Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GEOMETRI ANALITIK BIDANG

PERSAMAAN GARIS LURUS

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Rendi Gunawan (E1R020116)


2. Reza Wahyu Adha (E1R020117)
3. Rihadatul Aisy (E1R020116)

Dosen Pengampu : Dr. Nyoman Sridana, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2022
PERSAMAAN GARIS
Fungsi f yang didefinisikan 𝑓 (𝑥 ) = 𝑎𝑥 + 𝑏, a dan b adalah konstanta sering disebut fungsi linier.
Jika kita ingin menggambar grafik fungsi linier pada sistem koordinat, 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 sering disebut
persamaan fungsi linier. Peubah x disebut peubah bebas sedangkan y adalah peubah tak bebas,
karena peubah x menentukan y. Grafik fungsi liner adalah garis lurus. Contoh. Dimiliki
persamaan 𝑦 = 2𝑥 + 3. Selanjutnya dipilih titik A(1,5). Jika koordinat titik ini disubstikan ke
persamaan yaitu 5 = 2.1 + 3, maka pernyataan ini benar. Ini berarti bahwa titik A(2,5) memenuhi
persamaan. 𝑦 = 2𝑥 + 5. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika titik pada grafik, maka koordinat-
koordinattitik memenuhi persamaan grafik.

1. PERSAMAAN GARIS MELALUI SEBUAH TITIK BERGRADIEM m


Untuk menentukan persamaan garis kita dapat menggunakan gradiennya, yang mana
merupakan sebuah ukuran kecuraman atau kemiringan sebuah garis. Berikut ini adalah cara
untuk menentukan persamaan garis g yang melalui titik P(𝑥1 , 𝑦1 ) dan mempunyai gradien
m. Misalkan titik A(x, 𝑦)dengan (𝑥 ≠ 𝑥1 ) terletak pada garis g yang memiliki gradien m.
Perhatikan gambar dibawah :

Untuk setiap titik pada


g gradien garis sama yaitu m. Akibatnya berlaku:
𝑦 − 𝑦1
𝑚=
𝑥 − 𝑥1
Jadi persamaan garis melalui P(𝑥1 , 𝑦1 )dan mempunyai gradien m adalah:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )………………….……..(2.1)
Perlu kita perhatikan bahwa persamaan ini akan terpenuhi jika 𝑥 = 𝑥1 dan 𝑦 −
𝑦1 . Oleh karena itu, persamaan di atas diyakini adalah persamaan garis yang dicari.
Selanjutnya jika sebuah garis melalui titik B(0,b) dengan gradien m , maka
berdasarkan persamaan (2.1) diperoleh persamaan garis seperti berikut :

𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 0) <=> 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏

Jadi dapat disimpulkan bahwa persaman garis lurus dengan gradien m dan melalui
titik B(0,b) adalah:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏
Ini menunjukkan bahwa garis lurus merupakan grafik dari fungsi linier.
Beberapa kemungkinan lain yang terjadi :
1. Jika b = 0, maka y = mx, adalah persamaan garis melalui titik pangkal (0,0).

2. Jika m = 0, maka y = b, adalah persamaan garis yang sejajar sumbu X.

3. Jika x = b, maka garis sejajar sumbu Y

4. Jika y = 0, maka garis adalah sumbu X

5. Jika x = 0, maka garis adalah sumbu Y.

2. PERSAMAAN GARIS MELALUI DUA BUAH TITIK

Misalkan diketahui dua titik A(𝑥1 , 𝑦1 )𝑑𝑎𝑛 B(𝑥2 , 𝑦2 ) . Selanjutnya kita ingin menentukan
persamaan garis yang melalui ke dua titik tersebut. Misalkan garis yang kita cari melalui
𝑦2−𝑦
A(𝑥1 , 𝑦1 )𝑑𝑎𝑛 B(𝑥2 , 𝑦2 ). Jadi gradien garis tersebut adalah 𝑚 = 𝑥 −𝑥1 Harga ini
2 1
disubsitusikan ke persamaan (2.1) yaitu 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ), maka kita akan menemukan
persamaan garis yang baru, seperti berikut

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝐶

𝑦2 − 𝑦1
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥2 − 𝑥1
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1

3. BENTUK LAIN DARI PERSAMAAN GARIS

Pada sesi ini kita menentukan persamaan garis dalam bentuk lain. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan menentukan formula jarak titik terhadap sebuah garis. Untuk memulai
hal ini perhatikan gambar dibawah :

Jika OQ = jarak titik O ke garis g , maka untuk sebarang P(x,y) pada garis itu berlaku OQ =
OR + RQ = x Cos 𝛼 + y Sin 𝛼. Misalkan OQ = n.

