Anda di halaman 1dari 38

2023

MODUL
PRAKTIKUM
Farmasi Fisika

Laboratorium Teknologi Farmasi


Program Studi Farmasi Program Sarjana
Fakultas Kesehatan
Universitas Harapan Bangsa
LEMBAR PENGESAHAN

Mata Praktikum : Farmasi Fisika


(Modul Praktikum Farmasi Fisika)
Koordinator : apt. Desy Nawangsari, M.Farm.
Dosen Pengampu : 1. apt. Desy Nawangsari, M.Farm.
2. apt. Siti Setianingsih, M.Farm.

Purwokerto, September 2023

Menyetujui Koordinator Mata Kuliah


Ketua Program Studi

apt. Galih Samodra, M.Farm apt. Desy Nawangsari, M. Farm.


NIK 113512150793 NIK. 113411150892

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT, hanya dengan izinnya Modul
Praktikum Farmasi Fisika ini dapat tersusun. Modul praktikum farmasi fisika ini
disusun untuk memberikan panduan bagi para mahasiswa Sarjana Farmasi
Universitas Harapan Bangsa Purwokero untuk memahami proses kegiatan
praktikum farmasi fisika ini.

Penyusun menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, tegur sapa dan koreksi diharapkan untuk perbaikan petunjuk praktikum ini.
Semoga buku pedoman praktikum ini dapat memberikan manfaat besar bagi para
mahasiswa. Aamiin.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Purwokerto, September 2023

Penyusun

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

1. Praktikan (mahasiswa peserta praktikum) wajib hadir 10 menit sebelum acara


praktikum berlangsung. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum apabila keterlambatan lebih dari 15 menit.
2. Tidak ada inhal. Bagi praktikan yang berhalangan hadir karena alasan sakit
atau tugas prodi/ kampus diberi kesempatan untuk mengikuti praktikum kelas
lainnya (dengan catatan praktikum kelas lain belum berlangsung). Praktikan
terlebih dahulu meminta izin kepada koordinator praktikum dengan membawa
surat keterangan yang kemudian koordinator praktikum memberikan surat izin
mengikuti praktikum kelas lain.
3. Praktikan yang tidak mengikuti lebih dari satu materi praktikum, tidak
diperkenankan mngikuti ujian akhir praktikum.
4. Praktikan diharuskan memakai jas praktikum dan alat pelindung berupa
sarung tangan (handscoon) dan masker. Pemakaian jas praktikum dan alat
pelindung juga diwajibkan saat melakukan pengamatan hasil diluar jam
praktikum.
5. Pratikan diwajibkan membawa perlengkapan praktikum yang tidak disediakan
oleh labotarium, misalnya: lap, kertas tissue, gunting kecil, dan alat tulis.
6. Praktikan bekerja secara berkelompok sesuai pengelompokkan yang telah
ditentukan dan diharapkan proaktif untuk belajar.
7. Setiap praktikan harus mempelajari dan memahami teori dan prosedur
kerja sebelum praktikum berlangsung. Sebelum praktikum dimulai, praktikan
wajib mengumpulkan laporan sementara yang merupakan prasyarat mengikuti
acara praktikum pada hari itu. Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan
sementara tidak diperbolehkan mengikuti praktikum hari itu.
8. Sebelum praktikum dimulai, praktikan wajib mengikuti pretest terhadap materi
yang akan dipraktikumkan
9. Praktikan diharuskan bekerja secara terencana, hati – hati dan teliti. Setelah
selesai praktikum, alat – alat maupun bahan yang digunakan harus dikembalikan
dalam kondisi bersih dan utuh.

iv
10. Semua praktikan bertanggung jawab terhadap ketenangan, kebersihan dan
keamanan ruang praktikum, serta alat – alat yang digunakan.
11. Praktikan yang memecahkan, merusak dan atau menghilangkan alat diharuskan
melapor ke dosen/ asisten jaga dan mengganti alat tersebut secepatnya.
12. Setelah selesai pelaksanaan dan pengamatan praktikum, praktikan wajib
membuat data hasil praktikum yang akan dikoreksi oleh dosen/ asisten jaga.
Data hasil praktikum yang sudah disetujui bisa langsung dibawa pulang dan
dibuat pembahasan, kesimpulannya.
13. Pengamatan praktikum yang dilakukan diluar jam praktikum harus didampingi
oleh asisten. Praktikan bisa membuat kesepakatan dengan asisten sesuai
kebutuhan dan waktu yang diperlukan.
14. Buatlah catatan lengkap (termasuk gambar – gambar) dari setiap acara
praktikum yang telah dilakukan.
15. Untuk mengikuti praktikum selanjutnya diharuskan sudah menyelesaikan
pembahasan, kesimpulan dan disertai pustaka yang diacu. Bila pada saat itu
belum menyelesaikannya maka nilai laporan sama dengan NOL.
16. Bila praktikan berhalangan dan tidak dapat mengikuti acara praktikum yang
menyebabkan nilai – nilainya kosong, maka nilai akhir adalah seluruh nilai yang
ada dan kemudian dikonversikan berdasarkan standar nilai yang telah
ditetapkan.

v
EVALUASI PRAKTIKUM

Evaluasi praktikum Farmasi Fisika merupakan 30% dari total nilai mata kuliah Farmasi
Fisika. Evaluasi praktikum Farmasi Fisika memiliki 4 komponen penilaian, yaitu:
1. Skill Lab : (Nilai maksimal : 90)
(25%) • Kesiapan praktikan (tidak terlambat, menggunakan jas dan alat
pelindung). (Bobot nilai : 15)
• Praktikan mengumpulkan laporan sementara (Lampiran 1)
dengan benar dan mengumpulkan tepat waktu (sebelum
praktikum dimulai) (Bobot nilai : 20)
• Praktikan mengerjakan sendiri semua acara/percobaan dan
apakah aktivitasnya seimbang dengan patner dalam kelompok.
Praktikan mengerjakan praktikum secara lengkap (persiapan,
pelaksanaan percobaan, merapikan, membersihkan dan
memberesi alat dan bahan setelah praktikum berakhir). (Bobot
nilai : 40)
• Praktikan menyelesaikan praktikum sesuai waktu yang
ditentukan. (Bobot nilai : 15)

2. Pretest/ : (Nilai maksimal : 100)


postest Praktikan mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang
(15%) diberikan.

