Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Irisan kerucut dapat didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik
pada sebuah bidang, sedemikian sehingga jarak titik-titik tersebut ke sebuah
titik tetap F (yang disebut fokus) memiliki rasio yang konstan terhadap jarak
titik-titik tersebut ke sebuah garis tetap L (disebut direktris) yang tidak
mengandung F. Irisan kerucut adalah lokus dari semua titik yang membentuk
kurva dua dimensi yang terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah
bidang. Empat jenis yang dapat terjadi adalah: lingkaran, ellips, hiperbola, dan
parabola
Dalam memahami geometri irisan kerucut, sebuah kerucut dianggap
memiliki dua kulit yang membentang sampai tak berhingga di kedua arah.
Sebuah generator adalah sebuah garis yang dapat dibuat pada kulit kerucut dan
semua generator saling berpotongan di satu titik yang disebut verteks kerucut.
Untuk memahami materi ini lebih lanjut, maka penulis akan membahas
mengenai ellips, hiperbola, dan parabola.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Ellips?
2. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Ellips?
3. Apakah definisi dari Hiperbola?
4. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Hiperbola?
5. Apakah definisi dari dengan Parabola?
6. Bagaimana persamaan yang terdapat dalam Parabola?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Ellips.
2. Untuk mengetahui persamaan ellips.
3. Untuk mengetahui definisi hiperbola.
4. Untuk mengetahui persamaan hiperbola.
5. Untuk mengetahui definisi parabola.
6. Untuk mengetahui persamaan parabola.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ellips

Definisi 1

Ellips adalah himpunan semua titik yang jumlah jaraknya terhadap dua titik
tertentu tetap besarnya.

Titik-titik F1 dan F2 disebut titik-titik api


T C T T
T atau fokus.
T 6
4
5 3 T
2
1
B AB disebut sumbu panjang:AB= 2a
F F A
T 2 1 T
T T T CD disebut sumbu pendek 2b
2 T 1
4 D 3
6 5
Berdasarkan definisi 1 juga, kita
Gambar 1
mencari persamaan ellips. Misalkan titik-
titik api F1, F2 pada sumbu x dan sumbu dari F1, F2 adalah sumbu y. Jika
F1F2= 2c maka F1 (c,0) dan F2 (-c,0). Misalkan jumlah jarak yang tetap itu
adalah 2a dengan a > c.

Ambil T(x,y) sebarang titik yang memenuhi definisi, yaitu:

|TF1| + |TF2| = 2a

Karena T (x, y) sebarang titik yang diambil, maka setiap titiknya memenuhi
𝑥2 𝑦2
+ =1
𝑎2 𝑏2

Persamaan ini disebut persamaan pusat dari ellips atau persamaan kanonik dari
ellips.

𝑐 disebut eksentrisitas linear

𝑐
disebut eksentrisitas numerik, ditulis e
𝑎

3
𝑐
karena a > c maka 0 < e = 𝑎 < 1

Persamaan ellips yang pusatnya 𝑃(𝛼, 𝛽) dan sumbu-sumbunya sejajar


dengan sumbu-sumbu koordinat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

1. Diadakan translasi susunan sumbu sedemikian sehingga O' berimpit


dengan P.
𝑥 = 𝑥′ + 𝛼 𝑥′ = 𝑥 − 𝛼
2. Rumus translasinya adalah { atau {

𝑦 =𝑦 +𝛽 𝑦′ = 𝑦 − 𝛽

Karena O' merulakan pusat ellips maka persamaan ellips terhadap


susunan sumbu x', O', y' adalah

2 2
𝑥′ 𝑦′
+ =1
𝑎2 𝑏 2

3. Jadi persamaan ellips terhadap susunan sumbu xOy adalah

(𝑥 − 𝛼)2 (𝑦 − 𝛽)2
+ =1
𝑎2 𝑏2

Misalkan persamaan garis yang gradiennya m adalah 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑝 dan persamaan


