Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar I pada Program Studi Pendidikan
Fisika ini dapat diselesaikan. Buku pedoman praktikum ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai buku rujukan atau panduan dalam melakukan Praktikum-Praktikum dalam mata
kuliah Fisika Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktikum ini diharapkan wawasan mahasiswa
dalam memahami konsep Besaran dan Satuan dapat bertambah. Tujuan lainnya yaitu :
1. Dapat mengetahui sekaligus menggunakan secara langsung alat-alat yang
berhubungan dengan Fisika Umum di laboratorium.
2. Mahasiswa dapat melakukan pembuktian terhadap kebenaran teori melalui kegiatan
praktikum.
3. Dapat lebih mengerti dan mengetahui karakteristik dari beberapa konsep permasalahan
Fisika Umum yang ada pada Praktikum.
4. Menuntut ketelitian, kesabaran dan konsentrasi penuh dalam melakukan Praktikum.
Semoga dengan adanya buku panduan praktikum ini, para mahasiswa menjadi lebih
mudah dalam melakukan praktikum dan mempelajari/memahami materi pada matakuliah
Fisika Umum. Kepada para mahasiswa kami ucapkan selamat belajar dan
manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.
Terima kasih penulis sampaikan kepada teknisi dan asisten laboratorium yang
memungkinkan panduan praktikum ini dapat diselesaikan pada waktunya. Semoga karya
kecil ini bermanfaat bagi kita semua dan diperbaiki kekurangan yang ada di dalamnya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
Tim Peyusun
i
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR ISI
ii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
TATA TERTIB PRAKTIKUM
A. Sebelum Praktikum
1. Baca pengumuman-pengumuman praktikum misalnya tentang jadwal praktikum dan
jenis praktikum yang harus peserta praktikum lakukan selama 1 semester.
2. Perserta praktikum wajib mengikuti kegiatan praktikum sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan dan disepakati.
3. Pelajari setiap petunjuk praktikum yang akan peserta lakukan pada minggu yang
akan datang.
4. Kerjakan tugas pra praktikum yang terdapat dalam buku panduan praktikum (modul)
pada materi praktikum yang akan dipraktikumkan, dan serahkan jawabannya kepada
laboran/asisten laboran sebelum Anda melakukan praktikum dengan aturan:
a. kerjakan tugas pra praktikum pada buku khusus untuk laporan praktikum
b. jawaban tugas pra praktikum dapat berupa tulisan dan/atau gambar yang rapih
dan terbaca jelas
c. tanpa menyerahkan jawaban tugas pra praktikum ini, peserta praktikum tidak
diizinkan untuk melakukan praktikum yang bersangkutan.
5. Jangan lupa membawa kartu praktikum dan/atau modul praktikum setiap kali akan
melakukan praktikum.
iii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penggantian dalam bentuk uang tidak dilayani. Nilai mata kuliah Fisika Dasar II
akan ditangguhkan hingga peserta mengganti kerusakkan alat dan bahan tersebut.
8. Lakukan praktikum sesuai dengan petunjuknya, bila ragu-ragu atau tidak mengerti
minta bantuan laboran/asisten laboran dengan memperhatikan sopan santun dan
etika keilmuan.
9. Keluar laboratorium pada saat praktikum harus seizin asisten atau dosen.
10. Selama melakukan praktikum dan menulis laporan sementara praktikan dilarang
keras:
menulis data hasil pengukuran/pengamatan tanpa melakukan percobaan
mengutip data kelompok lain
mengutip laporan praktikan lainnya
tindakan lainnnya yang dapat dianggap sebagai kecurangan.
C. Sesudah Praktikum
1. Rapihkan kembali alat dan bahan setelah selesai melakukan praktikum.
2. Bersihkan dan rapihkan kembali meja dan kursi praktikum setelah melakukan
praktikum.
3. Kerjakan laporan dan tugas akhir praktikum pada buku khusus untuk laporan
praktikum.
4. Kumpulkan buku laporan dan kartu praktikum sebelum hari praktikum selanjutnya.
5. Jangan sampai ada barang bawaan yang tertinggal di laboratorium.
Hal lain yang berkaitan dengan kegiatan praktikum dan belum tercantum dalam
pedoman praktikum fisika dasar ini akan dikomunikasikan dan dimusyawarahkan lebih
lanjut.
