Anda di halaman 1dari 30

KOMPETENSI DASAR:

1. Memahami keutamaan dan penerapan struktur pelengkung.


2. Memahami kesetimbangan struktur pelengkung tiga sendi.
3. Menghitung reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam struktur
pelengkung tiga sendi simetris dan tidak simetris.
4. Menggambarkan diagram gaya-gaya dalam struktur pelengkung
tiga sendi simetris dan tidak simetris.

1.1. PENDAHULUAN

Pada struktur balok lurus diatas dua buah tumpuan akan terjadi gaya
dalam Momen dan Geser yang ditimbulkan oleh beban-beban yang
bekerja pada balok tersebut. Sedangkan gaya dalam Normal tidak
terjadi. Jika bentang struktur semakin panjang, maka Momen dan
Geser pada balok tersebut semakin besar pula. Pada struktur balok
yang memikul beban marata penuh misalnya, akan terjadi pening-
katan momen secara kuadratik terhadap penambahan panjang
bentang, dengan distribusi Momen yang tidak merata pada semua
bagian (elemen) balok tersebut (Momen maksimum terjadi ditengah
bentang = 1/8.q.L2 ). Hal ini mengakibatkan struktur balok tidak efektif
untuk bentang besar.
Struktur dengan bentuk pelengkung parabola merupakan struktur
yang cocok untuk bentang yang besar karena struktur tersebut
mampu mendistribusikan gaya-gaya dalam yang terjadi secara
merata pada sepanjang batang parabolanya. Berbeda dengan balok,
gaya dalam yang dominan yang terjadi pada struktur pelengkung
adalah gaya dalan Normal Tekan. Dapat dibuktikan jika struktur
pelengkung dibebani dengan beban merata penuh disepanjang
struktur, tidak akan mengakibatkan terjadinya Momen dan Geser
pada struktur, yang terjadi hanya gaya Normal (tekan) saja. Pada
umumnya bahan bangunan seperti beton, baja, dan kayu kuat
Pelengkung Tiga Sendi 1
menahan gaya tekan, namun tidak semuanya mampu menahan
Momen. Karena sifat bahan tersebut maka struktur pelengkung tidak
memerlukan dimensi batang yang besar.
Struktur pelengkung yang dimaksud di atas haruslah mempunyai
perletakan atau tumpuan yang mampu menghalangi terjadinya
translasi/pergeseran ke semua arah (vertikal maupun horizontal).
Oleh karena itu kedua tumpuan tersebut paling tidak haruslah berupa
perletakan sendi yang masing-masing menghasilkan dua komponen,
yaitu reaksi vertikal dan reaksi horizontal.

BEBAN

NORMAL NORMAL RH
RH
TEKAN TEKAN

RV RV

Gambar 1.1 Ilustrasi Gaya-Gaya pada Struktur Pelengkung

Struktur pelengkung Gambar 1.1 mempunyai 4 komponen reaksi


perletakan, sehingga struktur tersebut merupakan struktur statis tidak
tertentu tingkat 1, karena ada 1 kelebihan reaksi yang tidak dapat
dihitung dengan menggunakan 3 persamaan kesetimbangan yang
ada, yaitu ∑M=0, ∑V=0 dan ∑H=0. Untuk merubahnya menjadikan
struktur statis tertentu perlu ditambahkan sendi (pin) pada pelengkung,
sehingga diperoleh persamaan tambahan yaitu Ms=0. Biasanya
sendi (pin) tersebut ditempatkan pada puncak pelengkung, sehingga
jika ditambahkan dengan 2 sendi tumpuan ada total 3 buah sendi
pada struktur pelengkung, struktur yang demikian disebut pelengkung
tiga sendi.

2 Pelengkung Tiga Sendi


1.2. PELENGKUNG TIGA SENDI SIMETRIS

Pelengkung tiga sendi simetris mempunyai bentuk geometris yang


simetris, tetapi pembebanannya tidak harus simetris. Persamaan
dasar parabola yang digunakan adalah:
4ℎ(𝑥)(𝐿 − 𝑥)
𝑦=
𝐿2
dimana y = tinggi titik yang ditinjau dari tumpuan
h = tinggi puncak parabola dari tumpuan
x = jarak mendatar dari tumpuan terdekat
L = jarak mendatar dua buah tumpuan

Langkah-langkah perhitungan:
1. Menghitung reaksi perletakan,
2. Menghitung persamaan lengkung parabola,
3. Menggambarkan diagram benda bebas (FBD=Fre Body
Diagram). FBD dan persamaannya dibuat perbagian (segmen)
sesuai kondisi pembebanan,
4. Menghitung gaya-gaya dalam,
5. Menggambarkan diagram gaya-gaya dalam.