ellips

𝑥2 𝑦2
+ =1
𝑎2 𝑏 2

Absis titik-titik potong garis dan ellips diperoleh dari

𝑥 2 (𝑚𝑥 + 𝑝)2
+ =1
𝑎2 𝑏2

Dengan menggunakan translasi susunan sumbu, kita memperoleh


persamaan garis singgung pada ellips yang berpusat P (α,β) dengan gradien m
adalah 𝑦 − 𝛽 = 𝑚(𝑥 − 𝛼) ± √𝑎2 𝑚2 + 𝑏 2
Selanjutnya, kita akan mencari persamaan garis singgung pada ellips dengan
titik singgung T (x1,y1).

4
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
= 2 =1
𝑎2 𝑏

Persamaan ini disebut dengan Persamaan Talibusur Singgung dari titik


T (x1, y1) .selanjutnya disebut persamaan garis kutub dari T terhadap ellips
𝑥2 𝑦2
= 𝑏2 = 1
𝑎2

Jika T di luar ellips, maka garis kutub menjadi tali busur singgung.

Jika T pada ellips, maka garis kutub menjadi garis singgung.

Jika T di dalam ellips, maka gais kutub tidak memotong ellips.

5
B. Hiperbola
Definisi 3
Hiperbola adalah himpunan titik-titik yang selisih jaraknya terhadap dua
titik tertentu tetap besarnya.
Jika jarak kedua titik tertentu tersebut adalah d, maka selisih jarak tersebut
lebih kecil dari d. Berdasarkan definisi di atas, kita dapat melukis hiperbola
titik demi titik.

2 2 2 2
x2 y2
2 2
b x − a y = a b atau 2 − 2 = 1
a b

Persamaan di atas disebut sebagai persamaan pusat hiperbola.

Titik O disebut titik pusat hiperbola.

Titik-titik F1 dan F2 disebut titik-titik api

Sumbu x dan sumbu y disebut sebagai sumbu-sumbu simetri.

Karena titik potong hiperbola dengan sumbu x adalah nyata, maka sumbu
x disebut sumbu nyata.Karena titik potong hiperbola dengan sumbu y adalah
khayal, maka sumbu y disebut sumbu khayal.

𝑐
Bilangan 𝑒 = > 1 disebut eksentrisitas numerik.
𝑎

Karena O’ merupakan pusat hiperbola maka persamaan hiperbola terhadap


x′2 y′2
sumbu x’ O’ y’ adalah − =1
a2 b2

Persamaan hiperbola yang pusatnya P(α, β) dan sumbu-sumbunya sejajar


dengan sumbu-sumbu koordinat adalah
(x − α)2 (y − β)2
− =1
a2 b2

x2 y2
Sekarang kita akan mencari titik-titik potong hiperbola − = 1 dengan
a2 b2

garis y = mx. Absis-absis titik potong kita peroleh dari persamaan

6
2
x2 𝑚 2 x
− 2 = 1 atau (𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 )𝑥 2 = 𝑎2 𝑏 2
a2 b

𝑎𝑏 𝑚𝑎𝑏
Berarti 𝑥 = ± sehingga 𝑦 = ±
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

𝑎𝑏 𝑚𝑎𝑏
Jadi koordinat-koordinat titik potongnya adalah ( , ) dan
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

−𝑎𝑏 −𝑚𝑎𝑏
( , )
√𝑏2 −𝑎2 𝑚2 √𝑏2 −𝑎2 𝑚2

Jika 𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 > 0 maka ada dua titik potong yang berlainan

Jika 𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 <0 maka tidak ada titik potong atau titik potongnya khayal

Jika𝑏 2 − 𝑎2 𝑚2 = 0 maka titik potongnya di jauh tak berhingga.

