Anda di halaman 1dari 34

Lab.

Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga buku Petunjuk Praktikum Fisika Dasar ini dapat kami susun tepat pada
waktunya. Materi perkuliahan yang diberikan di kelas merupakan kegiatan pemberian konsep
teoritis yang untuk pemahaman lebih lanjut perlu ditunjang oleh kegiatan eksperimen di
laboratoruim. Sehingga diharapkan dengan kedua macam kegiatan tersebut seorang
mahasiswa yang telah melaksanakn proses pembelajaran mampu memahami konsep-konsep
secara benar dan baik. Selain itu, kegiatan praktikum diharapkan dapat menambah
keterampilan seorang mahasiswa dalam melakukan kerja di laboratorium dan membina sikap
ilmiah yang akan diperlukannya kelak.

Oleh karena itu, demi kelancaran dan kemudahaan dalam pelaksanaan praktikum,
diharapkan para mahasiswa membaca dan memahami terlebih dahulu semua materi praktikum
yang akan dilakukan di laboratorium serta mengerjakan semua tugas pendahuluan untuk
dikumpulkan kepada asisten percobaan yang bersangkutan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku ini, terutama kepada rekan-rekan dosen fisika di lingkungan FKIP
Universitas Muhammadiyah Mataram.

Akhirnya, diharapkan buku ini dapat membantu peserta praktikum Fisika Dasar dan
dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Mataram, Desember 2019

Tim Penyusun

****1****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... 1

Daftar Isi.............................................................................................................................. 2

Tata Tertib Praktikum ......................................................................................................... 3

Perhitungan Ralat ................................................................................................................ 5

Petunjuk Penulisan Laporan Praktikum .............................................................................. 13

Petunjuk Praktikum

Percobaan 1 Alat Ukur Mekanik ..................................................................................... 14

Percobaan 2 Bandul Matematis........................................................................................ 20

Percobaan 3 Elastisitas ..................................................................................................... 27

Percobaan 4 Listrik........................................................................................................... 31

****2****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. Sebelum Praktikum
1. Praktikan dapat mengikuti praktikum bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Terdaftar pada KRS
 Membawa kartu kontrol praktikum
 Berpakaian rapi dan sopan. Tidak dibenarkan memakai kos tanpa kerah (T-Shirt)
atau celana pendek.
2. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai, praktikan yang terlambat
lebih dari 15 menit, tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari tersebut.
3. Praktikan harus memahami apa yang akan dikerjakan dalam praktikum yang akan
dilaksanakan dan menyerahkan tugas pendahuluan untuk praktikum yang akan
dilakukan.
4. Praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum apabila:
 Tidak membawa kartu tanda praktikum (KTP), apabila kartu tanda praktikumnya
hilang, praktikan harus melaporkannya ke penanggung jawab harian 30 menit
sebelum praktikum dimulai dan hanya diberikan kesempatan satu kali untuk
mengganti dengan yang baru.
5. Ketika memasuki laboratorium, praktikan:
 Harus tenang, tertib dan sopan
 Dilarang membawa makanan, minuman, rokok dan barang lain yang tidak
diperlukan. Tas, jaket dan alat hitung harus dititipkan.

B. Selama Praktikum
1. Praktikan dapat memulai praktikan setelah lulus tes pendahuluan dan mendapat
petunjuk serta persetujuan dari asisten yang bersangkutan untuk memasang alat.
2. Praktikan diwajibkan menulis semua perangkat praktikum (alat-alat yang dibutuhkan
selama praktikum) pada formulir peminjaman alat dan menyerahkannya kepada
petugas laboratorium.
3. Praktikan diwajibkan memeriksa kelengkapan alat-alat yang dipinjamkannya pada
serah terima alat.
4. Selama praktikum berlangsung, praktikan:
 Dilarang meninggalkan ruangan tanpa seizin asisten atau penanggung jawab.
 Harus dapat menjaga keselamatan diri, alat-alat, kebersihan laboratorium dan
ketertiban.
 Dilarang atau membentuk kelompok lain
 Harus dapat memperoleh data dari hasil percobaan sendiri, bila menyalin data dari
pihak lain, maka praktikum hari tersebut dinyatakan gagal.
5. Praktikan harus mengganti alat-alat yang rusak atau hilang selama praktikum
berlangsung dengan alat yang sama, sebelum melanjutkan praktikum minggu
berikutnya.

****3****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

C. Selesai Praktikum
1. Setelah percobaan selesai dan disetujui asisten, praktikan:
 Melaporkan kelengkapan dan merapikan perlalatan yang digunakan kepada asisten
yang berasangkutan.
 Mengembalikan semua perangkat praktikum (alat-alat yang digunakan selama
praktikum) dan harus sesuai dengan daftar barang yang dipinjam kepada petugas
laboratorium.
 Menuliskan data percobaan dengan sesungguh-sungguhnya.
 Harus meminta tanda tangan/paraf asisten pada lembar data pengamatan dan kartu
praktikum.
 Dapat meminta keterangan atau cara pengolahan dan penganalisaan data kepada
asisten yang bersangkutan.

D. Ketentuan lain
1. Bagi praktikan yang tidak hadir/gagal:
2. Bagi praktikan yang sakit, dapat menunjukan surat keterangan dari Dokter dan orang
tua, dan surat ini diberikan paling lambat pada saat pelaksanaan praktikum minggu
berikutnya. Melampaui batas waktu tersebut, surat dinyatakan tidak berlaku lagi dan
praktikan dinyatakan gagal.
3. Bagi praktikan yang sudah gagal/tidak ikut praktikum sebanyak 3 kali berturut-turut
dinyatakan tidak lulus dan diulang pada semester berikutnya.
4. Praktikan dapat diberikan peringatan, dikeluarkan ataupun digagalkan jika melanggar
tata tertib ini.
5. Tata tertib ini untuk dilaksanakan dengan penuh kesadaran.

Kepala Laboratorium Fisika Dasar

TTD

Linda Sekar Utami, M.PFis


NIDN. 0817088304

****4****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

PERHITUNGAN RALAT

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang kita ukur menggunakan


alat ukur dengan suatu satuan. Pengukuran besaran relatif terhadap suatu standar atau satuan
tertentu. Sebahai contoh, kita dapat mengukur panjang dalam satuan inchi, feet (kaki), mil
atau dalam centimeter, meter atau kilometer. Suatu pengukuran selalu disertai oleh
ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian tersebut antara lain adanya nilai skala
terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, adanya gaya
gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran dan lingkungan yang saling
mempengaruhi serta keterampilan pengamat, dengan demikian sangat sulit untuk
mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran.

Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi yang
disebut nilai skala terkecil (NST). Ketelitian alat ukur tergantung pada NST ini, untuk
membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukan oleh NST, maka
digunakanlah nonius. Skala nonius akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat ukur.
Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius
yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit
dengan skala utama.

Beberapa alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam praktikum ini adalah jangka
sorong, mikrometer sekrup, termometer, neraca pegas, dan stopwatch. Masing-masing alat
ukur memiliki cara untuk mengoperasikannya dan cara untuk membaca hasil yang terukur.

Ketidakpastian Mutlak

Pada pengkuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya dugunakan bernilai setengah


dari NST, untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya adalah:

∆ =

Dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai:

= ±∆

Kesalahan ½ - Rentang

Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak seperti pada pengukuran


tunggal. Laporan hasil pengukurannya dapat dilakukan dengan Kesalahan ½ - Rentang atau
bisa juga Standar Deviasi. Adapun cara melakukannya sebagai berikut:

1. Kumpulkan sejumlah hasil pengukuran variabel x, misalnya n buah yaitu:

+ + + +. . .

****5****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

2. Cari nilai rata-rata yaitu ̅ :


+ + + + +. . . +
̅=

3. Tuliskan dan dari kumpulan data dan ketidakpastiannya dapat dituliskan:


( − )
∆ =
2

4. Tuliskan hasilnya sebagai:


= ̅ ±∆
Untuk lebih jelasnya berikut diberikan sebuah contoh: berikut hasil (dalam mm) suatu besaran
yang dilakukan sebanyak empat kali yaitu: 153,2 ; 153,6 ; 152,8 ; 153,0
Rata-ratanya adalah:
153,2 + 153,6 + 152,8 + 153,0
̅= = 153,2
4
Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya adalah
152,8 mm, maka rentang pengukuran adalah (153,6 mm – 152,8 mm) = 0,8 mm, sehingga
ketidakpastian pengukuran adalah setengah dari rentang pengukuran yaitu:
0,8
∆ = = 0,4
2
Maka hasil pengukuran yang dilaporkan adalah = ̅ ± ∆ . Maka diperoleh:
= (153,2 ± 0,4)

Standar Deviasi

Bila dalam pengukuran dilakukan kali pengukuran dari besaran dan terkumpulan
data , , , … , maka nilai rata-rata dari besaran ini adalah:

1 1
̅= ( + +. . . + )=

Kesalahan dari nilai rata-rata ini terhadap nilai sebenarnya besaran (yang tidak
mungkin kita ketahui nilai sebenarnya ) dinyatakan dengan Standar Deviasi (SD).

∑ ( − ̅)
=
( − 1)

Standar deviasi diberikan pada persamaan di atas, sehingga kita hanya dapat
menyatakan bahwa nilai benar dari besaran terletak dalam selang ( ̅ − ) sampai
( ̅ + ). Jadi penulisan hasil pengukurannya adalah ( ̅ ± ).

Ketidakpastian Relatif (KTP)

Ketidakpastian relatif adalah ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil


pengukuran. Terdapat hubungan antara hasil pengukuran dengan KTP yaitu:

****6****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian


( )=

Apabila menggunakan ketidakpastian relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai:

= ± (KTP × 100 %)

Ketidakpastian pada Fungsi Variabel (Perambatan Ketidakpastian)

Jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai oleh
ketidakpastian, maka variabel ini akan disertai pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut
dengan perambatan ketidakpastian. Untuk jelasnya ketidakpastian variabel yang
merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian akan
disajikan dalam tabel berikut ini. Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh ( ± ∆ ) dan
( ± ∆ ). Kepada kedua hasil pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar
untuk memperoleh besaran baru. Untuk lebih memperjelas operasi matematik dasar ini,
berikut ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Variabel yang
Operasi Hasil Ketidakpastian
dilibatkan
Penjumlahan = + ∆ =∆ +∆
Pengurangan = − ∆ =∆ −∆

∆ ∆ ∆
Perkalian = × = +

∆ ∆ ∆
Pembagian = = +

∆ ∆
Pangkat = =

Contoh (1):
Sebuah balok yang akan ditentukan volumenya, diukur panjang (p), lebar (l), dan tingginya (t)
secara langsung satu kali pengukuran dengan menggunakan penggaris yang NST-nya 1 mm,
dengan hasil:
p = (4,0 ± 0,05) cm; l = (3,0 ± 0,05) cm; t = (2,0 ± 0,05) cm.
Maka volumenya dapat dihitung dari hubungan:
V = p.l.t
sehingga didapat nilai rata-ratanya adalah:
V  p x l x t = 4,0 x 3,0 x 2,0 = 24,0 cm3
dan ralatnya adalah:
V p l t 0,05 0,05 0,05
       0,053
V p l t 4,0 3,0 2,0
V  0,053 x 24,0 = 1,272 cm 3

****7****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

sehingga hasilnya dituliskan sebagai: V  V  V  24,0  1,3 cm 3


1,3
dengan ketelitian: x 100 %  5,4 % .
24,0
Jika semua variabelnya didapat dari pengukuran berulang dan atau variabelnya saling
bebas, maka ralatnya ditentukan dari deviasi standar rata-rata:
2
 Z 
Z    Xi X  dengan i = 1,2,3…

Contoh (2):
Jika pengukuran dimensi balok seperti contoh (1) dilakukan berulang dengan hasil:
p = (4,0 ± 0,02) cm; l = (3,0 ± 0,02) cm; t = (2,0 ± 0,02) cm
maka nilai rata-ratanya adalah:
V  p x l x t = 4,0 x 3,0 x 2,0 = 24,0 cm3
dan ralatnya adalah:
2
 Z 
Z    X 
 Xi 
2 2 2
 V   V   V 
Z   p    l    t 
 p   l   t 

Z  l .t . p    p.t . l    p.l .t 


2 2 2

Z  (3,0)(2,0)(0,02)2  (4,0)(2,0)(0,02)2  (4,0)(3,0)(0,02)2


= (31,24 x 10-2) cm3= 0,3 cm3
sehingga hasilnya dapat dituliskan sebagai berikut:
V  V  V  24,0  1,3 cm 3
dengan ketelitian:
0,3
x 100 % 1,3 % .
24,0
Grafik
Seringkali akan lebih mudah dan cepat untuk melihat atau memberi interpretasi atas
hasil pengukuran melalui sebuah grafik.

