PEDOMAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb,
Buku Pedoman Praktikum Fisika Dasar I ini ditujukan untuk mahasiswa tingkat pertama
Fakultas Sains dan Teknologi yang melaksanakan praktikum di Laboratorium Fisika Dasar,
Universitas Al Azhar Indonesia. Buku pedoman ini merupakan revisi pada materi teori,format,
dan ilustrasi dari Buku Pedoman Praktikum Fisika Dasar yang selama ini digunakan di
Laboratorium Fisika Dasar.
Buku ini bukan merupakan buku teks pelajaran Fisika Dasar, tetapi merupakan petunjuk
persiapan untuk melalukan praktikum. Sebelum melakasanakan praktikum mahasiswa
diharapkan membaca literature dari berbagai buku mengenai Fisika Dasar. Kami
mengharapkan kepada mahasiwa yang akan melaksanakan praktikum untuk mempelajariBuku
Pedoman ini dan juga mencari sumber – sumber literature lain yang mendukung.
Wassalamualaikum wr wb,
Tim Penyusun
1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Praktikan yang datang
terlambat tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu, kecuali praktikan
tersebut diizinkan oleh dosen praktikum fisika dasar dengan alasan yang jelas.
2. Di dalam laboratorium, praktikan harus tenang, tertib, sopan, berpakaian rapi (memakai
kemeja/kaos berkerah, celana/rok panjang, tidak memakai sandal). Praktikan dilarang
menaruh barang-barang lain selain alat tulis dan buku pedoman praktikum fisika dasar
di atas meja praktikum.
3. Praktikan harus memahami apa yang akan dikerjakan dengan membaca buku pedoman
praktikum fisika dasar dan referensi lain, serta telah membuat laporan tugaspendahuluan
untuk praktikum yang akan dihasilkan.
4. Praktikan diperkenankan mengikuti praktikum, bila memenuhi syarat-syarat:
1. Telah membuat laporan tugas pendahuluan sesuai tata cara pembuatan laporan
tugas pendahuluan praktikum fisika dasar.
2. Telah membuat laporan akhir (untuk praktikum satu minggu sebelumnya) sesuai
tata cara pembuatan laporan akhir praktikum fisika dasar.
5. Praktikan dapat memulai praktikum setelah mendapat petunjuk serta izin dari asisten
yang bersangkutan untuk mempergunakan/merangkai alat
6. Sebelum melaksananan praktikum, praktikan meminta petunjuk kepada asisten yang
bersangkutan tentang alat-alat yang harus digunakan untuk praktikum tersebut.
7. Praktikan harus dapat memperoleh data dengan melakukan percobaan. Data hasil
pengamatan harus ditulis di kertas data yang terdapat pada modul Praktikum. Praktikan
dilarang memakai dan/atau menyalin data percobaan tim lain.
8. Praktikan harus menjaga keselamatan dirinya, peralatan, kebersihan laboratorium dan
ketertiban di dalam laboratorium fisika dasar.
9. Selama di dalam laboratorium fisika dasar, praktikan dilarang keras merokok, membawa
makanan dan minuman, mendengarkan musik, berkomunikasi via telepon genggam, atau
aktifitas-aktifitas lainnya yang dapat mengganggu jalannya praktikum. Praktikan dilarang
keras meninggalkan laboratorium tanpa seizing asisten dankordinator praktikum fisika
dasar.
10. Setelah seluruh percobaan selesai dan disetujui oleh asisten, praktikan harus merapihkan
peralatan percobaan.
11. Setelah praktikum selesai, sebelum meninggalkan laboratorim fisika dasar praktikan
harus meminta tanda tangan asisten pada kartu absen, serta menyerahkan satu lembar
kertas data kepada Asisten praktikum fisika dasar.
12. Bagi praktikum yang tidak hadir sesuai dengan jadwal yang ditentukan, harus
menghubungi dosen praktikum fisika dasar dengan alasan yang jelas untuk meminta
praktikum susulan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh dosen praktikum fisika
dasar.
13. Praktikan harus mengganti alat yang rusak atau hilang selama praktikum berlangsung
dengan alat yang sama, sebelum mengikuti praktikum minggu berikutnya.