(x−α)2 (y−β)2
Jika persamaan hiperbolanya − = 1, maka persamaan garis
a2 b2

singgung di titik (𝑥1 , 𝑦1 ) adalah


(x1 − α)(x − α) (y1 − β)(y − β)
− =1
a2 b2

Sifat utama garis singgung

Garis singgung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut-
sudut antara garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik-titik
api.
Misalkan T (x1, y1) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan d1 = TF1, d2 =
TF2 dengan F1 (c, 0), F2(-c,0)
𝑐 𝑎2 𝑎2
𝑇𝐹1 𝑑1 (𝑥 − ) 𝑥1 −
𝑎 1 𝑐 𝑐
Maka = = 𝑐 𝑎2
= 𝑎2
𝑇𝐹2 𝑑2 (𝑥1 + ) 𝑥1 +
𝑎 𝑐 𝑐
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Persamaan garis singgung T adalah − =1
𝑎2 𝑏2

7
Misalkan titik potong garis singgung ini dengan sumbu x adalah P, maka
𝑎2
koordinat yp = 0 dan 𝑥𝑝 = 𝑥1

𝑎2 𝑎2
𝑃𝐹1 𝑐− 𝑐𝑥1 −𝑎2 𝑥1 −
𝑥1 𝑐
Berarti = 𝑎2
= = 𝑎2
𝑃𝐹2 𝑐+ 𝑐𝑥1 +𝑎2 𝑥1 +
𝑥1 𝑐

𝑃𝐹1 𝑇𝐹1
Jadi =
𝑃𝐹2 𝑇𝐹2

Berarti TP merupakan garis bagi sudut T dalam segitiga TF1F2 atau Sudut T1 =
sudut T2 (Terbukti)

Seperti pada elips, kita mempunyai dua garis singgung melalui satu titik T
diluar ellips, demikian juga pada hiperbola.
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Tanpa memperhatikan letak titik T(x1,y1), persamaan − =1
𝑎2 𝑏2
𝑥2 𝑦2
disebut persamaan garis kutub dari T terhadap hiperbola − 𝑏2 = 1
𝑎2

Jika T di luar hiperbola maka garis kutub menjadi tali busur singgug.
Jika T pada hiperbola maka garis kutub menjadi garis singgung.
Jika T dalam hiperbola maka garis kutub berupa garis yang tidak memotong
hiperbola.

Berikut ini akan dicari syarat agar garis y = mx memotong garis


𝑥2 𝑦2
lengkung − 𝑏2 = −1 . Absis-absis titik potong dicari sebagai berikut:
𝑎2

𝑥2 𝑚2 𝑥 2
− = −1 atau (b2 - a2m2) . x2 = -a2b2
𝑎2 𝑏2

𝑎𝑏
Berarti 𝑥 = ± √𝑎2
𝑚2 −𝑏2

𝑥2 𝑦2
Jadi garis y = mx dan garis lengkung 𝑎2 − 𝑏2 = −1akan:

𝑏
(i) Berpotongan di dua titik jika 𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2 > 0 atau 𝑚 > 𝑎 atau
𝑏
𝑚 < −𝑎

8
𝑏 𝑏
(ii) Tidak berpotongan jika 𝑎2 𝑚2 − 𝑏 2 < 0 atau −𝑎 < 𝑚 < 𝑎
𝑏
(iii) Menyinggung di jauh tak hingga jika 𝑚 = ± 𝑎

𝑥2 𝑦2
Persamaan − 𝑏2 = −1 adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak
𝑎2

memotong sumbu x tetapi memotong sumbu y di titik-titik (0,b) dan (0,-b).

Berarti sumbu x merupakan sumbu khayalnya. Sedangkan persamaan asimtot-


𝑏 𝑏
asimtotnya adalah 𝑦 = 𝑎 𝑥 dan 𝑦 = − 𝑎 𝑥

Titik-titk apinya adalah F1 (0,c) dan F2 (0,-c) dan garis-garis arahnya adalah
𝑏2 𝑏2
𝑦= dan 𝑦=−
𝑐 𝑐

Karena asimtot-asimtotnya saling tegak lurus, maka disebut juga


hiperbola ortogonal.

