Anda di halaman 1dari 42

PEMETAAN KOMFORMAL

01 PEMETAAN KONFORMASI

02 GEOMETRI FUNGSI ANALITIK

METODE 03 TRANSFORMASI FRAKSIONAL


LINEAR
LINERISASI
04 TRANSFORMASI FRAKSIONAL
LINEAR KHUSUS

PEMETAAN KOMFORMAL OLEH


05 FUNGSI LAIN

PERMUKAAN REIMAN
06
PEMETAAN
01 KONFORMASI
Pemetaan konformal sangat berharga bagi insinyur dan ahli fisika
sebagai bantuan dalam pemecahan masalah dalam teori potensial.
Mereka adalah metode standar untuk memecahkan nilai batas
masalah dalam teori potensial dua dimensi dan menghasilkan
aplikasi yang kaya dalam elektrostatika, aliran panas, dan aliran
cairan
GEOMETRI FUNGSI
02 ANALITIK
Pemetaan oleh fungsi analitik f adalah konformal, kecuali pada titik
kritis yaitu, titik di mana turunan adalah nol.

mempunyai titik kritis pada dimana dan sudutnya berlipat ganda


(lihat gambar 378), jadi konformasi gagal. Pernyataan ini sebagai bukti
untuk mempertimbangkan kurva,

(2)
pada domain dan menunjukkan bahwa memutari semua tangen pada
titik dimana melewati sudut yang sama.
tangen pada C persamaan (2) di atas karena ini batas
.
(3)

Ini menunjukkan bahwa pemetaan memutari semua arah pada titik 𝑍0 dalam domain
analtisitas f melalui sudut yang sama argument 𝑓 ′ (𝑍0 ) yang ada selama 𝑓 ′ (𝑍0 ) ≠ 0. Tapi ini
artinya konformasi, seperti gambar 381 menunjukkan sebuah sudut antara dua kurva dimana
kedua kurva membentuk sudut yang sama (disebabkan karena rotasi).
Konformasi 𝑤 = 𝑍 𝑛

Pemetaan pada persamaan di atas dengan n=2,3,…. Kecuali z=0 maka akan
menampilkan seperti gambar 378. Oleh karena itu dipetakan oleh 𝑍 𝑛 ke
bagian upper half-plane .

Pemetaan = 𝑧 + 1ൗ
𝑧 . Joukowski Airfoil
Dalam kordinat polar pemetaannya yaitu
Dengan memisahkan bagian real dan imajinar maka diperoleh,

dimana

maka lingkaran dipetakan ke dalam elips . Lingkaran


r=1 dipetakan ke dalam segmen .

Adapun turunan w yaitu


Dimana 0 pada 𝑧 = ±1. Titik-titik ini pada pemetaan tidaklah konformasi. Dua lingkaran
pada gambar 384 melewati 𝑧 = −1. Bagian yang besar dipetakan ke dalam Joukowski airfoil.
Lingkaran berlari melewati kedua -1 dan 1 dan dipetakan ke dalam segmen kurva.

Konformasi 𝑤 = 𝑒 𝑧

Kita mempunyai dan Arg z = y. Maka 𝑒 𝑧 memetakan garis lurus vertikal

ke dalam lingkaran dan garis lurus horizontal

ke bagian sinar 𝑤 = 𝑦0 . Persegi panjang pada gambar 385 dipetakan ke dalam bagian yang
dibatasi oleh lingkaran dan sinar seperti yang ditunjukkan.
Gambar 386 menunjukkan upper half dari daerah fundamental dipetakan
ke dalam bagian the upper half-plane setengah kiri dipetakan ke dalam disk
unit dan setengah kanan berada di luar.

