Dosen Pengajar:
Ir. Suhartono., M. MT
NIP : 195506121986121001
OLEH :
KELAS : TKJJBA 2A
GRUP : 2 (DUA)
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena atas perkenan-Nya laporan
pelaksanaan Pengujian Tanah Mekanika Tanah II pada Senin, 31 Desember 2018
dapat diselesaikan.
Laporan Praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Mekanika Tamah II di Politeknik Negeri Malang. Penulis mennyampaikan
ungkapan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Gerard Aponno, MS. Selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Mekanika Tanah II Politeknik Negeri Malang
2. Bapak Qodri Selaku PLP yang telah memberikan bimbingan serta
arahan dalam pelaksanaan jalannya praktikum.
3. Ibu Raden Ajeng Mariana yang telah mendampingi kami saat
pelaksanaan jalannya praktikum.
4. Kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam proses
penyelesaian Laporan Praktikum ini.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
mengenai pelaksanaan kegiatan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
kegiatan tersebut telah selesai dilaksanakan.
Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur
dalam pelaksanaan Pengujian Mekanika Tanah II dan menjadi bahan perbaikan
untuk masa yang akan datang.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .............................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... viii
iv
4.7 Kesimpulan ................................................................................... 36
4.8 Lampiran ....................................................................................... 37
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
BAB I
PUSAT TEKAN HIDROSTATIS
1.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengukur gaya hidrostatis pada bidang rata yang tercelup
dalam air dan membandingkan dengan hasil yang diperoleh dari perhitungan teori.
1.2 Peralatan
1. 1 set “Centre of Pressure Apparatus” 15-315
2. 1 set pemberat
3. Waterpass
Spesifikasi Peralatan :
a. R1 = 100 mm
b. R2 = 200 mm
c. B (Lebar Bidang) = 75 mm
d. Lengan Momen = 250 mm
1.3 Bahan
1. Air
Mr = 𝐹𝑎 . 𝑍𝑎
2. Untuk X < R1 (tercelup seluruhnya )
Rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut :
Fa = 𝛾 . 𝐵 . 𝑎 . 𝑍𝑎
1
𝑎2
Za = + 𝑍𝑎
12ℎ0
1
Zs = ℎ − 2 𝑎
Mr = 𝐹𝑎 × (𝑍𝑎 + 𝑋)
Mr = Fa.res × Za
2. Untuk X < R1 cos α (tercelup seluruhnya)
Rumus umum yang digunakan adalah sebagai berikut :
Fa.res = Ɣ . B . a . Zs
Za = ((𝑎2 / 12 Zs) + Zs) + x
Zs = h - 1⁄2 sin α
Mr = Fa . res . Za / sin α
Dimana :
Fa = Fa . res = gaya resultan bidang datar
Zs = jarak dari pusat berat dinding ke titik 0
Za = jarak dari pusat tekanan Fa ke titik 0
α = sudut kemiringan bidang rata dengan horizontal
Mr = momen terhadap titik 0 akibat tekanan hidrostatis
2
4. Lepaskan 2 buah sekrup pengukur, sehingga kemiringan bidang datar
dapat diatur sesuai dengan kehendak
5. Atur posisi beban pengatur (jackey weight) sampai locking pin tidak
menyentuh sekrup duga, sehingga dengan mudah dilepas.
6. Pasang penggantung sebesar 50 gr, kemudian isikan dengan air kedalam
alat sampai pengukur pusat tekan hidrostatis keseimbangan dicapai.
7. Ulangi prosedur no. 5 dan no. 6 dengan menambah beban berturut – turut
20 gr, 30 gr secara bergantian.
