FISIKA DASAR 2
DISUSUN OLEH :
TIM PENYUSUN
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang melimpahkan
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku petunjuk praktikum
Fisika Dasar 2 ini.
Buku petunjuk ini merupakan hasil pengembangan dari buku panduan praktikum
yang telah disusun sebelumnya. Pengembangan yang dilakukan tidak hanya pada isi dan
sistematika buku petunjuk praktikum, akan tetapi menghadirkan satuan acara praktikum
baru. Matakuliah Fisika Dasar 2 merupakan mata kuliah wajib bagi semua mahasiswa
fisika di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Mataram. Bobot untuk mata
kuliah ini adalah 4 sks, dengan rincian 3 sks untuk kegiatan tatap muka dan 1 sks untuk
kegiatan praktikum.
Dalam pelaksanaan praktikum Fisika Dasar 2 di laboratorium, penekanan dititik
beratkan pada kemampuan mahasiswa dalam melakukan pembuatan elektroskop sederhana
dan teknik mengujianya, merangkai komponen alat percobaan sehingga dapat bekerja
dengan benar, pengukuran besaran fisis dengan berbagai alat/kit percobaan (sebagai
contoh: kit listrik, kit magnet dan kit optik), kemampuan dalam mengolah data percobaan
serta menginterpretasikan data hasil percobaan. Karena itulah diperlukan sebuah buku
petunjuk yang berisikan serangkaian instruksi praktikum yang dapat membimbing dan
membina mahasiswa dalam memahami dan mengembangkan konsep-konsep dasar fisika
melalui pengamatan langsung. Sehingga pada akhirnya antara materi Fisika Dasar 2 yang
diberikan pada saat perkuliahan dan materi praktikum bersesuaian satu dengan yang lain.
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu
penyusunan buku petunjuk praktikum Fisika Dasar 2 ini. Harapan kami, semoga buku ini
dapat menyumbangkan sesuatu bagi pengembangan dan peningkatan kualitas pelaksanaan
praktikum Fisika Dasar 2 di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Mataram.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ ii
Petunjuk Praktikum
Percobaan K Transformator.................................................................................................... 50
Lampiran
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan dapat mengikuti praktikum bila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Terdaftar pada KRS.
Berpakaian yang rapi dan sopan. Tidak dibenarkan memakai kaos tanpa kerah
(T-shirt) atau celana pendek.
2. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, praktikan yang
terlambat lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari
tersebut.
3. Praktikan harus memahami apa yang akan dikerjakan dalam praktikum yang akan
dilaksanakan dan menyerahkan tugas pendahuluan untuk praktikum yang akan
dilakukan.
4. Ketika memasuki laboratorium, praktikan:
Harus tenang, tertib dan sopan.
Dilarang membawa makanan, minuman, rokok dan barang lain yang tidak
diperlukan. Tas, jaket dan alat hitung diletakkan pada tempat yang telah
ditentukan.
B. Selama Praktikum
5. Praktikan dapat memulai praktikum setelah lulus tes pendahuluan dan mendapat
petunjuk serta persetujuan dari asisten yang bersangkutan untuk merangkai alat
percobaan.
6. Praktikan diwajibkan menulis semua perangkat praktikum (alat-alat yang
dibutuhkan selama praktikum) pada formulir peminjaman alat dan
menyerahkannya kepada petugas laboratorium.
7. Praktikan diwajibkan memeriksa kelengkapan alat-alat yang dipinjamkannya pada
saat serah terima alat.
8. Selama praktikum berlangsung, praktikan:
Dilarang meninggalkan ruangan tanpa seijin asisten atau penanggung jawab
harian.
Harus dapat menjaga keselamatan diri, alat-alat, kebersihan laboratorium dan
ketertiban.
Dilarang menggangu atau membantu kelompok lain.
Harus dapat memperoleh data dari hasil percobaan sendiri, bila menyalin data
dari pihak lain, maka praktikum hari tersebut dinyatakan gagal.
9. Praktikan harus mengganti alat-alat yang rusak atau hilang selama praktikum
berlangsung dengan alat yang sama, sebelum melanjutkan praktikum minggu
berikutnya.
iv
C. Selesai Praktikum
10. Setelah percobaan selesai dan disetujui asisten, praktikan:
Melaporkan kelengkapan dan merapikan peralatan yang digunakan kepada
asisten yang bersangkutan.
Mengembalikan semua perangkat praktikum (alat-alat yang digunakan selama
praktikum) dan harus sesuai dengan daftar barang yang dipinjam kepada
petugas laboratorium.
Menuliskan data percobaan dengan sesungguh-sungguhnya.
Meminta tanda tangan/ paraf asisten pada lembar data pengamatan dan kartu
praktikum.
Dapat meminta keterangan atau cara pengolahan dan penganalisaan data
kepada asisten yang bersangkutan.
D. Ketentuan Lain
11. Bagi praktikan yang tidak hadir/ gagal:
Dapat melakukan praktikum susulan pada jadwal pengulangan yang telah
ditentukan
12. Bagi praktikan yang sakit, dapat menunjukkan surat keterangan dari dokter dan
orang tua, dan surat ini diberikan pada paling lambat pada saat melaksanakan
praktikum minggu berikutnya. Melampaui batas waktu tersebut, surat
dinyatakan tidak berlaku lagi dan praktikan dinyatakan gagal
13. Bagi praktikan yang sudah gagal / tidak ikut praktikum sebanyak 3 kali
berturut-turut dinyatakan tidak lulus dan diulang pada semester berikutnya.