1. Bagaimana membuat grafik yang baik?


 Sebaiknya menggunakan kertas grafik (millimeter blok)
 Variable yang menjadi sebab atau independent variable diplot sebagai sumbu absis (X)
dan variabel akibat atau dependent variable diplot sebagai sumbu ordinat (Y)
 Pembuatan skala pada grafik harus jelas, baik besar maupun satuannya.
 Pembuatan grafik tampak kemas (kurva mengisi seluruh bagian kertas)
 Buatlah grafik kontinu dan tidak putus-putus (smooth) melalui atau mendekati sebanyak
mungkin titik data

****8****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

 Usahakan agar skala pada kertas grafik sekecil mungkin (skala kertas grafik ≤ ralat
pengukuran). Hal ini dimaksudkan agar kelelitian yang didapatkan dengan susah payah
dari proses penngukuran tidak hilang sia-sia di atas kertas grafik

2. Bagaimana menggambargaris lurus terbaik?


 Dalam pengukuran dua variabel yang terkait satu sama lain secara linier, dapat ditulis
dalam bentuk persamaan liniernya dalam bentuk
Y = aX + b
dengan a : Gradien/Slope/Kemiringan garis
b : Titik potong garis dengan sumbu Y
 Garis lurus terbaik adalah yang letaknya sedemikian rupa sehingga simpangan semua
data hasil pengukuran terhadapnya adalah minimum
 Slope atau gradien atau kemiringan garis a pada persamaan di atas dapat dicari dengan
rumus:
Y Y
a  tan   2 1
X 2  X1
 Sedangkan konstanta b didapat dengan mengekstrapolasi garis sehingga berpotongan
dengan sumbu Y, atau b adalah nilai Y ketika X = 0

Gambar 1. Grafik Fungsi Linier Y = aX + b

****9****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

3. Ralat pada Grafik


Ralat pada grafik secara lengkap digambarkan pada Gambar 2A, tetapi ralat pada
variabel sebab (X) seringkali diabaikan (Gambar 2B).

Gambar 2. Simpangan pada titik data

Ralat secara grafik merupakan ralat relatif. Salah satu cara menentukan besarnya ralat
adalah dengan membuat kurva bantuan yang sejajar dengan kurva utama. Dalam membuat
kurva bantuan, perhatikan bobot titik-titik data (lihat gambar 3). Selanjutnya dari titik
centroid X , Y  , tarik garis vertikal yang tegak lurus sumbu X dan memotong kedua kurva
bantuan. Dari perpotongan garis vertikal dengan kurva bantuan tersebut, tarik garis
horizontal yang memotong sumbu Y, tandai sebagai Ya dan Yb. Selanjutnya ralat relatifnya
ditentukan oleh:
Ya  Yb
R x 100 %
2Y

Gambar 3. Cara menentukan besarnya ralat secara grafik

Asas Kuadrat Terkecil


Asas kuadrat terkecil memberikan hasil yang lebih mendekati kepada garis lurus
terbaik meskipun memerlukan banyak perhitungan. Dengan metode ini gradient a dan tetapan
b diberikan dalam bentuk:

****10****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

n  X i Yi    X i  Yi
a
n X i   X i 
2 2

Y  a X i
2
i
b
n
Untuk jumlah data yang cukup banyak maka ralat pada a dan b berupa deviasi standar, yaitu:
n
a 
n X i   X i 
2 2

X
2
i
b 
n X   X 
2 2
i i

Pembulatan
 Untuk angka < 5, dibulatkan ke bawah
 Untuk angka > 5, dibulatkan ke atas
 Untuk angka = 5, maka
 dibulatkan ke bilangan genap terdekat jika sebelumnya bilangan genap
 dibulatkan ke atas jika sebelumnya bilangan ganjil
 Khusus untuk angka 1 di depan, pembulatannya hanya sampai angka di belakangnya.
Contoh
0,067 → 0,07
0,062 → 0,06
0,065 → 0,06
0,035 → 0,04
0,0176 → 0,018 (bukan 0,02)
0,19 → 0,19 (bukan 0,2)

Ketelitian dan Angka Berarti (Significant Figures)


Angka Berarti (AB) menunjukan jumlah digit angka yang akan dilaporkan pada hasil
akhir pengukuran. Angka Berarti berkaitan dengan KTP relatif (dalam %). Semakin kecil
KTP relatif maka semakin tinggi mutu pengukuran atau semakin tinggi ketelitian hasil
pengukuran yang dilakukan. Aturan praktis yang menghubungkan antara KTP relatif dan
Angka Berarti adalah sebagai berikut:
= − ( )
Sebagai contoh suatu hasil pengukuran dan cara menyajikannya untuk beberapa AB
akan disajikan pada tabel berikut ini.

Nilai yang Jumlah


KTP relatif (%) Hasil Pengukuran
terukur Angka Berarti
0,1 4 (1,202 ± 0,001) × 10
1,202 × 10 1 3 (1,20 ± 0,01) × 10
10 2 (1,2 ± 0,1) × 10

****11****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

 Ketelitian sekitar 0,1 % memberi hak atas 4 angka penting.


Contoh: X = 2504 ± 2,503
Hasilnya ditulis: X = (2,504 ± 0,002) x 103
 Ketelitian sekitar 1 % memberi hak atas 3 angka penting.
Contoh: X = 2504 ± 25,03
Hasilnya ditulis: X = (2,50 ± 0,02) x 103
 Ketelitian sekitar 0,1 % memberi hak atas 2 angka penting.
Contoh: X = 2504 ± 250,3
Hasilnya ditulis: X = (2,5 ± 0,2) x 103
 Khusus untuk ralat relatif hanya boleh sampai pada satu angka di belakang koma:
Contoh: X = 7,86 ± 5,37 % ditulis X = 7,86 ± 5,4 %
Contoh: X = 24 ± 0,0678 % ditulis X = 24 ± 0,1 %

****12****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

PETUNJUK PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

I. Tujuan Praktikum
Tujuan tentang apa yang akan dicapai dalam percobaan.

II. Landasan Teori


Teori yang mendasari tentang percobaan yang dilakukan, diuraikan secara singkat dan
jelas, kejelasan uraian akan sangat bertambah bila disertai dengan gambar, rangkaian,
skema dan lainnya.

