Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRATIKUM FISIKA DASAR

KELOMPOK 24

Disusun oleh :

1. Fran Siska Salendu (2021122)


2. Yuwan Abdiel Zaim Labib (2021123)
3. Aqilah Kamilia Nurishmah (2021124)
4. Agista Tri Kurniawan (2021125)
5. Aina Anna Jamustia Syiar K. (2021126)

TEKNIK SIPIL S-1

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTUTUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Laporan Praktikum


Fisika, menerima dan menyetujui laporan Praktikum yang disusun oleh:

KELOMPOK 24 :

FRAN SISKA SALENDU (2021122)

YUWAN ABDIEL ZAIM LABIB (2021123)

AQILAH KAMILIA NURISHMAH (2021124)

AGISTA TRI KURNIAWAN (2021125)

AINA ANNA JAMUSTIA SYIAR K. (2021126)

Telah menyelesaikan Laporan Praktikum Fisika. Setelah di periksa, maka tugas ini
dapat di terima dan di setujui dengan

NILAI : ...........

Malang, Januari 2021

Disetujui oleh,

Kepala Labolatorium Fisika Dosen Pembimbing

I NYOMAN SUDIASA, S.SI.M.Si I NYOMAN SUDIASA, S.SI.M.Si


NIP. 1030100362 NIP. 1030100362

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 i


DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................................1
1.3 Teori Kesalahan...........................................................................................................1
1.4 Sumber – sumber Kesalahan .....................................................................................2
1.5 Penulisan Kesalahan Pada Hasil Pengukuran ..........................................................3
1.6 Pembuatan Grafik dan Metode Kuadrat Terkecil ...................................................5
BAB II PERCOBAAN YANG DILAKUKAN..........................................................................6
2.1 Percobaan Modulus Puntir ........................................................................................6
2.2 Viscositas Zat Cair ....................................................................................................17
2.3 Percobaan Difraksi Cahaya......................................................................................41
2.4 Pembentukan Bayangan Oleh Lensa Positif ...........................................................31
2.5 Konstanta Pegas ........................................................................................................41
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................47
A. Kesimpulan .......................................................................................................................47
B. Saran ..................................................................................................................................47
DATA PENGAMATAN PRATIKUM ....................................................................................48

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 ii


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur pada Allah SWT. Yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penyusunan Laporan Praktikum Fisika Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium Fisika
Institut Teknologi Nasional Malang ini dengan baik dan tepat waktu.Adapun tujuan dari
penyusunan laporan praktikum ini adalah untuk digunakan sebagai persyaratan dalam
menempuh mata kuliah lain yang terdapat di Institut Teknologi Nasional Malang.Penulis
dalam penyusunannya masih mengalami banyak kekurangan seperti hambatan-
hambatan, rintangan serta kesulitan muncul. Namun berkat bimbingan serta bantuan dari
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini maka laporan ini dapat
terselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. I Nyoman Sudiasa, S.Si., M.Si sebagai Dosen pembimbing serta sebagai Kepala
Laboratorium Fisika Dasar yang telah membimbing penulis
2. Para asisten laboraturium fisika dasar yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan percobaan.
3. Rekan – rekan kelompok yang telah membantu penyelesaian laporan ini
Semua rekan yang telah membantu penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan Praktikum Fisika Dasar ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun dalam laporan ini demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata
penulis ucapkan banyak terima kasih dan semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Malang, Desember 2020

Penulis

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 iii


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dasar dalam mempelajari suatu ilmu teknik adalah ilmu fisika. Hal ini terbukti
pada Perguruan Tinggi Teknik, mata kuliah Mekanika Teknik, Mekanika Fisika,
Kinematika, Dinamika dan sebagainya merupakan mata kuliah dasar umum yang
harus dipelajari. Semuanya itu diperoleh dari mata kuliah Fisika yang merupakan
bekal dalam menyelesaikan studi.

Ilmu pengetahuan teknik dan fisika khususnya, merupakan ilmu-ilmu yang


berkembang, bukan berdasarkan teori saja tetapi berdasarkan atas pengamatan dan
pengukuran gejala fisis. Berdasarkan analisa data-data dari suatu percobaan dan
menentukan benar tidaknya suatu ilmu pengetahuan. Bahkan kemungkinan terjadinya
penemuan-penemuan baru dengan diterapkannya teori analisa percobaan.

Memahami petunjuk-petunjuk praktikum merupakan suatu keharusan


sehingga teori dari suatu ilmu pengetahuan dikuasai dengan baik dan dalam
percobaan didapatkan hasil dan data-data yang tepat.

1.2 Tujuan
1. Praktikum Fisika Dasar ini diadakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat:
2. Memiliki dasar-dasar cara kerja penelitian atau eksperimen ilmiah.
3. Mengamati secara langsung mengenai gejala-gejala fisis dari suatu alat.
4. Memiliki ketrampilan dalam menggunakan alat-alat di laboratorium.
5. Membiasakan selalu bekerja dengan teliti dan tanggung jawab.
6. Melatih untuk selalu membuat catatan baru suatu pengamatan percobaan baik itu
meringkas, menafsirkan dan menganalisa.
1.3 Teori Kesalahan
Dalam melakukan percobaan selalu dimungkinkan terjadi kesalahan. Oleh
sebab itu kita harus menyertakan angka-angka kesalahan agar kita dapat memberi
penilaian yang wajar dari hasil percobaan.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 1


Jadi hasil perobaan tidak selalu tepat namun terdapat suatu jangkauan harga:

𝑥- ∆𝑥 < 𝑥 < 𝑥 + ∆𝑥

dengan x merupakan nilai terbaik sebagai pengganti nilai yang benar, ∆𝑥merupakan
kesalahan pada pengukuran yang disebabkan keterbatasan alat, ketidakcermatan,
perbedaan waktu pengukuran dan lain sebagainya. Dengan menyertakan kesalahan
atau batas toleransi terhadap suatu nilai yang kita anggap benar, kita dapat
mempertanggungjawabkan hasil percobaan yang dilakukan.

1.4 Sumber – sumber Kesalahan


Setiap hasil pengukuran tidak terlepas dari suatu kesalahan, hal ini disebabkan
oleh adanya tiga sumber kesalahan yaitu:

1. Kesalahan bersistem, seperti kesalahan kalibrasi, zero error, paralaks, keadaan


fisis yang berbeda.
2. Kesalahan acak, disebabkan misalnya oleh gerak Brown, fluktuasi tegangan
listrik, noise, back ground dan sebagainya
3. Kesalahan karena tingkat ketelitian alat ukur modern, seperti kalau kita
membandingkan beberapa alat sejenis osiloskop, spektrometer, didgital counter
dsb.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 2


1.5 Penulisan Kesalahan Pada Hasil Pengukuran
Penyimpangan yang terjadi karena pengamatan, kondisi alat maupun kondisi
obyek atau situasi tempat (suhu, tekanan dan kelembaban) dapat diperhitungkan
secara analisa data statistik.Misal nilai pengukuran data hasil : X1; X2; X3 ..... Xn

Maka dapat dianalisa sebagai berikut:

No. Xi X ⃒ 𝑋𝑖 − 𝑋̅ ⃒ ( X𝑖 − X̅ )2

∑ni=1 Xi
1. 𝑋1 ⃒𝑋1 − 𝑋⃒̅ ( X1 − X̅ )2
n

∑ni=1 Xi
2. 𝑋2 ⃒𝑋2 − 𝑋⃒̅ ( X2 − X̅ )2
n

: : : : :

: : : : :

