Anda di halaman 1dari 8

IRISAN KERUCUT

Ada empat bentuk irisan kerucut. Bentuk yang terjadi tergantung kepada letak bidang
datar dalam memotong kerucut. Perhatikan bentuk irisan kerucut pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Bentuk Irisan Kerucut.

Pada gambar yang pertama, bidang datar memotong sejajar dengan bidang alas kerucut,
irisan kerucut yang terjadi berbentuk lingkaran.
Bagaimana cara memotong bidang datar pada gambar kedua, ketiga dan keempat?
Definisi 1.1 (secara Geometri Analitis)
Irisan Kerucut adalah tempat kedudukan titik-titik pada sebuah bidang, sedemikian,
sehingga jarak titik-titik tersebut ke sebuah titik tetap F (yang disebut fokus) memiliki
rasio yang konstan terhadap jarak titik-titik tersebut ke sebuah garis tetap g (disebut
direktriks) yang tidak melalui F.
Rasio yang konstan itu disebut eksentrisitas, dinotasikan dengan e.
Jika titik P(x,y) terletak pada irisan kerucut, titik F fokus, jarak P ke garis direktriks = PQ dan
jarak P ke titik fokus F = PF maka e = PF/PQ.
Untuk nilai:

e = 0, irisan kerucut tersebut adalah lingkaran,

0 < e < 1 , sebuah elips,

e = 1, sebuah parabola,

e > 1 , sebuah hiperbola.


PARABOLA

PERSAMAAN PARABOLA
Definisi.
Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang memiliki jarak sama dari
suatu titik tertentu yang disebut focus dan garis tertentu yang tidak memuat focus disebut
direktrik.
Untuk menggambarkan sebuah parabola yang diketahui focus dan direktriknya dapat dilakukan
dengan penggaris dan jangka sebagai berikut.

Misa

P B
lkan
D
F

adala

E V A h
F
foku

D’ s dan
P’
garis

Gambar 2.1 Cara melukis parabola

Misalkan F adalah fokus dan garis d adalah direktrik yang diberikan.

Gambar 2.1 sumbu parabola EF, yang tegak lurus dengan garis d berpotongan di E.
Puncak parabola V adalah titik tengah antara E dan F.
Ambil sembarang titik A pada sumbu dan berada pada sisi yang sama dengan F terhadap titik V.
Lukis garis AB yang sejajar dengan direktrik atau tegak lurus dengan sumbu parabola. Dengan F
sebagai pusat dan jari-jari sama dengan panjang EA, lukis busur yang memotong AB di P dan P’.
Maka P dan P’ adalah titik-titik pada parabola yang dicari, karena 𝑃𝐹 = 𝐴𝐸 = 𝑃𝐷, yaitu titik
yang berjarak sama terhadap titik 𝐹 dan garis 𝑑. Secara sama dapat diujikan untuk titik 𝑃′ ,
karena P’F = AE = P’D’.
Dengan mengubah posisi titik 𝐴 dapat dikontruksikan sebanyak titik yang diinginkan
pada parabola. Secara praktis, akan sangat memudahkan, apabila pada langkah awal dilukis
sejumlah garis sejajar dengan direktrik untuk memperoleh titik anggota tempat kedudukan.
Untuk menentukan persamaan parabola, pertama ditinjau parabola dengan focus berada
pada sumbu −𝑥 dan dengan direktrik tegak lurus sumbu −𝑥. Sedangkan sumbu – 𝑦 diletakkan di
tengah-tengah segmen garis hubung dari titik fokus 𝐹 ke garis direktrik 𝑑.
Y

P(x,y)

0 F(c, 0) X

x = -c

Gambar 2.2 Titik P(x,y) terletak di parabola

Misalkan jarak antara garis direktrik dengan fokus adalah 2c, maka koordinat titik fokusnya
adalah F(c, 0) dan persamaan garis direktrit d adalah x = -c, c ≠ 0 (lihat gambar 2.2).
Jika 𝑃(𝑥, 𝑦) adalah sembarangan titik pada parabola, maka dari definisi kurva parabola
diperoleh hubungan
̅̅̅̅
𝑃𝐹 = ̅̅̅̅
𝑃𝐷

√(𝑥 − 𝑐)2 + 𝑦 2 = |𝑥 + 𝑐|

(𝑥 − 𝑐)2 + 𝑦 2 = (𝑥 + 𝑐)2

𝑥 2 − 2𝑐𝑥 + 𝑐 2 + 𝑦 2 = 𝑥 2 + 2𝑐𝑥 + 𝑐 2

𝑦 2 = 4𝑐𝑥.................................................................(1)

