Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

MEKANIKA TEKNIK II

OLEH
AGUSTHINO V. R. OLLA
2106090017

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2023
KONTRUKSI PELENGKUNG TIGA SENDI

Konstruksi pelengkung tiga sendi adalah bentuk struktural yang terdiri dari
dua kolom vertikal dan satu balok horizontal yang dihubungkan oleh tiga sendi atau
engsel. Sendi-sendinya memungkinkan rotasi dan memberikan struktur kebebasan
gerakan tertentu. Konstruksi ini umumnya digunakan dalam rangkaian jembatan atau
bangunan untuk menangani beban dan gaya tertentu dengan lebih efisien.

Karakteristik utama dari pelengkung tiga sendi melibatkan kemampuannya


untuk menanggapi perubahan beban dan memberikan stabilitas struktural. Setiap
sendi memungkinkan rotasi, yang memungkinkan redistribusi gaya dan momen
dalam struktur.

Penting untuk dicatat bahwa analisis dan desain pelengkung tiga sendi
melibatkan prinsip-prinsip mekanika struktur yang kompleks, dan ini seringkali
dilakukan oleh insinyur struktural yang berpengalaman. Desain yang efektif harus
memperhitungkan berbagai faktor, termasuk kondisi batas, beban yang diterapkan,
dan sifat-sifat material yang digunakan dalam konstruksi.

Pelengkung tiga sendi dengan beban 1 sisi adalah struktur yang memiliki tiga
sendi atau engsel yang memungkinkan gerakan. Konstruksinya umumnya terdiri dari
dua kolom dan satu balok horizontal. Beban titik diterapkan pada titik tengah balok
horizontal. Desain ini memungkinkan redistribusi beban secara efisien melalui
struktur.

Konstruksi pelengkung 3 sendi pada beban 2 sisi biasanya terdiri dari dua
penyangga di kedua ujung dan satu di tengah. Ini memberikan dukungan pada
pelengkung untuk menahan beban dari kedua sisi. Desainnya kompleks dan
melibatkan analisis struktural yang cermat untuk memastikan kestabilan dan
keamanan.
PELENGKUNG TIGA SENDI SIMETRIS

Analisis struktur pada pelengkung tiga sendi dengan bentuk geometrinya


simetris tetapi pembebananya tidak harus simetris, dapat dihitung/diselesaikan
dengan langkah-langkah perhitungan sebagai pedoman analisis struktur pelengkung
tiga sendi yang simetris sebagai berikut :

Pelengkung tiga sendi A - S - B seperti pada gambar II - 1 (a) yang


mempunya tumpuan sama tingginya, dengan panjang bentang A - B sama dengan
L, puncak ketingian sama dengan h, mendapat beban P dengan jarak a dari
tumpuan A.

Dengan persamaan kesetimbangan :  MB = 0 akan diperoleh RAV dan dengan

persamaan  MA = 0 akan didapatkan RBV sebagai berikut :

  MB = 
 (RAV) (L) - (P) (L - a) = 0
𝑃 (𝐿 − 𝑎)
RAV = 𝐿

  MA = 
 (-RBV) (L) - (P) (a) =0
𝑃𝑎
RBV = 𝐿
Gambar II - 1

Reaksi vertikal RAV dan RBV, adalah sama seperti pada persamaan struktur balok
sederhana A - B. Perhitungan momen pada pelengkung tiga sendi sama dengan
perhitungan momen pada balok sederhana.

Momen di C adalah :

MC = RAV (X) ± RAH (Y)


Tanda ± tergantung dari arah momen akibat RAH

Untuk mencari koordinat pada pelengkung tiga sendi yang berjarak x meter dari
4 ℎ (𝑋) (𝐿 −𝑎)
tumpuan, digunakan persamaan dasar parabola : y = 𝐿2

Dimana :
y : tinggi titik yang ditinjau dari tumpuan
h : tinggi puncak parabola dari tumpuan
X : jarak mendatar dari tumpuan terdekat
L : jarak mendatar dari dua buah tumpuan
Untuk menghitung gaya geser dan gaya normal disetiap titik pada pelengkung tiga
sendi, diperlukan kemiringan/garis singgung pada titik tersebut. Gaya vertikal V
diuraikan menjadi gaya yang tegak lurus garis singgung di titik tersebut atau gaya
geser (SFV) dan gaya yang sejajar dengan gaya singgung atau gaya normal (NF V),
demikian pula gaya horizontal H diuraikan menjadi gaya geser (SF H) dan gaya
normal (NFH) seperti terlihat pada gambar II - 1 (b)

