Anda di halaman 1dari 55

BUKU

PEDOMAN

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1









LABORATORIUM FISIKA DASAR
UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
2022
Laboratorium Fisika Dasar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb,

Buku Pedoman Praktikum Fisika Dasar I ini ditujukan untuk mahasiswa tingkat pertama
Fakultas Sains dan Teknologi yang melaksanakan praktikum di Laboratorium Fisika Dasar,
Universitas Al Azhar Indonesia. Buku pedoman ini merupakan revisi pada materi teori,format,
dan ilustrasi dari Buku Pedoman Praktikum Fisika Dasar yang selama ini digunakan di
Laboratorium Fisika Dasar.

Buku ini bukan merupakan buku teks pelajaran Fisika Dasar, tetapi merupakan petunjuk
persiapan untuk melalukan praktikum. Sebelum melakasanakan praktikum mahasiswa
diharapkan membaca literature dari berbagai buku mengenai Fisika Dasar. Kami
mengharapkan kepada mahasiwa yang akan melaksanakan praktikum untuk mempelajariBuku
Pedoman ini dan juga mencari sumber – sumber literature lain yang mendukung.

Wassalamualaikum wr wb,

Tim Penyusun

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 1


Laboratorium Fisika Dasar

TATA TERTIB PRAKTIKAN

1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai. Praktikan yang datang
terlambat tidak diperkenankan mengikuti praktikum pada hari itu, kecuali praktikan
tersebut diizinkan oleh dosen praktikum fisika dasar dengan alasan yang jelas.
2. Di dalam laboratorium, praktikan harus tenang, tertib, sopan, berpakaian rapi (memakai
kemeja/kaos berkerah, celana/rok panjang, tidak memakai sandal). Praktikan dilarang
menaruh barang-barang lain selain alat tulis dan buku pedoman praktikum fisika dasar
di atas meja praktikum.
3. Praktikan harus memahami apa yang akan dikerjakan dengan membaca buku pedoman
praktikum fisika dasar dan referensi lain, serta telah membuat laporan tugaspendahuluan
untuk praktikum yang akan dihasilkan.
4. Praktikan diperkenankan mengikuti praktikum, bila memenuhi syarat-syarat:
1. Telah membuat laporan tugas pendahuluan sesuai tata cara pembuatan laporan
tugas pendahuluan praktikum fisika dasar.
2. Telah membuat laporan akhir (untuk praktikum satu minggu sebelumnya) sesuai
tata cara pembuatan laporan akhir praktikum fisika dasar.
5. Praktikan dapat memulai praktikum setelah mendapat petunjuk serta izin dari asisten
yang bersangkutan untuk mempergunakan/merangkai alat
6. Sebelum melaksananan praktikum, praktikan meminta petunjuk kepada asisten yang
bersangkutan tentang alat-alat yang harus digunakan untuk praktikum tersebut.
7. Praktikan harus dapat memperoleh data dengan melakukan percobaan. Data hasil
pengamatan harus ditulis di kertas data yang terdapat pada modul Praktikum. Praktikan
dilarang memakai dan/atau menyalin data percobaan tim lain.
8. Praktikan harus menjaga keselamatan dirinya, peralatan, kebersihan laboratorium dan
ketertiban di dalam laboratorium fisika dasar.
9. Selama di dalam laboratorium fisika dasar, praktikan dilarang keras merokok, membawa
makanan dan minuman, mendengarkan musik, berkomunikasi via telepon genggam, atau
aktifitas-aktifitas lainnya yang dapat mengganggu jalannya praktikum. Praktikan dilarang
keras meninggalkan laboratorium tanpa seizing asisten dankordinator praktikum fisika
dasar.
10. Setelah seluruh percobaan selesai dan disetujui oleh asisten, praktikan harus merapihkan
peralatan percobaan.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 2


Laboratorium Fisika Dasar

11. Setelah praktikum selesai, sebelum meninggalkan laboratorim fisika dasar praktikan
harus meminta tanda tangan asisten pada kartu absen, serta menyerahkan satu lembar
kertas data kepada Asisten praktikum fisika dasar.
12. Bagi praktikum yang tidak hadir sesuai dengan jadwal yang ditentukan, harus
menghubungi dosen praktikum fisika dasar dengan alasan yang jelas untuk meminta
praktikum susulan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh dosen praktikum fisika
dasar.
13. Praktikan harus mengganti alat yang rusak atau hilang selama praktikum berlangsung
dengan alat yang sama, sebelum mengikuti praktikum minggu berikutnya.
14. Praktikan dapat diperingatkan atau dinyatakan gagal atau dikeluarkan jika melanggar tata
tertib ini.
15. Laporan akhir praktikum harus diserahkan kepada asisten yang bersangkutan atau
kordinator praktikum selambat-lambatnya dua minggu setelah praktikum yang
bersangkutan.
16. Nilai praktikum ditentukan oleh laporan tugas pendahuluan, nilai tes pendahuluan,
aktifitas praktikum, laporan akhir praktikum serta nilai uji komprehensif.
17. Penjatuhan/penentuan sanksi bagi praktikan yang melanggar tata tertib diberikan oleh
kordinator praktikum fisika dasar.
18. Informasi mengenai praktikum fisika dasar dapat dilihat pada elearning dan group wa.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 3


Laboratorium Fisika Dasar

TATA CARA PEMBUATAN


TUGAS PENDAHULUAN

Bentuk Cover untuk Tugas Pendahuluan

Tugas pendahuluan dapat dilihat pada buku pedoman ini. Tugas pendahuluan harus dikerjakan
di rumah dan diserahkan kepada asisten sebelum praktikum dimulai. Tugas pendahuluan dibuat
dengan menggunakan Kertas HVS ukuran A4 ditulis tangan dengan rapi. Untuk membuat
grafik harus dibuat Pada kertas grafik (millimeter blok).

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 4


Laboratorium Fisika Dasar

TATA CARA PEMBUATAN


LAPORAN PRAKTIKUM
Bentuk cover untuk Laporan Praktikum

Laporan praktikum dibuat dengan Kertas HVS ukuran A4 ditulis tangan dengan rapi.
Laporan harus berisi: Alat-alat perlengkapan (Digambar dan diberikan penjelasan), Teori
umum, Data Pengamatan dan Pengolahandata, Analisa, Kesimpulan, Tugas Akhir. Laporan
praktikum diserahkan paling lambat dua minggu setelah praktikum. Laporan praktikum
tersebut adalah bersifat tugas individu.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 5


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL I

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN



I. TUJUAN
1. Mempelajari penggunaan alat - alat ukur dasar.
2. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran yang terukur langsung.
3. Menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Jangka Sorong
2. Mikrometer Sekrup
3. Neraca Digital
4. Penggaris
5. 3 buah Balok atau Kubus yang diukur
6. Bejana Gelas

III. TEORI
Suatu pengukuran selalu disertai ketidakpastian. Beberapa penyebab ketidakpastian
tersebut antara lain adanya Nilai Skala Terkecil (NST), kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol,
adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi parameter pengukuran, dan lingkungan, serta
keterampilan pengamat. Sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui
pengukuran. Setiap hasil pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memperlihatkan
ketelitian pengukuran tersebut. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian alat ukut
adalah sebagai berikut:
1. Titik nol alat, yaitu angka yang ditunjukkan alat sebeum digunakan.
2. Nilai skala terkecil Alat, yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat.
3. Batas ukur alat, yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat.
4. Cara pemakaian alat.

