Anda di halaman 1dari 70

Modul Praktikum Fisika Umum

MODUL PRAKTIKUM
FISIKA UMUM

Nama Praktikan : ………………………………………………………………


NIM / TM : ………………………………………………………………
Program Studi : ………………………………………………………………
Kelompok Praktikum : ………………………………………………………………
Rekan Kerja : 1. ………………………………………………....
2. ………………………………………………….
3. ………………………………………………….
4. ………………………………………………….
5. ………………………………………………….

Dosen Pembina MK : ……………………………………………………………

Asisten Praktikum : 1. …………………………………………………


2. ………………………………………………..
3. ………………………………………………..

Jadwal Praktikum : Hari …………………….. Jam ……………………

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022

Semester Januari – Juni 2022 i


Modul Praktikum Fisika Umum

Semester Januari – Juni 2022 ii


Modul Praktikum Fisika Umum

PEDOMAN MELAKUKAN PRAKTIKUM

1. Pelajari terlebih dahulu modul praktikum ini di rumah, sebelum memulai


praktikum.
2. Perhatikan jadwal praktikum yang telah di susun, praktikan harus datang tepat
waktu.
3. Di dalam laboratorium, praktikan:
a. harus berpakaian sopan (tidak boleh mernakai kaus oblong) dan harus
memakai Jas Lab.
b. tidak dibolehkan memakai sandal
c. dilarang makan, minum, membawa makanan, membrmyikan HP dan
merokok
d. tas harus diletakkan di tempat penitipan, tidak boleh meletakkan tas di
atas meja praktikan, kehilangan barang menjadi tanggung jawab
praktikan bersangkutan
4. Praktikan harus menyerahkan Tugas Pendahuluan kepada asisten sebelum
mulai
praktikum
5. Mintalah petunjuk kepada asisten mengenai alat dan cara kerjanya sebelum
praktikum dimulai. Jangan mencoba-coba alat sebelum diketahui cara
kerjanya.
6. Selama praktikum, bekerjalah dengan teliti dan seksama. Praktikan tidak
dibenarkan mengerjakan pekerjaan lain selain tugas praktikum. Kerusakan
alat
menjadi tanggung jawab kelompok praktikum yang bersangkutan
7. Kerjakan percobaan sesuai dengan prosedur percobaan, lalu catatlah data
yang
diperoleh pada sehelai kertas dan serahkan kepada asisten. Buat salinan data
tersebut sebagai pedoman untuk ujian praktikum di akhir semester.
8. Setelah selesai praktikum, rapikan kembali alatl bahan yang digunakan.
Matilmn
sumber arus listrik, lampu ruongan dan kipas angin.
9. Praktikan ikut memelihara kebersihan Laboratorium Fisika Dasar (LFD).
10. Buatlah laporan praktikum dengan rapi dan harus diserahkan paling lambat
satu
minggu setelah melakukan percobaan.
11. Bila praktikan berhalangan hadfu karena sakit harus menyerahkan surat
keterangan sakit dari dokter, dan praktikum diganti dengan waktu lain
(ditentukan kemudian)
12. Setiap pelanggaran akan dikenakan sanksi berupa tidak diperbolehkan
mengikuti praktikum (nilai praktikumnya adalah nol).

Kepala Laboratorium Fisika Dasar

Semester Januari – Juni 2022 iii


Modul Praktikum Fisika Umum

DAFTAR ISI

IDENTITAS PRAKTIKAN.................................................................................................... i

PEDOMAN MELAKUKAN PRAKTIKUM .......................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iv

PETUNJUK 1 PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN ............................................... 1

PETUNJUK II KETIDAKPASTIAN FUNGSI VARIABEL ; Pengukuran massa jenis ... 15

PETUNJUK III MEJA GAYA ............................................................................................ 22

PETUNJUK IV KOEFISIEN GESEKAN PADA BIDANG MIRING ............................... 26

PETUNJUK V PESAWAT ATWOOD ............................................................................... 32

PETUNJUK VI BANDUL FISIS…………………………………………………………37

PETUNJUK VII VISKOSITAS........................................................................................... 45

PETUNJUK VIII. KALORIMETER ................................................................................... 54

PETUNJUK IX. PERCOBAAN ARCHIMEDES……..………………………………….61

Semester Juli – Desember 2018 iv


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK 1

PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar.

2. Mampu menentukan ketidakpastian dari pengukuan tunggal dan berulang.

3. Mengerti angka berarti.

B. KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mengukur besaran dasar dengan alat yang sesuai dan
mengolah data hasil pengukuran sesuai aturan penulisan angka berarti disertai
ketidakpastiannya.

C. TEORI DASAR
1. Pendahuluan
Definisi dari pengukuran adalah kegiatan membandingkan ukuran fisis
suatu benda atau gejala dengan satuannya, menggunakan alat ukur. Setiap
pengukuran selalu diikuti oleh ketidakpastian (error). Penyebabnya antara lain
adalah adanya nilai skala terkecil (NST) alat ukur, kesalahan kalibarasi, kesalahan
titik nol, kesalahan pegas, adanya gesekan, kesalahan paralaks, fluktuasi
parameter pengukuran, kondisi lingkungan tempat melakukan pengukuran serta
keterampilan pengamat.
Ketidakpastian pengukuran mempengaruhi nilai sebenarnya dari suatu
besaran yang diukur. Makin kecil ketidakpastian, makin teliti pengukuran yang
dilakukan yang berarti makin mendekati nilai sebenarnya nilai besaran yang
diukur.
Mutu hasil pengukuran juga dipengaruhi oleh cara penyampaian hasil
pangukuran. Dalam Penuntun ini akan disajikan bagaimana cara penyampaian
hasil pengukuran serta ketidakpastian yang menyertainya.

Semester Januari – Juni 2022 1


Modul Praktikum Fisika Umum

2. Nilai Skala Terkecil dan Nonius


Setiap alat ukur memiliki suatu nilai skala yang tidak bisa dibagi lagi.
Nilai skala ini dinamakan Nilai Skala Terkecil (NST) dari alat ukur. Ketelitian
pengukuran yang kita lakukan bergantung pada NST ini. Dalam Gambar 1.1
diperlihatkan skala pada penggaris, biasanya disebut dengan skala utama.

Gambar 1.l. Skala utama dari mistar

Terlihat NST dari mistar adalah 0,1 satuan.


Untuk membantu pengukuran yang lebih teliti pada beberapa alat ukur
seperti jangka sorong dan mikrimeter sekrup, dilengkapi dengan skala nonius.
Umumnya terdapat pembagian skala utama dengan skala nonius, akibatnya garis
skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berimpit dengan skala utama.
Cara membaca hasil pengukuran pada alat ukur yang memiliki skala
nonius adalah sebagai berikut:
Misalkan pembagian skola utama dan skala nonius dari alat ukur adalah
slrala utama (SU) dan skala nonius (SN) dan posisi skala nonius yang
berimpit dengan slala utama adalah N1 Hasil pembacaan pengukuran di
cari dengan rumus berikut ini:
1. Hasilpembacaan = SU (mm) + Garis ke, NST (mm)
2. Hasil Pembacaan = SU (mm) + N1 / SN

Pelajari contoh di bawah ini!


Langkah-langkah pembacaan pengukuran dengan alat ukur yang memiliki
nonius
• Tentukan NsT dari nonius.
• Tentukan SU dan SN dengan cara membuat kedudukan titik nol skala
nonius berimpit dengan skala utama sebelum pengukuran, seperti Gambar
2a.

Semester Januari – Juni 2022 2


Modul Praktikum Fisika Umum

Skala Nonius

Skala Utama

Gambar 1.2.a. Kedudukan titik nol nonius berimpit dengan skala utama sebelum
pengukuran
Dari gambar 1. 2.a diperoleh:
NST = 0,1 satuan
SU = 9 dan SN = 10
• Misalkan saat melakukan pengukuran kedudukan skala nonius dan skala
nonius seperti Gambar 2.b. Amati hasil pembacaan skala utama tanpa nonius
lalu amati pula skala nonius yang berimpit dengan skala utama, dari sini
diperoleh N1.

Gambar 1. 2.b Kedudukan skala nonius saat pengukuran


Dari Gambar 1.2.b diperoleh hasil pembacaan skala utama tanpa nonius adalah
3,1 satuan dan N1 = 7. hasil pembacaan pengukuran adalah:

Semester Januari – Juni 2022 3


Modul Praktikum Fisika Umum

3. Alat ukur dasar


Alat ukur dasar yang akan dipelajari dalam penuntun ini adalah jangka
sorong, mikrometer sekrup, neraca teknis, penggaris, busur derajat dan stopwarch.
a. Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang, seped untuk mengukur panjang
kertas HVS. Mistar hanyamemiliki skala utama. Mistar ada yang memiliki batas
ukur 30 cm, 100 cm( seperti mistar plastik dan mistar logam ) dan 300 cm (seperti
mistar gulung). Skala utama pada mistar dapat dilihat dalam gambar 1.1 di atas.
b. Jangka sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur besaran fisiq panjang yang memiliki
skala utama dan skala nonius Gambar 1.3. Jangka sorong digunakan untuk
mengukur panjang tabung reaksi, diameter luar dan diameter luar tabung reaksi.
Untuk menentukan hasil pernbacaan pengukuran dari rangka sorong digunakan
persamaan (1.1) di atas.

Gambar 1.3. Jangka Sorong

Semester Januari – Juni 2022 4


Modul Praktikum Fisika Umum

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup juga memiliki skala utama dan skala nonius seperti
Gambar 1.4. Mikrometer sekrup biasanya digunakan untuk mengukur tebal dari
benda yang tipis seperti tebal kertas, tebal karton dan lainnya. Untuk menentukan
hasil pembacaan dari mikrometer sekrup digunakan persamaan (I) diatas.

Gambar 1.4. Mikrometer Sekrup (Micrometer Scew Gauge)

d. Neraca Teknis
Neraca teknis merupakan alat ukur massa. Neraca teknis yang digunakan
dalam Penuntun ini adalah neraca Ohaus tupe: 320 g., atau 3610 g. Skemanya
diperlihatkan dalam Gambar 1.5.

Gambar 1.5. Neraca Teknik (Ohauss) tipe 310 gram


Pada neraca teknis tipe 310 g terdapat empat beban yang bisa digeser
yaitu: 0 s/d 1 gram; 0 s/d 10 gram; 0 s/d 100 gram;O s/d 200 gram.

Semester Januari – Juni 2022 5


Modul Praktikum Fisika Umum

e. Stopwacth
Stopwatch merupakan alat ukur waktu, lebih tepatnya selang waktu antara
dua kejadian atau paristiwa fisis yang diamati. Stopwatch dapat diaktifkan dan
dinon aktifkan (dimatikan). Ketika memulai sesuatu pengukuran stopwatch
diaktifkan dan setelah pengukuran selesai stopwatch dinonaktifkan. Waktu yang
ditunjukkan stopwatch merupakan selang waktu dari pengukuran kita.