3. Laporan : (Nilai maksismal : 90)


(20%) • Laporan sementara ditulis dengan lengkap (tujuan, dasar teori,
alat dan bahan, skema kerja ditulis skematis/ sistematis)
(Lampiran 1) (Bobot nilai : 30)
• Data hasil kegiatan pengamatan dan gambar sudah selesai
semua dalam satu acara praktikum (Bobot nilai : 20)
• Pembahasan disusun dengan lengkap dan tajam, dengan
diperkuat literatur/ teori, jurnal atau penelitian yang berkaitan
(Bobot nilai : 30)

vi
• Kesimpulan sesuai dengan hasil praktikum dan mengarah
kepada tujuan praktikum (Bobot : 5)
• Daftar pustaka minimal 3 dan tata penulisan benar (Bobot : 5)

4. Responsi : (Nilai maksimal : 100)


(40%) Praktikan mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang
diberikan.

vii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .................................................................................................................................. i
Halaman Pengesahan .................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................................................. iii
Tata Tertib Praktikum .................................................................................................................. iv
Evaluasi Praktikum ........................................................................................................................ vi
Daftar Isi .............................................................................................................................................. viii
Percobaan 1. Penentuan Bobot Jenis dan Viskositas................................................... 1
Percobaan 2. Penentuan Tegangan Permukaan ............................................................ 5
Percobaan 3. Mikromertik........................................................................................................ 7
Percobaan 4. Uji Stabilitas ........................................................................................................ 9
Percobaan 5. Koefisien Distribusi......................................................................................... 12
Percobaan 6. Dispersi Koloidal dan sifat-sifatnya ........................................................ 17
Daftar Pustaka
Lampiran 1. Format Laporan Sementara
Lampiran 2. Format Laporan Akhir

viii
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 1
PENENTUAN BOBOT JENIS DAN VISKOSITAS

1.1 PENENTUAN BOBOT JENIS


A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu :
- Melakukan penentuan bobot jenis dari berbagai sampel
- Mempraktekan cara penentuan viskositas larutan newton dengan
viskosimeter Ostwald
- Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan hubungan bobot jenis dengan kondisi tenggelam, melayang, terapu
2. Bagaimana hubungan konsentrasi bahan tertentu terhadap viskositas
3. Setelah mengetahui suhu percobaan, maka carilah di literatur nilai viskositas
dari akuades (sebagai kontrol) pada suhu tersebut.

B. DASAR TEORI (Bobot Jenis)

Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperature
tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling sederhana dan
sekaligus merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitif, dengan demikian
dapat digunakan untuk menentukan kemurnian suatu zat.
Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan ukuran dan
bobot molekul suatu komponen, tapi juga gaya-gaya yang mempengaruhi sifat
karakteristik. Dalam sistem metric kerapatan diukur dalam g/mL (untuk cairan)
atau gram per centimeter kubik (g/cm3).
Bobot jenis adalah rasio kerapatan suatu zat tehadap kerapatan ait pada 4oC
(dt4). Karena dalam system metric kerapatan air pada 4oC sama dengan 1
gram/cm3 , maka nilai numeric kerapatan dan bobot jenis air dalam system ini
adalah sama. Disamping itu dikenal definisi bobot jenis yang lain, yaitu rasio
kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada t yang sama (dt4).

A. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Piknometer
- Timbangan analitik
- Termometer
- Gelas ukur 10 mL

1
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

Bahan :
- Etanol 70%
- Etanol 96%
- Aseton
- Kloroform
- Larutan Gula 20%
- Larutan Gula 60%
- Larutan Gula X%
- Parafin liquid

B. CARA KERJA
a. Penentuan volume piknometer
1. Timbang piknometer yang bersih dan kering dengan seksama
2. Isi piknometer dengan air hingga penuh, lalu rendam didalam air es,
sehingga suhunya kira-kira 20C dibawah suhu percobaan
3. Piknometer ditutup, pipa kapilernya dibiarkan terbuka dan suhu dibiarkan
naik sampai suhu percobaan, lalpu pipa kapiler piknometer ditutup.
4. Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar, lalu air yang
menempel diusap dan ditimbang dengan seksama
5. Lihat dalam tablel, berapa kerapatan air pada suhu percobaan dan
digunakan untuk menghitung volume air = volume piknometer.
6. Cara perhitungan :
Misalnya : Bobot piknometer + air = a + b gram
Bobot pikometer kosong =a gram
Bobot air =b gram
Dari tabel diketahui kerapatan air pada suhu percobaan = ρ air
Volume piknometer = volume air = 𝑏 (gram)
ρ air (gram/ mL)
𝑏 (g)
=
ρ air (g/mL)
= Vp (ml)

b. Penentuan Kerapatan Zat Cair ( etanol, aseton, kloroform)


1. Lakukan penimbangan zat X dengan menggunakan piknmoeter yang
sama seperti pada percobaan a.
Misalnya :
Bobot zat = c gram
= (bobot piknometer + zat) – (bobot piknometer kosong)
c
2. Kerapatan zat cair X = c (gram) = gram/ml
𝑉𝑝 (𝑚𝑙) 𝑉𝑝

