GEOMEKANIKA
“TRANSFORMASI KOORDINAT”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
H061211061 WARNI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
I. Definisi Transformasi Koordinat
Coordinate transformation is an activity to calculate the coordinate value of a system
coordinates to another coordinate system, diartikan sebagai kegiatan untuk menghitung nilai
koordinat suatu sistem koordinat ke sistem koordinat lainnya. As an overview, the results of the
application of several physical laws show that the physis system under consideration does not
depend on the coordinate system and the location of the origin of the coordinates (covariance),
any change (transformation) of the coordinate system will not change the vector of the system
under consideration, and the easiest representation of vector transformations is in the form of
a notation matrix. Hal itu berarti hasil penerapan dari beberapa hukum fisika dapat
menunjukkan adanya sistem fisis yang ditinjau tidak bergantung pada sistem koordinat dan
letak asal koordinat (kovarians), kemudian untuk setiap perubahannya (transformasi) dalam
sistem koordinat tidak akan mengubah vektor sistem yang ditinjau, serta untuk representasi
transformasi vektor yang cuku mudah adalah digunakan dalam suatu bentuk matriks notasi.
II.1 Batasan
II.2 Permukaan-permukaan koordinat
Menurut F.M Rosyid dalam bukunya Mekanika Klasik menyatakan bahwa persamaan
x = b menentukan himpunan yang beranggotakan semua titik dalam ruang yang memiliki
proyeksi ke sumbu x di x = Jadi, himpunan yang dimaksud adalah
{(x,y,z)| x = b}
Himpunan ini tidak lain adalah bidang yang memotong sumbu x secara tegak lurus di titik (b,
0, 0).
Persamaan y = c menentukan bidang yang memotong sumbu y secara tegak lurus di titik (0,c,0).
II.4 Kurva-kurva
Sistem persamaan yang tersusun atas dua persamaan yang berbentuk 𝑓1 (𝑥,𝑦,𝑧) = 0 dan
𝑓2 = (𝑥,𝑦,𝑧) = 0 menentukan sebuah kurva dalam ruang tiga dimensi yang dibentang oleh x, y
dan z. Kurva yang dimaksud adalah perpotongan antara permukaan yang ditentukan oleh 𝑓1
(𝑥,𝑦,𝑧) = 0 dan 𝑓2 (𝑥,𝑦,𝑧) = 0
Contoh : Sistem persamaan 𝑥 2 + 𝑦 2 − 𝑎2 = 0 dan z = b, dengan a dan b bilangan-
bilangan riil, menentukan sebuah kurva yang berupa sebuah lingkaran mendatar berpusat di
titik (0,0,b) dengan jari-jari |a|. Lingkaran itu merupakan perpotongan antara silinder x 2 +
y2 − a2 = 0 dan bidang datar z = b (lihat gambar di bawah).
III. Sistem Koordinat Bola
Sistem Koordinat Bola adalah sistem koordinat untuk ruang tiga dimensi di mana posisi
suatu titik ditentukan oleh tiga angka dari jarak radial titik tersebut dari titik asal tetap dan nilai
sudut kutub tersebut yang diukur dari arah puncak yang tetap dan ketika sudut azimut tersebut
dari hasil proyeksi ortogonal pada bidang referensi yang melewati asal dan ortogonal untuk
zenit, diukur dari arah referensi tetap di pesawat itu.
III.1 Batasan
Jika d suatu bilangan riil dengan 0 ≤ d ≤ 2π, maka persamaan φ = d menentukan himpunan
yang beranggotakan titik-titik dalam ruang yang terletak pada bidang yang vertikal yang
membentuk sudut sebesar d dengan bidang xz.
IV.1 Batasan
V. Transformasi Koordinat Kartesian ke Silinder
Koordinat kartesian – koordinat silinder ; Vektor dalam kartesian
𝐴 = 𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧
Dengan masing-masig komponen merupakan fungsi dari x,y, dan z :
Vektor dalam Silinder :
𝐴 = 𝐴𝜌 𝑎𝜌 + 𝐴∅ 𝑎∅ + 𝐴𝑧 𝑎𝑧
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r,𝜃, dan z. Maka komponen
variabel koordinat cartesian (x,y,z) dapat ditransformasi ke koordinat silinder (𝜌, 𝜃, 𝑧) atau
sebaliknya dengan persamaan :
𝑥 = 𝜌 cos ∅ 𝜌 = √𝑥 2 + 𝑦 2 (𝜌 ≥ 0)
𝑦
𝑦 = 𝜌 sin ∅ ∅ = tan−1
𝑥
𝑧=𝑧 𝑧=𝑧
𝐴𝜌 = (𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎𝜌
𝐴ɸ = (𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎ɸ
𝐴𝑧 = (𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎𝑧
Contoh soal 1.