Contoh 1: Gambarkan diagram gaya-gaya dalam struktur pelengkung


tiga sendi dengan beban merata pada setengah bentangnya, seperti
gambar berikut:
q = 4 KN/m

S
8m

A RAH RBH B

RAV RBV
18 m 18 m

Pelengkung Tiga Sendi 3


1) Menghitung reaksi perletakan:

∑ MB =0 → 𝑅𝐴𝑉 .36 - 𝑅𝐴𝐻 .0 - (𝑞. 18).27 = 0

1944
→ 𝑅𝐴𝑉 = = 54 KN (↑)
36

∑ MA =0 → 𝑅𝐵𝑉 .36 - 𝑅𝐵𝐻 .0 - (𝑞. 18).9 = 0

648
→ 𝑅𝐵𝑉 = = 18 KN (↑)
36
𝑀𝑆 𝐾𝑖𝑟𝑖 = 0 → 𝑅𝐴𝑉 .18 - 𝑅𝐴𝐻 .8 - (𝑞. 18).9 = 0
(54)(18) − (4)(18)(9) 324
→ 𝑅𝐴𝐻 = = =40,50 KN (→)
8 8
𝑀𝑆 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 = 0 → −𝑅𝐵𝑉 .18 + 𝑅𝐵𝐻 .8 = 0
(18)(18) 324
→ 𝑅𝐵𝐻 = = =40,50 KN (←)
8 8

2) Menghitung persamaan lengkung parabola:


Untuk h = 8 m dan L = 36 m, persamaan parabola menjadi:
(4)(8)(𝑥)(36 − 𝑥) 32(𝑥)(36 − 𝑥) 2
𝑦= 2
= = (36𝑥 − 𝑥 2 )
36 1296 81
Untuk menghitung gaya normal dan gaya geser suatu titik pada
pelengkung tiga sendi, diperlukan arah sumbu memanjang batang
pada titik tersebut (normal jika gaya bekerja searah sumbu dan
geser bekerja tegak lurus sumbu memajang batang). Arah sumbu
memanjang batang akan sama dengan kemiringan/garis singgung
pada titik tersebut, yang dapat dihitung dari turunan (diferensial)
pertama persamaan lengkung parabola.
𝑑𝑦 2
= (36 − 2𝑥)
𝑑𝑥 81

Jika sudut garis singgung diberi simbol θ, maka:


2
tan 𝜃 = (36 − 2𝑥)
81

4 Pelengkung Tiga Sendi


3) Diagram Benda Bebas:
a. FBD bagian A – S :

q=4 KN/m

V
SFV
θ θ
NFV
NFH
θ
H

SFH
Y

A RAH=40,5

RAV=54
X

𝑉 = 𝑅𝐴𝑉 − 𝑞. 𝑋 = 54 − 4𝑋

𝐻 = 𝑅𝐴𝐻 = 40,5

𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃

𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃

𝑁𝐹𝑋 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 )

𝑆𝐹𝑋 = 𝑆𝐹𝑉 − 𝑆𝐹𝐻


1
𝑀𝑋 = 𝑅𝐴𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐴𝐻 . 𝑌 − . 𝑞. 𝑋 2
2

Pelengkung Tiga Sendi 5


b. FBD bagian S – B :

SFV
θ
θ NFV
NFH
H θ

SFH
Y

RBH=40,5 B

RBV=18
X

𝑉 = 𝑅𝐵𝑉 = 18

𝐻 = 𝑅𝐵𝐻 = 40,5

𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃

𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃

𝑁𝐹𝑋 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 )

𝑆𝐹𝑋 = 𝑆𝐹𝐻 − 𝑆𝐹𝑉

𝑀𝑋 = 𝑅𝐵𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐵𝐻 . 𝑌

6 Pelengkung Tiga Sendi


4) Menghitung gaya-gaya dalam:
Gaya-gaya dalam setiap titik pada pelengkung ditabelkan sebagai
berikut:

Catatan: θ (Theta) dalam Radian; π radian = 180 derajat

Pelengkung Tiga Sendi 7


5) Diagram gaya-gaya dalam:

10

-2
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Diagram Momen Lentur

10

-2
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Diagram Gaya Geser

10

-2
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Diagram Gaya Normal

8 Pelengkung Tiga Sendi


Contoh 2: Gambarkan diagram gaya-gaya dalam struktur pelengkung
tiga sendi dengan beban merata penuh sepanjang bentangnya,
seperti gambar berikut:

q = 4 KN/m

S
8m

A RAH RBH B

RAV RBV
18 m 18 m

1) Menghitung reaksi perletakan:

∑ MB =0 → 𝑅𝐴𝑉 .36 - 𝑅𝐴𝐻 .0 - (𝑞. 36).18 = 0

2592
→ 𝑅𝐴𝑉 = = 72 KN (↑)
36

∑ MA =0 → 𝑅𝐵𝑉 .36 - 𝑅𝐵𝐻 .0 - (𝑞. 36).18 = 0

2592
→ 𝑅𝐵𝑉 = = 72 KN (↑)
36

𝑀𝑆 𝐾𝑖𝑟𝑖 = 0 → 𝑅𝐴𝑉 .18 - 𝑅𝐴𝐻 .8 - (𝑞. 18).9 = 0

(72)(18) − (4)(18)(9) 648


→ 𝑅𝐴𝐻 = = =81 KN (→)
8 8

𝑀𝑆 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 = 0 → −𝑅𝐵𝑉 .18 + 𝑅𝐵𝐻 .8 + (𝑞. 18).9 = 0

(72)(18) − (4)(18)(9) 648


→ 𝑅𝐵𝐻 = = =81 KN (←)
8 8

Pelengkung Tiga Sendi 9


2) Menghitung persamaan lengkung parabola:
Untuk h = 8 m dan L = 36 m, persamaan parabola menjadi:
(4)(8)(𝑥)(36 − 𝑥) 32(𝑥)(36 − 𝑥) 2
𝑦= 2
= = (36𝑥 − 𝑥 2 )
36 1296 81
𝑑𝑦 2 2
= (36 − 2𝑥) → tan 𝜃 = (36 − 2𝑥)
𝑑𝑥 81 81

3) Diagram Benda Bebas:


a. FBD bagian A – S :

q=4 KN/m

V
SFV
θ θ
NFV
NFH
θ
H
SFH
Y

A RAH=81

RAV=72
X

𝑉 = 𝑅𝐴𝑉 − 𝑞. 𝑋 = 72 − 4𝑋

𝐻 = 𝑅𝐴𝐻 = 81

𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃

𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃


10 Pelengkung Tiga Sendi
𝑁𝐹𝑋 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 )
𝑆𝐹𝑋 = 𝑆𝐹𝑉 − 𝑆𝐹𝐻
1
𝑀𝑋 = 𝑅𝐴𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐴𝐻 . 𝑌 − . 𝑞. 𝑋 2
2

b. FBD bagian S – B :
q=4 KN/m

SFV
θ
θ NFV
NFH
H θ

SFH
Y

RBH=81 B

RBV=72
X

𝑉 = 𝑅𝐵𝑉 − 𝑞. 𝑋 = 72 − 4𝑋
𝐻 = 𝑅𝐵𝐻 = 81
𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃
𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃

𝑁𝐹𝑋 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 )


𝑆𝐹𝑋 = 𝑆𝐹𝐻 − 𝑆𝐹𝑉
1
𝑀𝑋 = 𝑅𝐵𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐵𝐻 . 𝑌 − . 𝑞 . 𝑋2
2
Pelengkung Tiga Sendi 11
Tabel 2. Pelengkung Tiga Sendi Beban Merata Penuh

12 Pelengkung Tiga Sendi


4) Diagram gaya-gaya dalam:
10

-2
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Diagram Momen Lentur

10

-2
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Diagram Gaya Geser

10

-2
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

Diagram Gaya Normal

Pelengkung Tiga Sendi 13


Contoh 3: Struktur Pelengkung Tiga Sendi dengan pembebanan
seperti gambar dibawah. Hitung Reaksi Perletakan dan Gaya-Gaya
Dalam yang terjadi pada titik C (jarak 15 m dari B).

q = 4 KN/m
P= 10 KN
C
S P= 8 KN
D
10 m

A B

20 m 5m 5m 10 m

1) Menghitung reaksi perletakan:

∑ MB =0 → 𝑅𝐴𝑉 .36 - 𝑅𝐴𝐻 .0 - (𝑞. 36).18 = 0

2592
→ 𝑅𝐴𝑉 = = 72 KN (↑)
36

∑ MA =0 → 𝑅𝐵𝑉 .36 - 𝑅𝐵𝐻 .0 - (𝑞. 36).18 = 0

2592
→ 𝑅𝐵𝑉 = = 72 KN (↑)
36

𝑀𝑆 𝐾𝑖𝑟𝑖 = 0 → 𝑅𝐴𝑉 .18 - 𝑅𝐴𝐻 .8 - (𝑞. 18).9 = 0

(72)(18) − (4)(18)(9) 648


→ 𝑅𝐴𝐻 = = =81 KN (→)
8 8

𝑀𝑆 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 = 0 → −𝑅𝐵𝑉 .18 + 𝑅𝐵𝐻 .8 + (𝑞. 18).9 = 0