14. Praktikan dapat diperingatkan atau dinyatakan gagal atau dikeluarkan jika melanggar tata
tertib ini.
15. Laporan akhir praktikum harus diserahkan kepada asisten yang bersangkutan atau
kordinator praktikum selambat-lambatnya dua minggu setelah praktikum yang
bersangkutan.
16. Nilai praktikum ditentukan oleh laporan tugas pendahuluan, nilai tes pendahuluan,
aktifitas praktikum, laporan akhir praktikum serta nilai uji komprehensif.
17. Penjatuhan/penentuan sanksi bagi praktikan yang melanggar tata tertib diberikan oleh
kordinator praktikum fisika dasar.
18. Informasi mengenai praktikum fisika dasar dapat dilihat pada elearning dan group wa.
Tugas pendahuluan dapat dilihat pada buku pedoman ini. Tugas pendahuluan harus dikerjakan
di rumah dan diserahkan kepada asisten sebelum praktikum dimulai. Tugas pendahuluan dibuat
dengan menggunakan Kertas HVS ukuran A4 ditulis tangan dengan rapi. Untuk membuat
grafik harus dibuat Pada kertas grafik (millimeter blok).
Laporan praktikum dibuat dengan Kertas HVS ukuran A4 ditulis tangan dengan rapi.
Laporan harus berisi: Alat-alat perlengkapan (Digambar dan diberikan penjelasan), Teori
umum, Data Pengamatan dan Pengolahandata, Analisa, Kesimpulan, Tugas Akhir. Laporan
praktikum diserahkan paling lambat dua minggu setelah praktikum. Laporan praktikum
tersebut adalah bersifat tugas individu.
MODUL I
I. TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan alat - alat ukur dasar.
2. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.
3. Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.
III. TEORI
Suatu pengukuran selalu disertai ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian
tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol,
adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan, serta
keterampilan pengamat. Sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui
pengukuran. Setiap hasil pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memperlihatkan
ketelitian pengukuran tersebut. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian alat ukut
adalah sebagai berikut:
1. Titik nol alat, yaitu angka yang ditunjukkan alat sebeum digunakan.
2. Nilai skala terkecil Alat, yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat.
3. Batas ukur alat, yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat.
4. Cara pemakaian alat.
X = X 0 ± DX (1.1)
Perhatikan Gambar 1.1 jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang
dalam (A – B) untuk mengukur diameter bagian dalam, rahang luar (C – D) untuk mengukur
diameter bagian luar sedangkan penduga (E – F) untuk mengukur kedalaman.
K adalah roda penggerak rahang, N pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur.
Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dua satuan cm atau inch.
Adapun nonius ada yang 9 skala utama jadi 10 skala nonius ada 39 skala utama jadi 40 skala
nonius. Seperti Gambar 1.2, 9 skala utama jadi 10 skala nonius.
b. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Caranya
putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian pemutar halus C, jika
sudah pas dikunci oleh penguat S. Skala besarnya adalah bagian yang horizontal sedangkan
skala penghalusnya bagian vertikal N (lihat Gambar 1.3). Biasanya bagian vertikal terdiri 50
skala, satu putaran bagian vertikal akan merubah skala horizontal sebesar ½ mm.
c. Neraca Teknis
Neraca teknis menggunakan prinsip keseimbangan untuk itu bidang kerjanya harus
mendatar, ini dapat dilihat dengan memutar sekrup I dengan unting-unting E. Jika tidak lurus
dapat gerakkan pendatar G. Kemudian perhatikan keseimbangannya angkat atau putar H, jika
ayunan jarum D ke kanan kirinya sama maka timbangan siap dipakai, jika tidak setimbangkan
dengan mengatur pembeban di lengan-lengan C, sesuai dengan yang perlukan. Pengangkatan
atau pemutaran H hanya sebentar saat memperhatikan keseimbangan, jika sudah harus cepat-
cepat ditutup kembali. Taruhlah besaran yang akan ditimbang pada lengan satu F, anak
timbangan pada lengan yang lainnya.
Gambar 1. 5. Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0,25 satuan
Untuk membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukkan oleh
NST, maka digunakanlah nonius. Skala nonius akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat
ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius
yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan
skala utama. Cara membaca skalanya adalah sebagai berikut:
1. baca posisi 0 dari skala nonius pada skala utama,
2. angka desimal (di belakang koma) dicari dari skala nonius yang berimpit dengan
skala utama.