Gambar 1.6. Stopwatch analog (kiri) dan stopwatch digital (kanan)

Stopwatch terbagi dua jenis yakni: stopwatch analog dan stopwatch


digital. Stopwatch analog mempunyai jarum pendiek dan jarum panjang. Gerakan
jarum panjang menunjukkan waktu dalam detilg sedangkan jarum pendek
menunjukkan waktu dalam menit. Pembaca waktu pada stopwatch digital langung
terbaca berupa angka yang tampil pada displqt di badan stopwatch.
Stopwatch digital memiliki ketelitian yang lebih baik dari pada stopwatch
analog. Stopwatch analog memiliki ketelitian sebesar 0,1 detik sedangkan
stopwatch digital memiliki ketelitian sebesar 0,01 detik

INGAT!!!!

Untuk setiap kali melakukan pengukuran, alat ukur harus dikalibrasi


terlebih dahulu

Semester Januari – Juni 2022 6


Modul Praktikum Fisika Umum

4. Ketidakpastian Pengukuran
a. PengukuranTunggal
Apabila pengukuran dilakukan sekali saja atau tunggal, maka hasil
pengukuran dilaporkan dengan cara:
X= x + Δx(satuan) ……………………………………………….…...(1.2)
dengan:
X : besaran fisis yang diukur (misalnya panjagg, waktu massadan besaran
fisis) :
x : angka yang tmbacapada alat ukur
Δx: ketidakpastian mutlak
Ketidakpastian mutlak (KM) pada pengukuran tunggal adalah:
Δx = 1/2 NST........................................................................................(1.3)
b. Pengukuran berulang
Pengukur berulang akan menghasilkan sekumpulan data. Oletr sebab itu
hasil pengukuran berulang dilaporkan dengan cara sebagai berikut:
X = x ± Δx (satuan)...............................................................................(1.4)
Dengan : x = rata-rata dari kumpulan data
Δx = ketidakpastian pengukuran
Rata-rata dari kumpulan dara dicari dengan cara:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎
𝑥= atau
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎
∑𝑖 𝑥𝑖
𝑥= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (1.5)
𝑁
Jika pengukuran dilakukan dengan jumlah pengulangan 1<N≤5, maka
ketidakpasiannya ditentukan dari
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
∆𝑥 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (1.6)
𝑁
Dengan:
Rentangan data:=data tertinggi - data terendah
Pada pengukuran dengan jumlah pengulangan cukup sering ketidakpastian
ditentukan dengan standar devisi (s) dankurirpulan data jadi,

Semester Januari – Juni 2022 7


Modul Praktikum Fisika Umum

1 n X i − ( X i )
2 2

X = .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..(1.7)


n n −1
Dengan:
N = jumlah data dari pengukuran berulang
Xi = data ke-i
2
(∑ 𝑥𝑖 ) = jumlah dara kuadrat
∑(𝑥𝑖 )2 = jumlahkuadrat semua data
Hasil pengukuran baik pengukuran tunggal maupun pengukuran berulang
dapat pula dilaporkan menggunakan ketidakpastian ralatif (KR). Ketidakpastian
relatif dicari dengan cara sebagai berikut;
x
KR = .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... (1.8)
x
Hasil pengukuran yang dilaporkan menggunakan KR yakni:
X= [ x ± (KR x 100%)] (satuan)......................................................(1.9)

5. Angka Berarti
Angka berarti (AB) menunjukkan jurnlah digit angka yang akan
dilaporkan pada hasil akhir pengukuran. Angka berarti berkaitan dengan
Kesalatran Relatif (KR). Aturan praktis yang manghubungkan antara KR dan AB
adalah:
AB=l – log (KR)...............................................................................(1.10)
Nilai AB dibulatkan sesuai dengan aturan pembulatan.
contoh penggunaan AB dalam pengukuran diberikan dalam Tabel di bawah ini:
Nilai yang teratur KR (%) AB Hasil Penulisan
0,1 4 (1,202±0,001) x 103
1,202 x 103 1 3 (1,20±0,01) x 103
10 2 (1,2±0,1) x 103

Semester Januari – Juni 2022 8


Modul Praktikum Fisika Umum

D. ALAT DAN BAHAN


1. Mistar
2. Jangka sorong
3. Mikrometer sekrup
4. Neraca Ohauss
5. Stopwatch (analog dan digital)
6. Tabungreaksi
7. Plat aluminium/ karton
E. Tugas Pendahuluan
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran ? dan jelaskan juga alasan, kenapa
dalam fisika kegiatan pengukuran.merupakan suatu hal yang sangat
penting.
2. Sebutkan faktor-faktor yang menentukan rnutu hasil pengukuran.
3. Apa yang dimaksud dengan : ketepatan (resolusi) dan kesalahan
(ketidakpastian) dari hasil pengukuran, jelaskan masing-masingnya.
4. Apa yang dimaksud dengan kesalahan paralaks? Dan bagaimana cara
mengatasinya.
5. Kenapa kita kadang-kadang hanya dapat mengamati dan rnengukur suatu
gejala hanya I kali saja? Jelaskan dengan contoh.
6. Alat ukur mempunyai nilai skala. Apa yang dimaksud dengan skala alat
ukur? apa itu NST? Dan apa konsekwensi adanya NST alat ukur umumnya
tidak kurang dari 1 mm?
7. Sebutkan beberapa kesalahan sistematik yang sering muncul dalam
kegiatan pengukuran dan jelaskan masing-masingnya.
8. Kenapa ada beberapa alat ukur dilengkapi dengan nonius? Sebutkan
beberapa alat ukur yang rnenggunakan nonius.
9. Jelaskan NST dan batas ulkur maksimum untuk beberapa alat ukur berikut
ini:
a. Mistar
b. Jangka sorong
c. Mikrometer sekrup

Semester Januari – Juni 2022 9


Modul Praktikum Fisika Umum

10. Apa perbedaan massa dengan berat benda ? dan sebutkanjuga contoh alat
ukur massa dan alat ukur berat tersebut.
11. Untuk apa gunanaya stopwatch? Dan berikan juga dua contoh
kegunaannya.
12. Apa yang dimaksud dengan suhu atau temperatur? Dan sebutkan juga
beberapa jenis alat pengukuran suhu yang biasa dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
13. Sebutkan beberapa gejala kelistrikan yang dapat dikur beserta nama alat
ukur yang biasa untuk keperlukan itu.
14. Jelaskan bagaimana bedanya susunan rangkaian pengukuran kuat arus
listrik dan pengukuran tegangan listrik (gambarkan)
15. Jelaskan dengan contoh perbedaan antara angka berarti, angka pasti dan
angka taksiran.
16. Jelaskan manfaat pemakaian notasi ilmiah dalarn penulisan hasil
pengukiran orde baru.
17. Sebutkan empat aturan angka berarti.
18. Panjang sebuah pensil yang diukur tunggal, dilaporkan l= (12,8 ± 0.05)
cm. Apa artinya? Beberapa NST alat ukur yang digunakan?
19. Data pengukuran luas lembaran kertas adalah; l0,l; 10,2; 10,0; 10,0; 9,8;
10,1; 9,8; 10,3; 9,7; dan l0,0. nyatakanlah hasil pengukuran luas tersebut
berdasakan angka berarti disertai ketidakpastiannya.
F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tentukan NST dari alat ukur di bawah ini:
a. Mistar
b. Jangka sorong
c. Miultimeter sekrup
d. Neraca Ohauss
e. Stopwatch
Isikan dalam tabel 1.
2. Lakukan pengukuran masing-rnasing satu kali dengan alat ukur yang tepat
untuk objek-objek di bawah ini, dan nyatakan hasil pengukuran anda

Semester Januari – Juni 2022 10


Modul Praktikum Fisika Umum

berserta ketidakpastian mutlaknya dan ketidakpastian relatifirya serta


angka penting yang digunakan.
a. Panjang kotak jangka digunakan
b. Diameter dalam tabung reaksi
c. Diameter luar tabung reaksi
d. Kedalaman tabung reaksi
e. Tebal plat aluminium
Isikan dalam tabel2
3. Lakukan pengukuran sebanyak 5 kali untuk objek-objek di bawah ini,
nyatakan hasil pengukuran berserta ketidakpastian mutlaknya dan
ketidakpastian relatifnya serta angka penting yang digunakan.
a. Panjang kotak jangka sorong
b. Diameter dalam tabung reaksi
c. Diameter luar tabung reaksi
Isikan dalam tabel 3
4. Lakukan pengkuran sebanyak 10 kali untuk onjek-objek di bawah ini
nyatakan hasil pengukuran anda beserta ketidakpastian mutlaknya dan
ketidakpastian relatifnya serta angka penting yang digunakan.
a. Kedalaman tabung reaksi
b. Tebal plat aluminium
Isikan dalam tabel 4

G. PENGOLAHAN DATA
Lakukan pengolahan data untuk mencari nilai rata-rata dan ketidakpastian
dari pengukuran berulang, yaitu untuk tabel2 (N=5) dan tabel 3 (N= l0) di atas.
Laporkan hasil pengukuran menurut aturan angka penting beserta ketidakpastian
mutlak dan ketidakpastian relatif-nya.

Semester Januari – Juni 2022 11


Modul Praktikum Fisika Umum

H. TUGAS AKHIR
1. Bandingkan NST antara mistar, jangka sorong dan miikrometer sekrup.
Nyatakan kesimpulan anda.
2. Bandingkan hasil pengukuran tunggal dengan hasil pengukuran berulang
untuk objek pengukuran yang sarna, nyatakan kesimpulan anda.
3. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi salama pengukuran.

I. DAFTARPUSTAKA
1. Kirkup, L. 1994. Experimental Methods. John Willey & Son. Singapore.
2. Cicero, H. Bernard, Chirold D.EEP, (1995) Laboratory Expriments in
College Physics, John Willey & Sons Inc. New York.
3. Laboratorium Fisika Dasar ITB, (2002), Penuntun Pratikum Fisika Dasar
I, Penerbit ITB, Bandung.

Semester Januari – Juni 2022 12


Modul Praktikum Fisika Umum

JURNAL DATA

Nama/NIM Tanggal

Partner 1. Asisten 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

Tabel 1. NST beberapa alat ukur

No Alat Ukur NST

1 Mistar

2 Jangka sorong

3 Mikrometer sekrup

4 Neraca ohaus

5 Stopwatch

Tabel 2. Pengukuran tunggal


NST Hasil Jumlah
Alat ukur KR
No Objek alat Pengukuran angka KM
yang tepat (%)
ukur 𝑋 = 𝑥 ± ∆𝑥 penting
Panjang
1 kotak jangka
srong
Diameter
2 dalam tabung
reaksi
Diameter luar
3
tabung reaksi
Kedalaman
4
tabung reaksi
Tebal plat
5
alumunium

Semester Januari – Juni 2022 13


Modul Praktikum Fisika Umum

Tabel 3. Pengukuran berulang (N=5).


Objek pengukuran
Data
ke i Panjang kotak jangka Diameter dalam tabung Diameter luar tabung
sorong (xi) reaksi (xi) reaksi (xi)
1
2
3
4
5
N=5 ∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑋𝑖

Tabel 4. Pengukuran berulang (N=10).


