FISIKA DASAR I
Disusun oleh:
Tim Laboratorium Fisika Dasar UII
MODUL PRAKTIKUM
FISIKA DASAR I
Disusun oleh:
Tim Laboratorium Fisika Dasar UII
i
Versi: 1 Revisi: 1
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
Versi: 1 Revisi: 1
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
MEKANISME PRAKTIKUM DARING ............................................... iv
TEORI RALAT .......................................................................................... 1
HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT (L1) .................................... 7
DAYA HANTAR LARUTAN ELEKTROLIT (L3) ................................. 13
MEDAN MAGNET SOLENOIDA (L6) .................................................. 19
BANDUL MATEMATIS (M1) ................................................................ 24
KONSTANTA GAYA PEGAS (M3) ....................................................... 29
KEKENTALAN ZAT CAIR (M5) ............................................................ 34
TEGANGAN MUKA (TM) ....................................................................... 40
ii
Versi: 1 Revisi: 1
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
iv
Versi: 1 Revisi: 1
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
b. 08.40 asisten memposting soal pre test (assignment berupa question pre
test).
c. 08.40 – 08.55 praktikan mengerjakan pre test.
d. 08.55 maksimal pengumpulan pre test.
e. 08.55 asisten memposting format resume yang berupa poin (assignment
resume).
f. 08.55 - 09.25 asisten dan mahasiswa masuk zoom untuk penjelasan
praktikum. Format akun mahasiswa Kelompok_NIM_Nama.
g. 09.25 asisten memposting format laporan, lembar data percobaan dan
lembar analisis data (assignment laporan).
h. 10.20 maksimal pengumpulan resume.
i. Pengumpulan laporan dilakukan pada minggu berikutnya maksimal pukul
08.40.
10. Praktikan hanya diberi kesempatan mengulang (Inhal) paling banyak 2 unit
percobaan dan dilaksanakan dalam minggu tersebut.
11. Pedoman praktikan dalam praktikum daring Fisika Dasar tetap menggunakan
modul praktikum yang telah dibagikan di masing-masing classroom.
12. Untuk menjaga ketertiban praktikan dalam melaksanakan praktikum daring
maka konsekuensi tidak memenuhi syarat atau prosedur di atas akan
dikenakan pengurangan nilai sesuai dengan komponen yang dilanggar.
v
Versi: 1 Revisi: 1
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
TEORI RALAT
1
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
2) Pengamat
Misalnya karena ketidakcermatan pengamat dalam membaca skala.
Hal ini bisa disebabkan selama pembacaan, mata pengamat terlalu
ke bawah atau ke atas terhadap objek yang diamati sehingga nilai
yang terbaca tergeser dari nilai sebenarnya (paralaks).
3) Kondisi fisis pengamatan
Misalnya kondisi fisis saat pengamatan tidak sama dengan kondisi
fisis saat peneraan alat, sehingga mempengaruhi penunjukkan alat.
4) Metode pengamatan
Ketidaktepatan dalam pemilihan metode akan mempengaruhi hasil
pengamatan, misalnya sering terjadi kebocoran besaran fisis seperti
panas, cahaya, dsb.
b. Ralat rambang (random error)
Setiap pengukuran yang dilakukan berulang atau pengamatan berulang
untuk besaran fisis yang tetap, ternyata nilai setiap pengukuran itu
berbeda. Ralat yang terjadi pada pengukuran berulang ini disebut ralat
rambang, atau ralat kebetulan atau ralat random.
Faktor-faktor penyebab ralat rambang antara lain sebagai berikut.
1) Ketepatan penaksiran
Misalnya penaksiran terhadap penunjukkan skala oleh pengamat
yang berbeda dari waktu ke waktu.
2) Kondisi fisis yang berubah (berfluktuasi)
Misalnya karena suhu atau tegangan listrik yang digunakan tidak
stabil (berfluktuasi).
3) Gangguan
Misalnya adanya medan magnet yang kuat disekitar alat-alat ukur
listrik sehingga dapat mempengaruhi penunjukkan meter-meter
listrik.
4) Definisi
Misalnya karena penampang pipa tidak berbentuk lingkaran
sempurna maka penentuan diameternya pun akan menimbulkan
ralat.
c. Ralat kekeliruan tindakan
Kekeliruan tindakan oleh pengamat atau pengukur dapat terjadi dalam
bentuk sebagai berikut.