(72)(18) − (4)(18)(9) 648


→ 𝑅𝐵𝐻 = = =81 KN (←)
8 8

14 Pelengkung Tiga Sendi


2) Menghitung persamaan lengkung parabola:
Untuk h = 8 m dan L = 36 m, persamaan parabola menjadi:
(4)(8)(𝑥)(36 − 𝑥) 32(𝑥)(36 − 𝑥) 2
𝑦= 2
= = (36𝑥 − 𝑥 2 )
36 1296 81
𝑑𝑦 2 2
= (36 − 2𝑥) → tan 𝜃 = (36 − 2𝑥)
𝑑𝑥 81 81

3) Menghitung Gaya Dalam Titik C:

q=4 KN/m

SFV
θ
θ NFV
NFH
H θ

SFH
Y

RBH=81 B

RBV=72
X

𝑉 = 𝑅𝐵𝑉 − 𝑞. 𝑋 = 72 − 4𝑋
𝐻 = 𝑅𝐵𝐻 = 81
𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃
𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃

Pelengkung Tiga Sendi 15


𝑁𝐹𝑋 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 )
𝑆𝐹𝑋 = 𝑆𝐹𝐻 − 𝑆𝐹𝑉
1
𝑀𝑋 = 𝑅𝐵𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐵𝐻 . 𝑌 − . 𝑞 . 𝑋2
2

16 Pelengkung Tiga Sendi


1.3. PELENGKUNG TIGA SENDI TIDAK SIMETRIS

Pada kenyataannya dilapangan, sering dijumpai kondisi dimana


perletakannya tidak terletak pada ketinggian atau level yang sama.
Pelengkung yang demikian disebut struktur pelengkung tidak
simetris. Struktur seperti ini dapat kita lihat pada jembatan kelok
sembilan, seperti gambar berikut.

Gambar 1.2 Jembatan Kelok Sembilan

Penyelesaian problem pelengkung tiga sendi tidak simetris sama


dengan langkah-langkah perhitungan pada struktur pelengkung tiga
sendi simetris. Hanya saja persamaan lengkung parabola yang ada
baru dapat digunakan dengan memperpanjang lengkung yang
pendek sehingga menjadi pelengkung tiga sendi simetris (secara
fiktif/semu).

S B
RBH
h
YB
A RAH
RBV B*

RAV
XB

Pelengkung Tiga Sendi 17


Contoh 4: Struktur pelengkung tiga sendi tidak simetris dengan
beban seperti gambar dibawah. Hitung Gaya-Gaya Dalam yang
terjadi pada tiitik C dengan jarak X=20 m dari titik A.

q = 2 KN/m

S B
RBH
C
12m
9m
A RAH
RBV B*

RAV
20 m
60 m
L

1) Menghitung persamaan parabola:


Persamaan lengkung parabola, untuk X=60m, Y=9m dan h=12m
adalah:
(4)(ℎ)(𝑥)(𝐿 − 𝑥)
𝑦=
𝐿2
(4)(12)(60)(𝐿 − 60)
9=
𝐿2
2880 (𝐿 − 60)
9=
𝐿2
9 𝐿2 = 2880 𝐿 − 172800
𝐿2 = 320 𝐿 − 19200
𝐿2 − 320 𝐿 + 19200 = 0

−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐
Rumus ABC  𝐿1,2 = 2𝑎

18 Pelengkung Tiga Sendi


−(−320) ± √(−320)2 − (4)(1)(19200)
𝐿1,2 =
2
𝐿1 = 240 𝑚 → 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛
𝐿2 = 80 𝑚 → 𝑀𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛/𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖 → 𝐷𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛

Sehingga, untuk L=80m dan h=12m maka persamaan lengkung


parabola menjadi:
(4)(12)(𝑥)(80 − 𝑥)
𝑦=
802
(48)(𝑥)(80 − 𝑥)
𝑦=
6400
3(80𝑥 − 𝑥 2 )
𝑦=
400
𝑑𝑦 3 3
= (80 − 2𝑥) → 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = (80 − 2𝑥)
𝑑𝑥 400 400

Untuk titik C dimana x=20 m dari titik A, maka:


3(1600 − 400) 3600
𝑦= = = 9𝑚
400 400
→→ 𝐾𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝐶(20,9)
𝑑𝑦 3 120
= (80 − 40) → 𝑡𝑎𝑛 𝜃 = = 0,3 → 𝜃 = 16,700
𝑑𝑥 400 400

2) Menghitung reaksi perletakan:

∑ MB =0 → 𝑅𝐴𝑉 .60 - 𝑅𝐴𝐻 .9 - (𝑞. 60).30 = 0

→ 𝑅𝐴𝑉 .60 - 𝑅𝐴𝐻 .9 = 3600 . . . . . . . . . (1)

