Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan kepada banyak
masalah yang berhubungan dengan geometri. Yang berhubungan dengan titik,
garis dan bidang-bidang. Sangat diperlukan pemahaman terhadap hal hal yang
berhubungan dengan geometri agar dengan itu kita dapat menghadapi berbagai
persoalan yang kita hadapi.
Irisan kerucut adalah fokus dari semua titik yang membentuk kurva dua-
dimensi, yang terbentuk oleh irisan sebuah kerucut dengan sebuah bidang. Salah
satu jenis irisan kerucut yang dapat terjadi adalah elips. Irisan yang terbentuk
berupa elips terjadi jika bidang yang mengiris tidak melalui puncak, tidak
memotong lingkaran alas, tidak sejajar sumbu simetri maupun garis pelukis
kerucut, bidang pengiris tidak tegak lurus pada kerucut dan sudutnya membentuk
kurang dari 90°.
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa materi yang
berhubungan dengan geometri. Materi yang kami bahas adalah irisan kerucut
elips

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan elips?
2. Bagaimana bentuk persamaan elips?
3. Bagaimana kedudukan titik terhadap elips?
4. Bagaimana persamaan garis singgung elips?
5. Bagaimana kedudukan garis terhadap elips?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian elips
2. Mengetahui bentuk persamaan elips
3. Mengetahui kedudukan titik terhadap elips

1
4. Mengetahui persamaan garis singgung elips
5. Mengetahui kedudukan garis terhadap elips

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Elips


Elips adalah tempat kedudukan titik-titik pada geometri dimensi 2 yang
memiliki jumlah jarak yang tetap terhadap dua titik tertentu. Selanjutnya dua titik
tertentu tersebut dinamakan fokus.

Gambar 2.1

Adapun unsur – unsur dari kurva elips di atas yaitu :


1. Titik pusat elips : 𝑀(0,0).
2. Titik fokus elips :F1(−𝑐, 0) dan F2(𝑐, 0).
3. Sumbu mayor dan sumbu minor.
- Sumbu mayor (garis AB) adalah sumbu yang melalui titik fokus F1dan
F2. Panjang sumbu mayor = 2𝑎.
- Sumbu minor (garis CD) adalah sumbu yang melalui titik pusat dan
tegak lurus sumbu mayor. Panjang sumbu minor = 2𝑏.
4. Sumbu utama atau transvers axis adalah sumbu simetri kurva elips yang
melaui titik fokus F1dan F2, ditunjukkan oleh sumbu 𝑋.
5. Sumbu sekawan atau cojugate axis adalah sumbu simetri kurva elips yang
melaui titik pusat dan tegak lurus dengan sumbu utama, ditunjukkan oleh
sumbu 𝑌.

3
6. Titik puncak elips.
- Titik 𝐴(−𝑎. 0) dan 𝐵(𝑎, 0) adalah titik potong elips dengan sumbu
mayor.
- Titik 𝐶(0, −𝑏) dan 𝐷(0, 𝑏) adalah titik potong elips dengan sumbu
minor.
7. Latus rectum adalah garis melalui titik fokus F1 dan F2 yang tegak lurus
dengan sumbu mayor. Pada gambar, garis latus rectumnya adalah garis KL
dan MN, dimana masing-masing memotong elips di titik K, L, M, dan N.
2𝑏 2
Panjang latus rectum = |𝐾𝐿| = |𝑀𝑁| = dengan koordinat titik
𝑎
𝑏2 𝑏2 𝑏2 𝑏2
𝐾 (−𝑐, ) , 𝐿 (−𝑐, − ) , 𝑀 (𝑐, ) , 𝑑𝑎𝑛 𝑁 (𝑐, − ).
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎

8. Hubungan a,b , dan c adalah berlaku pythagoras yaitu 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 pada


segitiga DMF2.
9. Eksentrisitas (e) adalah perbandingan jarak dua titik fokus dan panjang
𝑐
sumbu mayornya, sehingga dapat kita tulis rumusnya : 𝑒 = 𝑎.