Cara pelaporan yang baik dituliskan sebagai:

X = X 0 ± DX (1.1)

III.1. PENGENALAN ALAT


a. Jangka Sorong

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 6


Laboratorium Fisika Dasar

Gambar 1. 1. Jangka Sorong

Perhatikan Gambar 1.1 jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang
dalam (A – B) untuk mengukur diameter bagian dalam, rahang luar (C – D) untuk mengukur
diameter bagian luar sedangkan penduga (E – F) untuk mengukur kedalaman.
K adalah roda penggerak rahang, N pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur.
Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dua satuan cm atau inch.
Adapun nonius ada yang 9 skala utama jadi 10 skala nonius ada 39 skala utama jadi 40 skala
nonius. Seperti Gambar 1.2, 9 skala utama jadi 10 skala nonius.

Gambar 1. 2. Skala Utama dan Nonius

b. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup hanya dapat digunakan untuk mengukur bagian luar saja. Caranya
putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian pemutar halus C, jika
sudah pas dikunci oleh penguat S. Skala besarnya adalah bagian yang horizontal sedangkan
skala penghalusnya bagian vertikal N (lihat Gambar 1.3). Biasanya bagian vertikal terdiri 50
skala, satu putaran bagian vertikal akan merubah skala horizontal sebesar ½ mm.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 7


Laboratorium Fisika Dasar

Gambar 1. 3. Mikrometer Sekrup

c. Neraca Teknis
Neraca teknis menggunakan prinsip keseimbangan untuk itu bidang kerjanya harus
mendatar, ini dapat dilihat dengan memutar sekrup I dengan unting-unting E. Jika tidak lurus
dapat gerakkan pendatar G. Kemudian perhatikan keseimbangannya angkat atau putar H, jika
ayunan jarum D ke kanan kirinya sama maka timbangan siap dipakai, jika tidak setimbangkan
dengan mengatur pembeban di lengan-lengan C, sesuai dengan yang perlukan. Pengangkatan
atau pemutaran H hanya sebentar saat memperhatikan keseimbangan, jika sudah harus cepat-
cepat ditutup kembali. Taruhlah besaran yang akan ditimbang pada lengan satu F, anak
timbangan pada lengan yang lainnya.

Gambar 1. 4. Neraca Teknis

III.2 Nilai Skala Terkecil


Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat lagi dibagi-bagi,
inilah yang disebut Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian alat ukur bergantung pada NST ini.
Pada gambar 1.5 tampak bahwa NST = 0,25 satuan.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 8


Laboratorium Fisika Dasar

Gambar 1. 5. Skala utama suatu alat ukur dengan NST = 0,25 satuan

Untuk membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukkan oleh
NST, maka digunakanlah nonius. Skala nonius akan meningkatkan ketelitian pembacaan alat
ukur. Umumnya terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sejumlah skala nonius
yang akan menyebabkan garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan
skala utama. Cara membaca skalanya adalah sebagai berikut:
1. baca posisi 0 dari skala nonius pada skala utama,
2. angka desimal (di belakang koma) dicari dari skala nonius yang berimpit dengan
skala utama.

Gambar 1. 6. Skala utama dan nonius dengan M = 9, N = 10, dan N1 = 7

Pada Gambar 1.6, hasil pembacaan tanpa nonius adalah 6,7 satuan dan dengan nonius adalah
6.77 satuan.

III.3 Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal


Pengukuran Tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya satu kali saja.
Keterbatasan skala alat antara lain merupakan sebab mengapa setiap pengukuran dihinggapi
ketidakpastian (KTP).

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 9


Laboratorium Fisika Dasar

(1.2)

Pada pengukuran tunggal, ketidakpastian yang umumnya digunakan bernilai setengah


dari NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya adalah:

(1.3)

dengan hasil pengukurannya dituliskan sebagai:

(1.4)

Sedangkan yang dikenal sebagai ketidakpastian relatif adalah:

(1.5)

Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai

(1.6)

III.4 Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang Menggunakan Kesalahan ½


Rentang
Pengulangan pada pengukuran ini diharapkan akan memberikan informasi lebih banyak
tentang x0, sehingga makin yakin akan benarnya nilai tersebut. Besaran yang langsung terukur
x0 adalah rata-rata dari hasil pengukuran atau:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 10


Laboratorium Fisika Dasar

(1.7)

(1.8)

Pada pengukuran berulang, ketidakpastian dituliskan tidak lagi seperti pada


pengukuran tunggal. Kesalahan ½-Rentang merupakan salah satu cara untuk menyatakan
ketidakpastian pada pengukuran berulang. Cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:

Untuk jelasnya sebuah contoh dari hasil pengukuran (dalam mm) suatu besaran x
yang dilakukan empat kali:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 11


Laboratorium Fisika Dasar

Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya
adalah 152,8 mm. Maka rentang pengukuran adalah:

sehingga ketidakpastian pengukuran adalah:

Maka hasil pengukuran yang dilaporkan adalah:

IV. CARA KERJA


1. Persiapkanlah jangka sorong, mikrometersekrup, dan penggaris.
2. Ambillah 3 buah balok atau kubus, ukurlah panjang dan lebar dengan jangka sorong.
3. Ukurlah tebal dengan Mikrometer Sekrup.
4. Pengukuran panjang, lebar dan tebal dilakukan sebanyak 3 kali pengukuran.
5. Timbang balok atau kubus tersebut satu kali dengan timbangan digital.
6. Catat hasil pengukuran pada Tabel Data Pengamatan.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Suatu pengukuran selalu disertai dengan ketidakpastian. Jelaskan arti pernyataan
tersebut!
2. Ketidakpastian yang termasuk ke dalam ketidakpastian bersistem adalah kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan titik nol, kesalahan pegas, gesekan dan kesalahan
paralaks. Bagaimana menurut anda cara mengatasi ketidakapastian jenis ini?
3. Jelaskan perbedaan antara Nilai Skala Terkecil (NST) dengan skala Nonius!
4. Diketahui π = 3,141592. Tuliskan nilai π tersebut dengan KTP relatif : (a) 0,1%; (b) 1%;
(c) 10% dan (d) 6%.
5. Tuliskan hasil bacaan alat ukur ini secara lengkap!

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 12


Laboratorium Fisika Dasar

6. Jika suatu alat ukur memiliki pembagian 9 skala utama = 10 skala nonius, gambarkan
posisi nonius yang menghasilkan pembacaan 36,21.

