MUQADIMAH
DAFTAR ISI
BAB I
Dalam rangka perbaikan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-
norma yang Islami, yang merupakan bagian dari Iman, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut yang diharapkan dapat memperlancar pelaksanaan
Praktikum di Laboratorium Fisika Dasar
A. PERLENGKAPAN PRAKTIKUM
Setiap Praktikan yang akan mengikuti pelaksanaan praktikum di
Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Teknologi Industri UMI diwajibkan
membawa perlengkapan sebagai berikut :
1. Buku Penuntun Praktikum disertai Lembar Asistensi dan Kartu Kontrol
yang dilengkapi pas photo warna (berkemeja/jas dan latar merah) ukuran
2 x 3.
2. Jas Praktikum
3. Kain lap kasar/halus
4. Atribut (papan nama) yang dilengkapi dengan pas photo warna (berkemeja
dan latar merah) ukuran 2 x 3
5. Peralatan tulis (mistar, pensil, busur derajat dll)
B. PERSIAPAN MENJELANG PRAKTIKUM.
1. Hadir di Laboratorium 15 menit sebelum praktikum di mulai dengan
toleransi waktu keterlambatan 15 menit.
2. Membawa Tugas Pendahuluan lengkap sesuai petunjuk Asisten
3. Mengenakan Jas Praktikum lengkap dengan atribut, mengenakan sepatu,
dan baju kemeja. Tidak diperkenankan mengenakan pakaian (celana/baju)
ketat, sobek, berumbai – rumbai, celana botol (bagi praktikan pria) atau
bercorak/gambar yang tidak sopan.
4. Praktikan Pria tidak dibenarkan berpenampilan seperti wanita (misalnya
berambut gondrong, memakai aksesoris wanita mis. kalung, gelang, anting
dll), demikian pula sebaliknya.
5. Membawa serta perlengkapan praktikum yang disebutkan di atas.
2. Dalam hal pakaian, apabila praktikan tidak mematuhi aturan tersebut maka
tidak diikutkan dalam praktikum atau pakaian tersebut digunting. Praktikan
yang melakukan pelanggaran dalam hal pakaian secara berulang
dibatalkan seluruh percobaannya (tidak lulus)
3. Praktikan yang bertingkah laku tidak sopan misalnya berbicara tidak sopan,
gaduh/membuat kegaduhan akan dikeluarkan dari ruang praktikum dan
dinyatakan batal untuk satu percobaan itu.
4. Apabila Praktikan terbukti melakukan manipulasi data dan perhitungan
(misalnya menjiplak laporan praktikan lain), maka praktikan dinyatakan
batal untuk satu percobaan tersebut secara keseluruhan (Nilai TP, respon
dan keterampilan ikut dibatalkan).
5. Apabila praktikan terbukti melakukan pelanggaran berupa pemalsuan
/manipulasi tanda tangan Asisten atau mengisi nilai pada kartu kontrol atau
semacamnya, maka seluruh percobaan yang sudah dan sedang dilakukan
dibatalkan (tidak lulus).
Hal – hal yang tidak / belum ditetapkan dalam tata tertib ini akan diatur
dan ditentukan kemudian.
BAB II
TEORI KETIDAKPASTIAN
X 2 = X±∆X
∑ 𝑖 (𝑥−𝑥̅ )2
S (n-1) = √ 𝑛
(𝑥𝑖−𝑥̅ )2
Sx = S (n-1) = √ 𝑛(𝑛−1)
Derajat
Batas Atas
Batas Bawah Kepercayaan
X0 X0 0%
X0 – 0,2S𝑥̅ X0 + 0,2S𝑥̅ 16 %
X0 – 0,6S𝑥̅ X0 + 0,6S𝑥̅ 45 %
X0 – 1,0S𝑥̅ X0 + 1,0S𝑥̅ 68 %
X0 – 2,0S𝑥̅ X0 + 2,0S𝑥̅ 95 %
Dari tabel diatas nampak bahwa bila kita mengambil derajat kebebasan
68 %. maka ± ∆X adalah 1,0S𝑥̅ maka ada jaminan 68 % nilai benar itu
terdapat dalam interval 𝑥̅ - Sx dan 𝑥̅ + Sx, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada kurva distribusi normal berikut ini :
68 %
𝑥̅ – Sx 𝑥̅ 𝑥̅ – Sx
95 %
𝑥̅ – Sx 𝑥̅ 𝑥̅ – Sx
∆x
KR= x 100 %
𝑥̅
BAB III
Alat ukur ini terdiri dari 4 (empat) bagian utama (lihat gambar), yaitu
bagian yang berbentuk pisau kecil bagian atas untuk mengukur bagian
dalam benda (lubang), pisau besar bagian bawah untuk mengukur bagian
luar benda (Panjang. diameter dll.), batang utama untuk pergeseran skala
ukur dan batang kecil bagian tengah batang utama untuk mengukur
kedalaman dan dapat diatur (digeser) maju dan ditarik mundur sesuai jarak
ukur.
