Silakan bapak/ibu mahasiswa mengerjakan tugas 1 boleh diketik kemudian di upload atau
ditulis tangan difoto diupload di tempat yang suah disediakan
Jawab
Langkah 1
Pernyataan biimplikasi dari pernyataan p dan q adalah:
•p⇔q
dibaca: “5 membagi habis 21 jika dan hanya jika 5 suatu bilangan prima”
Langkah 2
“5 membagi habis 21” adalah pernyataan yang salah, karena 21 tidak habis dibagi 5
•p=S
“5 suatu bilangan prima” adalah pernyataan yang benar, karena 5 hanya habis dibagi 1 dan
bilangan itu sendiri yaitu 5, sehingga 5 adalah bilangan prima.
•q=B
Pernyataan biimplikasi akan bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar atau kedua
penyataan bernilai salah. Sedangkan pernyataan biimplikasi akan bernilai salah jika salah
satu pernyataan bernilai benar dan pernyataan yang lain bernilai salah.
• Karena pernyataan p bernilai salah (p = S) dan pernyataan q bernilai benar (q = B),
maka pernyataan biimplikasi p ⇔ q adalah bernilai salah.
Langkah 3
lOMoARcPSD|32551589
Syarat agar pernyataan biimplikasi dapat ditentukan nilai kebenarannya adalah pernyataan p
dan q dapat ditentukan nilai kebenarannya, sehingga kita dapat menentukan nilai kebenaran
dari biimplikasi p ⇔ q, yaitu:
2. 2. Contoh dua buah premis yang memenuhi ketentuan modus ponens.
• Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
• Premis 2: Saya belajar
Berdasarkan modus ponens, kesimpulan dari kedua premis tersebut adalah:
• Saya akan lulus ujian matematika.
Penjelasan dengan langkah-langkah
Penarikan kesimpulan dalam logika matematika terdiri dari:
• Modus Ponens
p⇒q
p
----------
∴q
• Modus Tollens
p⇒q
~q
---------
∴ ~p
• Silogisme
p⇒q
q⇒r
----------
∴p ⇒ q
~q
---------
∴ ~p
• Silogisme
p⇒q
q⇒r
----------
∴p⇒r
lOMoARcPSD|32551589
Contoh 1
Diketahui
• Premis 1: Jika saya belajar, maka saya akan lulus ujian matematika.
• Premis 2: Saya belajar.
Ditanyakan
Tentukan kesimpulan dari kedua premis tersebut!
Jawab
Langkah 1
Misal:
• p = saya belajar.
• q = saya akan lulus ujian matematika.
Langkah 2
Berdasarkan modus ponens, maka kedua premis tersebut dapat kita tulis:
• Premis 1: p ⇒ q
• Premis 2: p
----------
∴q
Jadi kesimpulannya adalah "Saya akan lulus ujian matematika".
Contoh 2
Diketahui
• Premis 1: Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah.
• Premis 2: Hari ini hujan.
Ditanyakan
Tentukan kesimpulan dari kedua premis tersebut!
Jawab
Langkah 1
Berdasakan pernyataan ekuivalen yaitu:
• p ⇒ q ≡ ~p ∨ q
maka pernyataan dari premis 1 yaitu:
lOMoARcPSD|32551589
“Hari ini tidak hujan atau tanah menjadi basah” ekuivalen dengan pernyataan “Jika hari ini
hujan, maka tanah menjadi basah”
Langkah 2
Berdasarkan langkah 1, diperoleh:
• p = hari ini hujan.
• q = tanah menjadi basah.
Sehingga bentuk kedua premis tersebut menjadi:
• Premis 1: p ⇒ q
• Premis 2: p
----------
∴q
Jadi kesimpulannya adalah “Tanah menjadi basah”.
3. Operasi yang mungkin dilakukan pada dua buah himpunan di atas yang saling beririsan
ialah tiga operasi. Operasi tersebut yakni irisan, gabungan, dan selisih kedua himpunan.
Penjelasan dengan langkah langkah
Himpunan merupakan benda, objek, atau angka yang pendefinisiannya sudah
jelas. Himpunan pasangan berurutan merupakan setiap himpunan yang terdiri dari
anggota himpunan A dan B secara berurutan atau biasa dilambangkan (A, B) dengan x ∈ A, B
∈ P. Relasi himpunan merupakan hubungan himpunan A dengan himpunan B.
Diketahui
• A = { x | x € bilangan prima kurang dari 10}
• B = { x | x € bilangan ganjil kurang dari sepuluh}
Ditanya
• Jumlah operasi yang mungkin dilakukan pada dua himpunan.
Dijawab
Sebelum menentukan berapa operasi yang dapat dilakukan pada dua himpunan tersebut.
Tentukan terlebih dahulu anggota masing masing himpunannya.
• A= {2, 3, 5, 7}.
• B= {1, 3, 5, 7, 9}.
Tentukan irisan kedua himpunan
lOMoARcPSD|32551589
• Irisan A ∩ B = {3, 5, 7}.
Tentukan gabungan kedua himpunan
• Gabungan A U B = {1, 2, 3, 5, 7, 9}.
Tentukan selisih kedua himpunan
• A - B = {2}.
• B - A = {1, 9}.
Jadi, terdapat tiga buah operasi yang bisa dilakukan pada himpunan tersebut.
4. a. (f o g)(x)
= 𝑥2 + 2x + 1
= (2 − 2)2+2 (x-2) +1
= 𝑥2 – 4x + 4 + 2x -4 + 1
= 𝑥2 – 2x +1
b. (g o f)(x)
=x–2
= 𝑥2 + 2x + 1-2
= 𝑥2 + 2x -1
c. (g o f)(3)
= 𝑥2 + 2x-1
= (3)2 + 2(3) – 1
=9+6–1
= 14
5. a. Contoh penjumlahan basis 6:
• 100₆ + 200₆ = 300₆
• 200₆ + 400₆ = 600₆
b. Contoh perkalian basis 6
• 6 = 6 + 0 = 1 × 6¹ + 0 × 6⁰ = 10
• 7 = 6 + 1 = 1 × 6¹ + 1 × 6⁰ = 11
• 8 = 6 + 2 = 1 × 6¹ + 2 × 6⁰ = 12
• 9 = 6 + 3 = 1 × 6¹ + 3 × 6⁰ = 13
• 10 = 6 + 4 = 1 × 6¹ + 4 × 6⁰ = 14
• 12 = 12 + 0 = 2 × 6¹ + 0 × 6⁰ = 20
• 15 = 12 + 3 = 2 × 6¹ + 3 × 6⁰ = 23
• 16 = 12 + 4 = 2 × 6¹ + 4 × 6⁰ = 24
• 20 = 18 + 2 = 3 × 6¹ + 2 × 6⁰ = 32
• 25 = 24 + 1 = 4 × 6¹ + 1 × 6⁰ = 41
lOMoARcPSD|32551589
c. Operasi penjumlahan bilangan basis 6 bersifat tertutup karena ketika 2 buah bilangan
bulat dijumlahkan, hasilnya juga merupakan bilangan bulat.
d. Operasi perkalian bilangan basis 6 bersifat tertutup karena ketika dua buah bilangan bulat
dikalikan, hasilnya juga merupakan bilangan bulat.