VI. TUGAS AKHIR


1. Hitunglah volume balok atau kubus dengan ketidakpastiannya secara benar.
2. Hitunglah rapat masa balok atau kubus dengan ketidakpastiannya secara benar.
3. Konversikan masa jenis tersebut kedalam satuan mg/inch3.
4. Berikanlah contoh aplikasi modul pengukuran dan ketidakpastian dalam kehidupan
sehari – hari, dan jelaskan pentingnya ke telitian dalam pengukuran.
5. Bagaimana menentukan NST dari alat ukur digital?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 13


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN


• Massa Balok 1 = ……. gr
• Massa Balok 2 = ……. gr
• Massa Balok 3 = ……. gr

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum. :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 14


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL II

GERAK, KECEPATAN, DAN PERCEPATAN





I. TUJUAN
1. Memahami pengertian dan mengetahui cara menentukan kecepatan rata - rata.
2. Mengetahui cara menentukan percepatan atau perubahan kecepatan selama
waktu tertentu.


II. ALAT DAN BAHAN
1. Rel Presisi
2. Penyambung Rel
3. Kaki Rel
4. Kereta Dinamika
5. Balok Bertingkat
6. Tumpakan Berpenjepit
7. Stopwatch
8. Penggaris


III. TEORI

Perpindahan adalah perubahan kedudukan benda terhadap titik asalnya setelah menempuh
jarak tertentu. Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda selama
waktu tertentu. Laju menyatakan seberapa jauh benda bergerak dalam selang waktu tertentu tanpa
memperdulikan arah geraknya. Perpindahan merupakan besaranvector karena memiliki nilai dan arah.
Laju merupakan besaran scalar. Kecepatan menyatakan seberapa jauh kedudukan atau posisi benda
berubah dalam selang waktu tertentu. Pada saat benda bergerak, suatu benda tidak selalu mempunyai
nilai kecepatan yang tetap, melainkan berubah ubah. Untuk itu diberikan istilah kecepatan sesaat dan
kecepatan rata – rata. Kecepatan sesaat menunjukkan kecepatan benda pada selang waktu (t) yang
sangat kecil.
Sedangkan kecepatan rata - rata didefinisikan sebagai perubahan kedudukan atauperpindahan dibagi
selang waktu tempuh yang dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 15


Laboratorium Fisika Dasar

Percepatan merupakan besaran vector dan didefinisikan sebagai perubahan kecepatan


benda dalam selang waktu tertentu. Bila benda bergerak dengan kecepatan berubah dimana
besar perubahannya tetap, benda dikatakan bergerak dengan percepatan konstan, sedangkan
benda yang bergerak dengan kecepatan konstan tidak memiliki percepatan. Percepatan sesaat
adalah percepatan pada selang waktu yang sangat kecil. Percepatan rata rata didefinisikan
sebagai perubahan kecepatan benda dibagi dengan waktu yang dibutuhkan untuk perubahan
tersebut. Secara matematis ditulis sebagai berikut:

IV. CARA KERJA


IV.1. Percobaan Kecepatan Rata - Rata
1. Sambung rel presisi dengan penyambung rel, dan pasang pula kaki rel pada kedua
ujung rel. Rakitlah peralatn seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Penyambungan dua rel presisi

2. Letakkan rel yang terpasang pada tingkat paring rendah dari balok bertingkat.
3. Pasang tumpakan berpenjepit pada ujung rel dibawah, seperti pada Gambar 2.2.
4. Pasang kereta diatas rel dan ukur jarak dari ujung kepala kereta sampai dengan ujung
penjepit = 80 cm.
5. Siapkan dan tekan tombol stopwatch tepat saat kereta dilepaskan.
6. Matikan stopwatch tepat saat kereta menyentuh penjepit dan catat waktu yang
diperlukan.
7. Ulangi langkah kerja no.2 sampai no.6, dengan rel dipasang pada tingkat kedua (seperti
pada Gambar 2.3) dan ketiga (seperti pada Gambar 2.4) pada balok bertingkat.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 16


Laboratorium Fisika Dasar

Gambar 2.2. Pemasangan Rel pada tingkat terendah

Gambar 2.3. Pemasangan Rel pada tingkat kedua

Gambar 2.4. Pemasangan Rel pada tingkat tertinggi

IV.2. Percobaan Kecepatan dan Percepatan


1. Sambung rel presisi dengan penyambung rel, dan pasang pula kaki rel pada kedua
ujung rel. Rakitlah peralatan seperti pada Gambar 2.1.
2. Letakkan rel yang terpasang pada tingkat tertinggi dari balok bertingkat.
3. Letakkan kereta pada kedudukan tertinggi diatas rel.
4. Pada jarak 20 cm dari kereta letakkan tumpakan berpenjepit. Seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Percobaan Kecepatan dan Percepatan

5. Ukur waktu dari pelepasan kereta sampai menyentuh tumpakan berpenjepit.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 17


Laboratorium Fisika Dasar

6. Lakukan langkah no.3 sampai no.5 dengan mengubah jarak tumpakan berpenjepit dari
kereta menjadi 40 cm, 60 cm, dan 80 cm.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan definisi dari: (a). Gerak atau Perpindahan (b). Kecepatan (c). Percepatan
2. Jelaskan perbedaan antara kelajuan dan kecepatan!
3. Jelaskan perbedaan antara Gerak Lurus Beraturan (GLB), Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB), dan Gerak Jatuh Bebas.
4. Jelaskan pentingnya arah dalam satu gerak.
5. Sebutkan contoh pengukuran kecepatan dalam kehidupan sehari - hari!
6. Siti berlari sepanjang lintasan lurus. Mula-mula jarak 100 m ditempuhnya dalam waktu
20 s, 100 m kedua 25 s dan 100 m ketiga 35 s. Hitung kelajuan rata-rata Siti dalam
menempuh keseluruhan jarak di atas.
7. Tulislah 3 persamaan penting pada gerak lurus berubah beraturan!

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil pengamatan Percobaan Kecepatan Rata – Rata, hitunglah kecepatan rata –
rata kereta bergerak pada tingkatan yang berbeda.
2. Tentukan mana yang paling besar kecepatannya? Dan jelaskan mengapa!
3. Dari hasil pengamatan Percobaan Kecepatan dan Percepatan, hitunglah kecepatan rata –
rata kereta bergerak pada jarak 20 cm, 40 cm , 60 cm, dan 80cm.
4. Hitunglah percepatan kereta bergerak pada jarak (0-20) cm, (20–40) cm, (40–60) cm,
dan (60–80) cm.
5. Jelaskan mengapa benda tersebut dikatan mengalami percepatan!
6. Dari percobaan diatas, bagaimana cara menentukan percepatan atau perubahan
kecepatan selama waktu tertentu dan menentukan kecepatan rata – rata.
7. Berapakah jarak yang ditempuh oleh suatu benda yang bergerak selama 10 s, bila
selama waktu tersebut kecepatannya berubah dari 2 m/s menjadi 20 m/s?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 18


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 19


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL III

HUKUM NEWTON


I. TUJUAN
1. Memahami prinsip hukum kedua Newton.
2. Mengetahui hubungan antaran Gaya, Percepatan, dan Massa.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Rel Presisi
2. Penyambung Rel
3. Kaki Rel
4. Kereta Dinamika
5. Beban Bercelah dan Penggantung
6. Klem Meja
7. Puli Klem Meja
8. Tali Nilon
9. Tumpakan Berpenjepit
10. Neraca Pegas
11. Stopwatch
12. Penggaris

III. TEORI
Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya. Benda yang sudah bergerak dengan
kecepatan tertentu, akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada gangguan (gaya).
Hal diatas merupakan dasar dari Hukum Newton I yang dapat dituliskan sebagai berikut:
“Setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yangresultannya
tidak nol bekerja pada benda tersebut.”
Hukum Newton II mengenai gerak yaitu percepatan gerak sebuah benda atau system
berbanding lurus dengan gaya yang bekeja pada benda atau system itu, dan berbanding terbalik
dengan masa total benda atau system. Hukum kedua Newton dapat dituliskan dalam persamaan
berikut:

F = m.a (3.1)

Dengan F adalah total gaya yang bekerja, m adalah massa benda, dan a adalah percepatan
benda. Maka total gaya yang bekerja pada suatu benda menghasilkan percepatan yang
berbanding lurus. Disamping Newton, satuan gaya sering ditulis juga dalam bentuk kg

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 20


Laboratorium Fisika Dasar

m/s2. 1 Newton = 1 kg m/s2. Dalam sistern satuan lain seperti cgs, satuan gaya dinyatakan
dalam 1 dyne 1 dyne = 1 gr cm/s2.