14. Praktikan dapat diberikan peringatan, dikeluarkan ataupun digagalkan jika
melanggar tata tertib ini.
15. Tata tertib ini untuk dilaksakanan dengan penuh kesadaran.
v
PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM
I. Tujuan Percobaan
Tujuan apa yang ingin dicapai dalam percobaan.
II. Landasan Teori
Teori yang mendasari percobaan diuraikan secara singkat namun jelas, kejelasan
uraian akan sangat bertambah bila disertai dengan gambar, rangkaian, skema dan
lainnya. Isi dari landasan teori ini dapat digunakan untuk mendukung pembahasan
dari hasil percobaan.
III. Alat dan Bahan
Sesuai dengan peralatan yang digunakan pada saat praktikum.
IV. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan disusun secara sistematik, jelas agar mudah dipahami dan
ditulis dalam bentuk paragraf , sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan.
V. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data
Data yang diperoleh selama praktikum diolah sesuai dengan petunjuk pengolahan
data pada tiap satuan acara praktikum.
VI. Pembahasan
Hasil percobaan dibahas dan dibandingkan dengan literatur atau teori yang relevan
dengan percobaan.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan disesuaikan dengan tujuan percobaan.
Daftar Pustaka
Berisi daftar literatur yang digunakan dalam menyusun laporan praktikum.
Lampiran
Berisi data-data yang diperoleh pada saat percobaan (laporan sementara) dan lampiran-
lampiran lain yang dianggap perlu.
vi
LAB. PENDIDIKAN FISIKA PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
FKIP UNRAM
Tujuan: membuat elektroskop secara mandiri dengan menggunakan alat dan bahan
sederhana yang ada di sekitar.
1. Pendahuluan
Elektroskop adalah sebuah instrumen (alat) yang dipergunakan untuk mendeteksi
keberadaan listrik statik. Instrumen ini terdiri dari dua buah daun logam tipis (selanjutnya
disebut daun elektroskop) yang digantungkan pada batang logam, seperti yang ditunjukan
pada Gambar 1a. Ketika batang logam ini didekatkan dengan sumber listrik statik,
beberapa elektron yang berada di batang akan terdorong ke daun (jika sumber listriknya
adalah negatif) atau tertarik dari daun ke batang logam (jika sumbernya bermuatan positif).
Kedua cara tersebut, membuat daun elektroskop menjadi bermuatan, baik muatannnya
sama dengan sumber listrik statisnya (benda yang didekatkan dengan batang logam
elektroskop) atau ditolak jika muatannya sejenis. Besarnya simpangan daun ini membuka
(mengembang) adalah sebanding dengan jumlah muatan dari sumber listrik tersebut.
(a) (b)
Gambar 1. Sebuah model elektroskop sederhana (a) yang terdiri dari batang logam (1)
dan daun logam tipis (2). Membuka (atau menutupnya) daun elektroskop sebanding
dengan jumlah muatan dari sumber listrik pada jarak tertentu (b).
3. Petunjuk Praktikum
3.1 Hasil Percobaan
Potretlah elektroskop yang Anda buat. Kemudian tampilkan dalam bagian hasil
percobaan pada laporan praktikum Anda.
3.2 Pembahasan
1. Bahas tentang bagian-bagian dari elektroskop yang Anda buat, dan jelaskan
fungsinya.
2. Jelaskan kesulitan yang Anda temui dan rasakan ketika membuat elektroskop
sederhana tersebut. Kemudian tuliskan cara dan saran Anda untuk mengatasi
kesulitan tersebut.
Daftar Pustaka
Lab: Making an Electroscope,
http://sctritonscience.com/Wilson/physics/worksheets/Electricity%20and%20Mag/lab%20
making%20an%20electroscope.pdf (diakses tanggal 12 Oktober 2013).
Tujuan: untuk mengerti dan mendemonstrasikan tiga metode memberi muatan suatu
benda dan menguji elektrostroskop sederhana yang telah dibuat untuk
mendeteksi muatan listrik.
1. Pendahuluan
2. Landasan Teori
Benda tersusun atas atom-atom. Atom terdiri atas inti atom ( berisi proton dan
neutron) dan elektron. Jika jumlah elektron dan potron sama, maka secara umum muatan
dari benda tersebut adalah netral. Ketika atom memiliki jumlah elektron yang lebih banyak
atau lebih sedikit dari jumlah proton, maka total muatan dari benda tersebut akan berubah,
tergantung dari jumlah elektron yang dimilikinya. Jika jumlah elektron lebih banyak dari
proton (kelebihan elektron), maka benda akan bermuatan negatif. Sebaliknya, jika jumlah
elektron lebih sedikit dibandingkan proton (kekurangan elektron), maka benda tersebut
akan bermuatan positif.
Jika Anda menggosok batang polietilen dengan kain wooll. Elektron akan tertarik
dari kain wool ke batang polietilen tersebut. Kain akan kekurangan elektron dari keadaan
awalnya. Hal ini akan menjadikan batang bermuatan negatif dan kain bermuatan positif.
(a) Batang logam netral. (b) Batang logam dimuati (diberi muatan) melalui
sentuhan (kontak).
