Anda di halaman 1dari 60

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 2

DISUSUN OLEH :
TIM PENYUSUN

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang melimpahkan
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku petunjuk praktikum
Fisika Dasar 2 ini.
Buku petunjuk ini merupakan hasil pengembangan dari buku panduan praktikum
yang telah disusun sebelumnya. Pengembangan yang dilakukan tidak hanya pada isi dan
sistematika buku petunjuk praktikum, akan tetapi menghadirkan satuan acara praktikum
baru. Matakuliah Fisika Dasar 2 merupakan mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa
fisika di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Mataram. Bobot untuk mata
kuliah ini adalah 4 sks, dengan rincian 3 sks untuk kegiatan tatap muka dan 1 sks untuk
kegiatan praktikum.
Dalam pelaksanaan praktikum Fisika Dasar 2 di laboratorium, penekanan dititik
beratkan pada kemampuan mahasiswa dalam melakukan pembuatan elektroskop sederhana
dan teknik mengujianya, merangkai komponen alat percobaan sehingga dapat bekerja
dengan benar, pengukuran besaran fisis dengan berbagai alat/kit percobaan (sebagai
contoh: kit listrik, kit magnet dan kit optik), kemampuan dalam mengolah data percobaan
serta menginterpretasikan data hasil percobaan. Karena itulah diperlukan sebuah buku
petunjuk yang berisikan serangkaian instruksi praktikum yang dapat membimbing dan
membina mahasiswa dalam memahami dan mengembangkan konsep-konsep dasar fisika
melalui pengamatan langsung. Sehingga pada akhirnya antara materi Fisika Dasar 2 yang
diberikan pada saat perkuliahan dan materi praktikum bersesuaian satu dengan yang lain.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu
penyusunan buku petunjuk praktikum Fisika Dasar 2 ini. Harapan kami, semoga buku ini
dapat menyumbangkan sesuatu bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pelaksanaan
praktikum Fisika Dasar 2 di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Mataram.

Mataram, 05 Maret 2020

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................................................. iii

Tata Tertib Praktikum............................................................................................................. iv

Petunjuk Penulisan Laporan Praktikum............................................. ................................... vi

Petunjuk Praktikum

Percobaan A Elektroskop Sederhana...................................................................................... 1

Percobaan B Uji Elektroskop Sederhana................................................................................ 3

Percobaan C Interaksi Muatan Listrik.................................................................................... 15

Percobaan E Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus......................................................... 24

Percobaan F Kapasitor dan Reaktansi Kapasitif.................................................................... 30

Percobaan G LASER dan Difraksi Celah Sempit.................................................................. 34

Percobaan H Sifat Lensa dan Pembentukan Bayangan.......................................................... 39

Percobaan I Arus Eddy......................................................................................................... 44

Percobaan J Cincin Thompson............................................................................................... 47

Percobaan K Transformator.................................................................................................... 50

Lampiran

Lampiran I Sampul Muka Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Tiap Percobaan........... 53

Lampiran II Sampul Muka Laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar 2 .......................... 54

iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan dapat mengikuti praktikum bila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
 Terdaftar pada KRS.
 Berpakaian yang rapi dan sopan. Tidak dibenarkan memakai kaos tanpa kerah
(T-shirt) atau celana pendek.
2. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, praktikan yang
terlambat lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari
tersebut.
3. Praktikan harus memahami apa yang akan dikerjakan dalam praktikum yang akan
dilaksanakan dan menyerahkan tugas pendahuluan untuk praktikum yang akan
dilakukan.
4. Ketika memasuki laboratorium, praktikan:
 Harus tenang, tertib dan sopan.
 Dilarang membawa makanan, minuman, rokok dan barang lain yang tidak
diperlukan. Tas, jaket dan alat hitung diletakkan pada tempat yang telah
ditentukan.

B. Selama Praktikum
5. Praktikan dapat memulai praktikum setelah lulus tes pendahuluan dan mendapat
petunjuk serta persetujuan dari asisten yang bersangkutan untuk merangkai alat
percobaan.
6. Praktikan diwajibkan menulis semua perangkat praktikum (alat-alat yang
dibutuhkan selama praktikum) pada formulir peminjaman alat dan
menyerahkannya kepada petugas laboratorium.
7. Praktikan diwajibkan memeriksa kelengkapan alat-alat yang dipinjamkannya pada
saat serah terima alat.
8. Selama praktikum berlangsung, praktikan:
 Dilarang meninggalkan ruangan tanpa seijin asisten atau penanggung jawab
harian.
 Harus dapat menjaga keselamatan diri, alat-alat, kebersihan laboratorium dan
ketertiban.
 Dilarang menggangu atau membantu kelompok lain.
 Harus dapat memperoleh data dari hasil percobaan sendiri, bila menyalin data
dari pihak lain, maka praktikum hari tersebut dinyatakan gagal.
9. Praktikan harus mengganti alat-alat yang rusak atau hilang selama praktikum
berlangsung dengan alat yang sama, sebelum melanjutkan praktikum minggu
berikutnya.

iv
C. Selesai Praktikum
10. Setelah percobaan selesai dan disetujui asisten, praktikan:
 Melaporkan kelengkapan dan merapikan peralatan yang digunakan kepada
asisten yang bersangkutan.
 Mengembalikan semua perangkat praktikum (alat-alat yang digunakan selama
praktikum) dan harus sesuai dengan daftar barang yang dipinjam kepada
petugas laboratorium.
 Menuliskan data percobaan dengan sesungguh-sungguhnya.
 Meminta tanda tangan/ paraf asisten pada lembar data pengamatan dan kartu
praktikum.
 Dapat meminta keterangan atau cara pengolahan dan penganalisaan data
kepada asisten yang bersangkutan.

D. Ketentuan Lain
11. Bagi praktikan yang tidak hadir/ gagal:
 Dapat melakukan praktikum susulan pada jadwal pengulangan yang telah
ditentukan
12. Bagi praktikan yang sakit, dapat menunjukkan surat keterangan dari dokter dan
orang tua, dan surat ini diberikan pada paling lambat pada saat melaksanakan
praktikum minggu berikutnya. Melampaui batas waktu tersebut, surat
dinyatakan tidak berlaku lagi dan praktikan dinyatakan gagal
13. Bagi praktikan yang sudah gagal / tidak ikut praktikum sebanyak 3 kali
berturut-turut dinyatakan tidak lulus dan diulang pada semester berikutnya.
14. Praktikan dapat diberikan peringatan, dikeluarkan ataupun digagalkan jika
melanggar tata tertib ini.
15. Tata tertib ini untuk dilaksakanan dengan penuh kesadaran.

Mataram, 9 Maret 2020

Kepala Laboratorium Pendidikan Fisika

v
PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

I. Tujuan Percobaan
Tujuan apa yang ingin dicapai dalam percobaan.
II. Landasan Teori
Teori yang mendasari percobaan diuraikan secara singkat namun jelas, kejelasan
uraian akan sangat bertambah bila disertai dengan gambar, rangkaian, skema dan
lainnya. Isi dari landasan teori ini dapat digunakan untuk mendukung pembahasan
dari hasil percobaan.
III. Alat dan Bahan
Sesuai dengan peralatan yang digunakan pada saat praktikum.
IV. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan disusun secara sistematik, jelas agar mudah dipahami dan
ditulis dalam bentuk paragraf , sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan.
V. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh selama praktikum diolah sesuai dengan petunjuk pengolahan
data pada tiap satuan acara praktikum.
VI. Pembahasan
Hasil percobaan dibahas dan dibandingkan dengan literatur atau teori yang relevan
dengan percobaan.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan disesuaikan dengan tujuan percobaan.

Daftar Pustaka
Berisi daftar literatur yang digunakan dalam menyusun laporan praktikum.

Lampiran
Berisi data-data yang diperoleh pada saat percobaan (laporan sementara) dan lampiran-
lampiran lain yang dianggap perlu.

vi
LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN A ELEKTROSKOP SEDERHANA

Tujuan: membuat elektroskop secara mandiri dengan menggunakan alat dan bahan
sederhana yang ada di sekitar.

1. Pendahuluan
Elektroskop adalah sebuah instrumen (alat) yang dipergunakan untuk mendeteksi
keberadaan listrik statik. Instrumen ini terdiri dari dua buah daun logam tipis (selanjutnya
disebut daun elektroskop) yang digantungkan pada batang logam, seperti yang ditunjukan
pada Gambar 1a. Ketika batang logam ini didekatkan dengan sumber listrik statik,
beberapa elektron yang berada di batang akan terdorong ke daun (jika sumber listriknya
adalah negatif) atau tertarik dari daun ke batang logam (jika sumbernya bermuatan positif).
Kedua cara tersebut, membuat daun elektroskop menjadi bermuatan, baik muatannnya
sama dengan sumber listrik statisnya (benda yang didekatkan dengan batang logam
elektroskop) atau ditolak jika muatannya sejenis. Besarnya simpangan daun ini membuka
(mengembang) adalah sebanding dengan jumlah muatan dari sumber listrik tersebut.

(a) (b)
Gambar 1. Sebuah model elektroskop sederhana (a) yang terdiri dari batang logam (1)
dan daun logam tipis (2). Membuka (atau menutupnya) daun elektroskop sebanding
dengan jumlah muatan dari sumber listrik pada jarak tertentu (b).

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 1


2. Percobaan

2.1 Prosedur Percobaan

a. Buatlah sebuah elektroskop dengan menggunakan bahan-bahan sederhana.


b. Tuliskan bahan dan alat yang Anda gunakan untuk membuat elektroskop tersebut
pada bagian alat dan bahan percobaan (dalam bentuk paragraf).
c. Tuliskan secara sistematis elektrostop sederhana yang Anda buat (dalam bentuk
kalimat dalam beberapa paragraf.

3. Petunjuk Praktikum
3.1 Hasil Percobaan
Potretlah elektroskop yang Anda buat. Kemudian tampilkan dalam bagian hasil
percobaan pada laporan praktikum Anda.

