakan.
20
Di celah-celah papila terdapat kuncup pengecap yang terdiri atas
sekumpulan reseptor yang peka terhadap rangsangan rasa. Kuncup-kuncup
pengecap berkumpul pada daerah tertentu pada lidah, ada 4 kuncup, yaitu:
1) Kuncup rasa manis lebih banyak terdapat di bagian ujung lidah.
2) Kuncup rasa asam lebih banyak berkumpul di tepi depan kiri kanan
lidah.
3) Kuncup rasa asin lebih banyak berkumpul di tepi belakang kiri kanan
lidah.
4) Kuncup rasa pahit lebih banyak berkumpul di pangkal lidah
21
2.Menganalisis hasil praktikum, agar dapat menyimpulkan mekanisme
saraf untuk timbulnya sensasi kecap.
22
e. Ulangi butir 1 sampai dengan 4 secara berturut-turut dengan menggunakan
ketiga larutan kimia lainnya.
f..(Operator dan naracoba tidak mengetahui jenis larutan kimia yang
digunakan untuk mencegah pengaruhnya pada sensasi kecap yang timbul
dan baru ditentukan pada kesimpulan hasil praktikum ini).
1 PERSIAPAN ....x10%
b. Persiapan operator 0-1
b.Mempersiapkan operator , alat dan
bahan 0-1
2 TAHAP PELAKSANAAN
Lokasi di lidah
a. Larutan Sulfaskinin 1% 0-1
b. Garam NaCl 1% 0-1
c. Glukosa 5% 0-1 .......x 30%
d. Asam cuka 1% 0-1
Latihan :
Setelah anda pelajari tahapan ini maka selanjutnya anda lakukan tahapan
pemeriksaan reseptor nyeri, sesuai dengan format?
23
Test Formatif : pada tahapan terakhir pembelajaran, mintalah pembimbing
anda untuk menilai pemeriksaan yang anda lakukan sesuai dengan format
diatas.
24
Topik 4
MEKANISME IV –
MOTORIK TIDAK SADAR-REFLEKS
Refleks Sonatik dan Otomatik
Drg. Sagung A Putri Dwiastuti, M.Kes. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO.
A.PENDAHULUAN
25
1) Refleks tidak bersyarat : rangsang berasal dari daerah mulut yang
berupa rangsang kimia atau fisik : makanan atau benda lain, efek
sensasi kecap, bicara, gerakan rahang, atau lidah. Kontak instrumen
dengan mukosa mulut sewaktu manipulasi gigi.
2) Refleks bersyarat : rangsang berasal dari organ khusus penglihatan,
penghidu pendengaran atau pemikiran akan makanan yan disukai.
Fungsi refleks :
1.....Perlindungan tubuh dalam keadaan bahaya
2.....Pengaturan fungsi tubuh dalam mempertahankan kelangsungan hidup
26
E.PROSEDUR PEMERIKSAAN REFLEKS SOMATIK DAN
a....Martil refleks
b.. .Stopwatch
c....Kaca mulut
d.. .Pinset
e....Sonde
f....Kapas
g.. .Alkohol 70%
27
3) Selama 2 menit tersebut, naracoba diminta untuk merasakan dan
memperhatikan saliva yang keluar dan melaporkan kepada pencatat.
Catat volume saliva dengan perkiraan sedikit-sedang-banyak.
4) Ulangi butir 2) sekali lagi, kemudian periksa gigi naracoba denganalat-
alat diagnosis selama 2 menit , misalanya sondase gigi, menyentuh
mukosa mulut dengan kapas yang dijepit pinset atau dengan
menyentuh lidah.
5) Naracoba diminta untuk merasakan dan memperhatikan volume saliva
yang keluar seperti pada butir 3). Catat volume saliva dengan
perkiraan: lebih sedikit, sama, atau lebih banyak daripada volume
saliva pada butir 3).
6) Akhirnya saliva dibuang dari mulut atau ditelan.