1) Salah berbuat
Misalnya salah membaca, salah pengaturan situasi/ kondisi, salah
membilang (misalnya jumlah ayunan 11 kali terbilang 10 kali).
2) Salah hitung
Terutama terjadi pada hitungan dengan pembulatan.
2
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
a. Ralat Pengamatan
Telah diuraikan diatas, bila pengukuran atau pengamatan
dilakukan beberapa kali pada besaran yang diukur secara langsung,
hasilnya berbeda-beda. Misalnya dilakukan pengukuran sebanyak n
kali dengan hasil pengukuran yang ke i adalah (i = 1,2,3,...n). Nilai
terbaik terboleh jasi betul adalah nilai rerata dari hasil ukur itu,
dilambangkan ̅ , dapat ditentukan dengan persamaan:
3
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
x i
x1 x2 x3 xn
x i
(1.1)
n n
Selisih atau penyimpangan antara nilai ukur ke i dengan nilai ukur
rerata dinamakan deviasi (misal berlambang δ), maka:
xi xi x (1.2)
Deviasi pada persamaan 1.2 merupakan penyimpangan terhadap nilai
terbaik dari nilai terukur yang bersangkutan ( ).
Dikenal istilah deviasi standar, yang didefinisikan sebagai akar rerata
kuadrat deviasinya ( ) atau:
x
n n
x i i x
x i
i
(1.3)
n(n 1) n n 1
sedangkan standar deviasi relatifnya ditulis:
x x
x r atau xr 100% (1.4)
x x
Selanjutnya harga atau nilai dari pengukuran (x)dapat ditulis:
x x x (1.5)
Nilai pengukuran, seringkali dinyatakan dengan kesaksamaan
atau ketelitian, atau disebut pula kecermatan, yaitu: 1 ̅̅̅̅̅ atau
100% ̅̅̅̅̅ . Kesaksamaan dapat dianggap sebagai jaminan akan
kebenaran hasil pengukuran. Perhatikan contoh berikut ini.
Misalnya kita melakukan 10 kali pengukuran panjang sebuah batang,
dimana nilai terukur pada setiap kali pengukuran seperti terdapat pada
tabel 1 di bawah ini.
4
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
xi 355,90 x
2
n 10 i 0, 0030
i i
x i
x i
35,590
n
sedangkan deviasi standarnya
n
x
2
i
0, 0030
x i
0, 0057
n n 1 90
dengan ketepatan:
0, 00577
100% 100% 99,98%
35,590
b. Ralat Perambatan
Seringkali besaran fisis tidak diukur secara langsung, tetapi
dihitung dari pengukuran unsur-unsurnya. Misal volume sebuah balok
dihitung dari perkalian antara panjang, lebar dan tebal balok yang
diukur, kelajuan dihitung dari jarak tempuh dengan waktu tempuhnya,
dsb. Pada pengukuran panjang, panjang, lebar dan tebal balok masing-
masing pengukurannya memberikan ralat, maka dalam perhitungan
volume balokpun akan menimbulkan ralat sebagai hasil perpaduan
ralat dari tiap sisi yang diukur langsung. Ralat yang ditimbulkan
sebagai hasil perhitungan ini dinamakan ralat perhitungan atau ralat
rambatan. Nilai terbaik sangat bergantung pada nilai terbaik variabel
unsurnya.
Secara matematis bilangan V variabelnya adalah (x,y,z), sehingga
V=V(x,y,z), maka nilai terbaiknya adalah ̅ ̅ ̅ ̅ , sedangkan
deviasi reratanya dirumuskan:
2 2 2
V V V
x y z
2 2 2
V (1.6)
x y z
5
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
dimana:
V
merupakan turunan parsial peubah V terhadap peubah x ,
x
V
merupakan turunan parsial peubah V terhadap peubah y ,
y
V
merupakan turunan parsial peubah V terhadap peubah z .
z
6
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN L1
HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum penentuan hantaran listrik
dalam kawat sesuai prosedur dan standar keselamatan kerja.
III. TUJUAN
1. Memahami hukum Ohm.
2. Memperagakan untaian bagan listrik dalam pengukuran arus dan
tegangan.