Objek yang diukur
Data
ke I Kedalaman tabung reaksi Tebal plat alumunium

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

N=10 ∑ 𝑋𝑖 ∑ 𝑋𝑖

Semester Januari – Juni 2022 14


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK II
KETIDAKPASTIAN FUNGSI VARIABEL ;
Pengukuran massa jenis

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan rambatan ketidakpastian (error propagation) pada
pengukuran fungsi variabel.
2. Menentukan massa jenis silinder materi.

B. KOMPETENSI
Mahasiswa rnampu mengukur besaran fungsi variabel serta mengolah
data hasil pengukuran sesuai aturan angka berarti yang disertai ketidakpastiannya.

C. TEORIDASAR
1. Pendahuluan
Dalam menetukan nilai suatu besaran fisis ada yang tidak dapat diukur
secara langsung dalam percobaan. Misalnya menentukan massa jenis benda.
Untuk menentukan massa jenis (𝜌), data yang langsung diperoleh dari pangukuran
adalah massa benda (m) dan volume benda (V). Lalu, massa jenis ditentukan dari
rumus:

𝑚
𝜌= ………………………………………..……………(2.1)
𝑉

Ketidakpastian dalam pengukuran massa dan volume mempengaruhi


ketidakpastian pada massa jenis. hal ini, dikenal dengan rambatan ketidakpastian.

2. Rambatan Ketidakpastian (error propagotion)


Misalkan Z merupakan fungsi dari X dan Y atau Z(X,Y). Dimana , X dan
Y adalah besaran yang dapat diukur secara langsung. Ketidakpastian dalam X,
katakanlah ∆X dan ketidakpastian dalam Y adalah ∆Y. Ketidakpastian dalam Z,
∆Z ditentukan dengan cara sebagai berikut:

Semester Januari – Juni 2022 15


Modul Praktikum Fisika Umum

a. Jika ∆X dan ∆Y dicari dari NST (pada pengukuran tunggal), maka:

……………………………(2.2)

Dengan:

adalah diferensial Z terhadap X dengan mengambil Y konstan

adalah diferensial Z terhadap Y dengan mengambil X konstan

b. Jika ∆X dan ∆Y dicari dari standar devisiasi (pada pengukuran berulang),

maka:

……………………………….(2.3)

Dengan:

dan

c. Jika ∆X dari NST (pengukuran tunggal) dan ∆Y dari standar deviasi


(pengukuran berulang), maka:

………………………………….(2.4)

Atau jika ∆Y dari NST (pengukuran tunggal) dan ∆X dari standar deviasi
(pengukuran berulang), maka:

………………………………...(2.5)

3. Pengukuran massa jenis


Dalam Penuntun ini, massa jenis benda (materi) yang akan diukur adalah
silinder materi. Rumus untuk massa jenis diberikan oleh persamaan:

𝑚
𝜌= ……………,,,,,,,,,,,,,,………………………………………(2.6)
𝑉

Semester Januari – Juni 2022 16


Modul Praktikum Fisika Umum

m adalah massa silinder yang dapat diukur langsung dengan ketidakpastian ∆m.
Sedangkan V adalah volume silinder yang diperoleh secara tidak langsung.
Volume silinder ditentukan dari persamaan:

V =luas alas x tinggi = ………………………...….(2.7)

dengan D dan L berturut-turut adalah diameter dan panjang silider yang dapat
diukur secara langsung. Dengan demikian, ketidakpastian dari volume (∆V)
bergantung pada ketidakpastian diameter (∆D) dan ketidakpastian panjang (∆L),
yang diberikan oleh hubungan dalam persamaan (l), (2), (3) atau (4), sesuai
dengan pengukuran yang dilakukan (tunggal, berulang atau carnpur). Misalnya
untuk pengukuran tunggal, ∆C ditentukan sebagai berikut:

(2.8)

Begitu pula, ketidakpastian dari massa jenis (∆p) ditentukan dari ketidapastian
massa (∆m) dan ketidakpastian volume (∆V), menurut hubungan dalam
persamaan (1), (2), (3) atau (4), sesuai dengan pengukuran yang dilakukan
(tunggal, berulang atau campur). Misalnya untuk pengukuran funggal, ∆V
ditentukan sebagai berikut:

…………………………………(2.9)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Silinder materi sebanyak 1 kotak
2. Jangka sorong
3. Mikrometer sekrup
4. Neraca teknis (Ohaus tipe 310 g atau tipe 2610 g)

Semester Januari – Juni 2022 17


Modul Praktikum Fisika Umum

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Seseorang mahasiswa fisika hendak mengetahui besarnya gravitasi di suatu
daerah yang tingginya 400 m di atas permukaan laut menggunakan ayunan
sederhana. Rumus yang dipkai adalah:
𝐼
g = (39,44) x ( 2 ) , dengan I panjang ayunan dan T perioda ayunan
𝑇
Dafa hasil pengukuran diberikan dalam table dibawah ini.
Perc. Panjang Waktu 10 kali Waktu satu kali Percepatan
T2
Ke ayunan (I) ayunan (t) ayunan (T)= t/10 gravitasi
1 0.20 m
2 0.25 m
3 0.30 m
4 0.45 m
5 0.45 m
6 0.50 m
7 0.55 m
g rata-rata = .........m/s

a. olahlah data tersebut dan masukkan hasilnya pada tabel data yang masih
kosong.
b. Buatlah grafik hubungan T2 sebagai fungsi I.
2. Berdasarkan soal no. 1 bila panjang bandul di ukur dengan mistar yang
NST-nya 0,1 cm dan waktu ayunan di ukur dengan stopwatch yang NST
nya 0,1 sekon, tentukanlah percepatan gravitasi yang harus dilaporkan
beserta ketidakpastiannya(KM dan KR).

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Lakukan pengukuran tunggal terhadap massa silinder materi. Gunakan alat
ukur yang tepat. Catat hasilnya di dalam tabel 1.
2. Lakukan pengukuran tunggal terhadap diameter dan panjang selinder
materi, untuk menetukan volume selinder beserta ketidakpastiannya. Catat
hasilnya di dalam tabel 1.

Semester Januari – Juni 2022 18


Modul Praktikum Fisika Umum

3. Ulangi langkah 1 dan 2, tetapi dengan pengukuran bervariasi yakni:


pengukuran massa satu kali, pengukuran diameter silinder sebanyak 5 kali
dan penguluran silinder sebanyak 5 kali dan pengukuran panjang l0 kali.
Catat hasilnya di dalam tabel 2.
4. Ulangi langkah 1 dan 4, tetapi untuk pengukuran berulang masing-masing
besaran sebanyak 10 kali. Catat hasilnya di dalam tabel 3.

G. PENGOLAHAN DATA
1. Carilah Vs dan ∆V pada pengukuran tunggal dari datadalam tabel data l.
2. Carilah Vo dan ∆Y pada pengukuran bervariasi dari data dalam tabel data
3. Carilah Vo clan ∆V pada pengukuran berulang dari data dalam tabel data 3.
4. Carilah Vo dan ∆V pada pengukuran tunggal dari data dalam tabel data l.
laporan hasil pengukuran massa jenis (𝜌) berserta ketidakpastiannya
menurut afuran angka penting.
5. carilah Vo dan ∆V pada pengukuran bervariasi dari data dalam tabel data 2.
laporan hasil pengukuran massa jenis (𝜌) beserta ketidakpastiannya menurut
aturan angka penting.
6. carilah V0 dan ∆V pada pengukuran berulang dari data dalam tabel data 3.
7. Laporan hasil pengukuran massa jenis (𝜌) berserta ketidakpastiannya
menurut aturan angkan penting.

H. TUGAS AKHIR
1. Bandingkan hasil pengukuran massa jenis yang diperoleh pada setiap
percobaan, nyatakan kesimpulan anda.
2. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama pengukuran.

I. DAFTAR PUSTAKA
Cicero, H. Bernard D. EEP, (1995). laboratory Experiment in College Pysics,
Jonh Willey & Sons Inc. New York.
Kirkuo, L 1994. Experimental Metode. Jonh Willey & Sons Inc. Singapore.

Semester Januari – Juni 2022 19


Modul Praktikum Fisika Umum

J. JURNAL DATA

Nama/ Nim : Tanggal :


: :
1
2
Partner Asisten
3
4

Tabel 1. Pengukuran tunggal


No. Besaran yang diukur Alat ukur Hasil Pengukuran KM KR AB
(%)
1 Massa silinder
2 Diameter silinder
3 Panjang silinder

Hasil pengukuran Ketidakpastian Volume Massa jenis


pengukuran

𝐷
Massa Diameter Panjang ∆m ∆D ∆L v0= 𝜋( 20)2 L0 ∆V 𝜌0 ∆𝜌
(m0) (D0) (L0)

Semester Januari – Juni 2022 20


Modul Praktikum Fisika Umum

Tabel 2. Pengukuran masing- masing besaran bervariasi

No. Hasil pengukuran


Massa (Kg) Diameter (m) Panjang (m)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tabel 3. Pengukuran berulang dari masing- masing besaran (N= 10)

No Hasil pengukuran m12 D12 L12


Massa, m1 Diameter, Panjang,
D1 L1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Semester Januari – Juni 2022 21


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK III
MEJA GAYA
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuktikan kebenaran hukum I Newton pada sistem kesetimbangan.
2. Menentukan resultan gaya yang bekerja pada satu titik tangkap.

B. KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mengukur resultan gaya yang bekerja pada satu titik
tangkap serta rnengolah data hasil pengukuran menggunakan angka berarti dan
ketidak pastian untuk membuktikan kebenaran hukum 1 Newton.

C. TEORI DASAR
1. Pendahuluan
Jika suatu benda dipengaruhi oleh beberapa buah gaya, tetapi benda tetap
diam berarti benda berada dalam kesetimbangan. Resultan gaya yang bekerja pada
benda yang setimbang sama dengan nol, seperti yang disyaratkan oleh hukum 1
Newton. Misalkan sebuah benda dipengaruhi oleh 3 buah gaya yakni F1, F2, dan
F3 dan benda dalam kesetimbangan seperti Gambar 1, maka:
∑ F = F1+ F2 + F3 = 0 ………………………………………………... (3.l)

Gambar 3.1. Kesetimbangan Tiga Gaya


Besar gaya resultan dapat dicari dengan cara sebagai berikut:

Semester Januari – Juni 2022 22


Modul Praktikum Fisika Umum

…….………………………….(3.2)

Atau

……………………………………………....(3.3)

D. ALAT DAN BAHAN


1. Meja gaya
2. Tiga set beban
3. Busur derajat
4. Neraca derajat
5. Benang
6. Gunting
7. Mistar
8. Katrol

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Nyatakan hukum I Newton dengan kata-kata anda sendiri.
2. Sebutkan dua contoh penggunaan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Buktikan persamaan (2) dan (3).

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susun meja gaya dan katrol dengan bahan yang beratnya masing-masing F1,
F2, dan F3 serta benang L1, L2, dan L3 seperti gambar 3.2.