Uraian gaya vertikal V :

NFV
sin θ = V

 NFV = V sin θ
..................................... (1)
SFV
cos θ = 
 SFV = cos θ
V

Uraian gaya hirizontal H :

SFH
sin θ = H

 SFH = sin θ
..................................... (2)
NFH
cos θ = H

 NFH = cos θ

Dari uraian persamaan (1) dan (2), gaya geser pada titik (x, y) adalah :

SFx = SFv - SF H
SFx = V cos θ - H sin θ

Sedangkan gaya normal pada titik (x, y) adalah :

NFx = NFV - SFH


NFx = V sin θ + H cos θ
Contoh soal 1 :

Diketahui pelengkung tiga sendi A - S - B dengan beban dan ukuran seperti


pada gambar II - 2 (a). Hitung reaksi tumpuan, gaya geser, gaya normal,
dan momen di titik x (9, 6).

Penyelesaian :

 Reaksi tumpuan :

Misalkan reaksi tumpuan di A dan B mempunya arah seperti pada gambar II - 2 (a)

 MB = 0 
 RAV (36) + RAH (0) - (4) (18) (27) = 0
36 RAV + 0 - 1944 = 0
RAV = 54 T (↑)

 MA = 0 
 - RBV (36) + RBH (0) + (4) (18) (9) = 0
- 36 RBV + 0 + 648 = 0
RBV = 18 T (↑)

Kontrol terhadap  V=0

R AV + R BV - (4) (18) = 0
54 + 18 - 72 = ..........ok !
Gambar II - 2

Tinjau kesetimbangan bagian kiri, yaitu bagian AS

 MS kiri = 0 
 RAV (18) - RAH (8) - (4) (18) (9) = 0
(54) (18) - 8 R AH - 648 = 0
324 - 8 RAH = 0 
 RAH = 40,5 T (→)

Tinjau kesetimbangan bagian kanan, yaitu bagian BS

 MS kanan = 0 
 RBV(18) + RBH (8) = 0
- (18) (18) + 8 RBH = 0
- 324 + 8 RBH = 0 
 RBH = 40, 5 T (←)

Kontrak terhadap  H=0

R AH + R BH = 0
40,5 - 40,5 = 0 .............................. ok !
Titik koordinat pada pelengkung tiga sendi yang berjarak x m dari tumpuan dapat
dicare dengan mengunakan persamaan dasar parabola :

4 (8) (𝑥) (𝐿 − 𝑋)
y= 𝐿2

Untuk h = 8 m dan L = 36 m, maka persamaan parabola menjadi,

4 (8) (𝑥) (36 − 𝑥) 32 (𝑥) (36 − 𝑥) 2


y = (36)2
= 1296
= 81
(36𝑥 − 𝑥 2 )

Untuk titik x = 9 m, maka nilai y :

2
Y = 81 {(36) (9) − (9)2 } = 6 𝑚
𝑑𝑦 2
= (36 - 2x)
𝑑𝑥 81
𝑑 2 2 4
(𝑑𝑦 )𝑥 = 9 = 81 {(36 − 2 (9)} =
81
(18) =
9
𝑥

4 4
tg 𝜃 = 9 
 𝜃 = arctg 9
23,9625𝑜 
 sin 𝜃 = 0,4061
cos 𝜃 = 0,9138

Pada titik x (9,6), maka gaya vertikal, gaya horizontal, gaya geser, gaya normal dan
momen adalah sebagai berikut :

 Gaya vertikal dan horizontal (Vx dan Hx) :


Vx = RAV - (4) (x) = 54 - (4) (9) = 18 T (↑)
Hx = RAH = 40 T (←)

 Gaya geser (SFx) :


SFx = V cos 𝜃 − H sin 𝜃
= (18) (0,9138) - (40,5) (0,4061) = 0,00135 ≈ 0 T

 Gaya normal (NFx) :


NFx = V sin 𝜃 + H cos 𝜃
= (18) (0,4061) + (40,5) (0,9138) = 44,3186 T (tekan)
 Momen (Mx) :
M x = (54) (9) - (40,5) (6) - (4) (9) (4,5) = 81 Tm

Pada pelaksanaan di Lapangan, sering dihadapi persoalan struktur yang


terjadi, bahwa suatu struktur pelengkung tiga sendi yang kedua buah tumpuanya
merupakan sendi yang tidak terletak pada level atau ketinggian yang sama, atau
dengan istilah panjang batang lengkungnya tidak sama. Pelengkung yang dimiliki
disebut dengan pelengkung tiga sendi yang tidak simetris.

