(STS4232)
Oleh:
Kelompok 12
No
Nama NIM
.
1. Cariani Sinaga 2110811220095
2. Hayatun Aprilya 2110811320025
3. Muhammad Alfiansyah 2110811210059
4. Muhammad Ilmi 2110811210007
5. Nibrasa Muhammad Nafis 2110811310070
6. Sakhaa Putra Nantaka 2110811210083
Dosen Pembimbing :
Dr. NOVITASARI, S.T.,M.T.
NIP. 19751124 200501 2 005
Banjarbaru, ............................2023
Menyetujui
Mengetahui:
Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Kepala Laboratorium
Praktikum Hidraulika
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Praktikum
Hidraulika dapat kami selesaikan. Laporan ini kami susun berdasarkan hasil
praktikum Hidraulika yang dilaksanakan pada Laboratorium Hidraulika Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Tujuan dari praktikum ini adalah merupakan suatu kegiatan wajib bagi
mahasiswa yang mengambil Mata Kuliah Praktikum Hidraulika, agar dapat
mengetahui karakteristik aliran pada saluran terbuka secara langsung dan dapat
membandingkannya dengan pendekatan teoritis yang telah dipelajari pada
matakuliah Hidraulika (STS4232/HSKB412) dan sesuai dengan ilmu yang
diperoleh dari bahan-bahan kuliah yang berhubungan dengan hal-hal tersebut.
Atas terselenggaranya praktikum Hidraulika ini, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Novitasari, ST., MT. Selaku Ketua Laboratorium Hidraulika
2. Ibu Novitasari, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing Laporan Praktikum.
3. Para Instruktur Laboratorium Hidraulika atas bimbingan dan arahannya
selama pelaksanaan praktikum.
Banjarbaru, 2023
Penyusun,
Kelompok 12
DAFTAR ISI
KEGIATAN ASISTENSI
Banjarbaru,..........................2023
Dosen Pembimbing
BAB I
ALIRAN MELALUI AMBANG LEBAR
1.5 Perhitungan
1.5.1 Dasar Teori
Jika aliran kritik lewat puncak ambang lebar seperti
tergambar dalam Gambar 1.1., maka debit aliran per satuan lebar
adalah :
2
q= × hu×
3
2
3 √
× g ×hu '
2
h w = ×hu=h kritis
3
hw adalah tinggi peluapan disebelah hulu dengan mengabaikan tinggi
kecepatan.
Dalam praktek terjadi kehilangan energi sepanjang puncak ambang
lebar, maka rumus diatas menjadi :
2
q= ×C d × hu
3
2
3 √
× g × hu
hw'
hw
y1 p
L
Yps
2
Q= × 4 ×
3
2
3 √
×981 × 4
3
cm
Q=167,059
s
Qt=q ×b
Qt=167,059× 7 , 9
3
cm
Qt=1319,767
s
Menghitung Cd
Qact
Cd=
Qteoritis
878,957
Cd '=
1319,767
Cd /¿ 0,666
Tabel diatas berisikan data hasil perhitungan dari data yang didapat pada
saat praktikum percobaan Ambang Lebar.
1.5.4 Grafik
Hubungan Qact vs (Y3 – p) / hu
-1.000
-1.074
-1.100
-1.200
-1.300 -1.300
-1.400
0.000850 0.000950 0.001050 0.001150
Qact (m3/dt)
Hubungan Cd VS Hw/L
0.096
0.094 0.094
0.094
f(x) = − 0.0145975749033186 x + 0.109172932330827
0.092 R² = 0.6082052958483240.091
0.090 0.089
0.088 PRAKTIKUM HIDRAULIKA 2022 6
Hw/L
0.086
0.086
0.084
0.084
0.082
0.080
Cd
Hubungan Cd vs hu/L
0.125 0.124
0.123
0.120
0.115 0.114
0.110
0.105
0.100
0.600 0.630 0.660 0.690 0.720 0.750 0.780 0.810 0.840
Cd'
1.6 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan, nilai koefisien debit (Cd) yang dihasilkan adalah
antara 0,673 sampai dengan 0,816.