Gambar 2. Pemberian muatan pada batang logam netral. Batang logam akan
mendapatkan muatan positif melalui kontak dengan benda bermuatan positif. Elektron
akan bergerak berlawanan arah dengan gerak muatan positif.
Gambar 4. Pemberian muatan pada batang logam dengan metode induksi. (a) Sebuah
batang logam netral terhubung ke tanah melalui kawat, (b) benda bermuatan negatif
didekatkan ke batang logam dan menyebabkan pemisahan muatan di batang logam, (c)
ketika kawat ke tanah dipotong dan benda bermuatan negatif dijauhkan dari logam, hal itu
menyebabkan batang logam akan bermuatan positif, [Giancolli D].
Elektroskop juga dapat diberi muatan, baik dengan cara induksi dan maupun
konduksi (kontak). Untuk memberi muatan negatif pada elektroskop dengan metode
konduksi, ujung batang akhir batang ambar (dihasilkan dari menggosokkan batang
tersebut ke bulu) disentuhkan pada bagian atas elektroskop. Kelebihan elektron pada
batang akan ditolak oleh elektron bebas padda bagian atas dan batang logam dari
elektroskop. Elektron-elektron yang tertolak tersebut akan bergerak sejauh mungkin dari
batangan, dan berakhir pada daun emas. Kemudian muatan yang berada pada daun akan
menjadi lebih negatif. Jika muatan awal dari elektroskop tersebut adalah negatif, maka
besarnya muatan pada daun yang berada dalam elektroskop akan semakin meningkat,
sehingga daun agak bergerak melebar (menjauhi batang logam). Di sisi lain, jika muatan
awal (asli) dari elektroskop adalah positif, maka besarnya muatan pada daun tersebut akan
berkurang, dan kemudian diikuti dengan daun bergerak mendekati batang logam. Aturan
umumnya adalah penyimpangan dari daun emas akan meningkat jika muatan awal (asli)
Gambar 6. Sebuah elektroskop diberi muatan dengan cara induksi, (a) batang bermuatan
negatif didekatkan satu sisi di atas elektroskop, (b) sentuh bagian atas elektroskop di sisi
berlawanan dari batang dikenakan, (c) batang bermuatan dijaukan dari elektroda dan (d)
elektroskop menjadi bermuatan positif, [Pudak Scientific].
Percobaan ini mungkin tidak bekerja dengan baik, jika kondisi ruangan lembab.
Kelembaban memungkinkan mencegah terbentuknya muatan listrik melalui proses
konduksi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah untuk membersihkan
dan mengeringkan batangan dan kain wol.
Elektroskop sederhana dipergunakan dalam percobaan ini. Alat dan bahan yang
dibutuhkan antara lain sebuah elektroskop sederhana yang telah Anda buat pada percobaan
sebelumnya, sebuah bilah polietilen, sebuah bilah selulosa asetat, selembar kain wol,
sebuah balon karet, sebuah batang kaca, sebuah pensil, sebuah penghapus, selembar kertas
dan sekeping koin uang logam.
1. Gosoklah bilah polietilen dengan kain wol. Ini akan membuat bilah polietilen
bermuatan .................. dan kain wol bermuatan ................. . Sentuhkan bilah
polietilen ke bagian atas elektroskop. Amati daun emas yang berada dalam
elektroskop dan catat apa yang terjadi ke dalam tabel data pengamatan.
2. Jauhkan polietilen dari elektroskop. Amati daun emas pada elektroskop dan catat
dalam tabel apa yang terjadi.
3. Sentuh bagian atas dari elektroskop dengan jari Anda dan amati kembali daun emas
dalam elektroskop, serta catat dalam tabel apa yang terjadi.
4. Gosoklah bilah polietilen dengan kain wol. Dekatkan bilah polietilen ke bagian atas
elektroskop, tetapi jangan sampai tersentuh. Amati daun pada elektroskop dan
catat dalam tabel apa yang terjadi.
5. Jauhkan bilah polietilen dari elektroskop. Amati daun emas. Catat dalam tabel
pengamatan.
6. Sentuh bagian atas elektroskop dengan jari Anda dan amati lagi daun pada
elektroskop. Catat apa yang terjadi.
7. Ulangi kembali langkah 1 – 6, dengan menggunakan bilah selulosa asetat.
8. Gosoklah bilah selulosa asetat dengan kain wol. Ini akan membuat bilah selulosa
asetat bermuatan .................. dan kain wol bermuatan ................. . Sentuhkan bilah
selulosa asetat ke bagian atas elektroskop. Amati daun emas yang berada dalam
elektroskop dan catat apa yang terjadi ke dalam tabel data pengamatan.
9. Jauhkan bilah selulosa asetat dari elektroskop. Amati daun emas pada elektroskop
dan catat dalam tabel apa yang terjadi.
4.1.2 Analisa
1. Jelaskan apa yang terjadi pada bilah polietilen setelah bilah tersebut digosokkan
dengan kain wol?.
2. Anggap jika setelah bilah polietilen digosokkan dengan kain, bilah tersebut menjadi
bermuatan negatif. Pada keadaan ini, apakah bilah tersebut kelebihan atau
kekurangan elektron?. Apakah ini contoh dari proses gesekan, sentuhan atau
induksi?.
3. Dalam langkah percobaan pertama (1), melalui metode apakah elektroskop diberi
muatan?. Apakah daun emas menjadi bermuatan lebih positif atau negatif?.