2
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

1.2 VISKOSITAS

A. DASAR TEORI

Viskositas fluida merupakan ukuran kekentalan sebuah fluida terhadap


deformasi atau perubahan bentuk. Kekentalan merupakan sifat dari suatu zat cair
(fluida) yang di sebabkan adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair
dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut, gesekan-gesekan inilah yang
menghambat aliran zat cair.
Koefisien viskositas air ditemukan melalui interpolasi data dari tabel
pada suhu yang sesuai, perangkat percobaan viscometer Ostwald digunakan
untuk menentukan viskositas fluida (Waluyo.2004:59). Viskositas fluisa
umumnya dinyatakan dalam satuan centipoise (cps).
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut
viscometer. Setidaknya terdapat 2 prinsip dasar sistem metode pengukuran
viskositas, pertama metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam
pipa kapiler vertical saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan dalam
metode ini adalah viscometer Ostwald. (Mochtar.1990:71). Viskositas
dipengaruhi oleh beberapa factor-faktor diantaranya adalah:
1. Temperatur atau suhu.
Koefisien viskositas akan berubah sejalan dengan temperature.
2. Gaya tarik antar molekul
Perbedaan kuat gaya kohesi menjadi factor penentu kekentalan suatu fluida
3. Jumlah molekul terlarut
Jumlah molekul terlarut memberikan komposisi yang lebih padat terhadap
suatu fluida.
4. Tekanan
Pada saat tekanan meningkat viskositas fluida pun akan naik.

Hal yang penting dalam pengukuran ini, gaya yag diberikan harus diatur
sedemikian rupa sehingga aliran yang terjadi bersifat laminar bukan turbulen. Aliran
laminar melalui pipa kapiler dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Aliran laminar zat cair dalam pipa kapiler


Keterangan : X = Jari-jari dalam pipa; V= kecepatan alir
dv/dx = kecepatan graditan atau keceatan geseg (shearing rate)

3
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

pada pipa kapiler, gaya yang bekerja yang menyebabkan teradinya aliran
adalah gaya berat zat cair. Seandainya tekanan dari gaya tersebut dinyatakan dengan
“shearing stress” atau tekanan gaya gesek = F/A, dan kecepatan gesek atau “shearing
rate” = dv/dx, untuk zat cair yang memiliki sifat alir newton, hubungan tersebut dapat
dilakukan dengan :
F/A α dv/dx atau F/A = η dv/dx (1)
Dimana η = viskosotas atau koefisien viskositas.
Jika hubungan ini dinyatakan dengan suatu grafik dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2. Hubungan antara kecepatan gesek (dv/dx) dengan gaya gesek


(F/A) pada cairan newton.
Pada gambar 2 dapat diketahui bahwa maki besar angka arahnya (slope)-nya,
makin rendah viskositas cairan.
Zat cair tunggal serta larutsn molekulnya kecil, misalnya sirup, memiliki tipe
alir Newton. Adapun hubungan antara kadar zat terlarut dengan viskositas
larutannnya, dapat dinyatakan dengan persamaan Arehenius.
η = η0ekc (2)
dimana : η dan η0 berturut-turut adalah viskositas larutan dan pelarut, k =
suatu tetapan, dan c = kadar larutan.
Log η = log η + k.c (3)
2,303

Jika persamaan (3) digambarkan dalam suatu grafik dapat dilihat pada gambar

Log η K
2,303

Log η0

Gambar 3. Hubungan antara log η larutan dengan kadar larutannya.

4
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

Faktor lain yang dapat mempengaruhi viskositas adalah suhu. Hubungan ini
dapat pula dinyatakan dengan persamaan Arrhenius:
η = A.eE/RT
Dimana : A = suatu tetapan
E = energi aktivasi
R = tetapan gas
T = suhu (dalam 0K)
Pengukuran Viskositas
Untuk menentukan viskositas cairan Newton dpat digunakan semua alat
pengukur viskositas, misalkan Viskosimeter Ostwald.
Untuk percobaan ini alat yang digunakan adalah viskosimeter Ostwald. Dasar
yang digunakan untuk penentuan viskositas ini adalah hukum Poiseuile tentang zat
cair yang mengalir melalui pipa kapiler dengan persamaan :
η r4 t P
V= atau η = η r4 t P
8Iη 8Iv

Dimana : r = jari-jari pipa kapiler, I = panjang pipa kapiler, V= volume zat cair,
P = Tekanan yang bekerja pada zat cair, t = waktu yang diperlukan untuk mengalirkan
volume v zat cair nelalui pipa sepanjang I
Karena sukar untuk membuat pengukuran yang teliti (accurate) dari jenis
jari-jari tube, alat tersebut biasanya diukur / dikaliberasi dengan suatu cairan yang
telah diketahui viskositasnya.
viskositas tidak diketahui η r4 t tidak diketahui. ρ tidak diketahui
=
viskositas diketahui η r4 t diketahui. ρ diketahui

Karena digunakan tube yang sama untuk mengukur kedua duanya maka :
ρu . tu
𝜂𝑢 = 𝜂𝑘
ρk . tk
Keterangan : η = viskositas
ρ= masa jenis
t= waktu
u = unknown (sampel)
k = known (akuades)
B. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Viscometer Oswald
- Labu ukur 100 ml
- Piknometer 10 ml
- Neraca analitik
- Stopwatch
- Termometer
- Pushball
- Gelas ukur 10 ml

5
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

- Pipet volume 10 ml

Bahan :
- Etanol 70%
- Etanol 96%
- Aseton
- Kloroform
- Larutan Gula 20%
- Larutan Gula 60%
- Larutan Gula X%
- Parafin liquid

C. CARA KERJA

1. Bersihkan viscometer 6ostwald.


2. Pipetkan cairan ke dalam viskometer dengan menggunakan pipet.
3. Lalu hisap cairan dengan menggunakan pushball sampai melewati 2 batas.
4. Siapkan stopwatch, kendurkan cairan sampai batas pertama lalu mulai
penghitungan.
5. Catat hasil, Dan lakukan penghitungan dengan rumus.
6. Usahakan saat melakukan penghitungan kita menggenggam di lengan yang
tidak berisi cairan.