TandukTetap
TandukGeser
Mur Pengikat
Mistar
BatangKedalaman
BatangGeser
SkalaNonius
RahangGeser
RahangTetap
Gambar 3.1.Mistar Geser
3.2. MULTITESTER
Multitester terdiri atas dua jenis, yaitu digital dan analog, namun
disini hanya dijelaskan tentang multitester analog. Pada alat ukur ini
terdapat beberapa macam skala ukur. Misalnva untuk mengukur tegangan
baik AC maupun DC dan khusus arus DC dengan batas ukur 0 s/d 10. 0 s/d
50, dan 0 s/d 250. Sedangkan untuk pengukuran tahanan listrik, batas
ukurannya 0 s/d 2 kQ (k Ohm), batas ukur ini dapat diubah-ubah melalui
skala pilih. Misalnya ingin mengukur tegangan sebuah Bateray 1.5 Volt
dengan memakai batas ukur 0 s/d 250, maka dengan memutar skala pilih
pada faktor pengali 0,01 batas ukur menjadi 2,5 Volt.
SkalaUkur
JarumPenunjuk
Panel Kalibrasi
PengaturJarum
SkalaPilih
Jarum Tester
Skala pembantu (sp) terdiri dari 50 skala, bila berputar satu kali,
maka jarak yang dilalui sebesar 0.5 mm pada skala dasar-nya (sd).
0,5 𝑚𝑚
Jadi 0.5 mm (sp) = 50 (sd): 1 sp = = 0.01mm
50
3.5. HIDROMETER.
Gambar 3.5.Hidrometer
Stopwatch atau jam henti adalah alat ukur yang digunakan untuk
melakukan pengukuran waktu. Terdiri atas dua macam, yaitu analog dan
digital. Model analog menggunakan jam analog dengan ketelitian 0,1sekon.
Model ini hanya memiliki dua tombol, yaitu tombol utama (yang dilengkapi
dengan cincin) yang berfungsi sebagai tombol mulai sekaligus henti dan
tombol ulang.
Jenis neraca ini juga sangat peka terhadap getaran, kemiringan dan
pergerakan udara. Untuk itu, alat ini harus diletakkan pada permukaan yang
datar, stabil dan tertutup. Neraca ini juga dapat digunakan untuk menimbang
benda dalam wadah tertentu tanpa harus mengetahui massa wadahnya,
akan tetapi dengan cara meletakkan wadah terlebih dahulu lalu
mengkalibrasikan neraca ke kondisi nol, kemudian memasukkan objek
kedalam bejananya, sehingga hasil pengukurannya adalah massa objek itu
sendiri. Kapasitas dan ketelitian alat ukur ini sendiri bervariasi.
BAB IV
JENIS JENIS PERCOBAAN
D D
C C
B B
A RAB
A
Gambar a. Gambar b.
D C D
R
RABC
RABC
RAB
Gambar a. Gambar b.
Gambar 4.1.1
θ2 θ1
M2
M1
θ3 θ4
M3 M4
TABEL I
No. θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan
1. M1 =
2. M2 =
3. M3 =
4. M4 =
5.
TABEL II
TABEL III
No. θM1 θM2 θM3 θM4 Keterangan
1. M1 =
2. M2 =
3. M3 =
4. M4 =
5.