3.2 Pembahasan
1. Bahas tentang bagian-bagian dari elektroskop yang Anda buat, dan jelaskan
fungsinya.
2. Jelaskan kesulitan yang Anda temui dan rasakan ketika membuat elektroskop
sederhana tersebut. Kemudian tuliskan cara dan saran Anda untuk mengatasi
kesulitan tersebut.

Daftar Pustaka
Lab: Making an Electroscope,
http://sctritonscience.com/Wilson/physics/worksheets/Electricity%20and%20Mag/lab%20
making%20an%20electroscope.pdf (diakses tanggal 12 Oktober 2013).

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 2


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN B UJI ELEKTROSKOP


SEDERHANA

Tujuan: untuk mengerti dan mendemonstrasikan tiga metode memberi muatan suatu
benda dan menguji elektrostroskop sederhana yang telah dibuat untuk
mendeteksi muatan listrik.

1. Pendahuluan

Bagaimana batang polietilen dapat bermuatan negatif, setelah batang tersebut


digosokkan pada kain wool?. Dan mengapa kain wool tersebut dapat bermuatan positif?.
Dari manakah muatan itu berasal?. Bagaimana kita dapat mendeteksi jenis muatan dari
suatu benda?. Pertanyan-pertanyaan tersebut dapat Anda temukan jawabannya setelah
Anda melakukan percobaan ini. Pengetahuan mengenai cara benda diberi muatan
merupakan prasyarat yang Anda harus miliki untuk dapat menjelaskan hasil pengamatan
dalam percobaan ini.

2. Landasan Teori

Benda tersusun atas atom-atom. Atom terdiri atas inti atom ( berisi proton dan
neutron) dan elektron. Jika jumlah elektron dan potron sama, maka secara umum muatan
dari benda tersebut adalah netral. Ketika atom memiliki jumlah elektron yang lebih banyak
atau lebih sedikit dari jumlah proton, maka total muatan dari benda tersebut akan berubah,
tergantung dari jumlah elektron yang dimilikinya. Jika jumlah elektron lebih banyak dari
proton (kelebihan elektron), maka benda akan bermuatan negatif. Sebaliknya, jika jumlah
elektron lebih sedikit dibandingkan proton (kekurangan elektron), maka benda tersebut
akan bermuatan positif.
Jika Anda menggosok batang polietilen dengan kain wooll. Elektron akan tertarik
dari kain wool ke batang polietilen tersebut. Kain akan kekurangan elektron dari keadaan
awalnya. Hal ini akan menjadikan batang bermuatan negatif dan kain bermuatan positif.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 3


Dengan cara menggosok (atau menggesek), muatan listrik tidak diciptakan. Akan tetapi,
proses ini hanyalah perpindahan elektron dari satu benda ke benda lain.
Benda memiliki kecenderungan untuk mendapatkan atau kehilangan elektron.
Urutan kecenderunngan tersebut dapat dirujuk (dilihat) pada deret tribolistrik (triboelectric
series). Untuk menggunakan deret ini, pertama Anda harus mengetahui benda apa yang
akan Anda gosokkan. Benda yang berada paling dekat dengan posisi teratas dari daftar
benda tersebut memiliki peluang lebih besar untuk kehilangan elektron, sehingga benda
tersebut akan bermuatan positif. Sedangkan, benda lain yang berada lebih dekat dengan
posisi terendah dari daftar tersebut, akan bermuatan negaitf. Deret tribolistrik ditunjukkan
pada Gambar 1.

Tangan manusia  Lebih positif


Asbestos
Bulu kelinci
Kaca
Mika
Rambut manusia
Nilon Kecenderungan untuk mendapatkan
Kain wol muatan positf
Bulu
Timah
Sutera
Aluminum
Kertas
Kapas NOL
Baja
Kayu
Amber
Lilin
Karet keras
MYLAR
Nikel, tembaga
Perak
UV Resist
Kuningan
Emas, platinum
Belerang
Asetat, rayon Kecenderungan untuk mendapatkan
Poliester muatan negatif
Styrene (Styrofoam)
Orlon
Acrylic
Saran
Poliureta
Polietilen
Polipropilin
Vinyl (PVC)
Silikon
Teflon  Lebih negatif
Karet silikon
Gambar 1. Deret listrik statis (deret tribolistrik), [Adam K., 1987).

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 4


Isolator adalah benda yang tidak mudah menghantarkan aliran elektron. Contoh
benda (material) isolator adalah kayu, kaca dan karet. Isolator dapat diberi muatan dengan
cara menggosok (menggesekkan). Hanya daerah yang digosok saja yang bermuatan,
muatan tidak dapat berpindah ke daerah lain pada benda. Berbeda dengan benda
konduktor, dimana elektron dengan bebas bergerak dalam benda. Dengan metode ini,
isolator tidak terlalu mudah untuk diberi muatan.
Metode lain untuk memberi muatan pada material konduktor adalah dengan cara
induksi dan konduksi. Memberi muatan pada benda dengan cara konduksi mensyaratkan
adanya kontak (sentuhan) langsung antara kedua benda. Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2, ketika material logam bermuatan disentuhkan ke batang logam netral, beberapa
muuatan positif akan berpindah ke logam yang tidak bermuatan (netral). Elektron dalam
batang logam netral akan berpindah dalam arah yang berlawanan dengan pergerakan
muatan positif. Muatan positif dapat bergerak dengan bebas ke berbagai daerah dalam
batang logam.

(a) Batang logam netral. (b) Batang logam dimuati (diberi muatan) melalui
sentuhan (kontak).

Gambar 2. Pemberian muatan pada batang logam netral. Batang logam akan
mendapatkan muatan positif melalui kontak dengan benda bermuatan positif. Elektron
akan bergerak berlawanan arah dengan gerak muatan positif.

Kontak benda bermuatan dengan isolator


menyebabkan adanya pemisahan muatan pada
permukaan material isolator dan menghasilkan
penataan kembali muatan dalam individual
molekul hanya pada daerah tertentu pada material
isolator, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Perhatikan bahwa muatan tidak dapat bergerak
dengan bebas pasa material isolator dan isolator
tidak dapat dimuatani dengan kedua cara tersebut, Gambar 3. Benda bermuatan di kiri
akan menginduksi muatan pada
baik konduksi dan induksi. permukaan isolator, [Halliday dkk].

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 5


Metode ketiga untuk memberi muatan benda adalah dengan cara induksi.
Material konduktor dapat pula dimuati dengan cara ini. Pertimbangkan batang logam yang
diletakkan pada pemegang isolator dan dihubungkan ke tanah (diketanahkan) dengan
kabel, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4a. Ketika batang bermuatan negatif
didekatkan ke batang logam tersebut, ini menyebabkan adanya pemisahan muatan dalam
batang logam. Daerah dalam batang logam yang letaknya berdekatan dengan batang logam
bermuatan akan memperoleh kelebihan muatan positif, sedangkan daerah yang jauh
dengan batang bermuatan akan mendapatkan kelebihan muatan negatif yang jumlahnya
sama. Elektron pada bagian kanan dari batang metal akan bergerak turun ke tanah, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 4b. Jika kabel ke tanah tersebut dipotong, elektron tidak
akan bergerak kembali ke atas batang logam. Memindahkan benda bermuatan negatif
sejauh mungkin dari batang logam, menyebabkan batang logam menjadi bermuatan positif,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4c. Jika kabel tersebut tidak dipotong, kemudian
material bermutan tersebut dipindahkan (digerakkan menjauh) dari batang logam
menyebabkan muatan negatif dalam kawat bergerak balik ke batang logam dan menjadikan
batang logam menjadi netral.

Gambar 4. Pemberian muatan pada batang logam dengan metode induksi. (a) Sebuah
batang logam netral terhubung ke tanah melalui kawat, (b) benda bermuatan negatif
didekatkan ke batang logam dan menyebabkan pemisahan muatan di batang logam, (c)
ketika kawat ke tanah dipotong dan benda bermuatan negatif dijauhkan dari logam, hal itu
menyebabkan batang logam akan bermuatan positif, [Giancolli D].

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 6


Sebuah elektroskop adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi biaya pada
material. Komponen pada elektroskop yang menunjukkan adanya muatan listrik adalah
daun emas. Sebuah elektroskop dapat dilengkapi oleh elektroda logam yang berada pada
bagian atas elektroskop, daun emas, batang logam dengan isolator, skala yang memiliki
berbagai tingkat 0° - 90° x 5°, badan elektroskop, soket 4mm untuk landasan, jendela kaca
dan dasar, seperti ditunjukkan pada Gambar.5.

Gambar 5. Sebuah elektroskop terdiri dari komponen-komponen berikut


① elektroda logam di atas elektroskop, ② daun emas, ③ logam batang,
④ skala 0° -90° x 5°, ⑤ badan elektroskop, ⑥ soket 4mm untuk landasan,
⑦ jendela kaca dan ⑧ dasar elektroskop, [Pudak Scientific].