Untuk menyelesaikan pelengkung tiga sendi yang tidak simetris, tidak dapat
langsung digunakan persamaan parabola yang ada, tetapi dengan syarat, yaitu
memperpanjang panjang lengkung yang pendek sehingga menjadi pelengkung tiga
sendi simetris (secara fiktif), seperti pada contoh berikut

Contoh soal 2 :

Diketahui sebuah pelengkung tiga sendi A - S - B dengan beban dan ukuran


seperti pada gambar II - 3 (a). Hitunglah reaki-reaksi tumpuan serta gaya
geser, gaya normal dan momen pada titik x.
Gambar II - 3

Penyelesaian :

 Reaksi tumpuan :

 MB = 0 
 RAV (60) - RAH (9) - (1) (40) (40) = 0
60 RAV - 9 RAH = 1600 .................................... (1)

 Ms kiri = 0 
 RAV (40) - RAH (12) - (1) (40) (20) = 0
40 RAV - 12 RAH = 800 ................................ (2)

Dari persamaan (1) dan (2), maka :


(1) ..........60 RAV − 9 RAH = 1600
(2)×1,2 ......60 RAV − 18 RAH = 1200
9 R AH = 400
-

RAH = 44,44 T (→)


RAAV = 33,33 T (↑)

 V=0

RAV - (1) (40) + RBV = 0


RBV = 40 - 33,33 = 6,67 T (↑)

 H =0

RBH + RAH = 0 
 RBH = 44,44 T (←)

Dengan mengunakan persamaan parabola dasar, untuk h = 12 m, y = 9 m dan x =


60 m, maka panjang bentang pelengkung yang simetris dapat dihitung sebagai
berikut (Gambar II - 3b)

4 h (x) (L − x) 4 (12) (60) (L − 60)


y = 2

 9 =
𝐿 𝐿2
9 𝐿2 = 2880 (L - 60) 
 𝐿2 = 320 L − 19200
𝐿2 - 320 L + 19200 = 0

− (−320) ± √ (−320)2 − (4) (1) (19200)


L1&2 = 2

L1 = 240 m → tidak mungkin (tidak memenuhi)


L2 = 80 m (memenuhi)

Untuk h = 12 m dan L = 80 m, maka persamaan parabola dasar berubah menjadi :

(4) (12) (𝑋) (80 − 𝑋) 48 (𝑋) (80 − 𝑋)


y= 802

 6400
3840 (𝑋) − 48 (𝑋 2)
y= 6400

 y = 0,6 x - 0,0075 𝑥 2
∂y⁄
∂x = 0,6 - 0,015 x

Untuk x = 20 m, lihat gambar II - 3 (b) maaka, nilai y adala :

y = 0,6 x - 0,0075 𝑥 2
y = (0,6) (20) - 0,0075 (20)2 = 9 m 
 titik x (20, 9)

Nilai ∂y/∂x atau garis singgung pada titik x (20, 9) adalah :

∂y/∂x = 0,6 - 0,015 (20)


∂y/∂x = 0,3 atau tg θ = 0,3 
 θ = 16 14
Sin θ = 0,2873
Cos θ = 0,9578

Besaranya gaya vertikal V dan gaya horizontal H pada titik x dapat dihitung :

V = 33,33 - (1) (20) = 13,33 T (↑)


H = 44,44 T (←)

Setelah gaya vertikal dan gaya horizontal pada titik X (20, 9) dapat ditentukan, maka
gaya geser, gaya normal dan momen pada titik tersebut dapat dicari.

 Gaya geser (SFx)

SFx = V cos θ - H sin θ


= (13,33) (0,9578) - (44,44) (0,2873) = 0 T

 Gaya normal (NFx)

NFx = V sin θ + H cos θ


= (13,33) (0,2873) + (44,44) (0,9578) = 46, 40 T

 Momen lentur (Mx)


Mx = R AV (20) - R AH (9) - (0,5) (q) (20)2
= (13,33) (20) - (44,44) (9) - (0,5) (1) (20)2 = 66,67 Tm

Contoh soal 3 :

Struktur pelengkung 3 sendi A - S - B dan pembebanan seperti terlihat pada


gambar II - 4. Hitung reaksi tumpuan, gaya geser, gaya normal dan momen
pada titik X yang berjarak 5 m disebelah kiri dari tumpuan B.