6
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 1.1
PENENTUAN BOBOT JENIS

Lembar Laporan Hasil Percobaan

Tanggal : Nama :
NIM : Kelas/Gol :

Data Percobaan
Suhu Percobaan :
Volume piknometer :

1. Bobot piknometer kosong = gram


2. Bobot piknometer + air = gram
3. Bobot piknometer + etanol 70% = gram
4. Bobot piknometer + etanol 96% = gram
5. Bobot piknometer + aseton = gram
6. Bobot piknometer + kloroform = gram
7. Bobot pikonometer + larutan gula 10% = gram
8. Bobot pikonometer + larutan gula 20% = gram
9. Bobot pikonometer + larutan gula x % = gram
10. Bobot pikonometer + paraffin likuid = gram

Bobot Zat Massa


No Nama Sampel
1 2 3 Jenis

………………..., ……………..
Mengetahui, Praktikan

………………….. …………………..

7
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

LAPORAN HASIL PERCOBAAN 1.2


PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON
DENGAN VISKOSIMETER OSTWALD

Lembar Laporan Hasil Percobaaan

Tanggal : Nama :

NIM : Kelas/Gol :

Data Percobaan

Bobot Massa Waktu Rerata


No Nama Sampel Viskositas
Zat Jenis 1 2 3 Waktu
1. Etanol 70%
2. Etanol 96%
3. Aseton
4. Kloroform
5. Larutan gula 10%
6. Larutan gula 20%
7. Larutan gula x%
8. Larutan paraffin
likuid

………………..., ……………..

Mengetahui, Praktikan

…………………….. …………………..

8
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 2
PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM

Setelah praktikum mahasiswa diharapkan dapat melakukan dan memahami


konsep pengukuran tegangan permukaan.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa manfaat penentuan tegangan permukaan suatu cairan/larutan?
2. Jika tegangan permukaan suatu bahan berkhasiat besar, apa yang terjadi dan
bagaimana memperbaiki sifat tersebut
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan cairan /larutan?
4. Setelah mengetahui suhu percobaan, maka carilah di literatur nilai tegangan
permukaan akuades (sebagai kontrol) pada suhu tersebut.

B. DASAR TEORI

Definisi fenomena permukaan dan antar muka

1. Tegangan muka dapat didefinisikan sebagai gaya yang terjadi pada permukaan
suatu cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut. Hal ini disebabkan oleh
gaya gaya tarik yang tidak seimbang pada antar muka (interfaces) cairan. Gaya ini
bias segera diketahui pada kenaikan cairanbiasa dalam kapiler dan bentuk
spheris suatu tetesan kecil cairan.
2. Tegangan antar muka (interfasial) adalah tegangan yang diukur pada bidang
matas dua cairan yang saling tidak bias bercampur. Tegangan natar muka ini
penting dalam aspek praktis dan teoritis pada masalah- masalah emulsi.

Tegangan muka memiliki definisi gaya per unit panjang permukaan


(dyne/cm) atau tenaga per unit permukaan kuadrat (erg/cm2) ini dapat dihitung
dengan mengetahui secara pasti gaya yang sama dan berlawanan.
Metoda pengukuran tegangan muka terdapat dalam setiap text standart
Kimia Fisika.

9
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

C. Metoda kenaikan kapiler

Suatu cairan naik dalam kapiler karena gaya tegangan mukanya bekerja pada
sisi-sisi kapiler, lalu bekerja sepanjang perimeter kapiler, dan menurut definisi
diatas, hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Tegangan muka = gaya / 2 µr
Dimana : r adalah jari-jari kapiler
Gaya ini yang menyebabkan cairan naik keatas, secara pasdti dilawan oleh efek
gravitasi yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
2. Efek Gravitasi = µ r2 h d g
Dimana: r adalah jari-jari kapiler, h adalah tinggi kenaikan, d adalah kerapatan
cairan dan g adalah gaya gravitasi
Dengan menyamakan kedua gaya tersebut, didaptkan rumus
Tegangan muka x 2 µ r = µ r2 h d g atau Tegangan muka = ½ r h d g
Catatan:
Sudut yang dibuat dengan kapiler pada permukaannya dapat memodofisir
persamaan tersebut, tetapi secara umum untuk cairan efeknya sedemikian hingga
faktor ini dapat diabaikan. Mengukur jari-jari kapiler merupakan tugas yang sukar
dilakukan, namun kenaikan kapiler cairan yang belum diketahui dengan tegangan
mukanya, kemudian rasio berkut ini dapat digunakan untuk perhitungannya:
tegangan muka (tidak diketahui)(γu) ½ hu. ρu. r. g
=
tegangan muka ( diketahui)(γk) ½ hk. ρk. r. g

γu hu. ρu
=
γk hk. ρk

hu.ρu
γu = γk
hk.ρk

Keterangan: γ = Tegangan Permukaan (dyne/cm)


h = tinggi kenaikan cairan pada pipa kapiler (mm)
ρ = massa jenis (gram/mL)
u = unknown (tidak diketahui / sampel)
k = known (akuades)

10
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

Jadi dengan mengetahui kerapatan cairan-cairan dan tingginya kenaikan dalam


kapiler yang sama, tegangan muka cairan yang belum diketahui dapat ditentukan.

