ft-UNWAHAS SEMARANG 11
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
pada bidang yang mempunyai kekasaran minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat
permukaan yang berbeda. membasahinya (Dewanto, 2002).
Ada dua jenis gesekan yaitu gesekan kering,
Batasan Masalah kadang-kadang disebut gesekan (Coulomb), dan
Dalam penelitian ini dibatasi hal-hal sebagai gesekan fluida. Pada gesekan kering akan terjadi
berikut : kontak langsung antara dua buah benda padat yang
a. Pelumas yang digunakan hanya seling bergesekkan dan dapat dinyatakan bahwa
dipertimbangkan dari viskositasnya saja permukaan yang halus akan menyebabkan gaya
b. Plat yang dipakai dari jenis material yang sama gesek atau koefisien gesek menjadi lebih kecil
yaitu baja ST 37 nilainya dibandingkan dengan permukaan yang
c. Gaya yang digunakan arahnya horisontal kasar, begitu pula sebaliknya, permukaan yang
d. Plat gesek pada posisi horisontal kasar akan menyebabkan gaya gesek atau koefisien
gesek menjadi lebih besar nilainya dibandingkan
Tujuan dengan permukaan yang halus. Gesekan fluida
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berkembang di antara lapisan fluida yang bergerak
pengaruh viskositas pelumas terhadap gaya gesek dengan kecepatan berbeda. Gesekan fluida sangat
pada kekasaran permukaan yang berbeda-beda penting dalam soal yang melibatkan aliran fluida
lewat pipa atau berhubungan dengan benda
Manfaat Penelitian tenggelam dalam cairan yang bergerak, hal itu juga
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam merupakan dasar dalam analisis gerak dari
mengendalikan kekasaran permukaan dalam mekanisme pelumasan (Yanuar, 2007).
permesinan.
Gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis
LANDASAN TEORI Secara umum, gaya gesek suatu benda dapat
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan digolongkan dalam dua jenis, yaitu gaya gesek
gerak benda atau arah kecenderungan benda akan statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis
bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah terjadi saat benda dalam keadaan diam atau tepat
benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di akan bergerak, nilai koefisien ini selalu lebih besar
sini tidak harus berbentuk padat, melainkan dapat dibanding nilai koefisien gesek kinetis. Sedang
pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek gaya gesek kinetik terjadi saat benda dalam
antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya keadaan bergerak. Gaya gesek merupakan gaya
gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara sentuh, artinya gaya ini muncul jika permukaan
benda padat dan cairan serta gas adalah gaya dua zat bersentuhan secara fisik, di mana gaya
stokes. Gaya gesek dapat merugikan atau gesek tersebut sejajar dengan arah gerak benda dan
bermanfaat. Panas pada poros yang berputar, berlawanan dengan arah gerak benda. besar gaya
engsel pintu yang berderit, dan sepatu yang aus gesek statis maksimun dengan persamaan (Yanuar,
adalah contoh kerugian yang disebabkan oleh gaya 2007) :
gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek manusia tidak
dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya (1)
hanya akan menggelincir di atas lantai. Tanpa (2)
adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan,
. (3)
mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil
dapat bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga Dimana :
tidak akan dapat tercipta parasut. Gaya gesek = gaya gesek statis maksimum .
merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua =koefisien gesek statis (tanpa satuan).
permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya =sudut gesek statis.
yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik =gaya normal yang bekerja pada benda .
pada masing - masing permukaan. Dulu diyakini Besar gaya yang bekerja pada benda yang
bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan memungkinkan menyebabkan benda bergerak.
gaya gesek atau koefisien gesek menjadi lebih Kemudian bandingkan dengan gesar gaya gesek
kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan statis maksimum. Jika gaya penggerak lebih besar
yang kasar. Konstruksi mikro pada permukaan dari gaya gesek statis maksimum, maka benda
benda dapat menyebabkan gesekan menjadi bergerak. Gaya gesek yang bekerja adalah gaya
gesek kinetis, dengan demikian (Yanuar, 2007) :
12 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
ft-UNWAHAS SEMARANG 13
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
140W, dan 250W) adalah yang ada saat ini. 0,1-1,0 µm dengan demikian tidak terjadi keausan
Trasmisi dan differensial umumnya memakai pada masing masing elemen. Secara sistematis
pelumas dengan angka kekentalan SAE 90 atau umur elemen tidak terhingga jika pelumasanya
80W - 90W (Anonim, 1996). berlangsung sempurna (Darmanto, 2011). Didaerah
SAE (Society of Automotive Engineers) adalah pelumasan (lubrication regime) seperti ditunjukkan
persatuan ahli otomotif dunia yang bertugas pada Gambar 3.