Penyelesaian :

 Reaksi tumpuan :

 MB = 0 
 RAV (10) + RAH (5) - (4) = 0
10 RAV + 5 RAH = 20 ........................................... (1)

 MA = 0 
 (5) (1) RBV (10) - RBH (5) = 0
10 RBV + 5 RBH = 5 ......................................... (2)

 MS kanan = 0 
 (5) (2) - RBV (L/2) - RBH (6) = 0
Gambar II - 4

Untuk menghitung panjang bentang L, dengan persamaan parabola dasar pada titik
(10, 5)

4 h (x) (L −X) 4 (6) (10) (𝐿 −10)


y= 𝐿2

 5 = 𝐿2

5 𝐿2 = 240 L - 2400)  2
 5 𝐿 -240 L + 2400 =0
− (−240) ± √ (−240)2 − (4) (5) (2400)
L1&2 =
(2) (5)

L1 = 14,20 m, → memenuhi
L2= 33,79 m, tidak mungkin (tidak memenuhi)

Persamaan  Ms kanan = 0 dapat ditulis menjadi

 Ms kanan = 0 
 (5) (2) - RBV (L/2) - RBH (6) = 0
10 - RBV (7,1) - RBH (6) = 0
7,1 RBV + 6 RBH = 10 .................................................................................... (3)

Dari persamaan (2) dan (3), maka


(2) X 6 . . . . . . . . . . 60 RBV + 30 RBH = 30
(3) X 5 . . . . . . . . . . 35,5 RBV + 30 RBH = 50

24,5 RBV = − 20
RBV = - 0,81 T ( ↓)

(2) .......... 10 RBV + 5 RBH = 5


5 RBH = 5 + 10 (0,81) = 13,16
RBH = 2,63 T ( →)

 V=0

RAV + RBH = 0
RAV + (-0,81) = 0 
 RAV = 0,81 T ( ↑)

 H=0

RAH + RBH - 5 = 0
RAH + 2,63 - 5 = 0 
 RAH = 2,37 T ( →)

Untuk h = 6 m dan L = 14,2 m, maka persamaan parabola dasar berubah menjadi :

(4) (6) (𝑥) (14,2 − 𝑥) 24 (𝑥) (14,2 − 𝑥)


y= (14,2)2

 𝑦 = 201,64

340 (𝑥) − 24 (𝑥 2) 2
y= 201,64 
 y = 1,69 x - 0,12 𝑥
∂y/∂x = 1,69 - 0,24 x

Untuk x = 5 m, lihat gambar VI - 4 maka nilai y adalah :


y = 1,6 x - 0,12 𝑥 2

y = (1,65) (5) - 0,12 (5)2 = 5,45 m 


 titik x (5, 5,45)

Nilai ∂y/∂x atau garis singgung pada titik x (5, 5,45) adalah :

∂y/∂x = 1,69 - 0,24 x = 1,69 - (0,24) (5) = 0,49

∂y/∂x = 0,49 atau tg θ = 0,49 


 θ = 26 6
Sin θ = 0,44
Cos θ =0,89

Besarnya gaya vertikal V dan gaya horizontal H pada titik x dapat dihitung :

V = 0,81 T ( ↑)
H = 2,37 T ( →)

Setelah gaya vertikal dan gaya horizontal pada titik x dapat ditentukan, maka gaya geser,
gaya normal dan momen pada titik tersebut dapat dicari.

 Gaya geser (SFx)

SFx = V cos θ - H sin θ


= (0,81) (0,89) - (- 2,37) (0,44) = 1,7637 T

 Gaya normal (NFx)

NFx = V sin θ + H cos θ


= (0,81) (0,44) + (- 2,37) (0,89) = - 1,7529 T

 Momen lentur (Mx)

Mx = R AV (20) - R AV (9) - (0,5) (q) (20)2


= (- 0,81) (5) + (2,63) (5,45) - (5) (1,45) = 3,0335 Tm

Anda mungkin juga menyukai