Selanjutnya, kita akan mencari tempat kedudukan titik-titik yang memenuhi


syarat-syarat tertentu.

𝑥2 𝑦2
(a) Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola − 𝑏2 = 1 dan garis
𝑎2

y = mx
Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur
hiperbola yang sejajar dengan garis y = mx .
Dengan menjalankan koordinat titik T kita memperoleh tempat kedudukan
yang kita cari, yaitu
𝑏2
𝑦= 2 𝑥
𝑎 𝑚
Persamaan ini merupakan persamaan suatu garis tengah hiperbola.
𝑏2
Garis-garis tengah y = mx dan 𝑦 = 𝑎2 𝑚 𝑥 disebut garis-garis tengah
𝑏2
sekawan dan m1= m dan m2 = 𝑎2 𝑚 disebut arah-arah sekawan.

9
(b) Dengan cara yang serupa seperti pada ellips, kita memperoleh persamaan
tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada hiperbola
𝑥2 𝑦2
− 𝑏2 = 1 yang tegak lurus sesamanya, yaitu x2 + y2 = a2 – b2.
𝑎2

Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-
jari √𝑎2 −𝑏 2 . Lingkaran ini disebut lingkaran orthoptis dari Monge.

(c) Dengan cara yang serupa juga seperti pada ellips, kita memperoleh
persamaan tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung pada
𝑥2 𝑦2
hiperbola − 𝑏2 = 1 dengan garis-garis yang tegak lurus padanya dan
𝑎2

melalui titik-tiik api yaitu x2 + y2 = a2.


Persamaan ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O (0,0) dan jari-
jari a.Lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki.

Misalkan P1 (x1, y1) dan Q1 (-x1, -y1) ujung-ujung garis tengah


𝑥2 𝑦2
hiperbola 𝑎2 − 𝑏2 = 1. Akan kita cari ujung-ujung garis tengah sekawannya.

𝑥2 𝑦2
Persamaan garis singgug di P1 (x1, y1) pada hiperbola − 𝑏2 = 1 adalah
𝑎2
𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
− =1.
𝑎2 𝑏2

10
C. Parabola
Definisi 5
Parabola adalah himpunan titik-titk yang berjarak sama dari suatu titik dan
suatu garis tertentu.
Misalkan titik itu adalah titik F dan garis itu adalah garis g. Untuk mencari
persamaan parabola, kita buat sumbu x melalui F dan tegak lurus garis g.
Misalkan perpotongan garis g dan sumbu x adalah titikA.Sumbu y dibuat
melalui titik tengah |AF| dan tegak lurus sumbu x.

11
1
Misalkan jarak |AF|= p makaF = (2 p, 0)dan persamaan garis g adalah
1
x = − 2 p. Misalkan T(x, y) sebarang titik pada parabola, maka berlaku

1 1
|TF|= jarak T ke garis g atau√(yc − 2 p)2 + y 2 = x + 2 p

Setelah kedua ruas dikuadratkan dan dijabarkan kita memperoleh y 2 = 2 xp.


Persamaan ini dipenuhi oleh setiap titik pada parabola, maka persamaan
parabola adalah y 2 = 2 xp.
Persamaan ini disebut persamaan puncak parabola.
Dengan menggunakan translasi susunan sumbu, kita dapat menjabaarkan
bahwa persamaan parabola yang puncaknya P(α, β) dan sumbu simetrinya
sejajar sumbu x adalah (y − β)2 = 2p (x − a)
Jadi persamaan garis singgung pada parabola y 2 = 2px dengan gradien m
P
adalah y = mx + 2m

Jika persamaan parabolanya(y − β)2 = 2p(x − α), maka persamaan garis


P
singgung dengan gradien m adalah (y − β) = m(x − α) +
2m

Sifat utama Garis Singgung


Garissinggung disuatu titik pada parabola membagi duasama besar sudut
antara garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik api dan garis
yang melalui titik singgung sejajar dengan sumbu x.