10. Direktris adalah sebuah garis yang tegak lurus dengan sumbu mayor dan
berada diluar elips yang ditunjukkan oleh garis g dan gris h. Persamaan
𝑎2
direktris masing-masing : garis ℎ adalah 𝑥 = − dan garis h adalah 𝑥 =
𝑐
𝑎2
.
𝑐

2.2 Bentuk Persamaan Elips


2.2.1 Persamaan Elips yang Berpusat di P(0.0)
Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah :

Gambar 2.2

4
Keterangan :

 Pusat O(0,0)

 Puncak A1(a, 0) , A2(-a, 0), B1(0, -b) dan B2(0,b)


 Fokus F1(c, 0) dan F2(-c, 0) dengan a2 = b2 + c2
 Sumbu simetri : sumbu X dan sumbu Y

 Sumbu simetri yang melalui titik fokus F1 dan F2 disebut sumbu


utama / sumbu transversal.
 Sumbu simetri yang tegak lurus sumbu utama disebut sumbu
sekawan.

2𝑏 2
 LR = 𝑎

 Sumbu utama = 2a dan sumbu sekawan = 2b


𝑐
 Eksentrisitas : 𝑒 = 𝑎

𝑎 𝑎2
 Direktris: 𝑥 = ± 𝑒 atau 𝑥 = ± 𝑐

c a2 b2
Catatan :

𝒙 𝟐 𝒚𝟐
𝒃𝟐 𝒙𝟐 + 𝒂𝟐 𝒚𝟐 = 𝒂𝟐 𝒃𝟐 𝒂𝒕𝒂𝒖 + = 𝟏 ,𝒂 > 𝒃
𝒂𝟐 𝒃𝟐

Contoh:
Diketahui elips dengan persamaan 3𝑥 2 + 5𝑦 2 = 15, tentukanlah unsur-
unsurnya.

Penyelesaian:

Untuk memudahkan ubah lebih dulu persamaan menjadi bentuk

𝑥2 𝑦2
+ 𝑏2 = 1, maka
𝑎2

9𝑥 2 + 25𝑦 2 = 225

5
9𝑥 2 +25𝑦 2 225
↔ = 225
225

𝒙𝟐 𝒚𝟐 𝒙𝟐 𝒚𝟐
↔ 𝟐𝟓 + = 𝟏 ↔ 𝟓𝟐 + 𝟑𝟐 = 𝟏
𝟗

a. Titik pusat o(0,0)


b. Titik puncak (-5,0), (5,0), (0,-3), (0,3)
c. Panjang sumbu mayor adalah 2a=2(5)=10 satuan
d. Panjang sumbu minor adalah 2b=2(3)=6 satuan
e. Fokus
𝑐 = √𝑎2 − 𝑏 2 = √25 − 9 = √16 = 4, sehingga koordinat titik fokus
(-4,0) dan (4,0)
𝑐 4
f. Nilai eksentrisitas 𝑒 = 𝑎 = 5

g. Persamaan direktris
𝑎 5
𝑥 = ±𝑒 = ± 4 = 6,25
5

Sehingga persamaan direktris elips tersebut adalah x = 6,25 dan x = -


6,25
2𝑏 2 2(3)2 18
h. LR= = = = 3,6
𝑎 5 5

Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah :

Gambar 2.3
Keterangan :

- Pusat (0,0)
- Titik puncak A1 (0,a), A2 (0,-a), B1(b, 0) dan B2(-b, 0)

6
- Fokus F1 (0,c) dan F2 (0,-c)
- Sumbu simetri: sumbu X dan sumbu Y
- Sumbu simetri yang melalui titik fokus F1 dan F2 disebut sumbu
utama / sumbu transversal
- Sumbu simetri yang tegak lurus sumbu utama disebut sumbu sekawan
2𝑏 2
- LR = 𝑎

- Sumbu utama =2a dan sumbu sekawan =2b


𝑐
- Eksentrisitas :𝑒 = 𝑎
𝑎 𝑎2
- Direktris: 𝑦 = ± 𝑒 atau 𝑦 = ± 𝑐

c a2 b2
Catatan :

𝟐 𝟐 𝟐 𝟐
𝒙 𝟐 𝒚𝟐 𝟐 𝟐
𝒂 𝒙 + 𝒃 𝒚 = 𝒂 𝒃 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝟐 + 𝟐 = 𝟏, 𝒂 > 𝒃
𝒃 𝒂

Contoh:

x2 y2
Tentukan unsur-unsur dari persamaan elips 16 + 25 = 1.