Prinsip pemetaan invers. Pemetaan 𝑤 = 𝐿𝑛 𝑧

(4)

Ketika 𝑓 ′ (𝑍) ≠ 0, persamaan Cauchy–Riemann diperoleh

(5’)
(5)

Determinan di atas disebut Jacobian transformasi 𝑤 = 𝑓(𝑧) ditulis dalam bentuk


nyata . Maka 𝑓 ′ (𝑍0 ) ≠ 0 mengimplementasikan Jacobian tidaklah
nol pada 𝑍0 .
TRANSFORMASI
03 FRAKSIONAL LINEAR
MOBIUS
Transformasi Mobius dapat secara lebih umum didefinisikan dalam ruang dimensi n > 2 sebagai
peta pelestarian orientasi konjektifif bijektif dari n- bola ke bola - n . Transformasi semacam itu
adalah bentuk paling umum dari pemetaan konformal suatu domain. Menurut teorema Liouville,
transformasi Möbius dapat dinyatakan sebagai komposisi terjemahan, persamaan , transformasi
dan inversi ortogonal.

Bentuk umum transformasi Möbius diberikan oleh

𝑎𝑧 + 𝑏
𝑓ሺ𝑧ሻ =
𝑐𝑧 + 𝑑
di mana a,b,c,d adalah bilangan kompleks mana pun yang memenuhi ad - bc ≠ 0. Jika ad = bc
, fungsi rasional yang didefinisikan di atas adalah konstan sejak itu

𝑎𝑧 + 𝑏 𝑎(𝑐𝑧 + 𝑑) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎
𝑓 ሺ𝑧ሻ = = − =
𝑐𝑧 + 𝑑 𝑐(𝑐𝑧 + 𝑑) 𝑐(𝑐𝑧 + 𝑑 𝑐
dan karenanya tidak dianggap sebagai transformasi Möbius.

Dalam kasus c ≠ 0 , definisi ini diperluas ke seluruh lingkup Riemann dengan mendefinisikan

−𝑑 𝑎
𝑓 ൬ ൰= ∞ 𝑎𝑛𝑑 𝑓 ሺ∞ሻ =
𝑐 𝑐
Jika c = 0 , kami mendefinisikan

𝑓 ሺ∞ሻ = ∞

Jadi transformasi Möbius selalu merupakan fungsi holomorfik bijektif dari bola Riemann ke
bola Riemann.

Himpunan semua transformasi Mobius membentuk kelompok di bawah komposisi.


Kelompok ini dapat diberi struktur berjenis kompleks sedemikian rupa sehingga komposisi
dan inversi adalah peta holomorfik . Grup Möbius kemudian merupakan kelompok Lie yang
kompleks . Grup Möbius biasanya dilambangkan Aut(Ĉ) karena itu adalah kelompok
automorfisme dari bola Riemann.
 Menentukan titik tetap

Poin tetap dari transformasi

𝑎𝑧 + 𝑏
𝑓(𝑧) =
𝑐𝑧 + 𝑑
diperoleh dengan menyelesaikan persamaan titik tetap f (γ) = γ. Untuk c ≠ 0, ini memiliki dua
akar yang diperoleh dengan memperluas persamaan ini ke

𝑐𝑦 1 − ሺ𝑎 − 𝑑 ሻ𝑦 − 𝑏 = 0

dan menerapkan rumus kuadratik . Akarnya adalah

ඥሺ𝑎 − 𝑑 ሻ2 + 4𝑏𝑐 ξ∆
𝑦1,2 = ሺ𝑎 − 𝑑 ሻ ± = (𝑎 − 𝑑) ±
2𝑐 2𝑐
dengan diskriminan

∆= (𝑡𝑟𝜋)2 − 4 det 𝜋 = (𝑎 + 𝑑)2 − 4 (𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)


Transformasi parabola memiliki titik tetap kebetulan karena nol diskriminan. Untuk c non-nol
dan non-nol diskriminan transformasinya berbentuk bulat panjang atau hiperbolik. Ketika c =
0, persamaan kuadrat berubah menjadi persamaan linier dan transformasinya linier. Ini sesuai
dengan situasi bahwa salah satu titik tetap adalah titik tak terhingga. Ketika ≠ d titik tetap
kedua terbatas dan diberikan oleh

𝑏
𝑦=−
𝑎−𝑑
Dalam hal ini transformasi akan menjadi transformasi sederhana yang terdiri dari terjemahan
, rotasi , dan pelebaran :

𝑧 → 𝛼𝑧 + 𝛽

Jika c = 0 dan a = d , maka kedua titik tetap berada pada tak terhingga, dan transformasi
Möbius sesuai dengan terjemahan murni:

𝑧→𝑧+𝛽
TRANSFORMASI
04 FRAKSIONAL LINEAR
KHUSUS
Pemetaan daerah standar dengan teorema 1

Menggunakan Teorema 1, kita sekarang dapat menemukan transformasi fraksional


linear dari beberapa cara praktis yang bermanfaat (di sini disebut "daerah standar") sesuai
dengan prinsip berikut.

