Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Irisan kerucut dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik
pada sebuah bidang, sedemikian sehingga jarak titik-titik tersebut ke sebuah
titik tetap F (yang disebut fokus) memiliki rasio yang konstan terhadap jarak
titik-titik tersebut ke sebuah garis tetap L (disebut direktris) yang tidak
mengandung F. Irisan kerucut adalah lokus dari semua titik yang membentuk
kurva dua dimensi yang terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah
bidang. Empat jenis yang dapat terjadi adalah: lingkaran, ellips, hiperbola, dan
parabola
Dalam memahami geometri irisan kerucut, sebuah kerucut dianggap
memiliki dua kulit yang membentang sampai tak berhingga di kedua arah.
Sebuah generator adalah sebuah garis yang dapat dibuat pada kulit kerucut dan
semua generator saling berpotongan di satu titik yang disebut verteks kerucut.
Untuk memahami materi ini lebih lanjut, maka penulis akan membahas
mengenai hiperbola.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Hiperbola?
2. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Hiperbola?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi hiperbola.
2. Untuk mengetahui persamaan hiperbola.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hiperbola
Definisi 3
Hiperbola adalah himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua
titik tertentu tetap besarnya.
Jika jarak kedua titik tertentu tersebut adalah d, maka selisih jarak tersebut
lebih kecil dari d. Berdasarkan definisi di atas, kita dapat melukis hiperbola
titik demi titik.
Untuk setiap titik T berlaku |TF2 – TF1| = d

Gambar 7
Keterangan:

1. Tetapkan titik F1 dan F2 dan panjang d.


2. Tentukan titik-titik A dan B pada ruas garis F1 F2 sehingga
1
|F2 A| = |BF1 | = (|F1 F2 | − d)
2
3. Titik-titik Ti diperoleh sebagai berikut :
a) Buat lingkaran dengan pusat Fi dan jari − jari ri > |F2 A|

2
b) Dari F2 busurkan lingkaran dengan jari-jari ri − d
c) Perpotongan a dan b adalah titik-titik Ti
d) Lakukan hal yang sama dengan mengganti peran F1 dengan F2

F1 dan F2 disebut titik-titik api.


A dan B disebut titik-titik puncak.

Berdasarkan definisi 3 juga, kita mencari persamaan hiperbola.

Misalkan titik-titik apiF1 , F2 pada sumbu x dan sumbu dari F1 F2 adalah


sumbu y. Jika |F1 F2 | = 2c maka F1 (c, 0) dan F2 (−c, 0).

Misalkan selisih jarak yang tetap itu adalah 2a, dengan a < c. Ambil T(x, y)
sebarang titik dari himpunan yang dicari, maka dipenuhi |TF2 | − |TF1 | = 2a

Berarti : √(x + c)2 + y2 − √(x − c)2 + y2 = 2a

√(x + c)2 + y2 = 2a + √(x − c)2 + y2

Setelah kedua ruas dikuadratkan dan dijabarkan kita memperoleh

cx − a2 = a√(x − c)2 + y2 . Kemudian kedua ruas dikuadratkan lagi dan


dijabarkan sehingga kita memperoleh

(c2 − a2 )x2 − a2 y2 = a2 (c2 − a2 ) ….(**)

Karena a < 𝑐 𝑚𝑎𝑘𝑎 c2 − a2 > 0 sehingga kita dapat menuliskan c2 − a2 = b2


dan persamaan (**) menjadi b2 x2 − a2 y2 = a2 b2

Karena T sebarang titik pada himpunan, maka setiap titik dari himpunan itu
berlaku

x2 y2
b2 x2 − a2 y2 = a2 b2 atau − =1
a2 b2

3
Persamaan di atas disebut sebagai persamaan pusat hiperbola.

Titik O disebut titik pusat hiperbola.

Titik-titik F1 dan F2 disebut titik-titik api

Sumbu x dan sumbu y disebut sebagai sumbu-sumbu simetri.

Karena titik potong hiperbola dengan sumbu x adalah nyata, maka sumbu
x disebut sumbu nyata.Karena titik potong hiperbola dengan sumbu y adalah
khayal, maka sumbu y disebut sumbu khayal.