4. Mengapa daun elektroskop seperti itu, setelah bilah polietilen bermuatan dijauhkan
darinya (langkah kedua)?.
5. Apa yang terjadi pada elektroskop bermuatan jika jari Anda menyentuh elektroskop
tersebut (langkah 3)?. Apakah elektroskop kelebihan atau kekurangan elektron?.
6. Mengapa daun elektroskop berkelakuan seperti itu, setelah polietilen didekatkan ke
elektroskop (langkah 4)?. Apakah elektron pada polietilen berpindah ke dalam
elektroskop?.
7. Mengapa daun elektroskop berkelakuan seperti itu, setelah polietilen bermuatan
dijauhkan darinya (langkah 5)?.
8. Apa yang terjadi ketika bilah selulosa asetat disentuhkan ke elektroskop (langkah
8)?.
9. Jelaskan apa yang terjadi ketika bilah asetat didekatkan dan dijauhkan dari
elektroskop (langkah 11 dan 12)?.
10. Dengan metode apakah, elektroskop diberi muatan (pada langkah 11)?.Bandingkan
ketiga metode pemberian muuatan tersebut terhadap perpindahan dari elektron.
1. Jelaskan tiga tipe dari perilaku material dan berilah masing-masing contohnya.
Daftar Pustaka
Tujuan: untuk menyelidiki interaksi muatan listrik antara dua buah benda bermuatan.
1. Pendahuluan
Pernahkan Anda melakukan percobaan sederhana berikut ini?. Didihkan air dengan
menggunakan pemanas listrik, Anda akan mendapatkan sejumlah uap air yang keluar dari
bibir pemanas tersebut. Gosoklah sebuah balon ke rambut Anda, kemudian dekatkan balon
tersebut ke uap air. Apakah yang terjadi?.
2. Landasan Teori
Gambar 1. Dua buah penggaris yang bermuatan saling tolak menolak satu dengan lainnya,
[Giancolli].
Gambar 2. Dua buah batang kaca yang bermuatan juga saling tolak menolak jika
didekatkan, Giancolli].
Di lain pihak, jika batang kaca bermuatan didekatkan dengan penggaris plastik
bermuatan, kedua material bermuatan tersebut akan saling tertarik satu dengan lainnya,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Berdasarkan pendapat dari Franklin, maka muatan listrik dari penggaris plastik
disebut bermuatan negatif dan batang kaca disebut bermuatan positif. Sehingga benda yang
3. Percobaan
Bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah 2 bilah polietilen, 2 bilah
asetat selulosa, 1 buah kain wol (baju berbahan wol), 1 bola polistirene. Sedangkan
alat yang dipergunakan adalah 1 rol tali (benang) nilon, 1 buah kawat penggantung
bilah dan 1 set statif .
2. Gosokkan salah satu sisi bilah polietilene ke baju berbahan wol (atau kain wol).
3. Gosok pula salah satu sisi dari bilah selulosa asetat dengan kain wol (namai bilah
ini sebagai bilah Y).
4. Gerakkan salah satu sisi dari bilah Y yang telah digosok mendekati sisi bilah X
yang telah digosok tadi.
Tabel 1. Lembar Pengamatan dari Bilah Polietilene dan Bilah Selulosa Asetat yang Telah Digosok.
Nomor Kegiatan Pengamatan Bilah Pengamatan Interaksi
Langkah Antar Bilah
Percobaan
Bilah selulosa asetat (Y) yang telah digosok didekatkan ke X X–Y
4 salah satu sisi bilah polietilene (X) yang telah digosok.
Bagian yang telah digosok dari bilah X didekatkan ke Y Y–X
9 bagian yang telah digosok dari bilah Y.
14 Bagian yang telah digosok dari bilah Q didekatkan ke Y Y–Q
bagian yang telah digosok dari bilah Y.
20 Bagian yang telah digosok dari bilah P didekatkan ke X X–P
bagian yang telah digosok dari bilah X.
Tabel 2. Lembar Pengamatan dari Bola Polistirene dengan Bilah Polietilene dan Bilah Selulosa Asetat.
Nomor Langkah Kegiatan Pengamatan terhadap Interaksi
Percobaan
25 Bilah polietilen yang telah digosok didekatkan ke bola polistirene.
27 Bilah polietilen yang telah digosok disentuhkan ke bola polistirene.
28 Bilah polietilene dijauhkan dari bola, kemudian dekatkan kembali, tetapi
jangan samapai menyentuh dan jangan terlalu dekat dengan bola.
32 Bilah selulosa asetat yng telah digosok didekatkan ke bola polistirene,
tetapi jangan sampai tersentuh.
34 Bilah selulosa asetat yang telah digosok disentuhkan ke bola polistirene
35 Bilah dijauhkan kemudian didekatkan kembali ke boal, tetapi jangan
sampai tersentuh dan jangan terlalu dekat dengan bola.
1. Jelaskan apa yang terjadi pada bilah polietilene dan bilah selulosa asetat seteh
keduanya digosok dengan kain wol?
2. Anggap setelah bilah polietilene digosok dengan kain wol, bilah tersebut menjad
bermuatan negatif. Apakah bilah polietilene mendapat kelebihan atau kekurangan
elektron pada situasi ini?. Bagaimana dengan bilah selulosa asetat?.
3. Apa yang terjadi pada bilah polietilene ketika bilah selulosa asetat yang telah
digosok (Y) didekatkan ke sisi bilah polietilene yang telah digosok pula (X)?.
4. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak dalam
langkah 4?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
5. Apa yang terjadi pada bilah selulosa asetat ketika bilah X didekatkan ke bilah Y?.
6. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak pada langkah
9?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
7. Apa yang terjadi pada bilah selulosa asetat (Y) ketika bilah selulosa asetat yang
telah digosok (Q) didekatkan ke sisi bilah Y?.
8. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak pada langkah
14?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
9. Apa yang terjadi pada bilah polietilene ketika bilah polietilene lainnya yang telah
digosok (P) didekatkan ke sisi bilah polietilene yang telah digosok pula (X)?.
10. Apakah kedua bilah saling menarik satu dengan lainnya ataukah tidak pada langkah
20?. Mengapa bilah berkelakuan seperti itu?.
11. Apa yang terjadi pada bola polistirene ketika bilah polietilene yang telah digosok
(X) didekatkan ke bola polistirene?. Mengapa bola berkelakuan seperti itu?.
12. Apa yang terjadi pada bola polistirene setelah bilah polietilene (X) menyentuh bola
polistirene?. Mengapa bola berkelakuan seperti itu?.
13. Apa yang terjadi pada bola setelah langkah 28?. Mengapa bola berkelakuan seperrti
itu?.
14. Apa yang terjadi pada bola polistirene ketika bilah selulosa asetat (Y) didekatkan ke
bola polistirene?. Mengapa bola berkelakuan seperti itu?.
15. Apa yang terjadi pada bola setelah bilah Y menyentuh bola polistirene?. Mengapa
bola berkelakuan seperti itu?.
Daftar Pustaka
Giancolli. D. C, Physics Principles with Applications, Sixth Edition.
Halliday, Resnick, Walker: Fundamentals of Physics, 6th Edition.
Petunjuk Kit Listrik Statis dari Pudak Scientific Bandung.
Tujuan: untuk menggambar pola medan magnetik di sekitar kawat berarus yang memiliki
bentuk lurus, melingkar dan solenoida.
1. Pendahuluan
Dalam percobaan ini, Anda akan belajar bagaimana sumber medan magnetik
dihasilkan. Untuk itu, Anda harus serius dan berhati-hati ketika melakukan percobaan ini.
2. Landasan Teori
Gambar 2. Medan magnetik yang dihasilkan dari tiga konfigurasi kawat, (a) kawat
panjang lurus, (b) kawat melingkar dan (c) solenoida.
2. Sebelum memulai percobaan, atur sumber tegangan dalam keadaan mati (off) dan
saklar (S) dalam keadaan terbuka. Pilih tegangan keluaran pada sumber tegangan
sebesar 2V DC.
3. Tempatkan kompas jarum di atas permukaan kotak transparan di sekitar kawat
lurus. Aturlah posisi dari kompas jarum sedemikian rupa sehingga sejajar dengan
kawat tersebut.
4. Nyalakan sumber tegangan dan tutup saklarnya.
5. Amati arah dari tiap-tiap kompas jarum.
6. Pindahkan seluruh kompas jarum dan taburkan pasir besi di sekitar permukaan
kotak transparan tersebut.
9. Sebelum memulai percobaan, atur sumber tegangan dalam keadaan mati (off) dan
saklar (S) dalam keadaan terbuka. Pilih tegangan keluaran pada sumber tegangan
sebesar 2V DC.
Daftar Pustaka
Browne, M. E., Theory and Problems for Physics, McGraw-Hill , New York.
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung
Tujuan: untuk menjelaskan fungsi dari kapasitor sebagai penyimpan muatan dan
menentukkan reaktansi kapasitif.
1. Pendahuluan
2. Landasan Teori
Kapasitor terdiri dari dua buah konduktor yang berisi muatan yang sama besar
tetapi berlawanan tanda. Namailah muatan tersebut adalah + Q dan – Q. Sebagai contoh,
bentuk dari kedua keping tersebut adalah bidang datar (pelat/ keping), seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kapasitor keping sejajar terdiri dari dua buah keping konduktor sejajar,
memiliki luas masing-masing A, dipisahkan sejauh d. Ketika kapasitor diberi muatan
(dimuatai), keping akan mengandung muatan yang jumlahnya sama. Satu pelat berisi
muatan positif, dan lainnya bermuatan negatif.
Kapasitansi diukur dalam satuan farad (disimbolkan dengan huruf F) atau mikro
farad, dimana 1 F = 10-6µF. Sebagai contoh, kapasitansi dari dua buah pelat konduktor
yang sejajar, dengan luas A dan kedua pelat tersebut terpisah sejauh d dalam ruang vakum
adalah
𝑨
𝑪 = 𝜺𝒐 ,
𝒅
Dengan 𝜀𝑜 adalah permitivitas dalam vakum sebesar 8,85x10-12F/m.
Perhatikan kembali Gambar 1. Untuk kapasitor, digunakan tegangan ac, sehingga V
= Q/C:
𝒅𝑸 𝒅𝒗 𝑽𝒎𝒂𝒙
𝒊= =𝑪 = 𝝎𝑪𝑽𝒎𝒂𝒙 𝒄𝒐𝒔𝝎𝒕 = 𝒄𝒐𝒔𝝎𝒕,
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝑿𝒄
1
dimana 𝑋𝑐 = 𝜔𝐶 . Xc adalah reaktansi kapasitif, dengan satuan ohm.