Prinsip. Tetapkan tiga titik batas z1,z2,z3 dari daerah D di bidang z. Pilih gambar
berikut w1,w2,w3 pada batas gambar D* dari D di bidang w.
perolehlah pemetaan dari (2). Pastikan D tidak dipetakan ke D* itu merupakan complemen.
Dalam kasus terakhir, gantilah dua point w. (Mengapa ini membantu?)

Gbr. 388. Contoh 1 transformasi fraksional linear


Pemetaan dari setengah bidang ke piringan (Gbr. 388)
Temukan transformasi fraksional linear (1) yang dipetakan z1 = -1, z2 = 0, z3 = 1 ke w1 = -1,
w2 = -i, w3 = 1, secara berturut-turut.

Solusi. Dari (2) kita memperoleh

jadi
PEMETAAN KOMFORMAL
05
OLEH FUNGSI LAIN
Sekarang kita dapat melakukan pemetaan dengan analisis trigonometri dan hiperbola.
Sejauh ini kita melakukan pemetaan dengan 2𝑥 dan 𝑒 2 dan juga seperti transformasi
fraksional linier.

Fungsi sine
(1). w = u + iv = sin z = sin x cosh y + i cos x sinh y

maka
(2). u = sin x cosh y, v = cos x sinh y,
maka
(2). u = sin x cosh y, v = cos x sinh y,
karena sin z adalah periode dengan periode 2π, pemetaannya pasti tidak satu ke satu
jika kita menganggapnya pada penampang z penuh. kita membatasi z dengan daris vertikal S
1 1 1
: - 2 π ≤ x ≤ 2 π pada gambar 391. karena 𝑓 ′ (z) = cos z = 0 pada z = ± 2 𝜋, pemetaannya
tidaklah konformal pada dua titik kritis ini. kita menganggap bahwa jaring pada perampang
W terdiri atas hyperbola (gambar garis vertikal x = konstan ) dan elips ( konformalitas ).
perhitungan yang tepat itu sederhana. dari (2) dan hubungannya sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1 dan
cosh2 𝑦 − sinh2 𝑦 = 1 kita memperoleh

𝑢2 𝑣2
sin 2 𝑥
. cos 2 𝑥 = cosh2 𝑦 − sinh2 𝑦 = 1 ( hyperbola )
𝑢2 𝑣2
2𝑦 + 2𝑦 = sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1 (elips)
cosh sinh
pengecualian pada garis vertikal 𝑥 = −12𝜋 𝑥 =12 𝜋, yang “terlipat” kedalam u ≤ - 1 dan u
≥ 1( v = 0 ), berturut-turut.
gambar 392 mengilustrasikannya lebih jauh. bagian atas dan bawah dari persegi
dipetakan ke dalam semi-elips dan bagian vertikal kedalam −cosh 1 ≤ 𝑢 ≥ −1 dari 1 ≤
cosh 2 (v = 0 ), berturut-turut.

