Anda di halaman 1dari 14

HASILKALI TRANSFORMASI

Disusun oleh:

Lathifatul Azizah (4111418002)

Niken Rahajeng (4111418029)

Prodi Matematika Jurusan Matematika

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019
I. PENDAHULUAN

Hasil Kali (Komposisi) Transformasi

Komposisi transformasi adalah transformasi yang diperoleh dari gabungan


dua transformasi atau lebih. Penyelesaian masalah komposisi transformasi bisa
dengan dua cara, yaitu dengan cara pemetaan dan dengan cara matriks. Penyelesaian
komposisi transformasi dengan cara pemetaan dilakukan langsung secara bertahap
berturut-turut terhadap titik yang ditransformasikan. Misal titik A ditransformasikan
pertama oleh T1 dilanjutkan oleh T2, bayangannya diperoleh dengan cara menentukan
bayangan A terhadap T1 terlebih dahulu, misalkan bayangannya adalah A', kemudian
menentukan bayangan A' oleh transformasi T2 sehingga menghasilkan bayangan A".
Titik A" ini merupakan bayangan dari titik A yang ditransformasikan oleh
T1 dilanjutkan dengan transformasi T2.

Dalam bentuk pemetaan ditulis seperti berikut ini.

T1 T2
𝐴 → 𝐴′ → 𝐴′′

Cara lainnya untuk menyelesaikan masalah komposisi transformasi adalah


dengan matriks. Dengan cara ini, bayangan hasil dua transformasi atau lebih dapat
diperoleh dengan cara langsung tanpa harus menentukan bayangan hasil transformasi
satu per satu.

Berikut pemetaan di atas jika dituliskan dalam bentuk matriks akan menjadi
seperti berikut.

(𝐴′′ ) = (𝑇2 𝑂 𝑇1 )(𝐴)

Notasi T1 dan T2 berturut-turut merupakan matriks transformasi T1 dan


matriks transformasi T2. Perhatikan bahwa penulisan secara matriks urutan
penulisannya berbeda dengan cara pemetaan. Transformasi kedua, yaitu T2dituliskan
pertama dan transformasi pertama, yaitu T1 dituliskan kedua. Penulisan ini tidak
boleh terbalik karena dalam komposisi tidak ada sifat komutatif, kecuali komposisi
dua translasi. Karena translasi dalam bentuk matriks menggunakan operasi
penjumlahan.
II. PENGEMBANGAN MATERI

A. Komposisi Refleksi
1. Refleksi terhadap Dua Garis Sejajar
Refleksi terhadap dua garis sejajar secara berurutan akan
ekuivalen dengan translasi sebesar dua kali jarak kedua garis tersebut.
Arah translasi menurut arah refleksinya.
Refleksi terhadap dua garis sejajar sumbu X

0
𝑀𝑦=𝑝 𝑂 𝑀𝑦=𝑞 ⇔ 𝑇 = ( )
2(𝑝 − 𝑞)
0
𝑀𝑦=𝑞 𝑂 𝑀𝑦=𝑝 ⇔ 𝑇 = ( )
2(𝑞 − 𝑝)
Refleksi terhadap dua garis sejajar sumbu Y
2(𝑞 − 𝑝)
𝑀𝑥=𝑞 𝑂 𝑀𝑥=𝑝 ⇔ 𝑇 = ( )
0
Refleksi terhadap tiga garis sejajar dengan jarak sama akan
ekuivalen dengan refleksi terhadap garis yang berada di tengah.
2. Refleksi terhadap Dua Garis Tegak Lurus
Refleksi terhadap dua garis tegak lurus secara berurutan akan
ekuivalen dengan rotasi sebesar 180˚ yang berpusat di titik potong
antara kedua garis yang dimaksud atau ekuivalen dengan refleksi
terhadap titik potong kedua garis tersebut.