Gambar 3.2. Meja Gaya

Semester Januari – Juni 2022 23


Modul Praktikum Fisika Umum

2. Hitung besar sudut antara masing-masing benang misalkan 𝛼, 𝛽, 𝛾 dengan


persamaan (l) dan bandingkan dengan hasil pengukuran.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 sebanyak 4 kali dengan mengubah-ubah berat
beban. Catat hasilnya dalam Tabel data.
G. PENGOLAHAN DATA
1. Carilah resultan gaya F2, dan F3 dengan sudut antara kedua gaya tersebut
adalah 𝛼. Bandingkan hasilnya dengan besar gaya F1.
2. Carilah resultan gaya F1 dan F3 dengan sudut antara kedua gaya tersebut
adalah 𝛽. Bandingkan hasilnya dengan besar gaya F2
3. carilah resultan gaya Fl dan F2 dengan sudut antara kedua gaya tersebut
adalah 𝛾. Bandingkan hasilnya dengan besar gaya F3.
4. Carilah ketidakpastian KM, KR dan Angka Berarti setiap pengukuran.
H. TUGAS AKHIR
1. Bandingkan hasil pengukuran sudut yang diperoleh pada setiap percobaan
dengan hasil perhitungan menggunakan persamaan (l), nyatakan
kesimpulan anda.a
2. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama pengukuran.

Semester Januari – Juni 2022 24


Modul Praktikum Fisika Umum

I. JURNAL DATA

Nama/ Nim : Tanggal :


: :
1
2
Partner Asisten
3
4

Perc Pengukuran Perhitungan


ke F1±∆F1 F2±∆F2 F3±∆F3 𝛼 ± ∆𝛼 𝛽 ± ∆𝛽 𝛾 ± ∆𝛾 𝛼 ± ∆𝛼 𝛽 ± ∆𝛽 𝛾 ± ∆𝛾
1
2
3
4
5

Semester Januari – Juni 2022 25


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK IV
KOEFISIEN GESEKAN PADA BIDANG MIRING

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan nilai koefisien gesekan statis dan kinetis pada berbagai
bidang yang berbeda permukaanya (kasar/halus).
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menentukan besamya koefisien gesekan
bidang.
B. KOMPETENSI
Mahasiswa mampu melakukan pengukuran nilai koefisien gesekan serta
mengolah data hasil pengukuran menggukan angka berarti disertai ketidak
pastiannya dan mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
besamya koefisien gesekan.

C. TEORI DASAR
Energi yang tepakai pada peralatan (mesin) mekanis dapat didefinisikan
sebagai kapasitas peralatan untuk melakukan kerja. Ada beberapa peralatan yang
digunakan untuk mengkonversikan energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Tetapi
tinjauan ekperimen dan teoritis menyatakan bahwa energi total adalah kekal.
Salah satu jenis peralatan yang digunakan untuk mempelajari prinsip kerja dan
kekekalan energi adalah bidang miring. Seperti terlihat Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Set Bidang Miring


Jika tidak ada gesekan antara bidang miring dengan benda dan benda
bergerak dengan kecepatan tetap, sejumlah gaya yang sama besamya akan
diperlukan benda untuk begerak ke atas, dan ke bawah bidang, misalnya F. Jika

Semester Januari – Juni 2022 26


Modul Praktikum Fisika Umum

tedapat gesekan antara bidang dengan benda maka gaya total yang dialami benda
akan berkurang. Gaya gesekan ini depengaruhi oleh koefisien gesekan antara
benda dengan bidang. Dalam percobaan ini akan di tentukan nilai koefisien pada
berbagai bidang yang berbeda pemukaannya (kasar/halus). Ada beberapa cara
untuk rnenentukan koefisien gesekan yaitu:
1. Mengukur gaya tarik yang diperlukan untuk menggerakan balok dengan
kecepatan konstan saat tepat akan bergerak pada bidang horizontal, seperti
Ganbar 4.2.
Bila katrol dianggap tak bermassa dan gesekan katrol diabaikan terhadap
tali, pada saat balok tepat akan bergerak atau ketika balok telah bergerak dengan
kecepatan konstan berarti memenhi hukum I Newton yaitu resultan gaya arah
mendatar dan arah vertikal sama dengan nol.

Gambar 4.2 Menghitung koefisien gesekan dengan menarik benda pada


bidang datar

Gaya tarik balok (F) = gaya gesekan antara balok dengan bidang datar atau
F = 𝜇N
Tetapi,
N = W = m.g
Jadi,
𝐹
𝜇= ,………………………..…………………………………(4.1)
𝑚.𝑔

2. Mengukur sudut miring (𝜃) suatu bidang miring yang menyebabkan balok pada
bidang itu bergerak turun dengan kecepatan konstan atau tepat akan bergerak
ke bawah. Seperti gambar 4.3.

Semester Januari – Juni 2022 27


Modul Praktikum Fisika Umum

Gambar 4.3. Menghitung koefisien gesekan dengan cara mengukur sudut

Bidang miring diatur kemiringannya sedemikian rupa sehingga balok yang


berada diatasnya tepat meluncur ke bawah. Pada saat ini, juga memenuhi hukum I
Newton yaitu:
W sin 𝜃 = fk = 𝜇N
Tetapi,
N = Wsin 𝜃
Sehingga:
𝜇 = tan 𝜃 ……………….........................……………………...(4.2)
3. Mengukur gaya tarik (F) yang diperlukan untuk menggerakkan balok ke atas
dengan kecepatan konstan atau tepat akan bergerak di bidang miring dengan
sudut miring 𝜃. Seperti gambar 4.4.

Gambar 4.4. Menghitung koefisien gesekan dengan cara menarik balok


pada bidang miring dengan sudut tertentu
Balok ditarik sejajar bidang miring ke atas. Pada saat balok tepat akan
bergerak, atau ketika balok telah bergerak dengan keceptan konstan oleh gaya
tarik (F), memerurhi hukum I Newton seperti dituniukkan oleh persamaan:
F = fk + W sin 𝜃

Semester Januari – Juni 2022 28


Modul Praktikum Fisika Umum

= 𝜇N + W sin 𝜃
Tetapi,
N = W cos 𝜃
Jadi:
F − W sin 𝜃
𝜇= ………………………………................…………..(4.3)
W cos 𝜃

D. ALAT DAN BAHAN


1. Bidang miring
2. Tiga balok kayu dengan massa berbeda
3. Katrol
4. Neraca pegas
5. Benang
6. Gunting

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah sudut kemiringan bidang mempengaruhi koefisien gesekan.
Jelaskan.
2. Apakah yang dimaksud dengan koefisien gesekan statis dan koefisien
gesekan kinetis.

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Susunlah peralatan seperti pada Gambar 4.2. Lakukan percobaan dengan
menggunakan balok yang berbeda massanya. Catat data pengamatan
dalam Tabel 1.
2. susunlah peralatan seperti pada Gambar 4.3. Lakukan percobaan dengan
menggunakan balok yang berbeda massanya. catat data pengamatan dalam
Tabel 2.
3. Susunlah peralatan seperti pada gambar 4.4. Lakukan percobaan dengan
menggunakan balok yang berbeda massanya. catat data pengamatan dalam
Tabel 3.

Semester Januari – Juni 2022 29


Modul Praktikum Fisika Umum

G. PENGOLAHAN DATA
1. Tentukan nilai koefisien gesekan dari data Tabel 1 menggunakan
persamaan (4.1). Laporkan hasil pengukuran beserta KM dan KR-nya.
2. Tentukan nilai koefisien gesekan dari data Tabel 2 menggunakan
persamaan (4.2).Laporkan hasil pengukuran beserta KM dan KR-nya.
3. Tentukan nilai koefisien gesekan dari data Tabel 3 menggunakan
persamaan (4.3). Laporkan hasil pengukuran beserta KM dan KR-nya.

H. TUGAS AKHIR
1. Apakah kesimpulan anda dari percobaan di atas.
2. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama pengukuran.

I. DAFTAR PUSTAKA
Cicero, H. Bernard D. EEP, (1995). laboratory Experiment in College Pysics,
Jonh Willey & Sons Inc. New York.

Semester Januari – Juni 2022 30


Modul Praktikum Fisika Umum

J. JURNAL DATA

Nama/ Nim : Tanggal :


: :
1
2
Partner Asisten
3
4
Tabel 1. Balok ditarik pada bidang datar
Perc Balok W0±∆W F0±∆F Fo
𝜇=
ke 𝑊𝑜
1 I
2 II
3 III
Tabel 2. Balok diluncurkan pada bidang miring
Perc Balok W0±∆W 𝜃 0±∆ 𝜃 𝜇 = tan 𝜃0
ke
1 I
2 II
3 III
Tabel 3. Balok ditarik pada bidang miring ke atas

Perc Balok W0±∆W 𝜃 0±∆ 𝜃 F0±∆F F − Wo sin 𝜃𝑜


𝜇=
ke Wo cos 𝜃𝑜
1 I
2 II
3 III

Semester Januari – Juni 2022 31


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK V
PESAWAT ATWOOD

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kecepatan dan percepatan benda yang bergerak memenuhi
Hukum Newton.
2. Menentukan momen inersia katrol.

B. KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mengukur kecepatan dan percepatan benda yang
bergerak memenuhi hukum Newton dan rnengolah data hasil pengukuran
menggunakan angka berarti disertai ketidakpastian.

C. TEORI DASAR
Bila suatu katrol hanya dapat berputar pada porosnya yang diam, maka
geraknya dapat dianalisis dengan menggunakan gambar 2.
T1 - Mg –T2 - N = a ………………………………………………..………(5.1)
T1R – T2R = Ta ……………………………………………………...…….(5.2)
𝑎
𝛼 = 𝑅 ………………………………………………………………………(5.3)

Gambar 5.1. Gaya-gaya pada Katrol Gambar 5.2. Katrol dan Beban
a adalah percepatan tangensial tepi katrol dan percepatan ini sama dengan
percepatan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. Bila suatu
benda digantungkan pada tali seperti Gambar 3, maka percepatan benda adalah:

………………………………………….(5.4)

Semester Januari – Juni 2022 32


Modul Praktikum Fisika Umum

Perhatikan gambar 2, jika massa beban tak sama maka sistem akan
bergeraklurus dipercepat beraturan. Dengan rnengukur jarak yang ditempuh serta
mengukur waktu yang diperlukan kita dapat menentukan percepatan beban dari
percobaan.
Jika percepatan telah diketahui maka dengan menggunakan Persamaan (4)
kita dapat menghitung momen inersia katrol. Jika massa beban sama, maka sistem
akan bergerak lurus beraturan atau diam ( hukum I Newton). jika ada awalnya
sistem telah mempunyai kecepatan (dalam keadaan bergerak), maka kecepatan
awal tersebut dapat ditentukan dengan mengukur jarak tempuh dan waktu tempuh
benda.