𝑐
Bilangan 𝑒 = > 1 disebut eksentrisitas numerik.
𝑎

Persamaan hiperbola yang pusatnya P(α, β) dan sumbu-sumbunya sejajar


dengan sumbu-sumbu koordinat diperoleh dengan cara sebagai berikut.

Diadakan translasi susunan sumbu sedemikian sehingga O’ berimpit


dengan P.

Gambar 8

Rumus translasinya adalah:

𝑥 = 𝑥′ + 𝛼 atau 𝑥 = 𝑥′ − 𝛼

𝑦 = 𝑦′ + β 𝑦 = 𝑦′ − β

4
Karena O’ merupakan pusat hiperbola maka persamaan hiperbola terhadap
x′2 y′2
sumbu x’ O’ y’ adalah − =1
a2 b2

Jadi persamaan hiperbola terhadap susunan sumbu xOy adalah


(x − α)2 (y − β)2
− =1
a2 b2

x2 y2
Sekarang kita akan mencari titik-titik potong hiperbola − = 1 dengan
a2 b2

garis y = mx. Absis-absis titik potong kita peroleh dari persamaan

2
x2 𝑚 2 x
− 2 = 1 atau (𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 )𝑥 2 = 𝑎2 𝑏 2
a2 b

𝑎𝑏 𝑚𝑎𝑏
Berarti 𝑥 = ± sehingga 𝑦 = ±
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

𝑎𝑏 𝑚𝑎𝑏
Jadi koordinat-koordinat titik potongnya adalah ( , ) dan
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

−𝑎𝑏 −𝑚𝑎𝑏
( , )
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

Jika 𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 > 0 maka ada dua titik potong yang berlainan

Jika 𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 <0 maka tidak ada titik potong atau titik potongnya khayal

Jika𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 = 0 maka titik potongnya di jauh tak berhingga.

𝑎
Hal yang terakhir menyatakan bahwa jika 𝑚 = ± 𝑏 maka garis y=mx
𝑏
menyinggung hiperbola di jauh tak berhingga. Garis-garis y= ± 𝑎 𝑥 disebut

asimtot-asimtot hiperbola.

5
𝑥 𝑦 𝑥
Persamaan asimtot-asimtot dapat dinyatakan juga sebagai − 𝑏 = 0 atau +
𝑎 𝑎
𝑦
= 0, sehingga persamaan susunan asimtotnya adalah
𝑏

x2 y2
− =0
a2 b2

Berikut ini kita turunkan definisi hiperbola yang lain. Misalnya P(𝑥1 , 𝑦1 )
x2 y2
sebarang titik pada hiperbola − =1
a 2 b2

Maka jarak P terhadap titik api F1(c,0) adalah d1=√(𝑥1 − 𝑐)2 + 𝑦1 2

Dan jarak P terhadap titik api F2(-c,0) adalah d2=√(𝑥1 + 𝑐)2 + 𝑦1 2

Berarti 𝑑2 2 − 𝑑1 2 = 4𝑐𝑥1 sedangkan d2- d1=2a ……………………..(1)

2𝑐𝑥1
Jadi 𝑑2 + 𝑑1 = …………………………………………………..(2)
𝑎

𝑐 𝑎2 𝑐 𝑎2
Dari (1) dan (2) kita peroleh 𝑑1 = 𝑎 (𝑥1 − ) , 𝑑2 = 𝑎 (𝑥1 + )
𝑐 𝑐

Gambar 9

𝑎2
Pandang garis-garis 𝑥 = ± 𝑐

6
𝑐 𝑎2 𝑐 𝑎2
Maka 𝑑1 = 𝑎 (𝑥1 − )=𝑎 .jarak P ke garis 𝑥 =
𝑐 𝑐
𝑐 𝑎2 𝑐 𝑎2
Maka 𝑑2 = 𝑎 (𝑥1 + )=𝑎 .jarak P ke garis 𝑥 = −
𝑐 𝑐
𝑎2
Garis-garis 𝑥 = ± disebut garis-garis arah atau direktriks dari hiperbola.
𝑐

Berdasarkan hal di atas kita dapat mendefinisikan hiperbola sebagai berikut:

Definisi 4
Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang perbandingan jaraknya
terhadap suatu titik dan suatu garis tertentu tetap besarnya dan perbandingan
ini lebih besar dari 1. Titik itu disebut titik api dan garis tertentu itu disebut
garis arah (direktriks).