𝑀𝑥=𝑝 𝑂 𝑀𝑦=𝑞 ⇔ 𝑀(𝑝,𝑞)

𝑀𝑥=𝑝 𝑂 𝑀𝑦=𝑞 ⇔ 𝑅((𝑝,𝑞),180°)


𝑥′ −1 0 𝑥 2𝑝
( )= ( ) (𝑦 ) + ( )
𝑦′ 0 −1 2𝑞

3. Refleksi terhadap Dua Garis yang Saling Berpotongan


Refleksi terhadap dua garis yang saling berpotongan ekuivalen
dengan rotasi sebesar dua kali besar sudut antara kedua garis yang
dimaksud. Pusat rotasi adalah titik potong kedua garis. Arah rotasi
menurut arah refleksinya.
Komposisi refleksi : tidak bersifat komutatif namun bersifat
asosiatif.
B. Komposisi Dilatasi

Dilatasi terhadap [P,k1] dilanjutkan dengan dilatasi terhadap [P,k2] dapat


diwakili oleh satu dilatasi yaitu [P,k1 × k2] atau dapat dituliskan:
[P,k1] ∘ [P,k2] = [P,k1 × k2]

C. Komposisi Translasi

Jika titik A(x,y) ditranslasikan berurutan oleh T1=(a,b) dilanjutkan


oleh T2=(c,d), kedua translasi tersebut dapat dinyatakan dalam translasi
tunggal sesuai dengan pembahasan di atas.

Dalam bentuk pemetaan ditulis sebagai berikut.

𝑎 𝑐
𝑇1 =( ) 𝑇2 =( )
𝑏 𝑑
𝐴(𝑥,𝑦) → 𝐴′(𝑥+𝑎,𝑦+𝑏) → 𝐴′′(𝑥+𝑎+𝑐,𝑦+𝑏+𝑑)

Sedangkan dalam bentuk matriks dapat dinyatakan sebagai berikut.

𝐴′′ = (𝑇2 𝑂 𝑇1 )(𝐴)

𝑥′′ 𝑐 𝑎 𝑥 𝑥+𝑎+𝑐
( ) = ( ) + ( ) + (𝑦) = (𝑦 + 𝑏 + 𝑑 )
𝑦′′ 𝑑 𝑏

D. Komposisi Transformasi Selain Translasi

Untuk komposisi transformasi selain translasi jika dituliskan dalam


bentuk matriks, operasi yang digunakan adalah operasi perkalian matriks.
Dalam menggunakan cara ini, perkalian matriks tidak boleh terbalik karena
pada operasi perkalian matriks tidak berlaku sifat komutatif. Misalnya titik
A(x,y) ditransformasikan oleh transformasi T1 yang diketahui matriks
transformasinya dilanjutkan dengan transformasi T2 yang juga diketahui
matriks transformasinya, penulisan dalam bentuk pemetaannya adalah sebagai
berikut.

𝑎 𝑏 𝑒 𝑓
𝑇1 =( ) 𝑇2 =( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ
𝐴(𝑥,𝑦) → 𝐴′(𝑥′,𝑦′) → 𝐴′′(𝑥′′,𝑦′′)

Komposisi transformasi di atas bila ditulis dalam bentuk matriks akan


menjadi seperti berikut.

𝐴′′ = (𝑇2 𝑂 𝑇1 )(𝐴)

𝑥′′ 𝑒 𝑓 𝑎 𝑏 𝑥
( )=( )( )( )
𝑦′′ 𝑔 ℎ 𝑐 𝑑 𝑦

1. Komposisi Rotasi Sepusat

Misalkan RA adalah rotasi sejauh A dengan pusat rotasi di titik


pusat O(0,0) dan RB adalah rotasi sejauh B di titik pusat O(0,0). Jika titik
P(x,y) dirotasikan oleh RA dilanjutkan dengan rotasi oleh RB maka secara
pemetaan, bentuk transformasinya dapat dituliskan sebagai berikut.

𝑅𝐴 𝑅𝐵
𝑃(𝑥,𝑦) → 𝑃′(𝑥′,𝑦′) → 𝐵′′(𝑥′′,𝑦′′)

Dalam bentuk matriks, transformasi rotasi di atas dapat dituliskan


sebagai berikut.

