Anda di halaman 1dari 10

Kalkulus Vektor

Sistem koordinat merupakan sistem yang digunakan untuk menggambarkan posisi sesuatu di
dalam ruang. Suatu sistem koordinat hendaknya mematuhi empat kaidah-kaidah berikut.
(1) Memiliki titik asal
(2) Memiliki sumbu-sumbu koordinat
(3) Setiap sumbu haruslah memiliki wilayah positif
(4) Terdapat vektor satuan pada setiap sumbunya
Terdapat banyak sekali sistem koordinat, namun di makalah ini cukup di bahas empat yang
paling penting, yaitu sistem koordinat kartesian, silinder, bola, dan kurvilinear umum.
Sistem koordinat kartesian merupakan sistem koordinat yang kita kenal pertama kali, sejak kita
sekolah dasar dahulu. Sistem koordinat kartesian ini menggunakan sumbu-sumbu x, y, z yang
saling tegak lurus satu sama lain untuk menggambarkan posisi sesuatu di dalam ruang berdi-
mensi tiga. Vektor-vektor satuan pada sistem koordinat kartesian biasa dilambangkan dengan

, , i j k
dengan magnitudo vektor sebesar satu dan tegak lurus antar sesamanya.

Deskripsi posisi suatu titik: P(x, y, z)
Deskripsi jarak (S) antara dua titik:
( ) ( ) ( )
2 2 2
2 1 2 1 2 1
S x x y y z z = + +
Elemen garis dS :

d dx dy dz = + + S i j k
Elemen volume dV= dxdydz.
Gambar 1: sistem koordinat kartesian.
Sistem koordinat silinder merupakan sistem koordinat yang
menggambarkan posisi sesuatu (P) sebagai kombinasi antara
sudut () dan jari-jari (r) hasil proyeksi vektor posisinya ter-
hadap bidang datar ditambah dengan ketinggiannya (z) dari
bidang datar tersebut. Vektor-vektor satuannya biasa dilam-
bangkan oleh simbol yang masing-masing saling
tegak lurus.
Elemen garis dS :
Elemen volume
dV rdrd dz =
.
Gambar 2: sistem koordinat silinder.
1
I . SI ST EM KOORDI NAT
1. Kartesian
2. Silinder
Sistem koordinat bola merupakan sistem koordinat yang
menerangkan posisi sesuatu (P) dengan menggunakan
sudut yang dibentuk vektor posisi P terhadap bidang
datar (), sudut yang dibentuk proyeksi vektor posisi pada
bidang datar (), dan jari-jari bola yang P berada di per-
mukaannya (r). Vektor-vektor satuan pada sistem koordi-
nat bola biasa dilambangkan dengan , masing-
masing saling tegak lurus dengan yang lainnya.
Deskripsi posisi suatu titik: P(r, , )
Elemen garis
dS
:
Elemen volume .
I I . AL J ABAR VEKT OR
Sistem koordinat kurvilinear umum adalah sistem koor-
dinat yang sumbunya adalah tiga garis singgung dari
tiga bidang kurva yang bertemu di satu titik. Posisi titik P
adalah P(h
1
, h
2
, h
3
) dalam koordinat kurvilinear, dengan
vektor-vektor satuannya

1 2 3
e , e , e . Ketiga vektor satuan
ini adakalanya tidak tegak lurus satu sama lain, dan be-
sarnya tidak sama dengan satu.
Elemen garis:


2 3 2 3 3 1 3 1 1 2 1 2
d h h dx dx h h dx dx h h dx dx = + +
1 2 3
S e e e .
Elemen volume:

1 2 3 1 2 3
dV h h h dx dx dx =
.
Gambar 3: sistem koordinat bola.
Gambar 4: sistem koordinat kurvilinear
umum.
Dalam menggambarkan vektor, kita biasa menggunakan sebuah panah dengan arah mata
panah menunjukkan arah vektor dan panjangnya sebagai magnitudo vektor. Selain dapat
divisualisasikan, kita dapat melakukan berbagai operasi matematis sederhana kepada vektor-
vektor tersebut. Operasi-operasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
Penambahan dan pengurangan vektor.
( ) ( ) ( )