∑ni=1 Xi
n Xn ⃒𝑋𝑛 − 𝑋⃒̅ ( Xn − ̅
X )2
n
𝑛 n n
∑ni=1 Xi
∑ 𝑋𝑖 ∑ ⃒ 𝑋𝑖 − 𝑋⃒̅ ∑( Xn − X̅ )2
𝑖=1
n
i=1 n=1

Dari data di atas dapat diketahui:

∑𝑛
𝑖=1 𝑋𝑖
1. Harga rata – rata : X = 𝑛

2. Penyimpangan (deviasi): ΔX = ⃒ 𝑋𝑖 − 𝑋 ⃒ (harga mutlak)


∑n ̅
i=1 |Xi −X|
3. Rata – rata penyimpangan. Δ X = 𝑛

4. Kesalahan relatip tiap percobaan.

Xi − X
Kri = X . 100%

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 3


5. Kesalahan relatip rata – rata.
∑𝑛
𝑖=1 𝐾𝑟𝑖
K ri =
𝑛

X
6. Kesalahan mutlak pengukuran : Km = X . 100%
7. Penyimpangan standart (deviasi standart)
∑𝑛 ̅ 2
𝑖=1(Xi −X )
SD = √ 𝑛−1

SD
8. Kesalahan yang diperbolehkan : Kd = X . 100%
9. Hasil pengukuran dapat dituliskan sebagai berikut: Pt = X ± SD
Cara memperkirakan dan menyatakan kesalahan ini, bergantung pada
jenis pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran berulang atau tunggal. Hasil
pengukuran tunggal dapat dinyatakan dengan:

𝑥 = 𝑥 ± ∆𝑥

dengan x adalah hasil pengukuran tunggal dan ∆x merupakan ½ kali skala


pengukuran terkecil (s.p.t) dari alat ukur. Contoh t = (2,10 ± 0.05) detik. Penulisan
hendaknya menggunakan angka signifikan yang benar, angka di belakang koma
dari kesalahan tidak boleh lebih dari angka di belakang koma dari hasil rata-rata,
apabila dijumpai bilangan yang sangat besar atau sangat kecil hendaknya
digunakan bentuk eksponen dan satuan harus dituliskan. Contoh:

Penulisan yang Salah Penulisan yang Benar

k = (200 ,1 ± 0,215 ) K / dt k = (200 ,1 ± 0,2) K / dt

d = (0,000002 ± 0,00000035)mm d = (20 ± 4) x10-7 mm

𝜋 = 22 / 7 𝜋 = 3,1415

F = (2700000 ± 30000) N F = (270 ± 3) x104 N

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 4


1.6 Pembuatan Grafik dan Metode Kuadrat Terkecil
Selain disajikan dalam bentuk angka-angka, hasil percobaan juga dapat
disajikan dalam bentuk grafik atau kurva dari variabel yang dikehendaki. Pembuatan
grafik mempunyai tujuan untuk melihat hubungan antar variabel, menghitung
konstanta dari rumus dan membuktikan rumus.Untuk keperluan menghitung
konstanta maupun membuktikan rumus, kurva diusahakan berbentuk linear y = a +
bx. Misalkan sekumpulan data x1, x2, x3, …, xn yang berhubungan secara linear
dengan y1, y2, y3, …, yn; maka konstanta a dan koefisien b dapat ditentukan sebagai
berikut :

NO X y x2 y2 Xy
1
2
3
:
:

N
x y x2 y2 xy

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 5


BAB II
PERCOBAAN YANG DILAKUKAN
2.1 Percobaan Modulus Puntir
2.1.1 Tujuan Percobaan
1. Menentukan harga modulus punitir logam
2. Memahami sifat elastis bahan di bawah pengaruh puntiran
3. Membandingkan nilai modus punter masing-masing logam
2.1.2 Alat dan Bahan Percobaan
1. Set percobaan modulus puntir
2. Batang logam percobaan
3. Neraca lengan
4. Beban dan katrol
5. Jangka sorong dan micrometer
2.1.3 Teori Dasar :
Jika sebatang logam mengalami puntiran, maka sudut puntiran
tergantung dari gaya puntiran dan lengan gaya.

Gambar 2.1.3 Tipe - Tipe Tegangan (a) Merenggang, (b) Menekan,(c) Memuntir

Untuk tegangan memuntir kita dapat tulis persamaan berikut:

𝐹𝐿0
ΔL = 𝐺𝐴

Dimana ΔL adalah pertambahan panjang, Lo adalah panjang mula-


mula dan A adalah luas permukaan dimana gaya F itu bekerja. Dalam
regangan geser dan memuntir, gaya F bekerja sejajar dengan permukaan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 6


A, sedangkan ΔL tegak lurus terhadap Lo. Tetapan G adalah modulus
puntir (share modulus) Modulus puntir logam dalam hal ini adalah
merupakan kekakuan puntiran bahan logam terhadap nilai gaya, bahan,
penampang logam. Jika suatu batang logam mengalami suatu puntiran
maka batang tersebut disamping mengalami gaya puntir juga mengalami
gaya tarik.

Tiap batang mengalami tegangan sebagai gaya persatuan luas


terlihat batang mengalami perpindahan x (cm) sebagai akibat adanya gaya
F, yang besarnya berbanding lurus dengan penampang horizontal. Pada
percobaan modulus puntir terlihat akibat adanya gaya mengalami
pergeseran pada batang, dimana batang dianggap homogen. Akibat
geseran puntiran pada piringan (gambar percobaan yang dipuntir melalui
piringan terhadap sumbunya, akan mengalami pergeseran sudut puntir.

2.𝐿.𝐹.𝑅
Maka besarnya modulus puntir adalah :𝐺 = 𝜋.𝑟4.𝜃

Keterangan :

G = mudulus puntir ( share modulus ) (dyne/cm2 rad)

L = panjang lengan punter (cm)

F = gaya puntir (N)

r = jari jari batang (cm)

𝜃 = sudut puntir (rad)

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 7


Gambar 2.1.3 Modulus Puntir

2.1.4 Prosedur Percobaan


1. Mengukur jari-jari batang logam(r)
2. Mengukur panjang logam(L)
3. Menyusun alat seperti gambar di atas dan menimbang masa beban(m)
4. Menarik piringan/lengan dengan gaya beban F= m.g, dengan lengan
beban berbeda (R)
5. Mengulangi untuk bahan logam lainnya (aluminium,kuningan dan
tembaga) dan mendatakan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 8


2.1.5 Data Percobaan
a. Batang Alumunium ( r = 0,14cm, L = 47,5 cm) , g = 980 cm/det2
sudut puntir (θ)
No m (gr) R (cm) F = m.g
(θ)derajat (θ) radian

1 20 45 19.600 50° 0,872

2 50 40 49.000 70° 1,221

3 80 35 78.400 90° 1,57

4 110 30 107.800 95° 1,658

5 140 30 137.200 105° 1.832

Tabel 2.1.5 Data Percobaan Batang Aluminium

b. Batang kuningan ( r = 0,14cm, L = 4,5cm ), g = 980 cm/det2


sudut puntir ( θ)
No m (gr) R (cm) F = m.g
(θ)derajat (θ) radian

1 20 50 19.600 30° 0,523

2 50 40 49.000 70° 1,221

3 80 35 78.400 90° 1,57

4 110 30 107.800 100° 1,745

5 140 30 137.200 105° 1,832

Tabel 2.1.5 Data PercobaanBatang Kuningan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 9


c. Batang Tembaga ( r = 0,14cm, L = 47,5 cm ), g = 980 cm/det2
sudut puntir (θ)
No m (gr) R (cm) F = m.g
(θ) derajat (θ) radian