3.Prosedure Penilaian Refleks Somatik
NO KEGIATAN PENSKORAN KET
I KETERAMPILAK (60%) SKOR(0-100)
1 PERSIAPAN ....x10%
a. Persiapan operator 0-1
b. b.Mempersiapkan operator,
alat dan bahan 0-1
2 TAHAP PELAKSANAAN
Reflek somatik
a. gerakan reflek patella 0-1
b. waktu reflek 0-1 .......x 30%
28
4.Prosedure Penilaian Reflek Otomatik
NO KEGIATAN PENSKORAN KET
I KETERAMPILAK (60%) SKOR(0-100)
1 PERSIAPAN ....x10%
a. Persiapan operator 0-1
b.Mempersiapkan operator , alat dan bahan
0-1
2 TAHAP PELAKSANAAN
Reflek otomatik
a. volume saliva tanpa rangsanagan 0-1
b. volume saliva setelah rangsangan 0-1 .......x 30%
Latihan :
Setelah anda pelajari tahapan ini maka selanjutnya anda lakukan tahapan
pemeriksaan reseptor Refleks Somatik dan Otomatik, sesuai dengan format?
Test Formatif :
pada tahapan terakhir pembelajaran, mintalah pembimbing anda untuk menilai
pemeriksaan yang anda lakukan sesuai dengan format diatas.
29
Topik 5
DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH
Metode Palpasi – Auskultasi
Drg. Sagung A Putri Dwiastuti, M.Kes. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO.
A. PENDAHULUAN
30
Secara bergantian, jantung berkontraksi dan relaksasi, sehingga darah di
dalam arteri mengalir secara ritmik pada setiap denyut jantung dan
menimbulkan tekanan darah.
Pada pengukuran tekanan darah dicatat dua tekanan, yaitu : tekanan
sistolik yang menunjukkan tekanan darah di dalam arteri pada puncak
ejeksi ventrikel dan tekanan diastolik yang merupakan refleksi tekanan
darah selama relaksasi ventrikel. Satuan unit tekanan darah adalah :
mmHg.
Normal dalam keadaan istirahat, tekanan darah orang dewasa muda : 120
mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. Tekanan darah ini bervariasi pada
setiap orang antara lain pada kelompok umur, keadaan (kerja otot), posisi
tubuh.
Di klinik, pengukuran tekanan darah dimaksud untuk mengetahui adanya
kelainan-kelainan jantung dan sisitem sirkulasi yang membantu untuk
menegakkan diagnosis.
Pada topik ini akan diukur denyut nadi dan tekanan darah secara tidak
langsung pada keadaan berbaring dan duduk.
31
D.PROSEDUR PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN TEKANAN
1.Alat dan Bahan
a....Stigmomanometer
b....Stetoskop
c....Jam tangan praktikan
32
. .Manset pas lengan (tidak menekan atau longgar)
. .Carilah dengan palpasi denyut arteri brakhialis pada fosa kubiti
dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan kanan
naracoba sampai teraba (lihat gambar).
d)..Manset dipompa cepat sampai denyut nadi arteri radikalis tidak
teraba dan tekanan pompa dinaikan 30 mmHg di atas tekanan
sistolik.
e). .Tekanan di dalam manset diturunkan perlahan-lahan dengan
kecepatan 2-3 mmHg per detik secara halus dan tidak tersendat-
sendat
f). .Selama menurunkan tekanan manset,stetoskop diletakkan secara
ringan dan rata pada permukaan kulit di daerah arteri brakhialis
fosa kubiti
g)..Tepat saat tekanan di dalam manset turun darah memancar melalui
arteri di bawah manset selama puncak tekanan sistolik. Pada saat
ini tekanan melalui stetoskop terdengar bunyi Korotkv di dalam
arteri yang sinkron dengan bunyi jantung, bunyinya keras yang
sama dengan bunyi jantung I. Bunyi ini dicatat sebagai tekanan
sistolik.
h)..Ketika tekanan di dalam manset masih terus diturunkan, bunyi
Krotkov meneruskan kualitasnya ke suara yang meredup sampai
tidak terdengar lagi yang sama dengan bunyi jantung IV. Saat ini
dicatat sebagai tekanan diastolik.
i)...Pengukran dilakukan 3 kali selang waktu 2-3 menit dan dirata-
ratakan.