Koordinator Laboratorium
iv
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN
LABORATORIUM
KESELAMATAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan partisipasi
seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan. Dengan demikian,
kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu
mewujudkan praktikum yang aman.
BAHAYA LISTRIK
1. Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan circuit
breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi
menimbulkan bahaya, laporkan pada asisten.
2. Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik (sengatan
listrik/strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang terkelupas dll.
3. Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri sendiri atau
orang lain.
4. Keringkan bagian tubuh yang basah, misalnya, keringat atau sisa air wudhu.
5. Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum. Kecelakaan
akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah
hal-hal yang harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
a. Jangan panik
b. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing dan di
meja praktikan yang tersengat arus listrik
c. Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber
listrik
d. Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar anda
tentang terjadinya kecelakaan akibat bahaya listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi bahaya api
atau panas berlebih:
1. Jangan panik
v
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Beritahu dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan orang di sekitar Anda tentang
terjadinya bahaya api atau panas berlebih
3. Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja masing-masing
4. Menjauh dari ruang praktikum.
LAIN-LAIN
Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
PENGGUNAAN PERALATAN PRAKTIKUM
Berikut ini adalah panduan yang harus dipatuhi ketika menggunakan alat-alat praktikum:
1. Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, pahami petunjuk penggunaan alat itu.
2. Perhatikan dan patuhi peringatan (warning) yang biasa tertera pada badan alat
3. Pahami fungsi atau peruntukan alat-alat praktikum dan gunakanlah alat- alat
tersebut hanya untuk aktivitas yang sesuai fungsi atau peruntukannya.
Menggunakan alat praktikum di luar fungsi atau peruntukannya dapat menimbulkan
kerusakan pada alat tersebut dan bahaya keselamatan praktikan.
4. Pahami rating dan jangkauan kerja alat-alat praktikum dan gunakanlah alat-alat
tersebut sesuai rating dan jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum di luar
rating dan jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut dan
bahaya keselamatan praktikan
5. Pastikan seluruh peralatan praktikum yang digunakan aman dari benda/ logam
tajam, api/ panas berlebih atau lainnya yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
alat tersebut
6. Tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan, goresan atau
sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang digunakan
SANKSI
Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
praktikum yang bersangkutan.
vi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
METODE KUADRAT TERKECIL
Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method) linier adalah suatu metode yang
digunakan untuk menentukan hubungan linier dari suatu data agar dapat diprediksi nilai-
nilainya yang mana nilai tersebut tidak terdapat pada data-data yang kita miliki;
terkadang proses yang melibatkan metode kuadrat terkecil untuk menentukan hubungan dua
variabel data berupa fungsi linier disebut sebagai regresi linier.
Metode Kuadrat Terkecil ditemukan oleh Carl F. Gauss (matematikawan dan
fisikawan ternama asal Jerman, abad ke-17) ketika ia masih berumur 18 tahun, dan karyanya
ini masih dipakai sampai saat ini sebagai metode yang paling baik untuk menentukan
hubungan linier dari dua variabel data. Dengan metode kuadrat terkecil, kita dapat
menyajikan data dengan lebih berguna.
Diberikan tabel data tegangan listrik terhadap arus listrik pada sebuah
hambatan/resistor sebagai berikut
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, tugas kita adalah mencari persamaan
linier (garis lurus) terbaik yang menggambarkan data yang diberikan di atas. Metode kuadrat
terkecil pada dasarnya adalah metode untuk meminimalisasi error titik data terhadap garis
lurus terbaik.
Untuk mencari persamaan garis lurus terbaik yang menggambarkan data, berarti kita
perlu mencari tahu harga a dan b dari persamaan garis lurus berikut
vii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mari kita mulai!
Misalkan fungsi sebenarnya dari data tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan a dan b adalah parameter fungsi dan e adalah error data, seperti yang
ditunjukkan pada gambar sebelumnya. Untuk itu, kita misalkan penyajian datanya oleh suatu
fungsi pendekatan berikut:
Error data yang terjadi antara setiap titik data dengan nilai fungsi permisalan kita tadi
adalah:
viii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Turunan parsial terhadap b sama dengan nol; menghasilkan :
Dengan menggunakan teknik subsitusi dan eliminasi pada kedua persamaan di atas, dapat
diperoleh bahwa: Gradien terbaiknya adalah a,
ix
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
atau bisa ditulis:
adalah persamaan yang telah dapat mewakili penyajian data yang diberikan tadi.
x
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Panduan Praktikum Fisika Umum 2020
A. Tujuan percobaan
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar fisika dengan benar serta
sesuai standar
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja alat ukur dasar fisika
3. Mahasiswa dapat mengukur benda dengan alat ukur yang sesuai
4. Mahasiswa dapat menentukan ketelitian dan batas ukur dari setiap alat tersebut
5. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep materi besaran pokok dalam
perkuliahan Fisika Umum
B. Dasar teori
Besaran dalam fisika dibedakan menjadi dua yaitu besaran konseptual dan
besaran matematis.