Gambar 1. 9 Penggaris
BAB II
ALIRAN MELALUI AMBANG TAJAM
No. ∆H Y1 Y3 hw Ket
1. 9 126,5 22 9 Melekat
2. 20 138 35 18,5 Tertekan
3. 105 151 46 30 Bebas
4. 140 164 156 49 Tenggelam
5. 200 163 132 41 Tenggelam
6. 95 148 44,3 23 Bebas
7. 30 142 36 20 Tertekan
8. 7 125 20,5 9 Melekat
Tabel diatas berisikan data yang didapat pada saat praktikum percobaan
Ambang Tajam.
2.5 Perhitungan
2.5.1 Dasar Teori
Dasar Ambang Tipis dan Ambang Lebar
hw = hc hw
hc
Gambar 2.1 menunjukkan gambar ambang tipis (A; t < 0.5 Hu)
dan Ambang lebar (B, t > 0,66 Hu ) ; aliran tidak stabil apabila : 0.5
Hu < t < 0.66 Hu. Pada ambang tipis nilai hw=hc sedangkan pada
ambang lebar nilai hw > hc.
Terisi
udara
sepenu
Terisi
udara
sebagian
Q1 = (1,08 – 1 × 10) Q
Q1
Q2 = 1,84 × K × L × hu3/2
K = Konstanta
L = Lebar Ambang
hu = Hup Stream
Q3 = (1,2 – 1,3) Q
Q3
Jika ambang tajam pada seluruh lebar saluran maka koefisien debit
(Cd) adalah sama dengan :
h
Cd 1=0,602+ 0 , 05×
p
Qact
Cd=
Qemp
Keterangan :
Cd1 = Koefisien debit dari rumus empiris
h = Tinggi Peluapan di sebelah Hulu Ambang Tajam
p = Tinggi Ambang Tipis dari Dasar
Cd = Koefisien Debit
Qact = Debit Nyata
Qemp = Debit Empiris
Cd 1=0,657
Menghitung Debit (Q)
3
2
Qemp= ×Cd × b × √ 2 g .h 2
3
√
3
2
Qemp= ×0 , 66 ×79 × 2 × 9 ,81 ×126 ,5 2
3
3
mm
Qemp=6710813,952
s
Qact =253773× √ ∆ H
Qact =253773× √ 9
3
mm
Qact =761319
s
Menghitung Koefisien Debit (Cd)
Qact
Cd=
Qemp
761319
Cd=
6710813,952
Cd=0 , 11
∆H Y1 Y3 Ya Yb Yps hw X1 X3 Xa Xb Xps
No. Keterangan
(mmHg) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 9 126,5 22 14,5 22,5 - 9 1900 3750 2080 2170 - Melekat
2 20 138 35 30,5 36 - 18,5 1900 3780 2070 2180 - Tertekan
3 105 151 46 21 47 - 30 1900 3800 2520 2670 - Bebas
4 140 164 156 144 157 12 49 1900 3900 2075 2150 4000 Tenggelam
5 200 163 132 105 133 14 41 1900 3900 2110 2180 4000 Tenggelam
6 95 148 44,3 21 45 - 23 1900 3900 2577 2710 - Bebas
7 30 142 36 32 37 - 20 1900 3890 2120 2190 - Tertekan
8 7 125 20,5 13 21 - 9 1900 3875 2050 2150 - Melekat
Tabel diatas berisikan data yang didapat pada saat praktikum percobaan
Ambang .
Tabel 2. 3 Hasil Perhitungan Cd, Q
N H p b Y1 Y3 hw Cd Qemp Qact Cv C
(mm (m (m (m (m (m
o 1 (m3/d) (m3/d) d
Hg) m) m) m) m) m)
11 12 0.6 6895829, 761319, 5,9 0,
1 9 79 22 9
5 6,5 57 129 000 84 11
11 13 18, 0.6 7917023, 1134907 3,5 0,
2 20 79 35
5 8 5 62 842 ,358 21 14
11 15 0.6 9139049, 2600399 3,2 0,
3 105 79 46 30
5 1 68 342 ,437 56 28
11 16 15 0.6 10431878 3002682 1,2 0,
4 140 79 49
5 4 6 73 ,609 ,630 37 29
11 16 13 0.6 10329935 3588892 1,1 0,
5 200 79 41
5 3 2 73 ,871 ,184 35 35
11 14 44, 0.6 8850725, 2473473 3,6 0,
6 95 79 23
5 8 3 66 917 ,241 98 28
11 14 0.6 8285434, 1389971 3,2 0,
7 30 79 36 20
5 2 64 194 ,966 17 17
11 12 20, 0.6 6766816, 671420, 5,9 0,
8 7 79 9
5 5 5 56 575 247 16 10
Tabel diatas berisikan data yang didapat dari hasil perhitungan dari data
yang didapat pada saat praktikum percobaan Ambang Tajam
2.5.4 Grafik
Perbandingan Cd VS Q
2.6 Kesimpulan
1. Cd adalah koefisien debit aliran di atas ambang. Nilai Cd dipengaruhi
oleh nilai debit (Q), semakin besar nilai Q maka semakin besar pula
nilai Cd. Dari hasil percobaan nilai koefisien debit (Cd) yang
dihasilkan dihasilkan adalah antara 0,6563 sampai dengan 0,6733 dan
nilai Q berkisar antara 671420,247 sampai dengan 3588892,184
mm³/det.