𝑃′′ = (𝑅𝐵 𝑂 𝑅𝐴 )(𝑃)


𝑥′′ cos 𝐵 − sin 𝐵 cos 𝐴 − sin 𝐴 𝑥
( )=( )( ) (𝑦)
𝑦′′ sin 𝐵 cos 𝐵 sin 𝐴 cos 𝐴

Jika kita lanjutkan dengan mengalikan kedua matriks di atas, akan


diperoleh bentuk sebagai berikut.

𝑥′′ cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵 − (sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵) 𝑥


( )=( ) (𝑦)
𝑦′′ sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵

Perhatikan bahwa masing-masing komponen matriks di atas


merupakan rumus trigonometri dari penjumlahan dua sudut. Jika
disederhanakan akan menjadi bentuk sebagai berikut.

𝑥′′ cos(𝐴 + 𝐵) − sin(𝐴 + 𝐵) 𝑥


( )=( ) (𝑦)
𝑦′′ sin(𝐴 + 𝐵) cos(𝐴 + 𝐵)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jika suatu titik


ditranformasikan secara berturut-turut oleh tranformasi rotasi RA dan
dilanjutkan oleh tranformasi rotasi RB dengan pusat rotasi yang sama
maka kita kita akan mendapatkan transformasi rotasi RA+B dengan pusat
yang sama dengan pusat rotasi sebelumnya.
III. RANGKUMAN

Komposisi transformasi adalah transformasi yang diperoleh dari gabungan dua


transformasi atau lebih. Penyelesaian masalah komposisi transformasi bisa dengan
dua cara, yaitu dengan cara pemetaan dan dengan cara matriks. Dalam bentuk
pemetaan ditulis seperti berikut ini.

T1 T2
𝐴 → 𝐴′ → 𝐴′′

Berikut pemetaan di atas jika dituliskan dalam bentuk matriks akan menjadi seperti
berikut.

(𝐴′′ ) = (𝑇2 𝑂 𝑇1 )(𝐴)

Dalam komposisi transformasi ada beberapa macam yaitu komposisi refleksi,


komposisi dilatasi, komposisi translasi, dan komposisi transformasi selain translasi.
IV. TUGAS

1. Bayangan garis 𝑥 + 3𝑦 + 2 = 0 oleh transformasi yang bersesuaian dengan


0 −1
matriks ( ) dilanjutkan oleh rotasi pusat O sejauh 180° adalah
1 3
a. 3𝑥 + 6𝑦 − 2 = 0
b. 𝑦 + 2 = 0
c. 𝑦 − 2 = 0
d. 𝑥 + 3𝑦 + 2 = 0
e. 𝑥 − 3𝑦 − 2 = 0
2. Persamaan bayangan dari garis 2𝑦 = −3𝑥 + 1 jika dirotasi 90° terhadap titik
asal, lalu dicerminkan terhadap garis 𝑦 = 𝑥 adalah
a. 2𝑦 = 3𝑥 + 1
b. 2𝑦 = 3𝑥 − 1
c. 2𝑦 = −3𝑥 − 1
d. 2𝑦 = 2𝑥 + 1
e. 3𝑦 = 2𝑥 − 1
3. Tentukan bayangan titik 𝑃 = (−4,5) oleh refleksi terhadap garis 𝑦 = −𝑥
dilanjutkan dengan refleksi terhadap garis 𝑋 = 2!
4. Diketahui gradient garis yang melalui titik O(0,0) dan P(a,b) adalah −2. Jika
P dicerminkan terhadap sumbu X kemudian digeser 5 satuan ke bawah dan 1
satuan ke kiri, maka gradient garis yang melalui P’ dan O(0,0) adalah 3. Titik
P adalah
a. (−2,4)
b. (−1,2)
c. (1, −2)
d. (2, −4)
e. (3, −6)
5. Sebuah persamaan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 + 6𝑦 − 8 = 0 dicerminkan
terhadap 𝑦 = 𝑥 + 3, maka bayangannya adalah
6. Misalkan g adalah garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 di titik A(3,4).
Jika garis singgung tersebut ditransformasikan dengan matriks rotasi
3 4

( 54 5
3), maka absis dan titik potong antara garis singgung lingkaran
−5 5

dengan garis hasil transformasi adalah….