Jadi 𝑥 Cos 𝛼 + 𝑦 Sin 𝛼 = 𝑛

Hubungan tersebut merupakan persamaan garis g yang ditentukan oleh jarak n dan besarnya
sudut antara segmen OQ dengan sumbu 𝑋+ dan disebut persamaan Normal Hesse.
Pekerjaan selanjutnya bagaimana mengubah persamaan garis yang berbentuk Ax + By + C =
0 menjadi bentuk normal. Untuk sebarang k bilangan riil jelas bahwa Ax + By + C = 0 setara
dengan 𝑘𝐴𝑥 + 𝑘𝐵𝑦 + 𝑘𝐶 = 𝑜. Misalkan kA = Cos 𝛼, kB = Sin𝛼 dan jaraknya n = -kC
dimana –kC > 0. Jadi nilai 𝑘 2 𝐴2 = 𝐶𝑜𝑠 2 α, 𝑘 2 𝐵2 = 𝑘 2 𝐴2 = 𝑆𝑖𝑛2 α dan 𝑘 2 𝐴2 + 𝑘 2 𝐵2 =
𝐶𝑜𝑠 2 α + 𝑆𝑖𝑛2 α = 1.
1
Dari sini diperoleh 𝑘 = ± √𝐴2 . Dengan mensubstitusikan harga k ini ke persamaan k Ax
+𝐵 2
𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝑐
+ k By + k C = 0 diperoleh bahwa =0.
±√𝐴2 +𝐵 2

Inilah yang disebut bentuk normal dari persamaan Ax + By + C = 0.


𝐶
Tanda ± dipilih sedemikian sehingga –kC = ± √𝐴2
+𝐵 2

4. Hubungan dua garis lurus


Misalkan dua buah garis lurus dengan masing-masing persamaannya berbentuk
𝐴𝑥 + +𝐵𝑦 + 𝐶 = 0, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴, 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝐶 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
𝐷𝑥 + +𝐸𝑦 + 𝐹 = 0, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐷, 𝐸 𝑑𝑎𝑛 𝐹 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎
Dilihat dari persamaannya kita dihadapkan sistem persamaan linier dua variabel. Kalau
sistem ini diselesaikan, maka diperoleh
(AE – BD)x = BF – EC. ............................................. .......................(2.4)
Selanjutnya disini ada berbagai kasus :
𝐴 𝐵
1. Jika AE – BD ≠ 0 atau ≠ , maka harga x dan y tunggal atau sistem tersebut
𝐷 𝐸

solusinya tunggal. Jadi solusi itu merupakan titik potong dari grafik ke dua garis
tersebut.
𝐴 𝐵
2. AE – BD = 0 atau =𝐸
𝐷
𝐶 𝐵
 Jika BF – EC ≠ 0 atau ≠ 𝐸 , maka persamaan (2.4) tidak memiliki solusi. Jadi ke
𝐹

dua grafik dari sistem itu adalah sejajar.


𝐶 𝐵
 Jika BF – CE = 0 atau 𝐹
= 𝐸 , maka persamaan (2.4) memiliki banyak solusi atau
sistem persamaman linier di atas memiliki banyak solusi. Ini berarti grafik dari ke
dua garis berimpit.
Kadang- kadang persamaan garis Ax + By + C = 0 sering disimbulkan g = 0 atau
g ≡ Ax + By + C = 0 .
Selanjutnya g1 + 𝛼g2 = 0 disebut persamaan berkas garis dengan 𝛼 linier.
𝛼 sering disebut parameter. Titik potong antara g1 dan g2 yaitu S tentu terletak pada garis
tersebut termasuk juga g1 + 𝛼g2 = 0 untuk setiap 𝛼.
Untuk setiap 𝛼 bentuk g1 + 𝛼g2 = 0 selalu linier. Jadi merupakan sebuah garis
lurus melalui titi S pula.
Kesimpulan : semua garis lurus, yang diperoleh dari g1 + 𝛼g2 = 0 selalu melalui
titik potong ke dua garis g1 dan g2 .
Macam-macam hubungan dua garis lurus
Misalkan diketahui dua garis lurus 𝑎𝑥 + +𝑏𝑦 + 𝑐 = 0, 𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 + 𝑟 = 0 ada berapa
hubungan yang diperoleh dari dua garis tersebut :
 Sejajar
Dua garis sejajar syaratnya gradiennya sama (𝑚1 = 𝑚2)
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 𝑐
Jika dilihat dari koefisiennya, syarat kedua garis sejajar yaitu = 𝑞 . jika𝑝 = 𝑞 = 𝑟 , maka
𝑝
𝑎 𝑏
kedua garis tersebut berimpit. Dan jika 𝑝 ≠ 𝑞 maka kedua garis tersebut pasti berpotongan.