1 20 40 19.600 60° 1,047

2 50 40 49.000 75° 1,308

3 80 30 78.400 95° 1,658

4 110 30 107.800 100° 1,745

5 140 30 137.200 110° 1,919

Tabel 2.1.5 Data PercobaanBatang Tembaga

2.1.6 Penyelesaian Tugas Akhir


1. Harga modulus puntir berdasarkan percobaan di atas :
2.𝐿.𝐹.𝑅
G= 𝛱.𝑟 4 .𝜃

a. Batang Alumunium
2 . 47,5 . 19600. 45
G1 = = 7,9659 × 1010 dyne/ cm2 rad
3,14 .( 0,144 ).50°

2 . 47,5 .49000 . 40
G2 = = 1,26417 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,144 ).70°

2 . 47,5 . 78400. 35
G3 = = 1,37649 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,144 ).90°

2 . 47,5 . 107800 .30


G4 = = 1,53623 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,144 ).95°

2 . 47,5 . 137200 .30


G5 = =1,77012 × 1011 dyne/cm2rad
3,14 .( 0,144 ).105°

(0,79659 + 1,26417 + 1,37649 + 1,53623 + 1,77012). 1011


𝐺̅ =
5

=1,349 × 1011 dyne /cm2 rad

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 10


b. Batang Kuningan
2.47,5 . 19.600 .50
G1= = 1,40404 × 1010 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .300

2.47,5 . 49.000 .40


G2= = 1,26417 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .700

2.47,5 . 78.400 .35


G3= = 1,37649 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .900

2.47,5 . 107.800 .30


G4= = 1,45959 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .1000

2.47,5 . 137.200 .30


G5= = 1,77012 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .1050

(0,140404 + 1,26417 + 1,37649 + 1,45959 + 1,77012). 1011


𝐺̅ =
5
=1,202 × 1011 dyne /cm2 rad

c. Batang Tembaga
2.47,5 . 19.600 .40
G1= = 5,8975 × 1010 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .600

2.47,5 . 49.000 .40


G2= = 1,18013 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .750

2.47,5 . 78.400 .30


G3= = 1,11759 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .950

2.47,5 . 107.800 .30


G4= = 1,45952 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .1000

2.47,5 . 137.200 .30


G5= = 1,6892 × 1011 dyne/ cm2 rad
3,14 .(0,14)4 .1100

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 11


(0,58975 + 1,18013 + 1,1759 + 1,45952 + 1,689). 1011
𝐺̅ =
5

=1,207 × 1011 dyne /cm2 rad

2. Grafik hubungan antara modulus puntir (G) terhadap gaya beban


(F) tiap batang.

MODULUS PUNTIR LOGAM


ALUMINIUM
200.000 177.012
153.623
G (MODULUS PUNTIR)

137.649
150.000 126.417

100.000 79.659

50.000

0
19600 49000 78400 107800 137200
F (GAYA BEBAN)

Grafik 2.1.6 Hubungan Antara Modulus Puntir Logam Alumunium

MODULUS PUNTIR KUNINGAN


200.000 177.012
180.000
145.959
G (MODULUS PUNTIR)

160.000 137.649
126.417
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000 14.040
20.000
0
19600 49000 78400 107800 137200
F (GAYA BEBAN)

Grafik 2.1.6 Hubungan Antara Modulus Puntir Logam Kuningan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 12


MODULUS PUNTIR TEMBAGA
Modulus puntir tembaga

200.000 168.920
G (MODULUS PUNTIR)
145.957
150.000 118.013 111.759
100.000
58.975
50.000

0
19600 49000 78400 107800 137200
F (GAYA BEBAN)

Grafik 2.1.6 Hubungan Antara Modulus Puntir Logam Tembaga

Keterangan : Semakin besar nilai gaya (F) maka akan semakin


besar pula modulus sudut puntirnya (G).

3. Perhitungan kesalahan relative tiap percobaan (Kr) dan nilai


rata-ratanya.
⃒ 𝐺𝑖−𝐺̅ ⃒
Kri = x 100%
𝐺̅

a. Batang Aluminium
|0,79659×1011 −1,349×1011 |
𝐾𝑟1 = × 100% = 40,94%
1,349×1011

|1,26417×1011 −1,349×1011 |
𝐾𝑟2 = × 100% = 6,28%
1,349×1011

|1,,37649×1011 −1,349×1011 |
𝐾𝑟3 = × 100% = 2,04%
1,349×1011

|1,53623×1011 −1,349×1011 |
𝐾𝑟4 = × 100% = 13,87%
1,349×1011

|1,77012×1011 −1,349×1011 |
𝐾𝑟5 = × 100% = 31,21%
1,349×1011

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 13


̅̅̅̅ = 40,94%+6,28%+2,04%+13,87%+31,21% =18,86%
𝐾𝑟 5

b. Batang Kuningan
|0,14040×1011 −1,202×1011 |
𝐾𝑟1 = × 100% = 78,69%
1,202×1011

|1,26417×1011 −1,202×1011 |
𝐾𝑟2 = × 100% = 5,17%
1,202×1011

|1,,37649×1011 −1,202×1011 |
𝐾𝑟3 = × 100% = 14,51%
1,202×1011

|1,45959×1011 −1,202×1011 |
𝐾𝑟4 = × 100% = 21,43%
1,202×1011

|1,77012×1011 −1,202×1011 |
𝐾𝑟5 = × 100% = 47,26%
1,202×1011

̅̅̅̅ = 78,69%+5,17%+14,51%+21,43%+47,26% =33,41%


𝐾𝑟 5

c. Batang Tembaga
|0,58975×1011 −1,207×1011 |
𝐾𝑟1 = × 100% = 51,14%
1,207×1011

|1,18013×1011 −1,207×1011 |
𝐾𝑟2 = × 100% = 2,22%
1,207×1011

|1,11759×1011 −1,207×1011 |
𝐾𝑟3 = × 100% = 7,41%
1,207×1011

|1,45957×1011 −1,207×1011 |
𝐾𝑟4 = × 100% = 20,92%
1,207×1011

|1,6892×1011 −1,207×1011 |
𝐾𝑟5 = × 100% = 39,93%
1,207×1011

̅̅̅̅ = 51,14%+2,22%+7,41%+20,92%+39,93% =24,32%


𝐾𝑟 5

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 14


4. Perhitungan standart deviasi (SD)
a. Batang Alumunium

No Gi ̅
G Gi - G (Gi - G )
2

1 0,79659× 1011 1,349× 1011 0,55241× 1011 3,05157× 1021

2 1,26417× 1011 1,349× 1011 0,08483× 1011 7,19613× 1019

3 1,37649× 1011 1,349× 1011 0,02749× 1011 7,557× 1018

4 1,53623× 1011 1,349× 1011 0,18723× 1011 3,50551× 1020

5 1,77012× 1011 1,349× 1011 0,42112× 1011 1,77342× 1021

∑ Gi - G( )2
5,25506× 1021

Tabel 2.1.4 Perhitungan Standar Deviasi Batang Aluminium

SD =
√∑𝑛𝑖−1 (Gi - G )2

=√
5,25506×1021
= 3,22577 × 1010 dyne/cm2rad
𝑛−1 4

b. Batang Kuningan

No Gi ̅
G Gi - G (Gi - G ) 2

1 0,140404× 1011 1,202× 1011 1,06159 × 1011 1,12699× 1022

2 1,26417× 1011 1,202× 1011 0,06217× 1011 3,86511× 1019

3 1,37649× 1011 1,202× 1011 0,17449× 1011 3,04468× 1020

4 1,45959× 1011 1,202× 1011 0,25759× 1011 6,63526× 1020

5 1,77012× 1011 1,202× 1011 0,56812× 1011 3,2276× 1021

∑ Gi - G( )2
1,55041× 1022

Tabel 2.1.4 Perhitungan Standart Deviasi Batang Kuningan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 15