1 1 2 2 3 3
a b a b a b = + + A B i j k

Gambar 5: Operasi penambahan dan pengurangan
dua buah vektor.
2
3. Bola
4. Kurvilinear Umum
Hasil kali dot antara dua buah vektor.
( )
1 1 2 2
1
cos
...
n
i i n n
i
x y x y x y x y

=
=
= = + + +

X Y X Y
X Y
Hasil kali silang antara dua buah vektor.
Gambar 6: Operasi dot dua buah vektor.
Gambar 7: Operasi kali silang dua buah
vektor.
sin = a b a b n
2 2 2 2
| | | | | | ( ) = a b a b a b
Triple vector product.
( ) ( ) ( )
= a b c a c b a b c
( )
V = a b c
Triple scalar product.
V adalah volume paralelogram yang dibentuk oleh ketiga
vektor a, b, c (gambar 8).
Gambar 8: Triple scalar product sebagai
volume paralelogram.
Dari uraian sebelumnya, jelaslah bahwa operasi penam-
bahan, pengurangan, dan perkalian silang akan meng-
hasilkan vektor baru, sementara operasi perkalian titik
akan menghasilkan suatu besaran skalar, yaitu besaran
yang tidak berubah apabila ditransformasi. Perkalian
langsung antara dua buah vektor akan menghasilkan
suatu tensor, hal itu di luar cakupan materi makalah ini.
Rumus-rumus penting terkait aljabar
vektor.
Magnitudo vektor a
2 2 2
1 2 3
a a a = + + a
arccos
| |
=
|
|
\ .
a b
a b

besar sudut antara dua buah vektor vektor a dan b:


Pada sistem koordinat ortogonal, vektor-vektor satuan

n
x
dapat ditentukan dengan rumus
berikut:

n
n n
x x

=

r r
x
3
Terdapat suatu garis lurus yang melewati titik (x
0
, y
0
, z
0
) dan (x, y, z). Garis ini pasti sejajar
dengan suatu vektor A = ai + bj + ck. Dengan hal-hal tersebut, kita bisa menyusun suatu
persamaan garis sebagaimana berikut.
0 0 0
x x y y z z
a b c

= =
Jika salah satu dari a, b, c ada yang bernilai 0, maka nilai x, y, z akan sama dengan (x
0
, y
0
, z
0
).
Misalkan b=0, maka y=y
0
.
Bidang, merupakan kumpulan dari titik-titik berkoordinat (x,y,z) yang banyak sekali. Terdapat
sebuah titik (x
0
, y
0
, z
0
) sehingga dari titik (x,y,z) manapun dapat ditarik garis ke sana,
membentuk vektor R. Vektor R tegak lurus vektor N = ai + bj + ck. Dari data-data tersebut,
dapat disusun persamaan bidang berikut menurut
0 = N R
.
( ) ( ) ( )
0 0 0
0 a x x b y y c z z + + =
Gambar 10: Illustrasi perumusan persa-
maan bidang.
Gambar 9: Illustrasi perumusan persa-
maan garis.
I V. DI F ERENSI ASI VEKT OR
Dalam koordinat Cartesian, jika ada suatu vektor

x y z
A A A = + + A i j k yang A
x
, A
y
, A
z
meru-
pakan sebuah fungsi t,maka
y
x z
dA
dA dA d
dt dt dt dt
= + +
A
i j k
.
Hal di atas berlaku jika arah vektor satuan tidak berubah-ubah. Pada sistem koordinat lain, vek-
tor unit (terkadang) berubah arahnya seiring perubahan posisi. Pada sistem koordinat silinder,
arah vektor unit berubah-ubah seiring berubahnya posisi. Begitu pula dengan koordinat bola
dan kurvilinear umum.
Pada sistem koordinat silinder, arah vektor satuan jari-jari e
r
dan vektor satuan sudut azimuthal
e

berubah-ubah tergantung posisi, hanya arah vektor satuan tinggi e


z
yang tetap.
4
I I I . PERSAMAAN GARI S DAN BI DANG
Akhirnya, diferensiasi vektor satuan pada koordinat silinder adalah ,
dan karena e
z
=k. Jika diberikan suatu vektor A=A
r
e
r
+A