7. Jika titik (s,t) dirotasi sejauh 270˚ berlawanan arah jarum jam terhadap titik
pusat, kemudian dicerminkan terhadap y = t diperoleh titik (-2, 3-t), maka
s + 3t = ……

PEMBAHASAN

0 −1
( )→𝑅[(0,0),𝛼=180°]
1 3
1. 𝑥 + 3𝑦 + 2 = 0 → (𝑥 ′ , 𝑦 ′ )

𝑥′ cos 180° − sin 180° 0 −1 𝑥


( )=( )( ) (𝑦 )
𝑦′ sin 180° cos 180° 1 3

𝑥′ −1 0 0 −1 𝑥
( )=( )( ) (𝑦 )
𝑦′ 0 −1 1 3

𝑥′ 0 1 𝑥
( )=( ) (𝑦 )
𝑦′ −1 −3

𝑥′ 0 1 𝑥
( )=( ) (𝑦 )
𝑦′ −1 −3

𝑥′ 𝑦
( ) = (−𝑥 − 3𝑦)
𝑦′

𝑥 = −𝑦 ′ − 3𝑦 = −𝑦 ′ − 3𝑥 ′

𝑦 = 𝑥′

𝑥 + 3𝑦 + 2 = 0 → 𝑦 ′ − 2 = 0
𝑅[(0,0),90°]→𝑦=𝑥
2. 2𝑦 = −3𝑥 + 1 → (𝑥 ′ , 𝑦′)

𝑥′ 0 1 cos 90° − sin 90° 𝑥


( )=( )( ) (𝑦)
𝑦′ 1 0 sin 90° cos 90°

𝑥′ 0 1 0 −1 𝑥
( )=( )( ) (𝑦 )
𝑦′ 1 0 1 0

𝑥′ 1 0 𝑥
( )=( ) (𝑦 )
𝑦′ 0 −1

𝑥′ 𝑥
( ) = (−𝑦)
𝑦′

𝑥 = 𝑥′

𝑦 = −𝑦′

2𝑦 ′ = 3𝑥 − 1

𝑦=−𝑥 𝑥=2
3. 𝑃 = (−4,5) → 𝑃′ → 𝑃′′

𝑥′ 0 −1 −4
( )=( )( )
𝑦′ −1 0 5

𝑥′ −5
( )=( )
𝑦′ 4

𝑥′′ −1 0 𝑥′ 2(2)
( )=( )( ) + ( )
𝑦′′ 0 1 𝑦′ 0

𝑥′′ −1 0 −5 2(2)
( )=( )( )+ ( )
𝑦′′ 0 1 4 0

𝑥′′ 9
( )=( )
𝑦′′ 4
4. Gradien garis melalui titik P’ adalah
𝑏−0
 Gradien garis yang melalui P(a,b) dan O(0,0) adalah 𝑚1 = 𝑎−0 =

−2 → 𝑏 = −2𝑎
 P(a,b) dicerminkan terhadap sumbu X menjadi (a,−b)
−1
 Pergeseran senilai 1 satuan ke kiri dan 5 satuan ke bawah adalah ( )
−5
−1
 Titik (a,−b) digeser ( ) oleh menjadi P’(a – 1, −b – 5)
−5
−𝑏−5
 Gradien garis yang melalui P’ dan O(0,0) adalah 𝑚1 = 𝑎−1 = 3
 −b – 5 = 3a – 3
 2a – 5 = 3a – 3
 a = −2 dan b = 4
 Titik P(−2,4)

𝑦=𝑥+3
5. 𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 + 6𝑦 − 8 = 0 → (𝑥 ′ , 𝑦′)