Besaran konseptual dibagi menjadi dua :
a. Besaran dasar (base quantity) : Besaran harus didefinisikan berdasarkan suatu
standar tertentu. Besaran dasar ada tujuh macam yaitu panjang, waktu, massa,
arus listrik, suhu, jumlah zat, dan intensitas cahaya
b. Besaran turunan (derived quantity) : Besaran yang dapat didefinisikan
berdasarkan ketujuh besaran dasar. Salah satu contoh besaran turunan adalah
kelajuan, yang didefinisikan sebagai jarak dibagi dengan waktu yang diperlukan
untuk menempuh jarak tersebut. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara
lain: diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan
lebih dari satu, dan diturunkan dari besaran-besaran pokok (Giancoli, 2014: 12-
13).
Sedangkan besaran matematis dibagi menjadi dua :
a. Besaran skalar : Besaran fisika yang dapat digambarkan dengan suatu bilangan
b. Besaran vektor : Besaran fisika yang memiliki besar (magnitude) (“berapa
besar” atau “berapa banyak”) dan arah dalam ruang (Young and Freedman,
2002: 10).
D. Langkah Kerja
Percobaan 1 : Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup
1. Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran, lakukan pengenolan pada
mikrometer sekrup yang digunakan. (Jika mengalami kesulitan, tanyakan
pada asisten laboran bagaimana cara melakukan pengenolan)
2. Tentukan Nilai Skala Terkecil (NST) dan Skala Maksimum (SM)
mikrometer sekrup
3. Ukurlah diameter dan ketebalan uang logam Rp 500,00 sebanyak 5 kali
pengulangan
4. Catatlah hasil pengamatan pada tabel
1
2
3
4
5
Rerata ± SD
1
2
3
4
5
Rerata ± SD
1
2
3
4
5
Rerata ± SD
…………………………………………
10
11
MOMENTUM
2 DAN IMPULS
A. Tujuan percobaan
1. Membuktikan hukum konservasi momentum
B. Dasar teori
Momentum adalah kesukaran untuk menggerakkan atau memberhentikan suatu benda.
Arah momentum sama dengan arah kecepatan. Momentum juga diartikan sebagai hasil kali
massa dan kecepatan benda.
p = m. v
12
I = F. ∆t
Type equation here.
(Rahman,2016)
C. Langkah Kerja
1. Bukalah aplikasi Physics App yang ada di smartphone anda masing-
masing.
2. Pilihlah topik mechanics lalu eksperimen momentum.
3. Aturlah massa dan kecepatan masing-masing mobil
4. Pilih jenis tumbukan yang akan diuji coba.
5. Tekan tombol start.
6. Perhatikan dan amati yang terjadi.
13
1. Tumbukan elastis
a. Kedua massa bergerak
…………………………………………
14
15
3 PRINSIP ARCHIMEDES
P.S. Kerjakanlah dengan kejujuran dan niat yang baik. Apabila mengutip dari suatu
sumber, sertakan footnote atau bodynote. Selamat mengerjakan!
A. Tujuan percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan massa jenis benda padat.
2. Mahasiswa dapat menentukan jenis bahan penyusun benda.
3. Mahasiswa dapat menentukan gaya apung atau gaya ke atas suatu benda.
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan Hukum Archimedes.
5. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep fluida statis dalam perkuliahan fisika
umum.