menetapkan standar viskositas atau kekentalan
ukuran dari tebal lapisan serta kemampuan
mengalir pelumas pada suhu 100 derajad celcius
dan pada -18 derajad celcius, dan terbentuknya
Komisi Standart Pelumas SAE Tahun 1923 SAE
sudah mengklasifikasikan pelumas menurut
Viskositas, dan ada aturan untuk penggantian Gambar 3. Kontak mekanik tanpa dan dengan
pelumas dilakukan setiap 800-1000 mil. Tahun pelumas. (Darmanto, 2011).
1930 pelumas sudah menggunakan bahan Aditif
Daerah pelumasan hidrodinamik merupakan
untuk pengembangan pelumas modern deterjen,
yang paling sempurna, halini memerlukan
temperatur ekstrim, tekanan dan anti lumpur
kekasaran permukaan yang kecil dan viskositas
(Sukirno, 1988).
yang rendah, sehinga koefisien gesek akan
JASO (Japan Automobile Standard
menurun. Pada mixed regime koefisien gesek
Organization) adalah suatu badan organisasi yang
sangat dipengaruhi oleh vuskositas pelumasan,
bertugas mengeluarkan standar grading atau level
tekanan dan putaran mesin. Pada boundary regin
pelumas yang didasarkan terhadap kandungan
dimana terjadi kontak antar permukaan secara
phospor dalam pelumas standar ini dibuat oleh
penuh, sehinga viscositas pelumasan, tekanan dan
Jepang untuk memenuhi tuntutan teknologi di
putaran mesin tidak mempengaruhi koefisien
sepeda motor yang di dalamnya terdapat kopling.
gesek, sehinga tetap tinggi (Neale, 2001).
A JASO MA (gesekan tinggi) pelumas yang
Ditunjukkan pada Gambar 4.
khusus digunakan pada mesin yang menggunakan
gesekan besar seperti kopling basah, ada di type
cub dan sport. A JASO MB (gesekan rendah)
khusus untuk mesin dengan gesekan lebih kecil,
eperti kopling kering (Sukirno, 1988).
API(American Petroleum Institute) adalah
suatu institusi di Amerika yang bertugas
menetapkan grading atau level pelumas menurut
service classification untuk mesin bensin. Standar
grading di dasarkan kepada proteksioksidasi,
Gambar 4. Kurva Stribeck (Neale, 2001).
proteksi keausan, high temperature engine deposit,
foaming, pembentukan asam, pembentukan kerak,
Keausan
perlindungan korosi yang berujung kepada Keausan adalah hilangnya material dari
konsumsi bahan bakar yang efisien, performa permukaan benda padat sebagai akibat dari
mesin dan emisi yang rendah. Grading yang ada : gerakan mekanik. Keausan umumnya sebagi
SG, SJ, SL, SM : untuk motor keluaran tahun 94. kehilangan material yang timbul sebagai akibat
Semakin tinggi API service nya, semakin baik pula interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak
kualitas pelumasnya (Sukirno, 1988). sliding dan dibebani. Ini merupakan fenomena
normal yang terjadi jika dua permukaan saling
Pelumasan bergesekan, maka akan ada keausan. atau
Pelumasan adalah tindakan menempatkan perpindahan material. apabila dua material ditekan
pelumas antara permukaan yang saling bergeser bersama maka akan terjadi kontak pada bagian
untuk mengurangi keausan dan friksi. permukaan. Keausan tidak diinginkan karena
Pengembangan dan uji pelumas merupakan aspek material yang hilang akibat dari keausan akan
tribologi yang menerima perhatian sangat besar. menyebabkan penurunan kerja suatu mekanisme.
Kerja pelumas adalah memberi sparasi antar Pembentukan partikel keausan pada pasangan
elemen mesin, sehinga tidak terjadi kontak, permukaan sliding yang sangat rapat dapat
ketebalan lapisan film pada daerah kontak antara menyebabkan mekanisme terhambat atau bahkan
14 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
58 mm
11 mm
32 mm
ft-UNWAHAS SEMARANG 15
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
Keterangan :
1. Spesimen gesek.
2. Landasan gesek.
3. Pull gauge.
4. Arah gerakan.
5. Lapisan pelumas.
c. Flow chart.