Fungsi cosinus. pemetaan w = cos z dapat dibahas tersendiri, tetapi karena


1
(3) w = cos z = sin (z + 2 𝜋 )
kita lihat bahwa ketika ini adalah pemetaan yang sama karena sin z di dahului dengan
1
penerjamahan ke kana melalui melalui satuan 𝜋.
2
hyperbolic sine jika
(4) w = sinh z = - i sin (iz),
1
pemetaannya berlawanan arah jarum jam rotasi z = iz melalui 2 𝜋 (900 ), diikuti pemetaan
sinus Z = sin Z, diikuti oleh searah jam rotasi 900 w = i𝑧 𝑡
hyperbolic cosinus fungsinya
(5) w = cosh z = cos (iz)
menentukkan pemetaan yaitu rotasi z = iz diikuti oleh pemetaan w = cos z. gambar 393
menunjukkan pemetaan garis semi tak hingga ke dalam setengah penampang dengan w =
cosh z, karena cosh 0 = 1, titik z = 0 dipetakkan kedalam w = 1. untuk real z = x ≥ 0, cosh z
adalah real naik dengan naiknya x pada gerak monotan, dimulai dari 1.maka sumbu x positif
dipetakan kedalam u ≥ 1 pada sumbu u untuk imaginer murni z = iy kita punya cosh iy = cos
y. maka batas kiri dari garis dipetakan ke dalam segmen 1 ≥ u ≥ -1 sumbu –u, titk z = π I
berhubungan dengan
w = cosh i π = cos π = -1.
pada batas atas garis,y = x, dan karena sin π = 0 dan cos π = -1, hal ini mengikuti bahwa
bagian batasan ini dipetakan kedalam sumbu –u.tidaklah sulit melihat bahwa bagian dalam
garis dipetakan kedalam setangah bagian atas penampang w, dan pemetaannya saru ke satu.

fungsi tangen gambar 394 menunjukkan pemetaan pada bidang vertikal kedalam satuan
lingkaran dengan w = tan z, diperoleh melalui 3 langkah seperti ditunjukkan oleh
maka kita menggunakan 𝑧 = 𝑒 2𝑖𝑧 dan menggunakan 1/i = -i, kita memperoleh
(6)

sekarang kita melihat bahwa w = tan z adalah transformasi linier fraksional didahului dengan
1
pemetaan eksponensial dan diikuti dengan rotasi searah jarum jam melalui sudut 𝜋 ሺ900 ሻ.
2
1 1
Bidang ∶ − 4 𝜋 < 𝑥 < 4 𝜋 , dan kita melihat pemetaan kedalam bentuk cakram pada
penampang w. karena 𝑧 = 𝑒 2𝑖𝑧 𝑥𝑒 −2𝑦+2𝑖𝑥 , kita ingat kembali bahwa ȁ𝑧ȁ = 𝑒 −2𝑦 , arg 𝑧 = 2𝑥,
maka garis vertikal x = -π/4,0,π/4 dipetakan kedalam sinran arg z = -π/2,0,π/2, berturut turut.
maka s dipetakan ke dalam setengah penampang z. daya ȁ𝑧ȁ = 𝑒 −2 < 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 > 0 𝑑𝑎𝑛 ȁ𝑧ȁ >
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑦 < 0. maka setangah atas S dipetakan didalam bidang lingkaran ȁ𝑧ȁ = 1 dan setengah
bawah S diluar ȁ𝑧ȁ = 1 seperti pada gambar 394.
sekarang kita tranformasi linear fraksional pada (6), yang kita anggapkan sebagai g(z).
(7)
Untuk real Z adalah real, maka sumbu 2 real dipetakan kedalam sumbu-W real. lebih lanjut,
sumbu 2 imaginer dipetakan ke dalam 3 aturan lingkaran ȁ𝑤 ȁ = 1 karena untuk imaginer
murni 2 = iy kita dapat dari (7)

setengah kanan penampang Z dipetakan didalam satuan lingakaran ȁ𝑤 ȁ = 1 ini, tidak


