Disusun oleh:
1. Siti Aisyah 855767937
2. Anita 855768455
3. Sangkut 855769299
4. Nur Afni Oktaviani 855769464
DOSEN PENGAMPU:
DWI PUTRI AGUSTINI, M.Pd
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM S1 PGSD
UPBJJ – UT PALEMBANG POKJAR PEMULUTAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
karunia kepada hambanya, kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Seni di SD. Sebagai wujud dari
pengabdian kami kepada Allah SWT sekaligus bentuk realistis dari tanggung
jawab dan kewajiban kami selama mengikuti mata kuliah ini.
Makalah ini berisi materi “Konsep Pendidikan Seni dan Pembelajaran Seni
Terpadu” pembahasan yang memaparkan tentang konsep pendidikan seni itu
sendiri. Sehingga makalah dapat digunakan untuk penyajian diskusi dan untuk
keperluan lainnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pengetahuan itu ‘satu’ (dalam konteks utuh). Namun, jika
pengetahuan itu kemudian diubah menjadi sebuah informasi yang akan
digunakan untuk membahas suatu permasalahan, mulailah pengetahuan dibagi
oleh orang menjadi bervariasi bentuknya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pembahasan.
Ketika seorang belajar mengetahui suatu objek, dikerahkannya indera,
pikiran maupun perasaan untuk memahami, bentuk, sifat dan arti informasi
tersebut. Dari sudut pandangnya terjadi bentuk, sifat, dan makna objek tersebut
yang berbeda – beda. Pengetahuan satu terkumpul dengan pengetahuan yang lain
sehingga terjadilah pemahaman terhadap objek pemahaman tersebut selanjutnya
dihimpun ke dalam pengalaman lainnya selanjutnya terjadilah pengklasifikasian
pengetahuna berdasarkan sifat, jenis, pola, dan implementasi dalam kehidupan
sehari – hari manusia.
Pendidikan seni saat ini sudah dimasukkan ke dalam susunan kurikulum
Pendidikan Umum Sekolah Dasar (SD) dengan nama Kerajinan Tangan dan
Kesenian (Kertakes). Perubahan nama mata pelajaran ini menyesuaikan
kebutuhan politis serta kebutuhan lapangan terhadap perkembangan persepsi
masyarakat. Perubahan nama pendidikan seni ini akhirnya mengalami
perkembangan pembelajaran: materi dan tujuan mengalami perubahan. Namun
sedemikian, sebenarnya pendidikan seni tetap melekat kepada isi (substansi)
materi pelajaran kepekaan rasa, karena prinsip dan dasar filsafatnya tetap satu.
Dari perubahan nama serta pola pembelajaran tersebut para guru sulit
memahaminya, bahkan sebagian guru menjadi apatis terhadap perubahan
tersebut dengan menciptakan model pembelajaran yang justru tidak
menghasilkan kompetensi yang diharapkan atau kontraproduktif. Akhirnya
perubahan nama, yang diikuti oleh perubahan sistem menjadikan para guru
melaksanakan pembelajaran seni sebatas pengetahuan umumnya, serta tidak
berdasarkan pada teori kebutuhan siswa. Kondisi seperti ini tentunya akan
1
membawa akibat buruk. Pemahaman pelaksana pendidikan terhadap konsep
Pendidikan Seni masih tidak merata; oleh sebagian guru dan orang tua siswa
masih menganggap bahwa pendidikan seni atau Kertakes adalah sebagai: (1)
pelajaran bagi calon seniman, (2) pelajaran tambahan sebagai pemanis
kurikulum (superfacial curriculum), dan (3) pelajaran selingan setelah penat
belajar materi pelajaran yang lain yang dianggap lebih bermanfaat bagi siswa
dan kehidupannya.
Seni mempunyai ikatan primordia (bertingkat) yang merupakan akar
pengetahuan. Namun, setelah para pencipta seni menekuni bidang garap sesuai
dengan bahan atau medium kreasinya, seni menjadi terpisah – pisah menjadi
seperti yang kita kenal sekarang, yakni seni tari, seni music, seni rupa, seni sastra
dan seni drama. Pemisahan ini juga dipicu lebih ketat dengan hadirnya teknologi
dalam seni. Teknologi mengangkat peristiwa seni menjadi lebih absurd dan
relative terbuka. Hal ini terlihat misalnya pada seni massal, seni kelompok, seni
personal semakin terpisah satu di antaranya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep pendidikan seni di sekolah dasar?
2. Apakah sajakah fungsi pendidikan seni?
3. Apa sajakah ruang lingkup pendidikan seni?
4. Bagaimanakah karakteristik pendidikan seni di sd?
5. Apakah pengertian pembelajaran terpadu?
6. Apa sajakah prinsip pembelajaran terpadu?
7. Bagaimanakah cara merancang pembelajaran seni terpadu?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep pendidikan seni di sekolah dasar
2. Untuk mengetahui fungsi pendidikan seni
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pendidikan seni
4. Untuk mengetahui karakteristik pendidikan seni di sd
5. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran terpadu
6. Untuk mengetahui prinsip pembelajaran terpadu
7. Untuk mengetahui cara merancang pembelajaran seni terpadu
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Seni Membantu Pengembangan Daya Pikir, Rasa, dan Karsa
a. Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir
Proses seni membentuk kesatuan kerja antara fungsi rasa dan pikir
menyatu untuk menggerakkan dorongan berkarya.
b. Seni Membantu Pelatihan Kepekaan Rasa
Semakin anak diberikan rasa estetik semakin mampu mengutarakan
pendapatnya kepada orang lain, namun sebaliknya semakin anak
mempelajari seni secara mendalam maka kepekaan rasa pun akan tinggi
dan dalam.
c. Pelatihan Produksi Seni membangkitkan Karsa Anak
Ketika seorang anak mendapatkan tugas membuat kreasi seni baik
tari, musik maupun seni rupa, maka karsa anak akan bergerak menuju
imajinasi tentang kreasi tersebut.
2. Seni Membantu Belajar Memahami Materi Pelajaran Lain
Peranan seni dalam pembelajaran antara lain:
a. Seni membantu meningkatkan persepsi siswa dalam belajar
b. Seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain seperti
korelasinya dengan mata pelajaran yang lain.
c. Seni membantu berimajinasi dari yang abstrak menuju konkrit atau
sebaliknya dari yang konkrit menuju yang abstrak.
4
karya seni. Melalui seni anak dilatih menyusun keindahan kata-kata dengan
halus budinya, dilatih berperilaku sopan ketika akan menjawab pertanyaan,
demikian pula akan memberikan kesan yang senang, damai, indah dan
menarik.
3. Seni sebagai Media Pembinaan Kreativitas
Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu
pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai
dengan naluri dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari hari dengan
mandiri.
Pelatihan kreativitas anak dapat dicapai melalui pendidikan seni dengan
beberapa hal berikut.
a. Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap,
bunyi, rupa, dan gerak dan perpaduannya serta karya kerajinan dan
teknologi.
b. Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, dan evaluasi.
5
D. Karakteristik Pendidikan Seni di Sekolah Dasar
1. Model Pembelajaran Seni
a. Pendekatan Belajar Seni
Kita harus mengetahui sebagai guru sebaiknya guru akan mulai
mengajar dari sisi mana? Apakah akan mengajarkan berbagai jenis hewan,
atau menjelaskan teknik menggambar atau memberikan gambaran tentang
jenis – jenis hewan yang ada di kebun binatang tersebut, atau justru guru
meminta siswa menciptakan gerakan yang mencontoh perilaku hewan
tersebut.
1) Pendekatan Deskriptif
Guru menjelaskan bermacam – macam hewan dan karakteristik
gerakan dengan menggunakan contoh – contoh gerakan binatang
tersebut didalam kelas
2) Pendekatan Partisipatif
Guru melakukan kegiatan membuat syair puisi terlebih dahulu dan
kemudian syair tersebut diisi dengan nada dan irama sehingga menjadi
sebuah nyanyian
3) Pendekatan Eksploratif
Guru meminta siswanya mencari referensi tentang hewan dan
karakteristik dari berbagai disiplin ilmu maupun pengetahuan lain,
seperti kamus, ensiklopedia, atau bertanya pada penjaga kebun
binatang.
6
2. Prinsip Pembelajaran Terpadu
Belajar pada prinsipnya adalah usaha mencari tahu sesuatu lewat kinerja
tersistem maupun tidak. Pada hakikatnya peristiwa belajar adalah perilaku
mencari tahu terhadap permasalahan, dimana permasalahan merupakan jarak
antara tahu dengan belum tahu. Pengembangan materi dalam pembelajaran
terpadu dapat bersifat Vertikal dan Horizontal
1) fragmented
2) connected dan
3) nested
1) sequenced
2) threaded
7
3) shared
4) Integrated
5) webbed
c. Terpadu Pengelolaan Kelas (within and across learners) yang
berkecenderungan pada pengaturan kelompok belajar siswa dan struktur
kelas.
Yang termasuk di dalamnya adalah model :
1) immersed
2) networked
8
5. Pendekatan Medium Produksi Seni
b. Keterpaduan Topik
c. Keterpaduan Konsep
9
kelas rangkap dengan satu materi pelajaran seni.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pendidikan adalah usaha sadar mengembangkan anak dalam segala hal
sehingga anak menjadi orang dewasa. Pengertian dewasa meliputi kedewasaan
berpikir, merasakan, berperilaku, dan kedewasaan menjalankan tugasnya
sebagai anggota masyarakat. Untuk mewujudkan tugas pendidikan tersebut
maka perlu adanya usaha sadar mendorong potensi yang ada dalam diri seorang
anak. Potensi yang ada dalam diri seseorang dikendalikan oleh otak (pikiran),
perasaan dan karsa. Ketiga komponen tersebut bekerja secara simultan (kinerja
saling mengisi diantara komponen satu dengan yang lain secara terus – menerus)
yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari – hari. Selanjutnya,
perilaku manusia dikendalikan lewat kerja otak kanan dan otak kiri, dan sebab
itu fungsi pendidikan adalah menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kiri
agar terjadi perpaduan gerak yang dinamis.
Seni sebagai bagian dari alat pendidikan memiliki fungsi yang berarti bagi
perkembangan anak didik, diantaranya adalah sebagai media ekspresi, media
komunikasi, media pembinaan kreativitas, dan model pelatihan pengembangan
hobi dan bakat.
Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam
bentuk informasi yang utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling
menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran ( sesuai dengan
topik dan tema yang ada dalam kurikulum ) berdasarkan sifat dan fungsinya.
Pengembangan materi dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat Vertikal dan
Horizontal
11
DAFTAR PUSTAKA