Persamaan (1) di atas merupakan persamaan parabola yang mempunyai fokus F dengan
koordinat (c,0) dan persamaan garis direktrik d adalah x = -c, 𝑐 ≠ 0.
Jika dilakukan pertukaran 𝑥 dan 𝑦 dalam (1) maka diperoleh:
𝑥 2 = 4𝑐𝑦, ........................................................................... (2)

Persamaan (2) merupakan persamaan parabola dengan focus di titik F(0, 𝑐) pada sumbu−𝑦 dan
persamaan garis direktrik d adalah 𝑦 = −𝑐.
Persamaan (1) dan (2) dikenal sebagai persamaan parabola bentuk baku.
Jika 𝑐 > 0, maka parabola adalah terbuka kearah sumbu−𝑥 atau sumbu−𝑦 positif;
sebaliknya jika 𝑐 < 0, maka parabola adalah terbuka kearah sumbu−𝑥 atau sumbu−𝑦 negatif,
bergantung parabola bentuk baku (1) atau (2).
Beberapa sifat dari parabola antara lain dapat dilihat dari bentuk persamaan parabola y2 =
4cx, sehingga diperoleh nilai y = √4cx atau y = -√4cx. Hal ini menunjukkan parabola adalah
kurva yang simetrik. Garis simetri dari parabola disebut sumbu parabola. Garis ini tegak lurus
dengan direktrik dan memuat titik focus. Titik potong sumbu dengan parabola disebut puncak
(vertex).

2c L
D

2c
c c

E V F
2c

D’
2c R

Gambar 2.3 Ruas garis LR merupakan lactus rectum parabola

Tali busur parabola yang melalui focus dan tegak lurus sumbu parabola disebut latus
rectum parabola. Panjang latus rectum dapat dihitung secara langsung dari gambar 2.3, dengan
latus rectum adalah segmen garis LR. Fokus dan puncak parabola F dan V, sedangkan
direktriknya d = ̅̅̅̅̅
𝐷𝐷′. Sumbu parabola dan garis direktrik berpotongan di E. Berdasarkan definisi
parabola, LF = LD = |2c|. jadi panjang latus rectum adalah LR = |4c|.
Contoh 2.1.

Tentukan koordinat fokus dan persamaan direktrik parabola dengan persamaan 𝑦 2 =


−8𝑥. Lukis grafik parabola tersebut.
Penyelesaian :

Dengan membandingkan persamaan parabola dalam bentuk baku y2 = 4cx dengan


persamaan 𝑦 2 = −8𝑥. maka diperoleh hubungan:
4c = -8
c = -2
Jadi fokus parabola adalah F(c,0) = (-2,0) dan persamaan direktriknya x = -c =-(-2) = 2.
Untuk melukis grafik parabolanya, pertama dilukis garis direktrik dan titik fokusnya. Kemudian
buat sketsa grafik dengan menentukan beberapa titik yang berjarak sama dari fokus dengan dari
direktrik. Kemudian hubungkan titik tersebut.grafik parabola tersebut seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Parabola dengan puncak O(0,0) dan titik fokus F(-2,0)

Contoh 2.2
Tentukan persamaan parabola dengan titik puncak O(0,0), sumbu simetri sumbu-y, dan
melalui titik A(10,5).
Penyelesaian. Persamaan parabola dengan sumbu-y sebagai sumbu simetri dan puncak O(0,0)
adalah x2 = 4cy. Titik A(10,5) terletak pada parabola, maka x = 10 dan y = 5.
Sehingga 102 = 4c(5)
Diperoleh c = 5.
Jadi persamaan parabola x2 = 4(5)y
x2 = 20y

Persamaan Parabola Bentuk Umum


Untuk menentukan persamaan parabola dengan puncak V(h,k) dan sumbu sejajar dengan
sumbu-x, dapat dilakukan dengan konsep translasi.
Dengan translasi T(h,k), maka puncak O(0,0) V(h,k)

Sehingga x’ = x + h dan y’ = y + k.

Maka x = x’ – h dan y = y’- k.