D. ALAT DAN BAHAN


Alat - alat yang digunakan:
1. Pesawat Atwood yang terdiri dari
(gambar 1)
a. Tiang berkala R yang pada ujung
atasnya terdapt katrol P.
b. Tali pengantar yang massanya
dapat diabaikan.
c. Dua beban M1 dan M2 berbentuk
silinder dengan massa masing-
masing M yang dikaitkan pada
ujung-ujung tali penggantung.
d. Dua beban tambahan dengan
massa masing-masing m1 dan m2.
e. Genggaman G dengan pegas S,
penahan beban B, penahan beban
tabahan A yang berlubang.
2. Stopwatch.
3. Neraca teknis
Gambar 5.3.
4. Kertas grafik (milimeter), sediakan sendiri.
PesawatAtwood

Semester Januari – Juni 2022 33


Modul Praktikum Fisika Umum

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan hukum I Newton.
2. Tuliskan secara matematis hukum II Newton dan sebutkan arti lambang-
lambang yang dipergunakan.
3. Dimulai dari definisi a = dv / dt dan v = dx / dt, turunkanlah persamaan
gerak yang menyatakan v dan x sebagai fungsi dari waktu untuk
percepatan tetap.
4. Tuliskan hukum III Newton dan ungkapkan artinya.
5. Tuliskan besaran-besaran pada gerak rotasi yang analog (menggantikan
peranan) besaran-besaran pada gerak linier seperti kedudukan x, kecepatan
linier v, percepatan linier a, massa m, gaya F dan momentum linier p.
6. Tuliskan hukurn II Newton untuk gerak rotasi.
7. Buktikan Persamaan 4.
8. Tentukanlah momen inersia katrol jika M1 = M2 = M, dari Persamaan 4.
9. Jika momen inersia katrol dapat diabaikan, bagaimana dengan percepatan
benda?.
10. Gambarkan gafik kedudukan x terhadap t2 pada gerak lurus dipercepat
beraturan untuk kecepatan dan kedudukan awal masing-masing nol, dan
terangkan cara menentukan percepatan (a) dari grafik tersebut.
11. Gambarlah grafik kedudukan x terhadapat waktu t untuk sistem bergerak
dengan kecepatan tetap dan terangkan cara untuk mencari kecepatan dari
grafik tersebut awalnya nol.

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Timbang massa beban M1, M2. m1 dan m2.
2. Periksa apakah pesawat Arwood telah siap untuk dipergunakan.
a. Pastikan bahwa tiang tidak miring.
b. Pastikan bahwa katrol dapat berputar dengan bebas.
c. Gantungkan M1 dan M2 pada ujung-ujung tali kemudian pasang tali
pada katrol.
d. Pastikan bahwa tali sejajar dengan tiang.
e. Pasang M1 pada genggaman G dan tambahkan beban m1 pada M2.
lepaskan M1 dengan menekan pegas S. Pastikan bahwa beban M2
dapat melalui A tanpa terganggu dan hanya beban M1 saja yang
tertahan di A.
3. Ukur tinggi beban M2 dan jari-jari katrol yang digunakan.
4. Pasanglah M1 pada G dan tambahkan beban m1 pada m1 Catat posisi A, B,
dan C pada keadaan ini. Lepaskan M1 dari genggaman G dengan menekan
pegas S. Catat waktu IAB, yaitu waktu yang diperlukan oleh beban M2
(setelah tambahan m1 tersangkut di A) untuk menempuh jarak xAB.

Semester Januari – Juni 2022 34


Modul Praktikum Fisika Umum

5. Ulangi percobaan 4 dengan menggunakan beban m2, atau m1 + m2


6. Ulangi percobaan 4 dan 5 dengan jarak xAB yang berbeda (dengan
mengubah kedudukan B, kedudukan A dan C tetap).
7. Ulangi percobaan 4, 5, dan 6 untuk jarak xAB yang berbeda-beda
8. Aturlah kedudukan A, B, dan C ( sebaiknya CA cukup jauh sedangkan AB
dekat). Catat kedudukan C dan A. Pasang M1 pada G dan tambahkan
beban tambahan m1 pada m2. lepaskan M1 dari G, catat waktu tCA, yaitu
waktu yang diperlukan beban M2 + m1 untuk menempuh jarak xCA.
9. Ulangi percobaan 8 dengan mengganti m1 dengan m2.
10. Ulangi percobaan 8 dan 9 untuk berbagai jarak xAB yang berbeda.

G. PENGOLAHAN DATA
1. Buatlah grafik antara xAB terhadap tAB untuk setiap beban tambahan jarak
xAB harus dikoreksi dengan memperhatikan tinggi beban M2. Dari grafik
1tentukan kecepatan M2 sesaat setelah melewati A untuk setiap beban
tambahan.
2. Buatlah grafik antara xAB terhadap tCA untuk setiap beban tambahan dari
data yang diperoleh dari langkah percobaan 8 sampai dengan 10.
3. Dari grafik 4 tentukanlah percepatan M2 untuk setiap beban tambahan.

H. TUGAS AKHIR
1. Apakah jarak xAB juga harus dikoreksi dengan tinggi M2? Jelaskan.
2. Hitunglah momen inersia katrol.

I. REFERENSI
Laboratorium Fisika Dasar ITB, (2002). Penuntun Praktikum FISIKA DASAR I,
Penerbit ITB, Bandung.

Semester Januari – Juni 2022 35


Modul Praktikum Fisika Umum

J. JURNAL DATA

Nama/ Nim : Tanggal :


: :
1
2
Partner Asisten
3
4
Massa beban
M1 + ∆M1 M2 + ∆M2 m1 + ∆m1 M2+ ∆m2

Table 1. Untuk beban m1


Data Ke Jarak AB Waktu (tAB)
1
2
3
4
5
Table 2. Untuk beban m2
Data Ke Jarak AB Waktu (tAB)
1
2
3
4
5
Table 3. Untuk beban m1
Data Ke Jarak CA Waktu (tCA) tCA2
1
2
3
4
5

Table 4. Untuk beban m2


Data Ke Jarak CA Waktu (tCA) tCA2
1
2
3
4
5

Semester Januari – Juni 2022 36


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK VI
BANDUL FISIS

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan percepatan grafik dengan menggunakan bandul fisis.

B. KOMPETENSI
Mahasisiwa mampu mengukur konstanta di suatu tempat menggunakan
bandul fisis serta mengolah data hasil pengukuran menggunakan angka berarti
disertai ketidak pastiannya.

C. TEORI DASAR

Gambar 1. Bandul Fisis


Dalam modul ini kita akan mempelajari gerak suatu bendul yang bentuknya
sembarangan yang lazim disebut bandul fisis. Perhatikan bandul fisis dengan
pusat massanya di C dan poros horizontalnya melalui P pada Gambar 1. Sebagai
acuan untuk simpangan sudut θ kita ambil sumbu Z yang vertikal melalui P
sehingga dalam kesetimbangan θ = θ.
Bila diberi simpangan bandul ini dapat berayun, karena pada bandul ini ada
mimen gaya pulih yaitu suatu momen gaya yang selalu mengembalikan bandul
pada kedudukan kesetimbangan.

Semester Januari – Juni 2022 37


Modul Praktikum Fisika Umum

Ayunan ini dapat digolongkan sebagai gerak harmonik sudut (angular


harmonik motion), jika momen gaya pulih sebanding dengan simpangan sudutnya.
Maka dapat dianalogikan dengan gerak harmonis sederhana sehingga perumusan
geraknya dapat diturunkan sebagai berikut:
Hukum Newton translasi F = ma
Hukum Newton rotasi τ =α
Untuk gerak harmonis sederhana F = - kχ
Untuk gerak harmonis angular τ = - kθ

m
Untuk gerak harmonis sederhana T = 2
k

I
Perida gerak harmonis angular T = 2 ................................................(1)
k
Dengan :
F = gaya
α = percepatan linier
k = tetapan
θ = simpangan sudut
m = massa
τ = momen gaya
α = percepatan sudut
χ = sipangan linier

Momen inersia terhadap sumbu ayunan dapat ditentukan dengan mengunakan


dalil sumbu sejajar. Jika momen inersia terhadap sumbu melalui pusat massa (C)
adalah I0 dan I adalah jarak C terhadap P, maka momen inersia terhadap sumbu
yang melalui P adalah:
I = I0 + m I2.....................................................................................................(2)
Karena itu periode ayunan bandul fisis diatas menjadi:

I 0 + m 2
T = 2 ...........................................................................................(3)
k

Semester Januari – Juni 2022 38


Modul Praktikum Fisika Umum

Jika T1 adalah perioda ayunan dengan jarak antara C terhadap P adalah d1 dan
T2 adalah periode ayunan dengan jarak antara C terhadap P adalah d2, maka
percepatan gravitasi dapat kita tentukan dengan mengeliminasi I0 dari T1 dan T2
hasilnya adalah sebagai berikut:

g = 4 2
(d − d1
2 2
)
( )
2
....................................................................................(4)
T2 d 2 − T1 d1
2 2

Koordinat pusat massa bandul fisis dengan bentuk seperti pada gambar 2 adalah
 xi m i
 pm = ..................................................................................................(5)
 mi
Dengan χ1 adalah posisi pusat massa benda ke i yang massanya mi

Gambar 2. Bandul fisis pada percobaan

Gambar 3. Susunan percobaan bandul fisis

Semester Januari – Juni 2022 39


Modul Praktikum Fisika Umum

D. ALAT DAN BAHAN


1. Bandul fisis yang terdiri:
Dua keping logam S berbentuk silinder yang dapat dieratkan pada batang
logam yang berlubang-lubang.
2. Poros penggantung
3. Stopwatch
4. Mistar
5. Timbangan
E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Gaya apakah yang memberikan momen gaya pulih pada bandul fisis
tersebut?
2. Berapakah besar momen gaya pulih pada gambar diatas?
3. Berdasarkan pertanyaan pada nomor satu, apa syaratnya supaya bandul
fisis diatas mengalami getaran harmonis sudut (anguler)?
4. Tentukan besar tetapan momen gaya k untuk bandul fisis?
5. Tentukan besar tetapan momen gaya k untuk bandul fisis !
6. Buktikan Pers 4 !

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Timbanglah keping keping logam S, sektup dan batang logam secara
terpisah.
2. Ukurlah panjang batang L.
3. Tangkuplah keping keping logam S pada batang logam, ukurlah jarak
pusat keping S terhadap batang logam O (XM).
4. Pilih sebuah titik P1 sebagai titik gantung, ukurlah jarak OP1 (X01)
5. Ayunkan bandul fisis dengan simpangan sudut kecil, catatlah waktu yang
diperlukan untuk 20 ayunan pertama (t1).
6. Ulangi langkah no 4 dan 5 untuk titik gantung yang lain (P2), ukur pula
jarak OP2 (X02).

Semester Januari – Juni 2022 40


Modul Praktikum Fisika Umum

7. Lakukan percobaan masing-masing 10 kali dan catat hasilnya dalam tabel


data.