3. Membuat interpretasi grafik antara V vs I dan antara V vs P.
Q dQ
I lim (1.1)
t 0 t dt
Satuan untuk kuat arus listrik adalah Ampere atau Coulomb per detik
(C/s).
7
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
2. Hukum Ohm
Pada tahun 1827, George Simon Ohm (German, 1787-1854)
melakukan percobaan untuk menentukan hubungan antara kuat arus
listrik I dan tegangan (beda potensial) V.
6
Tegangan V (Volt)
5
4
3 α
2
1
0
0,5 1 1,5 2 2,5
Kuat Arus Listrik I (Ampere)
R tan (1.2)
Dimana α adalah sudut antara sumbu kuat arus dan garis kemiringan
grafik.
V I .R Hukum Ohm (1.3)
dengan: I = Arus (A)
V = Tegangan (V)
R = Tahanan (Ω)
Persamaan (1.3) dinyatakan oleh Simon Ohm, sehingga
dinamakan hukum ohm, yang berbunyi: tegangan V pada komponen
yang memenuhi hukum ohm adalah sebanding dengan kuat arus I yang
melalui komponen tersebut, jika suhu dijaga konstan. Penghantar yang
mengikuti Hukum Ohm dinamakan penghantar linear. Pada umumnya
tahanan berubah dengan berubahnya suhu. Untuk penghantar dari
logam besarnya tahanan bertambah besar bila suhunya makin tinggi.
8
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
1 T
T t 0
P V .I dt (1.5)
9
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
Bagan I
Pada bagan ini terdapat kesalahan pembacaan amperemeter,
karena yang terukur adalah jumlah arus yang melewati lampu dan
voltmeter. Arus terbaca berkelebihan sebesar: x 100 %, dimana r
merupakan tahanan lampu dan R tahanan voltmeter. Jika kesalahan
yang kita kehendaki maksimal sebesar a % maka: x 100 % a %.
Bagan II
Dengan bagan ini terdapat kesalahan pembacaan voltmeter, sebab
yang terukur adalah jumlah dari tegangan pada lampu dan
amperemeter. Tegangan terbaca berkelebihan x 100 % dimana
merupakan tahanan amperemeter. Jika kesalahan yang kita kehendaki
maksimum sebesar a % maka: x 100 % a % . Jika maka
10
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
VIII. PERTANYAAN
1. Apa perbedaan dari bagan I dan bagan II? Mengapa nilai a kedua
bagan ini berbeda?
2. Bagaimana watak lampu pijar menurut pengamatan yang telah
dilakukan?
IX. REFERENSI
1. Abbas, A., dan Nur, N., 2000, Penuntun Praktikum Fisika Dasar II,
Laboratorium Dasar Universitas Andalas, Padang.
2. Giancoli, 2001, FISIKA Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
3. Sandra dan Sabhan, 2013, Penuntun Praktikum Fisika Dasar II, Unit
Pelaksana Teknis Laboratorium Dasar Universitas Tadulako, Palu.
4. Sutrisno, 1983, Seri Fisika Dasar, Gelombang dan Optik, ITB,
Bandung.
11
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN L1
HANTARAN LISTRIK DALAM KAWAT
HARI/TANGGAL : ..............................................
JAM/SESI : ..............................................
ASISTEN : ..............................................
HASIL PENGAMATAN
Tegangan Arus (I) Tegangan (V) Arus (I’)
No a A
(V’) 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 50
Pembimbing Praktikum
(……………………..)
12
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN L3
DAYA HANTAR LARUTAN ELEKTROLIT
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum penentuan daya hantar suatu
larutan sesuai prosedur dan standar keselamatan kerja.
III. TUJUAN
1. Memahami azas jembatan Wheatstone.
2. Menentukan daya hantar jenis suatu larutan.
13
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
14
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
15
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
VIII. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan daya hantar dan daya hantar jenis
larutan?
16
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
17
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN L3
DAYA HANTAR LARUTAN ELEKTROLIT
HARI/TANGGAL : ……………………………..
JAM/SESI : ……………………………..
ASISTEN : ……………………………..
Hasil Pengamatan
100
80
60
40
20
0
Diameter Tabung :
Diameter Elektroda :
Volume Cairan :
R1 :
Pembimbing Praktikum,
(……………………..)