16
18
D. Langkah Kerja
Percobaan 1: Kedua Massa Benda Sama
19
20
2 Bata
2 Bata
21
2 Bata
…………………………………………
22
23
𝑚2 𝑎 𝑚1 + 𝑚2
Koefisien gesek kinetik 𝜇𝑘 = − [ ]
𝑚1 𝑔 𝑚1
𝑚1𝑚2𝑔(1+𝜇𝑘)
Tegangan tali T=
𝑚1+𝑚2
Note : dikerjakan dengan jujur, sertakan sumber dengan bodynote dan dilengkapi
dengan daftar pustaka
24
1. Mahasiswa dapat menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis.
B. Dasar teori
Gaya (force) sebagai suatu bentuk dorongan atau tarikan pada benda. Bila
Anda mendorong mobil yang mogok atau troli belanja di supermarket, Anda
mengerahkan gaya pada benda tersebut. Ketika mesin motor mengangkat lift
(elevator), atau martil menghantam paku, atau angin meniup dedaunan yang ada di
pohon, maka gaya yang sedang dikerahkan. Kita sering menyebut ini sebagai gaya
kontak (contact force) karena gaya dikerahkan ketika sebuah benda mengalami
kontak dengan benda yang lain. Disisi lain, kita mengatakan bahwa sebuah benda
jatuh karena adanya gaya gravitasi (force of gravity, yang bukan merupakan gaya
kontak) (Giancoli, 2001: 90-91).
Jika sebuah benda dalam keadaan diam, untuk membuatnya mulai bergerak
diperlukan gaya, artinya suatu gaya dibutuhkan untuk mempercepat sebuah benda
dari kecepatan nol ke kecepatan bukan nol. Untuk sebuah benda yang sudah
bergerak, jika kita ingin mengubah kecepatannya, baik arah ataupun magnitudonya,
lagi-lagi gaya yang diperlukan. Dengan kata lain, untuk mempercepat sebuah benda,
selalu dibutuhkan gaya.
Gaya gesek merupakan gaya yang ditimbulkan oleh dua buah benda yang
permukaannya saling bersentuhan secara langsung dan arahnya berlawanan dengan
arah gerak benda. Besarnya gaya gesek ditentukan oleh kehalusan atau kekasaran
permukaan benda yang saling bersentuhan. Semakin kasar suatu permukaan benda,
maka semakin besar gaya gesek yang ditimbulkan. Ada dua jenis gaya gesek yang
bekerja pada benda, yaitu:
1. Gaya Gesek Statis (𝐹𝑠)
Gaya gesek statis yaitu gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam
keadaan diam dan niainya mulai dari nol sampai suatu harga maksimum.
Besarnya gaya gesek statis maksimum adalah:
𝐹𝑠 = 𝜇𝑠. 𝑁
25
Keterangan:
Gambar 1
Perhatikan gambar 1 di atas. Awalnya, papan inklinasi AB dan AC saling
berhimpitan. Kemudian papan AC diangkat perlahan-lahan sampai pada suatu sudut
tertentu (𝜃), sehingga benda (𝑚) yang berada di atasnya tepat akan bergerak ke
26
Keterangan :
𝜇𝑠 = Koefisien gesek statis
𝜃 = Sudut yang dibuat papan (°)
𝑦 = Panjang sumbu tegak (𝑚)
𝑥 = Panjang sumbu mendatar (𝑚)
Gambar 2
𝑚2 𝑎 𝑚1 + 𝑚2
𝜇𝑘 = − [ ]
𝑚 1𝑔 𝑚1
Keterangan:
𝜇𝑘 = Koefisien gesek kinetis
𝑎 = Percepatan ( ∙ 𝑠−2)
𝑔 = Percepatan gravitasi (𝑚 ∙ 𝑠−2)
𝑚1 = Massa balok 1 (𝑘𝑔)
𝑚2 = Massa balok 2 (𝑘𝑔)
(Hikam, 2005 : 32)
27
1
𝑥 = 𝑎𝑡2
2
Keterangan:
𝑥 = Jarak tempuh (𝑚)
𝑎 = Percepatan ( ∙ 𝑠−2)
𝑡 = Waktu tempuh (𝑠)
Keberadaan gaya gesekan bisa bermakna gaya gesekan statis bila belum
bergerak dan bermakna gaya koefisien kinetis bila m sudah bergerak. Tingkat
kekasaran lantai mempengaruhi nilai koefisien sehingga ketika gaya normal oleh
lantai terhadap benda adalah N dipenuhi
D. Langkah Kerja
Percobaan 1 :
Pengukuran Koefisien Gesek Statis
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan
praktikum.
2. Meletakkan balok kayu diatas papan inklinasi yang disusun secara mendatar.
28
3. Mengangkat papan inklinasi secara perlahan sampai balok kayu tepat akan mulai
bergerak, lalu hahan posisi tersebut dengan menggunakan penahan balok.