Elektroskop juga dapat diberi muatan, baik dengan cara induksi dan maupun
konduksi (kontak). Untuk memberi muatan negatif pada elektroskop dengan metode
konduksi, ujung batang akhir batang ambar (dihasilkan dari menggosokkan batang
tersebut ke bulu) disentuhkan pada bagian atas elektroskop. Kelebihan elektron pada
batang akan ditolak oleh elektron bebas padda bagian atas dan batang logam dari
elektroskop. Elektron-elektron yang tertolak tersebut akan bergerak sejauh mungkin dari
batangan, dan berakhir pada daun emas. Kemudian muatan yang berada pada daun akan
menjadi lebih negatif. Jika muatan awal dari elektroskop tersebut adalah negatif, maka
besarnya muatan pada daun yang berada dalam elektroskop akan semakin meningkat,
sehingga daun agak bergerak melebar (menjauhi batang logam). Di sisi lain, jika muatan
awal (asli) dari elektroskop adalah positif, maka besarnya muatan pada daun tersebut akan
berkurang, dan kemudian diikuti dengan daun bergerak mendekati batang logam. Aturan
umumnya adalah penyimpangan dari daun emas akan meningkat jika muatan awal (asli)

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 7


dari elektrokop sama dengan muatan dari batang logam (batang logam bermuatan) yang
disentuhkan ke elektroda logam (bagian atas) dari elektroskop.
Untuk memberi muatan positif ke elektroskpo dengan cara induksi, batang yang
bermuatan negatif didekatkan ke salah satu sisi dari bagian atas elektroskop, (lihat Gambar
6a). Pada waktu yang bersamaan, sentuhlah elektroda logam tersebut pada sisi yang
berlawana dengan batang logam bermuatan tersebut. Jika Anda mendekatkan batang
bermuatan dari sisi kiri, maka sentuhkan sisi kanan dari elektroda logam, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 6b). Batang yang bermuatan negatif menyebabkan terjadinya
sedikit pengkutuban (polarisasi) pada elektoda, dengan muatan positif pada bagian menjadi
tertarik ke batang. Ketika Anda menyentuh bagian atas, elektron akan bergerak dari
elektrokop ke tanah melalui tubuh Anda. Jika batang bermuatan tersebut dijauhkan dari
elektroda, daun bergerak menjauhi batangan dan elektroskop menjadi bermuatan positf,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6c-d.

Gambar 6. Sebuah elektroskop diberi muatan dengan cara induksi, (a) batang bermuatan
negatif didekatkan satu sisi di atas elektroskop, (b) sentuh bagian atas elektroskop di sisi
berlawanan dari batang dikenakan, (c) batang bermuatan dijaukan dari elektroda dan (d)
elektroskop menjadi bermuatan positif, [Pudak Scientific].

Percobaan ini mungkin tidak bekerja dengan baik, jika kondisi ruangan lembab.
Kelembaban memungkinkan mencegah terbentuknya muatan listrik melalui proses
konduksi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah untuk membersihkan
dan mengeringkan batangan dan kain wol.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 8


3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan

Elektroskop sederhana dipergunakan dalam percobaan ini. Alat dan bahan yang
dibutuhkan antara lain sebuah elektroskop sederhana yang telah Anda buat pada percobaan
sebelumnya, sebuah bilah polietilen, sebuah bilah selulosa asetat, selembar kain wol,
sebuah balon karet, sebuah batang kaca, sebuah pensil, sebuah penghapus, selembar kertas
dan sekeping koin uang logam.

3.2 Prosedur Percobaan

1. Gosoklah bilah polietilen dengan kain wol. Ini akan membuat bilah polietilen
bermuatan .................. dan kain wol bermuatan ................. . Sentuhkan bilah
polietilen ke bagian atas elektroskop. Amati daun emas yang berada dalam
elektroskop dan catat apa yang terjadi ke dalam tabel data pengamatan.
2. Jauhkan polietilen dari elektroskop. Amati daun emas pada elektroskop dan catat
dalam tabel apa yang terjadi.
3. Sentuh bagian atas dari elektroskop dengan jari Anda dan amati kembali daun emas
dalam elektroskop, serta catat dalam tabel apa yang terjadi.
4. Gosoklah bilah polietilen dengan kain wol. Dekatkan bilah polietilen ke bagian atas
elektroskop, tetapi jangan sampai tersentuh. Amati daun pada elektroskop dan
catat dalam tabel apa yang terjadi.
5. Jauhkan bilah polietilen dari elektroskop. Amati daun emas. Catat dalam tabel
pengamatan.
6. Sentuh bagian atas elektroskop dengan jari Anda dan amati lagi daun pada
elektroskop. Catat apa yang terjadi.
7. Ulangi kembali langkah 1 – 6, dengan menggunakan bilah selulosa asetat.
8. Gosoklah bilah selulosa asetat dengan kain wol. Ini akan membuat bilah selulosa
asetat bermuatan .................. dan kain wol bermuatan ................. . Sentuhkan bilah
selulosa asetat ke bagian atas elektroskop. Amati daun emas yang berada dalam
elektroskop dan catat apa yang terjadi ke dalam tabel data pengamatan.
9. Jauhkan bilah selulosa asetat dari elektroskop. Amati daun emas pada elektroskop
dan catat dalam tabel apa yang terjadi.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 9


10. Sentuh bagian atas dari elektroskop dengan jari Anda dan amati kembali daun emas
dalam elektroskop, serta catat dalam tabel apa yang terjadi.
11. Gosoklah bilah selulosa asetat dengan kain wol. Dekatkan bilah selulosa asetat ke
bagian atas elektroskop, tetapi jangan sampai tersentuh. Amati daun pada
elektroskop dan catat dalam tabel apa yang terjadi.
12. Jauhkan bilah selulosa asetat dari elektroskop. Amati daun emas. Catat dalam tabel
pengamatan.
13. Sentuh bagian atas elektroskop dengan jari Anda dan amati lagi daun pada
elektroskop. Catat apa yang terjadi.
14. Coba sentuhkan bagian atas elektroskop dengan beberapa benda bermuatan (seperti
balon dan batang kaca yang digosokkan pada kain wol) dan dengan beberapa benda
seperti pensil penghapus, kertas dan koin uang logam. Amati daun dalam
elektroskop dan catat apa yang terjadi dalam Tabel 2.

3.3 Lembar Pengamatan

Tabel 1. Lembar pengamatan dari daun emas elektroskop.


Nomor Kegiatan Pengamatan pada daun
langkah elektroskop
percobaan
1 Bilah polietilen yang telah digosok
disentuhkan ke elektroskop.
2 Setelah disentuh, jauhkan bilah
polietilen dari elektroskop.
3 Jari disentuhkan ke elektroskop.
4 Bilah polietilen yang telah digosok
didekatkan ke elektroskop.
5 Bilah polietilen dijauhkan dari
elektrokop.
6 Jari disentuhkan ke elektroskop.
8 Bilah selulosa asetat yang telah
digosok disentuhkan ke elektroskop.
9 Setelah disentuhkan, bilah selulosa
asetat dijauhkan dari elektroskop.
10 Jari disentuhkan ke elektroskop.
11 Bilah selulosa asetat yang telah
digosok didekatkankan ke
elektroskop.
12 Bilah selulosa asetat yang telah
digosok dijauhkan dari elektroskop.
13 Jari disentuhkan ke elektroskop.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 10


Tabel 2. Lembar pengamatan tambahan dari daun emas dalam elektroskop
Benda Pengamatan daun elektroskop
Balon yang telah digosok disentuhkan ke elektroskop.
Penghabus (setip) yang telah digosok disentuhkan ke
elektroskop.
Pensil yang telah digosok disentuhkan ke elektroskop.
Penghapus disentuhkan ke elektroskop.
Kertas disentuhkan ke elektroskop.
Koin uang logam disentuhkan ke elektroskop.

4.1.2 Analisa

1. Jelaskan apa yang terjadi pada bilah polietilen setelah bilah tersebut digosokkan
dengan kain wol?.
2. Anggap jika setelah bilah polietilen digosokkan dengan kain, bilah tersebut menjadi
bermuatan negatif. Pada keadaan ini, apakah bilah tersebut kelebihan atau
kekurangan elektron?. Apakah ini contoh dari proses gesekan, sentuhan atau
induksi?.
3. Dalam langkah percobaan pertama (1), melalui metode apakah elektroskop diberi
muatan?. Apakah daun emas menjadi bermuatan lebih positif atau negatif?.
4. Mengapa daun elektroskop seperti itu, setelah bilah polietilen bermuatan dijauhkan
darinya (langkah kedua)?.
5. Apa yang terjadi pada elektroskop bermuatan jika jari Anda menyentuh elektroskop
tersebut (langkah 3)?. Apakah elektroskop kelebihan atau kekurangan elektron?.
6. Mengapa daun elektroskop berkelakuan seperti itu, setelah polietilen didekatkan ke
elektroskop (langkah 4)?. Apakah elektron pada polietilen berpindah ke dalam
elektroskop?.
7. Mengapa daun elektroskop berkelakuan seperti itu, setelah polietilen bermuatan
dijauhkan darinya (langkah 5)?.
8. Apa yang terjadi ketika bilah selulosa asetat disentuhkan ke elektroskop (langkah
8)?.
9. Jelaskan apa yang terjadi ketika bilah asetat didekatkan dan dijauhkan dari
elektroskop (langkah 11 dan 12)?.
10. Dengan metode apakah, elektroskop diberi muatan (pada langkah 11)?.Bandingkan
ketiga metode pemberian muuatan tersebut terhadap perpindahan dari elektron.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 11


11. Lengkai gambar dari bilah polietilene dan daun elektroskop dengan muatan positif dan negatif, dan arah dari penyimpangan daun
elektroskop.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 12


12. Lengkapi gambar dari bilah selulosa asetat dan daun elektroskop dengan muatan positif dan negatif, dan arah dari penyimpangan daun
elektroskop.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 13


5. Pertanyaan

1. Jelaskan tiga tipe dari perilaku material dan berilah masing-masing contohnya.

2. Jelaskan tiga cara memuatai (memberi muatan pada) benda (material).

3. Jelaskan tentang deret listrik statis (deret tribolistrik).

4. Jelaskan fungsi dari elektroskop.

Daftar Pustaka

Adam K. Charles. 1987. Nature´s Electricity.


(online):http://www.eskimo.com/~billb/emotor/tribo.txt
Electrostatics Charge and Force. (online): http://dtc.pima.edu/~hacker/physics-
labs/physics216-lab/physics216-lab-archives/physics216-experiment1.pdf.
Giancolli. D. C, Physics Principles with Applications, Sixth Edition.
Halliday, Resnick, Walker: Fundamentals of Physics, 6th Edition.
Buku Petunjuk Kit Listrik Statik , Pudak Scientific Bandung.
Physical Scientific Lab. Manual, Investigation 20B Charging Objects, Pearson Education,
Inc., publising as Pearson Prentice Hall.
(online):https://staff.rockwood.k12.mo.us/langenbacherjonathon/PhysicalScience/D
ocuments/Unit%208%20%28Electricity%29/lab.pdf

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 14


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN C INTERAKSI MUATAN LISTRIK

Tujuan: untuk menyelidiki interaksi muatan listrik antara dua buah benda bermuatan.