Tegangan dari kapasitor adalah sebesar Vc = i Xc, sehingga nilai reaktansi kapasitif dapat
dihitung sebagai
𝒊
𝑿𝒄 = .
𝑽
3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah 1 buah sumber
tegangan, 1 buah multimeter digital, 1 buah saklar satu kutub, 2 buah kapasitor
dengan besar 10µF dan 5 µF, dan sebuah penyambung kapasitor. Simbol dalam
rangkaian listrik untuk kapasitor dan saklar yang dipergunakan dalam percobaan
ini seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.
(a) (b)
Gambar 2. Simbol dari (a) kapasitor dan (b) saklar dalam rangkaian listrik.
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 31
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Kapasitor
1. Rangkaian alat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
S
12V
Power
V
supply
2. Sebelum percobaan dimulai, atur sumber tegangan dalam keadaan off dan saklar
dalam kondisi terbuka.
3. Gunakan multimeter (mode voltmeter) dengan batas pengukuran sebesar 20V DC.
4. Gunakan multimeter untuk mengetahui apakah kapasitor memiliki tegangan atau
tidak, jika kapasitor memiliki tegangan, hubungkan kedua elektroda dengan
kapasitor untuk menghilangkan tegangannya.
5. Atur keluaran dari sumber tegangan pada 12V DC, dan nyalakan..
6. Tutup saklar (S), dan catat tegangan yang ditunjukkan oleh multimeter dalam
lembar pengamatan.
7. Buka saklarnya.
8. Amati besarnya tegangan pada multimeter. Apa yang terjadi?. Catat data dalam
lembar pengamatan.
9. Ketika S ditutup, tegangan dari kapasitor adalah ...............................volt.
10. Ketika S dibuka, tegangan kapasitor adalah ..................volt.
11. Apakah kapasitor menyimpan muatan?. Jelaskan.
12V
Power V 10 F
supply
13. Sebelum memulai percobaan, pastikan bahwa sumber tegangan dalam keadaan
mati dan saklar dalam keadaan terbuka. Pilihlah tegangan keluaran sebesar 12V.
14. Pilih batas pengukuran untuk volmeter sebesar 20V AC dan amperrmeter sebesar
200mA AC.
15. Nyalakan sumber tegangan.
16. Tutuplah saklar (S), dan baca tegangan dan arus dari kapasitor. Tulis hasil
pengukuran dalam tabel pengamatan.
17. Buka S.
18. Ulangi kembali langkah 12 sampai dengan 17, dengan mengganti kapasitor 10µF
dengan 5µF, kemudian 2,5µF dan 20µF. Catat hasil pengukuran dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengukuran tegangan dan arus pada kapasitor.
No C (µF) I (amper) V (volt) Xc (ohm)
1 10
2 5
3 2,5
4 20
Daftar Pustaka
Browne, M. E., Theory and Problems for Physics, McGraw-Hill , New York.
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.
1. Pendahuluan
Jika Anda mengamati cahaya lampu melalui sela-sela tangan Anda, apa yang Anda
lihat?. Anda akan melihat pita putih dan gelap. Apakah yang meyebabkan adanya pita-pita
tersebut?. Anda dapat menemukan jawabanya, setelah Anda melakukan percobaan ini.
2. Landasan Teori
Kisi difraksi adalah sebuah benda yang dapat terbuat dar plastik tipis ataupun kaca,
dimana kisi tersebut berisi ribuan celah sejajar dan memiliki jarak yang sama tiap
sentimeternya (cm). Cahaya dapat melalui celah ini. Secara umum, kisi difraksi dapat
dipergunakan untuk menghasilkan spektrum cahaya atau untuk menentukan panjang
gelombang suatu cahaya.
Jarak antar dua celah disebut jarak antar celah, simbul jarak tersebut adalah d. Jarak
dari celah ini dapat dihitung jika jumlah garis tiap cm diketaui. Sebagai contoh, kisi yang
memiliki 600 garis/cm, maka jaraknya (intervalnya) adaah sebanding dengan(1x10-2 /
600)m =1,67 x 10-5 m. Interval celah ditunjukan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Skema yang menunjukkan jarak antara dua celah yang disebut jarak antar kisi.
Titik terang pada layar dihasilkan dari interferensi konstruktif (saling menguatkan)
dari sinar-sinar yang terdifraksi melalui kisi tersebut. Interferesi konstruktif dari sinar-sinar
terdifraksi tersebut, hanya dapat terjadi ketika bilangan integer (m) dari panjang
gelombang adalah sebanding dengan d.sin θ. Ini dapat dituliskan sebagai:
OP adalah jarak antara orde ke-nol dan orde pertama dari maksima, dan OQ adalah jarak
antara kisi difraksi dan layar.
(a) (b)
Gambar 2. Skema yang menunjukkan difraksi cahaya yang melewati kisi. (a) dua buah
celah yang berfungsi sebaga sumber cahaya koheren untuk interferensi, dan (b) geomentri
sederhana yang menghubungkan jarak sepanjang layar (OQ) dan θ. Maksima terjadi ketika
cahaya terdifraksi mengalami interferensi konstruktif.