4. Mengukur jarak sumbu x dan sumbu y pada kemiringan sudut tersebut.
5. Melakukan percobaan tersebut hingga 3 kali pada permukaan licin dan pada
permukaan kasar.
29
1
2
3
Rerata
b. Permukaan Kasar
1
2
3
Rerata
…………………………………………
30
31
5 MOMEN INERSIA
32
Benda tegar adalah bentuk benda tidak berubah meskipun benda tersebut
dikenai gaya, seperti gaya tekan, gaya gesek, dan sebagainya. Benda tegar adalah
benda yang ikatan antar atomnya sangat kuat sehingga tidak terjadi gerakan relatif
antar atom. Salah satu besaran yang penting yang dimiliki benda tegar adalah momen
inersia. Sekarang, marilah kita perhatikan benda tegar yang berotasi, semisal sebuah
roda yang berputar pada suatu sumbu putar yang melewati titik pusatnya (roda itu);
sumbu ini dapat berupa sebatang poros. Kita dapat memandang roda tersebut sebagai
terdiri dari partikel-partikel yang berjumlah banyak dan tersebar di berbagai lokasi
pada jarak yang berbeda-beda dari sumbu putar. Jumlah torque dari ke semua
partikel tersebut adalah torque neto, ∑ Ƭ, sehingga memperoleh :
∑ Ƭ = (∑ 𝑚𝑟2) 𝑎
(Abdullah, 2016).
Dimana kita dapat mengeluarkan faktor 𝑎, karena nilainya sama untuk semua
partikel pada benda. Jumlah ∑ 𝑚𝑟2 merepresentasikan jumlah dari massa tiap-tiap
partikel pada benda dikalikan kuadrat jarak partikel yang bersangkutan ke sumbu
putar. Jika kita memberikan nomor (1, 2, 3, ...) bagi tiap-tiap partikel pada benda,
maka ∑ 𝑚𝑟2 = 𝑚1𝑟1 + 𝑚2𝑟2 + 𝑚3𝑟3 + ⋯. Besaran ini disebut momen inersia
(moment of inertia) atau inersia gerak rotasi (rotation inertia), 𝐼, 𝐼 = ∑ 𝑚𝑟2 =
𝑚1𝑟2 + 𝑚2𝑟2 + ⋯.
1 2
∑ Ƭ= 𝑎
Inersia rotasi sebuah benda tidak hanya bergantung dari massanya, tetapi juga
pada bagaimana massa tersebut terdistribusi relatif terhadap sumbu. Sebagai contoh,
33
Silinder yang disebutkan pertama kali akan lebih sulit untuk mulai
dirotasikan dari keadaan diam, dan lebih sulit dihentikan dari keadaan berotasi. Bila
massa terkonsentrasi pada lokasi yang lebih jauh dari sumbu rotasi, inersia rotasi
akan lebih besar. Untuk gerak rotasi, massa sebuah benda tidak dapat dianggap
terkonsentrasi di pusat massanya (Giancoli, 2014).
C. Alat dan Bahan
34
Langkah Percobaan :
Percobaan 1 : Menentukan momen inersia benda secara teori
1. Pada bagian ini,akan ditentukan besar momen inersia pada benda sesuaidengan
teori yang ditetapkan.
2. Hal pertama yang harus anda lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang
telah ditentukan.
3. Kemudian anda mengukur massa semua benda yang akan ditentukan momen
inersianya.
4. Selanjutnya anda diminta untuk mengukur tinggi dan diameter masing-masing
benda.
5. Setelah selesai melakukan pengukuran massa, tinggi dan diameter benda, catatlah
hasilnya pada table I.
6. Pengambilan data dilakukan setelah disiapkan balok diatas bidang datar,
kemudian taruh salah satu sisi papan datar diatas balok sehingga posisi papan
menjadi bidang miring. Berikan tanda batas pada papan sepanjang 60 cm jika
panjang papan lebih besar.
7. Selanjutnya satu per satu benda anda gelindingkan sejauh 60 cm (benda
digelindingkan bersamaan dengan dimulainya stopwatch).
