Kasus Pembelajaran:
Pak Gede Asmara adalah seorang guru kelas 5 di SD No. 3 Wongaya. Pak Gede
Asmara mengajar mata pelajaran matematika tentang pecahan desimal, Pak Gede
Asmara menjelaskan cara pengertian pecahan desimal, cara mengubah pecahan biasa
menjadi pecahan desimal dengan memberi contoh di papan tulis. Salah satu
penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pak Gede Asmara: "Perhatikan anak-anak, kalau kita mau mengubah pecahan biasa
menjadi pecahan desimal dapat dilakukan seperti berikut: 1. Pembagian bersusun
panjang. Perhatikan contoh berikut: 2 3/5 = 2,6 3 1/4= 3,25. ¼ = 0,25 2. Pecahahan
yang menghasilkan desimal berulang. Perhatikan lagi contoh ini: 1/3 = 0,3333 . 2/3 =
0,6666 dstnya. Mengerti anak-anak?"
Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. Pak Gede
Asmara meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena
jawaban itu salah, Pak Gede Asmara lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis.
Kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan
dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya Pak Gede Asmara ketika
mengetahui bahwa dari 18 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang
lagi benar 5 soal, dan yang lainnya salah semua.
Pertanyaan:
1. Indentifikasilah proses pembelajaran yang dilakukan Pak Gede Asmara (skor 10)
2. Identifikasi 3 kelemahan dan 3 kelebihan pembelajaran yang dilakukan Pak Gede
Asmara dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu anda anggap sebagai
kelemahan dan kelebihan yang dilakukan oleh Pak Gede Asmara.(skor 30)
3. Analisislah permasalahan kasus pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Gede Asmara
(skor 15)
4. Buatlah rumusan masalah pada kasus pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Gede
Asmara (skor 15)
5. Jika anda yang menjadi Pak Gede Asmara, jelaskan langkah-langkah pembelajaran
yang akan anda tempuh untuk mengajarkan pecahan desinal agar siswa dapat
meningkatkan prestasinya. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang anda
tempuh. (skor 30)
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Kasus Pak Gede pada proses pembelajaran Matematika dengan materi
pecahan desimal di kelas V tersebut, terdapat beberapa masalah yang terdapat pada
proses pembelajaran tersebut sebagai berikut:
1. Pak Gede tidak melakukan kegiatan pendahuluan sebelum masuk ke kegiatan
inti pembelajaran
2. Pak Gede hanya menggunakan metode ceramah selama proses pembelajaran
3. Pak Gede tidak memastikan pemahaman siswa terkait materi pecahan desimal
dengan baik
4. Tidak mengelompokkan siswa ketika mengerjakan tugas
5. Pak Gede tidak mendampingi dan memfasilitasi siswa selama siswa
mengerjakan latihan soal
6. Pak Gede tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang dipelajari
7. Hasil belajar siswa yang tidak memuaskan, dimana hanya 1 orang dari 18 siswa
yang benar semua, dan yang lainnya salah semua.
8. Pak Gede tidak melakukan kegiatan menutup pembelajaran
2. Kelemahan dan Kelebihan
3 kelemahan dan 3 kelebihan pembelajaran yang dilakukan Pak Gede Asmara dalam
kasus di atas beserta alasannya:
Kelemahan
1) Pak Gede tidak melakukan kegiatan pendahuluan pembelajaran
Ini menjadi salah satu kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Gede
karena sangat berdampak pada proses pembelajaran. Kegiatan pendahuluan
penting dilakukan yang mana untuk mengetahui kesiapan siswa mengikuti
pembelajaran, apersepsi perlu dilakukan untuk mengaitkan pembelajaran
yang sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Pembelajaran Pak Gede berpusat pada guru
Selama proses pembelajaran, pembelajaran hanya berpusat kepada guru. Pak
Gede tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum dipahami. Hal ini menjadi kelemahan pada pembelajaran
yang dilakukan Pak Gede karena apabila siswa tidak memahami materi yang
diajarkan oleh guru maka siswa tidak akan bisa mengerjakan latihan soal
yang diberikan oleh guru.