8. Ukur dan catat hasil X, untuk setiap nilai pembebanan.
9. Hitung Mr dan Ml
10. Buat grafik hubungan antara Mr, Ml terhadap setiap pembacaan.
= 72,6
2
Za = X + 3ℎ
2
= 15,6 + 3 4,4
= 18,53
Mr = Fa × 𝑍𝑎
= 72,6 × 18,53
= 1345,52
2. Untuk X < R1 (Tercelup Seluruhnya)
1
Zs = h - 2 𝑎 sin 𝑎
1
= 10,25 - 2 10 sin 10
= 9,25
𝑎2
Za = 12.𝑍𝑠 + 𝑍𝑠
3
102
= 12.9,25 + 9,25
= 6,84
Fa = γ × B × a × Zs
= 0,5 × 7,5 × 10 × 9,25
= 393,75
Mr = Fa × (Za + x)
= 393,75 × (6,84 + 9,75)
= 6532,31
= 71,740
2
Za = X + 3ℎ
2
= 14,55 + 3 4,24
= 17,38
𝐹𝑎 . 𝑍𝑎
Mr = sin 𝛼
(71,740) . (17,38)
= sin 70֯
= 1326,82
2. Untuk X<R1 cos α (tercelup seluruhnya)
1
Zs = h - 2 a × Sin α
1
= 9,84 - 2 10 × sin 70֯
= 5,140
𝑎2
𝑍𝑎 = 12.𝑍𝑠 + 𝑍𝑠
102
= 12.(5,140) + 5,140
= 6,760
Fa = γ × B × a × Zs
4
= 0,5 × 7,5 × 10 × 5,140
= 385,500
𝐹𝑎 . (𝑍𝑎+𝑥)
Mr = sin 𝛼
385,500 . (6,760+9,6)
= sin 10֯
= 6444,880
Tabel 1.1 Data Pengujian pada Bidang Datar Vertikal Tercelup Sebagian
Beban P MI = P.e x h Fa (gr) = Za (cm) = Mr = Fa.Za
TERCELUP
No 1
SEBAGIAN
Tabel 1.2 Data Pengujian pada Bidang Datar Vertikal Tercelup Seluruhnya
Beban P MI = P.e x h Zs (cm) Za (cm) = Fa (gr) = Mr = Fa.(Za.x)
SELURUHNYA
TERCELUP
No 𝑎2
(gr) (gr.cm) cm cm h-1/2 a Sin ꭤ 12.𝑍𝑠
+ Zs ɣ.B.a.Zs (gr.cm)
1 250 6250 9.75 10.25 9.25 6.84 393.75 6532.31
2 300 7500 8.65 11.35 6.35 7.66 476.25 7367.64
3 350 8750 7.5 12.5 7.9 8.61 568.5 9061.88
4 400 10000 5.2 13.65 8.65 9.61 648.75 9607.99
5 450 11250 9.3 14.7 9.7 10.56 727.5 11538.15
6 500 12500 4.35 15.65 10.65 11.43 798.75 12604.28
7 550 13750 3.15 16.85 11.85 12.58 888.75 13953.38
8 600 15000 2.1 17.9 12.9 13.55 967.5 15141.38
sin 𝛼
SEBAGIAN
5
1.7 Hasil Pengujian
Grafik 1.1 Hasil Pengujian pada Bidang Datar Vertikal Tercelup Sebagian
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000
MI (GR.CM)
Grafik 1.2 Hasil Pengujian pada Bidang Datar Vertikal Tercelup Seluruhnya
6
Miring Tercelup Sebagian
7000.00
6000.00
5000.00
Mr (gr.cm)
4000.00
3000.00
2000.00
1000.00
0.00
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
MI (gr.cm)
Grafik 1.3 Hasil Pengujian pada Bidang Rata Miring Tercelup Sebagian
10000.000
8000.000
Mr (gr.cm)
6000.000
4000.000
2000.000
0.000
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
MI (gr.cm)
Grafik 1.4 Hasil Pengujian pada Bidang Rata Miring Tercelup Seluruhnya
1.8 Kesimpulan
Air memiliki tekanan terhadap benda yang tercelup ke dalam nya yang
dipengaruhi tinggi permukaan air terhadap titik tertentu, semakin dalam suatu titik
dari permukaan air maka titik tersebut menerima tekanan yang semakin besar.
Semakin besar beban yang diberi kepada air maka kita butuh mencelupkan volume
benda lebih besar agar posisi terapung kembali seimbang seperti keadaan semula.
7
BAB II
KEHILANGAN TINGGI TEKANAN AKIBAT GESEKAN
PADA ALIRAN DALAM PIPA
2.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan factor geser (f) dan kekasaran relative (ks/d)
menurut Darsy-Weisbach, serta koefisien kekerasan (Kst) menurut Stricler
untuk :
a. Pipa galvanis ¾”
b. Pipa standart ¾”
c. Pipa standatr ½”
d. Pipa pvc ½”
2. Mahasiswa dapat menentukan sifat pengaliran dengan bilangan Reynold
(Re).
3. Mahasiswa dapat membandingkan hasil yang diperoleh dari percobaan
dengan nilai-nilai yang terdapat dalam literatur.