Pada Gambar 1.6, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 6,7 satuan dan dengan nonius adalah
6.77 satuan.
(1.2)
(1.3)
(1.4)
(1.5)
(1.6)
(1.7)
(1.8)
Untuk jelasnya sebuah contoh dari hasil pengukuran (dalam mm) suatu besaran x
yang dilakukan empat kali:
Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya
adalah 152,8 mm. Maka rentang pengukuran adalah:
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian. Jelaskan arti pernyataan
tersebut!
2. Ketidakpastian yang termasuk ke dalam ketidakpastian bersistem adalah kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, gesekan dan kesalahan
paralaks. Bagaimana menurut anda cara mengatasi ketidakapastian jenis ini?
3. Jelaskan perbedaan antara Nilai Skala Terkecil (NST) dengan skala Nonius!
4. Diketahui π = 3,141592. Tuliskan nilai π tersebut dengan KTP relatif : (a) 0,1%; (b) 1%;
(c) 10% dan (d) 6%.
5. Tuliskan hasil bacaan alat ukur ini secara lengkap!
6. Jika suatu alat ukur memiliki pembagian 9 skala utama = 10 skala nonius, gambarkan
posisi nonius yang menghasilkan pembacaan 36,21.
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum. :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL II
II. ALAT DAN BAHAN
1. Rel Presisi
2. Penyambung Rel
3. Kaki Rel
4. Kereta Dinamika
5. Balok Bertingkat
6. Tumpakan Berpenjepit
7. Stopwatch
8. Penggaris
III. TEORI
Perpindahan adalah perubahan kedudukan benda terhadap titik asalnya setelah menempuh
jarak tertentu. Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda selama
waktu tertentu. Laju menyatakan seberapa jauh benda bergerak dalam selang waktu tertentu tanpa
memperdulikan arah geraknya. Perpindahan merupakan besaranvector karena memiliki nilai dan arah.
Laju merupakan besaran scalar. Kecepatan menyatakan seberapa jauh kedudukan atau posisi benda
berubah dalam selang waktu tertentu. Pada saat benda bergerak, suatu benda tidak selalu mempunyai
nilai kecepatan yang tetap, melainkan berubah ubah. Untuk itu diberikan istilah kecepatan sesaat dan
kecepatan rata – rata. Kecepatan sesaat menunjukkan kecepatan benda pada selang waktu (t) yang
sangat kecil.
Sedangkan kecepatan rata - rata didefinisikan sebagai perubahan kedudukan atauperpindahan dibagi
selang waktu tempuh yang dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
2. Letakkan rel yang terpasang pada tingkat paring rendah dari balok bertingkat.
3. Pasang tumpakan berpenjepit pada ujung rel dibawah, seperti pada Gambar 2.2.
4. Pasang kereta diatas rel dan ukur jarak dari ujung kepala kereta sampai dengan ujung
penjepit = 80 cm.
5. Siapkan dan tekan tombol stopwatch tepat saat kereta dilepaskan.
6. Matikan stopwatch tepat saat kereta menyentuh penjepit dan catat waktu yang
diperlukan.
7. Ulangi langkah kerja no.2 sampai no.6, dengan rel dipasang pada tingkat kedua (seperti
pada Gambar 2.3) dan ketiga (seperti pada Gambar 2.4) pada balok bertingkat.
6. Lakukan langkah no.3 sampai no.5 dengan mengubah jarak tumpakan berpenjepit dari
kereta menjadi 40 cm, 60 cm, dan 80 cm.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan definisi dari: (a). Gerak atau Perpindahan (b). Kecepatan (c). Percepatan
2. Jelaskan perbedaan antara kelajuan dan kecepatan!
3. Jelaskan perbedaan antara Gerak Lurus Beraturan (GLB), Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB), dan Gerak Jatuh Bebas.
4. Jelaskan pentingnya arah dalam satu gerak.
5. Sebutkan contoh pengukuran kecepatan dalam kehidupan sehari - hari!
6. Siti berlari sepanjang lintasan lurus. Mula-mula jarak 100 m ditempuhnya dalam waktu
20 s, 100 m kedua 25 s dan 100 m ketiga 35 s. Hitung kelajuan rata-rata Siti dalam
menempuh keseluruhan jarak di atas.