Contoh 6

Carilah persamaan hiperbola jika titik-titik apinya terletak pada sumbu x,


4
simetris terhadap O dan persamaan asimtotnya 𝑦 = ± 3 𝑥 sedangkan jarak

antara kedua titik-titik apinya 20.


Penyelesaian:
x2 y2
Misalkan persamaan hiperbola itu a2 − b2 = 1
4 𝑏 4
Karena persamaan asimtotnya 𝑦 = ± 3 𝑥 maka 𝑎
= 3 dan karena jarak kedua

titik-titik apinya 20 maka 2c=20 atau c=10


Pada hiperbola berlaku 𝑏 2 = 𝑐 2 − 𝑎2 dan b > 0
9 3
Jadi, 𝑏 2 = 100 − 16 𝑏 2 , atau b=8, berarti a=4 . 8 =6
x2 y2
Jadi persamaan hiperbola yang dimaksud adalah 36 − 64 = 1

Contoh 7
Carilah persamaan hiperbola, jika titik-titik apinya terletak pada sumbu x,
3
simetris terhadap O persamaan asimtotnya y =± 4 x sedangkan jarak antara
4
kedua titik-titik apinya 12 5

Penyelesaian:

7
x2 y2
Misalkan persamaan hiperbola itu adalah a2 − b2 = 1
3 𝑏 3 3
Karena persamaan asimtotnya y =± 4 x maka 𝑎 = 4 atau b = 4 a
a2 4 5
Jarak kedua garis arahnya adalah 2 = 12 5 atau c = a2
𝑐 32
3 5
Berarti (4 a)2 = (32 a2 )2 – a2
5 25
Atau (322)a4 – 16a2= 0
25 32 2
a2 = 0 atau a2 = 16 .( ) = 4. 16 = 64
5
9
Jadi, b2 = 16 . 64 = 36

Selanjutnya, kita mencari persamaan garis singgung pada hiperbola dengan


jalan yang sama seperti mencari persamaan garis singgung pada ellips
x2 y2
Persamaan garis singgung pada hiperbola − b2 = 1dengan koefisien arah m
a2

adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2
(x−α)2 (y−β)2
Jika persamaan hiperbola − = 1, maka garis singgung dengan
a2 b2

koefisien arah m, persamaannya 𝑦 − 𝛽 = 𝑚(𝑥 − 𝛼) ± √𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2


x2 y2
Persamaannya garis singgung pada hiperbola − b2 = 1 di titik singgung
a2
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
(𝑥1 , 𝑦1 ) adalah − =1
𝑎2 𝑏2
(x−α)2 (y−β)2
Jika persamaan hiperbolanya − = 1, maka persamaan garis
a2 b2

singgung di titik (𝑥1 , 𝑦1 ) adalah


(x1 − α)(x − α) (y1 − β)(y − β)
− =1
a2 b2

Berikut ini akan diberikan sifat utama garis singgung

Sifat utama garis singgung

Garis singgung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut-
sudut antara garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik-titik
api.

8
d
d

F F

Gambar 10

Misalkan T (x1, y1) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan d1 = TF1, d2 =
TF2 dengan F1 (c, 0), F2(-c,0)
𝑐 𝑎2 𝑎2
𝑇𝐹1 𝑑1 (𝑥 − ) 𝑥1 −
𝑎 1 𝑐 𝑐
Maka = = 𝑐 𝑎2
= 𝑎2
𝑇𝐹2 𝑑2 (𝑥1 + ) 𝑥1 +
𝑎 𝑐 𝑐
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Persamaan garis singgung T adalah − =1
𝑎2 𝑏2

Misalkan titik potong garis singgung ini dengan sumbu x adalah P, maka
𝑎2
koordinat yp = 0 dan 𝑥𝑝 = 𝑥1