𝑀𝑆 𝐾𝑖𝑟𝑖 = 0 → 𝑅𝐴𝑉 .40 - 𝑅𝐴𝐻 .12 - (𝑞. 40).20 = 0


→ 𝑅𝐴𝑉 .40 - 𝑅𝐴𝐻 .12 = 1600 . . . . . . . . . (2)

Pelengkung Tiga Sendi 19


Eliminasi persamaan (1) dan (2) :
(1)/3 → 𝑅𝐴𝑉 .20 - 𝑅𝐴𝐻 .3 = 1200
(2)/4 → 𝑅𝐴𝑉 .10 - 𝑅𝐴𝐻 .3 = 400
−−−−−−−−−−−(-)
𝑅𝐴𝑉 .10 = 800
𝑅𝐴𝑉 = 80 KN (↑)

→ (80).10 - 𝑅𝐴𝐻 .3 = 400


- 𝑅𝐴𝐻 .3 = 400 - 800
𝑅𝐴𝐻 = 133,33 KN(→)

Dengan cara yang sama :

∑ MA =0 → 𝑅𝐵𝑉 .60 + 𝑅𝐵𝐻 .9 - (𝑞. 60).30 = 0

→ 𝑅𝐵𝑉 .60 + 𝑅𝐵𝐻 .9 = 3600 . . . . . . . . . (3)


𝑀𝑆 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 = 0 → 𝑅𝐵𝑉 .20 - 𝑅𝐵𝐻 .3 - (𝑞. 20).10 = 0
→ 𝑅𝐵𝑉 .20 - 𝑅𝐵𝐻 .3 = 400 . . . . . . . . . (4)

Eliminasi persamaan (3) dan (4) :


(3)/3 → 𝑅𝐵𝑉 .20 + 𝑅𝐵𝐻 .3 = 1200
(4) → 𝑅𝐵𝑉 .20 − 𝑅𝐵𝐻 .3 = 400
− − − − − − − − − − − − (+)
𝑅𝐵𝑉 .40 = 1600
𝑅𝐵𝑉 = 40 KN (↑)

→ (40).20 - 𝑅𝐵𝐻 .3 = 400


- 𝑅𝐵𝐻 .3 = 400 - 800
𝑅𝐵𝐻 = 133,33 KN(←)

Kontrol: (selain kontrol ∑ 𝑉 = 0 ; ∑ 𝐻 = 0)

∑ MB* =0 → 𝑅𝐴𝑉 .80 + 𝑅𝐴𝐻 .0 +𝑅𝐵𝑉 . 20 − 𝑅𝐵𝐻 . 9 − (𝑞. 60).50 = 0

(80)80 + 0 + (40)20 − (133,33)9 − (120)50 = 0


6400 + 0 + 800 − 1200 − 6000 = 0 . . . . OK
20 Pelengkung Tiga Sendi
3) Diagram Benda Bebas Titik C:
q=2 KN/m

V
SFV
θ Θ=16,70
NFV
NFH
θ
C H
SFH
Y= 9m

A RAH=133,33

RAV=80
X= 20 m

4) Nilai Gaya-Gaya Dalam Titik C:


𝑉 = 𝑅𝐴𝑉 − 𝑞. 𝑋 = 80 − 2(20) = 40
𝐻 = 𝑅𝐴𝐻 = 133,33

𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 = 40 sin 16,7 = 11,5


𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 133,33 cos 16,7 = 127,7

𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 40 cos 16,7 = 38,3


𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃 = 133,33 sin 16,7 = 38,3

𝑁𝐹𝐶 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 ) = −(11,5 + 127,7) = −139,2 𝐾𝑁