7. Tulislah 3 persamaan penting pada gerak lurus berubah beraturan!
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL III
HUKUM NEWTON
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip hukum kedua Newton.
2. Mengetahui hubungan antaran Gaya, Percepatan, dan Massa.
III. TEORI
Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah bergerak dengan
kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya).
Hal diatas merupakan dasar dari Hukum Newton I yang dapat dituliskan sebagai berikut:
“Setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yangresultannya
tidak nol bekerja pada benda tersebut.”
Hukum Newton II mengenai gerak yaitu percepatan gerak sebuah benda atau system
berbanding lurus dengan gaya yang bekeja pada benda atau system itu, dan berbanding terbalik
dengan masa total benda atau system. Hukum kedua Newton dapat dituliskan dalam persamaan
berikut:
F = m.a (3.1)
Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan
benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang
berbanding lurus. Disamping Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam bentuk kg
m/s2. 1 Newton = 1 kg m/s2. Dalam sistern satuan lain seperti cgs, satuan gaya dinyatakan
dalam 1 dyne 1 dyne = 1 gr cm/s2.
2. Letakkan kereta pada ujung rel yang lain. Letakkan beban m2 dengan massa 10 gr pada
bagian atas kereta.
3. Pasangkan beban m1 dengan massa 10 gr pada kereta dinamika menggunakan tali nilon.
4. Pasang tumpakan berpenjepit pada sisi dekat puli klem meja. Letakkan tumpakan
berpenjepit pada jarak 80 cm dari posisi kereta.
5. Saat beban dilepaskan, hitunglah waktu yang diperlukan kereta untuk bergerak dari titik
awal sampai menyentuh tumpakan berpenjepit.
6. Ulangi langkah no.3 sampai no.4 dengan beban m1 sebesar 20 gr, dan 30 gr, 40 gr.
7. Catat hasil pengamatan pada Tabel 3.2!
8. Ulangi langkah no.2 sampai no.6 dengan mengubah massa m2 menjadi 20 gr.
9. Catat hasil pengamatan pada Tabel Data Pengamatan!
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan Gaya! Dan sebutkan satuan dari besaran gaya.
2. Sebutkan prinsip dari:
a. Hukum Newton I
b. Hukum Newton II
c. Hukum Newton III
3. Pada gambar diatas, jelaskan gaya apa saja yang bekerja pada benda tersebut!
4. Jelaskan secara matematis penurunan rumus dari Hukum Newton II!
5. Jelaskan penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari (minimal 8)!
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL IV
HUKUM HOOKE
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip hukum Hooke.
2. Mencari hubungan antara Gaya dan Pertambahan panjang pegas.
3. Mencari hubungan antara massa beban terhadap periode pegas.
III. TEORI
Setiap sistem yang melengkung, terpuntir atau mengalami perubahan bentuk yangelastis
dikatakan memenuhi hukum Hooke. Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akanbergetar
dengan cara yang unik dan sederhana yang disebut Gerak Harmonis Sederhana. Pegas dan
benda berada dalam keadaan seimbang tanpa pengaruh gaya luar. Bila gaya luar F dilakukan
pada sistem maka keseimbangan akan dicapai bila pegas teregang sejauh x. Bila beban ditarik
dari kedudukan setimbangnya lalu dilepaskan maka benda di ujung pegas ini akan bergetar
(berosilasi). Gerak getar sistem yang memenuhi hukum Hooke seperti sistem pegas massa di
atas disebut Gerak Harmonis Sederhana. Kita terapkan hukum II Newtonpada benda yang
mengalami gerak harmonis sederhana, maka kita peroleh:
F = m.a (4.1)
(4.2)
Persamaan ini menyatakan hubungan x dan t tetapi mengandung suku dalam bentuk
diferensial dan disebut persamaan diferensial. Sekarang kita ingin mencari solusinya, artinya
kita ingin mencari suatu fungsi x yang menyatakan kedudukan benda (yang kita tinjau di atas)
dan memenuhi persamaan diferensial di atas. Jelas bahwa x adalah fungsi waktu yang bila
diturunkan (didiferensialisasikan) dua kali ke t menghasilkan –k/m kali fungsi yang sama
(sebelum diturunkan). Dari bentuk grafik tersebut dan sifat diferensial fungsi sinus atau cosinus
dapat dituliskan solusinya sebagai:
(4.4)
Maka
x = A cos(w t + j) (4.5)
Adalah solusi dari persamaan gerak harmonis sederhana tersebut di atas tetapan A dan
masih j belum tertentu. Ini berarti setiap pilihan A dan akan memenuhi persamaan diferensial
gerak harmonis sederhana di atas jadi berbagai macam gerak mungkin dialami osilator ini yang
mempunyai beberapa sifat yang sama tetapi berbeda dalam sifat yang lainnya. Dalam hal ini
sama untuk semua gerak yang memenuhi persamaan di atas tetapi A dan j dapat berbeda.