18
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN L6
MEDAN MAGNET SOLENOIDA
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum medan magnet solenoida
sesuai prosedur dan standar keselamatan kerja.
III. TUJUAN
Solenoida
Kumparan Solenoida adalah deretan seri lilitan melingkar kawat yang
sewaktu dialiri arus listrik akan menjadi sumber medan magnet seperti
yang dihasilkan oleh batang magnet yang berbentuk silinder memanjang
seperti tampak pada gambar dibawah ini :
Gambar 1. Solenoida
19
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
iR 2
H (1.2)
2d 3
dengan R = jari jari solenoida dan d = jarak kedua solenoida
Gaya Lorentz
Adalah gaya (F) pada arus listrik di dalam medan magnet (B) atau
gaya pada muatan listrik yang tengah bergerak di dalam medag magnet
yang dirumuskan sebagai berikut :
20
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
m.i dl
dFm (1.3)
2 d 3
m
H (1.4)
2 d 3
dengan B = H dimana B = Rapat medan magnet.
Sehingga diperoleh hasil akhir gaya Lorentz adalah :
F B i.L (1.5)
dan L = panjang solenoida.
Hukum Ampere
Berdasarkan hukum ampere, maka besarnya rapat medan magnet B
sebanding dengan arus yang mengalir ( i ) x 0 x n atau
B 0 .n.i (1.6)
atau
N
B 0 . .i (1.7)
L
dimana N = jumlah lilitan .
Hubungan Biot Savart dengan Gaya Lorentz :
B = H dan F = B i L sehingga F = H i L
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjumpai aplikasi dari
prinsip medan magnet solenoida. Di antaranya adalah generator yang di
dalamnya mengandung medan magnet dalam bentuk kumparan yang
terinduksi sehingga menghasilkan arus listrik.
21
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
S2 = solenoida 2
A1 = arus S1
A2 = arus S2
d = jarak kedua solenoida
VIII. PERTANYAAN
1. Sebutkan tiga penerapan prinsip percobaan L6!
2. Bagaimana pengaruh jarak terhadap besar kuat medan dan kerapatan
medan magnet?
22
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN L6
MEDAN MAGNET SOLENOIDA
HARI/TANGGAL : ……………………………..
JAM/SESI : ……………………………..
ASISTEN : ……………………………..
Hasil Pengamatan
Pembimbing Praktikum,
(……………………..)
23
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN M1
BANDUL MATEMATIS
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum bandul matematis sesuai
prosedur dan standar keselamatan kerja.
III. TUJUAN
1. Mempelajari prinsip kerja bandul matematis.
2. Menghitung percepatan gravitasi.
24
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
F mg sin (1.1)
Jika sudut θ kecil, maka sin θ sangat dekat dengan θ dalam radian. Dengan
pendekatan semacam ini, persamaan (0.55) menjadi:
x
F mg sin
L (1.2)
x
mg
L
Kita mengetahui bahwa persamaan hukum hooke,
F kx (1.3)
sehingga apabila persamaan (0.56) dan (0.57) dihubungkan, menghasilkan:
mg
konstanta pegas k (1.4)
L
Frekuensi sudut dari bandul sederhana dengan amplitudo kecil adalah
k
m
mg
L (1.5)
m
g
L
Dengan demikian hubungan antara frekuensi dan periode untuk
bantul matematis yaitu:
25
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
f
2
(1.6)
1 g
2 L
1
T
f
1
(1.7)
1 g
2 L
L
2
g
Percobaan bandul matematis ini memberikan manfaat dapat kehidupan
sehari-hari. Aplikasi dari percobaan ini dapat dilihat pada prinsip kerja jam
dinding, ayunan anak dan shock absorber.
26
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
VIII. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan simpangan, amplitudo, frekuensi dan
periode dari sistem bandul matematis?
2. Bagaimana harga g terhadap ketinggian dari permukaan bumi?
3. Apa yang harus anda lakukan terhadap panjang tali bandul matematis
untuk
a. menggandakan frekuensinya
b. menggandakan periodenya
27
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN M1
BANDUL MATEMATIS
HARI/TANGGAL : ……………………………..
JAM/SESI : ……………………………..