G. PENGOLAHAN DATA
1. Hitunglah posisi pusat massa (xpm) bandul fisis terhadap ujung batan O.
Perhitungkan jarak dari pusat massa ke sumbu putar:
• Batang logam: massa (m) = Kg; panjang (L) = m
• Massa keping silinder: (M)
• Possisi dua keping silinder pada batang logam (xM) = cm
• Posisi sumbu putar:
Posisi pertama : (x01) = cm
Posisi kedua : (x02) = cm
• Posisi pusat massa sistem berdasarkan persamaan:
L
M xM + m
x pm = 2 =
M +m

2. Hitunglah jarak d1 yaitu jarak antara titikk P1 yang dipilih sebagai titik
gantung dengan titik pusat bandul fisis tersebut.
• Jarak dari pusat massa ke sumbu putar:
• Jarak pertama : d1 = x01 − x pm =

• Jarak kedua : d 2 = x02 − x pm =

3. Hitunglah perioda osilasi:


Perhitungan perioda osilasi:
• Perioda pertama
• Jumlah percobaan uang dilakukan : m1 = 10 kali
• Jumlah total ayunan pada seluruh percobaan yang dilakukan:
m1
t1 =  n1 = kali
j

j −1

Semester Januari – Juni 2022 41


Modul Praktikum Fisika Umum

• Jumlah total waktu ayunan untuk seluruh percobaan yang


m1
dilakukan: n1 =  n1 =
j
detik
j −1

t1
• Besar perioda pertama adalah: T1 = = detik
n1

• Perioda kedua
• Jumlah percobaan yang dilakukan : m2 = 10 kali
• Jumlah total ayunan pada seluruh percobaan yang dilakukan:
m

n2  n2j = kali
j −1

• Jumlah total waktu ayunan untuk seluruh percobaan yang


m

dilakukan: t2  n2j = detik


j −1

t2
• Besat perioda kedua adalah: T2 = = detik
n2
4. Tetapkan gravitasi bumi di tempat percobaan dilakukan adalah:

g = 4 2
(d 2
2 )
− d12
= m/s2
T22 d 2 − T12 d1
H. TUGAS AKHIR
1. Bandingkanlah hasil yang diperoleh dari percobaan dengan besar
percepatan gravitasi di permukaan laut (10 m/s2).
2. Sebutkan faktor yang mempengaruhi hasil percobaan ini.

I. DAFTAR PUSTAKA
1. Laboratorium Fisika Dasar ITB, (2002). Modul Pratikum FISIKA DASAR
I, Penerbit ITB, Bandung.
2. Cicero, H. Bernard, Chirold D. EEP, (1995) Laboratory Experiments in
College Pyhsics, John Willey & Sons Inc. New York.

Semester Januari – Juni 2022 42


Modul Praktikum Fisika Umum

JURNAL DATA
Nama/ : Tanggal :
NIM
Patner : Asisten :

Tabel Data Percobaan Pratikum Bandul Fisis


Massa Batang (m) = kg
Pajang Batang (L) = m
Massa Ke[ing (M) = Kg
Posisi Keping (xM) = cm
Posisi Poros (x01) = cm
Posisi Poros (x02) = cm

No Banyak Ayunan (n1) Waktu Ayunan (t1)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Semester Januari – Juni 2022 43


Modul Praktikum Fisika Umum

No Banyak Ayunan (n2) Waktu Ayunan (t2)


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Semester Januari – Juni 2022 44


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK VII
VISKOSITAS

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuktikan kebenaran hukum Stokes.
2. Menentukan koefisien kekentalan zat cair (gliserin dan oli)

B. KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mengukur koefisien kekntalan zat cair serta mengolah data
hasil pengukuran menggunakan angka berarti disertai ketidak pastiannya.

C. TEORI DASAR
Secara kualitatif kita dapat mengatakan bahwa oli mobil lebih kental dari
minyak tanah, gliserin lebih kental dari air dan lain sebagainya. Kita dapat
merasakan pengaruh kekentalan terhadap gerakan benda-benda lain di dalam
fluida, maupun jika flioda itu sendiri yang bergerak. Visikositas atau kekentalan
dapat dibayangkan sebagai gesekan antara dibahas tentang bagaimana mengukur
kekentalan, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan kekentalan dengan
kekentalan, seperti hukum Stokes dan hukum Poiseuilie.
1. Visikometer
Secara kuantitatif dapar diukur dengan menggunakan alat yang disebut
Visiometer. Skema alat tersebut dapat diperlihatkan pada gambar berikut:

B A

Gambar 1. Bagian utama dari viskometer

Semester Januari – Juni 2022 45


Modul Praktikum Fisika Umum

Gambar 1. Menunjukkan bagian utama dari sebuah Viskometer, yang


terdiri dari dua silinder A dan B. Zat cair yang akan diukur kekentalannya
diletakkan diruangan diantara dua silinder tersebut. Silinder B dililiti tali yang
pada ujung lainnya digantungkan beban. Jka dilepaskan, beban mula-mula turun
dipercepat, akan tetapi karena gesekan dengan zar cair, beban akan bergerak
dengan kecepatan konstan. Dari percobaan ternyata makin kental zat cair, main
pelan pula kecepatan akhir beban. Kita amati suatu bagian kecil dari fluida yang
ada pada ringga antara dua silinder di atas, dan digambarkan pada gambar 2.

Gambar 2. Aliran Laminar Cairan Kental


Fluida yang mengalir dianggap berupa lapisan-lapisan tipis yang disebut
lamina, sehingga aliran fluida disebut laminar. Tiap lapisan berbeda dengan
lapisan lain. Dapat dipahami bahwa besarnya gaya gesekan antar lapisan
berbanding lurus dengan perbedaan kecepatan untuk tiap lapisan dan luas tiap
lapisan, sehingga matematis dapat ditulis:
v
F  A
y

v
(A = luas lapisan, = perubahan kecepatan tiap lapisan)
y
v
Selanjutnya dapat dirumuskan: F = A
y
(η adalah koefisien kekentalan zat cair atau viskositas)
F v
Jadi koefisien kekentalan dapat dirumuskan sebagai berikut:  =
A y
Satuan kekentalan dinyatakan dengan:
1 poice = 1 dyne s / cm2

Semester Januari – Juni 2022 46


Modul Praktikum Fisika Umum

Untuk minyak pelumas, viskositas dinyatakan SAE (Society of Aoutomotive


Engineer).
SEA 10 pada 1300F memiliki viskositas antara 160 s/d 230 centi poice (cp).
SAE 20 pada 1300F memiliki viskositas antara 230 s/d 300 centi poice (cp).
SAE 30 pada 1300F memiliki viskositas antara 360 s/d 330 centi poice (cp).
Jika digunakan dalam sistem SI, maka:
1 poice = 1. 10-5Ns/10-4m2
1 poice = 10-5 Ns/ m2
1 poice = 10-1 Pa.s. (Pa = Pascal) atau 1 Pa.s = 10 poice
Catatan :
Dari hasil percobaan, ternyata agar aliran fluida bersifat laminar (tidak turbulen)
artinya tidak berputar, maka diperlihatkan beberapa syarat yan dikobinasikan
menjadi bilangan Reynolds, yakni : (Sutrisno : 1986, 275)
vD
Re = ..............................................................................................(1)

Dengan
ρ = massa jenis zat cair
v = kecepatan aliran
D = diameter pipa
η = viskositas
untuk Re <2000, aliran akan bersifat laminar, sedangkan untuk Re >3000,
aliran akan bersifat tubulen, sedangkan bila Re 2000 dan 3000, berarti aliran tidak
stabil, terkadang-kadang turbulen.

2. Hukum Stokes
Dapat dipahami bila sebuah benda bergerak di dalam fluida yang kental
gerakannya akan lebih lambat dibandingkan dengan geraknnya di dalam fluida
yang kental. Hal ini disebabkan adanya gesekan antara benda dengan fluida yang
disebut gaya gesekan fluida yang berkerja berlawanan arah dengan gerak benda.
Hal yang sama juga akan berlaku, bila yang bergerak adalah fluida, sedangkan
benda dalam keadaan diam. Besarnya gaya gesekan ini telah diteliti oleh Sir

Semester Januari – Juni 2022 47


Modul Praktikum Fisika Umum

George Stokes melalui percobaan-percobaannya yang melahirkan apa yang


dikenal sekarang dengan hukum Stokes. Menurut Stokes besarnya gaya ini
tergantung pada kecepatan benda yakni:
Fη = 6 π η r v.............................................................................................(2)
Dengan :
π = koefisien kekentalan (viskositas)
r = jari-jari bola (benda)
v = kecepatan relatif bola terhadap cairan
Jika sebuah bola dengan rapat massa ρ, jari-jari r, dilepaskan pada
permukaan zat cair kental yang diam dengan rapat massa ρ0, maka pada bola akan
bekerja tiga gaya yaitu, gaya berat W, gaya gesekan fluida Fη dan gaya ke atas B
(gaya Archimedes), seperti pada Gambar 3.


B

W
Gambar 3. Gaya yang bekerja pada bola dalam cairan kental
Jika bola mula-mula dalam keadaan diam. Lalu dilepaskan maka gayya Fη
akibat kekentalan itu nol pada permulaannya, sehingga yang bekerja mula-mula
adalah gaya berat W dan gaya Archimedes B. Resultan gaya ini akan memberikan
percepatan awal pada benda:
4
W = m.g = r 3 g ...................................................................................(3)
3
Dan gaya Archimedes adalah:
4 3
B= r 0 g ............................................................................................(4)
3
Maka;

Semester Januari – Juni 2022 48


Modul Praktikum Fisika Umum

4 4 4
W − B = r 3 g − r 3 0 g = r 3 a0
3 3 3
Percepata awal a0 adalah :

a0 =
( − 0 )g

Akibat pecepatan ini, bola memperoleh kecepatan ke bawah, yang
menimbulkan pula gaya gesekan Fη, yakni makin lama besar pula. Suatu saat pada
suatu kecepatan tertentu, besarnya gaya berarah keatas, akan sama besar dengan
gaya yang arahnya ke bawah, akibatnya bola tidak mendapatkan percepatan lagi,
dan akan bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan akhir (
terminal velocoty). Besatnya kecepatan ini dapat dirumuskan dengan B + Fη = W,
atau:
4 3 4
r 0 g + 6rv = r 3 g
3 3
Sehingga:
2r 2 g
v= ( − 0 ) ......................................................................................(5)
9
Rumus ini hanya berlaku, asalkan besarnya kecepatan tidak sampai
meninbulkan turbulensi. Bila ini terjadi, maka gaya penahan atau gaya gesekan
fluida jauh lebih besar dari pada yang dihitung menurut hukum Stokes.
Bila setelah t detik bola telah mencapai kecepatan terminal v dan telah
menempuh jarak sebesar d maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai
d 2r 2 g 2
= ( − 0 ) atau I = 2r g ( − 0 ) ……………………………..(6)
t 9 t 9d
Dalam menentukan koefisien kekentalan zar cair dapat digunakan
beberapa buah bola yang jari-jari berbeda dan mengukur waktu tempuh masing-
masing bola. Kemudian dibuat grafik I/t sebagai fungsi r2. dari grafik tersebut
dapat ditentukan nilai η dari zat cair.