2. Gantung satu beban (w = 0.5N) ke ujung bawah pegas sebagai gaya awal.
3. Ukur panjang awal l0 dan catat hasilnya pada Tabel 4.1.
4. Tambahkan satu beban dan ukur kembali panjang pegas l, catat hasilnya kedalam
Tabel 4.1.
5. Ulangi langkah no.4 dengan menambah satu beban, catat hasilnya ke dalam Tabel 4.1.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan prinsip Hukum Hooke!
2. Tulis persamaan matematik yang menyatakan Hukum Hooke pada pegas!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan tetapan pegas!
4. Definisikan periode (T) dan frekuensi (F) dari getaran.
5. Jelaskan bagaimana cara mengitung periode satu getaran.
6. Jelaskan mengapa gaya pemulih pada pegas diberi tanda negatif!
7. Apakah satuan pegas dalam SI ?
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL V
BANDUL SEDERHANA
I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik fisis bandul sederhana berdasarkan hubungan periode bandul
dan panjang bandul, dan masa bandul.
2. Menentukan percepatan gravitasi.
III. TEORI
Bandul sederhana merupakan suatu benda kecil, biasanya berupa benda berbentuk bola
padat digantung pada seutas tali yang massanya dapat diabaikan dibandingkan dengan massa
bola dan panjang bandul sangat besar, dibandingkan jari - jari bola. Ujing lain tali digantung
pada suatu gantungan tetap. Gambar berikut menunjukkan skema pendulum sederhana. Titik
O adalah posisi setimbang.
Jika pendulum diberi simpangan kecil dan kemudian dilepaskan, pendulum akan berosilasi
antara dua titik. Misalnya titik A dan B dengan perioda osilasi yang tetap, yaitu T. Satu osilasi
didefinisikan sebagai gerak bola dari A ke B, dan kembali ke A, atau dari B ke A dan kembali
ke B atau gerak dari titik O ke A ke B dan kembali ke titik O. Penurunan secara teoritis perioda
T bandul sederhana yang simpangannya kecil memberikan persamaan:
(5.1)
l adalah panjang bandul, dan g adalah percepatan gravitasi. Panjang bandul l adalah jarak
dari titik gantung tetap ke titik pusat massa bola pejal. Untuk bola pejal, titik pusat massa bola
ada ditiik tengah bola. Persamaan 5.1 dapat ditulis menjadi:
(5.2)
Jika dalam percobaan ditemukan bahwa grafik T2 terhadap l berbentuk lurus, atau
mendekati lurus persamaan dapat diterima. Grafik T2 terhadap l dapat digunakan untuk
mengukur nilai g.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan serta jelaskan prinsip bandul sedehana!
2. Jelaskan yang dimaksud Gerak Harmonis Sederhana!
3. Bagaimana menghitung periode ayunan bandul sederhana?
4. Turunkan persamaan untuk mencari nilai gravitasi g dari percobaan bandul sederhana!
5. Apakah yang dimaksud dengan: gaya gravitasi, kuat medan gravitasi, energi potensal
gravitasi dan potensial gravitasi? Tuliskan: rumus, satuan, beserta dengan dimensinya?
6. Sebutkan beberapa contoh aplikasi yang mempergunakan percepatan grafitasi dalam
kehidupan sehari-hari ?