1. Pendahuluan
Pernahkan Anda melakukan percobaan sederhana berikut ini?. Didihkan air dengan
menggunakan pemanas listrik, Anda akan mendapatkan sejumlah uap air yang keluar dari
bibir pemanas tersebut. Gosoklah sebuah balon ke rambut Anda, kemudian dekatkan balon
tersebut ke uap air. Apakah yang terjadi?.

2. Landasan Teori

Benjamin Franklin (1706 – 1790), adalah ilmuwan pertama yang memberikan


penandaan simbol “+” dan “-“ untuk dua buah muatan. Simbol untuk muatan positif adalah
“+” dan muatan negatif “-“. Jika sebuah plastik penggaris digosokkan ke kulit bulu, dan
penggaris tersebut digantungkan pada seutas tali nilon, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 1. Ketika penggaris lain yang telah digosok didekatkan dengan penggaris yang
digantung tadi, maka kedua penggaris tersebut saling menolak. Mengapa mereka saling
menolak satu dengan lainnya?.

Gambar 1. Dua buah penggaris yang bermuatan saling tolak menolak satu dengan lainnya,
[Giancolli].

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 15


Ketika batang kaca yang telah digosok dengan kain sutera, kemudian didekatkan ke batang
kaca yang juga telah digosok, maka keduanya juga saling tolak menolak, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Dua buah batang kaca yang bermuatan juga saling tolak menolak jika
didekatkan, Giancolli].

Di lain pihak, jika batang kaca bermuatan didekatkan dengan penggaris plastik
bermuatan, kedua material bermuatan tersebut akan saling tertarik satu dengan lainnya,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Batang kaca bermuatan menarik penggaris plastik bermuatan, Giancolli].

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggaris plastik dan batang


kaca berbeda keadaan kelistrikannya. Kesimpulan dari percobaan sederhana ini adalah jika
kedua benda memiliki muatan yang sejenis maka keduanya akan saling tolak menolak, dan
jika tidak sejenis akan saling tarik menarik. Akan tetapi, bagaimanakah cara
mendefisinikan benda tersebut sejenis atau tidak sejenis?.

Berdasarkan pendapat dari Franklin, maka muatan listrik dari penggaris plastik
disebut bermuatan negatif dan batang kaca disebut bermuatan positif. Sehingga benda yang

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 16


ditolak oleh penggaris bermuatan tersebut merupakan benda bermuatan negatif. Sebaliknya
semua benda yang ditolak oleh batang kaca, merupakan benda bermuatan positif.

3. Percobaan

3.1 Alat dan Bahan

Bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah 2 bilah polietilen, 2 bilah
asetat selulosa, 1 buah kain wol (baju berbahan wol), 1 bola polistirene. Sedangkan
alat yang dipergunakan adalah 1 rol tali (benang) nilon, 1 buah kawat penggantung
bilah dan 1 set statif .

3.2 Prosedur Percobaan


1. Gantungkan tali nilon pada batang penggantung, dan hubungkan dengan kawat
penggantung, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Letakkan bilah polietilene
(namai sebagai bilah X) pada kawat.

Gambar 4. Rangakaian alat untuk percobaan interaksi listrik. Gerakkan bilah Y


mendekati bilah X yang digantungkan pada kawat, tetapi kedua bilah jangan
disentuhkan.

2. Gosokkan salah satu sisi bilah polietilene ke baju berbahan wol (atau kain wol).
3. Gosok pula salah satu sisi dari bilah selulosa asetat dengan kain wol (namai bilah
ini sebagai bilah Y).
4. Gerakkan salah satu sisi dari bilah Y yang telah digosok mendekati sisi bilah X
yang telah digosok tadi.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 17


5. Amati bilah X. Apakah kedua bilah tersebut saling tolak menolak atau tarik
menarik? Catat apa yang terjadi dalam tabel data pengamatan.
6. Sentuhlah satu sisi kedua bilah bermuatan dengan jari Anda. Tindakan ini bertujuan
untuk menetralkan muatan pada sisi bilah tersebut.
7. Ganti bilah polietilene dengan bilah selulosa asetat pada kawat penggantung.
8. Gosok salah satu sisi dari bilah X dan Y dengan menggunakan kain wol.
9. Gerakkan sisi bilah X yang telah digosok mendekati sisi bilah Y yang telah
digosok.
10. Amati bilah Y. Apakah keduanya saling tarik menarik atau tolak menolak?. Catat
yang terjadi dalam tabel pengamatan.
11. Sentuh sisi yang bermuatan dari kedua bilah dengan jari Anda.
12. Kembali, gosoklah sisi bilah Y dengan kain wol. Bilah Y tetap digantung pada
kawat.
13. Ambil bilah selulosa lainnya (namai sebagai bilah Q). Gosok salah satu sisinya
ddengan kain wol.
14. Pindahkan sisi bilah Q yang telah digosok tadi mendekati bilah Y yang telah
digosok pula.
15. Amati bilah Y. Apakah keduanya saling tarik menarik atau tolak menolak?. Catat
yang terjadi dalam tabel pengamatan.
16. Sentuh sisi yang bermuatan dari kedua bilah dengan jari Anda.
17. Ganti bilah Y dengan bilah X pada kawat penggantung.
18. Gosok salah satu sisi bilah X dengan menggunakan kain wol.
19. Ambil bilah polietilene lainnya (namai sebagai bilah P) dan gosok bilah P dengan
menggunakan kain wol.
20. Gerakkan sisi bilah P mendekati bilah X yang telah digosok.
21. Amati bilah X. Apakah keduanya saling tarik menarik atau tolak menolak?. Catat
yang terjadi dalam tabel pengamatan..
22. Sentuh sisi yang bermuatan dari kedua bilah dengan jari Anda.
23. Gantunglah tali nilon di batang penyangga/ penggantung, dan gunakan lem
adhesive untuk merekatkan bola polistirene, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 18


Gambar 5. Susunan alat dan bahan pada percobaan interaksi muatan listrik.
Gerakkan bilah polietilene mendekati bola polistirene.

24. Gosok bila polietilene dengan kain wol.


25. Gerakkan bilah polietilene, mendekati bola polistirene, tetapi jangan sampai
tersentuh.
26. Amati bola dan catat apa yang terjadi dalam tabel data.
27. Sekarang, sentuhkanlah bolah polietilene ke bola.
28. Jauhkan bilah polietilene dari bola, kemudian dekatkan kembali, tapi jangan
samapai menyentuh dan jangan terlalu dekat dengan bola.
29. Amati bola dan catat apa yang terjadi dalam tabel data.
30. Ulangi kembali langkah 24 sampai 28, tetapi sekarang menggunakan bilah selulosa
asetat.
31. Gosok bilah selulosa asetat dengan menggunakan kain wol.
32. Gerakkan bilah selulosa asetat, mendekati bola polistirene, tetapi jangan sampai
tersentuh.
33. Amati bola dan catat apa yang terjadi dalam tabel data.
34. Sekarang, sentuhkanlah bilah selulosa asetat ke bola
35. Jauhkan bilah polietilene dari bola, kemudian dekatkan kembali, tapi jangan
samapai menyentuh dan jangan terlalu dekat dengan bola.
36. Amati bola dan catat apa yang terjadi dalam tabel data.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 19


3.3 Lembar Pengamatan

Tabel 1. Lembar Pengamatan dari Bilah Polietilene dan Bilah Selulosa Asetat yang Telah Digosok.
Nomor Kegiatan Pengamatan Bilah Pengamatan Interaksi
Langkah Antar Bilah
Percobaan
Bilah selulosa asetat (Y) yang telah digosok didekatkan ke X X–Y
4 salah satu sisi bilah polietilene (X) yang telah digosok.
Bagian yang telah digosok dari bilah X didekatkan ke Y Y–X
9 bagian yang telah digosok dari bilah Y.
14 Bagian yang telah digosok dari bilah Q didekatkan ke Y Y–Q
bagian yang telah digosok dari bilah Y.
20 Bagian yang telah digosok dari bilah P didekatkan ke X X–P
bagian yang telah digosok dari bilah X.

Tabel 2. Lembar Pengamatan dari Bola Polistirene dengan Bilah Polietilene dan Bilah Selulosa Asetat.
Nomor Langkah Kegiatan Pengamatan terhadap Interaksi
Percobaan
25 Bilah polietilen yang telah digosok didekatkan ke bola polistirene.
27 Bilah polietilen yang telah digosok disentuhkan ke bola polistirene.
28 Bilah polietilene dijauhkan dari bola, kemudian dekatkan kembali, tetapi
jangan samapai menyentuh dan jangan terlalu dekat dengan bola.
32 Bilah selulosa asetat yng telah digosok didekatkan ke bola polistirene,
tetapi jangan sampai tersentuh.
34 Bilah selulosa asetat yang telah digosok disentuhkan ke bola polistirene
35 Bilah dijauhkan kemudian didekatkan kembali ke boal, tetapi jangan
sampai tersentuh dan jangan terlalu dekat dengan bola.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 20