III. Alat dan Bahan


Sesuai dengan peralatan yang digunakan pada saat praktikum.

IV. Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan disusun secara sistematik, jelas agar mudah dipahami dan ditulis
dalam bentuk paragraf, sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan.

V. Data Hasil Percobaan dan Pengolahan Data


Data yang diperoleh selama praktikum diolah sesuai dengan petunjuk pengolahan data
pada tiap satuan acara praktikum.

VI. Pembahasan
Hasil percobaan dibahas dan dibandingkan dengan literatur atau teori yang relevan
dengan percobaan.

VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil percobaan disesuaikan dengan tujuan praktikum.

Daftar Pustaka
Berisi daftar literatur yang digunakan dalam menyusun laporan praktikum.

Lampiran
Berisi data-data yang diperoleh pada saat percobaan (laporan sementara) dan lampiran-
lampiran lain yang dianggap perlu.

****13****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
UM MATARAM

PERCOBAAN I ALAT UKUR MEKANIK

Tujuan : 1. Mengenal cara kerja alat ukur mekanik (jangka sorong dan mikrometer sekrup).
2. Memahami dasar pengukuran dan kesalahan pengukuran.

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengukuran dan mengukur?
2. Sebutkan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan
pengukuran?
3. Apakah yang menentukan ketelitian suatu pengukuran?
4. Tuliskan satuan panjang dan massa dalam satuan mks dan cgs?
5. Alat ukur apakah yang dipergunakan untuk mengukur :
a. Tebal selembar kertas
b. Diameter sebuah pensil
c. Panjang sebatang kapur
6. Jika anda melakukan pengukuran sebuah benda dengan jangka sorong, angka yang
diperoleh 3,4 mm. Apakah arti angka tersebut?
7. Keselamatan kerja merupakan hal penting di dalam melakukan kegiatan pengukuran. Hal-
hal apakah yang karus diperhatikan tentang keselamatan kerja dalam pengukuran?

****14****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

1. Pendahuluan
Tujuan praktikum ini adalah diharapkan mahasiswa mengerti tentang prinsip
pengukuran dengan menggunakan alat ukur mekanik (antara lain jangka sorong dan
mikrometer sekrup) mampu dan mahir dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan
kedua alat tersebut secara benar, serta dapat menentukan ketebalan dari beberapa benda yang
disediakan dengan ketelitian tinggi.
2. Landasan Teori
Alat ukur adalah seperangkat alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau
besaran dari suatu kuantitas atau variabel fisis. Umumnya, alat ukur dasar terdiri dari dua
jenis yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital.
Jenis pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Pengukuran Langsung
Adalah ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur secara langsung menyatakan nilai
besaran yang diukur, tanpa perlu dilakukan penambahan, mengambil rata-ratanya, ataupun
menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan. Contoh : mengukur massa
dengan neraca, panjang dengan mistar, dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan banyaknya
pengukuran yang dilakukan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
 Pengukuran Tunggal : pengukuran yang dilakukan sekali.
 Pengukuran berulang : pengukuran yang dilakukan berulang-ulang.

b. Pengukuran Tak Langsung


Yaitu pengukuran dimana penentuan nilai suatu besaran dengan rumus, atau perlu
dilakukan penambahan, maupun mengambil rata-ratanya. Misalnya dalam menentukan
volume suatu balok kita tidak bias menentukan nilainya/mengukurnya secara langsung karena
tidak ada alat ukur untuk mengukur besaran tersebut, melainkan kita harus menentukan dulu
masing-masing sisinya yaitu bagian panjang, lebar dan tinggi dari balok tersebut.
Setiap alat ukur mempunyai jenis, bentuk, dan fungsi masing-masing serta batas
ketelitian yang berbeda beda. Ketelitian didefinisikan sebagai pengukuran ketepatan yang
dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran dan ini berhubungan dengan skala terkecil dari alat
ukur yang digunakan dalam pengukuran.

****15****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

Beberapa contoh alat ukur dalam fisika antara lain:

1. Alat ukur panjang


a. Mistar/penggaris Batasketel
 itian
 = 0,1 cm = 1mm
Batasketelitian
b. Meteran
    = 0,1 cm = 1mm
Batasketelitian
c. Jangka sorong     = 0,01 cm = 0,1 mm
Batasketelitian
d. Mikrometer Sekrup
    = 0,001 cm = 0,01 mm
2. Alat Ukur Massa
Neraca sama lengan Batasketel
 itian
 = 0,1 mg dan
= 0,01 mg
3. Alat Ukur Waktu
Stop watch Batasketel
 itian
 = 0,01 second

a. Jangka Sorong
Jangka sorong seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.1 dan 1.2, memiliki bagian utama
yang disebut rahang tetap dan rahang sorong (rahang geser). Skala panjang yang tertera pada
jangka sorong disebut skala nonius (vernier). Skala nonius memiliki panjang 9 mm dan
terbagi atas 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala utama adalah 1mm-
0,9 mm. Nilai 0,1 mm atau 0,01 cm merupakan ketelitian jangka sorong.

Gambar 1.1 Jangka Sorong


Jangka sorong memiliki dua skala:
 Skala Utama
 Skala nonius (Skala Geser)

****16****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

Gambar 1.2 Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong

Cara Membaca Nilai Hasil Pengukuran dengan Jangka Sorong


Pembacaan hasil ukur dengan jangka sorong dapat ditentukan dengan memperhatikan
angka pasti pada skala utama yaitu angka yang terbaca sebelum melewati angka nol pada
skala nonius dan skala nonius yang berimpit dengan skala utama serta batas ketelitian alat
ukur. Definisi tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

Hasil Ukur (l) = Angka pasti pada skala utama + (angka pada skala nonius yang berimpit
dengan skala utama x batas ketelitian dalam satuan tertentu)

Penentuan panjang benda yang diukur dengan jangka sorong, seperti yang terlihat
pada Gambar 2.1. Cara mendapatkan hasil pengukuran dengan jangka sorong tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan (sebelum melewati) angka 0
pada skala nonius. Dalam kasus gambar 1.2, angka tersebut adalah 3,58 cm
2) Perhatikan garis skala nonius yang tepat berimpit dengan garis pada skala utama
adalah garis ke 7
3) Dengan memilih batas ketelitian dalam skala cm, dan dari (1) dan (2) diperoleh
bacaan jangka sorong adalah :
= 3,58 + (7 x 0,01 cm)
= 3,65 cm

Tanpa ada angka yang ditaksir. Karena hasil pengukuran selalu mengandung angka terakhir
sebagai angka taksiran, maka pengukuran diatas dilaporkan sebagai 3,650 cm.