IV. CARA KERJA


IV. 1. Percobaan Gaya terhadap Massa.
1. Sambung rel presisi dengan penyambung rel, dan pasang pula kaki rel pada kedua
ujung rel. Pasangkan klem meja dan puli klem meja pada ujung rel.
2. Pasangkan tumpakan berpenjepit pada ujung rel yang lain. Letakkan neraca pegas pada
tumpakan berpenjepit.
3. Pasangkan tali nilon untuk menghubungkan neraca pegas dengan beban.
4. Pasangkan beban dengan massa m = 10 gr.
5. Saat beban dilepaskan, lihatlah pada neraca pegas, berapa besar Gaya yang terjadi
karena beban tersebut.
6. Ulangi langkah no.3 sampai no.4 dengan beban 20 gr, dan 30 gr.
7. Catat hasil pengamatan pada Tabel 3.1!

IV. 2. Percobaan Gaya, Massa, dan Percepatan.


1. Sambung rel presisi dengan penyambung rel, dan pasang pula kaki rel pada keduaujung
rel. Pasangkan, klem meja dan puli klem meja pada ujung rel. Rakitlah peralatan seperti
pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Percobaan Gaya terhadap Massa

2. Letakkan kereta pada ujung rel yang lain. Letakkan beban m2 dengan massa 10 gr pada
bagian atas kereta.
3. Pasangkan beban m1 dengan massa 10 gr pada kereta dinamika menggunakan tali nilon.
4. Pasang tumpakan berpenjepit pada sisi dekat puli klem meja. Letakkan tumpakan
berpenjepit pada jarak 80 cm dari posisi kereta.
5. Saat beban dilepaskan, hitunglah waktu yang diperlukan kereta untuk bergerak dari titik
awal sampai menyentuh tumpakan berpenjepit.
6. Ulangi langkah no.3 sampai no.4 dengan beban m1 sebesar 20 gr, dan 30 gr, 40 gr.
7. Catat hasil pengamatan pada Tabel 3.2!
8. Ulangi langkah no.2 sampai no.6 dengan mengubah massa m2 menjadi 20 gr.
9. Catat hasil pengamatan pada Tabel Data Pengamatan!

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 21


Laboratorium Fisika Dasar

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan Gaya! Dan sebutkan satuan dari besaran gaya.
2. Sebutkan prinsip dari:
a. Hukum Newton I
b. Hukum Newton II
c. Hukum Newton III

3. Pada gambar diatas, jelaskan gaya apa saja yang bekerja pada benda tersebut!
4. Jelaskan secara matematis penurunan rumus dari Hukum Newton II!
5. Jelaskan penerapan hukum newton dalam kehidupan sehari-hari (minimal 8)!

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil percobaan pada Table 3.1, amatilah bagaimana pengaruh massa terhadap
gaya!
2. Dari hasil percobaan pada Tabel 3.2 dan 3.3, buatlah grafik yang menunjukkan hubungan
antara Gaya (F) dengan Percepatan (a). Buat grafik dari hasil Tabel 3.2 dan Tabel 3.3
pada grafik yang sama.
3. Bandingkan grafik hubungan antara F dengan a dari hasil Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 22


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 23


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL IV

HUKUM HOOKE


I. TUJUAN
1. Memahami prinsip hukum Hooke.
2. Mencari hubungan antara Gaya dan Pertambahan panjang pegas.
3. Mencari hubungan antara massa beban terhadap periode pegas.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Dasar Statif
2. Kaki Statif
3. Batang statif pendek
4. Batang Statif panjang
5. Bosshead
6. Beban bercelah dan penggantung
7. Pegas Heliks
8. Stopwatch
9. Penggaris

III. TEORI
Setiap sistem yang melengkung, terpuntir atau mengalami perubahan bentuk yangelastis
dikatakan memenuhi hukum Hooke. Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akanbergetar
dengan cara yang unik dan sederhana yang disebut Gerak Harmonis Sederhana. Pegas dan
benda berada dalam keadaan seimbang tanpa pengaruh gaya luar. Bila gaya luar F dilakukan
pada sistem maka keseimbangan akan dicapai bila pegas teregang sejauh x. Bila beban ditarik
dari kedudukan setimbangnya lalu dilepaskan maka benda di ujung pegas ini akan bergetar
(berosilasi). Gerak getar sistem yang memenuhi hukum Hooke seperti sistem pegas massa di
atas disebut Gerak Harmonis Sederhana. Kita terapkan hukum II Newtonpada benda yang
mengalami gerak harmonis sederhana, maka kita peroleh:

F = m.a (4.1)

(4.2)

Persamaan ini menyatakan hubungan x dan t tetapi mengandung suku dalam bentuk
diferensial dan disebut persamaan diferensial. Sekarang kita ingin mencari solusinya, artinya

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 24


Laboratorium Fisika Dasar

kita ingin mencari suatu fungsi x yang menyatakan kedudukan benda (yang kita tinjau di atas)
dan memenuhi persamaan diferensial di atas. Jelas bahwa x adalah fungsi waktu yang bila
diturunkan (didiferensialisasikan) dua kali ke t menghasilkan –k/m kali fungsi yang sama
(sebelum diturunkan). Dari bentuk grafik tersebut dan sifat diferensial fungsi sinus atau cosinus
dapat dituliskan solusinya sebagai:

x = A cos(w t - j ) + b sin(wt) (4.3)

Dengan a = A cos(j ) dan b = A sin(j)


Konstanta a dan b memungkinkan solusi ini dalam bentuk kombinasi sinus dan cosinus.
Dengan tetapan A,w, dan j yang belum diketahui, kita telah menuliskan solusi umum
persamaan diferesial di atas. Jadi bila kita pilih:

(4.4)
Maka
x = A cos(w t + j) (4.5)

Adalah solusi dari persamaan gerak harmonis sederhana tersebut di atas tetapan A dan
masih j belum tertentu. Ini berarti setiap pilihan A dan akan memenuhi persamaan diferensial
gerak harmonis sederhana di atas jadi berbagai macam gerak mungkin dialami osilator ini yang
mempunyai beberapa sifat yang sama tetapi berbeda dalam sifat yang lainnya. Dalam hal ini
sama untuk semua gerak yang memenuhi persamaan di atas tetapi A dan j dapat berbeda.