4.1.2 Analisa

1. Jelaskan apa yang terjadi pada bilah polietilene dan bilah selulosa asetat seteh
keduanya digosok dengan kain wol?
2. Anggap setelah bilah polietilene digosok dengan kain wol, bilah tersebut menjad
bermuatan negatif. Apakah bilah polietilene mendapat kelebihan atau kekurangan
elektron pada situasi ini?. Bagaimana dengan bilah selulosa asetat?.
3. Apa yang terjadi pada bilah polietilene ketika bilah selulosa asetat yang telah
digosok (Y) didekatkan ke sisi bilah polietilene yang telah digosok pula (X)?.
4. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak dalam
langkah 4?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
5. Apa yang terjadi pada bilah selulosa asetat ketika bilah X didekatkan ke bilah Y?.
6. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak pada langkah
9?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
7. Apa yang terjadi pada bilah selulosa asetat (Y) ketika bilah selulosa asetat yang
telah digosok (Q) didekatkan ke sisi bilah Y?.
8. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak pada langkah
14?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
9. Apa yang terjadi pada bilah polietilene ketika bilah polietilene lainnya yang telah
digosok (P) didekatkan ke sisi bilah polietilene yang telah digosok pula (X)?.
10. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak pada langkah
20?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
11. Apa yang terjadi pada bola polistirene ketika bilah polietilene yang telah digosok
(X) didekatkan ke bola polistirene?. Mengapa bola berkelakuan seperti itu?.
12. Apa yang terjadi pada bola polistirene setelah bilah polietilene (X) menyentuh bola
polistirene?. Mengapa bola berkelakuan seperti itu?.
13. Apa yang terjadi pada bola setelah langkah 28?. Mengapa bola berkelakuan seperrti
itu?.
14. Apa yang terjadi pada bola polistirene ketika bilah selulosa asetat (Y) didekatkan ke
bola polistirene?. Mengapa bola berkelakuan seperti itu?.
15. Apa yang terjadi pada bola setelah bilah Y menyentuh bola polistirene?. Mengapa
bola berkelakuan seperti itu?.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 21


16. Apa yang terjadi pada bola setelah langkah 34?. Mengapa bola berkelakuan seperrti itu?.
17. Lengkapi gambar pada bilah polietilene dan bilah selulosa asetat dengan muatan positif dan negatif , dan arah interaksi dari kedua
bilah.

Pada langkah 4. Pada langkah 9.

Pada langkah 14. Pada langkah 20.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 22


18. Lengkapi gambar pada bola polistirene, bilah polietilene dan bilah selulosa asetat dengan muatan positif dan negatif , dan arah
interaksi dari kedua bilah.

Daftar Pustaka
Giancolli. D. C, Physics Principles with Applications, Sixth Edition.
Halliday, Resnick, Walker: Fundamentals of Physics, 6th Edition.
Petunjuk Kit Listrik Statis dari Pudak Scientific Bandung.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 23


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN E MEDAN MAGNET DI SEKITAR


KAWAT BERARUS

Tujuan: untuk menggambar pola medan magnetik di sekitar kawat berarus yang memiliki
bentuk lurus, melingkar dan solenoida.

1. Pendahuluan
Dalam percobaan ini, Anda akan belajar bagaimana sumber medan magnetik
dihasilkan. Untuk itu, Anda harus serius dan berhati-hati ketika melakukan percobaan ini.

2. Landasan Teori

Garis-garis medan magnet di suatu daerah, arahnya dapat ditunjukkan dengan


menggunakan kompas jarus yang di tempatkan di titik-titik tertentu. Metode untuk
menentukan garis medan di sekitar magnet batang ditunjukkan pada Gambar 1, arah jarum
pada kompas menunjukkan arah medan magnet yaitu ke arah selatan.

Gambar 1. Kompas jarum dapat dipergunakan sebagai penunjuk garis medan


magnetik dari magnet batang.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 24


Medan magnetik yang dihasilkan oleh muatan yang bergerak dan arus listrik.
Gambar 2 menunjukkan medan magnetik alamiah yang dihasilkan oleh beberapa
konfigurasi bentuk kawat. Nilai medan magnetik B dihasilkan dari tiap konfigurasi kawat
pada titik P. 𝜇𝑜 = 4π x 10-7 T. m /A adalah konstanta permeabilitas pada ruang hampa.
Diasumsikan bahwa di sekitar kawat adalah hampa udara vakum.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Medan magnetik yang dihasilkan dari tiga konfigurasi kawat, (a) kawat
panjang lurus, (b) kawat melingkar dan (c) solenoida.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 25


3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah 1 buah sumber
tegangan, 1 buah kawat lurus, 1 buah kawat melingkar, 1 buah solenoida, 1 buah
saklar, 10 buah kompas jarum, pasir besi secukupnya, dan 3 buah kabel
penghubung.

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1. Medan Magnetik di Sekitar Kawat Lurus Berarus

1. Rangkaian alat dan bahan seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Rangkaian susunan alat percobaan medan magnetik di sekitar kawat


lurus berarus.

2. Sebelum memulai percobaan, atur sumber tegangan dalam keadaan mati (off) dan
saklar (S) dalam keadaan terbuka. Pilih tegangan keluaran pada sumber tegangan
sebesar 2V DC.
3. Tempatkan kompas jarum di atas permukaan kotak transparan di sekitar kawat
lurus. Aturlah posisi dari kompas jarum sedemikian rupa sehingga sejajar dengan
kawat tersebut.
4. Nyalakan sumber tegangan dan tutup saklarnya.
5. Amati arah dari tiap-tiap kompas jarum.
6. Pindahkan seluruh kompas jarum dan taburkan pasir besi di sekitar permukaan
kotak transparan tersebut.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 26


7. Gambar pola medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus dalam kotak di bawah
ini.

3.2.2. Medan Magnetik di Sekitar Kawat Melingkar Berarus

8. Rangkaian alat dan bahan seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian susunan alat percobaan medan magnetik di sekitar kawat


melingkar berarus.

9. Sebelum memulai percobaan, atur sumber tegangan dalam keadaan mati (off) dan
saklar (S) dalam keadaan terbuka. Pilih tegangan keluaran pada sumber tegangan
sebesar 2V DC.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 27


10. Tempatkan kompas jarum di atas permukaan kotak transparan di sekitar kawat
melingkar. Aturlah posisi dari kompas jarum sedemikian rupa sehingga sejajar
dengan kawat tersebut.
11. Nyalakan sumber tegangan dan tutup saklarnya.
12. Amati arah dari tiap-tiap kompas jarum.
13. Pindahkan seluruh kompas jarum dan taburkan pasir besi di sekitar permukaan
kotak transparan tersebut.
14. Gambar pola medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus dalam kotak di bawah
ini.

3.2.3. Medan Magnetik di Sekitar Solenoida

15. Rangkaian alat dan bahan seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian susunan alat percobaan medan magnetik di sekitar kawat


solenoida.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 28


16. Sebelum memulai percobaan, atur sumber tegangan dalam keadaan mati (off) dan
saklar (S) dalam keadaan terbuka. Pilih tegangan keluaran pada sumber tegangan
sebesar 2V DC.
17. Tempatkan kompas jarum di atas permukaan kotak transparan di sekitar solenoida.
Aturlah posisi dari kompas jarum sedemikian rupa sehingga sejajar dengan kawat
tersebut.
18. Nyalakan sumber tegangan dan tutup saklarnya.
19. Amati arah dari tiap-tiap kompas jarum.
20. Pindahkan seluruh kompas jarum dan taburkan pasir besi di sekitar permukaan
kotak transparan tersebut.
21. Gambar pola medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus dalam kotak di bawah
ini.

Daftar Pustaka
Browne, M. E., Theory and Problems for Physics, McGraw-Hill , New York.
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 29


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN F KAPASITOR DAN REAKTANSI


KAPASITIF

Tujuan: untuk menjelaskan fungsi dari kapasitor sebagai penyimpan muatan dan
menentukkan reaktansi kapasitif.

1. Pendahuluan

Kapasitor adalah komponen elektronik pasif. Komponen ini sering dipergunakan


sebagai filter pada rangkaian tegangan. Untuk dapat memahami fungsi dari kapasitor,
Anda harus melakukan percobaan dengan serius dan hati-hati.

2. Landasan Teori

Kapasitor terdiri dari dua buah konduktor yang berisi muatan yang sama besar
tetapi berlawanan tanda. Namailah muatan tersebut adalah + Q dan – Q. Sebagai contoh,
bentuk dari kedua keping tersebut adalah bidang datar (pelat/ keping), seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kapasitor keping sejajar terdiri dari dua buah keping konduktor sejajar,
memiliki luas masing-masing A, dipisahkan sejauh d. Ketika kapasitor diberi muatan
(dimuatai), keping akan mengandung muatan yang jumlahnya sama. Satu pelat berisi
muatan positif, dan lainnya bermuatan negatif.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 30


Kapasitansi adalah kemampuan dari konduktor untuk menyimpan muatan
ketika diberi beda potensial antara kedua keping tersebut. Kapasitansi dari sebuah
𝑸
konduktor dapat didefinisikan sebagai 𝑪= .
𝑽

Kapasitansi diukur dalam satuan farad (disimbolkan dengan huruf F) atau mikro
farad, dimana 1 F = 10-6µF. Sebagai contoh, kapasitansi dari dua buah pelat konduktor
yang sejajar, dengan luas A dan kedua pelat tersebut terpisah sejauh d dalam ruang vakum
adalah
𝑨
𝑪 = 𝜺𝒐 ,
𝒅
Dengan 𝜀𝑜 adalah permitivitas dalam vakum sebesar 8,85x10-12F/m.
Perhatikan kembali Gambar 1. Untuk kapasitor, digunakan tegangan ac, sehingga V
= Q/C:
𝒅𝑸 𝒅𝒗 𝑽𝒎𝒂𝒙
𝒊= =𝑪 = 𝝎𝑪𝑽𝒎𝒂𝒙 𝒄𝒐𝒔𝝎𝒕 = 𝒄𝒐𝒔𝝎𝒕,
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝑿𝒄
1
dimana 𝑋𝑐 = 𝜔𝐶 . Xc adalah reaktansi kapasitif, dengan satuan ohm.

