MEKANIKA TANAH
OLEH :
KELOMPOK 5
LAPORAN PRAKTIKUM
MEKANIKA TANAH
Dosen Pembimbing
Praktikum Mekanika Tanah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum Mekanika Tanah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan yang wajib dilaksanakan
selama menempuh kuliah Praktikum Mekanika Tanah. Laporan praktikum ini
merupakan hasil dari praktik langsung sekaligus merupakan penerapan teori-teori
yang telah diberikan pada saat kuliah. Selain itu penulis juga berharap laporan ini
dapat berguna bagi pembaca.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Ir. I Nyoman Aribudiman, ST., MT., IPM., selaku dosen pembimbing,
Bapak Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc, PhD, IPU selaku dosen pengampu mata
kuliah Praktikum Mekanika Tanah, serta berbagai pihak yang turut mendukung
penuh dalam proses penyelesaian tugas ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini dan masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.61 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
0,25 kg/cm2............................................................................. 79
Gambar 2.62 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
0,25 kg/cm2 ............................................................................ 79
Gambar 2.63 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
0,5 kg/cm2............................................................................... 80
Gambar 2.64 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
0,5 kg/cm2............................................................................... 80
Gambar 2.65 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
1,0 kg/cm2............................................................................... 81
Gambar 2.66 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
1 kg/cm2 ................................................................................. 81
Gambar 2.67 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban 2
kg/cm2 .................................................................................... 82
Gambar 2.68 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
2 kg/cm2 ................................................................................. 82
Gambar 2.69 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban 4
kg/cm2 .................................................................................... 83
Gambar 2.70 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
4 kg/cm2 ................................................................................. 83
Gambar 2.71 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban 8
kg/cm2 .................................................................................... 84
Gambar 2.72 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
8 kg/cm2 ................................................................................. 84
Gambar 2.73 Mesin Penekan ........................................................................ 87
Gambar 2.74 Sample Tanah Dengan Kadar Air Optimum.............................. 88
Gambar 2.75 Proses Penumbukan Lapisan Tanah ......................................... 88
Gambar 2.76 Proses Perendaman Dalam Pengujian CBR............................... 89
Gambar 2.77 Proses Penetrasi Pada Uji CBR ................................................ 90
Gambar 2.78 Hubungan antara penurunan dan pengembangan sample 1
(kode 10) ................................................................................ 92
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1.4 Pelaksanaan
1. Masukan angkur ke dalam tanah pada titik yang ditentukan,
minimal dua buah.
2. Pasang mesin sondir tepat diantara angker tersebut, kemudian
stel sondir agar berdiri tegak lurus.
3. Kunci mesin sondir pada angker dengan menggunakan plat
besi
UJI SONDIR
SKIN
CONUS TOTAL LOCAL
FRICTI CLEEF
DEP VALUE HLx(20/ CLEEF CLEEF
ON
TH 10)
HL=JP-
(PK) (JP) (JHL) HS=HL/10
PK
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) (kg/cm)
0 0 0 0 0 0 0
0,2 30 35 5 10 10 0,5
0,4 25 30 5 10 20 0,5
0,6 15 20 5 10 30 0,5
0,8 25 30 5 10 40 0,5
1 25 30 5 10 50 0,5
1,2 25 25 0 0 50 0
1,4 20 20 0 0 50 0
1,6 15 25 10 20 70 1
1,8 25 35 10 20 90 1
2 30 30 0 0 90 0
2,2 20 30 10 20 110 1
2,4 20 25 5 10 120 0,5
2,6 30 30 0 0 120 0
2,8 30 35 5 10 130 0,5
3 45 45 0 0 130 0
3,2 30 35 5 10 140 0,5
3,4 25 25 0 0 140 0
3,6 200 210 10 20 160 1
3,8 250 250 0 0 160 0
Kedalaman B PK σijin
(m) (m) (kg/cm2) (kg/cm2)
0 1 0 0
0,2 1 30 0,75
0,4 1 25 0,625
0,6 1 15 0,375
0,8 1 25 0,625
1 1 25 0,625
1,2 1 25 0,625
1,4 1 20 0,5
1,6 1 15 0,375
1,8 1 25 0,625
2 1 30 0,75
2,2 1 20 0,5
2,4 1 20 0,5
2,6 1 30 0,75
2,8 1 30 0,75
3 1 45 1,125
3,2 1 30 0,75
3,4 1 25 0,625
3,6 1 200 5
3,8 1 250 6,25
2.1.7 Kesimpulan
Dari data didapatkan perlawanan penetrasi konus sebesar 250 kg/cm2
dengan tegangan ijin 6,25 kg/cm2 pada kedalaman 3,8 m.