IV. CARA KERJA


IV.1. Percobaan Gaya terhadap pertambahan panjang pegas.
1. Rakitlah peralatan seperti pada Gambar 4.1

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 25


Laboratorium Fisika Dasar

2. Gantung satu beban (w = 0.5N) ke ujung bawah pegas sebagai gaya awal.
3. Ukur panjang awal l0 dan catat hasilnya pada Tabel 4.1.
4. Tambahkan satu beban dan ukur kembali panjang pegas l, catat hasilnya kedalam
Tabel 4.1.
5. Ulangi langkah no.4 dengan menambah satu beban, catat hasilnya ke dalam Tabel 4.1.

IV.2. Percobaan hubungan antara Massa beban dengan Periode


1. Rakitlah peralatan seperti pada Gambar 4.1
2. Pasang satu beban pada pegas.
3. Tarik beban ke bawah sejauh kurang lebih 2 cm. dan Siapkan stopwatch ditangan.
4. Lepaskan beban bersamaan dengan menekan stopwatch.
5. Hitung sampai 20 getaran dan tepat pada saat itu matikan stopwatch.
6. Ulangi langkah no.2 sampai no.5 dengan menambah massa beban, catat hasilnya ke
dalam Tabel Data Pengamatan.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan prinsip Hukum Hooke!
2. Tulis persamaan matematik yang menyatakan Hukum Hooke pada pegas!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan tetapan pegas!
4. Definisikan periode (T) dan frekuensi (F) dari getaran.
5. Jelaskan bagaimana cara mengitung periode satu getaran.
6. Jelaskan mengapa gaya pemulih pada pegas diberi tanda negatif!
7. Apakah satuan pegas dalam SI ?

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil percobaan pada Table 4.1, Buatlah grafik antara massa dengan T2 dan grafik
antara Dl dengan DF!
2. Dari hasil grafik diatas, analisa bagaimana hubungan massa terhadap periode getaran
pegas!
3. Tentukan tetapan pegas (k) dari grafik dengan membandingkan antara Dl dengan DF !
4. Analisa hasil tersebut apakah dapat membuktikan prinsip hokum Hooke!

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 26


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 27


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL V

BANDUL SEDERHANA


I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik fisis bandul sederhana berdasarkan hubungan periode bandul
dan panjang bandul, dan masa bandul.
2. Menentukan percepatan gravitasi.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Dasar Statif
2. Kaki Statif
3. Batang Statif
4. Bosshead
5. Bola Bndul
6. Tali Nilon
7. Pasak penumpu
8. Stopwatch

III. TEORI

Gambar 5.1. Osilasi bandul sederhana

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 28


Laboratorium Fisika Dasar

Bandul sederhana merupakan suatu benda kecil, biasanya berupa benda berbentuk bola
padat digantung pada seutas tali yang massanya dapat diabaikan dibandingkan dengan massa
bola dan panjang bandul sangat besar, dibandingkan jari - jari bola. Ujing lain tali digantung
pada suatu gantungan tetap. Gambar berikut menunjukkan skema pendulum sederhana. Titik
O adalah posisi setimbang.
Jika pendulum diberi simpangan kecil dan kemudian dilepaskan, pendulum akan berosilasi
antara dua titik. Misalnya titik A dan B dengan perioda osilasi yang tetap, yaitu T. Satu osilasi
didefinisikan sebagai gerak bola dari A ke B, dan kembali ke A, atau dari B ke A dan kembali
ke B atau gerak dari titik O ke A ke B dan kembali ke titik O. Penurunan secara teoritis perioda
T bandul sederhana yang simpangannya kecil memberikan persamaan:

(5.1)

l adalah panjang bandul, dan g adalah percepatan gravitasi. Panjang bandul l adalah jarak
dari titik gantung tetap ke titik pusat massa bola pejal. Untuk bola pejal, titik pusat massa bola
ada ditiik tengah bola. Persamaan 5.1 dapat ditulis menjadi:

(5.2)

Jika dalam percobaan ditemukan bahwa grafik T2 terhadap l berbentuk lurus, atau
mendekati lurus persamaan dapat diterima. Grafik T2 terhadap l dapat digunakan untuk
mengukur nilai g.

IV. CARA KERJA


1. Rakitlah peralatan seperti pada gambar dibawah.
2. Pasangkan bandul dengan panjang benang 0.1 m.
3. Beri simpangan pada beban bandul, dan kemudian catat berapa waktu yang diperlukan
untuk bandul melakukan 20 kali ayunan.
4. Catat hasil pada Tabel Data Pengamatan.
5. Lakukan langkah no.2 sampai no.4 dengan panjang benang 0.2m, 0.4 m, 0.6 m, 0.8m,
dan 1.0 m.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 29


Laboratorium Fisika Dasar

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Gambarkan serta jelaskan prinsip bandul sedehana!
2. Jelaskan yang dimaksud Gerak Harmonis Sederhana!
3. Bagaimana menghitung periode ayunan bandul sederhana?
4. Turunkan persamaan untuk mencari nilai gravitasi g dari percobaan bandul sederhana!
5. Apakah yang dimaksud dengan: gaya gravitasi, kuat medan gravitasi, energi potensal
gravitasi dan potensial gravitasi? Tuliskan: rumus, satuan, beserta dengan dimensinya?
6. Sebutkan beberapa contoh aplikasi yang mempergunakan percepatan grafitasi dalam
kehidupan sehari-hari ?

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil pengamatan, buatlah grafik yang menyatakan hubungan anatara T2 dengan
panjang tali l!
2. Dari hasil pengamatan, berapakah nilai gravitasi g yang diperoleh?
3. Cari besar kesalahan relative dari nilai g yang diperoleh dengan nilai g litetature yakni
g = 9.8 m/s2
4. Dari hasil analisa simpulkan apakah percobaan bandul sederhana berhasil digunakan
untuk mencari nilai gravitasi?
5. Apakah osilasi bandul memenuhi keadaan gerak harmonis sederhana? Jelaskan!

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 30


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 31


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL VI

KURVA OSILASI


I. TUJUAN
1. Memahami karakteristik kurva osilasi
2. Menganalisa grafik osilasi pada pegas pipih.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Pegas pipih
2. Perangkai beban dengan pengencang
3. Beban bercelah
4. Penggaris
5. Pemegang pensil
6. Pensil
7. Kertas A4

III. TEORI
Beban bermassa m dipasang pada ujung sebuah pegas pipih. Ujung lain pegas dijepit
sedemikian rupa sehingga pegas dapat berosilasi pada arah horizontal. Diketahui bahwa
unutk simpangan kecil, gaya pemulih pada pegas sebanding dengan simpangan itu. Jika syarat
itu terpenuhi pegas akan berosilasi harmonik, asalkan massa pegas dapat diabaikan jika
dibandingakan dengan massa beban m.

Gambar 6.1. Pegas pipih dengan beban yang berosilasi.