8. Setelah selesai dilakukan percobaan, catatlah hasilnya pada table II.
35
…………………………………………
36
*Sertakan bodynote
37
A. Tujuan percobaan
1. Mahasiswa dapat menganalisis hubungan antara medan magnet dan arus listrik
2. Mahasiswa dapat membuktikan percobaan Hans Christian Oersted dan Michael
Faraday
3. Mahasiswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kuat
lemahnya suatu medan magnet induksi
38
Gambar 4.1
Medan Magnet disekitar Kawat Berarus Listrik
Gambar 4.2
Rangkaian Percobaan Medan Magnet
39
Hukum ini menyatakan bahwa apabila terjadi perubahan fluks dalam suatu
kumparan konduktor (loop) maka dihasilkan gaya gerak listrik (tegangan listrik)
induksi yang berbanding lurus dengan laju perubahan fluks (Mikrajuddin,
2017:416).
Gambar 4.3.
Rangkaian Percobaan Induksi Elektromagnetik
C. Alat dan Bahan
No. Nama Alat/Bahan Jumlah
1. Multimeter 1
2. Kumparan lilitan 1 1
3. Kumparan lilitan 2 1
4. Lampu 1
5. Medan Batang 1
40
41
Tabel Analisis
…………………………………………
42
43
7 GERAK HARMONIS
SEDERHANA PADA PEGAS
3. Jelaskan bagaimana hubungan antara gerak harmonik sederhana pada pegas dengan
hukum hooke!
A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan dapat membuktikan berlakunya Hukum Hooke pada percobaan gerak
harmonis sederhana pada pegas
2. Praktikan dapat menentukan nilai konstanta suatu pegas.
3. Praktikan dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai konstanta suatu pegas
B. Dasar Teori
Getaran merupakan gerak bolak-balik suatu partikel secara periode melalui suatu titik
kesetimbangan. Getaran dapat bersifat harmonis sederhana dan kompleks. Gerak harmonis
sederhana suatu getaran dimana resultan gaya yang bekerja pada titik sembarang selalu
mengarah ketitik kesetimbangan dan besar resultan gaya sebanding dengan jarak titik
sembarang ke titik keseimbangan tersebut. Beberapa contoh gerak harmonis sederhana adalah
gerak harmonik pada bandul (Young dan Roger, 2002 : 152).
44
45
D. Prosedur Praktikum
Percobaan I: Hukum Hooke
1. Membuka aplikasi phet dari website
2. Pililah ikon simulasi pada penampilan layar yang terdapat pada aplikasi phet,
kemudian pilih ikon fisika.
3. Pilihlah ikon gerak, kemudian mencari masses and spring.
4. Letakkan mistar disamping pegas.
5. Mengukur panjang awal pegas dan catat hasilnya sebagai (xo).
6. Mengatur besar massa beban dan besar pegas yang akan digunakan.
7. Gantungkan perangkat beban 50 gram pada pegas, kemudian ukur panjang pegas
setelah diberi beban dan catat sebagai (xt).
8. Tambahkan perangkat beban 50 gram, kemudian ukur panjang pegas sebagai(xt),
dan ulangi hingga beban menjadi 250 gram.
9. Kurangi perangkat beban yang telah ditambahkan pada pegas, dan setiap kali
pengurangan ukur panjang pegas dan catat sebagai (xt).
10. Ulangi prosedur 4sampai 11 menggunakan pegas diameter kecil.
47
48
…………………………………….
49
50
8 PESAWAT ATWOOD
5. Buktikan rumus!
𝑚 1𝑚 2𝑔 (1+1)
𝑇=
𝑚1+𝑚 2
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui Pesawat Atwood
2. Mahasiswa dapat menentukan percepatan gerak sebuah system
3. Mahasiswa dapat menentukan kecepatan sebuah system
4. Mahasiswa dapat lebih memahami konsep materi kinematika dalam perkuliahan
Fisika Umum
51
B. Dasar Teori
Pesawat atwood adalah pesawat yang terdiri dari sebuah katrol dan dua beban
yang digantungkan dengan tali melalui katrol. Alat atwood dapat digunakan untuk
mempelajari ngerak lurus dengan bermacam-macam percepatan, hanya dengan
mengubah selisih massa dua benda maka kita dapat mengubah-ubah percepatan gerak.
Besarnya kecepatan dan percepatan dihasilkan bergantung pada massa beban yang
digantungkan pada dua sisi tali. Pada alat ini biasanya disediakan sejumlah beban,
beban m1 dan m2 yang dihubungkan dengan katrol. Pesawat atwood ini adalah
metode sederhana yang sangat luar biasa dan sangat mudah untuk mengkaji gerak
lurus berubah beraturan (GLBB) (Abdullah, 2016 : 261-264).