2. Profil muka air pada peluapan diatas ambang tajam diamati
berdasarkan hasil dari pengaturan katup air pada saat percobaan
sehingga mendapatkan kondisi aliran ambang tajam melekat, aliran
ambang tajam tertekan, aliran ambang tajam bebas dan aliran ambang
tajam tenggelam. Pada pengamatan aliran melekat dilakukan dengan
cara mengatur katup air dengan bukaan kecil di debit 0,006895829
m³/detik, maka didapatkan kondisi aliran melekat yang mana bisa
dilihat dari aliran air yang menyentuh bagian belakang ambang tajam,
selanjutnya pada pengamatan kondisi aliran tertekan dimana
pengaturan katup atau bukaan katup diperbesar sedikit pada debit
0,007917024 m³/detik yang bisa dilihat pada aliran air yang meluap di
atas ambang dan membentuk sedikit gelembung udara namun jatuhnya
masih di atas ambang bagian belakang, pada pengamatan ketiga katup
air lebih diperbesar lagi pada debit 0.009139049 m³/detik dan didapat
kondisi aliran bebas ketika air yang meluap sudah melompati model
ambang dan yang terakhir yaitu pengamatan kondisi aliran tenggelam
dimana air meluap dan membuat ambang tenggelam setelah katup
dibuka sangat besar yaitu pada debit 0,010431879 m³/detik.
2.7 Lampiran
2.7.1 Gambar Profil
Gambar 2. 12 Penggaris
BAB III
ALIRAN MELALUI PINTU SORONG
C. Prosedur Percobaan
1. Atur kedudukan saluran horizontal
2. Pasang pintu sorong hingga tetap vertical
3. Atur harga ΔH; yg (Petunjuk instruktur), kemudian diukur yo, y1,
y2, y3, y4 (misalnya Nilai yg : 10mm; dst)
4. Dengan ΔH yang sama pada prosedur no. 3 di atas, atur
ketinggian pintu sorong dengan yo (Petunjuk instruktur),
kemudian diukur yg, y1, y2, y3, y4.
5. Ubah debit atau ΔH dengan memutar katup pompa dan atur
pintu sorong sehingga yo sama dengan y o pada no. 4 diatas,
kemudian diukur yg, y1, y2, y3, y4 dan baca ΔH (dalam
pengaturan pintu sorong perlu kesabaran dan ketelitian).
6. Dengan debit atau ΔH yang masih sama pada no. 5, atur pintu
sorong sehingga harga yg sama dengan harga yg pada no. 3
diatas, ukur yo, y1, y2, y3, y4.
7. Ulangi percobaan untuk debit atau ΔH yang lain. Variasi ΔH,
(misalnya ΔH=5cmHg; dst Petunjuk Instruktur) .