diluarnya, karena Z = 1 memiliki pencitraan g(1) = 0 didalam lingkaran itu. akhirnya, satuan
lingkaran ȁ𝑧ȁ = 1 dipetakan kedalam sumbu W imaginer karena lingkaran ini Z = 𝑒 𝑖𝑑 , maka
(7) memberikan persamaan imaginer murni, disebut.
dari penampang W kita mendapatkan penampang w secara sederhana dengan merotasi searah
jarum jam melalui π/2.
Bersama kita telah menunjukkan bahwa w = tan z peta S = -π/4 < Re z < π/4 kedalam
satuan cakram ȁ𝑤ȁ < 1,dengan seperempat S dipetakan seperti yang di tunjukkan pada
gambar 394 pemetaan ini konformal dan satu ke satu.
06 PERMUKAAN REIMAN
Salah satu jenis sederhana analisis kompleks adalah permukaan remain atau Remain
Surfaces. Remain surface memungkinkan hubungan multivakued, seperti 𝑤 = √𝑧 atau 𝑤 = ln 𝑧
menjadi bernilai tunggal. Permukaan reiman terdiri dari beberapa lembar yang terhubung dengan
titik titik yang disebut dengan titik cabang. Maka dari itu 𝑤 = √𝑧 akan membutuhkan dua lembar, di
mana setiap lembarnya bernilai tunggal.

Pemetaan

W = u + iv = z2............(a)

Adalah konformal

Kecuali 𝑧 = 0 dimana 𝑤 ′ = 2𝑧 = 0, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑧 = 0, sudut digandakan dibawah pemetaan.


Jadi setengah dari Z-kanan termasuk sumbu Y positif dipetakan dengan ful lw-plane, potong
setengah dari panjang negative sumbu U. pemetaan ini dari satu persatu, begitu pula dengan sumbu
Z, setengah dari sumbu Z –kiri termasuk sumbu Y negative.Oleh karena itu gambar z bidang penuh di
bawah w=z2 menutupi sumbu w duakali artinya bahwa w=0 gambar 2 titik z. jika z1=1 yang lain
adalah –z1, seperti z=i dan –I keduanya dipetakan ke w = -1
Tempatkan dua Salinan w-plane pada masing-masing lain sehingga lembaran atas merupakan
gambaran setengah bagian kanan z-plane R dan lembar bawah adalah gambar setengah bagian kiri z-
plane L. gabungkan dua embar melintang sepanjang sumbu U negative sehingga Z bergerak dari R ke
L, gambarnya dapat bergerak dari lembar atas ke lembar bawah. Keduanya terikat karena w=0, pada
gambar hanya terdiri satu titik z, z=0,. Permukaan yang diperoleh tersebut disebut sebagai
Permukaan Riemann (pada gambar a) , w=0 disebut titik berliku atau titik cabang. W=z2 memetakan
penuh bidang z-plane ke permukaan satu –ke-satu

Dengan menukar peran variabel z dan w maka bernilai hubungan ganda

𝑤 = √𝑧……………..(b)

Bernilai tunggal pada permukaan Riemann pada Gambar 395a,yaitu, fungsi seperti biasa.
Kita dapat membiarkan lembar atas sesuai dengan nilai utama dari . Gambar dari
setengah w-plane kanan yang tepat.lembar lainnya kemudian dipetakan ke setengah
w-plane kiri.

Begitu pula, hubungan triple-valued menjadi nilai tunggal pada three-sheeted


Riemann surface (gambar b) yang juga memiliki titik cabang di z = 0.
……()

Bernilai tunggal pada permukaan Riemann yang terdiri dari banyak lembar, w=Ln z salah
satunya.
Lembar ini dipotong sepanjang sumbu X negative dan ditepi atas celah digabungkan ketepi
bawah lembar berikutnya, yang sesuai dengan untuk

Nilai utama Ln z memetakan lembarannya ke strip horizontal v. Fungsi memetakan lembar ke


strip dekatnya v dan sebagiannya. Pemetaan di titik titik permukaan reiman ke titik w-plane
adalah satu-ke-satu.
CONTOH SOAL DAN
PENYELESAIAN
NOMOR 1
1. Tentukan fungsi v sehingga f(z) = (2x − 2xy) + iv adalah fungsi analitik

Jawab :
Suatu fungsi kompleks dikatakan fungsi analitik jika memenuhi PCR, yaitu:
𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑑𝑥
= 𝑑𝑦
= 2 – 2y
𝑑𝑣
v = ∫ dy
𝑑𝑦
= ∫ (2 − 2y) dy
= 2y − y2 + C(x)

