MUQADIMAH
DAFTAR ISI
BAB I
Dalam rangka perbaikan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-
norma yang Islami, yang merupakan bagian dari Iman, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut yang diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan
Praktikum di Laboratorium Fisika Dasar
A. PERLENGKAPAN PRAKTIKUM
Setiap Praktikan yang akan mengikuti pelaksanaan praktikum di
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Teknologi Industri UMI diwajibkan
membawa perlengkapan sebagai berikut :
1. Buku Penuntun Praktikum disertai Lembar Asistensi dan Kartu Kontrol
yang dilengkapi pas photo warna (berkemeja/jas dan latar merah) ukuran
2 x 3.
2. Jas Praktikum
3. Kain lap kasar/halus
4. Atribut (papan nama) yang dilengkapi dengan pas photo warna (berkemeja
dan latar merah) ukuran 2 x 3
5. Peralatan tulis (mistar, pensil, busur derajat dll)
B. PERSIAPAN MENJELANG PRAKTIKUM.
1. Hadir di Laboratorium 15 menit sebelum praktikum di mulai dengan
toleransi waktu keterlambatan 15 menit.
2. Membawa Tugas Pendahuluan lengkap sesuai petunjuk Asisten
3. Mengenakan Jas Praktikum lengkap dengan atribut, mengenakan sepatu,
dan baju kemeja. Tidak diperkenankan mengenakan pakaian (celana/baju)
ketat, sobek, berumbai – rumbai, celana botol (bagi praktikan pria) atau
bercorak/gambar yang tidak sopan.
4. Praktikan Pria tidak dibenarkan berpenampilan seperti wanita (misalnya
berambut gondrong, memakai aksesoris wanita mis. kalung, gelang, anting
dll), demikian pula sebaliknya.
5. Membawa serta perlengkapan praktikum yang disebutkan di atas.
2. Dalam hal pakaian, apabila praktikan tidak mematuhi aturan tersebut maka
tidak diikutkan dalam praktikum atau pakaian tersebut digunting. Praktikan
yang melakukan pelanggaran dalam hal pakaian secara berulang
dibatalkan seluruh percobaannya (tidak lulus)
3. Praktikan yang bertingkah laku tidak sopan misalnya berbicara tidak sopan,
gaduh/membuat kegaduhan akan dikeluarkan dari ruang praktikum dan
dinyatakan batal untuk satu percobaan itu.
4. Apabila Praktikan terbukti melakukan manipulasi data dan perhitungan
(misalnya menjiplak laporan praktikan lain), maka praktikan dinyatakan
batal untuk satu percobaan tersebut secara keseluruhan (Nilai TP, respon
dan keterampilan ikut dibatalkan).
5. Apabila praktikan terbukti melakukan pelanggaran berupa pemalsuan
/manipulasi tanda tangan Asisten atau mengisi nilai pada kartu kontrol atau
semacamnya, maka seluruh percobaan yang sudah dan sedang dilakukan
dibatalkan (tidak lulus).
Hal – hal yang tidak / belum ditetapkan dalam tata tertib ini akan diatur
dan ditentukan kemudian.