E. Perhitungan
1. Dasar Teori
ho = h1
' p'
y 1= y + =konstan
ρg
Dengan persamaan Bernoulli pada penampang 0 dan 1 diperoleh
sebagai berikut :
b × Y 1 ×√2 g × Y 0
Q=
Y1
Y0√+1
Cv=
Q×
√Y1
Y0
+1
√ Y1
Y0
+1
Y0 √
Yc ×Y 1
+1
√
3
2
q= ×Cd ×b × 2 g h 2
3
Qt=q ×b
Keterangan :
Qact = Debit nyata
Qt = Debit teoritis
Koefisien Debit Teoritis :
Q
Cd=
b ×Yg × √ 2 g × Y 0
Koefisien Kecepatan nyata dapat ditulis :
Qact
Cd=
Qt
2. Contoh Perhitungan
Untuk contoh perhitungan ini digunakan data percobaan no. 1
∆H = 190 mmHg
g (gravitasi) = 9,81 m / s2 = 9810 mm/ s2
b (lebar saluran) = 79 mm
yg = 30 mm
yo = 85,5 mm
y1 = 40 mm
ya = 41 mm
yb = 61 mm
y3 = 58mm
Debit Teoritis
b × Y 1 × √2 g × Y 0
Qt=
√ Y1
Y0
+1
√
40
85 , 5
+1
3
mm
Q=3 378164 , 83
s
Qact =253773× √ ∆ H
Qact =253773× √ 190
3
mm
Qact =3498019,404
s
Cv=
Y1
Qt ×
Y0 √
+1
b ×Y 1× √ 2 g ×Y 0
Cd=
3 378164 , 83
√
40
85 ,5
+1
79 × 40 × √ 2 ×9810 ×79
Cd=1 , 00
Menentukan Koefisien Kontraksi (Cc)
Y1
Cc=
Yg
40
Cc=
30
Cc=1,333
Menentukan Koefisien Debit (Cd)
Qact
Cd=
Qt
3498019,404
Cd=
3 378164 , 83
Cd=1,035
Menentukan Koefisien Debit Teoritis (Cd1)
Q
Cd 1=
b × Yg× √ 2 g ×Y 0
3 378164 ,83
Cd 1=
79 ×30 × √ 2 ×9810 × 85 ,5
Cd 1=1,101
3. Tabel Perhitungan
Tabel 3.2 Data Hasil Perhitungan Pintu Sorong
4. Grafik
Hubungan Cv vs Yg / Yo
Hubungan Cv VS Yg/Y0
0.400
0.350
0.300
0.250
0.150
0.100
0.050
0.000
0.95 0.96 0.97 0.98 0.99 1.00 1.01
Cv
Hubungan Cc VS Yg/Y0
0.400
0.350
0.300
0.250
0.200
Yg/Yo
Data 1 & 2
0.150
0.100
0.050
0.000
0.900 0.950 1.000 1.050 1.100 1.150 1.200 1.250 1.300 1.350 1.400
Cc
Q (mm3/s)
2000000 Data 1 & 2
1500000
1000000
500000
0
0.800 0.880 0.960 1.040 1.120
Cd
3500000
3000000
2500000
Q (mm3/s)
2000000
1000000
500000
0
0.800 0.880 0.960 1.040 1.120 1.200
Cd
F. Kesimpulan
1. Koefisien kecepatan (Cv), dipengaruhi oleh nilai debit (Q).
Semakin kecil nilai debit, maka akan semakin kecil juga nilai
koefisien kecepatan (Cv) yang didapatkan. Namun, pada
percobaan aliran melalui pintu sorong ini kami mendapatkan nilai
koefisien kecepatan yang konstan yaitu bernilai 1,00 untuk semua
aliran.
2. Cd adalah koefisien debit aliran di atas ambang. Nilai Cd
dipengaruhi oleh nilai debit (Q), semakin besar nilai Q maka
semakin besar pula nilai Cd. Dari keempat hasil percobaan nilai
koefisien debit (Cd) yang dihasilkan adalah antara 0,903 sampai
dengan 1,125.
3. Profil muka air berdasarkan data yang diperoleh mendapatkan
kondisi aliran yang masing-masing berbeda. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa hal seperti ketinggian bukaan pintu sorong dan juga
debit yang diatur pada saat praktikum berlangsung.