𝑎2 𝑎2
𝑃𝐹1 𝑐− 𝑐𝑥1 −𝑎2 𝑥1 −
𝑥1 𝑐
Berarti = 𝑎2
= = 𝑎2
𝑃𝐹2 𝑐+ 𝑐𝑥1 +𝑎2 𝑥1 +
𝑥1 𝑐

𝑃𝐹1 𝑇𝐹1
Jadi =
𝑃𝐹2 𝑇𝐹2

Berarti TP merupakan garis bagi sudut T dalam segitiga TF1F2 atau Sudut T1 =
sudut T2 (Terbukti)

Seperti pada elips, kita mempunyai dua garis singgung melalui satu titik T
diluar ellips, demikian juga pada hiperbola.
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Tanpa memperhatikan letak titik T(x1,y1), persamaan − =1
𝑎2 𝑏2
𝑥2 𝑦2
disebut persamaan garis kutub dari T terhadap hiperbola − 𝑏2 = 1
𝑎2

9
Jika T di luar hiperbola maka garis kutub menjadi tali busur singgug.
Jika T pada hiperbola maka garis kutub menjadi garis singgung.
Jika T dalam hiperbola maka garis kutub berupa garis yang tidak memotong
hiperbola.

Contoh 8
𝑥2 𝑦2
Tentukan persamaan garis singgung pada hiperbola − 64 = 1 yang sejajar
16

garis 10x-3y+9=0.
Penyelesaian:
10
Gradien garis 10x-3y+9=0adalah m= 3 . Berarti gradien garis singgungnya
10
adalah . Jadi persamaan garis singgungnya adalah
3

10 100
𝑦= 𝑥 ± √16 . − 64
3 9

10 32
𝑦= 𝑥±
3 3

3𝑦 = 10𝑥 ± 32

Contoh 9

𝑥2 𝑦2
Dari titik c(1,-10) dibuat garis singgung pada hiperbola − 32 = 1
8

Tentukan persamaan garis yang menghubungkan kedua titik singgungnya.

Penyelesaian:

Garis yang menghubungkan kedua titik singgung itu adalah garis kutub.

Persamaan garis kutub dari titik c(1,-10) terhadap hiperbola

10
𝑥2 𝑦2 1.𝑥 (−10).𝑦
− 32 = 1 adalah − =1
8 8 32

32 𝑥
atau 𝑦 = 10 (1 − 8)

10𝑦 = 32 − 4𝑥

Berikut ini akan dicari syarat agar garis y = mx memotong garis


𝑥2 𝑦2
lengkung − 𝑏2 = −1 . Absis-absis titik potong dicari sebagai berikut:
𝑎2

𝑥2 𝑚2 𝑥 2
− = −1 atau (b2 - a2m2) . x2 = -a2b2
𝑎2 𝑏2

𝑎𝑏
Berarti 𝑥 = ± √𝑎2
𝑚2 −𝑏2

𝑥2 𝑦2
Jadi garis y = mx dan garis lengkung 𝑎2 − 𝑏2 = −1akan:

𝑏
(i) Berpotongan di dua titik jika 𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2 > 0 atau 𝑚 > 𝑎 atau
𝑏
𝑚 < −𝑎
𝑏 𝑏
(ii) Tidak berpotongan jika 𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2 < 0 atau −𝑎 < 𝑚 < 𝑎
𝑏
(iii) Menyinggung di jauh tak hingga jika 𝑚 = ± 𝑎

𝑥2 𝑦2
Persamaan − 𝑏2 = −1 adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak
𝑎2

memotong sumbu x tetapi memotong sumbu y di titik-titik (0,b) dan (0,-b).

Berarti sumbu x merupakan sumbu khayalnya. Sedangkan persamaan asimtot-


𝑏 𝑏
asimtotnya adalah 𝑦 = 𝑎 𝑥 dan 𝑦 = − 𝑎 𝑥

Titik-titk apinya adalah F1 (0,c) dan F2 (0,-c) dan garis-garis arahnya adalah
𝑏2 𝑏2
𝑦= dan 𝑦=−
𝑐 𝑐

11
𝑐
Eksentrisitas numeriknya adalah 𝑒 = 𝑏

𝑥2 𝑦2 𝑥2 𝑦2
Hiperbola-hiperbola − 𝑏2 = 1 dan − 𝑏2 = −1 pada suatu susunan
𝑎2 𝑎2

sumbu disebut hiperbola sekawan.