2.2 Peralatan
1. Fluid Friction Apparature
2. Stop Watch
3. Thermometre
4. Roll meter ( 3 meter)
Q =
Dimana : Q = debit (𝑚3/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
A = luas basah bak pengukur debit (𝑐𝑚2)
H = tinggi air (𝑐𝑚)
T = waktu air jatuh (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
8
2 Menentukan bilangan Reynolds
Re =
9
4. Ukur dan catat sisi panjang dan lebar tangki debit.
10
1000 ×𝐴𝑇𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 ×𝐻 1000 ×0,12 ×0,01
𝑄1 = = = 0,186 𝑙/𝑑𝑡
𝑇̅ 6,463
1000 ×𝐴𝑇𝑚𝑎𝑦𝑜𝑟 ×𝐻 1000 ×0,12 ×0,01
𝑄1 = = = 0,186 𝑙/𝑑𝑡
𝑇̅ 6,440
𝑉2 × 𝐿 0,4553232 × 2,97
𝐾𝑠𝑡 = √ℎ𝑓 × 𝑅4/3 = √ 0,07 × 0,0534/3 = 181,6655
11
𝑉2 × 𝐿 0,5262392 × 2,97
𝐾𝑠𝑡 = √ℎ𝑓 × 𝑅4/3 = √ 0,08 × 0,0534/3 = 196,3996
𝑉2 × 𝐿 0,5281462 × 2,97
𝐾𝑠𝑡 = √ 4 =√ 4 = 278,7573
ℎ𝑓 × 𝑅3 0,04 × 0,0533
12
2.7 Hasil Pengujian
0.090
Kehilangan Tinggi Mayor (hf) 0.080
0.070
0.060
0.050
(m)
0.040
0.030
0.020
0.010
0.000
0.065 0.161 0.186 0.186
Major Loses 0.028 0.070 0.080 0.040
Debit (Q) (m)
300.00000
250.00000
200.00000
f , kst
150.00000
100.00000
50.00000
0.00000
0.065 0.161 0.186 0.186
f 0.07074 0.02920 0.02499 0.01240
kst 116.71826 181.66549 196.39956 278.75727
Q (lt/dt)
13
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
Hl
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 2 4 6 8 10 12
Hf
2.8 Kesimpulan
Hilang tinggi tekan dipengaruhi oleh sudut belokan. Hilang tinggi tekan
dari pipa lurus ke pipa belokan maupun sebaliknya cenderung lebih besar
dibandingkan dari belokan ke belokan. Koefisien tinggi tekan pada setiap belokan
berbeda-beda. Tergantung pada sudut belokan
Pada percobaan kehilangan tinggi minor akan didapat nilai hf (kehilangan
tinggi) yang berbeda-beda akibat adanya belokan, penyempitan maupun pelebaran,
dan juga akibat adanya sambungan pada pipa.
14
BAB III
ALAT UKUR VENTURIMETER
3.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat ukur ventury meter.
2. Mahasiswa dapat menentukan koefisien kehilangan tekan (k) akibat alat
venturimeter.
3. Mahasiswa dapat membuat kalibrasi alat ukur atau grafik antara kehilangan
tekanan (h) dengan debit (Q).
4. Mahasiswa dapat membuat kalibrasi alat ukur atau grafik antara koefisien
kehilangan tekanan (k) dengan debit (Q).
3.2 Peralatan
1. Fluid friction apparatus
2. Stop watch
3. Mistar ukur
4. Jangka sorong
15
Keadaan pipa horizontal, maka :
Hukum kontinuitas :
Q = A1 . V1 = A2 . V2
Debit ( Q ) = A1 . V2
Jika koefisien alat ukur Ventury meter adalah k, maka :
Debit ( Q ) = k . A1 . V2
16
Dimana C = konstanta alat ukur
17
6. Bila udara sudah keluar, semua tinggi tekanan pada manometer akan sama
rata. Bila satu sama lain belum rata ulangi langkah kerja tadi.
7. Buka kran pada pipa yang akan diamati, yaitu pipa (5) dan (6).
8. Alirkan berbagai debit Q1 ,Q2 ,Q3 , ......,Qn. Masing-masing debit tiga kali
pengukuran dan ambil harga rata-ratanya, cara mengukur debit adalah
sebagai berikut :
a. Tekan knop stop watch serentak dengan pengamatan ketinggian air yang
ditunjuk pada water gauge.
b. Bila air sudah mencukupi ketinggian yang ditentukan, tekanlah/hentikan
stop watch pada waktu yang bersamaan.
c. Setelah pengukuran selesai buanglah air melalui drain pluge.