Fungsi simpangan gerak harmonic pegas terhadap waktu dapat ditulis dengan:

f (t ) = Asin( 2p t ) (6.1)
T

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 32


Laboratorium Fisika Dasar

Persamaan diatas menyatakan bahwa grafik simpangan terhadap fungsi waktuberbentuk


sinusoidal. Perioda osilasi disimbolkan dengan T seperti terlihat pada gambarberikut:

Gambar 6.2. Grafik osilasi

Percobaan ini akan dianalisis grafik osilasi pegas pipih pada panjang pegas yang berbeda
– beda, dan memeriksa bentuk kurva yang dih asilkan pada osilasi tersebut.

IV. CARA KERJA


IV.1. Percobaan 1
1. Rakitlah peralatan seperti pada gambar berikut:

2. Pasang beban pada ujung pegas pipih.


3. Tarik pegas pipih dengan sudut 15°, 30° dan 45° cm.
4. Hitung jumlah simpangan yang terbentuk.

IV.2. Percobaan 2
1. Rakitlah peralatan seperti pada gambar berikut:
2. Letakkan kertas A4 dibawah pegas pipih, dibawah bagian pensil.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 33


Laboratorium Fisika Dasar

3. Beri simpangan pada pegas pipih sejauh 45°, kemudian pada saat pegas berosilasi tarik
perlahan hertas A4 sehingga persil membuat pola kurva osilasi. Seperti terlihat pada
gambar berikut:

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud osilasi! Dan gambarkan contoh kurva osilasi!
2. Apa yang dimaksud Amplitudo, Frequency, Phase dari suatu gelombang?
3. Apa yang dimaksud panjang gelombang?
4. Jelaskan beberapa contoh fenomena yang menunjukkan kurva osilasi!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan getaran paksa dan resonansi dalam osilasi? Dan
berikan contoh peristiwa resonansi dalam osilasi yang berbeda/bersifat menguntungkan
dan merugikan dalam kehidupan sehari-hari?

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil percobaan, jelaskan apakah kurva yang dihasilkan adalah kurva osilasi yang
berupa sinusoidal?
2. Jelaskan bentuk sinusoidal yang terbentuk? Apakah sinusoidal murni atau sinusoidal
yang semakin terredam?
3. Carilah besar amplitude maksimum dari kurva osilasi yang dihasilkan.
4. Dapatkan anda tentukan frequency dari kurva osilasi tersebut? Jika ya, berapakah nilai
frekuensinya?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 34


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Simpangan Waktu untuk 30 ayunan T f


15°
30°
45°

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 35


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL VII

HUKUM ARCHIMEDES


I. TUJUAN
1. Memahami prinsip hukum Archimedes.
2. Memahami hubungan antara gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Dasar statif
2. Kaki statif
3. Batang statif panjang
4. Batang statif pendek
5. Bosshead
6. Klem universal dan Klem penjepit
7. Neraca pegas
8. Beban 50 gr
9. Tabung Berpancuran
10. Silinder Ukur
11. Gelas Kimia
12. Neraca teknis
13. Stopwatch

III. TEORI
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda cair
yang ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Archimedes. Archimedes menemukan
hukum pada sebuah peristiwa yang disebut dengan Hukum Archimedes yang berbunyi:

“Apabila sebuah benda, sebagian atau seluruhnya ter benam kedalam air, maka
benda tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas yang besarnya sama
dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam tersebut” .

Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke dalam air
tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Hal ini karena adanya gaya ke atas yang
sering disebut Gaya Archimedes.
Ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas
menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak didalam
air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 36


Laboratorium Fisika Dasar

menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini
bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu
menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas atau searah
dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang
diangkat di dalam air terasa lebih ringan. Gaya apung adalah selisih antara berat bendadi
udara dengan berat benda dalam zat cair.

Fa = M f .g
(7.1)
Fa = r f .Vbf .g

Dimana: Fa = gaya apung


M f = massa zat cair yang dipindahkan oleh benda
g = gravitasi bumi
r f = massa jenis zat cair
Vbf = volume benda yang tercelup dalam zat cair

Berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimede diatas, suatu benda yang akan terapung,
tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka
dari itu, berdasarkan hukum diatas ada tiga hukum turunan dari hukum Archimedes yang
berbunyi:
1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil
dari massa jenis zat cairnya.
2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama dengan
massa jenis zat cairnya.
3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar
dari pada massa jenis zat cairnya.

IV. CARA KERJA


1. Rakit statif seperti pada gambar berikut:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 37


Laboratorium Fisika Dasar

2. Gantungkan sebuah beban pada neraca pegas dan catat berat beban yang ditunjukkan
oleh neraca pegas (wo).
3. Timbang massa (mo) silindir ukur dalam keadaan kosong dengan neraca.
4. Masukkan air ke dalam tabung berpancuran, tunggu sampai beberapa saat sampai air
tidak menetes gunakan gelas kimia untuk menampung air yang tumpah.
5. Tempatkan silinder ukur dibawah pipa pancur tabung berpancuran.
6. Turunkan balok pendukung sampai beban seluruhnya tercelup ke dalam air.
7. Tunggu sampai air tidak tumpah lagi, kemudian dengan membaca ceraca pegas catat
berat beban (w) saat berada didalam air.
8. Timbang massa m1, yakni massa silinder ukur + massa air tumpahan.
9. Ulangi langkah no.1 sampai no.6 untuk 2 buah beban.
10. Hitunglah massa air yang dipindahkan oleh beban, ma = m1 – m 0. Catat hasil pada tebal
data pengamatan.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan bagaimana bunyi hukum Archimedes!
2. Jelaskan hubungan antara gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan!
3. Bagaimana hubungan antara Gaya apung dengan Gaya berat dari benda yang tercelup?
4. Jelaskan aplikasi penerapan Hukum Archimedes!
5. Apa yang dimaksud dengan Massa Jenis !
6. Berdasarkan besarnya gaya apung, tuliskan penggolongan posisi benda dalam zat cair
dan berikan perbandingan massa jenis benda dan fluida.

VI. TUGAS AKHIR


1. Dengan g = 10 m/s2, hitunglah berat air yang dipindahkan (wa = ma.g)
2. Bandingkan nilai berat air untuk percobaan satu beban dan dua beban!
3. Jika gaya keatas Fa = w0-w1, bandingkan Fa dengan wa.
4. Dari hasil pengamatan, jelaskan apakah percobaan ini berhasil membuktikan hukum
Archimedes?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 38


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Tabel 7.1. Percobaan Archimedes

Pengukuran Jumlah Beban

1 buah 2 buah

Berat beban di udara, w0

Berat beban di air, w1

Massa silinder ukur kosong, m0

Massa silinder ukur + air, m1

Massa air, ma = m1-m0

Berat air, wa = ma x g

Gaya Angkat, Fa = wo-w1

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 39


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL VIII

HUKUM STOKES


I. TUJUAN
1. Memahami bahwa benda yang bergerak didalam fluida akan mendapatkan gaya
gesekan yang disebabkan kekentalan fluida.
2. Menentukan koefisien kekentalan (viskositas) dari suatu zat cair.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Tabung Gelas berisi gliserin
2. Bola – Bola dari kelereng/besi
3. Saringan
4. Jangka Sorong
5. Mikrometersekrup
6. Thermometer
7. Neraca teknis
8. Stopwatch
9. Penggaris

III. TEORI
Setiap benda yang bergerak di dalam suatu fluida (zat cair atau gas) akan mendapat gaya
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya gesekan ini sebanding dengan
kecepatan relatif benda terhadap fluida:

F = konstanta.V (8.1)

Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak di dalam fluida yang tetap sifat-
sifatnya, gaya gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut:

F = -6phrv (8.2)
Dimana: F = gaya gesekan yang bekerja pada bola.
h = koefisien kekentalan dari fluida.
r = jari jari bola
v = kecepatan bola relative terhadap fluida.