𝑥′ 0 1 𝑥 0
( )=( ) (𝑦 − 𝑐 ) + ( )
𝑦′ 1 0 𝑐

𝑥′ 𝑦−𝑐 0
( )=( )+( )
𝑦′ 𝑥 𝑐

𝑥′ 𝑦−𝑐
( )=( )
𝑦′ 𝑥+𝑐

𝑥′ 𝑦−3 𝑦 𝑥′ + 3
( )=( )→( )=( ′ )
𝑦′ 𝑥+3 𝑥 𝑦 −3

𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 + 6𝑦 − 8 = 0

↔ (𝑦 ′ − 3)2 + (𝑥 ′ + 3)2 − 4(𝑦 ′ − 3) + 6(𝑥 ′ + 3) − 8 = 0

↔ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 12𝑥 − 10𝑦 + 40 = 0
6. Menentukan garis singgung g pada lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 di titik A(3,4)

𝑥₁. 𝑥 + 𝑦₁. 𝑦 = 𝑟²

𝑥1 . 𝑥 + 𝑦 1 . 𝑦 = 25

3𝑥 + 4𝑦 = 25
3 4
5 5
Menuntukan hasil transformasi garis g oleh matriks ( 4 3)
−5 5

𝑥′ 𝑥
( ′ ) = (MT) (𝑦)
𝑦
3 4
𝑥′ 𝑥
( ) = ( 54 5
3) (𝑦 )
𝑦′ − 5 5

−1
3 4
𝑥 5 5 𝑥′
(𝑦) = ( 4 3) ( )
−5 𝑦′
5

3 4
𝑥 1
− 5 𝑥′
5
(𝑦) = 3 4 (4 3 ) (𝑦′)
( )²+ ( )²
5 5
5 5

3 4
𝑥 1
− 𝑥′
(𝑦) = 1 (54 3 5) ( )
𝑦′
5 5

3 4
𝑥 𝑥′ − 𝑦′
5 5
(𝑦) = (3 4 )
𝑥′ + 𝑦′
5 5

3 4 3 4
Sehingga kita peroleh 𝑥 = 5 𝑥 ′ − 𝑦 ′ dan 𝑦 = 5 𝑥 ′ + 𝑦′
5 5
Substitusikan bentuk yang kita peroleh kr persamaan awal g : 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25,
sehingga kita peroleh bayangan (hasil transformasi):

3𝑥 + 4𝑦 = 25
3 4 3 4
3(5 𝑥 ′ − 𝑦 ′ ) + 4(5 𝑥 ′ + 𝑦 ′ ) = 25
5 5

3 4 3 4
3(5 𝑥 − 𝑦) + 4(5 𝑥 + 𝑦) = 25
5 5

9 12 16 12
𝑥− 𝑦+ 𝑥+ 𝑦 = 25
5 5 5 5

25
𝑥 = 25
5

5𝑥 = 25

𝑥=5

Jadi, absis perpotongannya adalah 5

7. Diketahui titik awalnya (s, t). Transformasi pertama adalah rotasi sejauh θ =
270˚, dilanjutkan transformasi kedua yaitu pencerminan terhadap garis 𝑦 = t

Transformasi pertama: Rotasi sebesar θ = 270˚


cos 270˚ − sin 270˚ 0 1
T₁ = ( )=( )
sin 270˚ cos 270˚ −1 0
𝑥′ 0 1 𝑠 𝑡
( )= ( ) ( )= ( )
𝑦′ −1 0 𝑡 −𝑠

Transformasi kedua: pencerminan garis 𝑦 = t


𝑥" 𝑥′
( ) =( )
𝑦" 2𝑏 − 𝑦′
𝑡
= (2𝑡 − (−𝑠))
𝑡
=( )
2𝑡 + 𝑠
Bayangan akhir (t, 2t+s) sama dengan (-2, 3-t), sehingga t = -2
2t + s = 3-t → 2(-2) + s = 3 → 3 – (-2) → s = 9
Nilai s +3t = 9 + 3 (-2) = 9 – 6 = 3

Anda mungkin juga menyukai