Penyelesaian:

a = 5, b = 4, 𝑐 = √𝑎2 − 𝑏 2 = 3

 Titik pusat o(0,0)


 Titik puncak A1(0,5), A2(0,-5), B1(4,0), B2(-4,0)
 Fokus F1(0,3) dan F2(0,-3)
 Panjang sumbu mayor 2a = 2(5) = 10
 Panjang sumbu minor 2b = 2(4) = 8
𝑐 3
 Eksentrisitas 𝑒 = 𝑎 = 5 = 0,6
𝑎 5
 Direktris 𝑦 = ± 𝑒 = ± 0,6 = ±8,3
2𝑏 2 2(4)2 32
 LR= = = = 6,4
𝑎 5 5

7
2.2.2 Persamaan Elips yang Berpusat di P(𝒑, 𝒒)
Untuk elips yang berfokus pada sumbu x, persamaan elipsnya adalah

Gambar 2.4
Dengan :

o Pusat (p, q)
o Titik fokus di F1 (p-c, q) & F2 (p+c,q)
o Titik puncak A1 (p-a, q), A2 (p+a, q), B1(p, q-b), dan B2(p, q+b)
o Panjang sumbu mayor = 2a
o Panjang sumbu minor = 2b
2b2
o LR = a
𝑐
o Eksentrisitas : 𝑒 = 𝑎
𝑎
o Persamaan direktris: 𝑥 = ± 𝑒 + 𝑝

c a2 b2
Catatan:

(𝑥 − 𝑝)2 (𝑦 − 𝑞)2
+ =1
𝑎2 𝑏2
Contoh:
(𝑥−2)2 (𝑦+1)2
Tentukan unsur-unsur dari persamaan elips + =1
100 36

Penyelesaian
a = 10, b = 6, 𝑐 = √𝑎2 − 𝑏 2 = 8

8
1. Pusat (2,-1)
2. Puncak A1(-8,-1), A2(12,-1), B1(2,-7), B2(2,5)
3. Fokus F1(-6,-1) dan F2(10,-1)
4. Panjang sumbu mayor 2a = 2(10) = 20
5. Panjang sumbu minor 2b = 2(6) = 12
𝑐 8
6. 𝑒 = = 10 = 0,8
𝑎
𝑎 10
7. Direktris 𝑥 = ± + 𝑝 = ± + 2 = ±14,5
𝑒 0,8

2𝑏 2 2(6)2 72
8. LR= = = 10 = 7,2
𝑎 10

Untuk elips yang berfokus pada sumbu y, persamaan elipsnya adalah

Gambar 2.5

Dengan :

- Pusat (p, q)
- Titik fokus di F1 (p, q - c) & F2 (p, q + c)
- Titik puncak A1(p, q - a) , A2(p, q + a), B1(p-b, q), dan B2(p+b, q)

9
- Panjang sumbu mayor = 2a
- Panjang sumbu minor = 2b
2b2
- LR = a
𝑐
- Eksentrinitas: 𝑒 = 𝑎
𝑎
- Persamaan direktris: 𝑦 = ± 𝑒 + 𝑞

Catatan: 𝑐 = √𝑎2 − 𝑏 2
(𝑥−𝑝)2 (𝑦−𝑞)2
+ =1
𝑏2 𝑎2

Contoh:

(𝑥+2)2 (𝑦−1)2
Jika diketahui persamaan elips + = 1, tentukanlah unsur-
9 25

unsurnya

Penyelesaian:

a = 5, b = 3, 𝑐 = √𝑎2 − 𝑏 2 = 4

a) Pusat (-2, 1)
b) Puncak A1(-2, -4), A2(-2,6), B1(-5,1), B2(4,1)
c) Fokus F1(-2,-3) dan F2(-2,5)
d) Panjang sumbu mayor 2a = 2(5) =10
e) Panjang sumbu minor 2b = 2(3) = 6
𝑐 4
f) 𝑒 = 𝑎 = 5 = 0,8
𝑎
g) Direktris 𝑦 = ± 𝑒 + 𝑞 = ±7,25