Jika pada suatu hiperbola a = b, maka hiperbola ini disebut hiperbola sama
sisi dan mempunyai persamaan 𝑥 2 − 𝑦 2 = 𝑎2 .

Karena asimtot-asimtotnya saling tegak lurus, maka disebut juga


hiperbola ortogonal.

Contoh 10

Tentukan persamaan hiperbola yang titik-titik apinya terletak pada sumbu y


dan simetris terhadap titik O yang memenuhi syarat jarak kedua garis arahnya
1
7 7 dan sumbu 2b = 10.

Penyelesaian:

𝑏2 50 7
Jarak kedua garis arahnya adalah 2 = atau 𝑐 = 25 𝑏 2
𝑐 7

Karena 2b = 10 maka b = 5 dan c = 7

Berarti a2 = c2 – b2 = 49 – 25 = 24

𝑥2 𝑦2
Jadi persamaan hiperbolanya adalah − 25 = −1
24

Selanjutnya, kita akan mencari tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi


syarat-syarat tertentu.

𝑥2 𝑦2
(a) Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola − 𝑏2 = 1 dan garis
𝑎2

y = mx
Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur
hiperbola yang sejajar dengan garis y = mx sebagai berikut:

12
Mula-mula kita mencari titik-titik potong garis-garis y = mx + n , n
parameter, dengan hiperbola kemudian kita mencari titik tengahnya.
𝑥2 (𝑚𝑥+𝑛)2
− = 1atau (b2 - a2 m2) x2 – 2a2 mnx – a2 n2 – a2 b2 = 0
𝑎2 𝑏2

Absis dari titik-titik potongnya adalah akar-akar dari persamaan kuadrat di


atas.
Misalkan titik tengah talibusurnya adalah T, maka
𝑥1 − 𝑥2 2𝑎2 𝑚𝑛 𝑎2
𝑥𝑇 = = =
2 2(𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 ) 𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2
𝑎2 𝑛𝑏 2
dan𝑦𝑇 = 𝑚𝑥𝑇 + 𝑛 = 𝑚 (𝑏2 −𝑎2 𝑚2 ) + 𝑛 = 𝑏2 −𝑎2 𝑚2
𝑦 𝑏2
Berarti 𝑥𝑇 = 𝑎2 𝑚
𝑇

Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh tempat kedudukan


yang kita cari, yaitu
𝑏2
𝑦= 𝑥
𝑎2 𝑚
Persamaan ini merupakan persamaan suatu garis tengah hiperbola.
𝑏2
Garis-garis tengah y = mx dan 𝑦 = 𝑎2 𝑚 𝑥 disebut garis-garis tengah
𝑏2
sekawan dan m1= m dan m2 = 𝑎2 𝑚 disebut arah-arah sekawan.

(b) Dengan cara yang serupa seperti pada ellips, kita memperoleh persamaan
tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada hiperbola
𝑥2 𝑦2
− 𝑏2 = 1 yang tegak lurus sesamanya, yaitu x2 + y2 = a2 – b2.
𝑎2

Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-
jari √𝑎2 −𝑏 2 . Lingkaran ini disebut lingkaran orthoptis dari Monge.

(c) Dengan cara yang serupa juga seperti pada ellips, kita memperoleh
persamaan tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada
𝑥2 𝑦2
hiperbola − 𝑏2 = 1 dengan garis-garis yang tegak lurus padanya dan
𝑎2

melalui titik-tiik api yaitu x2 + y2 = a2.

13
Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-
jari a.Lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki.

Lingkaran orthoptis dari suatu hiperbola orthogonal berupa lingkaran titik


dan garis-garis singgung pada hiperbola itu yang saling tegak lurus adalah
asimtot-asimtotnya.

