Anda di halaman 1dari 10

TRANSFORMASI GEOMETRI

Transformasi geometri merupakan perubahan suatu bidang geometri yang meliputi


posisi, besar dan bentuknya sendiri. Jika hasil transformasi kongruen dengan
bangunan yang ditranformasikan, maka disebut transformasi isometri. Transformasi
isometri sendiri memiliki dua jenisya itu transformasi isometri langsung dan
transformasi isometri berhadapan. Transformasi isometri langsung termasuk translasi
dan rotasi, sedangkan transformasi isometri berhadapan termasuk refleksi.
Translasi
Translasi merupakan pergeseran atau pemindahan semua titik pada bidang geometri
sejauh dan arah yang sama. Penulisan atau notasi translasi sama dengan notasi vektor.
Jika titik B ditranslasi sampai titik maka dapat dinotasikan:

Sebagai contoh:

Titik A, B, dan C, masing-masing ditranslasikan ke titik AI, BI, dan CI dengan jarak


dan arah yang sama.
Suatu translasi dapat ditinjau terhadap sumbu x dan sumbu y. Pergeseran sejauh a
sejajar sumbu x (bergeser ke kanan a>0, ke kiri a<0) dan pergeseran sejauh b sejajar
sumbu y (bergeser ke atas b>0, ke bawah b<0) dinyatakan sebagai:

Dengan a dan b adalah komponen translasi. Bentuk-bentuk translasi sejauh sebagai


berikut:
Posisi
Posisi Akhir Pergeseran
Awal
Translasi Titik

 AI (x+a, y+b)
A(x, y)
Dengan x dan y adalah koordinat

Translasi Garis

 m(x + a) + n(y + b) = c
mx+ny=
Dengan m dan n adalah koefisien
c
dan c konstanta

Translasi Kurva

y = mx2
+ kx + l Dengan m dan k adalah koefisien
dan l konstanta

Translasi Lingkaran

x2 + y2 = 
c Dengan c adalah konstanta

Refleksi
Refleksi merupakan transformasi geometri berupa pergeseran atau pemindahan semua
titik pada bidang geometri kearah sebuah garis atau cermin dengan jarak sama dengan
dua kali jarak titik kecermin. Ada dua sifat penting dalam refleksi:
 Jarak titik kecermin sama dengan jarak bayangan titik ke cermin.
 Geometri yang direfleksikan berhadapan dengan petanya.
Sebagai contoh:

Bentuk refleksi terhadap berbagai garis sebagai berikut:


Titik Garis/Kurva
Gambar Refleksi
Awal Bayangan Awal Bayangan
Refleksi sumbu y

A(x, y) AI (-x, y) y = f(x) yI = f(-x)

 
Refleksi sumbu y = h
AI (x, 2h – yI = 2h –
A(x, y) y = f(x)
y) f(x)

 
Refleksi sumbu x = h

AI (2h – x, yI = f(2h –
A(x, y) y = f(x)
y) x)

 
Refleksi sumbu y = x

A(x, y) AI (y, x) y = f(x) x = f(y)

 
Refleksi sumbu y = -x

A(x, y) AI (-y, -x) y = f(x) x = -f(-y)

 
Refleksi terhadap titik O (0,0)

A(x, y) AI (-x, -y) y = f(x) yI = -f(-x)

 
Selain refleksi terhadap garis diatas, titik dan kurva juga dapat direfleksikan terhadap
suatu garis y=mx+k. Berikut refleksinya:

BARU! Forum StudioBelajar.com!


Yuk gabung di Group Telegram StudioBelajar.com. Klik!
 
Dapat di gambarkan:

Rotasi
Rotasi atau perputaran merupakan transformasi geometri berupa pergeseran atau
pemindahan semua titik pada bidang geometri sepanjang busur lingkaran yang
memiliki titik pusat lingkaran sebagai titik rotasi. Rotasi dinyatakan positif jika
arahnya berlawanan jarum jam, dan bernilai negatif jika searah jarum jam. Sebagai
contoh:

Titik A berotasi 90o berlawanan arah jarum jam. Dalam diagram cartesius, bentuk-
bentuk rotasi sebagai berikut:
Dilatasi
Dilatasi merupakan transformasi geometri berupa perkalian yang memperbesar atau
memperkecil suatu bangunan geometri. Dalam konsep dilatasi, ada yang disebut titik
dilatasi dan faktor dilatasi.
Titik dilatasi merupakan titik yang menentukan posisi suatu dilatasi. Titik dilatasi
menjadi titik pertemuan dari semua garis lurus menghubungkan antara titik-titik
dalam suatu bangun ketitik-titik hasil dilatasi.
Faktor dilatasi merupakan faktor perkalian suatu bangun geometri yang didilatasikan.
Faktor ini menunjukan seberapa besar hasil dilatasi terhadap bangun geometrinya dan
dinotasikan dengan k. Nilai k > 1 atau k < -1 menunjukan hasil dilatasi lebih besar
dari geometrinya. Nilai -1 < k < 1 menunjukan hasil dilatasi lebih kecil dari
geometrinya. Tanda positif mengartikan geometri dan hasil dilatasi berdampingan di
salah satu sisi titik dilatasi. Sedangkan tanda negatif mengartikan geometri dan hasil
dilatasi saling terbalik dan berlainan sisi di titik dilatasi.
Dilatasi dapat ditulis:
(D, k) = (Titik dilatasi, faktor dilatasi)
Konsep dilatasinya:
Faktor Dilatasi Bentuk Dilatasi

k>1
0<k<1

k < -1

-1 < k < 0

Dengan ketentuan:
 k adalah titik dilatasi
 A salah satu titik geometri
 AI hasil dilatasi titik A
Dalam diagram cartesius, bentuk-bentuk rotasi sebagai berikut:
Matriks Transformasi

Secara umum, transformasi geometri dapat dinyatakan dalam bentuk matriks


yang memetakan titik (x,y) ke titik (x’,y’ ) dengan persamaan:

Atau

Bentuk-bentuk matriks transformasi sebagai berikut:

Determinan dan Luas


Hasil transformasi bangun geometri memiliki luas yang berbeda dengan bangun
awalnya. Untuk mendapatkan luas dari sebuah bangun geometri yang telah
ditransformasi dapat dicari dengan determinan matriks transformasi. Yaitu:

Luas

Dengan dan diketahui luas awalnya.