****17****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

b. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda-
benda yang tipis seperti kertas, rambut, diameter kawat yang kecil dan sebagainnay, alat ini
juga lebih teliti sepuluh kali dari jangka sorong yaitu sampai 0,01 mm. Bagian-bagiannya
ditunjukkan oleh gambar 1.3 dan 1.4

Gambar 1.3 Mikrometer Sekrup dan bagian-bagiannya

Gambar 1.4 Cara Mengukur dengan Mikrometer Sekrup

Jika mengimpitkan 0 skala utama (mendatar) dengan 0 skala berputar/nonius


(vertikal), kemudian selubung luar atau pemutar diputar lengkap/penuh ke dalam atau keluar
1 kali maka rahang geser juga selubung luar akan maju atau mundur sebesar 0,5 mm, karena
jumlah skala berputar yaitu pada selubung luar ada 50 skala maka 1 skala atau nilai perskala
pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/ 50 mm
= 0,01 mm. Bilangan 0,01 mm ini merupakan skala terkecil/batas ketelitian mikrometer
sekrup.

****18****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

Mikrometer sekrup memiliki 2 skala :


 Skala Utama
 Skala Nonius (Skala Putar)
Cara Membaca Nilai Hasil Pengukuran Mikrometer Sekrup

Pembacaan hasil ukur dengan mikrometer sekrup dapat ditentukan dengan


memperhatikan angka pasti pada skala utama yaitu angka yang terbaca sebelum melewati
bagian vertikal selubung luar pada skala nonius dan skala nonius yang berimpit dengan garis
horizontal pada skala utama serta batas ketelitian alat ukur. Definisi tersebut dapat ditulis
sebagai berikut :

Rumus :
Hasil Ukur (l) : Angka pasti pada skala utama +(angka pada skala nonius yang
berimpit dengan garis horizontal skala utama x batas ketelitian dalam mm)

Cara mendapatkan hasil pengukura dengan mikrometer sekrup seperti yang


ditunjukkan pada gambar 1.4 adalah sebagai sebagai berikut :

1) Perhatikan garis skala utama yang terdekat dengan tepi selubung luar. Dalam kasus
pada gambar 1.4, garis skala tersebut adalah 4,5 mm lebih.
2) Perhatikan garis mendatar pada selubung luar yang berimpit dengan garis mendatar
pada skala utama. Dalam kasus pada gambar 1.4, garis mendatar pada selubung luar
yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama adalah garis ke-12 (Lihat
gambar 1.4 dengan saksma).
3) Dengan memilih batas ketelitian dalam satuan mm, dan dari (1) dan (2) diperoleh
bacaan mikrometer sekrup adalah :
= 4,5 mm + (12 x 0,01) mm
= 4,5 mm + 0,12 mm
= 4, 62mm
Tanpa ada angka yang ditaksir. Karena hasil pengukuran selalu mengandung angka terakhir
sebagai angka taksiran, maka pengukuran diatas dilaporkan sebagai 4,620 mm.
3. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
Untuk percobaan ini alat dan bahannya antara lain: 1 buah jangka sorong, 1 buah
mikrometer sekrup, 1 buah gelas minuman plastik, 1 keping uang 500 rupiah, 1 buah
kelereng, dan 1 lembar kertas ukuran A4.

****19****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Jangka Sorong
1. Ukurlah diameter dari 1 buah gelas minuman plastik, 1 keping uang 500 rupiah
dan 1 buah kelereng sebanyak 5 kali dan catat hasil pengukurannya
Diameter gelas Diameter uang Diameter
NO minuman plastik logam kelereng
(cm) (cm) (cm)
1
2
3
4
5
2. Dari tabel di atas hitung rata-rata diameter 1 buah gelas minuman plastik, 1
keping uang 500 rupiah dan 1 buah kelereng tersebut!
3. Hitunglah selisih nilai data dengan nilai rata-rata yang diperoleh, kemudian
tuliskan hasilnya dalam tabel berikut:
d  d  d  d  d  d 
NO Selisih diameter gelas Selisih diameter Diameter
minuman plastik uang logam Kelereng
1
2
3
4
5
4. Tuliskan hasil pengukuran. Hasil pengukuran = rata-rata ± ketidakpastian
3.2.2 Mikrometer Sekrup
1. Ukurlah ketebalan dari bibir gelas minuman plastik, 1 keping uang 500 rupiah dan
ketebalan kertas A4 sebanyak 5 kali dan catat hasil pengukurannya dalam tabel
berikut ini!
Ketebalan bibir Ketebalan Ketebalan kertas
NO gelas minuman plastik uang logam A4
(cm) (cm) (cm)
1
2
3
4
5
2. Dari tabel di atas hitung rata-rata ketebalan bibir gelas minuman plastik, 1 keping
uang 500 rupiah dan kertas A4 tersebut!
3. Hitunglah selisih nilai data dengan nilai rata-rata yang diperoleh, kemudian
tuliskan hasilnya dalam tabel (sama seperti tabel pengukuran jangka sorong).
****20****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

4. Tuliskan hasil pengukuran. Hasil pengukuran = rata-rata ± ketidakpastian


4. Petunjuk Laporan
4.1 Pembahasan
1. Tentukan nilai skala terkecil (NST) dari jangka sorong dan mikrometer sekrup.
2. Perhatikan skala nonius pada jangka sorong dan mikrometer sekrup, tentukan
NST alat ukur tersebut tanpa dan dengan skala nonius.
3. Katubkan jangka sorong anda rapat-rapat tapi jangan dipaksa keras-keras dan
catat kedudukan skala dalam keadaan ini, bahas mengenai kedudukan titik nolnya.
4. Hitunglah ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif dari masing-masing
benda yang diukur, baik menggunakan jangka sorong maupun mikrometer sekrup

****21****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN
UM MATARAM PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PERCOBAAN 2 BANDUL MATEMATIS

