Anda di halaman 1dari 11

Bab 3

Transformasi
Saat mendengar kata transformasi rasanya telinga kita
tidak asing ya. Yup benar!, kata transformasi memang
terdengar mirip dengan kata Transformer yang tidak lain
adalah judul sebuah film.
Apa yang pertama kali terpikirkan saat mendengar film
Transformer? Pasti kita semua ingat dengan robot-
robotnya yang dapat berubah bentuk. Ternyata antara
kata transformasi dengan transformer itu memiliki
hubungan lho. Jika di transformer robot-robotnya dapat
berubah bentuk. Transformasi juga berarti perubahan.
Secara lengkap transformasi merupakan perubahan Sumber :
en.wikipedia.org
posisi (perpindahan) dari suatu posisi awal (x , y) ke
posisi lain (x’ , y’). Terdapat 4 jenis transformasi, yaitu
refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi.
Lalu, aplikasi transformasi dalam kehidupan sehari-hari
apa yaa?

Mikroskop Cermin
Sumber : Seluncur.id Sumber : Kompasiana.com
Pasti banyak dari kita yang suka menggunakan cermin. Nah
penggunaan cermin ini berkaitan erat dengan transformasi, tepatnya
dengan refleksi. Kalian juga pasti sudah tahu dengan fungsi mikroskop
yang digunakan untuk mengamati objek berukuran kecil. Ternyata
mikroskop ini adalah salah satu aplikasi dari jenis transformasi. Jika
ingin tahu jenis yang mana, simak terus yaa penjelasannya!

Jenis-Jenis Transformasi :
1. Refleksi (Pencerminan)
Refleksi disebut juga dengan pencerminan. Refleksi adalah jenis transformasi yang
memindahkan setiap titik pada suatu bidang dengan mengggunakan sifat bayangan
cermin dari titik-titik yang dipindahkan. Pencerminan juga ada jenis-jenisnya. Bayangan
yang dihasilkan akan berbeda jika dicerminkan terhadap cermin yang berbeda.

Refleksi
Sumber : rumushitung.com

Jenis-Jenis Pencerminan :

Pencerminan terhadap Pencerminan terhadap Pencerminan terhadap titik


sumbu-x sumbu-y O(0,0)
Sumber : yuksinau.id Sumber : yuksinau.id Sumber : yuksinau.id
Pencerminan terhadap garis y = x
Pencerminan terhadap garis y = -x
Sumber : yuksinau.id
Sumber : yuksinau.id

Pencerminan terhadap garis x = h


Pencerminan terhadap garis y = k
Sumber : yuksinau.id
Sumber : yuksinau.id

Tenang, untuk menentukan bayangan dari setiap jenis pencerminan ada rumusnya kok.
Jadi untuk menentukan bayangan dari pencerminan tidak harus selalu digambar dengan
koordinat kartesius.
Rumus-Rumus Pencerminan :
1) Pencerminan terhadap sumbu-x →
: (x,y) (x, -y)
2) Pencerminan terhadap sumbu-y →
: (x,y) (-x, y)
3) Pencerminan terhadap titik O (0,0) →
: (x,y) (-x,-y)
4) Pencerminan terhadap garis y = x →
: (x,y) (y,x)
5) Pencerminan terhadap garis y = -x →
: (x,y) (-y, -x)
6) Pencerminan terhadap garis x = h →
: (x,y) (2h -x,y)
7) Pencerminan terhadap garis y = k →
: (x,y) (x, 2k – y)
Hal penting yang harus diingat adalah jarak dari titik asli ke cermin sama dengan jarak titik
bayangan ke cermin. Jadi jika nanti saat ujian lupa dengan rumusnya, untuk menentukan
bayangan pencerminan dapat langsung digambar. Gambarnya di kertas berpetak yaa agar
akurat.
2. Translasi
Translasi merupakan salah satu jenis transformasi yang bertujuan untuk
memindahkan semua titik suatu bangun dengan jarak dan arah yang sama.
Translasi pada bidang kartesius dapat dilukis jika diketahui arah dan
seberapa jauh gambar bergerak secara mendatar dan atau vertikal. Untuk
nilai yang sudah ditentukan a dan b, maka translasi tersebut akan
memindahkan titik P (x, y) ke P’ (x + a, y + b).

