Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD (PDGK 4406)

RESUME MODUL 7 DAN 8

NAMA : REKIE NURDANI


NIM : 835760732
KELAS : A PGSD SEMESTER 8

UPBJJ-UT JAMBI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2021
Modul 7

SISTEM KOORDINAT

Kegiatan Belajar 1
Sistem Bilangan Real dan Koordinat

1. Penggunaan istilah kartesius pada sistem koordinat kartesius (Cartesian


Coordinate Sitem) merupakan bentuk penghargaan kapada rene Descartes
sebagai penemunya. Bidang datarnya disebut bidang kartesius (Cartesian
Plane).

2. Pada sistem bilangan hubungan antara himpunan bulangan asli (N), himpunan
bilangan cacah (W), himpunan bilangan bulat (J), himpunan bilangan rasional
(Q) dan himpunan bilangan Real ® saling berelasi yaitu N, W, J, Q, R.

3. Bentuk desimal dari bilangan rasional sebagai hasil pembagian terhadap


pembilangan oleh penyebut menghasilkan bilangan di belakang koma yang
terbatas serta berakhir dengan pengunaan bilangan no;, dan berulang tidak
terbatas.

4. Bentuk desimal dari bilangan irasional menghasilkan bilangan di belakang


koma yang tidak berulang dan tidak terbatas dan tidak berakhir dengan
pengulangan bilangan nol.

5. Bilangan real selain memiliki sifat kelengkapan juga memiliki sifat kerapatan
berapapun kerapatan letak antara dua bilangan real tersebut selalu ada
bilangan rasional lain atau bilangan irasional lain.

6. Sistem koordinat kartesius pada bidang dua dimensi dibentuk oleh dua garis
bilangan ral yaitu garis horizontal (sumbu x) dan garis vertical (sumbu y) yang
saling berpotongan tegak lurus di titik nol dari setiap garis tersebut. Sumbu x
dan sumbu y membagi bidang koordinat menjadi 4 wilayah yang disebut
kuardran
Kuadran I dibatasi oleh sumbu x positif dan sumbu y positif
Kuadran II dibatasi oleh sumbu x negatif dan sumbu y positif
Kuadran III dibatasi oleh sumbu x negatif dan sumbu y negatif
Kuadran IV dibatasi oleh sumbu x positif dan sumbu y negatif

7. Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menentukan jarak antara titi P 1(x1,
y1) dan P2( x2, y2), yaitu :
P1P2 = √(X₂ − X₁)² + (Y₂ − Y₁)²
8. Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik (x,y) pada bidang yang berjarak
sama terhadap satu titik tetap yang disebut pusat lingkaran, jarak titik-titik (x,y)
terhadap titik pusat disebut jari-jari (radius) dan dilambangkan r. persamaan
lingkaran yang bertitik pusat di P (a,b) dan melalui titik Q(x,y) dengan jarak
antara titik P dan Q disebut jari-jari r dan rumus jari-jarinya adlah :
r2=(x-a)2+(y-b)2
r = √(x − a)² + (y − b)²

9. Hubungan antara koordinat kartesius (x,y) dan koordinat kutub (r,θ) ditunjukkan
oleh persamaan
𝑦
Sin θ = 𝑟
y = rsin θ
𝑥
cos θ = 𝑟
x = rcos θ
𝑦
r2= x2 + y2 dan tan θ = 𝑥
Kegiatan Belajar 2
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

1. Bentuk umum persamaan linear adalah ax + b y = c, x dan y ∈ {bilangan real}


dimana a dan b tidak keduanya sama dengan nol.
2. Garis y = a merupakan garis horizontal yang sejajar dengan sumbu x dan
melalui titik (0,b).
3. Garis x = a merupakan garis vertical yang sejajar dengan sumbu y dan melalui
titik (a,0).
4. Intercept x adalah titik dimana garis memotong sumbu x. Intercept y adalah titik
dimana garis memotong sumbu y
5. Gradient garis lurus didefinisikan sebagai laju perubahan koordinat y dari suatu
titik pada suatu garis lurus terhadap koordinat x
6. Untuk semua bilangan real m, gambar dalam bidang koordinat dari persamaan
y = mx adalah garis yang mempunyai gradient m dan melalui titik asal (0,0)
7. Gradient (m) ruas garis p1p2 antara titik p1 (x1,y1) dan p2 (x2, y2) adalah m =
𝑦2−𝑦1
, dimana (y2 – y1) adalah jarak vertical antara titik p1, dan p2, sedangkan
𝑥2−𝑥1
(x2 – x1) adalah jarak horizontal antara titik p1 dan p2.
8. Macam-macam gradient garis:
a. Gradient garis lurus positif, jika arah garis dari kiri ke kanan atas.
b. Gradient garis lurus yang sejajar sumbu x adalah nol, karena arah garis
vertikasl tidak ada.
c. Gradient garis lurus yang negatif, jika arah garus dari kiri ke kanan bawah.
d. Gradient garis lurus yang sejajar sumbu y tidak terdefinisi, karena arah garis
horizontal tidak ada (menyebabkan pembaginya nol dan hasilnya tidak
didefinisikan). Hal ini berarti garis yang sejajar sumbu y tidak mempunyai
gradient.
e. Misalnya garis lurus k gradiennya m1 dan garis lurus j gradiennya m2. Jika
garis k dan garis j saling tegak lurus, maka gradient-gradiennya
1
menunjukkan hubungan m1 =-𝑚₂ dan m2 ≠ 0 atau m1 . m2 = -1.
Modul 8