2b2
h) LR = = 3.6
a

2.2.3 Bentuk Umum Elips


Jika persamaan elips dengan pusat P(p,q), yaitu

10
(𝑥−𝑝)2 (𝑦−𝑞)2
+ = 1 diuraikan, maka hasilnya adalah sebagai berikut.
𝑎2 𝑏2

↔ 𝑏 2 (𝑥 − 𝑝)2 + 𝑎2 (𝑦 − 𝑞)2 = 𝑎2 𝑏 2
↔ 𝑏 2 (𝑥 2 − 2𝑝𝑥 + 𝑝2 ) + 𝑎2 (𝑦 2 − 2𝑞𝑦 + 𝑞 2 ) = 𝑎2 𝑏 2
↔ 𝑏 2 𝑥 2 − 2𝑏 2 𝑝𝑥 + 𝑏 2 𝑝2 + 𝑎2 𝑦 2 − 2𝑎2 𝑞𝑦 + 𝑎2 𝑞 2 = 𝑎2 𝑏 2
↔ 𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑦 2 − 2𝑏 2 𝑝𝑥 − 2𝑎2 𝑞𝑦 + (𝑏 2 𝑝2 + 𝑎2 𝑞 2 − 𝑎2 𝑏 2 ) = 0
Dari persamaan terakhir, bentuk umum persamaan elips dapat dituliskan
dalam bentuk 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0, dengan:
𝐴 = 𝑏2
𝐵 = 𝑎2
𝐶 = −2𝑏 2 𝑝
𝐷 = −2𝑎2 𝑞
𝐸 = 𝑏 2 𝑝2 + 𝑎2 𝑞 2 − 𝑎2 𝑏 2

Contoh:
Tentukan koordinat titik pusat elips yang memiliki persamaan
2𝑥 2 + 3𝑦 2 + 4𝑥 − 24𝑦 + 44 = 0.
Penyelesaian:
Dari persamaan diketahui bahwa A=2, B=3, C=4, D=-24, dan E=44,
sehingga didapat bahwa 𝑏 2 = 2 dan 𝑎2 = 3
* −2𝑏 2 𝑝 = 𝐶 *−2𝑎2 𝑞 = 𝐷
−2(2)𝑝 = 4 −2(3)𝑞 = −24
−4𝑝 = 4 −6𝑞 = −24
𝑝 = −1 𝑞=4
Titik pusat elips adalah P(p,q) sehingga koordinat titik pusat elips dengan
persamaan 2𝑥 2 + 3𝑦 2 + 4𝑥 − 24𝑦 + 44 = 0 adalah P(-1,4)

11
2.3 Posisi Titik Terhadap Elips
2.3.1 Posisi Titik Terhadap Elips yang Berpusat di P(0,0)

1. Titik Berada didalam Elips


Sebuah titik akan terletak di dalam elips jika hasil hitung dari substitusi
nilai titik ke persamaan elips menghasilkan nilai kurang dari satu.

Contoh:
𝑥2 𝑦2
Tentukan kedudukan titik (1,1) pada elips dengan persamaan + = 1.
25 9

Penyelesaian:
𝑥2 𝑦2
Substitusi titik (1,1) ke dalam persamaan + =1
25 9
12 12
↔ 25 + = 𝑜, 15
9

0,15 < 1 maka titik berada didalam elips

2. Titik Berada pada Elips


Kedudukan titik pada elips akan terletak di dalam elips jika hasil hitung
dari substitusi nilai titik ke persamaan elips menghasilkan nilai sama
dengan satu.

12
Contoh:
𝑥2
Tentukan kedudukan titik (2,0) terhadap elips dengan persamaan +
4
𝑦2
=1
16

Penyelesaian:
𝑥2 𝑦2
Substitusi titik (2,0) ke dalam persamaan + 16 = 1
4
22 02 4
↔ + = +0=1
4 16 4

Hasil dari substitusi titik ke persamaan ialah 1, maka titik berada pada
elips

3. Titik Berada diluar Elips


Kedudukan titik di luar elips akan terjadi jika hasil hitung dari substitusi
nilai titik ke persamaan elips menghasilkan nilai lebih dari satu.

Contoh:
Contoh:
𝑥2 𝑦2
Tentukan kedudukan titik (3,4) elips dengan persamaan + 25 = 1
4

Penyelesaian:
𝑥2 𝑦2
Substitusi titik (3,4) ke dalam persamaan + 25 = 1
4
32 42
↔ + 25 = 2,89
4

Setelah titik disubstitusi didapat hasilnya ialah 2,89, maka titik berada
diluar elips

2.3.2 Posisi Titik Terhadap Elips yang Berpusat di P(𝒑, 𝒒)


a) Titik Berada didalam Elips
Sebuah titik akan terletak di dalam elips jika hasil hitung dari substitusi
nilai titik ke persamaan elips menghasilkan nilai kurang dari satu.

13
b) Titik Berada pada Elips
Kedudukan titik pada elips akan terletak di dalam elips jika hasil hitung
dari substitusi nilai titik ke persamaan elips menghasilkan nilai sama
dengan satu.

c) Titik Berada diluar Elips


Kedudukan titik di luar elips akan terjadi jika hasil hitung dari substitusi
nilai titik ke persamaan elips menghasilkan nilai lebih dari satu.