G. Lampiran
1. Gambar Profil
2. Gambar Alat
3. Laporan Sementara
C. Prosedur Percobaan
1. Dengan harga-harga ∆ H ,y0, y1 yang diperoleh dari percobaan 1.
2. Gambarkan perbandingan Fg/Fh versus yg/yo.
E. Perhitungan
1. Dasar Teori
V0 Fg 𝑉21
2𝑔
H1
y0
Fh
H1 = E1
yg y1
Fx=
[ 1
2
1
× ρ × g × Y 20− × ρ × g × Y 21−Fg−Ff ×b
2 ]
Fx=Gaya akibat gesekan dapat diabaikan
Sehingga,
Fx=
[ 1
2
1
× ρ × g × Y 20− × ρ × g × Y 21−Fg ×b
2 ]
Resultan gaya tersebut mengakibatkan perubahan momentum
sebagai berikut :
Fx=[ ρ× Q× V 1−ρ ×Q ×V 0 ]
Q Q
V 1= , V 0=
b ×Y 1 b ×Y 0
Dari substitusi persamaan diatas didapatkan persamaan sebagai
berikut :
1
Fg= × ρ× g ×Y 21
2
Y0
Y1
−1 −
[ ρ× Q
b ×Y 1
1−
Y1
Y0 ] [ ]
Distribusi tekanan pada pintu sorong pada tempat
keluarnya pancaran fluida, maka tekanan pada pintu sama
2. Contoh Perhitungan
Untuk contoh perhitungan ini digunakan data percobaan no. 1
∆H = 200 mmHg
g = 9,81 m/s2 = 9810 mm/s2
b = 79 mm
ρ = 0,001 g/mm3
yo = 190 mm
y1 = 15 mm
yg = 16 mm
Q = 3588892,184 mm3/s
Menghitung Koefisien Kontraksi (Cc)
y1
Cc =
yg
15
¿ =0,938
16
√ Y1
Y0
+1
√
15
190
+1
3
mm
Q=2202645
s
Menghitung yg/yo
15
yg/yo = 190 =0,351
Menghitung Fg/Fh
12872 , 84
Fg/Fh = =0,087
148503 ,78
3. Tabel Hasil Perhitungan
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Gaya Pada Pintu Sorong
H Qt Qact
(mmHg Cc Cv Cd Fh Fg yg/yo Fg/Fh Cd
mm3/s mm3/s
)
337816
190 1,333 1,00 1,101
5 3498019,404 15108,63 8926,51 0,351 0,591 1,035
213182
190 0,967 1,00 0,932
5 3498019,404 150215,6 12479,18 0,079 0,083 1,641
220264
200 0,938 1,00 0,903
5 3588892,184 148503,8 12872,84 0,084 0,087 1,629
346223
200 1,367 1,00 1,125
9 3588892,184 15382,08 9049,15 0,349 0,588 1,037
4. Grafik
Hubungan Fg/Fh vs Yg/Y0
0.350
0.300
0.250
0.200
Yg/Yo
0.150
0.100
0.050
0.000
0.040 0.140 0.240 0.340 0.440 0.540 0.640
Fg/Fh
F. Kesimpulan
1. Distribusi tekanan non hidrostatik (Fg) adalah resultan gaya
dorong pada pintu sorong yang dipengaruhi oleh Yo, Y1, dan Q
di mana nilai Fg adalah berkisar 8926,51g/mm2.det2 sampai
dengan 12872,84g/mm2.det2. Gaya tekanan pada pintu sorong
(Fg) dapat dihitung dengan persamaan momentum, Karena
panjang saluran yang ditinjau relatif pendek, maka gaya gesekan
dapat diabaikan.
2. Distribusi tekanan hidrostatik (Fh) adalah resultan gaya dorong
pada pintu sorong yang dipengaruhi oleh Yo, Yg, dan g di mana
nilai Fh adalah berkisar 148503,8 g/mm2.det2 sampai dengan
15382,08 g/mm2.det2. Distribusi tekanan berada pada pintu
sorong pada tempat keluarnya pancaran fluida, maka tekanan
pada pintu sama dengan tekanan atmosfir tersebut.
G. Lampiran
1. Gambar Profil
2. Gambar Alat
3. Laporan Sementara
C. Prosedur Percobaan
1. Atur saluran sehingga horizontal.
2. Atur pintu sorong : Yg sesuai dengan petunjuk instruktur.
3. Atur katub masuk : Yo (ΔH₁) sesuai dengan petunjuk instruktur
4. Buat loncatan air dengan mengatur ambang hilir.
5. Ukurlah : Y1, Ya, Yb, dan Y3.
6. Ukurlah jarak dari pintu sorong ke ya dan yb (Lj = Xyb -Xya).
7. Ulangi percobaan dengan merubah debit (ΔH₂. Yo₁) dan (ΔH₃ ,
dengan yg adalah tetap) (menurut petunjuk instruktur).