Mulai
16 ft-UNWAHAS SEMARANG
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
ft-UNWAHAS SEMARANG 17
Momentum, Vol. 8, No. 2, Oktober 2012 : 11- 18 ISSN 0216-7395
tetapi pada penggunaan pelumas SAE 140 pelumas dengan viskositas yang semakin tinggi
koefisien gesek menurun pada permukaan yang akan menurunkan gaya gesek dan koefien gesek.
kasar.
Saran.
Pembahasan. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih
Berdasarkan data yang didapat dari hasil sempurna beberapa hal berikut ini dapat
penelitian dengan menggunakan Pull Gauge pertimbangkan :
menunjukan perbedaan gaya gesek antara 1. Pada komponen yang permukaanya halus,
spesimen I, II, III, pada kondisi tanpa pelumas sebaiknya menggunakan pelumas dengan
gaya gesek akan semakin besar jika permukaan viskositas rendah. Pada komponen yang
spesimen semakin kasar, karena pada gesekan permukaan kasar, sebaiknya menggunakan
kering akan terjadi kontak langsung antara dua pelumas dengan viskositas tinggi.
buah benda padat yang seling bergesekkan dan 2. Pengujian gaya gesek pada bidang datar harus
dapat dinyatakan bahwa permukaan yang halus benar-benar horizontal.
akan menyebabkan gaya gesek atau koefisien 3. Pengembangan lebih lanjut penelitian ini, bisa
gesek menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan memvariasikan temperatur, jenis
dengan permukaan yang kasar, begitu pula pelumas, atau jenis matrial yang berbeda.
sebaliknya, permukaan yang kasar akan
menyebabkan gaya gesek atau koefisien gesek
menjadi lebih besar nilainya dibandingkan dengan DAFTAR PUSTAKA
permukaan yang halus (Yanuar, 2007). Anonim, 1995, “New Step 1”, Informasi umum,
Gaya gesek akan turun jika permukaan Toyota Astra Motor Jakarta.
spesimen diberi pelumas. Hal ini dikarenakan Bale. J. S, 2009, “Perubahan Faktor Keausan”,
fungsi pelumas memberi sparasi antar elemen Jurnal Teknik Mesin, Universitas Nusa
mesin, sehinga tidak terjadi kontak, Ketebalan Cendana Kupang.
lapisan film pada daerah kontak antara 0,1 - 1,0 Darmanto, 2011, “Mengenal Pelumas Pada
µm (Darmanto, 2011). Mesin”, Jurnal Momentum, Fakultas Teknik,
Besarnya gaya gesek dipengaruhi oleh Universitas Wahid Hasyim Semarang.
kekasaran permukaan dan viskositas pelumas. Dewanto. J, 2002, “Studi Karakteristik Kopling
Penelitian dengan menggunakan pelumas SAE Plat Gesek Tunggal Pada Kondisi Transient”,
140, gaya gesek menurun pada permukaan Jurnal Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra
spesimen yang kasar (spesimen III), hal ini Jakarta.
disebabkan karena pelumas SAE 140 bersifat Mazzucco, 2003, “Keausan”, Tribologi, Bumi
kental sehingga dapat melapisi permukaan Aksara Jakarta.
spesimen yang kasar dengan sempurna. Pada Neale. J. M, 2001, “Lubrication And Reliability”,
permukaan spesimen yang halus, pelumas yang Handbook, Butterworth Heinemann.
kental tidak bisa masuk ke celah yang sempit Sukirno, 1988, “Pelumasan Dan Teknologi
sehingga pelapisanya tidak sempurna. Pada Pelumas”, Jurnal Teknik Kimia, Universitas
pemkaian SAE 90, pelumas mulai bisa masuk Indonesia.
spesimen III sehingga gaya gesek sama dengan Yanuar, 2007, “Koefisien Gesek”, Jurnal Teknik
spesimen II, meskipun spesimen III permukaannya Mesin, Universitas Indonesia.
lebih kasar.
PENUTUP
Kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
Pada kondisi tanpa pelumas gaya gesek
berbanding lurus dengan kekasaran permukaan,
semakin kasar permukaan spesimen maka semakin
besar gaya geseknya. Pada permukaan yang halus,
pemakaian pelumas dengan viskositas SAE 20 dan
SAE 40 akan menaikan gaya gesek dan koefien
gesek. Pada permukaan yang kasar, pemakaian
18 ft-UNWAHAS SEMARANG