Transform the vector 𝐵 = 𝑦𝑎𝑥 − 𝑥𝑎𝑦 + 𝑧𝑎𝑧 into cylindrical coordinates.
Solution. The new components are
𝐵𝜌 = 𝐵 ∙ 𝑎𝜌 = 𝑦(𝑎𝑥 ∙ 𝑎𝜌 ) − 𝑥(𝑎𝑦 ∙ 𝑎𝜌 )
= 𝑦 cos ɸ − 𝑥 sin ɸ = 𝜌𝑠𝑖𝑛ɸ𝑐𝑜𝑠ɸ − 𝜌𝑐𝑜𝑠ɸ𝑠𝑖𝑛ɸ = 0
𝐵ɸ = 𝐵 ∙ 𝑎ɸ = 𝑦(𝑎𝑥 ∙ 𝑎ɸ ) − 𝑥(𝑎𝑦 ∙ 𝑎ɸ )
= − 𝑦𝑠𝑖𝑛ɸ − 𝑥𝑐𝑜𝑠ɸ = 𝜌 sin2 ɸ − 𝜌 cos 2 ɸ = −𝜌
Thus,
𝐵 = −𝜌𝑎ɸ + 𝑧𝑎𝑧
𝐴 = 𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧
Dengan masing-masig komponen merupakan fungsi dari x,y, dan z :
Vektor dalam Silinder :
𝐴 = 𝐴𝑟 𝑎𝑟 + 𝐴ɸ 𝑎ɸ + 𝐴𝜃 𝑎𝜃
Dengan masing-masing komponen merupakan fungsi dari r,𝜃, dan z. Maka komponen
variabel koordinat cartesian (x,y,z) dapat ditransformasi ke koordinat silinder (𝑟, 𝜃, 𝑧) atau
sebaliknya dengan persamaan :
𝑥 = 𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑐𝑜𝑠ɸ 𝑟 = √𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2 (𝑟 ≥ 0)
𝑧
𝑦 = 𝑟𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑠𝑖𝑛ɸ 𝜃 = cos −1 (0° ≤ 𝜃 ≤ 180°)
√𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝑧 2
𝑦
𝑧 = 𝑟𝑐𝑜𝑠 𝜃 ɸ = tan−1
𝑥
Kartesian ke bola Bola ke kartesian
Dengan cara yang sama maka transformasi komponen vektor dapat dilakukan dengan perkalian
titik seperti pada tabel berikut :
ar 𝑎ɸ az
ax. sinθ cos ɸ cosθ cos ɸ − sin ɸ
ay. sin𝜃 sin ɸ cos θ sin ɸ cos ɸ
az. 𝑐𝑜𝑠𝜃 -sin𝜃 0
𝐴𝑟 = (𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎𝑟
𝐴ɸ = (𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎ɸ
𝐴𝜃 = (𝐴𝑥 𝑎𝑥 + 𝐴𝑦 𝑎𝑦 + 𝐴𝑧 𝑎𝑧 ) ∙ 𝑎𝜃
Contoh soal 2.
We ilustrate this transformation procedure by transforming the vector field G = (xz/y)a x, into
spherical components and variables.
Solution. We find three spherical components by dotting G with the appropriate unit vectors,
and we change variables during the procedure:
𝑥𝑧 𝑥𝑧
𝐺𝑟 = 𝐺 ∙ 𝑎𝑟 = 𝑎𝑥 ∙ 𝑎𝑟 = sin 𝜃 cos ɸ
𝑦 𝑦
2
cos ɸ
= 𝑟 sin 𝜃 cos 𝜃
sin ɸ
𝑥𝑧 𝑥𝑧
𝐺𝜃 = 𝐺 ∙ 𝑎𝜃 = 𝑎𝑥 ∙ 𝑎𝜃 = 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑐𝑜𝑠ɸ
𝑦 𝑦
2
cos ɸ
= 𝑟𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
sin ɸ
𝑥𝑧 𝑥𝑧
𝐺ɸ = 𝐺 ∙ 𝑎ɸ = 𝑎𝑥 ∙ 𝑎ɸ = (− sin ɸ)
𝑦 𝑦
= −𝑟𝑐𝑜𝑠𝜃 cos ɸ
𝑋 = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦
𝑌 = 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 Pers, 1
X = 5𝑥 − 2𝑦
𝑌 = −2𝑥 + 2𝑦 Pers. 2
Cara pertama :
Misalkan r dan R adalah vektor-vektor :
𝐫 = 𝑥𝐢 + 𝑦𝐣
𝐑 = 𝑋𝐢 + 𝑌𝐣 Pers. 3
Dalam hal ini, Pers. 1 dan 2 menyatakan tentang bagaimana memperoleh vektor R bila vektor
r diketahui.