Gambar 2.5 Mata Bor Kecil Gambar 2.6 Alat Bor Tangan
2.2.4 Pelaksanaan
a) Dipilih lokasi tertentu yang bukan lokasi bangunan, penimbunan
sampah atau penimbunan benda-benda bekas lainnya, serta
dibersihkan dari rumput dan kotoran lainya.
b) Tanah dilubangi sedikit untuk menancapkan mata bor. Mata bor
ditempatkan dengan baik, tangkai vertikal ke atas.
c) Dipasang pipa T dan pipa lurus di putar sambil di tekan contoh
tanah pada mata bor setiap kedalaman tertentu, diambil dan
diamati jenis lapisan tanahnya.
d) Contoh tanah asli diambil dengan tabung pada kedalaman 0,2 m
dikarenakan kondisi lapangan tidak memungkinkan.
e) Pipa T dipukul sehingga contoh tanah dapat masuk ke dalam
tabung.
Kedalaman MAT
SPT Per 15cm
Bore Log Deskripsi Tanah
(m) (m) N1 N2 N3 SPT
0,2 Lempung
0,4 berwarna coklat
0,6 gelap
0,8
Lempung
Kepasiran
berwarna coklat
0,9
1
Pasir
Berlempung
1,3
Lempung
1,4
Berpasir Halus
1,45 Lempung
1,6 Berwarna
2 Keabuabuan 4 3 7 10
2.2.6 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil boring di atas antara lain
adalah :
• Pada kedalaman 0 - 0,6 m merupakan lapisan tanah lempung
berwarna cokelat gelap.
• Pada kedalaman 0,6 - 0,8 m merupakan lapisan tanah lempung
kepasiran berwarna cokelat.
• Pada kedalaman 1 - 1,3 m merupakan lapisan tanah pasir
berlempung.
• Pada kedalaman 1,4 m merupakan lapisan lempung berpasir
halus.
• Pada kedalaman 1.45 - 2 m merupakan lapisan lempung
berwarna keabuabuan.
Selain itu, dapat diketahui juga bahwa muka air tanah berada pada
kedalaman 1,3 m. Dari uji SPT didapat hasil bahwa pada kedalaman 2 m,
nilai SPT sebesar 10 pukulan/ft.
No Keterangan Cawan
1 Nomor cawan timbang A49 C126
2 Massa cawan kosong M1 (gram) 22,70 22,80
3 Massa cawan + tanah basah M2 (gram) 55,10 55,40
4 Massa cawan + tanah kering M3 (gram) 47,60 47,90
5 Massa air A = M2 - M3 7,50 7,50
6 Massa tanah kering B = M3 - M1 24,90 25,10
7 Kadar air (%) C = A/B x 100% 30,12 29,88
8 Kadar air rata-rata (%) 30,00
2.3.6 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat massa tanah kering
pada cawan A49 yaitu 24,90 gram dan kadar air sebesar 30,12%. Sedangkan
massa tanah kering pada cawan C126 yaitu 25,10 gram dan kadar airnya
sebesar 29,88%. Dan kadar air rata-rata sebesar 30%.
BATAS CAIR
Tabel 2.6 Hasil Pemeriksaan Batas Cair
Percobaan Ke - N I II III IV
Nomer Cawan unit A26 A43 A38 A39
Jumlah Pukulan 13 20 36 47
Massa Cawan gr 22.20 22.30 25.30 26.40
Massa Cawan + Tanah Basah gr 56.60 68.30 59.70 71.90
Massa Cawan + Tanah Kering gr 47.88 57.18 51.51 61.24
Massa Tanah Basah gr 34.40 46.00 34.40 45.50
Massa Tanah Kering gr 25.68 34.88 26.21 34.84
Massa Air gr 8.72 11.12 8.19 10.66
Kadar Air % 34.0 31.9 31.2 30.6
Batas cair tanah 32.00
Data jumlah pukulan dan kadar air kemudian diplot ke dalam grafik.