D. ALAT DAN BAHAN

ALAT
- Timbangan
- Piknometer
- Termometer
- Pipa kapiler
- Beaker glass 25 ml
Bahan :
- Akuades
- Aseton
- Sodium Lauril Sulfat 0,005%; 0,01%; 1%dan 3%
- Parafin Cair
- Propilen Glikol
- Etanol 96%

E. CARA KERJA

a. Penentuan massa jenis dari sampel larutan


b. Penentuan tegangan permukaan zat cair
1. Masukan 15mL sampel larutan kedalam beaker glass
2. Ambil pipa kapiler kering. Celupkan pipa kapiler ke dalam gelas berisi cairan
dengan volume tertentu. Catat kenaikan cairan dalam cairan dalam pipa
kapiler
3. Lakukan pengukuran sebanyak 2 kali
4. Bandingkan dengan suhu kamar
5. Tegangan permukaan ditentukan dengan rumus.

11
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

Bobot Jenis h (mm) Tegangan


Sampel Rata2
(gram/mL) 1 2 Permukaan
Air
Aseton
Parafin Cair
Propilen Glikol
Etanol 96%

c. Pengaruh Suhu pada Tegangan Permukaan


1. Siapakan air bersuhu 40, 60 dan 90℃
2. Ambil pipa kapiler kering. Celupkan pipa kapiler ke dalam gelas berisi cairan
dengan volume tertentu. Catat kenaikan cairan dalam cairan dalam pipa
kapiler
3. Lakukan pengukuran sebanyak 2 kali
4. Bandingkan dengan suhu kamar
5. Tegangan permukaan ditentukan dengan rumus.
h (mm) Tegangan
Suhu Air ℃ Rata2
1 2 Permukaan
Suhu Kamar
40
60
80

d. Pengaruh Surfaktan pada tegangan permukaan


1. Siapakan Sodium Lauril Sulfat 0,005%; 0,01%; 1%dan 3%
2. Ambil pipa kapiler kering. Celupkan pipa kapiler ke dalam gelas berisi cairan
dengan volume tertentu. Catat kenaikan cairan dalam cairan dalam pipa
kapiler
3. Lakukan pengukuran sebanyak 2 kali
4. Bandingkan dengan suhu kamar
5. Ulangi pengukuran untuk larutan Tween 80 dengan konsentrasi 0,001%,
0,1%, 2% dan 5%
6. Tegangan permukaan ditentukan dengan rumus.
Konsentrasi h (mm) Tegangan
Rata2
Larutan 1 2 Permukaan

12
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

LAPORAN HASIL PERCOBAAN 2


PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

Lembar Laporan Hasil Percobaan


Tanggal : Nama :
NIM : Kelas/Gol :

Data Percobaan
Massa Tinggi Tegangan
No Nama Sampel Jenis Kenaikan Permukaan
1.
2.
3.
4.
5.

…………………, ……………..

Mengetahui, Praktikan

………………….. …………………..

13
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 3
MIKROMERITIK

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Menghitung ukuran partikel dengan metode pengayakan bertingkat.

B. TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebutkan dan jelaskan secara lengkap metode-metode yang dapat digunakan


untuk menghitung ukuran partikel!
2. Jelaskan pentingnya mengetahui ukuran partikel suatu bahan obat!
3. Jelaskan cara memperkecil suatu partikel!

C. DASAR TEORI

Menurut Dalla Valle, mikromeritik merupakan ilmu dan teknologi yang


mempelajari tentang partikel kecil terutama mengenai ukuran partikel. Ukuran partikel
dalam bidang farmasi sangat penting karena berhubungan dengan kestabilan suatu
sediaan. Ukuran partikel juga menentukan sistem dispersi farmasetik. Ukuran partikel
dapat berkorelasi langsung dengan sifat fisika, kimia dan farmakologi suatu obat.
Dalam tataran klinis ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasan suatu
obat yang diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Keberhasilan formulasi
suspensi, emulsi dan tablet selain dari stabilitas fisik dan respon farmakologi juga
tergantung dari ukuran partikel yang dapat dicapai oleh suatu produk.
Tabel Pembagian Sistem Dispersi Berdasarkan Ukuran Partikel

14
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2022

Ukuran partikel adalah diameter partikel suatu paket sampel, karena


umumnya sediaan obat yang digunakan dalam farmasi mengandung komponen bahan
yang berupa partikel -partikel, baik yang sendirian atau terdispersi sebagai partikel
halus dalam medium yang lain, maka penentuan ukuran partikel (obat) menjadi sangat
menentukan. Pengecilan ukuran partikel hingga batas tertentu sangat menguntungkan,
sejak pembuatan hingga efek obat yang bersangkutan.
Ukuran partikel dapat diperkecil baik dengan metode fisis maupun dengan
metode kimiawi. Prinsip metode kimiawi yang dapat digunakan adalah dengan
pengendapan dari suatu larutan dengan jalan mereaksikan zatdengan zat lain untuk
medapatkan senyawa kimia yang diinginkan dengan bentuk partikel halus.
Pengukuran ukuran partikel biasanya cukup sukar sekali kecuali jika partikel
tersebut mempunyai bentuk yang tetap dan teratur dan hal ini jarang terjadi.
Pengetahuan statistik berguna sekali dalam hal ini dan umumnya mempunyai ukuran
partikel diasumsikan sebgai diameter bola equaivalen.
Metode pengukuran partikel ada bermacam-macam, mulai dari yang
sederhana sampai yang sangat kompleks dan bergantung pada ukuran partikel yang
diselidiki. Beberapa metode yang digunakan adalah mikroskopi, pengayakan,
pengendapan, adsorpsi, permeatri dan pancaran radiasi. Metode yang sederhana
adalah mikroskopi, pengayakan dan sedimentasi.

D. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
a. Neraca analitik
b. Ayakan bertingkat dengan beberapa nomer mesh tertentu
c. Sieve shaker
d. Spatula
e. Kertas perkamen
f. Sikat/Kuas

15
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

2. Bahan
a. Amilum Manihot
b. Lactosum
c. Parasetamol

E. METODE PERCOBAAN

1. Ayakan dibersihkan terlebih dahulu dengan menyikat ayakan secara


perlahan-lahan menggunakan kuas bersih dan kering.
2. Susun beberapa ayakan dengan nomor tertentu berurutan dari atas (nomer
mesh kecil) ke bawah (nomer mesh besar)
3. Timbang kurang lebih 25 gr zat (amilum dan parasetamol) secara seksama
dan tempatkan pada ayakan yang paling atas
4. Serbuk diayak selama kurang lebih 5 menit pada 5 rpm
5. Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan.
6. Dicatat data yang diperoleh dan dihitung nilai % serbuk atau granul yang
tertahan serta hitung ukuran diameter partikel rata-rata dari amilum dan
parasetamol.

16
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

LAPORAN HASIL PERCOBAAN 3


MIKROMERITIK

Lembar Laporan Hasil Percobaan


Tanggal : Nama :
NIM : Kelas/Gol :

Data Percobaan
Nomor Ukuran Bobot Persen bobot Persen
Ayakan diameter tertinggal tertinggal kumulatif
(µm) (gram)

Buat kurva histogram antara:

a. diameter ayakan (µm) versus persentase berat tertahan yang diperoleh

b. diameter ayakan (µm) versus persentase kumulatif

c. lakukan analisis terhadap data yang diperoleh

17
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 4
UJI STABILITAS
A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui prinsip uji stabilitas dipercepat (accelerated study) dan uji


stabilitas jangka panjang (real-time study)

2. Mampu menjelaskan intepretasi data studi stabilitas obat jadi

3. Memahami faktor yang mempengaruhi stabilitas suatu produk obat jadi

TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan manfaat melakukan uji stabilitas produk obat jadi!
2. Sebutkan 3 perbedaan uji stabilitas dipercepat dan uji stabilitas jangka
panjang!
3. Sebutkan faktor yang mempengaruhi stabilitas suatu obat jadi!
4. Sebutkan 5 contoh bentuk ketidak stabilan produk farmasi!
5. Kapan produk obat jadi harus dilakukan studi stabilitas dan studi profil
disolusinya?

B. DASAR TEORI

Uji Disolusi Obat


Sediaan obat terdiri atas bahan aktif (active pharmaceutical ingredients)
dan bahan-bahan tambahan (excipients) sebagai matrix pembawanya. Sediaan
obat diformulasi dengan mempertimbangkan sifat fisikokimia yang berbeda dari
tiap bahan-bahan tersebut dan bertujuan untuk mendapatkan formula yang
optimal sehingga bahan aktif obat dapat dihantarkan kepada pasien dengan kadar
terapeutik yang diinginkan, dalam kondisi paling stabil, dalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan pasien dan dengan cara pemberian obat yang paling nyaman
bagi pasien.
Obat didalam tubuh mengalami proses farmakokinetika berupa absorbsi,
distribusi, metabolisme dan eliminasi. Sebelum suatu bahan aktif obat diabsorpsi
oleh tubuh, bahan obat tersebut harus mengalami liberasi atau pelepasan dari
matrix pembawanya (excipients). Proses pelepasan ini terdiri atas 2 tahap utama,
yaitu tahap disintegrasi (waktu hancur sediaan obat, umumnya digunakan dalam

18
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

formulasi sediaan solida dengan alat disintegration tester) dan tahap disolusi
(kelarutan obat dalam cairan tubuh dengan alat dissolution tester). Tahap
disintegrasi dan tahap disolusi mejadi penting dalam penentuan formula sediaan
obat yang optimal dan menjadi parameter kritis dalam evaluasi sediaan obat,
yaitu menjamin bahan obat dapat mencapai kadar terapeutik yang diinginkan,
sehingga selanjutnya aakan dilakukan penentuan kadar zat terlarut sesuai sifat
fisikokimia obat yang dievaluasi.
1. SIRUP KERING Amoxicillin
Sirup amoxicillin yang telah dilarutkan dengan air dilakukan pengujian
stabilitas produk obat terhadap pH dengan menambahkan asam pada salah
satu botol uji, secara bertahap (sedikit demi sedikit, 1 mL setiap pengamatan)
dan melakukan pengamatan sebagai berikut:
a. Perubahan pH sediaan (hitung pH awal dan pH setiap setelah
penambahan asam). Diamati sebanyak 3 kali selama 3 pekan.
b. Perubahan fisik sediaan.
Tuanglah pada gelas beker agar mudah diamati dan perhitungkanlah
jumlah volume terpindahkan (dapat mengacu pada farmakope atau
ditimbang secara teliti). Bandingkan sirup amoksisilin yang ditambahkan
asam dengan sirup amoksisilin yang tidak dikenai perlakuan.

2. Lakukan Pengujian Stabilitas

a. Realtime stability testing, suhu kamar atau kondisi simpan sesuai


persyaratan simpan yg tercantum pada etiket. Periksa suhu dan % RH
pada lemari simpan (as a real-time chamber), catat pada buku laporan
semetara dan lengkapi jurnal pengujian Anda (tanggal pengamatan dan
suhu temperatur).

b. Accelerated stability testing, kondisi simpan ekstrim sesuai persyaratan


ICH guideline. Periksa suhu dan %RH pada oven pemanas (as a climatic
chamber), catat pada logbook dan lengkapi jurnal pengujian Anda
(tanggal pengamatan dan suhu temperature).