Kit optik Pudak dipergunakan dalam percobaan ini. Alat-alat yang dibutuhkan
adalah sebuah sumber tegangan (3-6 V/ DC), 1 set LASER, 2 buah kabel
penghubung, 1 buah kisi difraksi (dengan 3 buah tipe kisi di dalammya), 1 buah rel
presisi, 1 lembar kertas millimeter block, 1 buah pemegang kisi, 1 buah penggaris
yang memiliki panjang 1 meter, 1 buah pemegang rel, 1 buah layar dan 3 buah
tumpukan penjepit benda.
Gambar 3. Susunan dari LASER pada rel bangku optik, [Pudak Scientific].
Gambar 4. Susunan dari LASER, pemegang kisi dan layar pada rel presisi.
Catatan: perhatikan jumlah garis pada kisi difraksi yang Anda gunakan dalam percoban ini.
5. Pertanyaan
4. Bagaimanakah titik-titik terang dan gelap dapat dihasilkan dari peristiwa difraksi?.
Daftar Pustaka
Experiments using a Helium-Neon laser, Based On Instruction Developed By Herbert H.
Gottlieb, Physics Teacher; Curriculum Consultant New York State Department of
Education.
Laser and Diffraction. Online: http://www-
outreach.phy.cam.ac.uk/TeachWork/Waves_Optics_09/Resources/Diffraction.pdf.
Petunjuk Kit Optik dari Pudak Scientific Bandung.
Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics, Sixth Edition,Tipler P.A and
Mosca G., W. H. Freeman and Company, 2008, New York.
Tujuan: untuk menyelidiki pembentukan sifat bayangan dari lensa tipis konvergen.
1. Pendahuluan
Materi lensa, bukanlah sesuatu yang baru untuk Anda. Sebelumnya Anda sudah
mengetahui bagaimana pembentukkan bayangan dan penggunaan sinar-sinar utama
(istimewa), serta sifat-sifat dari bayangan yaitu nyata dan maya. Dalam praktikum kali ini,
akan diselidiki sifat dari lensa konvergen dan sifat dari bayangan yang dihasilkan.
2. Landasan Teori
Lensa adalah sebuah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan
melengkung (permukaan bola/ sferis), dimana benda ini menggunakan prinsip pembiasan
untuk membelokkan cahaya dan pembentukan bayangan. Sehingga, cahaya dapat
dibiaskan melalui lensa. Ada dua jenis lensa yaitu lensa konvergen dan lensa divergen,
seperti yang ditunjukan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Beberapa jenis lensa konvergen yaitu (1) cembung cekung, (2)
cembung datar, (3) cembung-cembung dan lensa divergen yaitu (4) cekung
cembung, (5) cekung datar, serta (6) cekung-cekung.
Konsep dari panjang fokus dari lensa sama saja dengan yang dirumuskan pada
cermin melengkung. Dimana bentuk persamaan untuk mencari posisi dan nilai perbesaran
bayangan adalah sama. Fokus utama dari sebuah lensa tipis dengan permukaan
BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 39
melengkung berada pada titik F dimana cahaya sejajar ke dan mendekati pusat atau sumbu
utama dibelokkan melalui fokus, fokus ini adalah nyata untuk lensa konvergen dan maya
untuk lensa divergen. Panjang fokus f adalah jarak sebuah fokus utama dari lensa. Karena
itu, pada sebuah lensa tipis, kedua fokus simetris pada kedua sisinya, seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.
(a) (b)
Gambar 2. Panjang fokus untuk (a) lensa konvergen dan (b) lensa divergen.
Metode penelusuran sinar (the ray tracing) adalah salah satu metode yang sering
dipergunakan untuk menvisualisasikan bagaimana sebuah bayangan dapat terbentuk. Lensa
yang dipergunakan diasumsikan tipis. Gambar 3 menunjukkan penelusuran (penjalaran)
sinar dari cahaya melalui lensa konvergen dan divergen.
Sinar P sejajar dengan sumbu utama sampai mendekati lensa, kemudian dibiaskan
melalui titik fokus kedua pada sisi seberangnya. Sinar F yang bergerak melalui titik fokus
pertama sampai mendekati lensa, akan dibiaskan oleh lensa sejajar dengan sumbu utama
ke arah sisi seberangnya. Sinar M yang melalui pusat optik dari lensa diteruskan (tidak
dibiaskan).
Dalam beberapa literatur, indeks dari d0 dab di dapat dituliskan sebagai S dan S´. Tetapi
konversi tanda dari rumusan yang dipergunakan tetap sama.
13. Bagaimanakah hubungan antara letak benda (S) dan bayangan (S’)?
14. Bagaimana Anda dapat membedakan bayangan tersebut bersifat tegak, terbalik,
nyata atau maya?
15. Bagaimana cara mendapatkan bayangan yang bersifat maya?
Daftar Pustaka
Blocher, Richard. 2007, Petunjuk Praktikum Lensa.
Prosedur Percobaan : Thin Converging Lenses,
web.viu.ca/dickb/phys122/Lab%20Procedures/S09%20P122_Thin%20Lenses.pdf
Petunjuk Kit Optik dari Pudak Scientific Bandung.
Tujuan: untuk menjelaskan prinsip arus Eddy yang dapat dimanfaatkan sebagai rem
pemutar roda.
1. Pendahuluan
Berdasarkan pengetahuan Anda mengenai hukum Lenz, pada percobaan ini Anda
kan belajar mengenai arus Eddy. Arus Eddy adalah putaran arus dalam sebuah penghantar
yang merupakan respon terhadap medan magnet. Menurut hukum Lenz, putaran arus
sedemikian hingga menimbulkan medan magnet yang berlawanan. Dalam sebuah
konduktor, elektron berputar dalam suatu bidang yang tegak lurus terhadap medan magnet.