25,0
c. Spatel
d. Pelat kaca
e. Saringan no. 40.
f. Batangan kawat berdiameter 3 mm untukukuran
pembanding.
g. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
h. Pengering
2.5.3.4 Pelaksanaan
1. Tanah diletakkan dalam cawan porselen, dicampur
dengan sedikit air, kemudian diaduk sampai merata.
Kadar air tanah yang diberikan adalah sampai tanah
bersifat cukup plastis dan dapat dengan mudah dibentuk
menjadi bola dan tidak terlalu melekat di jari bila
ditekan.
BATAS PLASTIS
Tabel 2.8 Hasil Pemeriksaan Batas Plastis
WATER CONTENT
No. Cawan Timbang A36 A18
Massa Cawan Kosong (M1) gram 23.60 22.00
Massa cawan + tanah basah (M2) gram 32.80 31.60
Massa cawan + tanah kering (M3) gram 31.30 30.00
Massa Air A = (M2 - M3) gram 1.50 1.60
Massa Tanah Kering B = (M3 - M1) gram 7.70 8.00
Kadar Air WC = (A / B) x 100% % 19.48 20.00
Batas Plastis (LL) % 19.74
2.5.3.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum batas plastis (PL) yang
diperoleh dan tabel di atas, maka tanah yang diuji dapat
diklasifikasikan ke dalam jenis tanah lempung berlanau yang nilai PI
berkisar antara 7 sampai dengan 17 dengan sifat plastisitas sedang
dan kohesif.
( 𝑉𝑑 − 𝑉𝑠 ) 𝜌𝑤
𝑤𝑠 (%) = × 100% ................. (5.7)
𝑀𝑑
𝑀𝑑
(𝑉𝑑 − )𝜌𝑤
𝛾𝑠
𝑤𝑠 (%) = × 100% ............... (5.8)
𝑀𝑑
Sehingga :
𝑀𝑑 𝛾𝑑
𝑆𝑅 = = ................................. (5.13)
𝑉𝑑 ×𝛾𝑤 𝛾𝑤
𝑀𝑠
𝑆𝑅 = .................................................... (5.21)
𝜌𝑤.𝑉𝑓
BATAS SUSUT
Tabel 2.10 Hasil Pemeriksaan Batas Susut
No Uraian Contoh
1 Cawan susut no. A1 A2
2 Massa cawan susut+tanah kering M1 (gram) 39.12 45.69
3 Massa cawan susut M2 gram 15.7 24.1
4 Massa tanah kering Mo = M1 - M2 gr 23.42 21.59
5 Massa air raksa yang terdesak oleh tanah kering+cawan 413.77 415.01
6 Massa cawan tumpahan M4 (gram) 270.66 270.66
7 Massa air raksa M5 = M3 – M4 (gram) 143.11 144.35
8 Volume tanah kering Vo = M5/13,6 cm3 10.523 10.614
9 Batas susut tanah Ws(%) = ((Vo/Mo) - (1/Gs) x 100% 7.17% 11.40%
10 Batas Susut Ws (%) Tanah Rata - Rata 9.29%
2.5.4.7 Kesimpulan
Dari perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
batas susut sampel tanah (SL) = 9,29%.
tanah lempung berlanau dengan sifat plastisitas sedang dan kohesif yang
memiliki nilai PI diantara 7-17% yaitu = 12,26%.
Batas-Batas Atterberg yaitu Batas Susut (SL) sebesar 9,29%
memiliki persentase lebih kecil dari batas plastis dan batas cair,sedangkan
Batas Plastis (PL) nilainya sebesar 19,74% memiliki persentase yang lebih
kecil dari batas cair dan lebih besar dari batas susut. Batas Cair (LL) sebesar
32,00% memiliki persentase yang paling besar. (SL < PL < LL).