2) Posisi Duduk
a)Tanpa melepaskan manset, naracoba diminta untuk duduk dengan
lengan tidak terjepit atau terlilit lengan baju.
b)Setelah lewat 3 menit, ukurlah tekanan darah pada posisi duduk ini
seperti langakh posisi berbaring dari butir d sampai h.
33
3.Prosedure Penilaian Pemeriksaan Denyut Nadi
NO KEGIATAN PENSKORAN KET
I KETERAMPILAK (60%) SKOR(0-100)
1 PERSIAPAN ....x10%
a. Persiapan operator 0-1
b.Mempersiapkan operator, alat dan bahan
0-1
2 TAHAP PELAKSANAAN
Denyut nadi :
-duduk 0-1
-berbaring 0-1 .......x 30%
Tekanan darag
-duduk 0-1
-berbaring 0-1
Latihan :
Setelah anda pelajari tahapan ini maka selanjutnya anda lakukan tahapan
pemeriksaan Denyut Nadi, sesuai dengan format?
Test Formatif :
pada tahapan terakhir pembelajaran, mintalah pembimbing anda untuk menilai
pemeriksaan yang anda lakukan sesuai dengan format diatas.
34
TOPIK 6
SUHU TUBUH
Drg. Sagung A. Putri Dwi Astuti, M.Kes.Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO
A. PENDAHULUAN
Seperti dijelaskan pada bahan ajar mengenai darah, dikatakan bahwa fungsi
utama darah adalah mengatur suhu tubuh supaya tetap konstan. Bagaimana cara
mengukur suhu tubuh akan dipelajari pada praktikum ini. Berbicara mengenai
suhu tubuh, seseorang biasanya mengartikan suhu tubuh di bagian dalam (suhu
inti). Suhu tubuh diukur dari aktivitas molekul-molekul di dalam jaringan tubuh
yang sebanding dengan panas yang di simpan dalam tubuh. Karena itu suhu tubuh
dikatakan berbanding langsung dengan panas di dalam tubuh.
Suhu tubuh pada orang normal menunjukkan batas suhu normal seperti
tampak pada Gambar. Suhu normal rata-rata pada umumnya dianggap 98,6 ℉ (
98,6 C ¿ bila diukur melalui oraldan kira-kira 1 ℉ atau 0,6 ℉ lebih tinggi bila
diukur melalui rektum. Suhu tubuh berubah sedikit pada waktu kerja dan pada
suhu lingkungan ekstrim. Bila dihasilkan panas berlebihan pada tubuh akibat kerja
berat,suhu rektum dapat meningkat sapai setinggi 101−104 ℉. Sebaliknya bila
tubuh berhubungan dengan keadaan yang sangat dingin suhu rektum sering dapt
turun sanagt rendah,98 ℉.
2. Mengukur suhu mulut dengan keadaaan bernapas melalui mulut dan setelah
berkumur dengan air es, agar dapat menerangkan pengaruh keadaan
tersebut.
35
C.KEGUNAAN TOPIK BAGI MAHASISWA
Setelah melakukan praktikum mahasiswa mampu mengukur suhu mulut dan
ketiak, mengukur suhu mulut dengan keadaaan bernapas melalui mulut dan
setelah berkumur dengan air es.
36
b.Pengukuran Suhu Ketiak
1)...Bersihkan termometer dengan alkohol.