Arus Eddy juga disebut arus pusar.
Oleh karena kecenderungan arus Eddy yang melawan, arus Eddy menyebabkan
kehilangan energi. Jelasnya, arus Eddy mengubah berbagai bentuk energi yang bermanfaat,
seperti energi kinetik menjadi panas, yang biasa lebih sedikit manfaatnya. Dalam berbagai
penerapan, kehilangan energi akibat arus ini tidaklah diinginkan. Akan tetapi, ada beberapa
aplikasi praktis dari arus tersebut, sebagai contoh pada sistem pengereman kereta api.
Selama pengeraman, roda logam berada dalam medan magnet dalam elektromagnet yang
menimbulkan arus Eddy di dalam roda. Interaksi medan magnet antara medan yang
dipakai dan arus Eddy menyebabkan gerakan roda melambat. Lebih cepat putaran roda
kuat pengaruhnya, artinya bahwa kereta yang bergerak pelan mengurangi gaya
pengeremannya, yang hasilnya penghentiannya perlahan-lahan.
Pada percobaan ini, alat-alat yang dipergunakan untuk menyusun sebuah perangkat
model rem putaran roda adalah sebagai berikut 2 buah penyangga plastik, 1 buah
catu daya (6V/DC) dan 2 buah kabel penghubung. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah 1 buah inti besi U, 2 buah inti besi I (pendek), 1 set cakram
alumunium bersumbu dan 1 buah kumparan dengan 500 lilitan.
Daftar Pustaka
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.
Tujuan: untuk menjelaskan konsep hukum Lenz dan arus Eddy pada peristiwa cincin
Thomson melompat.
1. Pendahuluan
Cincin Thomson melompat pertama kali diperkenalkan oleh Elihu Thompson pada
tahun 1887. Dalam percobaan ini, Anda akan melihat demonstrasi dari induksi
elektromagnetik (EM). Untuk dapat memahami peristiwa ini, Anda harus memiliki
pengetahuan dasar hukum EM seperti hukum Biot-Savart, hukum Ampère dan hukum
Faraday-Lenz. Aplikasi dari cincin Thomson dapat dipergunakan dalam aktuator, induksi
pemanas dan rel kereta api.
2. Percobaan
Alat-alat yang diperlukan pada percobaan ini adalah 1 buah catu daya (4V/ AC), 3
buah kabel penghubung, 1 plastik penyangga untuk inti besi U, 1 buah saklar satu
arah. Sedangkan untuk bahan percobaan adalah sebagai berikut 1 buah inti besi U,
1 buah inti besi I (panjang), 1 buah cincin Thompson dan 1 buah kumparan dengan
150 lilitan.
3.1 Pembahasan
1. Mengapa cincin dapat melompat dan mengambang? Jelaskan.
2. Apa yang akan terjadi jika digunakan arus DC pada percobaan ini? Akankah
diamati hasil yang sama dengan hasil percobaan menggunakan sumber AC.
Jelaskan alasan Anda.
Daftar Pustaka
Induction Ring Launcher, Matos V, Silva L, and Sena E., J., ISBN 978-989-95336-2-2,
Selected Papers on Hands-on Science Network 2008.
Measurements and Mechanisms of Thomson’s Jumping Ring, Paul J. H. Tjossem and
Victor Cornejo, Am. J. Phys. 68 (3), March 2000.
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.
PERCOBAAN K TRANSFORMATOR
1. Pendahuluan
Transformator (atau yang sering disebut dengan istilah trafo) adalah suatu
komponen elektronik yang dipergunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
Trafo terdiri dari dua buah kumparan dengan inti besi yang berlapis. Satu buah kumparan
dihubungkan dengan tegangan masukan (selanjutnya disebut sebagai kumparan primer)
dan kumparan lainnya disebut sebagai kumparan sekunder.
2. Percobaan
Pada percobaan ini, alat-alat yang dipergunakan untuk menyusun sebuah perangkat
model transformator adalah sebagai berikut 1 buah kaki inti besi U, 1 buah catu
daya (2 V/ AC), 2 buah multimeter digital, 1 buah saklar satu arah dan 6 buah kabel
penghubung. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah 1 buah kumparan dengan 500
lilitan, 1 buah kumparan dengan 1000 lilitan, 1 buah inti besi U dan 1 buah inti besi
I.
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk merangkai sebuah model
transformator.
2. Pasang dasar inti besi U pada permukaan kaki inti besi U, seperti ditunjukan pada
Gambar 1(a).
(b)
(a)
Gambar 1. Rangkain komponen penyusun model transformator (a) terdiri
atas kaki inti besi U, inti besi U, inti besi I dan baut. Ketika kumparan
primer dan sekunder digabungkan dengan komponen tersebut akan
diperoleh susunan seperti (b).
5. Rangkai komponen yang diperlukan sesuai dengan Gambar 2 (a) atau (b).
Daftar Pustaka
Petunjuk Kit Listrik Magnet dari Pudak Scientific Bandung.
FISIKA DASAR 2
LAPORAN PRAKTIKUM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
Tanggal Percobaan : Mulai: Selesai :
NAMA ASISTEN :
LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA DASAR 2
NAMA MAHASISWA :
NIM :
KELAS :