Contoh Soal Transformasi Geometri dan Pembahasan
Contoh Soal 1
Persamaan peta garis 3x – 4y = 12, karena refleksi terhadap garis y – x = 0,

dilanjutkan oleh transformasi yang bersesuaian dengan matriks  adalah…


(UAN ’03)
Pembahasan 1:
Diketahui matriksnya:

Rotasi =

Transformasi =
Persamaan garis direfleksi kemudian ditransformasi adalah:

Kemudian disubstitusikan:

Hasilnya:

Contoh Soal 2
Pencerminan terhadap sumbu x adalah A, pencerminan terhadap sumbu y adalah B
dan rotasi 180o terhadap puasat O adalah H. Tentukan matriks B(A(HA)). (UMPTN
’90)
Pembahasan 2:
Diketahui:

 Pencerminan terhadap sumbu

 Pencerminan terhadap sumbu 


 Rotasi 180o,
Maka:

Contoh Soal 3

Oleh matriks , titik dan titik Q masing-masing


ditransformasikan ke titik dan . Tentukan koordinat titik Q.
(SPMB’04)
Pembahasan 3:
Mencari nilai a dari transformasi P:

Sehingga matriksnya:

Mencari titik Q:

Sehingga:
KOMPOSISI TRANSFORMASI
1. komposisi dua translasi berurutan

Diketahui dua translasi dan . Jika translasi dilanjutkan translasi


maka dinotasikan “ ” dan translasi tunggalnya adalah
T=T1+T2=T2+T1(sifat komutatif).
2. komposisi dua refleksi berurutan
3. refleksi berurutan terhadap dua sumbu sejajar
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan terhadap
garis x=b. Maka bayangan akhir A adalah yaitu:
x’=2(b-a)+x
y’=y
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y=a dilanjutkan terhadap
garis y=b. Maka bayangan akhir A adalah yaitu:
x’=x
y’=2(b-a)+y
4. refleksi terhadap dua sumbu saling tegak lurus
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x=a dilanjutkan terhadap
garis y=b (dua sumbu yang saling tegak lurus) maka bayangan akhir A
adalah sama dengan rotasi titik A(x,y) dengan pusat titik potong dua
sumbu (garis) dan sudut putar 180˚
5. refleksi terhadap dua sumbu yang saling berpotongan
Jika titik A(x,y) direleksikan terhadap garis g dilanjutkan terhadap garis h,
maka bayangan akhirnya adalah dengan pusat perpotongan garis g
dan h dan sudut putar 2α(α sudut antara garis g dan h) serta arah putaran
dari garis g ke h.

Catatan
6. sifat komposisi refleksi
Komposisi refleksi (refleksi berurutan) pada umumnya tidak komutatif
kecuali komposisi refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan terhadap sumbu y
(dua sumbu yang saling tegak lurus).
7. rotasi berurutan yang sepusat
1. Diketahui rotasi R1(P(a,b),α) dan R2(P(a,b),β), maka transformasi
tunggal dari komposisi transformasi rotasi R1 dilanjutkan R2 adalah
rotasi R(P(a,b),α+β)
2. Rotasi R1 dilanjutkan R2 sama dengan rotasi R2 dilanjutkan R1
8. komposisi transformasi

Diketahui transformasi maka transformasi tunggal dari


transformasi:
1. T1 dilanjutkan T2 (T2 ◦
T1) adalah T=T2 . T1
2. T2 dilanjutkan T1 (T1 ◦
T2) adalah T=T1 . T2
Catatan T1 . T2 = T2 . T1
9. bayangan suatu kurva/bangun oleh dua transformasi atau lebih
Contoh: Tentukan bayangan garis -4x+y=5 oleh pencerminan terhadap garis

y=x dilanjutkan translasi !


Jawab: misal titik P(x,y) pada garis -4x+y=5
    P(x,y) dicerminkan terhadap garis y=x, bayangannya P'(y,x)

    P'(y,x) ditranslasi . Bayangannya P”(y+3, x+2)=P”(x”,y”)


     Jadi     x” = y +3 → y = x”-3
        y” = x +2 → x = y” -2
        persamaan -4x+y=5 → -4(y” -2) + (x” – 3) = 5
                    -4y” + 8 + x” – 3 = 5
                        x” – 4y”= 0
    jadi bayangan akhirnya adalah x – 4y= 0
10. luas bangun hasiltranformasi
Jika suatu bangun (segitiga, lingkaran, dan lain-lain) ditransformasikan maka:
1. Luas bangun bayangan tetap untuk transformasi : translasi, refleksi,
dan rotasi.
2. Luas bangun bayangan berubah untuk transformasi dilatasi, yaitu jika
luas bangun mula-mula L setelah didilatasi oleh [P(a,b),k], maka luas
bangun bayangannya adalah L’=k2 +L

Anda mungkin juga menyukai