Tujuan : Menentukan periode bandul matematis dan tetapan percepatan gravitasi bumi
dengan menggunakan bandul matematis.
Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan bandul matematis?
2. Turunkan persamaan periode osilasi bandul matematis:

T = 2
3. Jelaskan dua hal yang menjadi syarat terjadinya osilasi harmonik bandul matematis

****22****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

1. Pendahuluan
Tujuan praktikum ini di harapkan mahasiswa mengerti tentang prinsip gerak osilasi
pada bandul matematis, dapat menentukan periode bandul matematis dari hasil
percobaan dan tetapan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan bandul
matematis.
2. Landasan Teori
Prinsip ayunan pada hakekatnya jika suatu benda digantungkan pada seutas tali kemudian
diberikan simpangan, lalu dilepaskan maka benda tersebut akan berayun bolak-balik menuju
titik keseimbangan. Berarti ketika benda berada di kiri akan dipercepat ke kanan dan ketika
benda sudah berada di sebelah kanan akan diperlambat dan berhenti, lalu dipercepat ke kiri
dan seterusnya, sehingga dari gerakan ini terlihat bahwa benda mengalami percepatan selama
gerakannya.
Menurut hukum II Newton ( F = ma ) percepatan hanya timbul ketika ada gaya. Arah
percepatan dan arah gaya selalu sama, berarti dalam eksperimen ini ternyata ada gaya ke arah
gerakan benda , yaitu gerakan yang membentuk lingkaran.
Gaya yang bekerja pada bandul ini seperti digambarkan pada gambar 3.1. Semua gaya
ini berasal dari gravitasi bumi dan gaya pada tali. Arah gaya gravitasi F tegak lurus ke
bawah, arah gaya tali ini F ke arah tali. Sedangkan gaya F yang mempercepat benda,
bekerja kearah gerakan berarti kearah lingkaran yang tegak lurus dengan tali atau kearah
tangen lingkaran, sehingga gaya ini disebut gaya tangensial (F ) , besar F yang
mempercepat benda diperoleh dengan membagi gaya gravitasi (F ) ke dalam dua
bagian yaitu F searah gerakan dan gaya normal yang (F ), yang arahnya
berlawanan dengan arah gaya tegangan tali F sehingga kedua gaya ini saling meniadakan.
Dengan memahami gaya-gaya yang bekerja pada bandul, maka gerakan osilasi bandul
dapat dimengerti dengan mudah, ketika bandul sedang diam disebelah kiri, maka gaya
tangensial mempercepat bandul kearah kanan sehingga keceptan kearah kanan bertambah,
selama bergerak kearah kanan, sudut simpangan menjadi semakin kecil dan gaya tangensial
ikut semakin kecil, maka percepatan akan semakin kecil. Tetapi perhatikanlah percepatan
semakin kecil (belum nol) berarti kecepatan masih bertambah terus, ketika simpangan bandul
nol derajat. Hal ini menunjukkan posisi bandul tepat ditengah, gaya tangensial menjadi nol,
maka percepatan menjadi nol, maka percepatan menjadi nol dan bandul bergerak terus dengan
kecepatan konstan ke kanan. Ketika simpangan banduk kearah kanan semakin besar, maka
gaya tangensial juga semakin besar tetapi arahnya ke kiri. Gaya tangensial kearah kiri ini

****23****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

melawan arah gerakan bandul yang masih ke kanan, maka terdapat percepatan ke kiri
sehingga kecepatan bandul masih kearah kanan akan berkurang terus sampai bandul berhenti.
Ketika bandul berhenti posisinya sudah memiliki sudut simpangan ke sebelah kanan. Dalam
posisi ini terdapat gaya tangensial kearah kiri yang akan mempercepat bandul ke kiri, proses
dalam gerakan ke kiri berjalan dengan cara yang sama persis dengan proses bergerak ke
kanan, maka bandul akan terus berayun ke kiri dan ke kanan.

Gambar 3.1. Rangkaian Percobaan Bandul Matematis


Dari penjelasan ini terdapat dua hal yang menjadi syarat terjadinya osilasi harmonik bandul
antara lain :
1. Gaya yang selalu melawan arah simpangan bandul terhadap posisi seimbang, yaitu gaya
tangensial.
2. Kelembaman yang membuat bandul tidak berhenti ketika berada dalam posisi
seimbangnya.
Agar diperoleh data yang cukup teliti, maka:
1. Tali penggantung harus lebih ringan dari bola
2. Simpangannya harus kecil ( < 15° )
3. Gesekan dengan udara harus sangat kecil
4. Gaya puntiran tidak boleh ada.
Jika syarat di atas terpenuhi maka bandul akan berosilasi dengan frekuensi :

2
= T = 2
Dengan nilai T adalah : (3.1)

atau

g = (3.2)

****24****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

Keterangan :
= frekuensi bandul matematis
T = periode bandul matematis
g = percepatan gravitasi bumi
l = panjang tali
Dengan menghitung nilai periode dan panjang tali bandul, maka tetapan percepatan gravitasi
dapat ditentukan.

3. Percobaan
3.1. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain : 1 paket bandul matematis, 1
buah stopwatch, 1 buah mistar, benang (tali), dan 1 buah neraca pegas.
3.2. Prosedur Percobaan
1. Timbang salah satu neraca beban
2. Aturlah panjang tali pada 5 panjang tali berbeda, mulai dari panjang tali terbesar
sampai panjang tali sebesar l = 10 cm. Setiap panjang tali, ukurlah waktu untuk
10 kali ayunan. Masukanlah hasil pengamatan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Penentuan percepatan gravitasi (g) dengan metode penambahan


panjang tali, massa bandul (m) tetap
Hubungan antara l dan T
N (l) ( )( ) ( )( ⁄ ) T2 g
o (cm) (s) (s) (s2) (cm/ )

1 30

2 25

3 20

4 15

5 10

3. Buatlah kurva yang menunjukkan hubungan antara T dan l kemudian


tariklah garis lurus yang berhimpitan dengan titik-titik hasil pengukuran.

****25****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

4. Tentukanlah kemiringan a dari garis tersebut. Dari kurva tersebut tentukan


nilai tetapan percepatan gravitasi bumi.
4. Petunjuk Laporan
4.1. Pembahasan
1. Jelaskan mengapa sebuah bandul berayun ?
2. Mengapa bandul tidak berhenti diposisi tengah dimana gaya tangensial tidak nol ?
3. Mengapa massa dari bandul tidak mempengaruhi waktu ayunan ?
4. Mengapa simpangan dalam melakukan percobaan harus kecil ?