Dalam bentuk matriks, Pers.(4.1) dapat ditulis sebagai :
𝑋 𝑎 𝑏 𝑥
( )=( ) ( ) atau R = Mr Pers. 4
𝑌 𝑐 𝑑 𝑦
dengan 𝑅, 𝑀, dan 𝑟 berlaku sebagai matriks. Matriks 𝑀 disebut sebagai matriks transformasi,
yang di dalamnya memuat segala informasi yang diperlukan untuk memperoleh 𝑅 dari 𝑟.
Cara kedua
Misalkan kita pilih variabel baru x’ dan y’ untuk menggantikan X dan Y, maka Pers. 1 menjadi
:
𝑥 ′ = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦
𝑦 ′ = 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 Pers. 5
Ditinjau dua sumbu koordinat (𝑥, 𝑦) dan (𝑥′, 𝑦′) dan satu vektor 𝐫 = 𝐫′ dengan koordinat relatif
untuk masing-masing sumbu :
𝐫 = 𝑥𝐢 + 𝑦𝐣 = 𝐫 ′ = 𝑥′𝐢′ + 𝑦′𝐣′ Pers. 6
di mana 𝐢′ dan 𝐣′ adalah vektor-vektor satuan sepanjang sumbu 𝑥′ dan 𝑦′. Dalam hal ini, matriks
trasnformasi M menyatakan kepada kita tentang bagaimana memperoleh komponenkomponen
vektor dari 𝐫 = 𝐫′ relatif terhadap sumbu 𝑥′ dan 𝑦′ bila kita mengetahui komponen-
komponennya relatif terdadap sumbu x dan y.
Pada umumnya, sumbu x′ dan y′ dalam Pers.(4.5) dan Gambar 4.2 tidak saling tegak lurus. Bila
demikian, Pers. 5 merupakan persamaan rotasi dan a, b, c, d dapat ditulis dalam bentuk sudut
rotasi , sehingga Pers. 5 menjadi :
𝑿 𝒂 𝒃 𝒙
𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 + 𝑦 sin 𝜃 atau ( )=( )( )
𝒀 𝒄 𝒅 𝒚
𝑦 ′ = −𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 cos 𝜃 Pers. 7
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑋2 + 𝑌2. Pers. 9
Dari gambar terlihat bahwa syarat Pers. 8 dan 9 menyatakan bahwa panjang vektor tidak
berubah oleh suatu transformasi orthogonal. Dalam Gambar 1, vektor dirotasi (atau mungkin
direfleksikan) dengan panjang dijaga tetap. Dalam Gambar 2, sumbu dirotasi (atau
direfleksikan) sedangkan vektornya tetap. Matriks M dari sebuah transformasi orthogonal
disebut sebuah matriks orthogonal. Suatu matriks dikatakan orthogonal bila invers matriks
tersebut sama dengan matriks transpose-nya, atau akan dipenuhi :
𝑀𝑇 = 𝑀−1 atau 𝑀𝑇𝑀 = I Pers. 10
dengan definisi Pers 8
𝑥′2 + 𝑦′= (𝑎𝑥 + 𝑏𝑦) 2 + (𝑐𝑥 + 𝑑𝑦) 2
= (𝑎2 + 𝑐2 )𝑥2 + (𝑏2 + 𝑑2 )𝑦2 + (2𝑎𝑏 + 2𝑐𝑑)𝑥𝑦
= 𝑥2 + 𝑦2.
maka haruslah : 𝑎2 + 𝑐2 = 1, 𝑏2 + 𝑑2 = 1, 𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 = 0.
(𝑀𝑇 𝑀) = (𝑎 𝑏 𝑇 𝑎 𝑏 𝑎 𝑐 𝑎 𝑏 2 2
𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 ) = (1 0
) ( )= ( )( ) = (𝑎 + 𝑐 )
𝑐 𝑑 𝑐 𝑑 𝑏 𝑑 𝑐 𝑑 𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 𝑎2 + 𝑐 2 0 1
Karena 𝑀𝑇𝑀 = 𝐼, maka matriks M adalah matriks orthogonal.
5 −2
Dalam hal ini, 𝑀 = ( ).