Semester Januari – Juni 2022 49


Modul Praktikum Fisika Umum

D. ALAT DAN BAHAN


1. Gelas piala 1 L
2. Karet gelang
3. Bola aluminium dengan
ukuran yang berbeda
4. Mikrometer sekrup
5. Termometer
6. Saringan bertangkai
7. Stopwacth
8. Aerometer
9. Neraca teknis 311g
Gambar 3. Set Alat Viskositas
10. Oli dan gleserin
11. Kertas grafik (sediakan sendiri)

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Buktikan persamaan (5) dan (6).
2. Turunkan rumus dimensi dari koefisien kekentalan η.
3. Apakah satuan η dalam SI dan dalam CGS?
4. Satu satuan koefisien kekentalan dalam SI sama dengan beberapa satuan
koefisien dalam CGS?

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Ukurlah diameter masing-masing bola (jenisnya sama) sebanyak 5 kali
dengan menggunakan mikrometer sekrup.
2. Timbanglah masing-masing bola dengan menggunakan neraca Ohaus
311g.
3. Siapkan tabung gelas yang telah berisi gliserin, dan tempatkan kedua karet
gelang pada tabung dengan cara melingkarkannya pada tabung yaitu yang
satu 5 cm dibawah permukaan dan yang lainnya 5 cm di atas dasar tabung
dan ukurlah jarak antara kedua gelang tadi dengan mistar, misalnya
sejarak d.

Semester Januari – Juni 2022 50


Modul Praktikum Fisika Umum

4. Ukur rapat massa gliserin dengan Aerometer Baume dan ukur suhu
gliserin.
5. Masukkan saringan bola sampai kedasa tabung.
6. Lepaskan masing-masing bola satu demi satu dari permukaan gliserin dan
ukurlah waktu untuk menempuh d dari masing-masing bola dengan
stopwatch.
7. Ulangi percobaan beberapa kali dengan jarak d yang berbeda-beda. (ulangi
percobaan ini tetapkan nilai g = 10 m/s2)
8. Ulangi langkah 1 s/d 7 untuk zat cair (oli).

G. PENGOLAHAN DATA
1. Tentukan massa jenis dan jari-jari (r) masing-masing bola serta jumlah
angka berarti yang harus dilaporkan.
2. Dari grafik 1/t vs r2 hitunglah viskositas zat cair (gliserin dan oli)

H. TUGAS AKHIR
1. Buatlah grafik 1/t sebagai fungsi r2 pada kertas grafik untuk ketiga bola
untukjarak tempuh yang sama.
2. Buatlah t sebagai fungsi d pada kertas grafik untuk salah satu bola saja.
3. Tentukan koefisien kekentalan gliserin (η ± Δ η) serta jumlah angka
berarti yang harus dilaporkan.
4. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengukuran.

I. DAFTAR PUSTAKA
Cicero, H. Bernard, Chirold D. EEP, (1995) Laboratory Experiment in
College Physics, John Willey & Sons Inc. New York.

Semester Januari – Juni 2022 51


Modul Praktikum Fisika Umum

JURNAL DATA
Nama/ : Tanggal :
NIM
Patner : Asisten :

Data pengukuran gliserin


Massa jenis (ρ0) = (ρ0 ± Δρ) = ............ ±............
Suhu T = T ± ΔT =.............±............

Tabel 1 Data pengukuran diameter dan masing-masing bola.


No Diameter Diameter Diameter Massa Massa Massa
Bola 1 Bola 2 Bola 3 Bola 1 Bola 2 Bola 3
1
2
3
4
5

Tabel 2 Data pengukuran jarak tempuh bola terhadap waktu bola kecil
No d (m) t (s) I/t (s-1)
1
2
3
4
5

Semester Januari – Juni 2022 52


Modul Praktikum Fisika Umum

Tabel 3. Data pengukuran jarak tempuh bola terhadap waktu bola sedang
No d (m) t (s) I/t (s-1)
1
2
3
4
5

Tabel 4. Data pengukuran jarak tempuh bola terhadap waktu bola besar
No d (m) t (s) I/t (s-1)
1
2
3
4
5

Semester Januari – Juni 2022 53


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK VIII
KALORIMETER

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter
2. Menentukan kalor jenis suatu bahan (kubus materi)

B. KOMPETENSI
Mahasiswa mampu mengukur kapasitas kalor dan kalor jenis materi serta
mangolah data hasil pengukuran menggunakan angka berarti disertai ketidak
pastiannya.

C. TEORI DASAR
Kalorimeter adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menetukan
1. Kapasitas kalor suatu benda / sistem
2. Kapasitas kalorjenis suatu benda (bahan)
3. Kapasitas kalor laten suatu benda (bahan)
Kalorimeter sederhana dapat digambarkan sebagoi berikut:

Gambar 8.1. Kalorimeter Sederhana


Keterangan:
A = Bejana logam merupakan bagian utama kalorimeter
B = Termometer
C = Bejana penyekat panas untuk mencegah kehilangan panas dari
bejana logam ke lingkungan
D = Pengaduk supaya suhu merata

Semester Januari – Juni 2022 54


Modul Praktikum Fisika Umum

E = Penutup agar panas tidak mengalir keluar


Bila dua atau lebih benda / sistern yang berbeda suhunya saling
disentuhkan, maka akan terjadi perpindahan kalor dari benda / sistem yang
bersuhu tinggi ke benda / sistem yang bersuhu lebih rendah sampai suhu benda-
benda / sistem- sistem itu menjadi sama (tercapai keseimbangan termal). Menurut
azas Black, banyaknya kalor yang dilepas sistern / benda yang bersuhu tinggi
sama banyak dengan kalor yang diterima benda / sistem yang bersuhu lebih
rendah.

1. Kapasitas Kalor Kalorimeter


Berdasarkan gambar 1 kalorimeter merupakan suatu sistem yang terdiri
dari bahan-bahan yang kalor jenisnya berbeda- beda yaitu:
A = Bejana logam merupakan bagian utama kalorimeter
B = Termometer
C = Bejana penyekat panas untuk mencegah kehilangan panas dari
bejana
logam ke lingkungan
D = Pengaduk supaya suhu merata
E = Penutup agar panas tidak mengalir keluar
Dalam percobaan kita tidak menentukan kalorjenis masing-masing bahan
tersebut malainkan yang perlu ditentukan adalah kapasitas kalor calorimeter yaitu
banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan kalorimeter secara keseluruhan
komponennya untuk menaikkan atau menurunkan suhunya tiap derajat Celcius
yang memenuhi persamaan:

Satuannya joule 0C (dalan SI) atau Kalori 0C (dalam CGS)


Misalnya sebuah kalorimeter terisi m1 gram air dingin pada suhu t1 0C. Ke
dalam kalorimeter m2 gram air panas yang suhunya t2 0C, Setelah diaduk temyata
suhu akhimya LoC. Untuk keadaan ini berlaku azas Black:
Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh air panas = banyak kalor
diterima oleh korimeter dan air dingin

Semester Januari – Juni 2022 55


Modul Praktikum Fisika Umum

Sehingga besarnya kapasitas kalorimeter diberikan adalah:

2. Kalor Jenis
Kalor jenis suatu benda adalah kalor yang dibutuhkan / dilepaskan untuk
menaikan / menurunkan suhu tiap satuan massa benda tersebut sebesar satu
derajat Celcius yang memenuhi persamaan:

Satuannya joulel/kg 0C (dalam SI) atau kalori/gr.0C dalam (CGS).


Jika sebuah kalorimeter berisi rn1 gram air pada suhu t1 0C. Kedalam kalorimeter
dimasukkan sebuah benda massanya m2 gram dan suhunya t2 0C. Untuk keadaan
ini berlaku azas Black:
Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh air panas = banyak kalor
diterima oleh kalorimeter dan air dingin

Sehingga besarnya kapasitas kalor jenis benda (c) rnemenuhi persamaan:

D. ALAT DAN BAHAN


1. Set kalorimeter lengkap dengan komponennya
2. Gelas piala dengan air secukupnya
3. Alat pemanas
4. Bejana pemanas air
5. Set kubus materi
6. Kawat kasa
7. Neraca OHAUSS

Gambar 8.2. Set Alat Kalorimeter

Semester Januari – Juni 2022 56


Modul Praktikum Fisika Umum

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Ungkapkanlah Azas Black dengan kata-kata anda sendiri.
2. Jelaskanlah apa yarg dimaksud dengan kalor yang diterima dan kalor yang
diberikan.
3. Definisikanlah:
a. Kapasitas kalor suatu benda.
b. Kalorjenis suatu bahan.
c. Kalor lebur suatu zat.
d. Kalor uap suatu zat.

4. 100 gram es (-15 0C ) dicampurkan dengan 200 gram air bersuhu 25 0C(
kalor jenis es 2,1 J/gr 0C dan kalor jenis air 4,2 J/Kg 0C). Tentukan suhu
akhir campuran ini.

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Menentukan kapasitas kalor kalorimeter
1) Timbang kalorimeter kosong misalnya massanya M0 gram.
2) Masukkan air dingin kedalam kalorimeter tersebut (berisi ± 1/3 bagian
volume bejana) dan ditimbang kalorimeter yang berisi air dingin ini,
misalkan M1 gram, dan catat suhunya misalakan t1 0C berarti massa air
dingin adalah m1 (Ml –M0) gram.
3) Panaskan air dalam bejana yang lain, misalkan sampaikan suhunya t2 0C
(diukur dengan termometer), selanjutnya tuangkan secepatnya air panas ini
kedalam kalorirneter yang berisi air dingin tadi dan diaduk sampai merata
sampai panasnya merata da termometer pada kalorimeter menunjukakan
angka yang tetap (tidak naik lagi) misalkan suhunya ta 0C.
4) Timbang massa kalorimeter yang telah berisi campuran air dingin dan air
panas tadi, misalkan M2, berarti mass:r panas adalah m2= (M2 – M1) gram.
5) Lakukan langkah 1 s/d 4 dengan memvariasikan massa air dingin, massa
air panas, dan suhu air panas. Sampai beberapa kali percobaan
6) Hitunglah kapasitas kalor kalorimeter yang harus dilakukan.