SD=
𝑛
(
√∑𝑖−1 Gi - G ) =√2
1,55041×1022
= 6,22577 × 1010 dyne/cm2rad
𝑛−1 4

c. Batang Tembaga
No Gi ̅
G Gi - G (Gi - G )
2

1 0,5875× 1011 1,207× 1011 0,6195× 1011 3,8378× 1021

2 1,18013× 1011 1,207× 1011 0,02687× 1011 7,21996× 1018

3 1,11759× 1011 1,207× 1011 0,08941× 1011 7,99415× 1019

4 1,45952× 1011 1,207× 1011 0,25252× 1011 6,37664× 1020

5 1,689× 1011 1,207× 1011 0,482× 1011 2,32324× 1021

(
∑ Gi - G )
2
6,88587× 1021

Tabel 2.1.4 Perhitungan Standart Deviasi Batang Tembaga

SD=
√∑𝑛𝑖−1 (Gi - G ) =√
2
6,88587×1021
=4,14906 × 1010 dyne/cm2rad
𝑛−1 4

5. Kesimpulan
- Logam alumunium,logam kuningan dan logam tembaga
mempunyai nilai puntir Yang Berbeda beda.
- Logam alumunium,logam kuningan dan logam tembaga
memiliki sudut berbeda walaupun massanya sama.contohnya
batang alumunium bermassa 20 gram memiliki sudut
puntir50o,Batang Kuningan dengan massa sama memiliki
sudut puntir 30o,dan batang tembagadengan massa sama
memiliki sudut puntir 60o.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 16


2.2 Viscositas Zat Cair
2.2.1 Tujuan Percobaan.
1. Memahami hukum Stokes tentang zat cair.
2. Memahami bahwa gaya gesekan yang dialami benda yang bergerak dalam
fluida (gas & zat cair) berkaitan dengan kekentalan fluida.
2.2.2 Alat Percobaan
1. Tabung fluida
2. Jangka sorong
3. Neraca lengan
4. Mikrometer
5. Bola besi (pelor)
6. Aerometer dan tabung gelas.
7. Stop wacth.
2.2.3 Teori Dasar.
Jika sebuah bola logam dijatuhkan pada fluida (zat cair) yang diam
maka akan bekerja gaya gesek fluida untuk melawan berat benda yang
besarnya selalu konstan. Dimana besarnya gaya gesek fluida terhadap bola
logam diberikan oleh Stokes yang besarnya :FS = 6. π. η.r.V.

Secara garis besar hubungan bola jatuh dalam fluida dengan nilai
viscositas kekentalan) zat cair sebagai berikut :

W= FA+FS………………..(1)

Dimana :

W= gaya berat bola (N)

FA =gaya penampung fluida(N)

FS= gaya gesek fluida (N)

Gambar 2.2.3 Bola Jatuh Dalam Fluida

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 17


Dari hubungan kesetimbangan ketiga faktor didapat bahwa besarnya harga
viscositas zat cair adalah :

Dimana: 𝜂 = viscositas zat cair R = jari-jari tabung


t = waktu jatuh bola g = percepatan grafitasi

S = jarak jatuh bola ρ = massa jenis bola

r = jari-jari bola ρo = massa jenis fluid

2.2.4 Prosedur Percobaan


1. Tentukan massa jenis bola dengan menimbang massanya kemudian
mengukur volumenya.
2. Tentukan massa jenis fluida pada aerometer.
3. Tentukan jarak S, kemudian jatuhnya bola besi dan ukur waktu jatuhnya
(t).
4. Ulangi untuk jarak S yang berbeda 4 kali lagi.
5. Lakukan untuk tabung yang lainnya, lakukan pengukuran lagi seperti
langkah di atas, datakan.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 18


2.2.5 Data Pengamatan
Olie I
Massa jenis bola besi ρ = 13.3 gr/cc Massa bola = 1.73 gr
Massa jenis fluida (olie) ρo = 0.885 gr/cc Jari-jari bola = 0.315 cm
3
Jari-jari tabung gelas R = 1.68 cm Volume bola = 0.13 cm
No S (cm) t (det) v = S (1 + 0,24 . r/R)/t ( cm/det)

1 10 0,9 11,611

2 20 0,92 22,717

3 30 1,14 27,500

4 40 1,77 23,616

5 50 1,99 26,256

Tabel 2.2.5 data pengamatan olie 1

Olie II

Massa jenis bola besi ρ = 13.3 gr/cc Massa bola = 1.73 gr


Massa jenis fluida (olie) ρo = 0.89 gr/cc Jari-jari bola = 0.315 cm
3
Jari-jari tabung gelas R = 1.68 cm Volume bola = 0.13 cm
No S (cm) t (det) v = S (1 + 0,24 . r/R)/t ( cm/det)

1 10 0,28 37,321

2 20 0,29 72,069

3 30 0,31 101,129

4 40 0,35 119,429

5 50 0,37 141,216

Tabel 2.2.5 data pengamatan olie 2

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 19


2.2.6 Penyelesaian Tugas
1. Tentukan harga viskositas dari pecobaan.
2.𝑟 2 .𝑔.𝑡(𝜌− 𝜌0 )
ηi = 𝑟
9.𝑠(1+0,24 )
𝑅

OLIE SAE 20

2 . 0,3152 . 980 . 0,9 ( 13,3 − 0,865)


η1 = = 20,795 Poise
9 . 11,611

2 . 0,3152 . 980 . 0,92 ( 13,3 − 0,865)


η2 = = 10,865 Poise
9 . 22717

2 . 0,3152 . 980 . 1,14 ( 13,3 − 0,865)


η3 = = 11,121 Poise
9 . 27,500

2 . 0,3152 . 980 . 1,77 ( 13,3 − 0,865)


η4 = = 20,107 Poise
9 .23,616

2 . 0,3152 . 980 . 1,99 ( 13,3 − 0,865)


η5 = = 20,333 Poise
9 . 26,256

20,795+10,685+11,121+20,107+20,333
η̅ = = 16,644 Poise
5

OLIE SAE 40

2 . 0,3152 .980. 0,28( 13,3 − 0,89)


η1 = = 2,012 Poise
9 . 37,321

2 . 0,3152 .980. 0,29( 13,3 − 0,89)


η2 = = 1,079 Poise
9 .72,069

2 . 0,3152 .980. 0.31( 13,3 − 0,89)


η3 = = 0,822 Poise
9 . 101,129

2 . 0,3152 .980. 0.35(13,3 − 0,89)


η4 = = 0,786 Poise
9 . 119,429

2 . 0,3152 .980. 0,37( 13,3 − 0,89)


η5 = = 0,703 Poise
9 . 141,126

2,012+1,079+0,822+0,786+0,703
𝜂̅ = = 1,080 Poise
5

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 20


2. Perbandingan antara harga viscositas dari literatur dengan ekperimen
harga viscositas literatur
NO OLIE HARGA VICOSITAS (η)
1 SAE 10 0.8802 Posie
2 SAE 20 0.8863 Posie
3 SAE 30 0.8895 Posie
4 SAE 40 0.8923 Posie
5 SAE 50 0.8962 Posie

Harga viscositas ekperimen


HARGA RATA-RATA
NO OLIE HARGA VICOSITAS (η)
VICOSITAS (𝜂̅ )
η 1 = 20,795 Poise
η 2 = 10,865 Poise
SAE
1 η 3 = 11,121 Poise 16,644 Poise
20
η 4 = 20,107 Poise
η 5 = 20,333 Poise
η 1 = 2,012 Poise
η 2 = 1,079 Poise
SAE
2 η 3 = 0,822 Poise 1,080 Poise
40
η 4 = 0,786 Poise
η 5 = 0,703 Poise
Dari data yang kami dapatkan, antara viskositas literatur maupun
viskositas hasil eksprerimen, didapatkan bahwa harga viskositas literatur
SAE 40 dan 20 lebih rendah dari harga viskositas hasil eksprerimen SAE 40
dan 20.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 21