+A
z
e
z
yang komponen-kompo-
nennya merupakan sebuah fungsi berdomain t, maka dA/dt nya adalah sebagai berikut.
r z
r r r z
dA dA dA d d d
A A
dt dt dt dt dt dt



= + + +
A
e e e e e
.
Pada koordinat bola, posisi suatu titik P
diterangkan sebagai P(r, , ). Hubungan
r, , dengan x, y, z dapat diterangkan
melalui rumus berikut.
cos sin , sin sin , cos x r y r z r = = =
Sehingga,
Gambar 11: Vektor satuan yang arahnya
selalu berubah tergantung posisinya.
Vektor-vektor satuannya adalah sebagai
berikut.
Pada koordinat bola, vektor kecepatan dari vektor posisi adalah sebagai beri-
kut.
Pada koordinat kurvilinear umum, telah diketahui sebelumnya bahwa elemen garis dS pada
sistem koordinat tersebut adalah

2 3 2 3 3 1 3 1 1 2 1 2
d h h dx dx h h dx dx h h dx dx = + +
1 2 3
S e e e . h
1
, h
2
, h
3
meru-
pakan faktor skala yang bergantung pada arsitektur bidang koordinat 1, 2, 3, di titik pengukuran
dan dapat dirumuskan sebagai berikut.
i
i
h
x

r
5
V. OPERAT OR VEKT OR
1. Gradien
Gradien pada Sistem Koordinat Kartesian
Perubahan posisi dalam koordinat kurvilinear umum dilambangkan oleh dr dan dirumuskan
sebagai berikut.
1 2 3 1 1 1 2 2 2 3 3 3
1 2 3
d dx dx dx h dx h dx h dx
x x x

= + + = + +

r r r
r b b b
Sehingga vektor kecepatan dalam koordinat kurvilinear umum adalah
3 1 2
1 2 3
dt
dx dx dx d
dt x x d x t dt

= + +

r r r r
.
2. Divergensi
Gradien pada Sistem Koordinat Silinder
Gradien pada Sistem Koordinat Bola
Gradien pada Sistem Koordinat Kurvilinear Umum
Divergensi pada Sistem Koordinat Kartesian
Divergensi pada Sistem Koordinat Silinder
Divergensi pada Sistem Koordinat Bola

x y z

= + +

x y z


2 3
1 1 2 2 3 3
1 1 1
h x h x h x

= + +

1
e e e
y
x z
F
F F
x y z


= + +

F
( )
1 1
z
r
F F
rF
r r r z


= + +

F
6
3. Curl
Divergensi pada Sistem Koordinat Kurvilinear Umum
Curl pada Sistem Koordinat Kartesian
Curl pada Sistem Koordinat Silinder
Curl pada Sistem Koordinat Bola
Curl pada Sistem Koordinat Kurvilinear Umum
2 3 1 3 1 2 1 2 3
1 2 3 1 2 3
1
( ) ( ) ( ) h h f h h f h h f
h h h x x x
(

= + +
(


F

1 2 2 3 3
1 2 3 1 2 3
1 1 2 2 3 3
1
h h h
h h h x x x
h F h F h F

=

1
e e e
F

y y
x x z z
F F
F F F F
y z z x x y

| | | | | |
= + +
| | |

\ .
\ . \ .
F x y z

VI . L APL ACI AN
Rumus Laplace:
2
0 =
, dengan

suatu fungsi skalar.