(𝑀2− 𝑀1 )𝑔−𝑓𝑔
a= 21 ................................................................. (4.2.1)
𝑀1 + 𝑀2 +
𝑟2
Dimana :
R = Jari-jari katrol
mb
C
Ms
2
B
t
S
Ms2 A
(𝑚 .𝑔)− 𝑓𝑔
a= .......................................................................... (4.2.2)
2𝑀𝑠 + 𝑚+𝑀𝑘
21
dimana 𝑟 2 = Mk (Massa katrol)
Dalam peristiwa gerak benda pada pesawat atwood, kita membagi gerakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) terjadi jika M1 = M2, karena silinder
M2 akan bergerak dari titik C ke titik B dengan laju awal = 0, Maka
kecepatannya adalah :
2. Gerak Lurus Beraturan (GLB) terjadi jika M2 = M1, gerak ini dapat
ditunjukkan pada titik B ke A, karena massa penggerak mb tersangkut di
titik B kedua silinder akan bergerak dengan kecepatan konstan, dalam hal
ini kerugian akibat gaya gesek antara katrol dan tali diabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut:
𝑋𝐵𝐴
Va = ................................................................................ (4.2.4)
𝑡𝐵𝐴
𝑋𝐴𝐵
a = 2.𝑋 2 ...................................................................................... (4.2.5)
𝐵𝐶 𝑡𝐴𝐵
(2𝑀+ 𝑚𝑘 + 𝑚𝑏 ).𝑎
g= + fg ............................................................ (4.2.6)
𝑚𝑏
mk = Massa katrol
Tabel Pengamatan
X (cm) T (sekon)
No Keterangan
BC AB BC AB
1
2 Mk = ………….gr
3 Mb = ………….gr
4 Ms = ………….gr
…. Ts = ………….cm
….
Kelompok :
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
fs = μs NA ............................................................................. (4.3.1)
dimana: :
fs = Gaya gesek(N)
μs = Koefisien gesekan statis
NA = Gaya normal pada benda A (N)
Jika benda A mulai bergerak diatas permukaan bidang maka tetap
akan dapat gaya gesekan yang berlawanan arah dengan arah gerak
LABORATORIUM FISIKA DASAR FTI-UMI 26
PENUNTUN PRAKTIKUM
dimana :
fk = Gaya gesekan kinetis
μk = Koefisien gesekan kinetis
Pada umumnya μs lebih besar daripada μk. Besarnya μs dan μk
antara dua benda yang bersingggungan tidak selalu sama tetapi
tergantung pada keadaan dan macam benda.
A. Koefisien Gesek Statis (μs)
T
mA
mp + mT
Gambar 4.3.2.
𝑚𝑝 + 𝑚𝑇
μs = .................................................................... (4.3.3)
𝑚𝐴
dimana :
mA = massa benda A
LABORATORIUM FISIKA DASAR FTI-UMI 27
PENUNTUN PRAKTIKUM
dimana :
θs = Kemiringan bidang B
W sin θk
θk W cos θk
θk
Gambar 4.4.3
𝑔 sin θk−a
μk = .................................................................. (4.3.5)
𝑔 cos θk
dimana :
2𝑋
a= ............................................................................. (4.3.6)
𝑡2
2𝑋
μk = tan θk - ...................................................... (4.3.7)
𝑔𝑡 2 cos 𝜃 𝑘
Tabel Pengamatan
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
x = perpanjangan pegas
dimana ω2 = k/m
𝜔 1 𝑘
f= = √ .......................................................................... (4.4.3)
2𝜋 2𝜋 𝑚
1 m
T= = 2π √ ........................................................................... (4.4.4)
f k
4𝜋2
T2 = (member + mpegas + mbeban) ............................................... (4.4.5)
k
Tabel Pengamatan
I. Kondisi Statis
Massa Simpangan X (cm)
No Keterangan
Beban (gr) Xa Xb Xc Xd
1
2
Mp = ………gr
3
Me = ………gr
4
….
….
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
Fs
L
𝐿
Fs = Konstant, V = .................................................................. (4.5.1)
𝑡
Fs = 6 π ηr V .................................................................................................... (4.5.2)
Dimana :
2𝑟 2 𝑔 9𝜂𝐿
V= (ρb – ρf) atau tr2 = ....................................... (4.5.3)
9𝜂 2 𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓)
Dimana :
Vs = Laju sebenarnya
k = Suatu ketetapan
Tabel Pengamatan
Nama Stambuk
1. ………………………… ………………
2. ………………………… ………………
3. ………………………… ……………...
4. ………………………… ……………...
5. ………………………… ……………...
6. ………………………… ……………...
Makassar, ……………20……
ASISTEN
(……………………………….)