3. Grafik hubungan nilai viscositas ( ) dengan t (waktu)

GRAFIK H UB UNGAN N IL AI VIS CO S ITAS


DE NGAN WAKT U O L IE S AE 20

25 20,795 20,107 20,333


HARGA VISKOSITAS

20
15 10,865 11,121
10
5 0
0
0,9 0,92 1,14 1,77 1,99
WAKTU

Grafik 2.2.6 hubungan nilai viscositas ( ) dengan t (waktu)olie SAE 20

GRAFIK HUBUNGAN NILAI


VISCOSITAS DENGAN WAKTU OLIE
SAE 40
3 2,012
HARGA VISKOSITAS

2 1,079 0,822 0,786 0,703


1 0
0
0,28 0,29 0,31 0,35 0,37
WAKTU

Grafik 2.2.6 Hubungan nilai viscositas ( ) dengan t (waktu)olie SAE 40

4. Kesalahan relatif tiap percobaan (Kr) dan rata-ratanya


OLIE SAE 20
| 𝜂𝑖 − 𝜂 |
𝐾𝑟𝑖 = . 100%
𝜂

⃒ 11,611−16,644 ⃒
Kr1 = . 100% = 24,937%
16,644

⃒ 22,717−16,644 ⃒
Kr2 = . 100% = 34,724%
16,644

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 22


⃒ 27,500−16,644 ⃒
Kr3 = . 100% = 33,182%
16,644

⃒ 23,616−16,644 ⃒
Kr4 = . 100% = 20,807%
16,644

⃒ 26,256−16,644 ⃒
Kr5 = . 100% = 22,163%
16,644

24,937%+34,724%+33,182%+20,807%+22,163%
̅̅̅̅ =
𝐾𝑟 = 27,163 %
5

OLIE SAE 40

⃒ 2.2012 − 1,080 ⃒
Kr1 = . 100% = 86,234 %
1,080

⃒ 1,079 − 1,080 ⃒
Kr2 = . 100% = 0,113 %
1,080

⃒ 0.822 − 1,080 ⃒
Kr3 = . 100% = 23,907 %
1,080

⃒ 0,786 − 1,080 ⃒
Kr4 = . 100% = 27,253 %
1,080

⃒ 0,703 − 1,080 ⃒
Kr5 = . 100% = 34,961 %
1,080

86,234 %+0,113%+ 23,907%+27,253 %+34,961%


̅̅̅̅ =
𝐾𝑟 = 34,493 %
5

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 23


6. Perhitungan standart deviasi (SD)
OLIE SAE 20

NO 𝜂𝑖 𝜂̅ ⃒ 𝜂𝑖 -𝜂̅ ⃒ (𝜂𝑖 -𝜂̅ )2

1 20,795 16,644 4,151 17,231

2 10,865 16,644 5,779 33,397

3 11,121 16,644 5,523 30,504

4 20,107 16,644 3,463 11,992

5 20,333 16,644 3,689 13,608

∑(𝜂𝑖 - 𝜂̅ )2 107,732

Tabel 2.2.6 Standar Deviasi Olie SAE 20

 (η )
n
2
i -η
i =1

n -1 107,732
SD = =√ = 5,166 Poise
𝟒

OLIE SAE 10

NO 𝜂𝑖 𝜂̅ |𝜂𝑖 − 𝜂̅ | (𝜂𝑖 − 𝜂̅ )2

1 2,012 1,080 0,932 0,869

2 1,079 1,080 0,001 0,000

3 0,822 1,080 0,258 0,067

4 0,786 1,080 0,294 0,086

5 0,703 1,080 0,377 0,143

∑(𝜂𝑖 − 𝜂̅ )2 1,165

Tabel 2.2.6 Standar Deviasi Olie SAE 10

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 24


 (η )
n
2
i -η
i =1
𝟏,𝟏𝟔𝟓
SD = n -1 =√ = 0,539 Poise
𝟒

2.2.7 Kesimpulan
Setiap benda mempunyai kecepatan untuk bergerak konstan, hal ini
juga berlaku dalam zat cair (fluida). Dengan bertambahnya nilai SAE maka
viscositasnya semakin besar. Gerakan jatuh bola juga dapat dijadikan
indikator besarnya viscositas. Semakin lambat gerak jatuh bola dalam suatu
cairan maka semakin besar pula nilai viscositas cairan itu, sebaliknya
semakin cepat gerak jatuh bola, maka nilai viscositas cairan itu semakin
kecil.

2.3 Pembentukan Bayangan Oleh Lensa Positif


2.3.1 Tujuan Percobaan
1. Menentukan letak bayangan benda.
2. Menentukan fokus dari lensa positif.
3. Memahami jalannya sinar pada lensa positif dan proses pembentukannya.
2.3.2 Alat dan Bahan Percobaan
1. Lensa positif
2. Bangku optic.
3. Layar.
4. Benda.
5. Sumber cahaya.
2.3.3 Teori Dasar
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias
denganminimal satu permukaan tersebut merupakan bidang lengkung.Suatu
benda yang diletakkan relativeagak jauh dari atau di depan sebuah lensa
positif, maka bayangan bentuk oleh lensa dapat diamati atau ditangkap pada

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 25


layar yang diletakkan dibelakang lensa.Beberapa bentuk standar dari lensa
ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

Gambar 2.4.3 Bentuk Standart Lensa (a) Lensa Positif Dan (b) Lensa Negatif

Dalam pembahasan tentang lensa, dikenal apa yang dinamakan titik


fokus pertama (F1) dan titik fokus kedua (F2). Titik fokus pertama
merupakan titik benda pada sumbu utama yang bayangannya berada di
tempat yang sangat jauh (tak hingga), sedangkan titik focus kedua adalah
titik bayangan pada sumbu utama dari benda yang letaknya sangat jauh (tak
hingga)

Gambar 2.4.3 Devinisi Titik Fokus F1 Dan Titi Fokus Kedua F2

Untuk lensa tipis, titik fokus dapat dihitung dari jarak benda, S, dan jarak
bayangan yang dibentuk S’ , dengan persamaan :

1 1 1
= +
f S S'

Dimana : f = jarak focus lensa (cm)

S = jarak benda dengan lensa (cm)

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 26


S’= jarak bayangan dengan lensa (cm)

2.3.4 Prosedur Percobaan

Gambar 2.4.4 Set Percobaan

Menyusun set percobaan seperti gambar diatas :

1. Meletakkan benda sejauh mungkin dari layar.


2. Menggeser – geserkan lensa sampai diperoleh bayanan yang jelas pada
layar . mengukur jarak benda (dari benda) dan catat sebagai S. Dan jarak
bayangan ke lensa catat sebagai S’.
3. Mengubah kedudukan benda terhadap layar dan menentukan jarak
bayangan benda sebanyak 4 kali lagi.
4. Mendatakan hasil percobaan di lembar data.
2.3.5 Data Pengamatan
Jarak Benda Jarak bayangan Fokus Lensa
No SS’ S + S’
(S) cm (S’) cm (f) cm