3) Pak Gede tidak memfasilitasi siswa selama mengerjakan tugas
Ini merupakan kelemahan yang dilakukan oleh pak Gede karena ketika siswa
mengerjakan latihan soal, Pak Gede tidak mendampingi siswa dan tidak
peduli terhadap kondisi kelas padahal siswa ada yang rebut dan bertengkar
dengan temannya.
Kelebihan
1) Pak Gede memberikan penjelasan tentang pecahan desimal dengan cukup
baik (metode ceramah)
Pak Gede memberikan penejelasan terkait pengertian dan contoh pecahan
desimal, cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan desimal dengan
memberi contoh di papan tulis. Hal in menjadi salah satu kelebihan yang
dilakukan pak Gede karena sebelum siswa diberikan latihan soal, guru perlu
memberikan penjelasan terkait materi dan memberikan contoh yang sesuai.
2) Pak Gede memberikan 10 latihan soal kepada siswa
Memberikan latihan soal kepada siswa menjadi hal penting dalam
pembelajaran karena guru dapat mengetahui bagaimana pemahaman siswa
terkait materi yang diajarkan. Semakin banyak siswa berlatih maka semakin
mahir siswa menguasai materi yang diajarkan.
3) Pak Gede meminta siswa lain untuk memeriksa tugas temannya
Kegiatan ini menjadi kelebihan dalam pembelajaran Pak Gede karena dengan
meminta siswa memeriksa tugas temannya akan melatih rasa tanggung jawab
siswa untuk bertanggung jawab terhadap apa yang ditugaskan guru.
3. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, hasil analisis masalah menunjukkan
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya beberapa masalah terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Gede dalam mengajar tentang pecahan
desimal di kelas V sebagai berikut:
1. Pak Gede tidak melakukan apersepsi seperti tidak menyapa dan memberi salam
kepada siswa, tidak melakukan absensi untuk mengetahui keadaan siswa, tidak
berdoa bersama sebelum memulai pelajaran, tidak menginformasikan materi
yang akan diajar dan tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh siswa.
2. Pak Gede hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan dalam satu kali
kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi tidak jelas dan tidak
terstruktur serta membuat siswa merasa bosan.
3. Selama menjelaskan materi pelajaran, Pak Gede tidak memastikan pemahaman
siswa terkait materi pecahan desimal dengan baik, Pak Gede hanya
menanyakan “apakah sudah mengerti?” kepada siswa dan berasumsi bahwa
siswa semua sudah paham terkait materi yang diajarkan.
4. Pak Gede memberikan tugas individu tanpa memberikan tugas kelompok
terlebih dahulu. Diskusi kelompok akan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling bertukar pikiran dalam memecahkan masalah berupa soal-soal.
5. Pak Gede tidak peduli terhadap apa yang terjadi dikelas ketika mengerjakan
soal-soal. Sehingga kelas menjadi ribut, terdapat siswa bertengkar.
6. Pembelajaran berpusat pada guru, Pak Gede tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Pak Gede tidak
mengajukan beberapa soal untuk diberikan kepada siswa untuk dikerjakan
langsung di papan tulis.
7. Pak Gede tidak mendampingi siswa selama siswa mengerjakan soal-soal. Pak
Gede hanya bermain HP ketika siswa mengerjakan soal, hal tersebut memicu
keadaan kelas yang tidak kondusif dan siswa tidak focus dalam mengerjakan
soal. Hasil belajar siswa menjadi rendah dan tujuan pembelajaran tidak tercapai
dengan baik.
8. Pak Gede tidak mengajak siswa untuk membuat kesimpulan bersama dan
memberikan feedback diakhir pembelajaran.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis penyebab masalah pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Gede, maka dapat dirumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1) Apakah Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika
pada siswa kelas V?