Tegangan dari kapasitor adalah sebesar Vc = i Xc, sehingga nilai reaktansi kapasitif dapat
dihitung sebagai
𝒊
𝑿𝒄 = .
𝑽

3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah 1 buah sumber
tegangan, 1 buah multimeter digital, 1 buah saklar satu kutub, 2 buah kapasitor
dengan besar 10µF dan 5 µF, dan sebuah penyambung kapasitor. Simbol dalam
rangkaian listrik untuk kapasitor dan saklar yang dipergunakan dalam percobaan
ini seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.

(a) (b)

Gambar 2. Simbol dari (a) kapasitor dan (b) saklar dalam rangkaian listrik.
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 31
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Kapasitor
1. Rangkaian alat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
S

12V
Power
V
supply

Gambar 3. Rangkaian listrik untuk sebuah kapasitor yang dihubungkan dengan


sebuah voltmeter dan sumber tegangan.

2. Sebelum percobaan dimulai, atur sumber tegangan dalam keadaan off dan saklar
dalam kondisi terbuka.
3. Gunakan multimeter (mode voltmeter) dengan batas pengukuran sebesar 20V DC.
4. Gunakan multimeter untuk mengetahui apakah kapasitor memiliki tegangan atau
tidak, jika kapasitor memiliki tegangan, hubungkan kedua elektroda dengan
kapasitor untuk menghilangkan tegangannya.
5. Atur keluaran dari sumber tegangan pada 12V DC, dan nyalakan..
6. Tutup saklar (S), dan catat tegangan yang ditunjukkan oleh multimeter dalam
lembar pengamatan.
7. Buka saklarnya.
8. Amati besarnya tegangan pada multimeter. Apa yang terjadi?. Catat data dalam
lembar pengamatan.
9. Ketika S ditutup, tegangan dari kapasitor adalah ...............................volt.
10. Ketika S dibuka, tegangan kapasitor adalah ..................volt.
11. Apakah kapasitor menyimpan muatan?. Jelaskan.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 32


3.2.2 Reaktansi Kapasitif

12. Susunlah komponen alat dan bahan sesuai dengan Gambar 4.


S
A

12V
Power V 10  F
supply

Gambar 4. Diagram rangkaian listrik dari sebuah kapasitor yang dihubungkan


dengan voltmeter dan sumber tegangan untuk menentukkan besarnya reaktansi
kapasitif.

13. Sebelum memulai percobaan, pastikan bahwa sumber tegangan dalam keadaan
mati dan saklar dalam keadaan terbuka. Pilihlah tegangan keluaran sebesar 12V.
14. Pilih batas pengukuran untuk volmeter sebesar 20V AC dan amperrmeter sebesar
200mA AC.
15. Nyalakan sumber tegangan.
16. Tutuplah saklar (S), dan baca tegangan dan arus dari kapasitor. Tulis hasil
pengukuran dalam tabel pengamatan.
17. Buka S.
18. Ulangi kembali langkah 12 sampai dengan 17, dengan mengganti kapasitor 10µF
dengan 5µF, kemudian 2,5µF dan 20µF. Catat hasil pengukuran dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran tegangan dan arus pada kapasitor.
No C (µF) I (amper) V (volt) Xc (ohm)
1 10
2 5
3 2,5
4 20

19. Dari hasil pengamatan, bagaimanakah hubungan antara kapasitansi kapasitor


dengan reaktansi kapasitif. Jelaskan.

Daftar Pustaka
Browne, M. E., Theory and Problems for Physics, McGraw-Hill , New York.
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 33


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN G LASER DAN DIFRAKSI CELAH


SEMPIT

Tujuan: untuk mendemonstrasikan difraksi cahaya menggunakan kisi dan menentukan


panjang gelombang dari cahaya monokromatik (LASER) menggunakan kisi
difraksi.

1. Pendahuluan
Jika Anda mengamati cahaya lampu melalui sela-sela tangan Anda, apa yang Anda
lihat?. Anda akan melihat pita putih dan gelap. Apakah yang meyebabkan adanya pita-pita
tersebut?. Anda dapat menemukan jawabanya, setelah Anda melakukan percobaan ini.

2. Landasan Teori

Kisi difraksi adalah sebuah benda yang dapat terbuat dar plastik tipis ataupun kaca,
dimana kisi tersebut berisi ribuan celah sejajar dan memiliki jarak yang sama tiap
sentimeternya (cm). Cahaya dapat melalui celah ini. Secara umum, kisi difraksi dapat
dipergunakan untuk menghasilkan spektrum cahaya atau untuk menentukan panjang
gelombang suatu cahaya.
Jarak antar dua celah disebut jarak antar celah, simbul jarak tersebut adalah d. Jarak
dari celah ini dapat dihitung jika jumlah garis tiap cm diketaui. Sebagai contoh, kisi yang
memiliki 600 garis/cm, maka jaraknya (intervalnya) adaah sebanding dengan(1x10-2 /
600)m =1,67 x 10-5 m. Interval celah ditunjukan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Skema yang menunjukkan jarak antara dua celah yang disebut jarak antar kisi.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 34


Ketika cahaya monokromatik (contohnya sinar LASER) dilewatkan melali kisi
difraksi, maka cahaya tersebut akan didifraksikan. Jika cahaya yang terdifraksi tersebut
jatuh pada permukaan (layar), dimana layar diletakkan sejajar dengan posisi kisi, kemudian
pada layar akan terbentuk titik-titik terang (disebut maksima) dan titik-titik gelap (disebut
minima). Pola dari titik terang dan gelap yang terjadi pada layar disebabkan karena
interferensi antara sinar-sinar yang terdifraksi.

Titik terang pada layar dihasilkan dari interferensi konstruktif (saling menguatkan)
dari sinar-sinar yang terdifraksi melalui kisi tersebut. Interferesi konstruktif dari sinar-sinar
terdifraksi tersebut, hanya dapat terjadi ketika bilangan integer (m) dari panjang
gelombang adalah sebanding dengan d.sin θ. Ini dapat dituliskan sebagai:

m. = d.sin θ .......................................(1).


Mari perhatikan sudut θ (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2) dimana ini merupakan
sudut dari PQO. Jika sudut ini sangat kecil, maka sin θ dapat disubsitusikan sebagai tanθ.
Persamaan (1) dapat dituliskan kembali sebagai:
tan θ = m./d = OP/OQ .......................................(2).

OP adalah jarak antara orde ke-nol dan orde pertama dari maksima, dan OQ adalah jarak
antara kisi difraksi dan layar.

(a) (b)
Gambar 2. Skema yang menunjukkan difraksi cahaya yang melewati kisi. (a) dua buah
celah yang berfungsi sebaga sumber cahaya koheren untuk interferensi, dan (b) geomentri
sederhana yang menghubungkan jarak sepanjang layar (OQ) dan θ. Maksima terjadi ketika
cahaya terdifraksi mengalami interferensi konstruktif.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 35


3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan

Kit optik Pudak dipergunakan dalam percobaan ini. Alat-alat yang dibutuhkan
adalah sebuah sumber tegangan (3-6 V/ DC), 1 set LASER, 2 buah kabel
penghubung, 1 buah kisi difraksi (dengan 3 buah tipe kisi di dalammya), 1 buah rel
presisi, 1 lembar kertas millimeter block, 1 buah pemegang kisi, 1 buah penggaris
yang memiliki panjang 1 meter, 1 buah pemegang rel, 1 buah layar dan 3 buah
tumpukan penjepit benda.

Gambar 3. Susunan dari LASER pada rel bangku optik, [Pudak Scientific].

3.2 Prosedur Percobaan


1. Pasanglah LASER, pemegang kisi dan layar pada rel presisi dan susunlah seperti
pada Gambar 4.

Gambar 4. Susunan dari LASER, pemegang kisi dan layar pada rel presisi.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 36


2. Aturlah jarak antara layar dan pemegang kisi kira-kira sejauh 1 sampai dengan 2 m.
3. Gunakan kisi difraksi (100 garis/mm) dan letakkan pada pemegang kisi.
4. Nyalakan LASER dan pancaran dari sinar LASER jatuh pada tengah-tengah layar
(Anda dapat juga menggunakan dinding sebagai layar).
5. Lihat dan amati pola diffraksi yang muncul pada layar (satu atau lebih titik cahaya
merah pada kiri dan kanan dari tengah layar).
6. Jika titik-titik terang terlalu jauh dari titik pusat terang, atur kembali jarak antara
kisi difraksi dan layar dengan cara menggeser pemegang kisi. Sehingga jarak antar
dua maksima dapat diukur.
7. Tandai pola difraksi dari titik-titik terang dari pusat, sekedua dan seterusnya.
Gunakan kertas millimeter block yang nantinya akan dipergunakn untuk mengukur
jarak antar dua maksima.
8. Catat jarak antara pemegang kisi dan layar.
9. Ulangi kembali langkah 4 sampai dengan 8 untuk tipe kisi difraksi lainnya.
Catatan: Hati-hati. Jangan pernah mengarahkan sinar LASER ke mata.

3.3 Lembar Pengamatan


No. Kisi difraksi Jarak antara Bilangan integer Jarak antara dua
kisi dan layar dari titik terang (m). maksima (OP).
(OQ)
1
2
1. 100 garis/mm 3
4
5
1
2
2. 300 garis/mm 3
4
5
1
2
3. 600 garis/mm 3
4
5

Catatan: perhatikan jumlah garis pada kisi difraksi yang Anda gunakan dalam percoban ini.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 37


4.1.2 Analisa
1. Gambarkan grafik dari OP (sumbu x) terhadapa m (sumbu y) untuk mengetahui
hubungan kedua variabel tersebut.
2. Jika teorinya benar, maka grafik akan menunjukkan kemiringan berupa ........
3. Hitunglah tan θ = OP/OQ dan panjang gelombang dari LASER.
4. Tuliskan nilai panjang gelombang sebagai m =   .
5. Bandingkan panjang gelombang LASER yang Anda peroleh dengan literatur. Jika
panjang geleombang dari LASER adalah 632,8 nm. Berikan pendapat Anda,
apakah hasil pengukuran yang Anda peroleh sama dengan nilai tersebut.