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 40


Laboratorium Fisika Dasar

Rumus di atas dikenal sebagai Hukum Stokes. Tanda negatif menunjukkan arah gaya F
yang berlawanan arah kecepatan v. Syarat - syarat yang diperlukan supaya Hukum Stokes ini
dapat dipakai:
1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup besar/luas dibandingkan dengan
ukuran benda).
2. Tidak ada turbulensi di dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak besar sehingga aliran masih linier.

Gambar 8.1. Hukum Stokes pada benda didalam fluida

Jika sebuah benda padat yang berbentuk bola dan mempunyai rapat massa jatuh
dipermukaan zat cair dan bergerak tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula -mula akan
mendapat percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka gaya stokes yang
bekerja padanya juga bertambah besar sehingga pada akhirnya bola tersebut akan bergerak
dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan antara gaya berat, gaya archimedes
dan gaya stokes pada bola tersebut. Bila bola telah bergerak dengan kecepatan tetap, persamaan
yang berlaku:

2r 2 g ( r - r )
v= 0 (8.2)

9h

r = rapat massa bola


r0 = rapat massa fluida (zat cair)

Dari persamaan (8.2) juga dapat diturunkan persamaan:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 41


Laboratorium Fisika Dasar

9hd
Tr2 = (8.3)
2 g ( r - r0 )
T = waktu yang diperlukan bola untuk menempuh jarak d.
d = jarak jatuh yang ditempuh bola, dipilih sedemikian rupa sehingga bola dapat
dianggap bergerak beraturan.

IV. CARA KERJA


1. Ukurlah diameter tiap-tiap bola dengan mikrometer sekrup (3 kali) dan timbang
tiap-tiap bola dengan neraca teknis.
2. Ukurlah diameter bagian dalam dari tabung dengan jangka sorong (3 kali).
3. Catat temperatur zat cair sebelum dan sesudah percobaan.
4. Persiapkan tabung viskositas seperti ditunjukkan pada Gambar berikut:

5. Tempatkan gelang kawat (benang) yang melingkar ditabung kira-kira 5 cm di


bawah permukaan zat cair dan sebuah lagi di bagian bawah kira-kira 5 cm dari dasar
tabung.
6. Ukur jarak jatuh d (jarak antara kedua kawat tersebut).
7. Masukkan sendok saringan sampai dasar tabung, tunggu sebentar hingga zat cair
diam.
8. Ukur waktu jatuh t untuk tiap-tiap bola (3 kali).
9. Ubah letak kawat hingga jarak d berubah, lakukan percobaan No.4 sampai No.7
(ambil 3 jarak d yang berlainan).

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud hukum Stokes!
2. Tuliskan definisi koefisien kekentalan fluida!
3. Apakah satuan-satuan koefisien kekentalan suatu zat cair dalam sistem S.I (Satuan
Internasional)?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 42


Laboratorium Fisika Dasar

4. Gaya-gaya apa saja yang dialami bola pada saat dilepaskan di dalam zat cair dengan
kecepatan awal nol?
5. Jelaskan dalam teori dasar, apa yang dimaksud dengan koefisien pergeseran zat cair.
Buktikan dan jelaskan rumus-rumus yang mendasari percobaan!
6. Jelaskan perbedaan antara gaya gesek zat cair dengan gaya gesek benda padat.
7. Dengan memperhatikan cara kerja mengapa gelang kawat (benang) diletakkan kira-kira
5 cm di bawah permukaan zat cair dan di bagian bawah kira-kira 5 cm dari dasar tabung?

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil pengamatan, hitunglah waktu rata – rata yang dilalui benda untuk melintasi
jarak d, untuk benda I, benda II, dan benda III.
2. Dari hasil pengamatan, hitunglah waktu rata – rata ya ng dilalui benda untuk melintasi
jarak d1, d2, dan d3.
3. Dari hasil pengamatan, hitunglah nilai viskositas dari gliserin!
4. Bandingkan dan carilah besar kesalahan relatif nilai viskositas gliserin yang diperoleh
dari hasil percobaan dengan nilai viskositas gliserin dari literature.
5. Bagaimana memilih letak karet-karet gelang yang melingkari tabung? Apakah akibatnya
jika terlalu dekat dengan permukaan. Apakah akibatnya jika terlalu dengan dasar tabung?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 43


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

0
· Suhu ruangan sebelum praktikum = ….. C
0
· Suhu ruangan sebelum praktikum = ….. C
· Diameter Benda I = …… m
· Diameter Benda II = …… m
· Diameter Benda III = …… m

Jarak, d1 = … m
Benda Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh
bola (t1) bola (t2) bola (t3) rata - rata
I

II

III

Jarak, d2 = … m
Benda Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh
bola (t1) bola (t2) bola (t3) rata - rata
I

II

III

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 44


Laboratorium Fisika Dasar

Jarak, d3 = … m

Benda Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh Waktu tempuh


bola (t1) bola (t2) bola (t3) rata - rata
I

II

III

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 45


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL IX

KALOR


I. TUJUAN
1. Memahami perngertian suhu dan dan kalor, serta pengukurannya.
2. Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Termometer
2. Dasar statif
3. Kaki statif
4. Batang statif panjang
5. Batang statif pendek
6. Bosshead
7. Klem universal dan Klem penjepit
8. Pembakar spiritus
9. Labu Erlenmeyer
10. Sumbat karet
11. Silinder ukur
12. Stopwatch

III. TEORI
Keadaan derajat panas dan dingin yang di alami suatu benda atau keadaan dinamakan
suhu. Suhu yang dialami pada suatu benda tergantung energi panas yang masuk pada benda
tersebut. Benda dikatakan panas jika bersuhu tinggi sedang benda dikatakan dingin jika
bersuhu rendah. Pada umumnya benda yang bersuhu tinggi (panas), akan mengalirkan suhunya
ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Air panas yang dicampur dengan air dingin akan
menjadi air hangat. Hal ini berarti ada sesuatu yang berpindah atau masuk pada air dingin, yaitu
panas atau kalor. Air hangat merupakan keseimbangan antara suhu panas dandingin.
Pada dasarnya kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu
lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan,
partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah.
Hal ini berlangsung terus menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas
dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termaldan
suhu kedua benda akan sama. Secara induktif, makin besar kenaikan suhu suatu benda, makin
besar pula kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantungmassa
benda dan bahan penyusun benda. Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua
kemungkinan, yaitu:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 46


Laboratorium Fisika Dasar

a. Untuk mengubah wujud zat


b. Untuk mengubah suhu benda

Misalnya, saat es mencair, ketika itu benda berubah wujud, tetapi suhu benda tidak
berubah meski ada penambahan kalor. Kalor yang diberikan ke es tidak digunakan untuk
mengubah suhu es, tetapi untuk mengubah wujud benda. Kalor ini disebut kalor laten. Kalor
laten merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Setiap ada perbedaan
suhu antara dua sistem, maka akan terjadi perpindahan kalor. Kalor mengalir dari system
bersuhu tinggi ke sistem yang bersuhu lebih rendah.