8. Ulangi percobaan dengan merubah Yg menjadi (Yg₁) dan (Yg₂)
menurut petunjuk instruktur, dengan Yo (ΔH₁) adalah tetap.
E. Perhitungan
1. Dasar Teori
Yb 1
=
Ya 2 [ √( 1+
g ×Ya )
8 × va2
2
−1
]
PRAKTIKUM HIDRAULIKA 2022 55
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA (STS4232)
KELOMPOK 12
( )
2
Va
2
vb
2
( Yb−Yb )
∆ E=Ya+ − Yb+ =
2×g 2× g 4 ×Ya× Yb
atau dapat ditulis sebagai :
( )
3
Yb
−1
Ya
∆ E=
Y
4×
Yb
Kemudian dapat diganti dengan : Ya =Y1, Yb = Y3,
atau dapat ditulis sebagai :
( Y 3−Y 1 )3
∆ E=
4 × Y 1 ×Y 3
Energi Spesifik dapat ditulis sebagai berikut :
2
Q
E=Y + 2
2×g×Y
Dengan :
E : Energi Spesifik (m)
Y : Kedalaman Air (m)
Q : Debit Aliran (m3/s)
g : Gravitasi = 9,81 m/s2
Yc=
√
3 Q2
g
3
, Ec=Emin= Yc
2
Yc : Kedalaman Kritis
2. Contoh Perhitungan
Untuk contoh perhitungan digunakan data percobaan no. 1
∆H = 30 mmHg
g = 9810 mm/s2
b = 79 mm
Yg = 18 mm
Y0 = 63 mm
Y1 = 41 mm
Ya = 42 mm
Yb = 45,5 mm
Y3 = 45 mm
√ Y1
Y0
+1
79 × 41× √ 2 × 9810× 63
Q=
√
41
63
+1
3
mm
Q=2802749 ,79
s
2
A 1=41× 79=3239 mm
2
Aa=42 ×79=3318 mm
2
Ab=45 ,5 ×79=3594 , 5 mm
2
A 3=45 ×79=3555 mm
L=2284−2100=184 mm
∆ E=0,009
Ao A1 Aa Ab A3
(mm2) (mm2) (mm2) (mm2) (mm2)
4977 3239 3318 3594,5 3555
5214 3002 3120,5 3476 3397
6715 3713 3910,5 4424 4266
5806,5 3950 4108 4542,5 4345
Tabel di atas berisikan hasil perhitungan dari data yang didapat pada
praktikum percobaan Loncat Air.
Lj Lj
Eso Es1 Esa Esb Es ΔE Lj Lj Woyeski
Smetana Act
Fr
(mm (mm (mm
(mm) (mm) (mm) mm (mm) (mm) (mm)
) ) )
79,16 54,3 72,6 0,01
246 27,8104167
1,316 79,16 3 7 76,49 8 9 21 184
52,7 70,7 0,00
228 35,7493671
1,401 79,88 79,88 6 75,24 1 9 27 180
101,7 101,7 63,3 88,4 0,03
282 51,6323232
1,412 3 3 5 94,56 6 4 39 140
58,4 86,1 0,01
300 43,6959135
1,247 93,74 93,74 4 90,58 5 1 33 430
Tabel di atas berisikan hasil perhitungan dari data yang didapat pada
praktikum percobaan Loncat Air.
4. Grafik
Hubungan ∆M dan Q
Hubungan Perubahan momentum (ΔM) dan Debit (Q)
4500000
4000000
3500000
3000000
Q (mm3/s)
2500000
2000000 Data 1 - 4
1500000
1000000
500000
0
0.00 1000000000.00 2000000000.00 3000000000.00
ΔM
Hubungan ∆E dan Q
2780000.00
2760000.00
2700000.00
2680000.00
0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02
ΔE (mm)
3800000.00
3750000.00
3600000.00
3550000.00
0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035
ΔE (mm)
295
290
Lj (mm)
Data 1 & 2
285 282
280
275
270
125 175 225 275 325 375 425 475
Lj act (mm)
240
Lj (mm) 235
Data 3 & 4
230 228
225
220
215
125 135 145 155 165 175 185 195
Lj act (mm)
F. Kesimpulan
1. ΔM adalah perubahan momentum pada loncatan air. Nilai ΔM
dipengaruhi oleh nilai debit (Q), semakin besar nilai debit (Q)
maka semakin besar pula nilai ΔM. Dari hasil percobaan nilai
Perubahan Momentum (ΔM) yang dihasilkan adalah antara
1639051523,45 sampai dengan 2955407365,62 sementara nilai
Q berkisar antara 2721369 sampai dengan 3847746 (mm³/det).