d. Untuk menghitung besarnya debit :
dimana :
k = koefisien alat ukur ventury meter
C = konstanta alat ukur ventury meter
18
3.5 Data Pengamatan dan Perhitungan
X1 = √(ℎ1 − ℎ2)
= √(120 − 50)
= √70
= 8,367 𝑑𝑚1/2
X2 = √(ℎ1 − ℎ2)
= √(117 − 48)
= √69
= 8,307 𝑑𝑚1/2
X3 = √(ℎ1 − ℎ2)
= √(113 − 46)
= √67
= 8,185 𝑑𝑚1/2
X4 = √(ℎ1 − ℎ2)
= √(103 − 45)
= √58
= 7,616 𝑑𝑚1/2
𝑙
𝑄1 ( ) = 𝐶. √( 1 − 2)
𝑑𝑡
1. 2
= √2𝑔. √( 1 − 2)
√( 12 − 22 )
524,8.213,4
= √2.98,1. √(120 − 50)
√(524,8² − 213,4²)
= 27374,137
19
𝑙
𝑄1 ( ) = 𝐶. √( 1 − 2)
𝑑𝑡
1. 2
= √2𝑔. √( 1 − 2)
√( 12 − 22 )
524,8.213,4
= √2.98,1. √(117 − 48)
√(524,8² − 213,4²)
= 27177,904
𝑙
𝑄1 ( ) = 𝐶. √( 1 − 2)
𝑑𝑡
1. 2
= √2𝑔. √( 1 − 2)
√( 12 − 22 )
524,8.213,4
= √2.98,1. √(113 − 46)
√(524,8² − 213,4²)
= 26781,125
𝑙
𝑄1 ( ) = 𝐶. √( 1 − 2)
𝑑𝑡
1. 2
= √2𝑔. √( 1 − 2)
√( 12 − 22 )
524,8.213,4
= √2.98,1. √(103 − 45)
√(524,8² − 213,4²)
= 24917,554
𝑡1 + 𝑡2
𝑡1 =
2
= 14,5 + 13,89
2
= 14,195
𝑡1 + 𝑡2
𝑡2 =
2
14,65 + 14,35
=
2
20
= 14,5
𝑡1 + 𝑡2
𝑡3 =
2
= 14,87 + 14,76
2
= 14,815
𝑡1 + 𝑡2
𝑡4 =
2
15,2 + 15,45
=
2
= 15,325
𝑄2 = 𝑊/𝑡
= 3/14,195
= 0,2113
𝑄2 = 𝑊/𝑡
= 3/14,5
= 0,2069
𝑄2 = 𝑊/𝑡
= 3/14,815
= 0,2025
𝑄2 = 𝑊/𝑡
= 3/15,325
= 0,1958
𝑄2
𝑘1 =
𝑄1
0,2113
=
27374,137
21
= 7,721.10−6
𝑄2
𝑘2 =
𝑄1
0,2069
=
27177,904
= 7,612.10−6
𝑄2
𝑘3 =
𝑄1
0,2025
=
26781,125
= 7,561.10−6
𝑄2
𝑘4 =
𝑄1
0,1958
=
24917,554
= 7,856.10−6
0.2000
0.1950
0.1900
0.1850
7.61267E- 7.85625E-
7.7205E-06 7.5612E-06
06 06
Series1 0.2113 0.2069 0.2025 0.1958
k
Grafik 3.1 Hasil Pengujian dengan Alat Ukur Venturimeter
22
3.7 Kesimpulan
Kecepatan bertambah dan tekanan turun di bagian tenggorok. Karena
tekanan berbanding terbalik dengan kecepatan. Besar debit (Q) dipengaruhi
koefisien alat ukur venturi dan hilang tinggi tekan. Semakin besar Q maka k nya
juga semakin besar.
23
BAB IV
KECEPATAN ALIRAN MELALUI SALURAN TERBUKA
4.1 Tujuan
Mahasiswa dapat mengenal dan menggunakan alat-alat unuk menentukan
aliran dalam saluran terbuka dengan menggunakan metode pengukuran
24
Metode II : Current Metre
1. Debit yang diatur sesuai dengan rencana.
2. Masukkan antenna current metre tegak lurus pada arah aliran
3. Baca setiap 30 detik sebanyak 3 kali
4. Tekan tombol “start”
5. Setelah waktu pengukuran berakhir, pada layer akan tampak jumlah
pulsa yang terhitung secara otomatis
6. Cari harga rata – rata dari 3 kali percobaan
7. Perhitungan :
Dengan menggunakan rumus Y = AX – B
Dimana :
X : kecepatan (cm/dt)
A : angka proposional
B : konstanta
Y : (jumlah putaran /dt)
Tabel 4.1 Current metre
No
Y 50 Y < 50
A 1.434 1.477
B 3.914 5.134
v = √2. 𝑔ℎ
25
3. buatlah grafik hubungan antara tinggi air di saluran (hs) dengan
kecepatan (v) untuk masing – masing metode pengukuran dengan
kemiringan saluran tertentu.