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL VI
KURVA OSILASI
I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik kurva osilasi
2. Menganalisa grafik osilasi pada pegas pipih.
III. TEORI
Beban bermassa m dipasang pada ujung sebuah pegas pipih. Ujung lain pegas dijepit
sedemikian rupa sehingga pegas dapat berosilasi pada arah horizontal. Diketahui bahwa
unutk simpangan kecil, gaya pemulih pada pegas sebanding dengan simpangan itu. Jika syarat
itu terpenuhi pegas akan berosilasi harmonik, asalkan massa pegas dapat diabaikan jika
dibandingakan dengan massa beban m.
Fungsi simpangan gerak harmonic pegas terhadap waktu dapat ditulis dengan:
f (t ) = Asin( 2p t ) (6.1)
T
Percobaan ini akan dianalisis grafik osilasi pegas pipih pada panjang pegas yang berbeda
– beda, dan memeriksa bentuk kurva yang dih asilkan pada osilasi tersebut.
IV.2. Percobaan 2
1. Rakitlah peralatan seperti pada gambar berikut:
2. Letakkan kertas A4 dibawah pegas pipih, dibawah bagian pensil.
3. Beri simpangan pada pegas pipih sejauh 45°, kemudian pada saat pegas berosilasi tarik
perlahan hertas A4 sehingga persil membuat pola kurva osilasi. Seperti terlihat pada
gambar berikut:
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud osilasi! Dan gambarkan contoh kurva osilasi!
2. Apa yang dimaksud Amplitudo, Frequency, Phase dari suatu gelombang?
3. Apa yang dimaksud panjang gelombang?
4. Jelaskan beberapa contoh fenomena yang menunjukkan kurva osilasi!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan getaran paksa dan resonansi dalam osilasi? Dan
berikan contoh peristiwa resonansi dalam osilasi yang berbeda/bersifat menguntungkan
dan merugikan dalam kehidupan sehari-hari?
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL VII
HUKUM ARCHIMEDES
I. TUJUAN
1. Memahami prinsip hukum Archimedes.
2. Memahami hubungan antara gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
III. TEORI
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair
yang ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Archimedes. Archimedes menemukan
hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi:
“Apabila sebuah benda, sebagian atau seluruhnya ter benam kedalam air, maka
benda tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas yang besarnya sama
dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam tersebut” .
Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air
tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang
sering disebut Gaya Archimedes.
Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas
menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak didalam
air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang
menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini
bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu
menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas atau searah
dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang
diangkat di dalam air terasa lebih ringan. Gaya apung adalah selisih antara berat bendadi
udara dengan berat benda dalam zat cair.
Fa = M f .g
(7.1)
Fa = r f .Vbf .g
Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung,
tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka
dari itu, berdasarkan hukum diatas ada tiga hukum turunan dari hukum Archimedes yang
berbunyi:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil
dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama dengan
massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar
dari pada massa jenis zat cairnya.
2. Gantungkan sebuah beban pada neraca pegas dan catat berat beban yang ditunjukkan
oleh neraca pegas (wo).
3. Timbang massa (mo) silindir ukur dalam keadaan kosong dengan neraca.
4. Masukkan air ke dalam tabung berpancuran, tunggu sampai beberapa saat sampai air
tidak menetes gunakan gelas kimia untuk menampung air yang tumpah.
5. Tempatkan silinder ukur dibawah pipa pancur tabung berpancuran.
6. Turunkan balok pendukung sampai beban seluruhnya tercelup ke dalam air.
7. Tunggu sampai air tidak tumpah lagi, kemudian dengan membaca ceraca pegas catat
berat beban (w) saat berada didalam air.
8. Timbang massa m1, yakni massa silinder ukur + massa air tumpahan.
9. Ulangi langkah no.1 sampai no.6 untuk 2 buah beban.
10. Hitunglah massa air yang dipindahkan oleh beban, ma = m1 – m 0. Catat hasil pada tebal
data pengamatan.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan bagaimana bunyi hukum Archimedes!
2. Jelaskan hubungan antara gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan!
3. Bagaimana hubungan antara Gaya apung dengan Gaya berat dari benda yang tercelup?
4. Jelaskan aplikasi penerapan Hukum Archimedes!
5. Apa yang dimaksud dengan Massa Jenis !
6. Berdasarkan besarnya gaya apung, tuliskan penggolongan posisi benda dalam zat cair
dan berikan perbandingan massa jenis benda dan fluida.