8. Cawan
9. Oven
2.6.3 Pelaksanaan
• Persiapan Benda Uji
a. Contoh tanah yang telah diangin-anginkan/di oven diambil
sebanyak 15 kg. Kemudian semua gumpalan-gumpalan
tanah dipecahkan.
b. Tanah tersebut diayak dengan ayakan no. 4. Lalu semua
tanah yang telah lolos ayakan no. 4 dikumpulkan dalam
lengserbesar.
c. Karena akan dilakukan 6 kali percobaan, maka disediakan
lima benda uji dengan berat masing-masing 2,5kg.
Tabel 2.11 Jumlah air yang digunakan pada tiap-tiap benda uji
Percobaan Ke- 1 2 3 4 5 6
Jumlah Air yang
100 cc 150 cc 200 cc 250 cc 300 cc 350 cc
digunakan
• Persiapan Alat
a. Alat silinder pemadatan (Silinder Utama) dibersihkan dan
ditimbang beratnya.
b. Plat alas dan silinder dipasang. Pada saat penumbukan
silinder dipasang ditempat yang kokoh.
• Pemadatan
a. Tanah lembab yang telah disiapkan dimasukkan kedalam
cetakan dalam tiga lapis yang kira sama tebalnya. Tiap
lapis harus dipadatkan secara merata dengan standard
proctor test harmer sebanyak 25 kali (tanah yang
diletakkan pada lapisan teratas harus lebih tinggi daripada
cetakan). Silinder perpanjangan yang disambung pada
bagian atas cetakan dilepaskan. Pelepasan silinder harus
hati-hati, agar tidak merusak tanah yang sudah dipadatkan
dalam silinder.
b. Dengan menggunakan penggaris besi atau pisau,
kelebihan tanah dipotong di atas cetakan tersebut.
c. Berat dari silinder dan tanah yang telah dipadatkan
ditimbang.
d. Contoh Tanah dari cetakan dikeluarkan sedikit contoh
tanah lalu ditimbang.
e. Hal yang sama dilakukan pada tiap benda uji (6 kali
percobaan),sehingga diperoleh 6 data.
2.6.4 Perhitungan
Berat volume tanah lembab dari tiap-tiap test :
Keterangan :
ɣ zav = Berat volume saat kadar udara nol
Gs = Berat spesifik butiran padat tanah
ɣw = Berat volume air
w = Kadar air
2.6.6 Kesimpulan
Berdasarkan grafik di atas diperoleh nilai kadar air optimum
sebesar 29,0% dengan nilai berat volume kering (γd) maksimum sebesar
1,235 gr/cm3 .
0,39
= = 6,72%
0 058
Perhitungan Koefisien Kelengkungan (Coefficient of Curvature) Cc :
0,202
= = 1,77%
0,39 x 0,058
2.7.5 Kesimpulan
Menurut Sistem Klasifikasi Unified (USCS) batasan-batasan
ukuran butir jenis tanah yaitu :
Kerikil = 76,2 mm – 4,75 mm
Pasir = 4,75 mm – 0,075 mm
Lempung = < 0,075 mm
Dari grafik analisa saringan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: ukuran butir tanah yang lolos pada saringan No. 200 dengan
diameter 0,075 mm adalah sebesar 11,74%. Karena kondisi ini (kurang dari
50 % butiran tertahan pada ayakan no. 200), maka dapat digolongkan
sebagai tanah berbutir kasar. Hal ini disebabkan pada saat dilakukan proses
pemecahan tanah, tanah masih dalam bentuk gumpalan.
Nilai koefisien keseragamannya adalah 6,72%. Nilai koefisien
kelengkungan yang diperoleh adalah 6,72% dimana ini menunjukan gradasi
butir yang diuji termasuk gradasi kurang baik karena tanah bergradasi baik
jika Cc = 1 sampai dengan 3.
2.8.4 Pelaksanaan
• Persiapan benda uji
a) Contoh tanah dikeluarkan dengan alat pengeluar,
kemudian cetakan diolesi tipis dengan pelumas. Setelah itu
contoh tanah dimasukkan ke cetakan belah, benda uji
dipotong rata bagian atas dan bawahnya, kemudian
cetakan dibuka.