2. Berdasarkan hasil yang didapatkan, kehilangan energi pada
loncat air (ΔE) berbanding lurus dengan nilai debit (Q), semakin
besar nilai debit (Q) maka semakin besar pula nilai kehilangan
energi pada loncatan air (ΔE) dan begitu pula sebaliknya. . Dari
hasil percobaan nilai kehilangan energi (ΔE) yang dihasilkan
adalah antara 0,009 sampai dengan 0,034
G. Lampiran
1. Gambar Profil
2. Gambar Alat
3. Laporan Sementara
BAB IV
PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN DI SALURAN
4.5 Perhitungan
4.5.1 Dasar Teori
Beberapa cara pengukuran kecepatan aliran
a. Pengukuran dengan pelampung
b. Pengukuran dengan velocity headrod
c. Pengukuran dengan Trupp’s ripple meter
d. Pengukuran dengan Current Meter
Cara (a) dan (d) digunakan untuk praktikum ini
Pengukuran debit; cara sederhana untuk mengukur debit
adalah dengan cara tidak langsung yaitu dengan pengukuran
kecepatan aliran.
Q=∑ H n × V n × B
dengan :
B = Lebar Penampang Basah
Vn = Kecepatan rata – rata aliran pada penampang pias
Hn = Tinggi penampang basah pada pias
Perhitungan Pias ke 1 :
L
Vkiri=
T
10
Vkiri=
70
Vkiri=0,1428 m/s
L
VTengah=
T
10
Vtengah=
67
Vtengah=0,1492 m/s
L
Vkanan=
T
10
Vkanan=
69
Vkanan=0,1449 m/ s
Untuk pias 1,
Hn = 1,515 m
Vn = 0,06725 m/s
B = 2,15 m
Q = 1,515× 0,06725 × 2,15 = 0,21905 m3/s
Untuk pias 2 dan pias 3, perhitungan sama dengan diatas,
Didapat Q masing – masing pias adalah :
Q1 = 0,21905 m3/s
Q2 = 0,28166 m3/s
Q3 = 0,27838 m3/s
Tabel di atas berisikan hasil perhitungan dari data yang didapat pada
praktikum percobaan Saluran Alam dengan Pelampung.
Tabel di atas berisikan hasil perhitungan dari data yang didapat pada
pembacaan alat Current meter pada praktikum percobaan Saluran
Alam.
4.5.4 Grafik
Hubungan Kecepatan vs Kedalaman
Pias
0.8
2
Kedal
0.4
0.2
0
LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA (STS4232)
0.00000 0.05000 0.10000 0.15000 0.20000
KELOMPOK 12
Kecepatan (m/dt)
Grafik 4. 1 Hubungan V vs H
1
0.8 Pias 1,2,
dan 3
0.6
0.4
0.2
0
0.210 0.220 0.230 0.240 0.250 0.260 0.270 0.280 0.290
Debit (m/dt)
Grafik 4. 2 Hubungan Q vs H
4.6 Kesimpulan
A. Kecepatan rata- rata yang didapat dari percobaan dengan pelampung
adalah 0,1522 m/det.
B.1 Kecepatan rata - rata yang didapat dari percobaan dengan Current
meter adalah, pias 1 sebesar 0,1456 m/det, pias 2 sebesar 0,1587 m/det
dan pias 3 sebesar 0,1523 m/det.
B.2 Debit aliran yang dihasilkan dari percobaan dengan Current meter
dengan Mid Area Method adalah pias 1 sebesar 0,21905 m3/det, pias 2
sebesar 0,28166 m3/det dan pias 3 sebesar 0,27838 m3/det.
4.7 Lampiran
4.7.1 Gambar Profil
Gambar 4.7.2. 7 Display Current Meter Gambar 4.7.2. 8 Satu Set Current Meter