TRIGONOMETRI

Kegiatan Belajar 1
Sudut dan Fungsi Trigonometri
1. Sudut, didalam trigonometri sudut dipandang sebagai hasil rotasi yang berawal
dari sebuah garis tertentu sebagai acuan dengan ujungnya sebagai titik pangkal
dan berakhir pada garis tertentu, garis acuan dinamakan sisi awal (initial side),
garis pemberhentian dinamakan sisi akhir (terminal side), dan titik pusat rotasi
sebuah titik sudut (vertex).
2. Dua sudut atau lebih dengan sisi awal dan sisi akhir yang masing-masing sama
dinamakan sudut sama batas (coterminal).
3. Sudut yang digambarkan pada bidang koordinat xoy, sisi awal (sisi acuan) sudut
adalah sumbu x prositif dan titik sudutnya adalah pusat koordinat (0,0) sebagai
titik sudut.
4. Sudut yang dibentuk oleh rotasi yang berlawanan arah jarum jam dinamakan
sudut positif, sedangkan sudut yang dibentuk dengan rotasi yang searah jarum
jam dinamakan sudut negatif. Jika sisi akhir sudut berimpit dengan sumbu
koordinat maka sudut yang terbentuk dinamakan sudut kuadran.
5. Ukuran besar sudut adalah derajat dan radian
1
6. Satu derajat sama dengan 360 x 1 kali putaran dan dilambangkan dengan 10.
7. Sudut 0, dengan 00<0<900, dinamakan sudut lancip.
8. Sudut 0 dengan 0=900 dinamakan sudut siku.
9. Sudut 0, dengan 900<0<1800, dinamakan sudut tumpul.
10. Dua buah sudut lancip yang positif dikatakan saling berkomplemen jika jumlah
dua sudut tersebut 900.
11. Dua buah sudut positif dikatakan saling berpelurus jika jumlah dua buah sudut
tersebut 1800.
12. Jika panjang busur di depan sudut 0 adalah s maka didefinisikan besar sudut 0
𝑠
= 𝑟 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛.
13. 1 radian = 57,30.
14. 10 = 0.02 radian.
15. 𝜋 radial = 1800 dengan 𝜋 = 3,14.
16. Suatu gerak melingkar dapat ditentukan kecepatan sudut (𝜔) dan kecepatan
linearnya (v). hubungan antara v dan 𝜔 adalah v = 𝑟𝜔, dengan r menyatakan jari-
jari lingkaran.
17. Fungsi trigonometri didefinisikan pada lingkaran yang berjari-jari 1, pada bidang
koordinat xoy dengan pusat lingkaran O(0,0) sebagai titik sudut. Keenam fungsi
trigonometri didefinisikan sebagai berikut.
1
Sin 0= y, csc 0 = (jika y ≠ 0)
𝑦
Kegiatan Belajar 2
Fungsi Trigonometri Segitiga dan Penerapannya
Pada segitiga BC yang siku-siku pada titik B didefinisikan fungsi sinus (sin), cosinus
(cos), tangen (tan), cotangent (cot), cosecant (csc), dan secan (sec), sebagai
berikut.

b a

A 0 B
c
Gambar 8.23

𝐵𝐶 𝑎 𝐴𝐶 𝑏
Sin A = 𝐴𝐶 = , csc 𝐴 = =
𝑏 𝐶𝐵 𝑎
𝐴𝐵 𝑐 𝐴𝐶 𝑏
Cos A = = , sec 𝐴 = =
𝐴𝐶 𝑏 𝐴𝐵 𝑐
𝐵𝐶 𝑎 𝐴𝐵 𝑐
Tan A = 𝐴𝐵 = , cot 𝐴 = =
𝑐 𝐵𝐶 𝑎

Pada sebarang segitiga ABC berlaku aturan sinus, di mana


a = b = c_
sin A sin B sinC
dan aturan cosinus berikut.
a2 = b2+c2-2bc cos A.
b2 = a2+c2-2ac cos B.
c2 = a2+b2-2ab cos C.
luas daerah segitiga ABC adalah
1
L= 2 𝑎𝑐 sin 𝐵.
1
L= 2 𝑎𝑏 sin 𝐶.
1
L= 2 𝑏𝑐 sin 𝐴.

L= luas segitiga ABC dimana sisi-sisinya adalah a,b,c.


Rumus heron
Luas suatu segitiga yang diketahui panjang ketiga sisinya dapat dihitung dengan
rumus heron

L= √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)


𝑎+𝑏+𝑐
Dengan s= (setengah keliling segitiga).
2

Rumus heron dapat dikembangkan untuk mencari panjang jari-jari lingkaran dalam
dan lingkaran luar suatu segitiga.
√(𝑠−𝑎)(𝑠−𝑏)(𝑠−𝑐)
r= 𝑠

R= ________abc________
4√𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)
Di mana r= jari-jari lingkaran dalam ∆ABC dan R= jari-jari lingkaran luar segitiga
ABC.

Anda mungkin juga menyukai