Bukti
Misalkan persamaan parabolay2= 2px dan titik singgungnya T (xp,x1)
Berikut ini kita akan mencari persamaan tempat kedudukan yang memenuhi
syarat-syarat tertentu
a) Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur yang
sejajar dengan garis yang gradienya m.
Misalkan persamaan parabola y2 = 2pxpersamaan talibusur-talibusurnya
y = mx + n, n parameter. Absis titik potong parabola d an talibusur
memenuhi persamaan

12
(m+n)2 = 2px atau m2 x2 + (2mn – 2p)x + n2 = 0.
−(2mn−2p) 2(p−mn)
Berarti x1 + x2 = =
m2 m2
x1 +x2 p−mn
Jadi, absis titik tengahnya xT = =
2 m2

Dan yT= mx1 +n atau n = y1 - mx1


p−m(yT −mxT )
Berarti yT = atau m2 xT = p -myT +m2xT
m2
p
Jadi yT = m

Dengan menjalankan koordinat titi T kita memperoleh persamaan tempat


kedudukantitik-titik tengah talibusur-talibusur yang sejajar dengan garis
p
yang gradienya adalah y= persamaan ini adalah persamaan garis yang
m

sejajar sumbu x
b) Akan dicari persamaan tempat kedudukan titik potong garis-garis
singgung pada parabola yang tegak lurus sesamanya.
Misalkan persamaan parabola y2 = 2px.
p
Persamaan garis singgung dengan gradien m adalah y = mx + 2m

Persamaan garis singgung yang tegak lurus garis singgung di atas adalah
1 p
y = - m x –2m

Absis titik potong kedua garis singgung di atas harus memenuhi


p 1 mp 1 1 p
mx + 2m = - m x – atau (m + m) x = - (m + m) 2
2
1
Berarti x = - 2 p

Jadi persamaan tempat kedudukan titik potong garis-garis singgung pada


1
hiperbola yang tegak lurus sesamanya adalah garis x = - 2 p.

Persamaan ini merupakan persamaan garis arah parabola disebut juga garis
orthoptis dari Monge.
c) Akan dicari persamaan tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis
yang melalui titik api dan tegak lurus garis-garis singgung pada
parabola.
1
Misalkan persamaan parabola y2 = 2px maka titik apinya F ( m p. 0 )

Persamaan garis singgung yang gradiennya m adalah :

13
p
y = mx + 2m

Persamaan garis melalui F dan tegak lurus garis singgung di atas adalah y
1 1
= - m (x - m p) dari kedua persamaan garis di atas kita memperoleh:
p 1 1 1
mx + 2m = - m (x - 2 p) atau (m + m ) x = 0.

Berarti x = 0
Jadi tempat kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung yang melalui
titik api dan tegak lurus garis-garis singgung pada parabola adalah garis x
= 0 atau sumbu y.
Garis ini juga disebut garis titik kaki.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ellips adalah himpunan semua titik yang jumlah jaraknya terhadap dua
titik tertentu tetap besarnya.
2. Hiperbola adalah tempat kedudukan titik-titik yang selisih jaraknya
terhadap dua titi tertentu tetap besarnya.
𝑥2 𝑦2
3. Persamaan pusat dari hiperbola: 𝑎2 - 𝑏2 = 1
𝑏
4. Persamaan asimtot-asimtot hiperbola: y = ± 𝑥
𝑎
𝑎2
5. Persamaan garis-garis arah hiperbola: y = ± 𝑐
(𝑥−𝛼)2 (𝑦−𝛽)2
6. Persamaan garis singgung pada hiperbola: - =1
𝑎2 𝑏2

7. Parabola adalah tempat kedudukan titi-titik yang bergerak sama dari


suatu titik dan suatu garis tertentu.
B. Saran
-

15
DAFTAR PUSTAKA
Rawuh. 2008. Geometri Transformasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukirman, 1995. Geometri analitik bidang dan ruang. Jakarta : Universitas
terbuka.

16

Anda mungkin juga menyukai