****26****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN
UM MATARAM PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PERCOBAAN 3 ELASTISITAS

Tujuan : Menentukan tetapan pegas dengan menggunakan persamaan hukum Hooke.

Tugas pendahuluan

1. Berikut adalah tabulasi data hasil percobaan:


Gaya (F) Pertambahan panjang (Δx)
NO.
(N) (m)
1 4 0,02
2 6 0,06
3 12 0,10
4 16 0,14
Berdasarkan tabel di atas tentukanlah:
a. Konstanta pegas yang digunakan.
b. Energy potensial pegas saat bertambah panjang 10 cm.

2. Untuk memanjangkan sebuah pegas dari 40 cm menjadi 45 cm diperlukan usaha 50 joule.


a. Berapa Nm-1 tetapan pegas tersebut?
b. Berapa joule energy yang diperlukan agar panjang pegas menjadi 50 cm?

****27****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

1. Tujuan pendahuluan
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu memahami tentang hukum Hooke
dan dapat menentukan nilai tetapan pegas dari hasil percobaan.
2. Landasan teori
Sifat elastik atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda tersebut dihilangkan. Benda
tak elastis (plastis) adalah beberapa benda yang tidak kembali ke bentuk awalnya segera
setelah gaya luar di hilangkan. Contoh: tanah liat (lempung), adonan tepung kue, lilin mainan,
plastisin, dll. Benda elastic kebalikan dari benda plastis, contoh: karet, pegas, gelang, dll.
Jika suatu benda terkena gaya F, maka bentuk benda itu akan berubah, besar perubahan
bentuk benda (misalnya panjang atau lebar) sebesar Δx, dalam banyak situasi berbanding
lurus dengan besar gaya F yang diberikan oleh persamaan:

F = - k . Δx (4.1)

Pernyataan di atas dapat dinyatakan dalam kalimat: jika gaya tarik tidak melampaui
batas elastik pegas, pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.
Pernyataan ini dikemukakan pertama kali oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan
untuk membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun
1666. Oleh karena itu persamaan ini dikenal dengan Hukum Hooke. Dalam persamaan
tersebut k merupakan suatu konstanta yang menunjukkan sifat benda itu. Konstanta ini
disebut konstanta Hooke.

Gambar 4.1. Peregangan pegas.

****28****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

Dalam percobaan ini kita memakai pegas sebagai contoh benda ketika belum diberi
gaya. Pegas sepanjang xo kita beri gaya pada pegas dengan menggantungkan beban dengan
massa m pada pegas. Beban tersebut mengalami gaya gravitasi Fg = mg. Gaya gravitasi ini
menarik pegas ke bawah sehingga panjang pegas bertambah sejauh Δx, maka panjang pegas
menjadi x1. Berarti dengan persamaan di atas terdapat hubungan antara panjang pegas x dan
besar gaya Fg sebagai berikut:
F = k . Δx = k (x – xo)
Atau

x = Fg + xo (4.2)

3. Percobaan
3.1. Alat dan bahan
Untuk percobaan ini dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:
- 1 set statif
- 1 buah penggaris
- 1 set bahan gantung, dan
- 1 lembar kertas grafik
3.2. Prosedur percobaan
1. Gantungkan beban mula-mula (mo) sedemikian sehingga pegas teregang, baca
kedudukan jarumnya (xo)
2. Tambahkan beban menjadi (m) dan catat pula kedudukan jarumnya
3. Ulangi kegiatan di atas dengan setiap kali memperbesar beban dan mencatat
kedudukan jarum penunjuknya
4. Catat hasilnya dalam tabel pengamatan berikut ini:
mo = ………………… g = 9,8 m/s2 lo = …………………

Beban m - mo ΔF = (m –mo) .g Δl = l - lo
No l (m)
(m)(kg) (kg) (N) (m)
1
2
3
4
5

5. Buatlah kurva yang menyatakan hubungan antara ΔF dan Δl

****29****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

4. Petunjuk laporan
4.1. Pembahasan
1. Apakah grafik yang anda peroleh sesuai dengan makna hokum Hooke?
Jelaskan !
2. Dari grafik yang anda peroleh, hitunglah tetapan gaya pegas yang anda gunakan
pada percobaan ini !

****30****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN
UM MATARAM PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PERCOBAAN 5 LISTRIK

5.1 Tujuan
Praktikum ini diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan yaitu:
1. Menganalisis besar hambatan, tegangan dan arus DC pada rangkaian seri dan paralel.
2. Mengukur arus dan tegangan listrik DC pada rangkaian seri dan paralel.

Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan apa yang dimaksud rangkaian seri dan paralel?
2. Sebut dan jelaskan minimal 5 jenis penggunaan rangkaian listrik seri dan paralel
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tunjukkan bahwa persamaan rangkaian seri bahwa:
Rtotal = R1 +R2+R3+R4 + .... + Rn
4. Tunjukkan persamaan rangkaian paralel bahwa:
1 1 1 1 1 1
     ... 
Rtot R 1 R 2 R 3 R 4 Rn

5.2 Teori Dasar


Tahanan ( Resistor ) R merupakan komponen yang selalu dijumpai di setiap untai
elektronika, baik terjadi oleh tahanan murni maupun komponen untai lain. Misalnya,
pada kapasitor, induktor, diode, ataupun juga oleh kawat atau konduktor. Tahanan itu (
jika bersuhu tetap ) nilainya tetap, sehingga memenuhi hukum Ohm. Secara eksperimen
untuk dapat memperoleh R tetap dapat dilakukan dengan mengalirkan arus listrik pada
untai pada selang waktu singkat sehingga kenaikan suhunya kecil sehingga kenaikan R
bisa diabaikan karena terlalu kecil.