𝑑𝑢 𝑑𝑣
=-
𝑑𝑥 𝑑𝑦

𝑑ቀ2𝑦−𝑦 2 +𝐶 ሺ𝑥 ሻቁ
= - (-2x)
𝑑𝑥
C’(x) = 2x
C (x) = x2
Dengan demikian, kita dapatkan
v = 2y – y2 + x2
NOMOR 2
2. Tunjukkan bahwa fungsi P = x2 – y2 + 2y harmonic dalam bidang w di bawah transformasi z = w2

Jawab :
Pertama kita selesaikan dulu z = w2 dengan w = u + iv maka untuk (u+iv)2
z = w2
= (u+iv)2
= u2 – v2 + i2uv
sehingga diperoleh x = u2 – v 2
y = 2uv
subtitusi x dan y ke dalam persamaan P
P = x2 – y2 + 2y
= (u2 – v2)2 – (2uv)2 + 2(2uv)
= u4 – 2u2v2 + v4 – 4u2v2 + 4uv
= u4 + v4 – 6u2v2 + 4uv
Fungsi x dan y tersebut harmonik jika memenuhi persamaan Laplace
+=0

= 4u3 – 12uv2 +4v = 4v3 – 12u2v +4v


Dan
= 12u2 – 12v2 = 12v2 – 12u2

Terbukti bahwa turunan kedua z terhadap udan v ada dan kontinu


+= 12u2 – 12v2 + 12v2 – 12u2 = 0
Terbukti bahwa fungsi z harmonik di bidang w di bawah transformasi z = w2
NOMOR 3
3. Apakah fungsi kompleks f(z) = 2x(1 – y) + (x2 – y2 + 2y)i analitik?
Jawab :
Periksa apakah fungsi kompleks tersebut memenuhi PCR atau tidak. Perhatikan bahwa,
= 2 – 2y =

dan
= –2x =
Terlihat bahwa solusi sistem PCR terpenuhi diseluruh bidang kompleks. Jadi, f adalah
fungsi analitik
NOMOR 4
4. Suatu fungsi u(x,y) = x2 – y2 adalah bagian real dari fungsi kompleks f. Tentukan bagian
imajinernya agar fungsi tersebut analitik.
Jawab :
= 2x =
berarti,
v = ∫ dy

= ∫ 2x dy
= 2xy + C(x)
Selain itu, juga harus memenuhi persamaan
–= 2y =
dan didapat 2y + C’(x) = 2y
berarti C’(x) = 0 dan C(x) = C
Jadi, bagian imajiner dalam fungsi kompleks tersebut adalah v = 2xy + C dengan C
sebagai suatu konstanta sembarang.
NOMOR 5
5. Tunjukan bahwa fungsi P = x2 + y2 harmonik dalam bidang w di bawah transformasi z = w3
Jawab :
pertama kita selesaikan dulu z = w3 dengan w = u + iv maka untuk (u + iv)3
z = w3
= (u + iv)3
= u3 + 3 u(iv)2 + 3u2(iv) + (iv)3
= u3 – 3uv2 + i3u2v – iv3
= u3 – 3uv2 + i(3u2v – v3)
sehingga diperoleh x = u3 – 3uv2
y = 3u2v – v3
subtitusikan x dan y ke dalam persamaan P
P = x2 + y 2
= (u3 – 3uv2)2 (3u2v – v3)2
= (u6 – 6u4v2 + 9u2v4) – (9u4v2 – 6u2v4 + v6)
= u6 – u4v2 + 9u2v4 – 9u4v2 + 6u2v4 – v6
= u6 – 15u4v2 + 15u2v4 – v6
fungsi x dan y tersebut harmonik jika memenuhi persamaan laplace
+=0

= 6u5 – 60u3v2 +30uv4 = –30u4v – 60u2v3 +6v5


Dan
= 30u4 – 180u2v2 – 30v4 = –30u4 + 180u2v2 – 30v4

terbukti bahwa turunan kedua P terhadap u dan v ada dan kontinu


+=0

(30u4 – 180u2v2 – 30v4) + (–30u4 + 180u2v2 – 30v4) = 0


terbukti bahwa fungsi P harmonik di bidang w di bawah transformasi z = w3
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai