Anda di halaman 1dari 4

KASUS PEMBELAJARAN IBU PRATIWI

Soal:
Ibu Pratiwi mengajar di kelas 1 SD. Suatu hari, Ibu Pratiwi membacakan sebuah cerita. Anak-anak
mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut, Bu Pratiwi
bertanya kepada anak-anak.

Bu Pratiwi: “Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?”


Anak-anak menjawab serentak: “Dewi”.

Bu Pratiwi: “ Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi di buku masing-masing”.

Semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati anak-anak menulis. Setelah semua anak
kelihatan selesai menulis, Bu Pratiwi meminta seorang anak maju ke depan untuk menuliskan kata dewi
di papan tulis.

Bu Pratiwi: “Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi melanjutkan pertanyaan.

Bu Pratiwi: “Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, angkat tangan”

Semua anak mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang anak.

Tika: “Di desa, Bu”.

Dari jawaban ini, Bu Pratiwi mengajak anak-anak bercerita tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di
desa, tentang sawah, tentang penerangan yang digunakan orang-orang di desa, tentang jual beli di pasar
desa, dan tentang sungai yang airnya sangat jernih dengan ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Cerita
itu menjadi menarik karena Bu Pratiwi juga membawa gambar-gambar yan menarik tentang desa, yang
dipajangnya di papan tulis.
Pertanyaan:

1. Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran di atas, model pembelajaran apa yang
diterapkan oleh Bu Pratiwi? Jelaskan secara singkat 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran
tersebut.
2. Apakah model pembelajaran tersebut sesuai untuk anak kelas I? Dukung jawaban Anda dengan
3 (tiga) alasan yang terkait dengan perkembangan anak dan teori belajar.

Jawaban Soal TAP S1 PGSD UT

CONTOH JAWABAN:
1.    Model pembelajaran yang diterapkan oleh Bu Pratiwi adalah model pembelajaran terpadu. 3 (tiga)
karakteristik model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:

 Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara individu maupun
secara kelompok. Siswa aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip
dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
 Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu mengkaji
suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata
yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang
dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya
dengan konsep-konsep lain yang dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna. Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan perolehan
belajaranya pada pemecahan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.
 Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu siswa diprogramkan
untuk terlibat secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa
belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil
belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari
gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang
ingin dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan informasi untuk
mengembangkan pengetahuannya
 Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu dikembangkan
pendekatan penemuan terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan siswa secara aktif dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat
dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk terus-menerus termotivasi untuk
belajar.
 Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada
pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus,
tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan
membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menghadapi kejadian yang ada.
 Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
berada.

2.    Ya, model pembelajaran terpadu sesuai untuk anak kelas 1 SD, karena 3 alasan berikut:

 Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas awal SD dalah anak yang berada pada
rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan
sering disebut periode emas (the golden years). Siswa pada usia seperti anak kelas 1 SD masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir holistik) dan
memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap
anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam
pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman
tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan
konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan
konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses
interaksi anak dengan lingkungannya.
 Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang berada pada tahap operasi konkret.
Anak-anak belajar dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat diraba,
dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek
konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di mana hal ini sesuai dengan
falsafah belajar bermakna (meaningful learning). Pembelajaran terpadu mengakomodasi
kebutuhan anak untuk belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Ibu Pratiwi. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar
menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang telah dipelajari akan dipahami
dengan baik dan tak mudah dilupakan.
 Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak, termasuk anak kelas 1 SD, tidak
sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa kegiatan
menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Ini juga
sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak  mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya.
Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak.

Anda mungkin juga menyukai