5. Pertanyaan

1. Apakah kepanjangan dari LASER?.

2. Mengapa LASER sangat berbahaya jika sinarnya mengenai langsung ke mata


Anda?.

3. Apakah kegunaan dari LASER?.

4. Bagaimanakah titik-titik terang dan gelap dapat dihasilkan dari peristiwa difraksi?.

Daftar Pustaka
Experiments using a Helium-Neon laser, Based On Instruction Developed By Herbert H.
Gottlieb, Physics Teacher; Curriculum Consultant New York State Department of
Education.
Laser and Diffraction. Online: http://www-
outreach.phy.cam.ac.uk/TeachWork/Waves_Optics_09/Resources/Diffraction.pdf.
Petunjuk Kit Optik dari Pudak Scientific Bandung.
Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, Sixth Edition,Tipler P.A and
Mosca G., W. H. Freeman and Company, 2008, New York.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 38


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN H SIFAT LENSA DAN


PEMBENTUKAN BAYANGAN

Tujuan: untuk menyelidiki pembentukan sifat bayangan dari lensa tipis konvergen.

1. Pendahuluan
Materi lensa, bukanlah sesuatu yang baru untuk Anda. Sebelumnya Anda sudah
mengetahui bagaimana pembentukkan bayangan dan penggunaan sinar-sinar utama
(istimewa), serta sifat-sifat dari bayangan yaitu nyata dan maya. Dalam praktikum kali ini,
akan diselidiki sifat dari lensa konvergen dan sifat dari bayangan yang dihasilkan.

2. Landasan Teori
Lensa adalah sebuah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan
melengkung (permukaan bola/ sferis), dimana benda ini menggunakan prinsip pembiasan
untuk membelokkan cahaya dan pembentukan bayangan. Sehingga, cahaya dapat
dibiaskan melalui lensa. Ada dua jenis lensa yaitu lensa konvergen dan lensa divergen,
seperti yang ditunjukan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Beberapa jenis lensa konvergen yaitu (1) cembung cekung, (2)
cembung datar, (3) cembung-cembung dan lensa divergen yaitu (4) cekung
cembung, (5) cekung datar, serta (6) cekung-cekung.

Konsep dari panjang fokus dari lensa sama saja dengan yang dirumuskan pada
cermin melengkung. Dimana bentuk persamaan untuk mencari posisi dan nilai perbesaran
bayangan adalah sama. Fokus utama dari sebuah lensa tipis dengan permukaan
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 39
melengkung berada pada titik F dimana cahaya sejajar ke dan mendekati pusat atau sumbu
utama dibelokkan melalui fokus, fokus ini adalah nyata untuk lensa konvergen dan maya
untuk lensa divergen. Panjang fokus f adalah jarak sebuah fokus utama dari lensa. Karena
itu, pada sebuah lensa tipis, kedua fokus simetris pada kedua sisinya, seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.

(a) (b)
Gambar 2. Panjang fokus untuk (a) lensa konvergen dan (b) lensa divergen.

Metode penelusuran sinar (the ray tracing) adalah salah satu metode yang sering
dipergunakan untuk menvisualisasikan bagaimana sebuah bayangan dapat terbentuk. Lensa
yang dipergunakan diasumsikan tipis. Gambar 3 menunjukkan penelusuran (penjalaran)
sinar dari cahaya melalui lensa konvergen dan divergen.

Gambar 3. Penelusuran sinar pada lensa konvergen dan divergen.

Sinar P sejajar dengan sumbu utama sampai mendekati lensa, kemudian dibiaskan
melalui titik fokus kedua pada sisi seberangnya. Sinar F yang bergerak melalui titik fokus
pertama sampai mendekati lensa, akan dibiaskan oleh lensa sejajar dengan sumbu utama
ke arah sisi seberangnya. Sinar M yang melalui pusat optik dari lensa diteruskan (tidak
dibiaskan).

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 40


Metode penelusuran sinar menunjukan secara kualitatif dimana bayangan terbentuk
akan ditemukan. Jarak dari lensa ke bayangan (di) dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus:
1 1 1
+ = ....................(1)
𝑑𝑜 𝑑𝑖 𝑓
Dimana f (panjang fosku) yaitu setengah dari jari-jari lensa.

Dan perbesaran bayangan dapat ditentukan dengan


𝑑𝑖 ℎ𝑖
𝑚= = ....................(2)
𝑑𝑜 ℎ𝑜

Konversi tanda untuk rumusan di atas adalah:


d0 bernilai positif untuk benda nyata (untuk cahaya yang menyebar).
d0 bernilai negatif unutk benda maya (untuk cahaya yang mengumpul).
di bernilai positif untuk bayangan nyata (terletak di sisi yang berlawanan dengan letak
benda).
di bernilai negatif untuk bayangan maya (terletak di sisi yang sama dengan benda).
f bernilai positif untuk lensa konvergen.
f bernilai negatif untuk lensa divergen.
m bernilai positif untuk bayangan yang tegak.
m bernilai negatif untuk bayangan yang terbalik..

Dalam beberapa literatur, indeks dari d0 dab di dapat dituliskan sebagai S dan S´. Tetapi
konversi tanda dari rumusan yang dipergunakan tetap sama.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 41


3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah lampu kotak (1 buah), layar putih (1 buah),
rel presisi (2 buah), catu daya (1 buah), lensa fokus: +50 mm (1 buah), + 100 mm
(2 buah), penjepit benda (4 buah), benda berbentuk tanda panah (1 buah),
penggaris, kertas milimeter blok.
.
3.2 Prosedur Percobaan
1. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan Gambar 4.

Gambar 4. Rangkaian komponen optik yang terdiri dari


sumber cahaya (lampu), lensa fokus, benda, lensa fokus dan layar, (Blocher).

2. Gunakan lampu sebagai sumber cahaya untuk percobaan tersebut. Kemudian


letakkan lensa (dengan fokus + 50 mm) 10 cm di depan sumber cahaya (lampu).
3. Atur tegangan keluaran dari catu daya sebanyak 12V.
4. Ukur ketinggian dari benda (yang berbentuk panah). Catat sebagai h.
5. Atur jarak antar lensa dengan objek sejauh 30 cm. Catat sebagai jarak benda (S).
6. Atur letak layar, sehingga diperoleh bayangan yang jelas dan terang.
7. Catat jarak antar lensa dengan bayangan sebagai S´.
8. Ukur ketinggian dari bayangan yang dihasilkan. Catat sebagai hi.
9. Ulangi kembali langkah 6 sampai 7 dengan menggunakan jarak antara lensa dan
benda yang berbeda, sesuai dengan tabel pengamatan.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 42


Tabel 1. Hasil pengamatan terhadap pembentukan bayangan.
Jarak benda (S) Jarak bayangan Ukuran Orientasi Nyata atau
(S´) bayangan bayangan maya
30 cm
35 cm
40 cm
45 cm
50 cm

10. Lengkapilah tabel di bawah ini.


Tabel 2. Hubungan antara jarak benda (S), jarak bayangan (S´) dan panjang fokus.
No S (cm) 1/S S’(cm) 1/S’ 1 1 1/f
+
𝑆 𝑆′
1 30
2 35
3 40
4 45
5 50

11. Buatlah grafik antara 1/S dan 1/S’.


1 1
12. Jelaskan hubungan antara 𝑆 + 𝑆′ dengan 1/f.

13. Bagaimanakah hubungan antara letak benda (S) dan bayangan (S’)?
14. Bagaimana Anda dapat membedakan bayangan tersebut bersifat tegak, terbalik,
nyata atau maya?
15. Bagaimana cara mendapatkan bayangan yang bersifat maya?

Daftar Pustaka
Blocher, Richard. 2007, Petunjuk Praktikum Lensa.
Prosedur Percobaan : Thin Converging Lenses,
web.viu.ca/dickb/phys122/Lab%20Procedures/S09%20P122_Thin%20Lenses.pdf
Petunjuk Kit Optik dari Pudak Scientific Bandung.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 43


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN I ARUS EDDY

Tujuan: untuk menjelaskan prinsip arus Eddy yang dapat dimanfaatkan sebagai rem
pemutar roda.

1. Pendahuluan

Berdasarkan pengetahuan Anda mengenai hukum Lenz, pada percobaan ini Anda
kan belajar mengenai arus Eddy. Arus Eddy adalah putaran arus dalam sebuah penghantar
yang merupakan respon terhadap medan magnet. Menurut hukum Lenz, putaran arus
sedemikian hingga menimbulkan medan magnet yang berlawanan. Dalam sebuah
konduktor, elektron berputar dalam suatu bidang yang tegak lurus terhadap medan magnet.
Arus Eddy juga disebut arus pusar.
Oleh karena kecenderungan arus Eddy yang melawan, arus Eddy menyebabkan
kehilangan energi. Jelasnya, arus Eddy mengubah berbagai bentuk energi yang bermanfaat,
seperti energi kinetik menjadi panas, yang biasa lebih sedikit manfaatnya. Dalam berbagai
penerapan, kehilangan energi akibat arus ini tidaklah diinginkan. Akan tetapi, ada beberapa
aplikasi praktis dari arus tersebut, sebagai contoh pada sistem pengereman kereta api.
Selama pengeraman, roda logam berada dalam medan magnet dalam elektromagnet yang
menimbulkan arus Eddy di dalam roda. Interaksi medan magnet antara medan yang
dipakai dan arus Eddy menyebabkan gerakan roda melambat. Lebih cepat putaran roda
kuat pengaruhnya, artinya bahwa kereta yang bergerak pelan mengurangi gaya
pengeremannya, yang hasilnya penghentiannya perlahan-lahan.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 44


2. Percobaan

2.1 Alat dan Bahan

Pada percobaan ini, alat-alat yang dipergunakan untuk menyusun sebuah perangkat
model rem putaran roda adalah sebagai berikut 2 buah penyangga plastik, 1 buah
catu daya (6V/DC) dan 2 buah kabel penghubung. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah 1 buah inti besi U, 2 buah inti besi I (pendek), 1 set cakram
alumunium bersumbu dan 1 buah kumparan dengan 500 lilitan.