5. Pemecahan masalah
Berdasarkan kasus di atas, pemecahan masalah yang dihadapi oleh Pak Gede adalah
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (pemecahan
masalah) dengan pendekatan Saintifik. Metode problem based learning juga bisa
diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai
tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh
solusi/pemecahan masalah. Dengan kata lain bahwa metode pemecahan masalah
(Problem based learning) merupakan cara memberikan pengertian dengan
menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah dan berpikir tentang suatu
masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk
memecahkan masalah. Crow and Crow pada Hamdani (2011:84) berpendapat bahwa
problem based learning merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran
dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah
agar kompetensi dasar bisa diraih. Menurut (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006 :
92) menjelaskan bahwa metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan
hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa metode pemecahan masalah adalah metode yang digunakan
untuk menstimulus siswa dalam memperhatikan, dan memotivasi siswa dalam
menemukan solusi dari suatu masalah. Adapun langkah-langkah atau sintaks dalam
penerapan metode ini adalah sebagai berikut:
Langkah Deskripsi
a) Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara
langsung dengan dunia nyata siswa.
b) Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi
segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
c) Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam
dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih
terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.
Berikut akan dipaparkan terkait rencana perbaikan terhadap pembelajaran yang
dilakukan oleh Pak Gede tentang pecahan desimal di kelas V
A. Langkah-Langkah Perbaikan
Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 4-5 anggota
2. Guru memberikan lembar kerja peserta didik (LKPD) kepada siswa
3. Guru menyajikan fenomena yang mengandung masalah yang sesuai dengan
kompetensi dasar atau indikator. Bentuknya bisa berupa gambar, teks,
fenomena riil dan sebagainya
4. Siswa mengidentifikasi masalah dan melakukan brainstorming dengan
fasilitasi guru
5. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait dengan
penyelesaian maslah; perpustakaa, web, dan berbagai sumber belajar yang
lain serta melakukan observasi
6. Siswa merumuskan dan menetapkan solusi
7. Siswa melakukan presentasi hasil kerja kelompok di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi
8. Guru dan siswa melakukan refleksi dalam proses pemebelajaran
B. Prosedur Pembelajaran
Adapun prosedur pembelajaran yang dilakukan diantaranya:
1. Kegiatan Awal
Mengucapkan salam.
Mengajak siswa untuk berdoa bersama sesuai dengan kepercayaanya
masing masing
Melakukan absensi siswa
Melakukan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan
mengaitkan dengan materi yang akan diajarkan
Melakukan motivasi pentinganya mempelajari pecahan desimal
Menginformasikan topik yang akan dipelajari yaitu pecahan desimal serta
menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
1. Guru membentuk kelompok siswa yang terdiri dari 4-5 anggota
2. Guru memberikan lembar kerja peserta didik (LKPD) kepada siswa
3. Guru menyajikan fenomena yang mengandung masalah yang sesuai
dengan kompetensi dasar atau indikator. Bentuknya bisa berupa gambar,
teks, fenomena riil dan sebagainya
4. Siswa mengidentifikasi masalah dan melakukan brainstorming dengan
fasilitasi guru
5. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait
dengan penyelesaian maslah; perpustakaan, web, dan berbagai sumber
belajar yang lain serta melakukan observasi
6. Siswa merumuskan dan menetapkan solusi
7. Siswa melakukan presentasi hasil kerja kelompok dan kelompok lain
menanggapi
3. Penutup
Peserta didik diminta menyimpulkan tentang pecahan desimal
Siswa mengemukakan ulasan terhadap pembelajaran yang dilakukan
Guru dan siswa memberikan apresiasi atas partisipasi semua pihak
Guru dan siswa melakukan refleksi dalam proses pemebelajaran
Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan berdoa bersama dan
memberikan salam.