1 49 14 686 63 10,888

2 36 16 576 52 11,076

3 27 17 459 44 10,432

4 42 16 672 58 11,586

5 24 17 408 41 9,951

Tabel 2.4.5 Data Percobaan Lensa Positif

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 27


2.3.6 Penyelesaian Tugas
1. Perhitungan jarak fokus lensa positif (f)
1 1 1 atau S'.S
= + fi =
fi S S' S'+S

14 𝑥 49
f1 = 14 + 49 = 10,888 cm

16 𝑥 36
f2 = 16 + 36 = 11,076 cm

17 𝑥 27
f3 = 17 +27 = 10,432 cm

16 𝑥 42
f4 = 16 +42 = 11,586 cm

17 𝑥 24
f5 = 17 +24 = 9,951 cm

10,888+11,076+10,432+11,586+9,951
̅
𝑓= = 10,7866 cm
5

2. Buatlah grafik antara ss’ dan s+s’, tentukan fokus lensa dari grafik,
serta jelaskan gambar grafik yang terbentuk

GRAFIK HUBUNGAN NILAI SS'


DAN S+S'
800
600
672 686
576
SS'

400
459
408
200
0
0 10 20 30 40 50 60 70
S+S'

Grafik 2.4.6 Grafik antara SS’ dan S + S’

∆S.S’ = 576 - 408 = 168 cm

∆(S + S’) = 52 – 41 = 11 cm

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 28


∆𝑠.𝑠′ 168
f = ∆(𝑠+𝑠′) = = 15,273cm
11

Dari grafik di atas bias kita simpulkan besar nilai S + S’ maka


semakin besar pula nilai SS’nya, jadi keduanya berbanding lurus.

3. Perhitungan kesalahan relatif (Kr) tiap percobaan dan rata-ratanya


|𝑓𝑖 − 𝑓̅|
𝐾𝑟𝑖 = . 100 %
𝑓̅

|10,888 −10,7866|
Kr1 = . 100 % = 0,94 %
10,7866

|11,076 −10,7866|
Kr2 = . 100 % = 2,68 %
10,7866

|10,432 −10,7866|
Kr3 = 100 % = 3,29 %
10,7866

|11,586−10,7866|
Kr4 = . 100 % = 7,41 %
10,7866

|9.951 −10,7866|
Kr5 = . 100 % = 7,75 %
10,7866

̅̅̅̅ = 0,94%+2,68%+3,29%+4,41%+7,75% = 4,414 %


𝐾𝑟 5

5. Perhitungan standart deviasi (SD)


No fi 𝑓̅ |fi − 𝑓 ̅ | (𝑓𝑖 - 𝑓)̅ 2

1 10,888 10,7866 0,1014 0,010282

2 11,076 10,7866 0,2894 0,0837524

3 10,432 10,7866 0,3546 0,125741

4 11,586 10,7866 0,7994 0,63904

5 9,951 10,7866 0,8356 0,698227

∑ 1,5570424

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 29


Tabel 2.4.6Perhitungan standart deviasi lensa positif

 (f )
n
2
i -f
i =1

SD = n -1

1,5570424
=√ = 0,623908 cm
2

6. Kesimpulan
a. Jika bayangan benda berada di ruangan I sifat bayangan :
1. Maya
2. Diperbesar
3. Tegak

b. Jika bayangan benda berada di ruangan II sifat bayangan benda :


1. Nyata
2. Diperbesar
3. Terbalik
c. Jika bayangan benda berada di ruangan III sifat bayangan benda :
1. Nyata
2. Diperkecil
3. Terbalik

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 30


2.4 Konstanta Pegas
2.4.1 Tujuan Percobaan
1. Menentukan harga konstanta pegas dengan metode pembebanan.
2. Menentukan harga konstanta pegas dengan metode getaran selaras.
3. Menentukan hubungan konstanta pegas dengan periode getar.
2.4.2 Alat dan Bahan Percobaan
1. Statip tegak
2. Pegas/pir
3. Stop wacht
4. Rool meter
5. Neraca lengan
6. Beban / massa
2.4.3 Teori Dasar
a. Hukum Hooke
Sebuah pegas ketika diberi gaya tarik F akan bertambah panjang
sejauh x, dan dalam kasus ini berlaku hukum Hooke:

F = - kx………………………….…..(1)

Dimana : F = gaya tarik (N),

k = konstanta pegas (N/m),

x = pertambahan panjang akibat gaya (m)

Jika gaya F ditimbulkan oleh massa benda maka F = gaya berat


= m.g Maka konstanta pegas :
𝑚𝑔
k= ……………………….…..…(2)
𝑥

Jika pegas digantung vertikal ke bawah kemudian pegas diberi


beban dan digetarkan, maka pegas mengalami getaran selaras
(berosilasi), yang dapat ditentukan periode getarnya (T). Secara umum,
frekuensi dari sebuah getaran harmonis memenuhi persamaan :

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 31


𝑛
f= ………………………….…..(3)
𝑡

Dengan f = frekuensi (Hz)

n = jumlah getaran

t = waktu (s)

0Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran


adalah periode.Dengan demikian, secara matematis hubungan antara
periode dan frekuensi adalah sebagai berikut :

1 𝑡
T = 𝑓 maka T = 𝑛

Dari persamaan gerak harmonik sederhana dengan menerapkan


hukum II Newton pada benda yang mengalami gerak harmonik
sederhana maka kita peroleh;

F = m a ……………………………..(4)

Maka besarnya konstanta pegas dapat ditentukan dengan


persamaan :

4𝜋 2 𝑚
k= …………………………...(5 )
𝑇2

Keterangan : k = konstanta pegas (Dyne/cm)

m = massa beban (gr)

T = periode (s)

g = konstanta gravitasi bumi (1000 cm/𝑠 2 )

b. Energi Potensial Pegas (Ep) dan Usaha (W) untuk Meregangkan


Pegas
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena
kedudukannya terhadap suatu acuan. Energi potensial pegas dihitung

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 32


berdasarkan acuan titik setimbangnya, sehingga saat pegas
menyimpang sejauh x akan memiliki energy potensial yang besarnya

1
Ep = 2 kx

Usaha yang diperlukan untuk meregangkan pegas akan setara


dengan perubahanenergi potensial pada pegas akibat usikan
peregangan tersebut, sehingga :

1
W = 2 kx2

2.4.4 Prosedur Percobaan


a. Sistem Pembebanan
1. Menggantungkan pegas dan mengukur panjang mula – mula (lo).
2. Menimbang massa beban (m) dan menggantungkan pada pegas.
3. Mengukur panjang pegas setelah diberi beban (l)
4. Mengulangi untuk massa yang berbeda sebanyak 4 kali, kemudian
mendatakan hasilnya.
b. Sistem Getaran
1. Mengambil massa beban (m),menggantungkan pada pegas, memberi
tanda
2. letak titiksetimbangnya, dan pegas disimpangkan supaya terjadi
getaran.
3. Mencatat waktu yang diperlukan untuk 40 getaran
Mengulangi untuk butir 1–2 dengan masa benda yang berbeda (4 kali
lagi ). Dan mendatakan.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 33


Gambar 2.5.4 Konstanta Pegas, (a) Sistem Pembeban, (b) Sisitem Getaran

2.4.5 Data Pengamatan


a. Sistem Pembebanan
m Io I X
No K ( dyne/cm) F ( dyne )
(gr) (cm) (cm) (cm)

1 40 20 23 3 13.066,667 39.200

2 60 20 24,5 4,5 13.066,667 58.800

3 80 20 26,2 6,5 12.061,538 78.400

4 100 20 27,8 7,8 12.564,103 98.000

5 120 20 29,3 9,3 12.645,161 117.600

Tabel 2.5.5 Data Pengamatan Pada Sistem Pembebanan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 34


b. Sistem Getaran
m n t
No Periode = T (detik) Frekuensi ( Hz )
(gr) (kali) (detik)