Semester Januari – Juni 2022 57


Modul Praktikum Fisika Umum

2. Menetukan kapasitas kalorjenis bahan


1) Timbang calorimeter kosong misalkan massanya M0 gram.
2) Masukkan air dingin kedalam kalorimeter tersebut (berisi ±1/3 bagian
volume bejana) dan ditimbangkan kelorimeter yang berisi air dingin ini,
misalkan M1 gram, dan catat suhunya misalkan t1 0C berarti massa air
dingin adalah m1 = (M1- M2) gram.
3) Panaskan sebuah kubus materi (jenis logam) yang sudah diketahui
massanya misalnya m2 gram dengan cara merebusnya dalam bejana yang
lain yang berisi air misalnya sampai suhunya t2 0C (diukur dengan
termometer), selanjutrya masukkan secepatnya air kubus materi ini
kedalam kalorimeter yang berisi air dingin tadi dan diaduk sampai merata
sampai panasnya merata dan termometer pada calorimeter menunjukkan
angka yang tetap (tidak naik lagi) misalkan suhunya ta 0C.
4) Lakukan langkah 1 s/d 3 dengan memvariasikan massa air dingin, jenis
kubus rnateri, dan suhu materi. Sampai beberapakali parcobaan.
5) Hitunglah kapasitas kalorjenis materi
G. PENGOLAHAN DATA
1. Hitunglah kapasitas kalor kalorimeter dengan menggunakan rumus diatas
untuk setiap data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabulasi kapasitas
kalor (C1) pada kolom terakhir.
2. Nyatakan hasil deviasi perhitungan ke tabulasi data berikut ini:
No C1 δ = C̅ - C
1
2
3
4
5
C̅ δ max =

3. Kapasitas kalor kalorimeter yang dilaporkan memenuhi:


C= C̅ ± δ max

Semester Januari – Juni 2022 58


Modul Praktikum Fisika Umum

4. Hitunglah kapasitas kalor jenis logam dengan memakai rumus diatas dan
untuk setiap data yang diperoleh dimasukkan hasilnya ketabulasi
perhitungan berikut ini.
No C1 δi =C̅- C
1
2
3
4
5
C̅ δ max =
5. Kapasitas kalor kalorimeter yang dilaporkan memenuhi:
C= C̅ ± δ max

H. TUGAS AKHIR
1. Jelaskan pendapat anda kenapa pada percoban diatas air panas dan kubus
materi setelah dipanaskan sampai batas suhu yang dikehendaki harus
dimasukkan segera kedalam kalorimater ? apa yang terjadi jika tidak
demikian?
2. Sebutkan faktor-faktor yang mungkin sebagai sumber kesalahan pada
percobaan ini.
3. Bandingkan hasil akhir nilai kapasitas kalor jenis bahan yang anda peroleh
dengan yang terdapat pada tabel dan nyatakan apa yang dapat anda
jelaskan?
4. Mengapa air dalam kalorimeter harus diaduk sampai panasnya marata?
Bagaimana jika panas tidak merata ? jelaskan jawaban anda.

I. REFERENSI

1. Cicero, H. Bernard D. EEP, (1995). laboratory Experiment in College


Pysics, Jonh Willey & Sons Inc. New York.
2. Laboratorium Fisika Dasar ITB, (2002). Penuntun Praktikum Fisika
DASAR I, Penerbit ITB, Bandung.

Semester Januari – Juni 2022 59


Modul Praktikum Fisika Umum

J. JURNAL DATA

Nama/ Nim : Tanggal :


: :
1
2
Partner Asisten
3
4

a. Tabulasi Data Menentukan Kapasitas Kalorimeter


No M1 M2 m1 m2 t1 t2 ta Ci
1
2
3
4
5
C= ……

b. Tabulasi Data Menentukan Kapasitas Kalor Jenis Bahan


No M1 M2 m1 m2 t1 t2 ta ci
1
2
3
4
5
c = ……

Semester Januari – Juni 2022 60


Modul Praktikum Fisika Umum

PETUNJUK IX
PERCOBAAN ARCHIMEDES

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan di dalam fluida.


2. Menyelidiki hubungan gaya ke atas dengan berat zat cair yang
dipindahkan.

B. KOMPETENSI

Mahasiswa mampu menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan di


dalam fluida dan menyelidiki hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang
dipindahkan.

C. TEORI DASAR

Jika suatu benda berada dalam fluida, maka ada volume zat cair yang
dipindahkan sebesar volume bagian benda yang berada dalam zat cair. Jika
volume fluida yang dipindahkan besarnya V dan kerapatan fluida (massa per
satuan volume) adalah ρ maka besarnya massa fluida yang dipindahkan adalah:
m = ρ.V ................................................................. (9.1)
Dan besarnya berat fluida yang dipindahkan adalah
wf = m.g = ρ.V.g ............................................................... (9.2)
Menurut prinsip Archimedes, besarnya gaya tekan ke atas adalah :
Fa = wf = ρ.V.g ............................................................... (9.3)
dengan Fa adalah gaya tekan ke atas atau gaya apung (buoyancy force).
Ketika suatu benda dimasukkan ke dalam air, ternyata beratnya seolah-
olah berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas menjadi lebih
kecil. Peristiwa ini tentu bukan hanya berarti ada massa benda yang hilang, namun
disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan arah berat benda.
Apabila suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, maka benda tersebut akan
mengalami gaya apung. Hal ini diungkapkan oleh Archimedes dalam hukumnya

Semester Januari – Juni 2022 61


Modul Praktikum Fisika Umum

yang berbunyi “gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang dibenamkan
sama dengan berat fluida yang dipindahkan”. Gaya apung yang terjadi pada benda
adalah selisih gaya yang bekerja pada benda apabila dicelupkan atau berada dalam
fluida. Dari hukum Archimedes didapatkan persamaan:
Fa = ρf. V . g ..................................................... (9.4)
Pada peristiwa melayang, volum fluida yang dipindahkan (volum benda yang
tercelup) sama dengan volum total benda yang melayang.
∑F = 0
Fa = m b g
ρf . g .Vt = ρb . g . Vb ...................................... (9.5)
Karena Vt (volume benda yang tercelup) sama dengan Vb (volum benda total),
maka syarat
benda melayang adalah:
- Gaya apung Fa sama dengan berat benda w atau Fa = w
- Massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida ρb = ρf
Ketika benda ditimbang sambil dicelupkan kedalam zat cair, ternyata berat benda
itu berkurang dibanding ketika ditimbang di udara. Sesungguhnya benda yang
dicelupkan kedalam zat cair tidak berkurang beratnya. Gaya berat benda itu
sebenarnya tetap, tetapi pada saat dicelupkan kedalam zat cair, ada gaya ke atas
yang dikerjakan zat cair terhadap benda, sehingga berat benda seolah-olah
berkurang (Giancoli, 2001).
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani Kuno menemukan cara
dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku.
Penemuannya terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah akibat karena
adanya gaya apung (buoyancy) dari zat cair dan setelah diukur ternyata sebanding
dengan besar tubuhnya. Gaya apung yang terjadi karena tekanan pada tiap-tiap
bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida. Tekanan tersebut lebih
besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam (Halliday dan Resnick, 1978).
Jika benda mempunyai kerapatan massa ρb dan fluida mempunyai kerapatan
ρf maka dapat dibuktikan bahwa
Jika ρb > ρf, maka w > Fa → benda tenggelam

Semester Januari – Juni 2022 62


Modul Praktikum Fisika Umum

Jika ρb = ρf, maka w = Fa → benda melayang didalam fluida


Jika ρb < ρf, maka w < Fa → benda mengapung

D. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan Archimedes dapat dilihat
pada Tabel 9.1.
Tabel 9.1. Alat dan Bahan Percobaan Archimedes
No. Alat dan Bahan Fungsi
Untuk menggantungkan tuas dan
1. 1 set statif
dinamometer
2. 3 buah beban Sebagai bahan pengamatan
3. Dinamometer Untuk mengukur berat beban
Tabung
4. Sebagai alat untuk mengalirkan fluida
berpancuran
Gelas beaker
5. Sebagai wadah tumpahan fluida
(Kimia)
6. Neraca Untuk mengukur massa air
7. Air Sebagai cairan atau fluida
8. Tuas Untuk menggantungkan dinamometer

E. TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan mengapa sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair


mengalami gaya ke atas!
2. Buktikanlah bahwa :
a. Jika ρb > ρf, maka w > Fa → benda tenggelam.
b. Jika ρb = ρf, maka w = Fa → benda melayang didalam fluida.
c. Jika ρb < ρf, maka w < Fa → benda mengapung.

Semester Januari – Juni 2022 63


Modul Praktikum Fisika Umum

F. PROSEDUR PERCOBAAN

Prosedur percobaan pada percobaan Archimedes adalah menyelidiki


perbedaan berat benda di udara dengan di dalam air dan menyelidiki hubungan
gaya ke atas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
1) Menimbang berat beban di udara dengan mencatat skala yang ditunjukkan
oleh dynamometer, misalkan sebesar w0 seperti pada Gambar 9.1.
2) Menempatkan gelas beaker (silinder ukur) dibawah pipa tabung berpancuran.
Mengisi air pada tabung berpancuran sampai penuh sehingga permukaan air
pada tabung berpancuran tepat pada pancurannya.
3) Menimbang berat gelas beaker (silinder ukur) sebelum berisi air, misal m0.
4) Memasukkan benda kedalam pipa tabung berpancuran sehingga beban
seluruhnya terbenam kedalam air dan membiarkan air mengalir dari tabung
ke gelas beaker.
5) Setelah tak ada air lagi yang menetes, mengamati dan mencatat penunjukkan
skala dinamometer tentang berat benda setelah benda dimasukkkan ke dalam
air, misalkan w1.
6) Menimbang dan mencatat massa gelas beaker + air tumpahan misalkan m1.
7) Mengulangi langkah 1) sampai 6) untuk 2 beban dan 3 beban.
8) Melengkapi seluruh data pada Tabel 9.2.

Gambar 9.1 Berat Benda di Udara dan Berat di Dalam Air.

Semester Januari – Juni 2022 64


Modul Praktikum Fisika Umum

G. PENGOLAHAN DATA

1. Masukkan data pengamatan percobaan Archimedes pada Tabel 9.2!

Tabel 9.2. Data Pengamatan Percobaan Archimedes.

No. Besaran yang Diukur Jumlah Beban


1 Buah 2 Buah 3 Buah

1. Berat beban di udara (w₀)

Berat beban saat didalam air


2.
(w₁)
Massa (silinder ukur
3.
kosong) Awal (m₀)
Massa (silinder ukur + air)
4.
Akhir (m₁)

5. Gaya ke atas (Fa)

Berat zat cair yang


6.
dipindahkan (wf)

2. Tentukan gaya ke atas oleh air terhadap benda yang terbenam dalam air!
Gaya ke atas adalah selisih berat benda di udara dan berat benda di dalam
air.
3. Tentukan massa air yang dipindahkan oleh benda! Massa air yang
dipindahkan oleh benda adalah selisih massa silinder ukur berisi air
tumpahan dan massa silinder ukur kosong.
4. Tentukan berat air yang dipindahkan oleh benda! Berat air yang
dipindahkan benda adalah selisih berat silinder ukur berisi air tumpahan
dan berat silinder ukur kosong.
5. Tentukan hubungan antara gaya keatas dengan berat zat cair yang
dipindahkan!

Semester Januari – Juni 2022 65


Modul Praktikum Fisika Umum

H. TUGAS AKHIR

1. Jelaskan bagaimana kapal yang memiliki massa jenis yang jauh lebih
besar dari air laut dapat mengapung!
2. Jelaskan mengapa sebuah benda dapat tenggelam, melayang, atau
mengapung dalam zat cair!
3. Buktikan bahwa :
a. Jika ρb > ρf, maka benda akan tenggelam didalam fluida.
b. Jika ρb = ρf,, maka benda akan melayang didalam fluida.
c. Jika ρb < ρf, maka benda akan mengapung didalam fluida.

DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.


Halliday dan Resnick. 1978. Physics Third Edition. New York : John Wiley &
Sons, Inc.

Semester Januari – Juni 2022 66

Anda mungkin juga menyukai