𝑆𝐹𝐶 = 𝑆𝐹𝑉 − 𝑆𝐹𝐻 = 38,3 − 38,3 = 0

1
𝑀𝐶 = 𝑅𝐴𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐴𝐻 . 𝑌 − . 𝑞. 𝑋 2 =
2
1
= (80)(20) − (133,33)(9) − (2 )202
2
= 1600 − 1200 − 400 = 0
Pelengkung Tiga Sendi 21
Tabel 3. Pelengkung Tiga Sendi Tidak Simetris Beban Merata Penuh
x y dy/dx Theta H V NFH SFH NFV SFV M SF NF
0 0.00 0.60 0.540 133.3 80 114.33 68.60 41.16 68.60 0.00 0.00 -155.49
2 1.17 0.57 0.518 133.3 76 115.83 66.03 37.64 66.03 0.00 0.00 -153.47
4 2.28 0.54 0.495 133.3 72 117.32 63.35 34.21 63.35 0.00 0.00 -151.53
6 3.33 0.51 0.472 133.3 68 118.78 60.58 30.89 60.58 0.00 0.00 -149.67
8 4.32 0.48 0.448 133.3 64 120.20 57.70 27.69 57.70 0.00 0.00 -147.89
10 5.25 0.45 0.423 133.3 60 121.59 54.71 24.62 54.72 0.00 0.00 -146.21
12 6.12 0.42 0.398 133.3 56 122.93 51.63 21.69 51.63 0.00 0.00 -144.61
14 6.93 0.39 0.372 133.3 52 124.22 48.44 18.89 48.45 0.00 0.00 -143.11
16 7.68 0.36 0.346 133.3 48 125.45 45.16 16.26 45.16 0.00 0.00 -141.71
18 8.37 0.33 0.319 133.3 44 126.61 41.78 13.79 41.78 0.00 0.00 -140.40
20 9.00 0.30 0.291 133.3 40 127.71 38.31 11.49 38.31 0.00 0.00 -139.20
22 9.57 0.27 0.264 133.3 36 128.72 34.75 9.38 34.76 0.00 0.00 -138.10
24 10.08 0.24 0.236 133.3 32 129.65 31.12 7.47 31.12 0.00 0.00 -137.12
26 10.53 0.21 0.207 133.3 28 130.48 27.40 5.75 27.40 0.00 0.00 -136.24
28 10.92 0.18 0.178 133.3 24 131.22 23.62 4.25 23.62 0.00 0.00 -135.47
30 11.25 0.15 0.149 133.3 20 131.85 19.78 2.97 19.78 0.00 0.00 -134.82
32 11.52 0.12 0.119 133.3 16 132.38 15.89 1.91 15.89 0.00 0.00 -134.29
34 11.73 0.09 0.090 133.3 12 132.79 11.95 1.08 11.95 0.00 0.00 -133.87
36 11.88 0.06 0.060 133.3 8 133.09 7.99 0.48 7.99 0.00 0.00 -133.57
38 11.97 0.03 0.030 133.3 4 133.27 4.00 0.12 4.00 0.00 0.00 -133.39
40 12.00 0.00 0.000 133.3 0 133.33 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -133.33
42 11.97 0.03 0.030 133.3 4 133.27 4.00 0.12 4.00 0.00 0.00 -133.39
44 11.88 0.06 0.060 133.3 8 133.09 7.99 0.48 7.99 0.00 0.00 -133.57
46 11.73 0.09 0.090 133.3 12 132.79 11.95 1.08 11.95 0.00 0.00 -133.87
48 11.52 0.12 0.119 133.3 16 132.38 15.89 1.91 15.89 0.00 0.00 -134.29
50 11.25 0.15 0.149 133.3 20 131.85 19.78 2.97 19.78 0.00 0.00 -134.82
52 10.92 0.18 0.178 133.3 24 131.22 23.62 4.25 23.62 0.00 0.00 -135.47
54 10.53 0.21 0.207 133.3 28 130.48 27.40 5.75 27.40 0.00 0.00 -136.24
56 10.08 0.24 0.236 133.3 32 129.65 31.12 7.47 31.12 0.00 0.00 -137.12
58 9.57 0.27 0.264 133.3 36 128.72 34.75 9.38 34.76 0.00 0.00 -138.10
60 9.00 0.30 0.291 133.3 40 127.71 38.31 11.49 38.31 0.00 0.00 -139.20

22 Pelengkung Tiga Sendi


5) Diagram gaya-gaya dalam:

Diagram Momen Lentur

Diagram Gaya Geser

Diagram Gaya Normal

Pelengkung Tiga Sendi 23


Contoh 5: Soal UTS MR-2 Tahun 2015. Hitung Reaksi Perletakan
Struktur Pelengkung Tiga Sendi Tidak Simetris gambar berikut:

12 m 12 m

q = 4 KN/m

S B
RBH
16m
12m
RB
A RAH V

RAV
54 m

1) Menghitung persamaan parabola:


Persamaan lengkung parabola, untuk X=54m, Y=12m dan
h=16m adalah:
(4)(ℎ)(𝑥)(𝐿 − 𝑥)
𝑦=
𝐿2
(4)(16)(54)(𝐿 − 54)
12 =
𝐿2
3456 (𝐿 − 54)
12 =
𝐿2
12 𝐿2 = 3456 𝐿 − 186624
𝐿2 = 288 𝐿 − 15552
𝐿2 − 288 𝐿 + 15552 = 0

−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐
Rumus ABC  𝐿1,2 = 2𝑎

−(−288) ± √(−288)2 − (4)(1)(15552)


𝐿1,2 =
2

24 Pelengkung Tiga Sendi


(288) + √20736
𝐿1 = = 216 𝑚 → 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛
2
(288) − √20736
𝐿2 = = 72 𝑚 → 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖(𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛)
2
Sehingga Jarak A – S = 72/2 = 36 m
Jarak S – B = 54-36 = 18 m