1 buah 2 buah
Berat air, wa = ma x g
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL VIII
HUKUM STOKES
I. TUJUAN
1. Memahami bahwa benda yang bergerak didalam fluida akan mendapatkan gaya
gesekan yang disebabkan kekentalan fluida.
2. Menentukan koefisien kekentalan (viskositas) dari suatu zat cair.
III. TEORI
Setiap benda yang bergerak di dalam suatu fluida (zat cair atau gas) akan mendapat gaya
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan ini sebanding dengan
kecepatan relatif benda terhadap fluida:
F = konstanta.V (8.1)
Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak di dalam fluida yang tetap sifat-
sifatnya, gaya gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut:
F = -6phrv (8.2)
Dimana: F = gaya gesekan yang bekerja pada bola.
h = koefisien kekentalan dari fluida.
r = jari jari bola
v = kecepatan bola relative terhadap fluida.
Rumus di atas dikenal sebagai Hukum Stokes. Tanda negatif menunjukkan arah gaya F
yang berlawanan arah kecepatan v. Syarat - syarat yang diperlukan supaya Hukum Stokes ini
dapat dipakai:
1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup besar/luas dibandingkan dengan
ukuran benda).
2. Tidak ada turbulensi di dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak besar sehingga aliran masih linier.
Jika sebuah benda padat yang berbentuk bola dan mempunyai rapat massa jatuh
dipermukaan zat cair dan bergerak tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula -mula akan
mendapat percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka gaya stokes yang
bekerja padanya juga bertambah besar sehingga pada akhirnya bola tersebut akan bergerak
dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya berat, gaya archimedes
dan gaya stokes pada bola tersebut. Bila bola telah bergerak dengan kecepatan tetap, persamaan
yang berlaku:
2r 2 g ( r - r )
v= 0 (8.2)
9h
9hd
Tr2 = (8.3)
2 g ( r - r0 )
T = waktu yang diperlukan bola untuk menempuh jarak d.
d = jarak jatuh yang ditempuh bola, dipilih sedemikian rupa sehingga bola dapat
dianggap bergerak beraturan.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud hukum Stokes!
2. Tuliskan definisi koefisien kekentalan fluida!
3. Apakah satuan-satuan koefisien kekentalan suatu zat cair dalam sistem S.I (Satuan
Internasional)?
4. Gaya-gaya apa saja yang dialami bola pada saat dilepaskan di dalam zat cair dengan
kecepatan awal nol?
5. Jelaskan dalam teori dasar, apa yang dimaksud dengan koefisien pergeseran zat cair.
Buktikan dan jelaskan rumus-rumus yang mendasari percobaan!
6. Jelaskan perbedaan antara gaya gesek zat cair dengan gaya gesek benda padat.
7. Dengan memperhatikan cara kerja mengapa gelang kawat (benang) diletakkan kira-kira
5 cm di bawah permukaan zat cair dan di bagian bawah kira-kira 5 cm dari dasar tabung?
0
· Suhu ruangan sebelum praktikum = ….. C
0
· Suhu ruangan sebelum praktikum = ….. C
· Diameter Benda I = …… m
· Diameter Benda II = …… m
· Diameter Benda III = …… m
Jarak, d1 = … m
Benda Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh
bola (t1) bola (t2) bola (t3) rata - rata
I
II
III
Jarak, d2 = … m
Benda Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh
bola (t1) bola (t2) bola (t3) rata - rata
I
II
III
Jarak, d3 = … m
II
III
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL IX
KALOR
I. TUJUAN
1. Memahami perngertian suhu dan dan kalor, serta pengukurannya.
2. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.
III. TEORI
Keadaan derajat panas dan dingin yang di alami suatu benda atau keadaan dinamakan
suhu. Suhu yang dialami pada suatu benda tergantung energi panas yang masuk pada benda
tersebut. Benda dikatakan panas jika bersuhu tinggi sedang benda dikatakan dingin jika
bersuhu rendah. Pada umumnya benda yang bersuhu tinggi (panas), akan mengalirkan suhunya
ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Air panas yang dicampur dengan air dingin akan
menjadi air hangat. Hal ini berarti ada sesuatu yang berpindah atau masuk pada air dingin, yaitu
panas atau kalor. Air hangat merupakan keseimbangan antara suhu panas dandingin.