BAB II
TEORI KETIDAKPASTIAN
X 2 = X±∆X
∑ 𝑖 (𝑥−𝑥̅ )2
S (n-1) = √ 𝑛
(𝑥𝑖−𝑥̅ )2
Sx = S (n-1) = √ 𝑛(𝑛−1)
Derajat
Batas Atas
Batas Bawah Kepercayaan
X0 X0 0%
X0 – 0,2S𝑥̅ X0 + 0,2S𝑥̅ 16 %
X0 – 0,6S𝑥̅ X0 + 0,6S𝑥̅ 45 %
X0 – 1,0S𝑥̅ X0 + 1,0S𝑥̅ 68 %
X0 – 2,0S𝑥̅ X0 + 2,0S𝑥̅ 95 %
Dari tabel diatas nampak bahwa bila kita mengambil derajat kebebasan
68 %. maka ± ∆X adalah 1,0S𝑥̅ maka ada jaminan 68 % nilai benar itu
terdapat dalam interval 𝑥̅ - Sx dan 𝑥̅ + Sx, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada kurva distribusi normal berikut ini :
68 %
𝑥̅ – Sx 𝑥̅ 𝑥̅ – Sx
95 %
𝑥̅ – Sx 𝑥̅ 𝑥̅ – Sx
∆x
KR= x 100 %
𝑥̅
BAB III
Alat ukur ini terdiri dari 4 (empat) bagian utama (lihat gambar), yaitu
bagian yang berbentuk pisau kecil bagian atas untuk mengukur bagian
dalam benda (lubang), pisau besar bagian bawah untuk mengukur bagian
luar benda (Panjang. diameter dll.), batang utama untuk pergeseran skala
ukur dan batang kecil bagian tengah batang utama untuk mengukur
kedalaman dan dapat diatur (digeser) maju dan ditarik mundur sesuai jarak
ukur.
TandukTetap
TandukGeser
Mur Pengikat
Mistar
BatangKedalaman
BatangGeser
SkalaNonius
RahangGeser
RahangTetap
Gambar 3.1.Mistar Geser
3.2. MULTITESTER
Multitester terdiri atas dua jenis, yaitu digital dan analog, namun
disini hanya dijelaskan tentang multitester analog. Pada alat ukur ini
terdapat beberapa macam skala ukur. Misalnva untuk mengukur tegangan
baik AC maupun DC dan khusus arus DC dengan batas ukur 0 s/d 10. 0 s/d
50, dan 0 s/d 250. Sedangkan untuk pengukuran tahanan listrik, batas
ukurannya 0 s/d 2 kQ (k Ohm), batas ukur ini dapat diubah-ubah melalui
skala pilih. Misalnya ingin mengukur tegangan sebuah Bateray 1.5 Volt
dengan memakai batas ukur 0 s/d 250, maka dengan memutar skala pilih
pada faktor pengali 0,01 batas ukur menjadi 2,5 Volt.
SkalaUkur
JarumPenunjuk
Panel Kalibrasi
PengaturJarum
SkalaPilih
Jarum Tester
Skala pembantu (sp) terdiri dari 50 skala, bila berputar satu kali,
maka jarak yang dilalui sebesar 0.5 mm pada skala dasar-nya (sd).
0,5 𝑚𝑚
Jadi 0.5 mm (sp) = 50 (sd): 1 sp = = 0.01mm
50
3.5. HIDROMETER.
Gambar 3.5.Hidrometer
Stopwatch atau jam henti adalah alat ukur yang digunakan untuk
melakukan pengukuran waktu. Terdiri atas dua macam, yaitu analog dan
digital. Model analog menggunakan jam analog dengan ketelitian 0,1sekon.
Model ini hanya memiliki dua tombol, yaitu tombol utama (yang dilengkapi
dengan cincin) yang berfungsi sebagai tombol mulai sekaligus henti dan
tombol ulang.
Jenis neraca ini juga sangat peka terhadap getaran, kemiringan dan
pergerakan udara. Untuk itu, alat ini harus diletakkan pada permukaan yang
datar, stabil dan tertutup. Neraca ini juga dapat digunakan untuk menimbang
benda dalam wadah tertentu tanpa harus mengetahui massa wadahnya,
akan tetapi dengan cara meletakkan wadah terlebih dahulu lalu
mengkalibrasikan neraca ke kondisi nol, kemudian memasukkan objek
kedalam bejananya, sehingga hasil pengukurannya adalah massa objek itu
sendiri. Kapasitas dan ketelitian alat ukur ini sendiri bervariasi.
BAB IV
JENIS JENIS PERCOBAAN
D D
C C
B B
A RAB
A
Gambar a. Gambar b.
D C D
R
RABC
RABC
RAB
Gambar a. Gambar b.