1 40 40 16,65 0,404 2,402

2 60 40 19,84 0,496 2,016

3 80 40 22,43 0,561 1,783

4 100 40 24,25 0,606 1,649

5 120 40 26,94 0,674 1,485

Tabel 2.5.5 Data Pengamatan Pada Sistem Getaran

2.4.6 Penyelesaian Tugas


1. Perhitungan konstanta pegas sistem pembebanan dan sistem getaran
a. Sistem Pembebanan
𝑚 .𝑔
𝐾𝑖 = 𝑥

40×980
k1 = = 13066,667 dyne/𝑐𝑚2
3

60×980
k2 = 4,5
= 13066,667 dyne/𝑐𝑚2

80 .980
k3 = = 12061,538 dyne/𝑐𝑚2
6,5

100 . 980
k4 = 7,8
= 12564,103 dyne/𝑐𝑚2

120 . 980
k5 = = 12645,161 dyne/𝑐𝑚2
9,3

13066,667+13066,667+12061,538+12564,103+12645,161
𝑘̅= 5

= 12680,827 dyne/𝑐𝑚2

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 35


b. Sistem Getaran
4 .𝜋2 . 𝑚
𝐾𝑖 = 𝑇2

4.(3,14)2 . 40
k1 = ( 0,404 )2
= 9665,327 gr/detik2

4.(3,14)2 . 60
k2 = ( 0,496)2
= 9618,496 gr/ detik2

4.(3,14)2 . 80
k3 = (0,561)2
= 10024,981 gr/ detik2

4.(3,14)2 . 100
k4 = ( 0,606)2
= 10739,252 gr/ detik2

4.(3,14)2 . 120
k5 = = 10417,813 gr/ detik2
( 0,674)2

9665,327+9618,496+10024,981+10739,252 + 10417,813
𝑘̅ = 5

= 10093,194 gr/ detik2

2. Grafik hubungan antara F dan x berdasarkan data percobaan pada


sistem pembebanan :

Grafik Hubungan Nilai F dan X


12 9,3; 11,76
10 7,8; 9,8
F (puluhan ribu)

8 6,5; 7,84
6 4,5; 5,88
4 3; 3,92
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
x (cm)

Grafik2.5.6 Hubungan Antara Gaya Tarik(F) Dan Pertambahan Panjang(X)

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 36


Berdasarkan grafik di atas dapat di peroleh:

a. Konstanta pegas
∆𝐹 11,76 − 5,88
k = ∆𝑋 = = 1,225 dyne/cm
9,3−4,5

b. Usaha untuk meregangkan pegas sejauh 5 cm


1
W = 𝑘𝑥 2
2

1
W = 2 × 1,225 × 52

W = 15,3125 erg

3. Pengaruh massa terhadap frekuensi getaran pegas


Pengaruh massa terhadap frekuensi getaran dapat Dilihat dengan
rumus sebagai berikut:

1 𝑘
f = 2𝛱 √𝑚

Dari rumus diatas, massa beban sangat berpengaruh terhadap


frekuensi getaran pegas karena semakin besar massa beban waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan getaran juga semakin besar pula,sehingga
frekuensi getaran yang dihasilkan semakin kecil atau berkurang.

4. Kesalahan relatif (Kr) kedua sistem dan rata-ratanya


a. Sistem Pembebanan
̅|
|𝑘𝑖− 𝑘
𝐾𝑟𝑖 = ̅
x 100%
𝑘

| 13066,667 − 12680,827|
Kr1 = x 100% = 0,030427 %
12680,827

| 13066,667 − 12680,827|
Kr2 = x 100% = 0,030427 %
12680,827

| 12061,538 − 12680,827|
Kr3 = x 100% = 0,0488366 %
12680,827

| 12564,103 − 12680,827|
Kr4 = x 100% = 0,00920476 %
12680,827

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 37


| 12645,161− 12680,827|
Kr5 = x 100% = 0,00281259 %
12680,827

̅̅̅̅= 0,030427 +0,030427 +0,0488366


𝐾𝑟
+ 0,00920476 + 0,00281259
= 0,02434159 %
5

b. Sistem Getaran
|𝑘𝑖− 𝑘̅|
𝐾𝑟𝑖 = ̅𝑘
x 100%

|9665,237 − 10093,194|
Kr1 = x 100% = 0,0423916 %
10093,194

|9618,496 − 10093,194|
Kr2 = x 100% = 0,0470315 %
10093,194

|10024,981 − 10093,194|
Kr3 = x 100% = 0,00675832 %
10093,194

|10739,252 − 10093,194|
Kr4 = x 100% = 0,0640093 %
10093,194

|10417,913 − 10093,194|
Kr5 = x 100% = 0,0321721 %
10093,194

̅̅̅̅= 0,0423916 +0,0470315+0,00675832+0,0640093 +0,0321721 = 0,038472564 %


𝐾𝑟 5

5. Perhitungan standart deviasi (SD)


a. Sistem Pembebanan

NO Ki ̅
𝐾 Ki − K ̅ )2
(𝐾𝑖 - 𝐾

1 13066,667 12680,827 385,84 148872,5056

2 13066,667 12680,827 385,84 148872,5056

3 12061,538 12680,827 619,289 383518,8655

4 12564,103 12680,827 116,724 13624,9922

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 38


5 12645,161 12680,827 35,666 1272,0635

∑ 696160,9324

Tabel 2.5.6 Perhitungan Standart Devisasi Pada Sistem Pembebanan

 (k )
n
2
i -k
i =1

SD= n -1

696160,9324
=√ 𝟒

= 417,1813 dyne/cm2

b. Sistem Getaran

NO K K Ki − K (𝐾𝑖 - 𝐾)2

1 9665,327 10093,194 427,867 183070,1699

2 9618,496 10093,194 474,698 225338,1912

3 10024,981 10093,194 68,213 4653,0134

4 10739,252 10093,194 646,058 417390,9394

5 10417,913 10093,194 321,719 105442,4289

∑ 935894,7428

Tabel 2.5.6 Perhitungan Standart Devisiasi Pada Sistem Getaran

 (k )
n
2
i -k
i =1

SD= n -1

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 39


935894,7428
=√ 𝟒

= 483,7083 gr/detik2

6. Kesimpulan
1. Penggunaan metode yang paling tepat untuk menentukan harga
konstanta pegas adalah dengan system pembebanan.
2. Nilai regangan dan tegangan pegas mempengaruhi harga konstanta
pegas.
3. Pada system pembebanan harga K ditentukan oleh massa, gravitasi dan
pertambahan panjang.
4. Sedangkan pada system getaran, harga ditentukan oleh banyaknya
getaran, massa dan periode.
5. Semakin getaran yang dilakukan dalam system getaran waktu yang
diperlukan semakin banyak sehingga periodenya semakin kecil.
6. Makin besar massa yang digunakan maka pertambahan panjang pada
sistem pembebanan akan semakin besar.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 40


2.5 Percobaan Difraksi Cahaya
2.5.1 Tujuan Percobaan
1. Menentukan panjang gelombang cahaya laser.
2. Memahami proses difraksi cahaya oleh celah sempit dan menentukan
lebar celah dan jarak antar celah dengan menggunakan laser He-Ne.
2.5.2 Alat dan Bahan Percobaan
1. Sumber cahaya laser
2. Kisi difraksi
3. Layar dan rool meter
4. Bangku optik
5. Sumber tegangan 220V
2.5.3 Teori Dasar
Salah satu alat untuk menghasilkan garis spektrum adalah kisi atau
celah sempit yang merupakan sebaris celah yang sangat berdekatan.