ASISTEN : ……………………………..
Hasil Pengamatan
Pembimbing Praktikum,
(……………………..)
28
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN M3
KONSTANTA GAYA PEGAS
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum konstata gaya pegas sesuai
prosedur dan standar keselamatan kerja.
I. INDIKATOR CAPAIAN
Mahasiswa dapat melakukan praktikum konstata gaya pegas seuai
prosedur dan standar keselamatan kerja dengan benar.
II. TUJUAN
Mengetahui karakteristik respon pegas terhadap gaya dengan cara
menentukan konstata gaya pegas.
29
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
(1)
Satuan stress ialah
Jika panjang batang mula-mula L0, sedang panjang batang setelah
mengalami gaya adalah L, perubahan panjang batang yang terjadi sebesar
. Pertambahan panjang yang terjadi tersebut sebenarnya tidak
hanya terjadi pada ujung-ujung batang saja, melainkan pada setiap unsur
pada batang tersebut terjadi pertambahan yang proporsinya sama dengan
yang terjadi pada seluruh batang secara keseluruhan. Perbandingan antara
perubahan panjang dengan panjang mula-mula sebelum gaya bekerja
disebut strain. Besarnya strain ditunjukkan oleh persamaan 2.
(2)
Modulus kelentingan adalah perbandingan antara stress dengan strain
yang ditimbulkannya. Berdasarkan eksperimen, bila batas kelentingan
bahan tidak dilampui akan diperoleh perbandingan (modulus kelentingan)
yang konstan dan merupakan sifat khas atau karakteristik dari suatu bahan.
Dapat dikatakan bahwa stress berbanding langsung dengan strain atau
stress merupakan fungsi linier dari strain. Perbandingan ini disebut
modulus kelentingan linier atau modulus young (Y) suatu bahan.
Persamaan untuk menentukan modulus young ditunjukkan oleh persamaan
3.
(3)
Satuan dari modulus young biasa dinyatakan dalam dyne/cm2 atau lb/m2.
Modulus kelentingan merupakan besaran yang melukiskan sifat-sifat
kelentingan suatu bahan tertentu, tetapi tidak menunjukkan secara
langsung pengaruh gaya terhadap perubahan bentuk yang dialami oleh
suatu batang, kabel atau pegas yang dibuat dari bahan tertentu. Bertambah
panjangnya sebuah benda terenggang berbanding lurus dengan besar gaya
yang menariknya. Pernyataan ini merupakan Hukum Hooke. Persamaan
hokum Hooke ditunjukkan oleh persamaan 4.
30
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
(4)
Persamaan 4 menyatakan bahwa apabila pegas yang berbentuk sulur
direnggang, perubahan bentuk kawat tersebut merupakan gabungan antara
tarikan, lenturan dan puntiran, tetapi pertambahan panjang pegas secara
keseluruhan berbanding lurus dengan gaya yang menariknya. Artinya
persamaan tetap berlaku dengan konstata perbandingan k bukan
merupakan fungsi dari modulus kelentingan. Konstata k disebut dengan
konstata gaya pegas atau koefisien kekauan pegas. Satuan k adalah
newton/meter; dyne/cm; lb/ft.
Hukum hooke menyatakan besarnya gaya yang mengakibatkan
perubahan bentuk (panjang) pegas sebanding dengan perubahan panjang
yang terjadi, asalkan batas kelentingannya tidak terlampui. Gaya
pemulihan merupakan gaya yang akan mengembalikan pegas (benda) ke
bentuk semula, ditentukan oleh persamaan 5.
(5)
Dalam hal ini tanda minus (-) menyatakan bahwa arah gaya dengan arah
simpangan (x) berlawanan arah. Ilustrasi sebuah benda yang digantungkan
pada pegas, pegas bertambah panjang sejauh x posisi kesetimbangannya
ditunjukkan oleh gambar 1.
( ) (6)
Dalam hal ini m adalah massa benda.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Pegas
2. Penggaris
3. Stopwatch
31
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
4. Beban
5. Neraca
6. Statip
V. PROSEDUR KERJA
1. Susunlah seperti gambar
VII. PERTANYAAN
Apakah terdapat perbedaan hasil modulus young dengan metode grafik
dan metode matematis?