19
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

C. Alat dan Bahan


Alat
- pH meter
- Oven
Bahan
- Sirup amoksisilin kering
- Tablet amoksisilin
- Kapsul amoksisilin
- Asam asetat

20
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

LAPORAN HASIL PERCOBAAN 4


UJI STABILITAS

Lembar Laporan Hasil Percobaan


Tanggal : Nama :
NIM : Kelas/Gol :

Uji Stabilitas Tablet Amoxilin Kapsul Amoxilin Dry Syrup


Amoxilin
Kondisi Stress Room Stress Room Stress Room
Kelembaban

Suhu

Tanggal
Produksi

Tanggal ED

No batch

Pengamatan
visual

21
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 5
DISPERSI KOLOIDAL DAN SIFATNYA

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mengetahui sifat-sifat larutan koloidal.

B. DASAR TEORI

Koloid biasanya dibagi menjadi dua golongan besar, berdasarkan pada


apakah dia disolvatasikan oleh medium pendispersinya atau tidak, atau apakah
dia tidak berinteraksi secara nyata dengan medium, yaitu:
1. Koloid liofilik disolvatasikan oleh solven/pelarut dan sering dinamakan “kolois
yang suka pelarut/solven”
2. Koloid liofobik, kebaikan dari koloid liofilik, yaitu mempunyai afinitas kecil
untuk solvent.pelarut dan sering dinamakan “koloid pembenci pelarut/solven”
Kedua tipe koloid tersebut sama-sama menunjukkan tipe sifat-sifat fisika
yang sama, tapi dapat berbeda cukup jauh dalam perkembangaannya setiap sifat
spesifiknya.
Metoda kondensasi menggabungkan partikel-partikel kecil (ion-ion dan
molekul) untuk membentuk partikel-partikel yang lebih besar yang masuk dalan
jarak ukuran koloidal. Ini biasanya dilakukan dengan jalan mengganti
solven/pelarut atau dengan jalan melakukan reaksi kimia tertentu.
Metoda dispersi Pembuatan system koloid engan cara dispersi dilakukan
dengan memperkecil partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel koloid,
pemecahan partikel-partikel kasar menjadi koloid. Untuk ini dapat digunakan
integrator mekanik seperti “colloid mill”. Seringkali solven/pelarut atau
campuran solven/pelarut dengan zat lain dapat menyebabkan partikel non-
koloidal menjadi koloid. Metode dispersi tipe ini khusus dinamakan peptisasi.
Beberapa logam dapat didispersi dengan koloid arus listrik didalam tabung
alaktronik (electrolytic cell).
Semua dispersi koloidal menunjukan suatu sifat optik yang dikenal sebagai
efek Tyndall. Jika seberkas cahaya diarahkan pada suatu dispersi koloidal, maka
cahaya tersebut akan dipancarkan (scattered) dan suatu berkas sinar atau
kerucut sinar akan terlihat. Karena banyak dispersi sangat menyerupai larutan
sejati, maka sifat tersebut berguna untuk membedakan antara dispersi koloidal
dan larutan sejati. Larutan sejati tidak akan memancarkan cahaya, karena
partikel-partikel yang terdispersi didalamnya begitu kecil sehingga tidak
menimbulkan efek tersebut.
Suatu sifat lain yang menarik dari koloid adalah viskositas. Koloid liofobik
tidak merubah viskositas suatu dispersi, karena dispersi tersebut tidak

22
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

disolvatasikan. Kenaikan kadar dari koloid-koloid semacam itu tidak


mempengaruhi viskositas dai dispersi tersebut. Koloid hidrofilik, sebaliknya,
biasanya menyebabkan suatu kenaikan viskositas secara nyata, karena mereka
berinteraksi dengan molekul-molekul solven/pelarut.
Sifat-sifat stabilitas system liofilik liofobik juga berbeda. Semua dispersi
koloid mempunya muatan listrik. Jika suatu zat atau ion dengan muatan
sebaliknya ditambahkan dalam suatu dispersi koloid, muatan dalam koloid dapat
dihilangkan atau dinetralkan, dan koloid akan mengendap.
Sistem hidrofobik biasnya lebih jelas dipengaruhi oleh elktrolit, sedangkan
system hidrofilik disolvatasiakan atau suatu “cincin pelindung” mengelilingi
koloid hingga membuatnya menjadi kurang peka terhadap ion-ion bermuata
yang berasal dari elektrolit. Salh satu cara untuk menambah stabilitas koloid
hidrofobik ialah dengan penambahan suatu koloid hidrofilik pada system
tersebut. Dalam hal ini koloid hidrofiliknya dinamakan koloid oelindung. Sistem
hidrofilik akan menjadi kurang stabil pada penambahan solven yang polaritasnya
lebih kecil daripada air karena solven-solven tersebut akan bersaing dengan
molekul air dan mendehidrasi kolid.

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
- Beaker glass
- Pipit tetes
- Gelas ukur
- Timbangan analitik
- Waterbath
Bahan :
- NaCl 25%
- Air dingin
- Mucilago gummi arabici 15%
- FeCl3 0,25% dan 0,5%
- Gelatin 0,5%, 1%, 5% dan 10%
- Alkohol 96%

23
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

D. CARA KERJA
a. Pembuatan Larutan Koloid
1. Pembuatan Mucilago gummi arabici 15% sebanyak 50 ml
2. Larutkan 0,25 g dan 0,50g FeCl3 dalam 100 ml air mendidih
3. Buatlah larutan 0,5%, 1%, 5% dan 10% gelatin
b. Pengaruh elektrolit terhadap koloid
1. Ambilah 10 ml mucilago gummi arabici, larutan FeCl3 dan gelatin 0,5%
dan 1% masing-masing dalam beker glass. Tambahkan 2 ml larutan 25%
NaCl secara terus menerus dan catat pada penambahan berapa ml larutan
25% NaCl terjadi endapan pada masing-masing larutan koloidal
2. Ambilah 20 ml larutan 0,5% FeCl3, campurlah dengan 5 ml larutan 10%
gelatin, selanjutnya lakukan percobaan seperti b.1
c. Pengaruh alkohol terhadap Koloid
1. Catatlah berapa ml alkohol 96% yang dibutuhkan untuk mengendapkan
10ml larutan 5% dan 10% gelatin
d. Reversibilitas Koloid
1. Sampel Uapkan 10 ml larutan A.1 dan A.2 hingga kering. Tambahkan 10
ml air dingin, amatilah apa yang terjadi pada setiap larutan koloid
tersebut.