Q1 = 0,015 / 9,37
26
= 0,0016 m3/dt
Q2 = 0,015 / 11,63
= 0,0013 m3/dt
Q3 = 0,015 / 16,61
= 0,0009 m3/dt
Q4 = 0,015 / 23,33
= 0,0006 m3/dt
4. Menghitung Kecepatan (V)
𝑄
V =𝐴
V1 = 0,0016/ 0,0040
= 0,39587 m/dt
V2 = 0,0013 / 0,0034
= 0,38472 m/dt
V3 = 0,0009 / 0,0026
= 0,35407 m/dt
V4 = 0,0006 / 0,0033
= 0,19614 m/dt
27
2. Menghitung Debit (Q)
Q1 = b1 x h1 x V1
= 0,075 x 0,0535 x 0,376
= 0,0015 m³/dt
Q2 = b2 x h2 x V2
= 0,075 x 0,0454 x 0,387
= 0,0013 m³/dt
Q3 = b3 x h3 x V3
= 0,075 x 0,0434 x 0,330
= 0,0011 m³/dt
Q4 = b4 x h4 x V4
= 0,075 x 0,025 x 0,261
= 0,0005 m³/dt
28
= 0,4382693
V4 = 1√2.9,8.0,00670
= 0,3623810
Tabel 4.2 Data Pengujian dengan Metode Gravimetric Tank
29
4.5 Hasil Pengujian
Gravimetrik Tank
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.025 0.0437 0.0457 0.0539
Kecepatan
Hubungan h dan V
0.5
Kecepatan (m/dt)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.02 0.03 0.04 0.05 0.06
Tinggi Air di Saluran (m)
PITOT TUBE
0.05
0.043200
0.04
0.03
h rata
0.02 0.019433333
0.01 0.009800
0.00670
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
V
30
4.6 Kesimpulan
Semakin kecil tinggi energi suatu aliran, maka debit aliran tersebut semakin
besar. Semakin besar debit suatu aliran, maka keepatannya semakin besar.
31
BAB V
PENGALIRAN MELALUI BENDUNG AMBANG TIPIS
5.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menentukan koefisien debit (c) dari bending dengan
ambang tipis.
2. Mahasiswa dapat menentukan debit pada saluran terbuka dengan
menggunakan bending.
3. Mahasiswa dapat mengamati fenomena aliran diatas bending ambang tipis.
5.2 Peralatan
1. Model saluran terbuka
2. Bendung ambang tipis dengan lubang udara
3. Pengukuran Kedalaman
4. Jangka sorong, mistar ukur, dan stop watch
32
7. kurangi debit pengaliran secara bertahap, ulangi langkah 4, 5, dan 6, catat
hasil pengukurannya 6 (enam) kali.
8. Gambarkan grafik hubungan antara : Debit (Q) dengan (h), dan grafik
hubungan antara C dengan h/a.
Q1 = 0,015 / 9,27
= 0,0016 lt/dt
Q2 = 0,015 / 11,68
= 0,0013 lt/dt
Q3 = 0,015 / 14,42
= 0,0010 lt/dt
33
Q4 = 0,015 / 9,97
= 0,0015 lt/dt
4. Menghitung h / a
h/a 1 = 0,0515 / 0,048
= 1,07
h/a 2 = 0,0441 / 0,048
= 0,92
h/a 3 = 0,0425 / 0,048
= 0,89
h/a 4 = 0,0408 / 0,048
= 0,85
5. Menghitung C = Q : (2/3 x 0,075 x √2 . 9,81 . h^1,5)
C1 = 0,0016 / (2/3 x 0,075 x √2 . 9,81 . 0,0515^1,5)
= 0,6254
C2 = 0,0013 / (2/3 x 0,075 x √2 . 9,81 . 0,0441^1,5)
= 0,6261
C3 = 0,0010 / (2/3 x 0,07 x √2 . 9,81 . 0,0425^1,5)
= 0,5362
C4 = 0,0015 / (2/3 x 0,075 x √2 . 9,81 . 0,0408^1,5)
= 0,8240
34
5.6 Hasil Pengujian
Ambang Tipis
0.06
0.05
0.04
0.03
h
0.02
0.01
0
0.0000 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.0010 0.0012 0.0014 0.0016 0.0018
Q
1.20
1.00
0.80
h/a 0.60
0.40
0.20
0.00
0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000
C
5.7 Kesimpulan
Semakin tinggi muka air diatas ambang alat ukur maka debit air yang
mengalir semakin tinggi dan sebaliknya semakim rendah muka air diatas ambang
alat ukur maka debit air yang mengalir semakin rendah.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
LAMPIRAN
37
38
39
40