32
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN M3
KONSTANTA GAYA PEGAS
HARI/TANGGAL : ……………………………..
JAM/SESI : ……………………………..
ASISTEN : ……………………………..
Hasil Pengamatan
Pembimbing Praktikum,
(……………………..)
33
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN M5
KEKENTALAN ZAT CAIR
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum penentuan kekentalan zat cair
sesuai prosedur dan standar keselamatan kerja.
III. TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja Viskometer Ostwald.
2. Menentukan viskositas larutan dengan metode Ostwald
34
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
dv dv
GA atau G A (1.2)
dy dy
Gambar 1. Mekanisme
Aliran Dua Lapisan Zat Cair
Dengan adalah suatu koefisien viskositas yang disebut angka
kental dinamis atau viskositas, satuan dalam sistem CGS, adalah 1 dyne
det./cm2 atau disebut 1 poise juga dalam centipoise 1 cp atau disebut 10-2
poise, dan dalam sistem MKS adalah kg/m.det atau Newton det./m2 yaitu
10 poise. Besarnya koefisien kekentalan (
faktor-faktor lain. Jika suhu naik, koefisien kekentalan gas bertambah,
sedangkan untuk zat cair berkurang. Pada pengaliran melalui pipa
sepanjang L cm dan jari jari penampang R cm karena perbedaan tekanan P
dyne/cm dapat ditunjukkan bahwa volume cairan (dalam cm3) yang
mengalir dalam waktu t detik adalah.
R 4 Pt Pt
V dengan V Ps (1.3)
8 L
dimana s = BJ zat cair, maka,
s.t
V (1.4)
Persamaan (1.3) yaitu persamaan yang dikenal sebagai hukum
Poiseuille. Hukum ini menyatakan bahwa debit suatu zat cair mempunyai
kekentalan yang melewati pipa berbanding lurus dengan selisih tekanan di
ujung dan di pangkal pipa, berbanding lurus dengan radius pipa
berpangkat 4 serta berbanding terbalik dengan kekentalan zat cair. Salah
satu cara untuk menentukan kekentalan zat cair adalah dengan mengukur
debitnya melalui pipa kapiler dan menghitung
di atas.
Prinsip Kerja
Pada percobaan dengan viskometer Ostwald, kita cairan yang akan kita
selidiki ke dalam pipa vertikal. Pipa ini berada dalam termostat (Gambar
2). Bagian atas pipa yang besar untuk menyimpan cairan yang akan
dialirkan atau diselidiki. Pencatatan waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan zat cair 1 dan waktu untuk mengalirkan zat cair 2, dengan
volume yang sama adalah t1 dan t2. Persamaan yang berlaku adalah :
35
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
s1 .t1 s2 .t 2
1 2
atau (1.5)
1 s1 .t1
2 s2 .t2
dengan s1 = BJ zat cair 1 dan s2 = BJ zat cair 2. Pada percobaan yang kita
lakukan zat cair 1 adalah larutan garam dapur (NaCl) dan zat cair 2 adalah
aquades. Jadi, kita dapat membandingkan larutan NaCl dengan aquades.
Perbandingan ini dinamakan dengan nisbi larutan, yaitu:
larutan
nisbi (1.6)
aquades
Penggunaan penentuan kekentalan zat cair dalam kehidupan sehari-
hari digunakan sebagai pengukuran kecepatan mengalirnya darah dalam
pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya,
maka semakin kecil viskositas minyak goreng), mengalirkan air dalam
pompa PDAM yang mengalir ke rumah-rumah, mengukur tingkat
kekentalan oli pelumas, membedakan jenis zat cair atau larutan, dan lain-
lain.
36
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
37
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
VIII. PERTANYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan kekentalan dinamik, kekentalan
kinematik dan kekentalan relatif?
2. Sebutkan metode-metode penentuan kekentalan zat cair serta jelaskan
prinsipnya?
3. Apakah fungsi pengukuran kekentalan zat cair?
4. Sebutkan manfaat mempelajari kekentalan zat cair sesuai dengan
program studi/jurusan kalian ?
38
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN M5
KEKENTALAN ZAT CAIR
HARI/TANGGAL : ……………………………..
JAM/SESI : ……………………………..
ASISTEN : ……………………………..