2.8.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan didapat kuat tekan bebas sample tanah yaitu :
• Kuat tekan bebas sample tanah :
𝑀𝑚𝑎𝑥 × 𝐿𝑅𝐶 160 × 0,205
𝑞𝑢 = = = 0,889 𝑘𝑔/𝑐𝑚 2
𝐴 36,91
• Kohesi sample tanah
𝐶𝑢 = 1⁄2 × 𝑞𝑢 = 1⁄2 × 0,889 = 0,4445 𝑘𝑔/𝑐𝑚 2
2.9.4 Pelaksanaan
1. Keluarkan contoh tanah tabung (atau buat remolded sample),
dan potong menggunakan ring pemotong.potong ketebalan
tanah dengan menggunakan kawat pemotong (trimmer), agar
ketebalan contoh tanah sama dengan ketebalan ring pemotong.
2. Pasang batu porous pada bagian bawah tabung percobaan,
kemudian pasang plat bergerigi di atas batu porous.
3. Keluarkan contoh tanah dari ring pemotong, dan masukan ke
dalam tabung percobaan (diatas plat bergerigi).
4. Letakan batu bergerigi diatas contoh tanah, kemudian pasang
batu porous di atas batu bergerigi.
5. Masukan tabung percobaan kedalam kompartemen, dan atur
dial penurunan agar jarum menunjukan angkanol.
6. Atur torak beban dan pencatat gaya geser (proving ring) agar
tepat menempel pada tabung percobaan.
7. Selesai persiapan, siapkan timer (stopwatch) untuk memulai
percobaan. Pasang beban N, dan segera jalankan mesin (T)
bersamaan dengan stopwatch.
8. Catat besarnya gaya yang terjadi pada proving ring (T) dan dial
penurunan pada setiap interval tertentu.
Gambar 2.56 Proses Uji Geser Langsung Menggunakan Alat Shear Box
0.7
0.6
Tegangan Geser (kg/cm2)
0.5
0.2
0.1
0.0
0.2 0.3 0.4 0.5
Tegangan 0.6
Normal 0.7
(kg/cm2)0.8 0.9 1.0
2.9.6 Kesimpulan
Nilai kohesi (c) = 0,009 diperoleh pada saat nilai x = 0 pada
persamaan y = 0,6906x – 0,209. Besar sudut geser (ф) adalah sudut yang
dibentuk oleh gradient persamaan y = 0,6906x – 0,209 dengan garis
horizontal, yaitu sebesar 29,36 o (ф = tan -1 ((0,6906)rad).
dalam tempat yang terlindung dari panas matahari dan air, agar
kadar airnya tidak berubah.
6. Lubang dirapikan, dibersihkan dari butir-butir kerikil
(aggregate) agar tidah tercampur dengan pasir silica, dan agar
pengujian volume tanah galian akurat dan teliti.
7. Setelah volume galian cukup rapi, tanah hasil galian ditimbang
dengan tempatnya ( M ) dalam gram, kemudian diambil 2 atau
3 cawan untuk diuji kadar airnya, ditimbang lalu diopen.
8. Letakkan alat uji yang sudah diisi pasir silika dengan posisi
terbalik diatas bibir lubang plat dasar yang beralur, tegak lurus
membentuk sudut 900 dengan horisontal .
9. Buka kran agar pasir meluncur kebawah memenuhi lubang
galian dibawahnya sampai pasir tidakmeluncur lagi.
10. Kran ditutup, timbang alat uji (sand cone) bersama-sama
dengan sisa pasir didalamnya (Mts’)dalam gram.
11. Pasir dalam lubang diambil kembali, dipisahkan antara pasir
yang bersih dengan pasir yang kotor agar dapat dibersihkan
dan dapat dipakai pada pengujian-pengujian berikutnya.
12. Lubang galian ditutup kembali dengan tanah hasil galian dan
dipadatkan secukupnya.
2.10.6 Kesimpulan
Dari pemeriksaan kepadatan lapangan dengan sand cone didapat
kepadatan max lab = 1,159 gram/cm3 dan kepadatan max lap = 118,8%
(Tanah di lab lebih kering dari pada saat di lapangan karena suhu di lab
ideal). Untuk kalibrasi alat dalam menentukan pasir dalam corong didapat
massa pasir dalam corong rata-rata = 1422 gram. Dan dalam Menentukan
referensi pasir didapat massa isi pasir rata-rata = 1,37 %.