−2 2
Vektor eigen mensyaratkan, 𝐑 = 𝜇𝐫, dalam notasi matriks ditulis :
𝑥 5 −2 𝑥 𝑥 𝜇𝑥
(𝑦) = ( ) (𝑦) = 𝜇 (𝑦) = (𝜇𝑦)
−2 2
yang masing-masing menghasilkan persamaan garis lurus melalui pusat sumbu dan setiap
vektor r terletak pada garis ini.
Untuk vektor-vektor 𝐫 = 𝑥𝐢 + 𝑦𝐣 setelah mengalami transformasi oleh transformasi
Pers.(4.2) akan menjadi 𝐑, di mana 𝐑 sejajar dengan 𝐫. Setiap vektor 𝐫 dengan komponen-
komponen 𝑥 dan 𝑦 yang memenuhi salah satu persamaan garis lurus dalam Pers.(4.12)
memiliki sifat ini. Jadi untuk setiap vektor 𝐫 dari titik pusat ke suatu titik pada garis lurus 𝑥 +
2𝑦 = 0 berubah oleh transformasi Pers.(4.2) menjadi sebuah vektor 𝐑 yang berarah sama tetapi
panjangnya enam kali lebih panjang, yaitu 𝐑 = 6𝐫. Sedangkan, untuk setiap vektor 𝐫 dari titik
pusat ke suatu titik pada garis lurus 2𝑥 − 𝑦 = 0 tidak berubah oleh transformasi yang sama,
yaitu 𝐑 = 𝐫. Ilustrasi kedua vektor ditunjukkan oleh Gambar 4.3. Vektor-vektor sepanjang
kedua garis ini adalah vektor-vektor eigen dari transformasi.
Bila kedua vektor eigen ini orthogonal, perlu dinormalisasi sama dengan satu (karena besar
atau panjang vektor eigen tidak ditentukan).
Mengingat bahwa :
vektor
Vektor satuan =
panjang vektor
diperoleh besar atau panjang vektor eigen : √12 + 22 = √5, masing-masing untuk 𝜇 = 1, dan
𝜇 = 6.
Dan dengan menggunakan syarat normalisasi, yaitu: 𝑥𝑖2 + 𝑦𝑖2 = 1, dengan i = 1, 2, …, diperoleh
komponen-komponen vektor eigen ternormalisasi :
1 2 1/√5
𝜇 = 1 : 𝑥1 = , 𝑦1 = , sehingga diperoleh ř1 = [ ]
√5 √5 2/√5
2 1 −2/√5
𝜇 = 6 : 𝑥2 = − , 𝑦2 = , sehingga diperoleh ř2 = [ ]
√5 √5 1/√5
̂𝑟1 dan 𝑟̂ 2 masing-masing adalah vektor eigen ternormalisasi. Selanjutnya, himpunan vektor
orthogonal yang ternormalisasi ini disebut himpunan vektor orthonormal
Secara umum, langkah-langkah dalam mencari nilai eigen dan vektor eigen dari matriks
𝑎11 𝑎12
transformasi (orde 2), (𝑎 ) , adalah sebagai berikut :
21 𝑎22
𝑎11 𝑎12 𝑥 𝑥
1. Mulai dari 𝐑 = 𝜇𝐫, selanjutnya diperoleh (𝑎 ) ( ) = 𝜇 (𝑦).
21 𝑎22 𝑦
𝑎11 − 𝜇 𝑎12 𝑥
2. Bentuk matriks : ( 𝑎 𝑎22 − 𝜇 𝑦) = 0 dan persamaan terpisahnya.
) (
21
𝑎11 − 𝜇 𝑎12
3. Cari persamaan karakteristik matriks 𝑀, yaitu ∶| 𝑎
21 𝑎22 − 𝜇 | = 0
4. Cari nilai 𝑒𝑖𝑔𝑒𝑛, yaitu 𝜇1 dan 𝜇2
5. Substitusi masing − masing 𝜇1 dan 𝜇2 ke persamaan terpisah pada langkah 2
6. Dari persamaan garis, pilih 𝑥1, 𝑦1 dan pilih 𝑥2, 𝑦2 hingga vektor 𝑒𝑖𝑔𝑒𝑛 diperoleh
7. Terapkan syarat orthogonal dan normalisasi.
Contoh soal 3.
Carilah nilai eigen dan vektor eigen dari matriks-matriks berikut :
1 3 𝜇1 = 4 (1,1)
1. ( ) solution :
2 3 𝜇2 = −1 (3, −2)
2 3 0 𝜇1 = 1 (0, 0, 1)
2. (3 2 0) solution : 𝜇2 = − 1 (1, − 1, 0)
0 0 1 𝜇3 = 5 (1, 1, 0)
DAFTAR PUSTAKA