Pada dasarnya kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan,
partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah.
Hal ini berlangsung terus menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas
dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termaldan
suhu kedua benda akan sama. Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin
besar pula kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantungmassa
benda dan bahan penyusun benda. Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua
kemungkinan, yaitu:
Misalnya, saat es mencair, ketika itu benda berubah wujud, tetapi suhu benda tidak
berubah meski ada penambahan kalor. Kalor yang diberikan ke es tidak digunakan untuk
mengubah suhu es, tetapi untuk mengubah wujud benda. Kalor ini disebut kalor laten. Kalor
laten merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Setiap ada perbedaan
suhu antara dua sistem, maka akan terjadi perpindahan kalor. Kalor mengalir dari system
bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu lebih rendah.
2. Ukur 20 ml air dengan menggunakan silinder ukur, kemudian masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer.
3. Atur thermometer pada labu Erlenmeyer sehingga terendam oleh air.
4. Ukur suhu air sebelum dipanaskan.
5. Nyalakan pembakar spiritus, atur agar nyalanya berukuran sedang. Kemudian atur labu
Erlenmeyer sehingga tersentuh oleh api.
6. Hidupkan stopwatch, kemudian amati dan catat suhu setiap satu menit sampai air
mendidih. Catat hasilnya pada Table Data Pengamatan.
7. Biarkan air mendidih selama 2 menit, amati perubahan suhunya.
8. Matikan pembakar spiritus.
9. Lakukan pemanasan untuk 40 ml.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan perbedaan suhu dan kalor?
2. Jelaskan apa saja yang dapat terjadi pada segelas air yang suhunya semakin dipanaskan?
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:
MODUL X
KALORIMETER
I. TUJUAN
1. Menentukan kalor jenis suatu logam dengan mempergunakan kalorimeter.
2. Menentukan kapasitas kalor dengan kalorimeter.
III. TEORI
Energi merupakan besaran yang bersifat kekal artinya tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Namun salah satu sifat energi yang dapat digunakan oleh manusia adalah dapat
dipindahkan dari satu sistem ke sistem lainnya. Energi panas/kalor dapat dipindahkan dari satu
sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur/ suhu. Ungkapkan kekalan energi
untuk kalor dikenal dengan Azas Black. Salah satu pemakaian Azas Black ini adalah penentuan
sifat termal bahan yaitu kapasitas kalor suatu bahan dengan menggunakan kalorimeter.
Kalorimeter berbentuk tabung yang idealnya harus bersifat adiabat artinya
temperatur/kalornya tidak dipengaruhi lingkungan. Kalorimeter yang akan digunakan dapat
dilihat pada Gambar 10.1, yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer. Kalorimeter
yang terbuat dari logam (Cu dan Al) diisi dengan air, dengan temperatur mula-mula, Tm.
Kedalamannya dimasukkan keping-keping tembaga (atau gelas) yang sudah dipanaskan
dengan temperatur T setelah tercapai keseimbangan maka dicapai temperatur akhir Ta, dengan
T > Ta > Tm Panas/kalor yang diterima Kalorimeter adalah:
Qt = H (Ta - Tm ) (10.1)
Dimana H adalah kapasitas panas total dari calorimeter beserta isinya, yaitu:
H = M a C a + K + M k C k + M p Cp (10.2)
Q2 = MC (T – T a) (10.4)
Dengan menggunakan Azas Black, maka panas jenis keping tembaga dapat ditentukan,
jika harga kapasitas panas kalorimeter H dapat dihitung. Demikian juga panas jenis zat lain,
misalnya keping gelas.
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Berikan definisi panas jenis suatu zat. Sebutkan satuannya dalam S.I.!
2. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan kalor yang diterima dan kalor yang diberikan!
3. Jelaskan arti dari kalimat “Energi bersifat kekal”!
4. Ungkapkanlah Azas Black dengan kata-kata anda sendiri?
5. Apa syarat bagi sebuah kalorimeter ideal?
Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak: _____________________