Persamaan parabola y2 = 4cx
(y’ – k)2 = 4c(x’ – h)
Sehingga diperoleh persamaan parabola dengan puncak V(h,k) dan sumbu sejajar sumbu-x
adalah (y – k)2 = 4c (x – h) .................................................................... (3)
Titik fokus F(c + h , k) dan direktris x = - c + h
Dengan cara yang sama berdasarkan translasi T(h,k), puncak parabola V(h,k) dan sumbu
parabola sejajar sumbu-y, maka diperoleh persamaan parabola
(x – k)2 = 4c (y – h) ................................................................ (4)
Titik fokus F(0,c + k) dan persamaan direktrik x = -c + k
Penjabaran lebih lanjut dari persamaan parabola (3) menghasilkan
(𝑦 − 𝑘)2 = 4𝑐(𝑥 − ℎ)
⟺ 𝑦 2 − 2𝑘𝑦 + 𝑘 2 = 4𝑐𝑥 − 4𝑐ℎ
𝑦 − 4𝑐𝑥 − 2𝑘𝑦 + 𝑘 2 + 4𝑐𝑥 = 0
2

Secara umum persamaan (3) dapat direduksi dalam bentuk


𝐶𝑦 2 + 𝐷𝑥 + 𝐸𝑦 + 𝐹 = 0.................................................................(5)
dengan C dan D tidak sama dengan nol yang menyatakan persamaan parabola dengan sumbu
simetrinya sejajar dengan sumbu-x.
Secara sama persamaan (4) dapat direduksi dalam bentuk
𝐴𝑥 2 + 𝐷𝑥 + 𝐸𝑦 + 𝐹 = 0 ....................................................................(6)
Dengan A dan E tidak sama dengan nol yang menyatakan persamaan parabola dengan sumbu
simetrinya sejajar dengan sumbu-y.
Persamaan (5) dan (6) di atas dikenal sebagai bentuk umum persamaan parabola.
Contoh 2.3
Tentukan persamaan parabola yang mempunyai fokus di titik (7,2) dan dengan direktrik
garis x=1. Buat sketsa grafiknya.
Penyelesaian :
Puncak parabola berada di tengah antara fokus dan direktrik. Dengan mudah dapat
diperoleh bahwa titik puncak parabola berada pada titik (4,2). Jadi h = 4 dan k =2.
Y

x=1

V(4,2) . F(7,2)

0
Gambar 2.5

Contoh 2.4

Sebuah parabola mempunyai persamaan


3𝑥 2 + 6𝑥 + 8𝑦 = 5.

Nyatakan ke dalam bentuk baku, kemudian tentukan puncak, titik fokus dan direktrik dari
parabola tersebut.
Penyelesaian :

Kita ubah bentuk persamaan di atas ke dalam bentuk baku seperti pada persamaan (3)
3𝑥 2 + 6𝑥 + 8𝑦 = 5.
3𝑥 2 + 6𝑥 = −8𝑦 + 5
3(𝑥 2 + 2𝑥) = −8𝑦 + 5
3(𝑥 2 + 2𝑥 + 1 − 1) = −8𝑦 + 5
3(x2 + 2x + 1) – 3 = -8y + 5
3(𝑥 + 1)2 = −8𝑦 + 8
3(𝑥 + 1)2 = −8(𝑦 − 1)
8
(𝑥 + 1)2 = − 3 (𝑦 − 1)
Dengan membandingkan persamaan ini dengan persamaan (4) maka diperoleh:

h = -1, dan k = 1
dan

4𝑐 = −83 𝑐 = − 23
Jadi dapatlah disimpulkan bahwa parabola yang terjadi berpuncak di (-1,1), titik fokusnya adalah
(−1, 1 + (−23 )) = (−1,13 ) ; dan garis direktriknya
𝑦 = 1 − (−23 ) 𝑦 = 53
Sketsa gafik dapat dilihat di gambar 2.6.
Gambar 2.6 Sketsa grafik parabola

Contoh 2.5

Tentukan persamaan parabola yang sumbu simetrinya sejajar dengan sumbu-y, berpuncak
di P(2, 3) dan melalui titik Q (4, 5)
Penyelesaian :

Bentuk baku dari persamaan parabola yang mempunyai sumbu simetri sejajar dengan sumbu-y
dan berpuncak di (h, k) adalah
(x – h)2 = 4c(y – k)
Karena parabola yang diminta berpuncak di P(2, 3 ), maka persamaan parabola dalam bentuk:
(x - 2 )2 = 4c(y - 3)
Karena parabola melalui titik Q(4 , 5) maka (4 – 2)2 = 4c (5 -3)
4 =8c
c= ½

Jadi persamaan parabola yang diminta adalah

(x – 2)2 = 4 . ½ (y – 3)

x2 – 4x – 2y + 10 = 0

Anda mungkin juga menyukai