Hukum pertama Newton tentang gerak yaitu “Setiap benda tetap berada dalam
keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, kecuali jika
diberi gaya total yang tidak nol.”. kecenderungan sebuah benda untuk
mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis lurus disebut inersia,
sehingga hukum pertama Newton sering disebut hukum inersia. Jika tidak ada gaya
neto (gaya resultan) yang bekerja pada benda, maka kecepatan benda tidak akan
berubah; yang berarti benda tidak akan mengalami percepatan (Giancoli, 2014 : 94-
99).
Apa yang terjadi jika sebuah gaya total diberikan pada benda tersebut? Newton
berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada
sebuah benda mungkin menyebabkan lajunya bertambah. Atau, jika gaya total itu
mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak, maka gaya tersebut akan memperkecil
laju benda tersebut. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda dengan arah sebuah benda
yang bergerak, maka arah kecepatannya akan berubah. Karena perubahan laju atau
kecepatan merupakan percepatan, dapat dikatakan bahwa gaya total menyebabkan
percepatan. Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
diberikan, dan berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan ini dapat dirangkum
sebagai berikut : “Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya”. Ini adalah hukum kedua Newton
tentang gerak.
52
Dari hukum kedua Newton kita bisa membuat definisi yang lebih tepat
mengenai gaya sebuah aksi yang bisa mempercepat sebuah benda.
Adapun gerak lain yang mendasari pesawat atwood selain hukum pertama dan
kedua Newton, yaitu:
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
GLB merupakan gerak benda yang lintasannya lurus dengan kecepatannya
konstan. Persamaan yang digunakan GLB adalah
Keterangan :
s = Perpindahan (m)
v = Kecepatan (m/s)
t = Waktu (s)
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
GLBB merupakan gerak yang lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan
kecepatan berubah secara teratur. GLBB dibagi menjadi dua macam, yaitu:
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya semakin lama
semakin cepat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya semakin lama
semakin lambat
Persamaan yang digunakan dalam GLBB adalah
Keterangan :
vt = kecepatan akhir (m/s)
vo= kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
s = jarak (m)
t = waktu (s)
(Ishaq, 2000: 27)
53
D. Prosedur Praktikum
1. Membuka aplikasi atwood machine lab
2. Klik begin
3. Mengatur perbandingan massa sesuai data yang diperlukan.
4. Klik start
5. Amati grafik dan catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
6. Lakukan pengulangan percobaan 3 sampai 5 dengan massa jenis yang berbeda.
54
Massa A :
Massa B :
NO y t a
1.
Massa A :
Massa B :
NO y t a
1.
Massa A :
Massa B :
NO y t a
1.
Keterangan:
y = Jarak (m)
t = Waktu (s)
a = Percepatan (m/s2)
55
Massa A :
Massa B :
NO y t v
1.
Massa A :
Massa B :
NO y t v
1.
…………………………………….
56
2. Dari percobaan II, buatlah grafik hubungan antara jarak B terhadap waktu,
kemudian hitung harga kecepatan katrol dari grafik tersebut dan beri
penjelasan!
3. Jelaskan sistem kerja lift yang sudah kita ketahui bahwa lift merupakan aplikasi
dari mesin atwood !
57
9 HUKUM OHM
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat memahami Hukum Ohm.
2. Mahasiswa dapat menentukan suatu hubungan antara tegangan dan arus listrik
pada suatu kawat penghantar dengan menggunakan alat catudaya (berbagai
tegangan), berbagai harga resistor dan multimeter.
3. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
hambatan
B. Dasar Teori
Hukum Ohm (Ω) adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang
mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbaning lurus dengan beda potensial yang
diterapkan kepadanya. Hukum Ohm menghubungkan antara arus, voltase dan hambatan
yang menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir melalui konduktor atau penghantar
logam sebandung dengan beda potensial diantara ujung-ujung penghantar pada suhu
konstan. Rasio beda potensial terhadap arus sama dengan penghantar.