Misalkan P1 (x1, y1) dan Q1 (-x1, -y1) ujung-ujung garis tengah hiperbola
𝑥2 𝑦2
− 𝑏2 = 1. Akan kita cari ujung-ujung garis tengah sekawannya.
𝑎2

𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgug di P1 (x1, y1) pada hiperbola − 𝑏2 = 1 adalah
𝑎2
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
− =1.
𝑎2 𝑏2

𝑏2 𝑥
Berarti gradien garis singgung di P adalah 𝑚1 = 𝑎2 𝑦1
1

𝑦 𝑏2
Sedangkan gradien P1Q1adalah 𝑚2 = 𝑥1 . jadi𝑚1 𝑚2 = 𝑎2
1

Hal ini menunjukkan bahwa garis singgung di P1 sejajar dengan garis tengah
yang sekawan dengan garis tengah P1Q1.

𝑏2 𝑥
Persamaan garis tengah yang sekawan dengan P1Q1adalah 𝑦 = 𝑎2 𝑦1 𝑥.
1

Absis titik-titik potong garis ini dengan hiperbola dicari sebagai berikut:

𝑏 2 𝑥12 2
𝑏 2 𝑥 2 − 𝑎2 ( ) 𝑥 = 𝑎2 𝑏 2
𝑎4 𝑦12

atau (𝑎2 𝑦12 − 𝑏 2 𝑥12 )𝑥 2 = 𝑎2 𝑦12 . Karena P1(x1,y1) pada hiperbola maka

𝑎2 𝑦 2 −𝑦12 𝑎
𝑥 2 = −𝑎2 𝑏12 = atau𝑥 = ± 𝑏 𝑦1 𝑖
𝑏2

𝑎 𝑏 −𝑎 −𝑏
Berarti titik-titik potong khayalnya yaitu (𝑏 𝑦1 𝑖, 𝑎 𝑥1 𝑖) dan ( 𝑏 𝑦1 𝑖, 𝑥1 𝑖)
𝑎

14
𝑎 𝑏 −𝑎 −𝑏
Akan tetapi dapat diperiksa bahwa P2(𝑏 𝑦1 , 𝑎 𝑥1 ) dan Q2( 𝑏 𝑦1 , 𝑥1 ) terletak
𝑎
𝑥2 𝑦2
pada hiperbola sekawannya𝑎2 − 𝑏2 = −1.

Jika suatu garis tengah tidak memotong hiperbola, maka yang dimaksud
ujung-ujungnya adalah titik-titik potongnya dengan hiperbola sekawannya.

Misalkan OP1 = a1 dan OP2 = a2 Maka diperoleh

2 2 𝑎2 𝑎2
1 = 𝑎12 = 𝑥12 + 𝑦12 dan 2 = 𝑏12 = 𝑏2 𝑥12 + 𝑏2 𝑦12

𝑏 2 𝑥12 −𝑎2 𝑦12 𝑎2 𝑦12 −𝑏2 𝑥12


Berarti 𝑎12 − 𝑏12 = +
𝑏2 𝑎2

= 𝑎2 −𝑏 2

Jadi 4𝑎12 − 4𝑏12 = 4𝑎2 − 4𝑏 2

Kita telah membuktikan dalil berikut ini

Dalil I dari Apollonius:

Selisih kuadrat garis-garis tengah sekawan suatu hiperbola sama dengan selisih
kuadrat sumbu-sumbunya. Untuk dalil II dari Apollonius dapat Anda buktikan
sendiri.

Dalil II dari Apollonius:

Luas setiap jajaran genjang pada garis-garis tengah sekawan sama dengan luas
persegi panjang pada sumbu-sumbunya.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya
terhadap dua titi tertentu tetap besarnya.
𝑥2 𝑦2
2. Persamaan pusat dari hiperbola: 𝑎2 - 𝑏2 = 1
𝑏
3. Persamaan asimtot-asimtot hiperbola: y = ± 𝑥
𝑎
𝑎2
4. Persamaan garis-garis arah hiperbola: y = ± 𝑐
(𝑥−𝛼)2 (𝑦−𝛽)2
5. Persamaan garis singgung pada hiperbola: - =1
𝑎2 𝑏2

B. Saran
-

16
DAFTAR PUSTAKA

Rawuh. 2008. Geometri Transformasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

17

Anda mungkin juga menyukai