2.11.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan konsolidasi ini,
antara lain:
1. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan
sel konsolidasi
2. Arloji pengukur
3. Beban-beban
4. Extruder
5. Cincin
6. Neraca
7. Oven
8. Stop watch
2.11.3 Pelaksanaan
• Persiapan Benda Uji
1. Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan
dikeringkan, kemudian ditimbang sampai ketelitian 0,1
gram.
2. Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya
diratakan dulu dengan jalan mengeluarkan contoh tersebut
1-2 cm, kemudian dipotong dengan pisau. Permukaan ujung
contoh ini harus rata dan tegak lurus sumbu contoh.
3. Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudia diatur
sehingga bagian yang tajam berada 0,5 cm dari ujung
tabungcontoh.
4. Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukan
kedalam cincin sepanjang kira-kira 2 cm, kemudian
dipotong. Agar diperoleh ujung yang rata, pemotongan
harus dilebihkan 0,5 cm. Saat melakukan pemotongan,
pisau pemotong tidak boleh menekan benda uji.
• Prosedur Pelaksanaan
UJI KONSOLIDASI
Massa jenis tanah (Gs) = 2,6 gr/cm2 Luas Cincin (A) = 20,038 cm 2
Massa Cincin (Mc) = 61,7 gr Tinggi cincin (Ho) = 1,89 cm
Diameter cincin = 5,05 cm Volume cincin (V) = 37,87 cm 3
Untuk mencari nilai Cc, data tekanan dan angka pori diplot ke dalam
grafik. Nilai angka pori diplot di sumbu y dalam skala normal dan tekanan
diplot di sumbu x.
1.050
1.000
0.950
Angka Pori (eo)
0.900
0.850
0.800
0.750
0.700
0.1 1 10
Tegangan (Kg/cm^2)
Gambar 2.61 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
0,25 kg/cm 2
Gambar 2.62 Grafik Hubungan Akar Waktu Dan Pemampatan Untuk Beban
0,25 kg/cm 2
Gambar 2.63 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
0,5 kg/cm2
Gambar 2.65 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
1,0 kg/cm2
Gambar 2.67 Grafik Hubungan Log Waktu dan Pemampatan Untuk Beban
2 kg/cm2
Beban 2 kg/cm2
Saat pengujian di lab, terjadi aliran 2 arah karena bagian atas dan
bawah porus, maka rumus yang digunakan untuk menghitung Cv adalah
sebagai berikut:
2 2
H' H'
Tv90 Tv50
CV 90 = 2 CV 50 = 2
t 90 t 50
Dimana:
Cv = koefisien konsolidasi (cm 2/detik)
Tv90 = 0,848 (untuk 90% konsolidasi)
Tv50 = 0,197 (untuk 50% konsolidasi)
H’ = tinggi benda uji (cm)
t90 = waktu untuk mencapai 90% konsolidasi (detik)
t50 = waktu untuk mencapai 50% konsolidasi (detik)
Perhitungan dibuat dalam tabel berikut:
Tabel 2.26 Tabel Koefisien Konsolidasi
2.11.6 Kesimpulan
Dari pengujian konsolidasi ini didapatkan hasil sebagai berikut.
• Pada pembebanan awal (beban 125 gr) sampel mengalami
pengembangan dengan pertambahan tinggi 0,035 mm.
• Nilai indeks pemampatan (Cc) =0,325
• OCR > 1 maka Over Consolidation
• Nilai koefisien konsolidasi (Cv 90) dan (Cv 50) untuk pembebanan
.
Gambar 2.73 Mesin Penekan
5. Timbangan.
6. Oven.
7. Cawan.
8. Bak perendam
2.12.4 Pelaksanaan
1. Persiapan benda uji :
a. Contoh tanah yang telah diangin-anginkan/diambil dari
oven. Kemudian dipecahkan semua gumpalan-gumpalan
tanah tersebut.
b. Setelah itu tanah tersebut diayak dengan ayakan no. 4.
Lalu semua tanah yang telah lolos ayakan no. 4
dikumpulkan dalam lengser besar.
c. Karena akan dilakukan 3 kali percobaan, maka disediakan
tiga benda uji dengan massa masing-masing 2,5 kg.
d. Lalu periksa Benda uji ini pada keadaan kepadatan
maksimal, sehingga contoh tanah dipersiapkan dengan
Tabel 2.27 Hasil pengujian berat isi dan kadar air sample 1 (kode 10)
Unit Weight Before After
Weight of sample + cylinder (gr) 10150 10565
Weight of cylinder (gr) 7200 7200
Weight of sample (wet condition) (gr) 2950 3365
Mold Volume (cm3) 2112,9 2112,9
Weight of wet density (gr/cm3) 1,396 1,593
Weight of dry density (gr/cm3) 1,102 1,104
Water Content Before After
Weight of wet sample + container (gr) 62,13 72,15
Weight of dry sample + container (gr) 53,60 57,11
Weight of crush (gr) No…… 21,70 23,10
Weight of water (gr) 8,5 15,0
Weight of dry sample (gr) 31,9 34,0
Water content (%) 26,74 44,22
Tabel 2.30 Hasil pengujian berat isi dan kadar air sample 2 (kode 30)
Unit Weight Before After
Weight of sample + cylinder (gr) 11085 11173
Weight of cylinder (gr) 7200 7200
Weight of sample (wet condition) (gr) 3885 3973
Mold Volume (cm3) 2112,9 2112,9
Weight of wet density (gr/cm3) 1,839 1,880
Weight of dry density (gr/cm3) 1,265 1,288
Water Content Before After
Weight of wet sample + container (gr) 66,41 80,80
Weight of dry sample + container (gr) 52,50 62,10
Weight of crush (gr) No…… 21,84 21,40
Weight of water (gr) 13,9 18,7
Weight of dry sample (gr) 30,7 40,7
Water content (%) 45,37 45,95
Tabel 2.33 Hasil pengujian berat isi dan kadar air sample 3 (kode 56)
Unit Weight Before After
Weight of sample + cylinder (gr) 10585 10690
Weight of cylinder (gr) 7200 7200
Weight of sample (wet condition) (gr) 3385 3490
Mold Volume (cm3) 2112,9 2112,9
Weight of wet density (gr/cm3) 1,602 1,652
Weight of dry density (gr/cm3) 1,383 1,420
Water Content Before After
Weight of wet sample + container (gr) 72,54 92,65
Weight of dry sample + container (gr) 66,00 83,00
Weight of crush (gr) No…… 24,7 23,9
Weight of water (gr) 6,5 9,7
Weight of dry sample (gr) 41,4 59,1
Water content (%) 15,82 16,33
Record
Time Settlement Load (lb)
(Stopwatch)
(minute) (Inch) Up Bottom Up Bottom
0,25 0,0125 1,8 27,549 49,59
0,50 0,025 3,2 88,16
1,00 0,050 6,1 168,05
1,50 0,075 8,9 245,19
2,00 0,10 11,2 308,55
3,00 0,15 14,9 410,48
4,00 0,20 19,5 537,21
5,00 0,30 23,2 639,14
8,00 0,40 23,5 647,40
10,00 0,50 31,1 856,77
2.12.6 Hubungan Hasil Pemeriksaan CBR dengan Pemeriksaan Pemadatan Tanah (Proctor Test)
Dengan menggunakan data hasil pemeriksaan CBR dengan data pemeriksaan pemadatan tanah (proctor test), didapatkan
hubungan seperti pada Gambar :
2.12.7 Kesimpulan
Dari grafik percobaan CBR terlihat hubungan tegangan (psi)
terhadap kecepatan penetrasi (inchi), semakin besarnya harga tegangan
semakin besar pula harga penetrasi. Serta dari hubungan antara pemeriksaan
pemadatan tanah dengan CBR, didapatkan CBR tanah sebesar 8,16%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil perhitungan praktikum yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan kekuatan tanah dengan sondir
Dari data didapatkan perlawanan penetrasi konus sebesar 250 kg/cm2
dengan tegangan ijin 6,25 kg/cm2 pada kedalaman 3,8 m.
2. Pemeriksaan contoh lapisan tanah dengan boring
• Pada kedalaman 0 - 0,6m merupakan lapisan tanah lempung
berwarna cokelat gelap.
• Pada kedalaman 0,6 - 0,8m merupakan lapisan tanah lempung
kepasiran berwarna cokelat.
• Pada kedalaman 1 - 1,3m merupakan lapisan tanah pasir
berlempung.
• Pada kedalaman 1,4m merupakan lapisan lempung berpasir halus.
• Pada kedalaman 1.45 - 2m merupakan lapisan lempung berwarna
keabuabuan.
Selain itu, dapat diketahui juga bahwa muka air tanah berada pada
kedalaman 1,3 m. Dari uji SPT didapat hasil bahwa pada kedalaman
2 m, nilai SPT sebesar 10 pukulan/ft.
3. Pemeriksaan kadar air (water content)
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat massa tanah kering
pada cawan A49 yaitu 24,90 gram dan kadar air sebesar 30,12%.
Sedangkan massa tanah kering pada cawan C126 yaitu 25,10 gram
dan kadar airnya sebesar 29,88%. Dan kadar air rata-rata sebesar
30%.
4. Pemeriksaan berat jenis tanah
Dari sampel tanah yang diperiksa maka didapatkan berat jenis dari
sample 1 dengan piknometer nomor (S.5) didapatkan Berat Jenis
Tanah nya 2,75 dan dari sample 2 dengan piknometer nomor (Ds.11)
didapatkan berat jenis tanah nya 2,55. Maka didapatkan berat je nis
rata-rata sample tanah tersebut adalah 2,65.
5. Pemeriksaan batas – batas Atterberg
• Batas Cair (LL) = 32,00 %
• Batas Plastis (PL) = 19,74 %
• Batas Susut (SL) = 9,29 %
• Indeks Plastis (PI) = 12,26 %
Karena nilai PI yang didapat yaitu 12,26%, artinya berkisar antara 7
– 17 % maka sampel dapat diklasifikasikan ke dalam tanah lempung
dengan sifat plastisitas tinggi dan kohesif.
6. Pemadatan tanah (ptoctor test)
Dari hasil pemeriksaan hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah dengan cara Standar Proctor, didapat nilai kadar air optimum
sebesar 29,00% dengan nilai berat volume kering (γd) maksimum
sebesar 1,235gr/cm3 .
7. Pemeriksaan distribusi ukuran butiran tanah (sieve analysis)
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ukuran butir tanah yang lolos pada
saringan No. 200 dengan diameter 0,075 mm adalah sebesar 11,74
%. Karena kondisi ini (kurang dari 50 % butiran lolos pada ayakan
No. 200), maka dapat digolongkan sebagai tanah berbutir kasar.
Butiran yang lolos pada saringan No. 4 dengan diameter 4,75mm
sebesar 99,94% (lebih dari 50%) maka klasifikasi tanah adalah pasir.
Nilai koefisien keseragaman (Cu) adalah 6,72 %.
Nilai koefisien kelengkungan (Cc) yang diperoleh adalah 1,77%.
Berdasarkan kasifikasi USCS tanah dikasifikasikan menjadi SC
(pasir berlempung) karena memiliki nilai PI lebih dari 7 yaitu
12,26%.
8. Pemeriksaan tekan bebas (UCT)
Dari hasil percobaan didapat kuat tekan bebas sample tanah:
• Kuat tekan bebas sampel tanah (qu) = 0,889 kg/cm2
• kohesi sempel tanah (Cu) = 0,4445 kg/cm2
3.2 Saran
Perlu diperhatikan bahwasanya kegiatan praktikum dalam situasi pandemi
seperti ini menyebabkan kegiatan praktikum di laboratorium tidak dapat berjalan
dengan maksimal karena mematuhi aturan pemerintah yaitu dilarang
berkumpul/berkerumun dengan maksimal 10-20 orang dalam satu kegiatan.
Kami kelompok 5 sangat bersyukur, karena mendapat kesempatan
melaksanakan Praktikum Mekanika Tanah di Laboratorium, sehingga kami dapat
mengimplementasikan ilmu mata kuliah mekanika tanah yang telah di dapat dan
juga memahami secara langsung uji tanah di laboratorium.
Kami berharap waktu pelaksanaan praktikum di lab dapat diperpanjang,
sehingga langkah-langkah pelaksanaan setiap uji dapat mendapat hasil yang
maksimal dengan tingkat ketelitian yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
VI. Foto Bersama Kelompok 4,5, dan 6 pada Hari Terakhir Praktikum