2.2 Prosedur Pecobaan


1. Siapkan alat dan bahan untuk percobaan ini. Pastikan bahwa bahan yang
dipergunakan dalam kondisi baik.
2. Rangkailah alat dan bahan percobaan sesuai dengan Gambar 1.
3. Letakkan bagian bawah inti besi U pada penyangga plastik.
4. Letakkan kumparan 500 lilitan pada salah satu lengan dari inti besi tersebut.
5. Letakkan penyangga plastik lainnya ke atas inti besi U.
6. Letakkan cakram bersumbu di atas plastik penyangga.
7. Hubungkan kumparan dengan catu daya dengan menggunakan kabel penghubung.
Pilih keluaran dari catu daya sebesar 6 V/DC. Pastikan catu daya dalam keadaaan
mati (off).

Gambar 1. Rangkaian komponen penyusun model rem putaran roda yang


memanfaatkan arus Eddy.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 45


8. Konsultasikan rangkaian alat dan bahan yang Anda susun ke asisten praktikum.
Jika rangkaian sudah benar, silahkan melanjutkan ke langkah berikutnya.
9. Putar poros (sumbu cakram) dengan tangan Anda sehingga cakram berputar dengan
cepat.
10. Ketika cakram berputar dengan cepat, nyalakan catu daya. Amati keadaan dari
cakram tersebut. Catat hasil pengamatan.
11. Ulangi kembali langkan 10 sebanyak 5 kali.

Daftar Pustaka
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 46


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN J CINCIN THOMSON

Tujuan: untuk menjelaskan konsep hukum Lenz dan arus Eddy pada peristiwa cincin
Thomson melompat.

1. Pendahuluan
Cincin Thomson melompat pertama kali diperkenalkan oleh Elihu Thompson pada
tahun 1887. Dalam percobaan ini, Anda akan melihat demonstrasi dari induksi
elektromagnetik (EM). Untuk dapat memahami peristiwa ini, Anda harus memiliki
pengetahuan dasar hukum EM seperti hukum Biot-Savart, hukum Ampère dan hukum
Faraday-Lenz. Aplikasi dari cincin Thomson dapat dipergunakan dalam aktuator, induksi
pemanas dan rel kereta api.

2. Percobaan

2.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan pada percobaan ini adalah 1 buah catu daya (4V/ AC), 3
buah kabel penghubung, 1 plastik penyangga untuk inti besi U, 1 buah saklar satu
arah. Sedangkan untuk bahan percobaan adalah sebagai berikut 1 buah inti besi U,
1 buah inti besi I (panjang), 1 buah cincin Thompson dan 1 buah kumparan dengan
150 lilitan.

2.2 Prosedur Percobaan


1. Siapkan komponen yang diperlukan dalam percoban ini.
2. Rangkailah alat sesuai dengan Gambar 1. Perhatikan catu daya harus dalam
keadaan mati (off).
3. Pasang dasar inti besi U pada permukaan kaki inti besi U.
4. Letakkan kumparan dengan 500 lilitan pada salah satu sisi inti besi U.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 47


5. Hubungkan saklar satu arah ke kumparan dengan menggunakan kabel
pernghubung. Perhatikan posisi saklar dalam keadaan terbuka (off).
6. Letakkan inti besi I panjang (posisi besi berdiri) pada di atas kumparan.

Gambar 1. Rangkaian komponen penyusun model cincin Thomson.

7. Pilih tegangan keluaran dari catu daya sebesar 4 V/ AC.


8. Konsultasikan rangkaian alat dan bahan yang Anda telah susun pada asisten
praktikum.
9. Letakkan cincin Thompson pada inti besi I.
10. Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian. Amati keadaan cincin terrsebut.
Catat hasil pengamatan Anda dalam Tabel 1.
11. Buka saklar rangkaian.
12. Ulangi langkah j dengan mengubah tegangan keluaran (AC) dari catu daya sebesar
6 V, 8 V, 10 V dan 12 V secara berurutan. Amati yang terjadi pada cincin. Catat
hasil pengamatan.

Tabel 1. Hasil pengamatan keadaan cincin Thomson


Tegangan keluaran Keadaaan cincin Thompson
catu daya (V)
4
6
8
10
12

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 48


3. Petunjuk Laporan

3.1 Pembahasan
1. Mengapa cincin dapat melompat dan mengambang? Jelaskan.
2. Apa yang akan terjadi jika digunakan arus DC pada percobaan ini? Akankah
diamati hasil yang sama dengan hasil percobaan menggunakan sumber AC.
Jelaskan alasan Anda.

Daftar Pustaka
Induction Ring Launcher, Matos V, Silva L, and Sena E., J., ISBN 978-989-95336-2-2,
Selected Papers on Hands-on Science Network 2008.
Measurements and Mechanisms of Thomson’s Jumping Ring, Paul J. H. Tjossem and
Victor Cornejo, Am. J. Phys. 68 (3), March 2000.
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 49


LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM

PERCOBAAN K TRANSFORMATOR

Tujuan: dapat menjelaskan prinsip kerja dari transformator.

1. Pendahuluan

Transformator (atau yang sering disebut dengan istilah trafo) adalah suatu
komponen elektronik yang dipergunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
Trafo terdiri dari dua buah kumparan dengan inti besi yang berlapis. Satu buah kumparan
dihubungkan dengan tegangan masukan (selanjutnya disebut sebagai kumparan primer)
dan kumparan lainnya disebut sebagai kumparan sekunder.

2. Percobaan

2.1 Alat dan Bahan Percobaan

Pada percobaan ini, alat-alat yang dipergunakan untuk menyusun sebuah perangkat
model transformator adalah sebagai berikut 1 buah kaki inti besi U, 1 buah catu
daya (2 V/ AC), 2 buah multimeter digital, 1 buah saklar satu arah dan 6 buah kabel
penghubung. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah 1 buah kumparan dengan 500
lilitan, 1 buah kumparan dengan 1000 lilitan, 1 buah inti besi U dan 1 buah inti besi
I.

2.2 Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merangkai sebuah model
transformator.
2. Pasang dasar inti besi U pada permukaan kaki inti besi U, seperti ditunjukan pada
Gambar 1(a).

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 50


3. Pasang kumparan 500 lilitan pada salah satu sisi inti besi U (posisi 1) dan
kumparan 1000 lilitan pada sisi lainnya (posisi 2).
4. Tutup inti besi U dengan menggunakan inti besi I. Kencangkan inti besi I dan inti
besi U dengan menggunakan baut.

(b)
(a)
Gambar 1. Rangkain komponen penyusun model transformator (a) terdiri
atas kaki inti besi U, inti besi U, inti besi I dan baut. Ketika kumparan
primer dan sekunder digabungkan dengan komponen tersebut akan
diperoleh susunan seperti (b).

5. Rangkai komponen yang diperlukan sesuai dengan Gambar 2 (a) atau (b).

Gambar 2. Rangkaian komponen penyusun model transformator (a) rangkaian


listrik dan (b) skema posisi komponen elektronik dalam rangkaian.
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 51
6. Hubungkan saklar rangkaian (bagian keluaran) dengan kumparan primer. Pastikan
saklar satu arah dalam keadaan terbuka (off).
7. Pilihlah mode fungsi multimeter sebagai voltmeter dengan batas ukur alat 20 V/
AC.
8. Hubungkan keluaran dan masukan kumparan primer ke volmeter pertama
menggunakan kabel penghubung. Perhatikan batas alat ukur voltmeter.
9. Hubungkan keluaran dan masukan kumparan sekunder ke volmeter kedua dengan
menggunakan kabel penghubung. Perhatikan batas alat ukur voltmeter.
10. Hubungkan catu daya dengan masukan pada saklar rangkaian.
11. Pilih tegangan keluaran dari catu daya sebesar 2 V/ AC.
12. Konsultasikan ke asisten mengenai rangkaian yang telah Anda susun.
13. Nyalakan catu daya.
14. Tutup saklar dalam rangkaian. Kemudian amati besarnya tegangan keluaran pada
voltmeter dari kumparan primer dan sekunder.
15. Buka kembali saklar rangkaia.
16. Ulangi kembali langkah m dan n dengan mengatur/ mengubah tegangan masukan
dari 8 V, 10 V dan 12 V secara berurutan.
17. Catat hasil pengamatan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Data percobaan hasil pengamatan tegangan keluaran


pada kumparan primer dan sekunder pada model transformator
Tegangan masukan Jumlah lilitan kumparan Tegangan keluaran (V)
(V) pada kumparan
primer sekunder primer sekunder
2 500 1000
4 500 1000
6 500 1000
8 1000 500
10 1000 500
12 1000 500

Daftar Pustaka
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 52


LAMPIRAN I Sampul Muka Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Tiap Percobaan

FISIKA DASAR 2
LAPORAN PRAKTIKUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Tanggal Percobaan : Mulai: Selesai :

Percobaan Fisika Dasar 2 Judul Percobaan


A/B/C/D/E/F/G/H/I/J/K
..................................................................

Kelompok ....... NAMA :


NIM :

NAMA ASISTEN :

Pertama kali mengumpulkan laporan,


tanggal dan tanda tangan mahasiswa
Asisten Nilai laporan praktikum:
Status laporan
Ok Perbaikan Tanggal dan tanda
tangan

Kedua kali mengumpulkan laporan,


tanggal dan tanda tangan mahasiswa
Asisten Nilai laporan praktikum:
Status laporan
Ok Perbaikan Tanggal dan tanda
tangan

Ketiga kali mengumpulkan laporan,


tanggal dan tanda tangan mahasiswa
Asisten Nilai laporan praktikum:
Status laporan
Ok Perbaikan Tanggal dan tanda
tangan

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 53


LAMPIRAN II Sampul Muka Laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar 2

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 2

NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2020

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 54

Anda mungkin juga menyukai