BAB V
METODOLOGI PENULISAN LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
6.1. Analisa
6.2. Pembahasan
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran.
Barris, FK., . 1974. "Electrical Measurements " John Willey and sons, New York,
Halliday, D. and Rasnick. R. 1987 "PHYSICS" . John Willey and Sons, Inc. New
York,
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : PESAWAT ATWOOD (P.2)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : GAYA GESEK (P.3)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : KONSTANTA GAYA PEGAS (P.4)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
LEMBAR ASISTENSI
PERCOBAAN : VISKOSITAS FLUIDA (P.5)
JADWAL PRAKTIKUM : HARI…………………. TANGGAL
ASISTEN : ……………………………………………………….
HARI /
NO INSTRUKSI PARAF
TANGGAL
Makassar, …………………20
Asisten
( )
PRAKTIKUM FISIKA DASAR II
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Spasi 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 6.2.1 Grafik karakteristik komponen linear dan non linear (sumber:….)
Dari grafik tersebut di atas dapat di hitung tahanan resistor dan dioda dengan
persamaan:
∆𝑉 1
R= ∆𝐼 = 𝑡𝑔𝛼 --- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (6.2.1)
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
(ARIFUDDIN)
BAB V
PENGOLAHAN DATA
R1 = 182 Ω
R2 = 684 Ω
R3 = 563 Ω
R4 = 821 Ω
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4
= 182 Ω + 684 Ω + 562 Ω + 821 Ω
= 2,249 Ω
n (Ʃx.y)−(Ʃx)(Ʃy)
a =
n (Ʃx2)−(Ʃx)2
12,838 .10−4
=
2,89
= 4,442 . 10-4
yn = a . xn
No x y
1 5,5 24,431. 10-4
2 7,2 31,982. 10-4
Xmax−Xmin 7,2−5,5
Skala X = = = 0,85
n 2
X1−Xmin 5,5−5,5
X1 = = =0
skala x 0,85
X2−Xmin 7,2−5,5
X2 = = =2
skala x 0,85
= 37,755.10-5
No x y
1 0 0
2 2 2
BAB VI
ANALISA PERHITUNGAN
No Rangkaian VS V1 V2 V3 V4
6.2. Pembahasan
Pada tabel data di atas kamidapat menganalisa bahwa tegangan berbanding
lurus dengan kuat arus dan berbanding terbalik pada hambatan. Pada rangkaian seri
seluruh hambatan yang masuk merupakan totalnya sedangkan pada rangkaian paralel
nilai arus yang masuk berbeda-beda serta pada suatu tegangan bergantung pada
resistor dan dioda, semakin besar hambatan maka semakin besar tegangan yang di
hasilkan.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kami dapat simpulkan bahwa tegangan AC adalah arus listrik yang nilainya
berubah-ubah terhadap satuan waktu, hingga dapat disebut juga arus bolak balik dan
tegangan DC adalah arus listrik yang nilainya tetap atau konstan terhadap satuan
waktu, biasa juga di sebut arus searah.
7.2 Saran
7.2.1. Asisten
Asisten dan pratikan sebaiknya bekerja sama dengan baik agar pratikum dapat
berjalan drngan nyaman dan ilmu yang di sampaikan dapat di terima dengan baik.
7.2.2. Laboratorium
Sebaiknya alat laboratorium lebih di rawat untuk menghindari kerusakan.
Selain itu kebersihan laboratorium lebih diperhatikan agar pratikum dapat berjalan
dengan nyaman.
7.2.3. Pratikum
Dalam pratikum hendaknya lebih berhati-hati dan teliti dalam mengerjakan
laporan serta analisa pertitungan dan materi yang di bahas sebaiknya harus lebih
mendalam.
Penjelasan:
Dari ayat ini kita tau bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak
dahulu namun manusia belum mengetahuinya, dan ilmu yang ada diperumpamakan
dengan hal-hal lain, hal-hal lain ini yang menjadikan fakta di balik ilmu itu semua. Tak
hanya manusian yang dapat memberikan arti penting itu listrik namun al-quran sudah
berbicara lebih dahulu sebelum listrik itu ada.
DAFTAR PUSTAKA
Eka Murka, dan Priyambodo Tri. 2012. Fisika dasar listrik. Yogyakarta : Andi.
Haliday, David. dan Resnick, Robert.1990. Fisika Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.