Rangkaian Seri
Ketika arus hanya dapat mengalir mengikuti satu jalur saat arus tersebut mengalir
melalui dua atau lebih resistor yang dihubungkan satu sama lain, dikatakan resistor-
resistor tersebut terangkai secara seri. Dengan kata lain, jika satu dan hanya satu
terminal reisistor dihubungkan secara langsung ke satu dan hanya satu terminal resistor
yang lain, keduanya terangkai secara seri dan arus yang sama mengalir melewati
keduanya. Dalam rangkaian seri, tidak ada simpul antara elemen-elemen rangkaian (
seperti kapasitor, resistor, dan batrei ). Kasus umum dapat dilihat pada gambar 1. Untuk
beberapa resistor yang terangkai secara seri, hambatan ekuivalennya R ditentukan
oleh :
R =R = R + R + R + +Rn (1.1)

****31****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

dimana R , R , R … adalah hambatan dari beberapa resistor. Perhatikan bahwa


hambatan dalam rangkaian seri dijumlahkan layaknya kapasitor dalam rangkaian
paralel. Di sini diasumsikan bahwa semua kawat penghubung tidak memiliki hambatan.
Dalam rangkaian seri, arus yang melewati setiap hambatan sama dengan yang
melewati hambatan yang lainnya. Penurunan potensial masing-masing. Hambatan
ekuivalen dalam rangkaian seri selalu lebih besar dari pada hambatan-hambatan
individu terbesar. Susunan hambatan rangkaian seri tampak pada Gambar 1.1 berikut.
Gambar 1.1. Rangakain seri
tiga hambatan

Sedangkan pada Gambar 1.2 merupakan suatu rangkaian hambatan R , R , R dan


R yang terhubung seri dan dipasang pada suatu sumber tegangan atau ggl ε yang
hambatan dalamnya R. Dalam ragkaian seri hanya terdapat satu harga kuat arus listrik,
sedangkan pada setiap hambatan yang diseri terdapat pembagian tegangan listrik yang
besarnya tergantung pada nilai hambatannya. Pada hambatan yang nilainya besar,
terdapat beda potensial yang besar, sedangkan pada hambatan yang nilainya kecil
terdapat beda potensial yang kecil pula.

Gambar 1.2. Rangakaian


seri dihubungkan dengan
sumber tegangan atau ggl ε

Berdasarkan Gambar 1.2 di atas tampak bahwa hambatan-hambatan R , R , R dan R


disebut juga hambatan luar. Hambatan ekuivalen dari rangkaian seri hambatan luar
adalah :
Rtotal = R1 + R2 + R3 + R4 + .... + Rn
Hambatan Ekivalen total adalah :
R =R +R +R +R (1.2)

Rangkaian Paralel
Beberapa resistor dihubungkan secara paralel antara dua simpul jika satu ujung
dari masing-masing resistor dihubungkan ke salah satu simpul dan ujung yang lain dari
setiap resistor dihubungkan dengan simpul yang lain. Kasus umum dapat dilihat pada
gambar 2, dimana titik-titik a dan b adalah simpul. Hambatan Ekivalennya R
ditentukan oleh:
1 1 1 1 1 1
     ...  (1.3)
R tot R 1 R 2 R 3 R 4 Rn
Hambatan ekivalen dalam rangkaian paralel selalu lebih kecil dari pada hambatan-
hambatan individu terkecil. Penambahan hambatan dalam rangkaian paralel mengurangi
R rangkaian tersebut. Penurunan potensial V pada satu resistor dalam rangkaian
paralel adalah sama dengan penurunan potensial dari setiap resistor lainnya. Arus yang
melewati resistor ke n adalah I = V/R dan jumlah arus yang memasuki rangkaian

****32****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

tersebut sama dengan jumlah arus pada setiap cabang. Rangkaian hambatan parallel
tampak pada Gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3. Rangkaian


paralel tiga hambatan
sumber tegangan

Berdasarkan Gambar 1.3 di atas maka dapat ditentukan nilai hambatan ekivalen paralel
sebagai berikut:
1 1 1 1 1
   ...  (1.4)
Rtot R1 R2 R3 Rn
5.3 Komponen dan Alat
1. Resistor dengan beberapa ukuran
2. Amperemeter
3. Voltmeter
4. Power supply
5. Kabel penghubung
6. Papan rangkaian
5.4 Prosedur Percobaan
 Rangkaian Seri
a. Tentukan nilai setiap hambatan R1 = 2KΩ, R2= 4K Ω, R3= 6K Ω, dan R4= 3K Ω.
Boleh menggunakan nilai R1, R2, R3 dan R4 sesuai persediaan.
b. Susun rangkaian seperti dibawah ini.

Gambar 1.4. Rangkaian


percobaan rangkaian seri

c. Atur tegangan sumber tegangan ε sebesar 4 volt


d. Ukur arus yang melalui rangkaian R1, R2, R3,dan R4 menggunakan multimeter
e. Ukur tegangan pada rangkaianR1, R2, R3,dan R4 menggunakan multimeter
f. Ubah tegangan sumber 4 s.d.12 volt kemudian lakukan langkah c sampai e.
g. Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 5.1. Hasil pengukuran arus dan tegangan listrik rangkaian seri
V Arus (Ampere) Tegangan (Volt)
N0
(Volt) IT I1 I2 I3 I4 VT VR1 VR2 VR3 VR4
1 4
2 6
3 8
4 10
5 12

****33****
Lab. Fisika Dasar UMM Petunjuk Praktikum Fisika Dasar untuk Pertanian

h. Buktikan dan bandingkan konsep rangkaian seri antara hasil pengukuran dengan
teori. Jelaskan.
 Rangkaian Paralel
a. Tentukan nilai setiap hambatan R1 = 2KΩ, R2= 4K Ω, R3= 6K Ω, dan R4= 3K Ω.
Boleh menggunakan nilai R1, R2, R3 dan R4 sesuai persediaan
b. Susun rangkaian seperti dibawah ini.

Gambar 1.5. Rangkaian


percobaan rangkaian paralel

c. Atur tegangan sumber Vsebesar 4 volt


d. Ukur arus yang melalui rangkaian R1, R2, R3,dan R4.
e. Ukur tegangan pada rangkaian R1, R2, R3,dan R4.
f. Ubah tegangan sumber 4 – 12 volt kemudian lakukan langkah c sampai e.
g. Catat hasil pengukuran pada Tabel 1.2 berikut.

Tabel 5.2. Hasil pengukuran arus dan tegangan listrik rangkaian paralel
V Arus (Ampere) Tegangan (Volt)
N0
(Volt) IT I1 I2 I3 I4 VT VR1 VR2 VR3 VR4
1 4
2 6
3 8
4 10
5 12
h. Buktikan dan bandingkan konsep rangkaian paralel antara hasil pengukuran
dengan teori. Jelaskan.

*************

****34****

Anda mungkin juga menyukai