Translasi
Sumber : rumushitung.com

Sedikit tambahan informasi :


Jika suatu translasi (pergeseran) pada suatu benda dilakukan sepanjang garis horizontal
(sumbu-x), maka translasi tersebut akan bernilai positif jika benda ditranslasikan ke arah
kanan, dan bernilai negatif jika benda ditranslasikan ke arah kiri.
Jika suatu translasi (pergeseran) pada suatu benda dilakukan sepanjang garis vertikal (sumbu-
y), maka translasi tersebut akan bernilai positif jika benda ditranslasikan ke arah atas, dan
bernilai negatif jika benda ditranslasikan ke arah bawah.

3. Rotasi
Rotasi merupakan salah satu bentuk transformasi yang memutar setiap titik pada gambar
sampai sudut dan arah tertentu terhadap titik yang tetap. Titik tetap ini disebut pusat rotasi.
Besarnya sudut dari bayangan benda terhadap posisi awal disebut dengan sudut rotasi. Perlu
diingat bahwa rotasi tidak mengubah ukuran.

Telah disepakati bahwa rotasi sebesar α adalah untuk yang arahnya berlawanan dengan arah
putaran jarum jam. Apabila arah perputaran rotasi pada sebuah benda searah dengan jarum
jam, maka sudut yang dibentuk yaitu -α.
Rotasi
Sumber : yuksinau.id

Sama seperti refleksi, rotasi juga memiliki jenis-jenis tertentu. Ada rotasi dengan titik pusat O (0,0),
ada juga rotasi dengan titik pusat selain titik O. Kalau masih belum terbayang, yuk simak gambar
dibawah.

Jenis-Jenis Rotasi :

Rotasi dengan titik pusat O(0,0) Rotasi dengan titik pusat P(m,n)
Sumber : yuksinau.id Sumber : yuksinau.id

Untuk menentukan bayangan hasil transformasi gak perlu ribet-ribet digambar pakai jangka kok.
Ada rumus-rumus yang dapat membantu kita agar proses pengerjaan menjadi lebih efisien.
Rumus-Rumus Rotasi :
1) Rotasi sebesar 90° dengan pusat (a,b) : (x,y) →
(-y + a+b, x -a + b)
2) Rotasi sebesar 180° dengan pusat (a,b) : (x,y) →
(-x + 2a, -y + 2b)
3) Rotasi sebesar -90° dengan pusat (a,b) : (x,y) →
(y – b + a, -x + a + b)
4) Rotasi sebesar 90° dengan pusat (0,0) : (x,y) →
(-y, x)
5) Rotasi sebesar 180° dengan pusat (0,0) : (x,y) →
(-x, -y)
6) Rotasi sebesar -90° dengan pusat (0,0) : (x,y) →
(y, -x)
4. Dilatasi
Berbeda dengan jenis-jenis transformasi sebelumnya yang hanya mengubah
posisi, bayangan hasil dilatasi memiliki ukuran yang berbeda dengan yang
aslinya. Singkatnya, dilatasi adalah transformasi yang mengubah ukuran
suatu gambar.
Secara lengkap, dilatasi terhadap titik pusat merupakan perkalian dari
koordinat tiap-tiap titik pada suatu bangun datar dengan faktor skala sebesar
k. Faktor skala menentukan apakah suatu dilatasi merupakan pembesaran
atau pengecilan. Secara umum dilatasi dari suatu koordinat (x, y) dengan titik
pusat O dan faktor skala k akan menghasilkan koordinat (kx,ky) atau dapat

ditulis (x, y) (kx, ky).

Dilatasi
Sumber : yuksinau.id

Ketika k > 1 maka dilatasi tersebut termasuk ke dalam pembesaran, tetapi jika 0 < k < 1 maka dilatasi
tersebut termasuk ke dalam pengecilan. Untuk memperbesar atau memperkecil bangun, letak titik pusat
dilatasi dapat berada di dalam, di luar, atau pada tepi bangun yang akan didilatasikan.

Selain dibedakan dari besarnya faktor skala, dilatasi juga dapat dibedakan dari letak titik pusatnya.
Secara umum letak titik pusat dibedakan menjadi dua yaitu titik pusat di (0,0) dan di P(a,b). Untuk lebih
jelasnya, dapat disimak gambar di bawah ini.

Dilatasi dengan titik pusat P (a,b)


Dilatasi dengan titik pusat O (0,0)
Sumber : yuksinau.id
Sumber : yuksinau.id
Tentu jika di setiap soal mengenai dilatasi harus digambar di buku berpetak
akan sangat memakan waktu dan tidak efisien. Maka agar lebih efisien dalam
pengerjaannya, terdapat rumus-rumus yang dapat membantu kita.