Gambar 4.1.1
θ2 θ1
M2
M1
θ3 θ4
M3 M4
TABEL I
No. θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan
1. M1 =
2. M2 =
3. M3 =
4. M4 =
5.
TABEL II
TABEL III
No. θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan
1. M1 =
2. M2 =
3. M3 =
4. M4 =
5.
(𝑀2− 𝑀1 )𝑔−𝑓𝑔
a= 21 ................................................................. (4.2.1)
𝑀1 + 𝑀2 +
𝑟2
Dimana :
R = Jari-jari katrol
mb
C
Ms
2
B
t
S
Ms2 A
(𝑚 .𝑔)− 𝑓𝑔
a= .......................................................................... (4.2.2)
2𝑀𝑠 + 𝑚+𝑀𝑘
21
dimana 𝑟 2 = Mk (Massa katrol)
Dalam peristiwa gerak benda pada pesawat atwood, kita membagi gerakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) terjadi jika M1 = M2, karena silinder
M2 akan bergerak dari titik C ke titik B dengan laju awal = 0, Maka
kecepatannya adalah :
2. Gerak Lurus Beraturan (GLB) terjadi jika M2 = M1, gerak ini dapat
ditunjukkan pada titik B ke A, karena massa penggerak mb tersangkut di
titik B kedua silinder akan bergerak dengan kecepatan konstan, dalam hal
ini kerugian akibat gaya gesek antara katrol dan tali diabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut:
𝑋𝐵𝐴
Va = ................................................................................ (4.2.4)
𝑡𝐵𝐴
𝑋𝐴𝐵
a = 2.𝑋 2 ...................................................................................... (4.2.5)
𝐵𝐶 𝑡𝐴𝐵
(2𝑀+ 𝑚𝑘 + 𝑚𝑏 ).𝑎
g= + fg ............................................................ (4.2.6)
𝑚𝑏
mk = Massa katrol
Tabel Pengamatan
X (cm) T (sekon)
No Keterangan
BC AB BC AB
1
2 Mk = ………….gr
3 Mb = ………….gr
4 Ms = ………….gr
…. Ts = ………….cm
….
Kelompok :
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
fs = μs NA ............................................................................. (4.3.1)
dimana: :
fs = Gaya gesek(N)
μs = Koefisien gesekan statis
NA = Gaya normal pada benda A (N)
Jika benda A mulai bergerak diatas permukaan bidang maka tetap
akan dapat gaya gesekan yang berlawanan arah dengan arah gerak
LABORATORIUM FISIKA DASAR FTI-UMI 26
PENUNTUN PRAKTIKUM
dimana :
fk = Gaya gesekan kinetis
μk = Koefisien gesekan kinetis
Pada umumnya μs lebih besar daripada μk. Besarnya μs dan μk
antara dua benda yang bersingggungan tidak selalu sama tetapi
tergantung pada keadaan dan macam benda.
A. Koefisien Gesek Statis (μs)
T
mA
mp + mT
Gambar 4.3.2.
𝑚𝑝 + 𝑚𝑇
μs = .................................................................... (4.3.3)
𝑚𝐴
dimana :
mA = massa benda A
LABORATORIUM FISIKA DASAR FTI-UMI 27
PENUNTUN PRAKTIKUM
dimana :
θs = Kemiringan bidang B
W sin θk
θk W cos θk
θk
Gambar 4.4.3
𝑔 sin θk−a
μk = .................................................................. (4.3.5)
𝑔 cos θk
dimana :
2𝑋
a= ............................................................................. (4.3.6)
𝑡2
2𝑋
μk = tan θk - ...................................................... (4.3.7)
𝑔𝑡 2 cos 𝜃 𝑘
Tabel Pengamatan
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
x = perpanjangan pegas
dimana ω2 = k/m
𝜔 1 𝑘
f= = √ .......................................................................... (4.4.3)
2𝜋 2𝜋 𝑚
1 m
T= = 2π √ ........................................................................... (4.4.4)
f k
4𝜋2
T2 = (member + mpegas + mbeban) ............................................... (4.4.5)
k
Tabel Pengamatan
I. Kondisi Statis
Massa Simpangan X (cm)
No Keterangan
Beban (gr) Xa Xb Xc Xd
1
2
Mp = ………gr
3
Me = ………gr
4
….