Laplacian pada koordinat Kartesian:
2 2 2
2
2 2 2
x y z

= + +

2 2 2
2
2 2 2
0
x y z


= + + =

Rumus Laplace dan solusinya:
( )
, ,
ay ax i a bz
x y z C e e e
+
=
C, a, dan b adalah konstanta.
Identitas Laplacian vektor:
2
( ) ( ) = A A A
Laplacian vektor:
2 2 2 2

x y z
A A A + + = A x y z
7
VI I . T EOREMA ST OKES
Laplacian pada koordinat Silinder:
Rumus Laplace dan solusinya:
k dan n adalah konstanta. i adalah akar kuadrat dari
(-1). J
n
(x) adalah fungsi Bessel orde ke-n.
Laplacian vektor:
( ) ( )
, ,
kz in
n
r e J kr z



=
Laplacian pada koordinat Bola:
Rumus Laplace dan solusinya:
Laplacian vektor:
2 2
2
2 2 2
1 1
r
r r r z r
| |
+ +
|

\ .
=
2 2
2
2 2 2
1 1
0 r
r r z r r

| |
+ + =
|

\ .
=
2
2 2
2 2 2 2 2
1 1 1
sin
sin sin
r
r r r r r



| | | |
+ +
| |

\ . \ .
=
2
2 2
2 2 2 2 2
1 1 1
sin 0
sin sin
r
r r r r r

| | | |
+ + =
| |

\ . \
=
.
( )
( )
( )
( )
1
0
, cos
n n
n n n
n
r A r B r P

+
=
= +

A, B, dan n adalah konstanta. P


n
(x) adalah Polinomial
Legendre orde ke-n.
Terdapat suatu permukaan halus
S yang dibatasi oleh keliling C
yang juga halus (halus di sini
maksudnya adalah tidak me-
nyudut di seluruh bagiannya).
Kemudian terdapat medan vektor
F yang mengalir keluar (atau ma-
suk) melalui permukaan S terse-
but. Teorema Stokes menyatakan
bahwa:

( )
C S
d dS =

F r F n

dr adalah irisan-irisan kecil


lintasan C, dinyatakan dalam
vektor. dS adalah komponen-
komponen kecil luasan
permukaan S, digambarkan
sebagai persegi-persegi kecil.
lintasan C
p
e
r
m
u
k
a
a
n

S
lintasan C
F
ndS
{
dr
Gambar 12: Visualisasi Teorema Stokes.
8
VI I I . T EOREMA GREEN
I X. T EOREMA GAUSS
X. RUMUS KONT I NUI TAS
dr
{
lintasan C
p
e
r
m
u
k
a
a
n

S
F=P(x,y)i + Q(x,y)j
dx
dy
x
y
Terdapat suatu permukaan datar S yang
dibatasi oleh keliling C yang halus. Ter-
dapat suatu medan vektor F yang men-
galir keluar (atau masuk) melalui permu-
kaan S tersebut, dan magnitudo medan
vektor F bergantung pada posisi x dan
y, F = P(x,y)i + Q(x,y)j. Teorema Green
memberikan hubungan:
( ) ( )
C S
Q P
Pdx Qdy dxdy
x y

+ =


dS
dV
F
ndS
Volume V
Selimut volume S
Gambar 13: Visualisasi Teorema Green.
Gambar 14: Visualisasi Teorema Gauss.
Di sebuah ruang, terdapat suatu volume V yang
diselimuti oleh S. Gumpalan volume tersebut
dilewati oleh medan vektor F yang mengalir ke-
luar (atau masuk). Teorema Gauss menyatakan
bahwa:

( )
V S
dV dS =

F F n

.
Andaikata ada fluida dengan massa jenis yang mengalir keluar dari suatu lubang seluas
A,fluida tersebut memiliki laju aliran (debit) v. Maka hubungan antara v dan adalah:
( ) 0
t

+ =

v
Artinya, dalam aliran ideal yang berkelanjutan (kontinyu) banyaknya volume yang dikeluarkan
sama dengan volume yang dimasukkan.
9
[1] Abraha, Kamsul. Matematika Fisika. Yogyakarta: Jurusan Fisika FMIPA UGM, _______.
Tercetak.
[2] Boas, Mary L. Mathematical Methods in the Physical Sciences. New Jersey: John Wiley
and Sons, Inc., 2006. Tercetak.
[3] Riley, K.F., Hobson, M.J., Bence, S.J. Mathematical Methods for Physics and Engineering.
New York: Cambridge University Press, 2006. Dijital.
DAF TAR PUSTAKA
10

Anda mungkin juga menyukai