IV. CARA KERJA


1. Susun peralatan seperti pada gambar berikut:

2. Ukur 20 ml air dengan menggunakan silinder ukur, kemudian masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer.
3. Atur thermometer pada labu Erlenmeyer sehingga terendam oleh air.
4. Ukur suhu air sebelum dipanaskan.
5. Nyalakan pembakar spiritus, atur agar nyalanya berukuran sedang. Kemudian atur labu
Erlenmeyer sehingga tersentuh oleh api.
6. Hidupkan stopwatch, kemudian amati dan catat suhu setiap satu menit sampai air
mendidih. Catat hasilnya pada Table Data Pengamatan.
7. Biarkan air mendidih selama 2 menit, amati perubahan suhunya.
8. Matikan pembakar spiritus.
9. Lakukan pemanasan untuk 40 ml.

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan perbedaan suhu dan kalor?
2. Jelaskan apa saja yang dapat terjadi pada segelas air yang suhunya semakin dipanaskan?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 47


Laboratorium Fisika Dasar

3. Apa yang dimaksud kalor laten?


4. Sebutkan dan jelaskan proses perpindahan kalor!
5. Apa fungsi dan manfaat praktikum ini dalam kehidupan sehari-hari?
6. Apa yang dimaksud dengan kapasitas kalor?
7. Jelaskan perbedaan antara kalor lebur es dan kalor jenis zat padat

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil pengamatan, dengan volume air 20 ml dan 40 ml, pada menit keberapa suhu
mulai naik sampai 800C, 900C, dan 1000C.
2. Pada menit dan suhu keberapakah air mulai mendidih?
3. Bandingkan lamanya waktu mendidih air dengan volume 20 ml dan 40 ml!
4. Bandingkan suhu didih air dengan volume 20 ml dan 40 ml!
5. Setelah dibiarkan mendidih selama 2 menit, apakah yang terjadi pada air?
6. Jelaskan proses perpindahan kalor yang terjadi pada percobaan diatas?
7. Peristiwa perubahan energi apa saja yang terjadi pada percobaan kali ini?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 48


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Tabel.9.1 Pemanasan Air


Massa air = 20 ml Massa air = 40 ml

Waktu t (menit) Suhu T (0C) Waktu t (menit) Suhu T (0C)

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak:

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 49


Laboratorium Fisika Dasar

MODUL X

KALORIMETER


I. TUJUAN
1. Menentukan kalor jenis suatu logam dengan mempergunakan kalorimeter.
2. Menentukan kapasitas kalor dengan kalorimeter.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Termometer
2. Beaker aluminium
3. Isolasi pelindung
4. Gelas kimia
5. Klem universal dan Klem penjepit
6. Pembakar spiritus
7. Dasar statif
8. Kaki statif
9. Batang statif panjang
10. Batang statif pendek
11. Batang gelas
12. Kubus logam
13. Neraca teknis/digital

III. TEORI

Gambar 10.1 Kalorimeter

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 50


Laboratorium Fisika Dasar

Energi merupakan besaran yang bersifat kekal artinya tidak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Namun salah satu sifat energi yang dapat digunakan oleh manusia adalah dapat
dipindahkan dari satu sistem ke sistem lainnya. Energi panas/kalor dapat dipindahkan dari satu
sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur/ suhu. Ungkapkan kekalan energi
untuk kalor dikenal dengan Azas Black. Salah satu pemakaian Azas Black ini adalah penentuan
sifat termal bahan yaitu kapasitas kalor suatu bahan dengan menggunakan kalorimeter.
Kalorimeter berbentuk tabung yang idealnya harus bersifat adiabat artinya
temperatur/kalornya tidak dipengaruhi lingkungan. Kalorimeter yang akan digunakan dapat
dilihat pada Gambar 10.1, yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer. Kalorimeter
yang terbuat dari logam (Cu dan Al) diisi dengan air, dengan temperatur mula-mula, Tm.
Kedalamannya dimasukkan keping-keping tembaga (atau gelas) yang sudah dipanaskan
dengan temperatur T setelah tercapai keseimbangan maka dicapai temperatur akhir Ta, dengan
T > Ta > Tm Panas/kalor yang diterima Kalorimeter adalah:

Qt = H (Ta - Tm ) (10.1)

Dimana H adalah kapasitas panas total dari calorimeter beserta isinya, yaitu:

H = M a C a + K + M k C k + M p Cp (10.2)

Dimana M a = Massa air


Ca = panas jenis air
M k = Massa calorimeter kosong
Ck = panas jenis kalorimeter
M p = Massa pengaduk
Cp = panas jenis pengaduk

Harga kapasitas panas termometer K

K = panas jenis termometer x n (mL) (10.3)

Dengan panas jenis termometer = 0,46 Kal./mL 0C.


n = volume termometer yang tercelup dalam calorimeter

sedang panas yang diberikan keping (tembaga misalnya).

Q2 = MC (T – T a) (10.4)

Dimana M = Massa keping


C = Panas jenis keping

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 51


Laboratorium Fisika Dasar

Dengan menggunakan Azas Black, maka panas jenis keping tembaga dapat ditentukan,
jika harga kapasitas panas kalorimeter H dapat dihitung. Demikian juga panas jenis zat lain,
misalnya keping gelas.

IV. CARA KERJA


1. Rakit alat seperti gambar di bawah ini:

2. Timbang kalorimeter kosong (mk).


3. Isi kalorimeter dengan air hingga ¼ bagian, kemudian timbang, massanya (mk+a)
4. Ukur suhu kalorimeter + air (t1).
5. Isi gelas kimia dengan air sehingga 1/3 bagian kemudian panaskan hingga mendidih.
Catat suhu air (t2).
6. Masukkan air panas tadi ke dalam kalorimeter, aduk perlahan-lahan hingga merata
kemudian catat suhunya (ta).
7. Timbang kembali kalorimeter bersama air campuran (mk+c).

V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Berikan definisi panas jenis suatu zat. Sebutkan satuannya dalam S.I.!
2. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan kalor yang diterima dan kalor yang diberikan!
3. Jelaskan arti dari kalimat “Energi bersifat kekal”!
4. Ungkapkanlah Azas Black dengan kata-kata anda sendiri?
5. Apa syarat bagi sebuah kalorimeter ideal?

VI. TUGAS AKHIR


1. Dari hasil pengamatan berapakah suhu akhir setelah pencampuran?
2. Berapakah kalor jenis dari air?
3. Jelaskan bagaimanakah azas Black berlaku pada percobaan ini?

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 52


Laboratorium Fisika Dasar

VII. DATA PENGAMATAN

Kelompok :
:
:
Tanggal Praktikum :
Tanda Tangan Asprak: _____________________

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 53

Anda mungkin juga menyukai