Rumus-Rumus Dilatasi :
1) Dilatasi dengan faktor skala k dan titik pusat (0,0): (x,y) → (kx,ky)
2) Dilatasi dengan faktor skala k dan titik pusat (a,b) : (x,y) → (k(x-a)+a,k(y-b)+b)

Latihan Soal Transformasi


I. Pilihan Ganda

1. Perhatikan gambar berikut!

Jenis transformasi apa yang ditunjukan pada gambar di samping?


A. Dilatasi
B. Refleksi
C. Rotasi
D. Translasi

2. Perhatikan gambar berikut!

Jenis transformasi apa yang ditunjukan pada gambar di samping?


A. Dilatasi
B. Refleksi
C. Rotasi
D. Translasi

3. Sebuah titik A(x,y) ditranslasikan sebesar T = (1,2) dan menghasilkan bayangan di


A’(7,2). Berapa nilai x-y?
A. 2
B. 6
C. 4
D. 0
4. Jika translasi T1 = (-8,0) dan T2 = (0,4) serta titik bayangan yang dihasilkan
dari kedua translasi tersebut di A(m,n) adalah A’’(7,-5). Berapa nilai m x n?
A. -135
B. 135
C. -1
D. 1

5. Titik H direfleksikan terhadap sumbu-x, kemudian sumbu-y, kemudian titik asal. Hasilnya
refleksinya berkoordinat di H’’’ (2, 3).Tentukan koordinat absis dari titik H
A. -2
B. -3
C. 2
D. 3

6. Tentukan bayangan titik A (6, 3) yang dilatasi dengan pusat P (1, 7) dan faktor skala 2
A. A’(12,6)
B. A’(11,-1)
C. A’(-4,15)
D. A’(14,20)

7. Sebuah titik B’ merupakan bayangan dari titik B(4,-3) yang dicerminkan terhadap garis x = h. Jika absis
dari B’ adalah 6, nilai h adalah...
A. 3
B. -3
C. 8
D. 5

8. Titik C( 2,7) dirotasi sebesar 90’ searah jarum jam dengan titik pusat O(0,0) lalu dilanjutkan dengan
rotasi 180’ dengan titik pusat yang sama, bayangan dari titik C adalah...
A. C’’(-7,-2)
B. C’’(7,2)
C. C’’(-7,2)
D. C’’(7,-2)

9. Dua titik A(-4,2) dan B(7,2) dirotasikan sebesar 180’ dengan titik pusat (s,t). Jika bayangan hasil rotasinya
adalah A’(6,0) dan B’(-5,0). Nilai dari s-t adalah...
A. -2
B. 1
C. 2
D. 0
10. Garis DE dengan koordinat D(2,4) dan E(1,1) di dilatasi dengan faktor
skala 3. Jika hasil bayanganya adalah D’(6,12) dan E’(3,3), titik pusat dilatasinya
adalah...
A. P(0,2)
B. P(0,0)
C. P(1,1)
D. P(2,0)

II. Isian

1. Diketahui segi empat TUVW berkoordinat T (3, 2), U (1, –4), V (–2, –3) dan W (–2,4). Tentukan
bayangan masing-masing titik dari segi empat TUVW setelah ditranslasi oleh T = (-2,3) dan dicerminkan
terhadap garis y = x.

2. Bangun berwarna biru merupakan bayangan hasil transformasi dari bangun berwarna merah.
Sebutkan langkah-langkah tranformasi yang dilakukan terhadap bangun berwarna merah sehingga
diperoleh bayangan berupa bangun berwarna biru.
3. Diketahui titik C (u, v) dicerminkan terhadap garis x = 2 menghasilkan
bayangan di titik C’ (5, 7). Maka nilai u + v adalah...

4. Gambar yang berwarna biru merupakan hasil dilatasi dari gambar


berwarna merah dengan titik pusat dilatasi adalah titik O(0,0). Tentukan faktor
skala dilatasinya!

5. Diketahui garis ST dengan koordinat titik sudut di S (–5, 2) dan T (3,–3). Tentukan bayangan hasil
transformasinya jika diketahui: Dirotasi 90° berlawanan arah jarum jam yang berpusat di titik asal
kemudian didilatasi dengan faktor skala 2 berpusat di titik asal.

Anda mungkin juga menyukai