2) Menghitung reaksi perletakan:

∑ MB =0 → 𝑅𝐴𝑉 .54 - 𝑅𝐴𝐻 .12 - (𝑞. 24).(18) = 0

→ 𝑅𝐴𝑉 .54 - 𝑅𝐴𝐻 .12 = 1728 . . . . . . . . . (1)

𝑀𝑆 𝐾𝑖𝑟𝑖 = 0 → 𝑅𝐴𝑉 .36 - 𝑅𝐴𝐻 .16 - (𝑞. 12).6 = 0


→ 𝑅𝐴𝑉 .36 - 𝑅𝐴𝐻 .16 = 288 . . . . . . . . . (2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2) :
(1)/3 → 𝑅𝐴𝑉 .18 - 𝑅𝐴𝐻 .4 = 576
(2)/4 → 𝑅𝐴𝑉 .9 - 𝑅𝐴𝐻 .4 = 72
−−−−−−−−−−−(-)
𝑅𝐴𝑉 .9 = 504
𝑅𝐴𝑉 = 56 KN (↑)

→ (56).9 - 𝑅𝐴𝐻 .4 =72


- 𝑅𝐴𝐻 .4 = 72 - 504
𝑅𝐴𝐻 = 108 KN(→)

Dengan cara yang sama :

∑ MA =0 → 𝑅𝐵𝑉 .54 + 𝑅𝐵𝐻 .12 - (𝑞. 24).36 = 0

→ 𝑅𝐵𝑉 .54 + 𝑅𝐵𝐻 .12 = 3456 . . . . . . . . . (3)


𝑀𝑆 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 = 0 → 𝑅𝐵𝑉 .18 - 𝑅𝐵𝐻 .4 - (𝑞. 12).6 = 0
→ 𝑅𝐵𝑉 .18 - 𝑅𝐵𝐻 .4 = 288 . . . . . . . . . . (4)

Pelengkung Tiga Sendi 25


Eliminasi persamaan (3) dan (4) :
(3)/3 → 𝑅𝐵𝑉 .18 + 𝑅𝐵𝐻 .4 = 1152
(4) → 𝑅𝐵𝑉 .18 − 𝑅𝐵𝐻 .4 = 288
− − − − − − − − − − − − (+)
𝑅𝐵𝑉 .36 = 1440
𝑅𝐵𝑉 = 40 KN (↑)

→ (40).18 - 𝑅𝐵𝐻 .4 = 288


- 𝑅𝐵𝐻 .4 = 288 - 720
𝑅𝐵𝐻 = 108 KN(←)

Kontrol: (selain kontrol ∑ 𝑉 = 0 ; ∑ 𝐻 = 0)

∑ MB* =0 → 𝑅𝐴𝑉 .72 + 𝑅𝐴𝐻 .0 +𝑅𝐵𝑉 . 18 − 𝑅𝐵𝐻 . 12 − (𝑞. 24).36 = 0

(56)72 + 0 + (40)18 − (108)12 − (96)36 = 0


4032+ 0 + 720 − 1296 − 3456 = 0 . . . . OK

Struktur Pelengkung Tiga Sendi Tidak Simetris dengan pembebanan


seperti gambar dibawah, hitung Gaya-Gaya Dalam yang terjadi pada
titik C.

q = 9 KN/m

P= 12 KN S
C B
20 m
15m

A
X
= 20 m 20 m 20 m
2
0
m

26 Pelengkung Tiga Sendi


1) Menghitung persamaan parabola:
Persamaan lengkung parabola, untuk X=60m, Y=15m dan
h=20m adalah:
(4)(ℎ)(𝑥)(𝐿 − 𝑥)
𝑦=
𝐿2
(4)(20)(60)(𝐿 − 60) 4800 (𝐿 − 60)
15 = =
𝐿2 𝐿2
15 𝐿2 = 4800 𝐿 − 288000
𝐿2 = 320 𝐿 − 19200
𝐿2 − 320 𝐿 + 19200 = 0

−𝑏±√𝑏 2 −4𝑎𝑐
Rumus ABC  𝐿1,2 = 2𝑎

−(−320) ± √(−320)2 − (4)(1)(19200)


𝐿1,2 =
2
(320) + √25600
𝐿1 = = 240 𝑚 → 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛
2
(320) − √25600
𝐿2 = = 80 𝑚 → 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖(𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛)
2
Persamaan lengkung parabola adalah:
(4)(ℎ)(𝑥)(𝐿 − 𝑥) (4)(20)(𝑥)(80 − 𝑥) 80𝑥 − 𝑥 2
𝑦= = =
𝐿2 802 80
𝑑𝑦 80 − 2𝑥
=
𝑑𝑥 80
Koordinat Titik C :
80(20) − 202 1600 − 400
𝑦𝑐 = = = 15 𝑂𝐾!
80 80