Jika seberkas sinar dilewatkan sebuah kisi maka penjalaran


gelombang cahaya terganggu oleh bagian yang tak tembus cahaya. Sebagian
muka gelombang cahaya diteruskan

Q
Y1
R Y2
Y3

Gambar 2.3.3 Difraksi Cahaya

Pada gambar terlihat bahwa P,Q,R merupakan celah sempit,


dimana gelombang datang ( dari laser) setelah lewat kisi didifrasikan
membentuk muka gelombang baru dengan sudut α1,α2 dan seterusnya,
muka gelombang baru tersebut sebenarnya merupakan daerah terang dan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 41


yang tak terlihat merupakan daerah gelap. Untuk daerah terang pertama ke
gelap pertama dikatakan mempunyai ordo pertama (n = 1) dan seterusnya
daerah gelap atau terang kedua mempunyai ordo kedua, (n = 2) dst.

Maka panjang gelombang cahaya laser dapat ditentukan dengan


persamaan sebagai berikut:

𝑑 sin 𝛼
λ= 𝑛

keterangan : λ = Panjang gelombang

d = Panjang kisi / celah

 = sudut difraksi

catatan : Untuk menentukan nilai sudut difraksi

Y
Sin ά = Y2 + A2

2.5.4 Prosedur Percobaan


menyusun alat seperti gambar dibawah ini, laser jangan dihubungkan
ke sumber tegangan dulu.

Gambar 2.3.4 Prosedur Percobaan

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 42


mengukur jarak kisi/celah ke layar, sebagai jarak A
(cm).menghubungkan laser dengan sumber tegangan, maka akan terlihat
pola difraksi.

menentukan titik orde n = 0 (titik tengah), kemudian ukur jarak Y


(cm) yang merupakan jarak titik terang nol ke titik terang pertama (n = 1).

mengulangi kegiatan di atas sebanyak 4 kali untuk jarak A yang


berbeda dan ukur pusat titik terang ke titik terang berikutnya.

mengkonsultasikan data pengamatan kepada pembimbing, kemudian


datakan hasil percobaan.

2.5.5 Data Pengamatan

B= Y + A
2 2
No n A (cm) Y (cm) λ (cm) Sin ά
(cm)

1 1 384 26 384,879 0,07437 0,067

2 1 401 28 401,779 0,07437 0,067

3 1 420 29 421 0,075 0,068

4 1 441 30 442,019 0,07437 0,067

5 1 450 31 451,067 0,075 0,068

Tabel 2.3.5 Data Pengamatan Difraksi Cahaya

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 43


2.5.6 Penyelesaian Tugas Akhir
1. Perhitungan panjang gelombang pola difraksi
d . sin 
i =
n
1,11 ×0,067
𝜆1 = = 0,07437 cm
1

1,11 ×0,067
𝜆2 = = 0,07437 cm
1

1,11 ×0,068
𝜆3 = = 0,07548 cm
1

1,11 ×0,067
𝜆4 = = 0,07437 cm
1

1,11 ×0,068
𝜆5 = = 0,07548 cm
1

0,07437+0,07437+0,07548+0,07437+0,07548
𝜆̅ = = 0,074814 cm
5

2. Perhitungan kesalahan relatif (Kr) dan rata-ratanya


⃒̅
⃒ 𝜆𝑖 − 𝜆
Kri = ̅ x 100%
𝜆

|0.07437−0,074814|
Kr1 = x 100% = 0.593 %
0,074814

|0.07437−0,074814|
Kr2 = x 100% = 0.593 %
0,074814

|0.07548−0,074814|
Kr3 = x 100% = 0.890 %
0,074814

|0.07437−0,074814|
Kr4 = x 100% = 0.593 %
0,074814

|0.07548−0,074814|
Kr5 = x 100% = 0.890%
0,074814

̅̅̅̅ = 0.593%+0.593%+0.890%+0.593%+0.890% = 0.7118%


𝐾𝑟 5

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 44


3. Perhitungan standart deviasi (SD) dan kesalahan mutlaknya (Km)
a. Tabel standart deviasi (SD)

No. λi λ λi − λ (λi − λ )
2

1 0,07437 0,074814 0,000444 0,000000197

2 0,07437 0,074814 0,000444 0,000000197

3 0,07548 0,074814 0,0000666 0,000000443

4 0,07437 0,074814 0,000444 0,000000197

5 0,07548 0,074814 0,000666 0,000000443

∑ 0.002664 0,000001477

Tabel 2.3.6 Perhitungan Standart Devisiasi Difraksi Cahaya

 (λi − λ )
n
2

0,000001477
SD = i =1 =√ 4
= 0,000607659 cm
n -1

b. Kesalahan mutlak (Km)


∑𝑛𝑖=1| λi − λ |
△ 𝜆̅ = 𝑛
0.002664
= 𝟓

= 0,0005328 cm
△𝜆̅
KM = ̅ x 100%
𝜆

0,0005328
= x 100% = 0,7122%
0,074814

4. Harga pengukuran terbaik untuk panjang gelombang


Pt = λ ± SD

= 0,074814 ± 0,000607659

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 45


5. Kesimpulan
Untuk menentukan panjang gelombang besar percobaan difraksi
cahaya yaitu, dimana sinar laser dilewatkan pada sebuah kisi atau celah sempit
maka sebagian diteruskan dan lainnya didifraksikan meembentuk muka
gelombang baru. Dimana panjang gelombang pola difraksi yang didapatkan
dari data yang benar yaitu sebesar 0,074206341cm

Perhitungan λ dengan formulasi sebagai berikut :

d sin α
λ=
n

Keterangan : λ = panjang gelombang d = celah atau kisi

𝛼 = sudut difraksi n = ordo

Proses difraksi cahaya adalah pembiasan suatu sinar dari sumber


sinar yang ditembakkan ke kisi/celah sehingga bayangan pada layar
dimana bayangan tadi membentuk beberapa orde 1, 2, 3, dan seterusnya.

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 46


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah membahas percobaan – percobaaan yang telah dilakukan dalam kegiatan
praktikum yang tertulis dalam laporan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
yaitu sebagai berikut:

1. Diperlukan ketelitian dan koreksi yang baik dalam melakukan percobaan pada
saat praktikum di setiap judul percobaan untuk mendapatkan data pengamatan
yang baik.
2. Hasil – hasil data percobaan, tidak mungkin tidak adanya suatu kesalahan,
maka dari itu di perlukan perhitungan Kr yaitu kesalahan relatif.
3. Secara garis besar kesalahan-kesalahan yang ada pada data praktikum
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu diantaranya sebagai berikut :
a. Ketelitian pengamatan praktikum
b. Ketelitian alat yang dipakai
c. Keadaan dan situasi praktikum
B. Saran
Praktikum fisika dasar mempunyai manfaat yang besar bagi mahasiswa, karena
dengan kegiatan tersebut mahasiswa dapat melihat dan membuktikan sendiri secara
langsung tentang ilmu fisika yang diterima didalam perkuliahan, yang berakibat pada
pemahaman mahasiswa yang lebih dalam mata kuliah khususnya fisika.

Melihat begitu besarnya manfaat dari kegiatan praktikum fisika dasar, maka
beberapa hal yang dapat penulis uraikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Percobaan – percobaan yang akan dilakukan dalam kegiatan praktikum,


sebaiknya percobaan yang ada kaitannya langsung dengan materi kuliah yang
diterima mahasiswa pada semester itu, sehingga mahasiswa bisa langsung dapat
mempraktekkan teori tersebut demi pemahaman yang lebih baik diluar
pemahaman yang telah didapat pada saat perkuliahan dikelas

Laporan Pratikum Fisika Dasar/Kelompok 24/ 2020 47

Anda mungkin juga menyukai