24
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

LAPORAN HASIL PERCOBAAN 5


DISPERSI KOLOID DAN SIFAT-SIFATNYA

Lembar Laporan Hasil Percobaaan


Tanggal : Nama :
NIM : Kelas/Gol :
Data Percobaan

A. Tunujukan pada setiap sediaan, mana yang dibuat menurut metode


kondensasi dan dispersi
Kondensasi Dispersi

B. Pengaruh penambahan elektrolit terhadap koloid


Larutan Koloid mL NaCl yang dipakai Keterangan

C. Pengaruh alkohol terhadap koloid


Larutan Koloid mL NaCl yang dipakai Keterangan

D. Revesibilitas alkohol terhadap koloid


Mucillago Gummi Arabici :
FeCl3 :

………………..., ……………..

Mengetahui, Praktikan

…………………….. …………………..

25
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

PERCOBAAN 6
PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mahasiswa diharapkan dapat menentukan koefisien distribusi (KD) iodium


dalam kloroform dan H2O.
2. Mahasiswa dapat membuktikan hukum Distribusi Nernst

B. DASAR TEORI

Hukum distribusi Nernst menyatakan bahwa bila ke dalam dua pelarut yang
tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut
tersebut, maka akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan tertentu.
Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut
akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah
dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua
pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan
tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi, yang dinyatakan
dengan rumus:
KD = CA/CB
Dimana KD = koefisien distribusi
CA = konsentrasi solut dalam air
CB = konsentrasi solut dalam pelarut organik
Pada persamaan di atas digunakan harga konsentrasi jika larutan dalam
keadaan encer. Harga KD dipengaruhi oleh sifat-sifat zat terlarut dan pasangan
pelarut.

26
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika 2023

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
- Labu Erlenmeyer 25 dan 100 mL
- Corong pisah
- Pipet tetes
- Buret
- Klem dan Statif
- Beaker Glass
- Gelas Ukur
Bahan :
- Akuades
- Kloroform
- Iodium
- Larutan Kanju/amilum
- Na2S2O3 0,1 N
- Aluminium foil

D. CARA KERJA

1. Masukkan dalam labu Erlenmeyer tertutup zat-zat berikut ini: 10mL I2 dalam
air, 10 ml kloroform dan 50 ml akuades
2. Kocok campuran larutan diatas selama 10 menit, agar kesetimbangan
tercapai.
3. Masukkan larutan yang telah di kocok tersebut dalam corong pisah, diamkan
selama 20 menit agar kedua fasa terpisah sempurna.
4. Pisahkan fasa air dengan fasa kloroform. Ambil fasa air dan ukur volumenya
dengan menggunakan gelas ukur.
5. Pindahkan fasa air kedalam Erlenmeyer, tambahkan tetes demi tetes larutan
kanji/amilum hingga terjadi perubahan wana.
6. Lakukan titrasi dengan menggunakan Na2S2O3 0,1 N pada larutan diatas, catat
volume Na2S2O3 0,1 N yang digunakan.
7. Lakukan replikasi sebanyak tiga kali proses 1 – 6 dan lakukan perhitungan
koefisien distribusinya.

27
LAMPIRAN 28
Halaman Cover
LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN 1
PENENTUAN .....

[LOGO UHB]

Disusun oleh :
[NAMA MAHASISWA]
[NIM] / [KELAS ..]

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2023

Halaman Laporan

PERCOBAAN 1
PENENTUAN ...

A. TUJUAN PRAKTIKUM

[Sesuai tujuan praktikum yang akan dilaksanakan]


B. DASAR TEORI
[Berisi teori yang relevan dengan acara praktikum yang akan dilaksanakan
(minimal 2 halaman)]
C. ALAT DAN BAHAN
[Sesuai kebutuhan praktikum yang akan dilaksanakan]
D. CARA KERJA
Pembuatan larutan ...
Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

28
LAMPIRAN 29
Halaman Cover
LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PERCOBAAN 1
PENENTUAN .....

[LOGO UHB]

Disusun oleh :
[NAMA MAHASISWA]
[NIM] / [KELAS ..]
[Dosen Jaga]
[Tanggal Praktikum]

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM SARJANA


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

2023

Halaman Laporan

LAPORAN SEMENTARA (Tujuan, Dasar Teori, Alat dan Bahan, Cara Kerja)
Ditambah ...
A. HASIL
[Berupa hasil pengamatan, hasil perhitungan, atau yang lainnya]
B. PEMBAHASAN
[Setiap tahap percobaan dan hasil percobaan dibahas sesuai teori yang relevan]
C. KESIMPULAN
[Menjawab tujuan praktikum berdasarkan hasil praktikum]
D. DAFTAR PUSTAKA
[Minimal dari 10 pustaka berbeda]
E. LAMPIRAN
[Jika ada dilampiran hasil foto atau gambar yang merupakan hasil percobaan]

29
LAMPIRAN HASIL DAN PEMBAHASAN

30

Anda mungkin juga menyukai