2)...Turunkan miniskus air raksa sampai di bawah skala dengan mengayun-
ayunkan thermometer tersebut
3)...Naracoba disuruh berbaring telentang dengan ketiak terbuka yang sudah
dikeringkan
4)...Letakkan reservoir thermometer di runag ketiak dan menjepitnya dengan
baik
5)...Setelah 5 menit, baca dan catat suhunya. Ulangi langkah 1) sampai dengan
5) tiga kali berturut-turut
2 TAHAP PELAKSANAAN
Suhu mulut
Suhu ketiak 0-1
0-1 .......x 30%
37
Latihan :
Setelah anda pelajari tahapan ini maka selanjutnya anda lakukan tahapan
pemeriksaan suhu, sesuai dengan format?
Test Formatif :
pada tahapan terakhir pembelajaran, mintalah pembimbing anda untuk menilai
pemeriksaan yang anda lakukan sesuai dengan format diatas.
38
TOPIK 7
PERNAPASAN BUATAN
Drg. Sagung A. Putri Dwiastuti, M.Kes. Drg. Hj. Hetty Anggrawati K., M.Kes., AIFO,
A.. PENDAHULUAN
Sistem respirasi (pernapasan) berfungsi menyediakan oksigen (O2) untuk
darah dan melepaskan karbondioksida (CO2). Terdiri dari bagian konduksi
yang menyediakan saluran tempat udara yang mengalir ked an dari paru-paru
dan memelihara udara yang masuk paru-aru serta bagian respirasi yang
berfungsi melakukan pertukaran gas antara udara dan darah di dalam
alveoulus.
Mekanisme pernapasan terdiri dari inspirasi,suatu proses aktif yang
mengalirkan udara ke dalam paru-paru,dan ekspirasi,suatu proses pasif yang
mengalirkan udara ke luar paru-paru.
Beberapa metode pernapasan buatan pada manusia telah dianjurkan, tetapi
bagaimanapun metodenya yang terpenting adalah mengupayakan semaksimal
mungkin agar ventilasi normal paru-paru pulih kembali. Faktor utama yang
harus diperhatikan adalah mengupayakan agar tidak ada yang menghalangi
jalan pernapasan dan tidak ada yang merintangi gerakan udara melalui faring.
Dalam beberapa keadaan darurat seperti tenggelam,syok karena aliran
listrik dan keracunan CO2,adalah penting sekali untuk dapat melakukan
pernapasan buatan.
Metode tarik-tekan pada pernnapasan buatan dengan tangan secara aktif
menimbulkan kembali baik inspirasi (kecuali metode Eve) maupun dalam
menghasilkan ventilasi paru-paru.
39
2.. Mempelajari metode pernapasan buatan pada butir 1). Agar dapat
menerangkan maksud dan tujuan tindakan tersebut.
2. Langkah-langkah praktikum
....Dalam melakukan metode pernapasan buatan pada praktikum ini,naracoba
hendaknya menahan untuk sementara napasnya dan mempercayakan diri
hanya kepada ventilasi buatan yang dihasilkan oleh pernapasan buatan
yang bersangkutan.
a.Metode Nielsen ( Angkat Tangan-Tekan Punggung)
1) Naracoba berbaring telungkup secara pasif,kepala berpaling ke
samping dengan berlandaskan kedua punggung tangannya.
2) Operator berlutut dan menghadap kearah belakang kepala
naracoba,dengan kedua tangan peganglah lengan atas naracoba
tepat diatas sikunya.
3) Sambil mengayunkan badan ke belekang tarik dan angkat kedua
lengan naracoba dengan kuat.kemudian kembalikan ke sikap
semula..
4) Pindahkan kedua tanmgan operator ke punggung naracoba dengan
jari-jari direntangkan dan ibu jari diatas ujung bawah tulang
belikat.
40
5) Dengan lengan diluruskan,ayunkan badan operator ke depan
sehingga terjadi tekanan yang sedang kearah vertikal bawah rongga
dada naracoba. Kemudian kembalikan ke sikap semula.
6)..Ulangi langkah 2), sampai dengan 5) dengan frekuansi 12 kali per
menit.
7)..Catat apa yang dapat dirasakan oleh naracoba.
b.Metode Silvester ( Angkat Tangan- Tekan Dada)
1)..Naracoba berbaring telentang dengan beralaskan bantal atau
buntalan pakaian bawah pertengahan punggungnya.