….
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
Fs
L
𝐿
Fs = Konstant, V = .................................................................. (4.5.1)
𝑡
Fs = 6 π ηr V .................................................................................................... (4.5.2)
Dimana :
2𝑟 2 𝑔 9𝜂𝐿
V= (ρb – ρf) atau tr2 = ....................................... (4.5.3)
9𝜂 2 𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓)
Dimana :
Vs = Laju sebenarnya
k = Suatu ketetapan
Tabel Pengamatan
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
BAB V
METODOLOGI PENULISAN LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
3.1. ProsedurPercobaan
6.1. Analisa
6.2. Pembahasan
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran.
Barris, FK., . 1974. "Electrical Measurements " John Willey and sons, New York,
Halliday, D. and Rasnick. R. 1987 "PHYSICS" . John Willey and Sons, Inc. New
York,
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : PESAWAT ATWOOD (P.2)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : GAYA GESEK (P.3)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : KONSTANTA GAYA PEGAS (P.4)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : VISKOSITAS FLUIDA (P.5)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
3 cm
4 cm
2,5 cm
4 x 5 cm
DISUSUN OLEH :
USWATUN HASANAH 09120220157
Spasi 1,5
AUDY AFRILI 09120220016
FITRIANI PALADANG 09120220015
Spasi 2
KELOMPOKVI/IIIA
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
2,5 cm
Font 12 LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Font 14
Font 16 UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar` Font 9
BAB I
Bold, Font 14,
Spasi 3 PENDAHULUAN Spasi 1,5
Pegas termasuk bahan elastis, yaitu bahan yang mudah diregangkan serta selalu
cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas
gaya tegangan yang meregangkan. Tegangan (stress) menyatakan kekuatan dari
gaya-gaya yang menyebabkan penarikan, peremasan atau pemuntiran, dan
biasanya dinyatakan dalam bentuk gaya persatuan luas. Sedangkan regangan
(strain) menyatakan hasil deformasinya. Perbandingan antara tegangan dan
regangan (dengan syarat-syarat tertentu) disebut dengan modulus Young (Young
& Freedman, 2002).
Dalam fisika, elastisitas adalah kecenderungan bahan padat untuk kembali ke
bentuk aslinya setelah terdeformasi. Gaya Pegas termasuk bahan elastis, yaitu
bahan yang mudah diregangkan serta selalu cenderung pulih ke keadaan semula,
dengan mengenakan gaya reaksi elastik atas gaya tegangan yang meregangkan.
Times New
Roman Font 12,
Ketika kita menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
Spasi 1,5 panjang. Jika tarikan tersebut dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang
semula. Demikian juga ketika kita merentangkan pegas, pegas tersebut akan
bertambah panjang, tetapi ketika dilepaskan panjang pegas akan kembali ke
ukuran semula. (Young, H. D, 2004)
Contoh benda elastisitas adalah karet mainan, ketika kita menarik karet mainan
tersebut sampai batas tertentu maka akan terjadi pertambahan panjang. Untuk
karet yang dimaksud dengan pertambahan panjang adalah pertambahan panjang
pegas yang diberikan beban atau gaya. Untuk menentukan nilai tetapan pegas
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara statis dan dinamis.
Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan. Gelombang
misalnya yaitu gelombang air laut, bersumber pada getaran. Pegas merupakan
elastis yang berfungsi untuk mencegah distorsi pada saat pembebanan dan
Ketebalan
Bold, Times
menahan pada posisi semula saat posisinya diubah. Gaya Pegas termasuk bahan garis 2 1 pt
New Roman, 4
Font 11, Spasi 1 elastis, bahan yang cenderung pulih ke keadaan semula, dengan mengenakan gaya
reaksi elastik atas gaya tegangan yang meregangkan.. ( Marthen Kanginan, 2007).
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.3/FREK.3/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar`
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gaya pegas merupakan gaya untuk kembali ke keadaan semula. Gaya ini
ditimbulkan oleh benda statis yang mengalami renggangan. Benda-benda
mengalami gaya pegas misalnya, per, busur, panah dan karet. Benda- benda elastis
banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan pekerjaan atau demi
kenyamanan manusia. Pegas merupakan elastis yang berfungsi untuk mencegah
distorsi pada saat pembebanan dan menahan pada posisi semula saat posisinya
diubah
Jika suatu benda dapat merenggang atau mreyusut karna pengaruh gaya dari
luar dan dapat dikembalikan ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya
dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalanya
pegas). Konstanta pegas dapat berubah misalnya apabila pegas-pegas tersebut
disusun menjadi rangkaian besar lanjutan total rangkaian pegas tergantung pada
jenis rangkaian seri atau pararel.
Urutan Gambar
Landscape Ukuran
8,5 x 12 cm
1
Tebal Bingkai 2 pt
4
BAB
Urutan
Percobaan
m. g : kx ……………………………………………………………… (4.2.1)
Keterangan :
m = massa (kg)
Seperti
g = gaya gravitasi (m/s) keterangan
Gambar
k = kostanta gayapegas (N/m)
x = perpanjangan p
Spasi 2
2.2 Hukum Hooke
Spasi 2
Hubungan linier antara gaya dengan pertambahan panjang menurut Hooke
tidak hanya perlaku pada benda padat saja melainkan juga berlaku pada pegas.
Jika kita menarik ujung pegas sementara ujung yang lain terikat tetap, pegas
akan bertambah panjang. Jika pegas kita lepaskan, pegas akan kembali ke posisi
semula akibat gaya pemulih. Pertambahan panjang pegas saat diberi gaya akan
sebanding dengan besar gaya yang diberikan. Hal ini sesuai dengan Hukum Hooke
yang menyatakan bahwa “Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas,
maka perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.”
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana mempunyai kesetimbangan gerak
dalam bentuk sinesodia dan digunakan untuk menganalisa suatu gerak peroidik
tertentu. Garis gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi dua yaitu ;
gerak harmonik sederhana linear, sementara yang satu lagi ialah gerak harmonik
argular, misalnya yang terjadi pada gerak bandul.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik
kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi dua yaitu
gerak harmonik sederhana linier dan gerak harmonik sederhana angular.
Garis gerak harmonik sederhana dapat dibedakan menjadi dua ; gerak
harmonik sederhana linear, dan gerak harmonik argular, misal yang terjadi pada
gerak bandul. adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan.
2.4 Gaya
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang diberikan pada suatu benda. Untuk
melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Selain besaran pokok dan besaran
turunan, besaran fisika dibagi menjadi dua kelompok lain yaitu besaran vektor dan
besaran skalar. Besaran vektoradalah besaran fisika yang mempunyai besar dan
arah. Contohnya perpindahan, kecepatan, percepatan gaya. Besaran skalar adalah
besaran fisika yang mempunyai besar saja dan tidak mempunyai arah. Contohnya
massa, jarak, waktu dan volume. Besaran vektor dinotasikan dengan huruf di
atasnya ada anak panah atau huruf dicetak tebal. Untuk menghitung resultan dari
vektor, dapat menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik.
2.4.1 Rumus dan Satuan Gaya
Gaya dirumuskan dengan tiga rumusan dasar yang menjelaskan kaitan
gaya dengan gerak benda. Untuk menghitung resultan dari vektor, dapat
menggunakan metode jajar genjang poligon dan analitik. Gaya akan
menyebabkan suatu benda bergerak, berubah arah, atau bahkan berubah
bentuk. Gaya itu sendiri memiliki satuan Newton (N).