Dapat dirangkum menjadi:

14
2.4 Persamaan Garis Singgung Elips
2.4.1 Persamaan Garis Singgung Elips dengan Gradien yang Berpusat di
P(0,0)

2.4.2 Persamaan Garis Singgung Elips dengan Gradien yang Berpusat di


P(𝒑, 𝒒)

2.4.3 Persamaan Garis Singgung Elips Melalui Titik (𝒙𝟏 , 𝒚𝟏 ) yang Berpusat
di P(0,0)

PERS. Elips PGS. Elips

2.4.4 Persamaan Garis Singgung Elips Melalui Titik (𝒙𝟏 , 𝒚𝟏 ) yang Berpusat
di P(𝒑, 𝒒)

Persamaan elipsnya untuk sumbu x:

15
(x − p)2 (y − q)2
+ =1
a2 𝑏2
Dari persamaan diatas didapat persamaan garis singgung elipsnya adalah :
(x1 − p)(x − p) (y1 − q)(y − q)
+ =1
𝑎2 b2
Persamaan elipsnya untuk sumbu y:
(x − p)2 (y − q)2
+ =1
𝑏2 𝑎2
Dari persamaan diatas didapat persamaan garis singgung elipsnya adalah :
(x1 − p)(x − p) (y1 − q)(y − q)
+ =1
𝑏2 a2

2.4.5 Persamaan Garis Singgung di Luar Elips atau Garis Polar

Gambar di atas menunjukkan sebuah elips yang berpusat di titik (0, 0). Dengan
titik fokus F1 (c, 0) dan F2 (– c, 0).

AP dan BP adalah garis singgung yang ditarik melalui titik P yang berada di luar
elips. Karena tidak ada rumus khusus dalam masalah ini, langkah-langkah
menentukan persamaan garis singgung dapat dilakukan dengan:

16
1. Menentukan persamaan garis kutub AB dalam y = mx + c.

2.Mensubtitusikan persamaan garis kutub ke persamaan elips. Diperoleh


persamaan kuadrat dalam variabel x.

3. Menentukan syarat garis menyinggung elips, yaitu diskriminan D = 0. Akan


diperoleh 2 nilai x yang merupakan absis dari titik singgung.

4. Subtitusi nilai x ke persamaan garis kutub AB (bukan ke persamaan elips).


Diperoleh 2 nilai y yang merupakan ordinat dari titik singgung.

5. Selanjutnya, menentukan persamaan garis singgung dengan menggunakan


persamaan garis singgung melalui titik pada elips.

Mencari persamaan garis kutub:

Garis singgung (AP) (sebut 𝐺𝑆𝐴 )

𝑥𝐴 𝑥 𝑦𝐴 𝑦
𝐺𝑆𝐴 melalui titik pada elips, maka + =1
𝑎2 𝑏2

𝑥𝐴 𝑥1 𝑦𝐴 𝑦1
𝐺𝑆𝐴 melalui titik , sehingga + =1 𝑏 2 𝑥𝐴 𝑥1 + 𝑎2 𝑦𝐴 𝑦1 = 𝑎2 𝑏 2 ..
𝑎2 𝑏2

(1)

Garis singgung BP (sebut 𝐺𝑆𝐵 )

𝑥𝐵 𝑥 𝑦𝐵 𝑦
𝐺𝑆𝐵 melalui titik B pada elips, maka + =1
𝑎2 𝑏2

𝑥𝐵 𝑥1 𝑦𝐵 𝑦1
𝐺𝑆𝐵 melalui titik , sehingga + =1 𝑏 2 𝑥𝐵 𝑥1 + 𝑎2 𝑦𝐵 𝑦1 = 𝑎2 𝑏 2 …...
𝑎2 𝑏2

(2)

Kurangkan (1) dengan (2), diperoleh:

(𝑦𝐴 −𝑦𝐵 ) 𝑏 2 𝑥1
𝑏 2 𝑥1 (𝑥𝐴 − 𝑥𝐵 ) + 𝑎2 𝑦1 (𝑦𝐴 − 𝑦𝐵 ) = 0 = ‒ , adalah gradien garis
(𝑥𝐴 −𝑥𝐵 ) 𝑎2 𝑦1

Persamaan garis AB adalah:

17
𝑏 2 𝑥1
y ‒ 𝑦𝐴 = m (x ‒ 𝑥𝐴 ) y ‒ 𝑦𝐴 = ‒ (x ‒ 𝑥𝐴 )
𝑎2 𝑦1

𝑎2 𝑦1 𝑦 ‒ 𝑎2 𝑦1 𝑦𝐴 = ‒ 𝑏 2 𝑥1 x + 𝑏 2 𝑥1 𝑥𝐴

𝑎2 𝑦1 𝑦 + 𝑏 2 𝑥1 x = 𝑏 2 𝑥1 𝑥𝐴 + 𝑎2 𝑦1 𝑦𝐴

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦 𝑥1 𝑥𝐴 𝑦1 𝑦𝐴
+ = + ( dibagi 𝑎2 𝑏 2 )
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ =1 ( persamaan (1) )
𝑎2 𝑏2

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
Jadi, persamaan garis kutub AB adalah: + =1
𝑎2 𝑏2

Demikian juga:

Persamaan garis kutub dari titik P pada elips yang berpusat di titik (0, 0) dengan
titik fokus pada sumbu Y, F1 (0, 𝑐) dan F2 (0, – 𝑐) adalah:

𝑥1 𝑥 𝑦1 𝑦
+ =1
𝑏2 𝑎2

Persamaan garis kutub dari titik P pada elips yang berpusat di titik (h, k) dengan
titik fokus pada sumbu mayor yang sejajar dengan sumbu X, F1 (h + c, k) dan F2
(h – c, k) adalah:

(𝑥1−ℎ )(𝑥−ℎ) (𝑦1−𝑘 )(𝑦−𝑘)


+ =1
𝑎2 𝑏2

Persamaan garis kutub dari titik P pada elips yang berpusat di titik (h, k) dengan
titik fokus pada sumbu mayor yang sejajar dengan sumbu Y, F1 (h, k + c) dan F2
(h, k – c) adalah:

(𝑥1−ℎ )(𝑥−ℎ) (𝑦1−𝑘 )(𝑦−𝑘)


+ =1
𝑏2 𝑎2

2.5 Kedudukan Garis Terhadap Elips


Kedudukan garis terhadap elips dibagi ke dalam tiga kondisi. Ketiga kondisi
kedudukan garis terhadap elips meliputi garis tidak memotong elips, garis

18
memtong elips di satu titik (menyinggung elips), dan garis memotong elips di dua
titik.

1. Garis Tidak Memotong Elips

Sebuah garis dikatakan tidak memotong elips jika garis dan elips tidak
memiliki titik potong, keduanya saling lepas. Jika nilai diskriminan elips
kurang dari nol (D < 0 ) maka garis dan elips saling lepas.

2. Garis Memotong Elips di Satu Titik

Sebuah garis dikatakan menyinggung elips jika hanya memiliki satu titik
potong. Garis memotong elips di satu titik dapat dilihat jika nilai
dikriminannya sama dengan nol, D = 0.

19
3. Garis Memotong Elips di Dua Titik

Garis yang memotong elips di dua titik, artinya memiliki dua buah titik
yang sama-sama dilalui, baik oleh garis atau elips. Kriteria garis
memotong elips di dua titik dapat dilihat dari nilai diskriminannya yang
lebih besar dari nol, D > 0.

Berikut ini adalah rangkuman ketiga rumus kriteria kedudukan garis terhadap
elips.

20
21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Elips adalah tempat kedudukan titik-titik pada geometri dimensi 2
yang memiliki jumlah jarak yang tetap terhadap dua titik tertentu. Secara
geometri, elips didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik dalam
bidang yang jumlah jarak dari dua titiknya konstan. Suatu elips punya dua
sumbu simetri, yaitu sumbu sumbu utama (sumbu panjang) dan sumbu
minor (sumbu pendek). Titik potong sumbu-sumbu tersebut disebut titik
pusat elips.
Bentuk umum persamaan elips, adalah :
ax2 + by2 + cx +dy + e = 0

3.2 Saran

Melalui makalah ini kami mengharapkan bagi para pembaca untuk


lebih memahami pengertian ellips, persamaan-persamaan ellips, dan
mengetahui cara mengerjakan latihan soal agar lebih mahir dalam
menentukan persamaan ellips dan persamaan garis singgung pada ellips.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc

https://www.slideshare.net/rasyidyelsi

nurhasanahai22.blogspot.com/2015/10

https://matematikaab1.files.wordpress.com

23

Anda mungkin juga menyukai