2)..Operator berlutut dan menghadap diarah belakang naracoba
3)..Pegang kedua pergelangan naracoba dengan baik,kemudian sambil
mengayunkan badan kebelakang,tarik dan angkat kedua tangannya
ke atas melewati kepala sampai ke dua tangan menyentuh lantai
4)..Angkat kembali kedua tangan naraconba dan letakkan keduanya
diatas dadanya
5)..Operator mengayunkan badan ke depan dan tekan kedua tangan
naracoba di atas dada vertikal ke bawah
6)..Ulangi seluruh langhkah 2) sampai dengan 5) dengan frekuensi 12
kali per menit
7)..Catat apa yang dapat diasakan oleh naracoba.
c.Metode Schaefer ( Tekan Punggung)
1) Naracoba berbaring telungkup, satu lengan diluruskan ke depan
melewati kepala, lengan yang satunya dipakai alas kepala sambil
dipalingkan ke samping.
2) Operator berlutut mengangkang diatas panggul atau samping
naracoba,tempatkan kedua telapakl tangan pada punggung di
beberapa tulang iga terbawah dengan ibu jari ke arah medial.
3) Dengan kedua lengan diluruskan ayunkan badan operator ke
depan.sehingga kedua lengan menekan tegak lurus pada punggung
naracoba. Pertahankan keadaan ini selama 2 detik, kemudian
kembalikan ke posisi semula.
4) Ulangi langkah butir 2) dan 3) dengan frekuensi 12 kali per menit.
41
5) Catat apa yang dirasakan oleh naracoba
d.Metode Mouth to Mouth
Metode ini merupakan metode yang paling efektif dari ketiga metode
diatas, tetapi tidsk perlu dilakukan , cukup dipelajari dan difahami,
agar dapat menerapkannya apabila diperlukan kelak.
1) Penderita dibaringkan telentang. Bila ada benda asing di dalam
mulut, keluarkan dengan jari (yang dibalut kain bersih).
2) Dongakkan kepala penderita seinga dagunya mengarah keatas, tarik
rahang bawah sehingga mulutnya terbuka.
3) Buka mulut operator (penolong) lebar- lebar. Tempelkan rapat-
rapat ke mulut penderita, sambil menjepit hidungnya dengan jari
atau menekan dengan pipi.
4) Hembus dengan kuat udara dari mulut operator ke dalam mulut
penderita sampai dadanya mengembang,(Bila pada langkah ini
tidsk tampak pengembangan rongga dada penderita, periksa lagi
posisi kepala dan rahang penderita apakah sudah benar).
5) Apabila setelah dilakukan langkah butir 4) masih belum
berhasil,maka baringkanlah penderita pada sisinya dan pukulah
punggungnya beberapa kali.
6) Ulangi langkah 1) sampai dengan 5) beberapa kali,sesudah berhasil
ulangi langkah 4) dengan frekuensi 12 kalin per menit.
2 TAHAP PELAKSANAAN
1.metode Nielsen 0-1
2. Metode Silvester 0-1
3.Metode Schaeler 0-1 .......x 30%
4. Metode Mouth to mouth 0-1
42
3 TAHAP PENYELESAIAN ......x20%
Kesimpulan hasil praktikum 0-1
43
DAFTAR PUSTAKA
Eric W.Baker, 2014, Anatomi untuk Kedokteran Gigi , Kepala dan Leher , EGC,
Jakarta.
Syaifuddin, 2011, Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan,
Selemba Madika, Jakarta.
Kasiati dan Dwi Rosmalawati , 2017, Modul Praktikum Kebutuhan Dasr Manusia,
Pusdik PPSDM, Jakarta
Anonym b.2009. http://www.adln.lib.unair.ac.id. Tanggal diakses 3-10-2009
Anonym c.2009.lidah. http://id.wikipedia.org/wiki/Lidah. tanggal diakses 3-10-
2009
44