Hasil Pengamatan
100
80
60
40
20
0
Pembimbing Praktikum,
(……………………..)
39
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
PERCOBAAN TM
TEGANGAN MUKA
I. KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa dapat terampil dalam praktikum penentuan tegangan muka
sesuai prosedur dan standar keselamatan kerja.
III. TUJUAN
1. Memahami pengertian dasar tegangan muka.
2. Menentukan tegangan muka dengan cara: tekanan maksimum &
kenaikan kapiler.
40
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
41
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
2H
P0 ( 1 .g.h1 ) PB ( 2 .g.h2 ) ( ) P0 PB (1.4)
R
2H
( 1 .g.h1 ) ( 2 .g.h2 ) ( ) PB P0 (1.5)
R
2H
( 1 .g.h1 ) ( 2 .g.h2 ) ( )
R
R.g ( 1 .h1 2 .h2 ) 2 H (1.6)
R.g
H ( 1 .h1 2 .h2 )
2
ρ1 = massa jenis zat cair dalam gelas beker (kg/m3)
ρ2 = massa jenis zat cair dalam manometer (kg/m3)
h1 = selisih tinggi permukaan cairan manometer (m)
h2 = selisih tinggi permukaan zat cair dengan ujung gelembung
udara dalam pipa kapiler (m)
H = tegangan permukaan (N/m)
R = jari-jari pipa kapiler (m)
b. Metode Kenaikan Kapiler
Jika pipa kapiler dicelupkan dalam cairan maka akan naik
setinggi h. Pada saat setimbang gaya ke atas (FA) akan sama dengan
gaya ke bawah (FB) , gaya kesamping saling meniadakan.
FA H .2 r .cos (1.7)
FB r 2 gh (1.8)
Selanjutnya persamaan (1.7) dan (1.8) dimasukkan kedalam
persamaan FA = FB, maka:
FA FB
(1.9)
H .2 r .cos r 2 . gh zat cairnya air , sehingga 0
r 2 . gh
H
2 r .cos 0
(1.10)
1
H r . gh
2
Pada kehidupan sehari-hari, kita pernah melihat penerapan konsep
dari praktikum ini yaitu sebagai berikut : tetes embun yang jatuh pada
sarang laba laba, tetes air yang jatuh dari keran air, serangga dapat hinggap
di permukaan air, tetes air yang jatuh dari rambut yang basah, tetes air
yang jatuh di permukaan daun keladi.
42
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
3. Erlenmeyer
4. Manometer
5. Gelas beker
6. Pipa kapiler
7. Hidrometer
8. Jangka sorong
43
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
3) Masukkan pipa kapiler kedalam gelas beker yang sudah berisi air
sedalam h1 = 1 cm!
4) Tutup rapat ujung pipa kapiler yang atas dan angkat pipa keluar
dari gelas beker! Ukur ketinggian air yang berada dalam pipa
kapiler dan catat hasilnya sebagai h2 pada laporan sementara!
Lakukan sebanyak tiga kali pengamatan, sehingga memperoleh
tiga data h2 pada laporan sementara!
5) Dengan langkah yang sama lakukan dengan pipa kapiler dengan
diameter yang berbeda!
6) Rapikan alat dan bahan seperti kondisi semula!
VIII. PERTANYAAN
1. Jelaskan prinsip penentuan tegangan permukaan pada percobaan ini?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil dari kedua metode yang digunakan?
Jelaskan!
3. Sebutkan metode-metode yang digunakan untuk penentuan tegangan
permukaan?
4. Sebutkan fenomena tegangan permukaan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi tegangan permukaan?
44
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
45
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FM - UII - AA - FKA - 07/R0
LAPORAN SEMENTARA
PERCOBAAN TM
TEGANGAN MUKA
HARI/TANGGAL : ……………………………..
JAM/SESI : ……………………………..
ASISTEN : ……………………………..
Hasil Pengamatan
I. Percobaan dengan Metode Tekanan Maksimum
Air, dengan suhu = ………..
o
C
No h1 Diameter h1 = 2(hm – ho)
hm (cm) h2 (cm)
h0 (cm) pipa (cm)
1 2 3
1
2
3
Pembimbing Praktikum,
(……………………..)
46
Modul Praktikum Fisika Dasar – FTI – Teknik Mesin