58
Hukum Ohm semulanya terdiri dari atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain
adalah definisi hambatan, yakni , sedangkan bagian kedua hukum Ohm
menyatakan bahwa adalah suatu konstanta yang tidak bergantung pada maupun
Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan:
Dimana adalah arus yang mengalir pada suatu penghantar dalam satuan
ampere, adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt, dan R adalah nilai hambatan listrik (resistansi). Untuk menghasilkan arus
listrik pada rangkaian, dibutuhkan beda potensial. Satu cara untuk menghasilkan beda
potensial ialah dengan baterai. George Simon Ohm (1787-1854) menentukan dengan
eksperimen bahwa arus pada kawat logam sebanding dengan beda potensial V yang
diberikan ke ujung-ujungnya.
Hukum Ohm hanya benar untuk bahan-bahan tertentu, terutama logam,
meskipun demikian, hukum ini sangat penting karena berlaku untuk bahan-bahan yang
biasa digunakan untuk elektrik. Arus listik dapat mengalir dalam rangkaian tertutup jika
didalamnya terdapat sumber tegangan dengan kata lain arus listrik (I) timbul karena ada
tegangan listrik (V). dalam suatu rangkaian sederhana yang terdiri dari sebuah tegangan
(V) dan arus (I).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara V dan I
tersebut. Untuk memperoleh hubungan antara diminta untuk mengukur arus listik yang
melalui suatu beban/resistor dengan tengangan yang bervariasi. Percobaan dilakukan
dua kali,yang pertama adalah unsur resistor yang berharga 50 Ω dan yang kedua adalah
100 Ω.
Berikut ini adalah rangkaian percobaannya:
59
D. Prosedur Praktikum
1. Siapkan aplikasi proteus, lalu klik newproject.
2. Carilah saklar atau “switch” pada komponen mode option P.
3. Carilah “ground” pada bagian terminal dan “DC” pada bagian generator.
4. Carilah “DC Ammeter” dan “DC Voltmeter” pada bagian virtual instrument.
5. Carilah “resistor” pada komponen mode option P dan atur resistansinya pada
percobaan pertama sebesar 50 ohm dan percobaan kedua 100 ohm. Setelah itu
rangkai semua komponen tersebut.
6. Setelah semua komponen terangkai, klik mode “play” di bagian bawah alat untuk
melihat hasilnya dan catatlah hasil yang diperoleh.
60
Nama : ..........................
NIM : ..........................
Hari/ Tanggal : ..........................
………………………………………
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA : Edisi Kelima – Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika prinsip dan aplikasi edisi tujuh jilid dua. Jakarta :
Erlangga.
Halliday, David, Dkk., 2014. Dasar-Dasar Fisika Versi Diperluas jilid 2.
Tanggerang : Binarupa Aksara Publisher.
Ishaq, Mohammad. 2006. FISIKA DASAR : Elaktisitas dan Magnetisme. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Ishaq, Mohammad. 2007. FISIKA DASAR : Elaktisitas dan Magnetisme. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Lambaga, Ilham. A. (2019). Tinjauan Umum Konsep Fisika. Yogyakarta: Group
Penerbitan CV Budi Utama.
Mikrajuddin Abdullah., 2017. Fisika Dasar II. Bandung : ITB
Mikrajuddin Abdullah., 2017. Fisika Dasar II. Bandung : ITB
Pauliza, Oza. 2008. Fisika Kelompok Teknologi. Bandung : Grafindo Media Pratama.\
Priyambodo, Tri Kuntoro dan Bambang Murdaka. 2009. Fisika Dasar : untuk mahasiswa
ilmu komputer dan informatika. Yogyakarta : ANDI.
Rahman, Yurizal. 2016. Fisika Dasar 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Schaum, Frederick Bueche. 1989. Teori dan soal – soal fisika.Jakarta : Erlangga.
Tipler, P. A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
63
Skor *
No Tahapan Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pengetahua Tugas Pra Praktikum
n
Mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan
berkaiatan dengan materi
Eksperimen
Persiapan Menyebutkan tujuan
2 Percobaan
Menyebutkan dan
menunjukkan alat dan
bahan yang akan
Digunakan
3 Pemahama Mengetahui variabel atau
n besaran yang akan diukur
Membuat hipotesis
percobaan berdasarkan
konsep yang berkaiatan
dengan eksperimen
Total Skor
Rata-Rata Skor
Tanda Tangan Laboran/ Asisten
Laboran
64
65
Keterangan :
* Rentang skor : 0 – 90 Poin
** Memakai rata-rata skor setiap kegiatan.
(………………………….) (…………………………)
66
67
Tim Penyusun
68