 Tegak lurus
Dua garis tegak lurus syaratnya perkalian gradien kedua garis hasilnya -1.
𝑎 𝑞
Jika dilihat dari koefisieannya, syarat dua garis tegak lurus yaitu = −𝑝
𝑏
4. SUDUT ANTARA DUA BUAH GARIS

Menentukan sudut antara dua buah garis disini dimaksudkan menentukan hubungan
dua buah garis ditinjau dari besar sudut yang dibentuk dari ke dua garis tersebut. Hubungan
disini apakah ke dua garis tersebut sejajar atau tegak lurus ditinjau dari kemiringan atau
besarnya tanjakan dari ke dua garis tersebut. Misalkan dimiliki dua garis yang masing-
masing memiliki persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑛𝑥 + 𝑐. Mengenai hubungan ke dua garis
tersebut dapat disajikan melalui gambar dibawah :
Dari gambar terlihat bahwa m= 𝑡𝑎𝑛𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 𝑡𝑎𝑛𝛽. Dari sifat besar sudut luar segitiga
diperoleh
𝛽 = 𝛼 + 𝜃𝑎𝑡𝑎𝑢 ∅ = 𝛽 − 𝛼
𝑡𝑎𝑛𝛽 − 𝑡𝑎𝑛𝛼 𝑛−𝑚
𝑡𝑎𝑛𝜃 = tan(𝛽 − 𝛼 ) = =
1 + 𝑡𝑎𝑛𝛽. 𝑡𝑎𝑛𝛼 1 + 𝑛𝑚
Besar sudut suatu garis harusnya yang dipilih yang sudut lancip. Akibatnya
𝑛−𝑚
𝑡𝑎𝑛𝜃 = | | … … … … … … … … . . (2.5)
1 + 𝑛𝑚
Dari kondisi 2.5 dapat diketahui bahwa:
1. Jika kedua garis 𝑔1 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 sejajar, maka 𝑡𝑎𝑛𝜃 = 0. Akibatnya n = m.
2. Jika kedua garis 𝑔1 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 tegak lurus, maka 𝜃 = 90. Akibatnya 𝑡𝑎𝑛𝜃 = ∞. Hal ini terjadi
jika 1 + nm = 0 atau mn = -1

TEOREMA
Jika hasil kali dua koefesien arah dua buah garis sama dengan -1, maka ke dua garis tersebut
tegak lurus sesamanya dan sebaliknya.

5. JARAK SEBUAH TITIK TERHADAP GARIS.

Misalkan dimilik titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) di luar garis g = 0. Selanjutnya ingin menentukan


jarak titik asal P(𝑥1 , 𝑥1 ) terhadap garis g = 0 .

TEOREMA.

Dimiliki 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan garis g = x Cos 𝛼 + y Sin 𝛼 = n , dengan n jarak titik asal O(0,0)
terhadap garis g dan 𝛼 adalah besar sudut antara ruas garis yang panjangnya n dengan
sumbu 𝑋+ . Jarak P terhadap garis g adalah :

d =│𝑥1 𝐶𝑜𝑠 α + 𝑦1 𝑆𝑖𝑛 α − n│

Jika g memiliki persamaan Ax + By + C = 0, maka jarak 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) terhadap garis g


𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝑐
adalah │ │
±√𝐴2 +𝐵 2
Untuk membuktikan teorema ini perhatika gambar di bawah :

Misalkan d[𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ),g] = jarak titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) terhadap garis g = 0. Dari situasi pada
gambar 2.4 dapat dilihat bahwa d =│𝑛1 − 𝑛│. Misalkan dibuat garis h sejajar garis g = 0.
Bentuk Normal Hasse dari garis h adalah h ≡ x Cos 𝛼 + y Sin 𝛼 = 𝑛1 . Selanjutnya karena
garis h melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ), maka diperoleh persamaan 𝑥1 Cos 𝛼 + 𝑦1 Sin 𝛼 = 𝑛1 .

Jadi harga d =│𝑛1 − 𝑛│= │𝑥1 Cos 𝛼 + 𝑦1 Sin 𝛼 - n│ ........................................ (2.6)

Persamaan (2.6) ini tepat sama dengan persamaan normal dari gsetelah salah satu ruas
menjadi nol dan setelah koordinat 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) disubsitusikan. Selanjutnya jika g memiliki
persamaan Ax + By + C = 0, maka dicari bentuk Normal dari g secara otomatis teorema
terbukti.
Daftar Pustaka
Rauh.1959. Penerbit Terate Bandung
Sukirman.1996. Materi Pokok GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN
RUANG MODUL 1-9.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen
Pendidikan Dasar dan Mene

Anda mungkin juga menyukai