KONSTANTA GAYA PEGAS
KLP.3/FREK.3/TEKNIK INDUSTRI
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar`
A. Hukum Newton 1
Jika resultan (Penjumlahan atau pengurangan gaya) yang bekerja
pada benda sama dengan nol, maka benda semula diam akan tetap diam
dan benda yang bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus
beraturan. (Martin kangiman, 2014).
B. Hukum Newton 2
Percepatan (perubahan dari kecepatan) gerak benda selalu
berbanding lurus dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
dan selalu berbanding terbalik dengan massa benda. (Martin
Kangiman, 2014).
C. Hukum Newton 3
Hukum ketiga Newton menyatakan bahwa setiap aksi
menghasilkan reaksi. Ketika satu benda memberikan gaya pada benda
lain, benda yang menerima gaya memberikan gaya yang sama dengan
gaya benda pertama, tetapi berlawanan arah. Jika benda A mengerjakan
gaya pada benda B, maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda
A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
2. Prosedur Kerja
BAB IV
DATA PENGAMATAN
Kelompok/Frekuensi : I A/II
2. …… (09120220035)
3. …… (09120220113)
4. ……. (09120220157)
ASISTEN
( )
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1 Perhitungan Nilai Konstanta Gaya Pegas Pada Keadan Statis Untuk
Setiap Beban Dalam Satuan N/m
Fn = m.g
xan + xbn +xcn +xdn
Rumus Font 12,
Σxn= Pakai Fitur Equation
n
𝐹𝐹𝐹𝐹
Kn =
Σn
5.2 Perhitungan Nilai Konstanta Gaya Pegas Pada Keadaan Dinamis Untuk
Setiap Beban
T
T𝑛𝑛 =
Jumlah Getaran
4π²
K = (𝑚𝑚𝑒𝑒 + 𝑚𝑚𝑏𝑏 + 𝑚𝑚𝑝𝑝 )
𝑇𝑇 2
𝐹𝐹
K=
𝑥𝑥
𝛿𝛿𝛿𝛿 2 𝛿𝛿𝛿𝛿 2
∆K = �� � . (∆𝐹𝐹)2 + � � . (∆𝑥𝑥)2
𝛿𝛿𝛿𝛿 𝛿𝛿𝛿𝛿
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
……..
6.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan poligon gaya kali ini, kami menggunakan alat peraga
poligon gaya yang terdiri atas papan grafik, tali, katrol dan beban
pemberat....................
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
Dan Allah swt. telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca” (Q.S.
Ar-Rahman ayat 7.)
Penjelasan ayat:
Dalam ayat ini tersirat yang berhubungan dengan kenyataan yang telah diketahui
manusia dari berbagai gejala yang terlihat atau telah dilakukan percobaan dan
pengukurannya. Dalam kaitan masalah yang akan dibahas disini, bukan
peristiwa pemuaiannya atau keseimbangannya, namun ada suatu sifat yang
menertai dalam peristiwa itu yaitu sifat kelenturan atau elastis seperti pegas atau
karet.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Azhar Harahap. 2012. ”kebenaran al qur’an dan hadits dari sudut pandangfisika
sains” jurnal UINSU. Diakses pada tanggal 5 November 2021.
Al-Maqassary, Ardi. 2013. Gaya fisika . Bandung. E-jurnal . Diakses pada tanggal 4,
November 2021.
Fauzi, Ahmad. 2012. Mata Kuliah Survei dan Pemetaan. Surabaya. web.ugm.ac.id.
Diakses pada tanggal tanggal 4, November 2021.
Mundilarto,dkk. 2006. Kurikulum 2006 KTSP : Fisika untuk SMA kelas XI Cimahi :
Erlangga. Diakses pada tanggal 5, November 2021.