Kemiringan garis singgung pada Titik C :


80 − 2(20) 80 − 40
𝑡𝑎𝑛 𝜃𝑐 = = = 0,5 →→ 𝜃𝑐 = 26,56𝑜
80 80

Pelengkung Tiga Sendi 27


2) Menghitung reaksi perletakan:

∑ MB =0 → 𝑅𝐴𝑉 .60 - 𝑅𝐴𝐻 .15 - (𝑞. 40).(20) = 0

→ 𝑅𝐴𝑉 .60 - 𝑅𝐴𝐻 .15 = 7200 . . . . . . . . . (1)

𝑀𝑆 𝐾𝑖𝑟𝑖 = 0 → 𝑅𝐴𝑉 .40 - 𝑅𝐴𝐻 .20 - (𝑞. 20).10-(𝑃. 5) = 0


→ 𝑅𝐴𝑉 .40 - 𝑅𝐴𝐻 .20 = 1860 . . . . . . . . . (2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2) :
(1)/3 → 𝑅𝐴𝑉 .20 - 𝑅𝐴𝐻 .5 = 2400
(2)/4 → 𝑅𝐴𝑉 .10 - 𝑅𝐴𝐻 .5 = 465
−−−−−−−−−−−(-)
𝑅𝐴𝑉 .10 = 1935
𝑅𝐴𝑉 = 193,5 KN (↑)
(2) → (193,5).10 - 𝑅𝐴𝐻 .5 = 465
- 𝑅𝐴𝐻 .5 = 465 - 1935
𝑅𝐴𝐻 = 294 KN(→)

Dengan cara yang sama :

∑ MA =0 → 𝑅𝐵𝑉 .60 + 𝑅𝐵𝐻 .15 - (𝑞. 40).40 - (P.15) = 0

→ 𝑅𝐵𝑉 .60 + 𝑅𝐵𝐻 .15 = 14580 . . . . . . . . . (3)


𝑀𝑆 𝐾𝑎𝑛𝑎𝑛 = 0 → 𝑅𝐵𝑉 .20 - 𝑅𝐵𝐻 .5 - (𝑞. 20).10 = 0
→ 𝑅𝐵𝑉 .20 - 𝑅𝐵𝐻 .5 = 1800 . . . . . . . . . . (4)

Eliminasi persamaan (3) dan (4) :


(3)/3 → 𝑅𝐵𝑉 .20 + 𝑅𝐵𝐻 .5 = 4860
(4) → 𝑅𝐵𝑉 .20 − 𝑅𝐵𝐻 .5 = 1800
− − − − − − − − − − − − (+)
𝑅𝐵𝑉 .40 = 6660
𝑅𝐵𝑉 = 166,5 KN (↑)
(4) → (166,5).20 - 𝑅𝐵𝐻 .5 = 1800
- 𝑅𝐵𝐻 .5 = 1800 - 3330
𝑅𝐵𝐻 = 306 KN(←)

28 Pelengkung Tiga Sendi


3) Menghitung Gaya Dalam pada titik C:

V
SFV
θ Θ=26,56
NFV
P=12 NFH
θ
C H
SFH
Y= 15m

A RAH=294

RAV=193,5
X= 20 m

𝑉 = 𝑅𝐴𝑉 = 193,5
𝐻 = 𝑅𝐴𝐻 + 𝑃 = 306

𝑁𝐹𝑉 = 𝑉 𝑆𝑖𝑛 𝜃 = 193,5 sin 26,56 =


𝑁𝐹𝐻 = 𝐻 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 306 cos 26,56 =

𝑆𝐹𝑉 = 𝑉 𝐶𝑜𝑠 𝜃 = 193,5 cos 26,56 =


𝑆𝐹𝐻 = 𝐻 𝑆𝑖𝑛 𝜃 = 306 sin 26,56 = ,3

𝑁𝐹𝐶 = −(𝑁𝐹𝑉 + 𝑁𝐹𝐻 ) = −(11,5 + 127,7) = −139,2 𝐾𝑁

𝑆𝐹𝐶 = 𝑆𝐹𝑉 − 𝑆𝐹𝐻 = 38,3 − 38,3 = 0

1
𝑀𝐶 = 𝑅𝐴𝑉 . 𝑋 − 𝑅𝐴𝐻 . 𝑌 − . 𝑞. 𝑋 2 =
2
1
= (80)(20) − (133,33)(9) − (2 )202
2
= 1600 − 1200 − 400 = 0

Pelengkung Tiga Sendi 29


1.4. RANGKUMAN

30 Pelengkung Tiga Sendi

Anda mungkin juga menyukai