𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 0) <=> 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏
Jadi dapat disimpulkan bahwa persaman garis lurus dengan gradien m dan melalui
titik B(0,b) adalah:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏
Ini menunjukkan bahwa garis lurus merupakan grafik dari fungsi linier.
Beberapa kemungkinan lain yang terjadi :
1. Jika b = 0, maka y = mx, adalah persamaan garis melalui titik pangkal (0,0).
Misalkan diketahui dua titik A(𝑥1 , 𝑦1 )𝑑𝑎𝑛 B(𝑥2 , 𝑦2 ) . Selanjutnya kita ingin menentukan
persamaan garis yang melalui ke dua titik tersebut. Misalkan garis yang kita cari melalui
𝑦2−𝑦
A(𝑥1 , 𝑦1 )𝑑𝑎𝑛 B(𝑥2 , 𝑦2 ). Jadi gradien garis tersebut adalah 𝑚 = 𝑥 −𝑥1 Harga ini
2 1
disubsitusikan ke persamaan (2.1) yaitu 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ), maka kita akan menemukan
persamaan garis yang baru, seperti berikut
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝐶
𝑦2 − 𝑦1
𝑦 − 𝑦1 = (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥2 − 𝑥1
𝑦 − 𝑦1 𝑥 − 𝑥1
=
𝑦2 − 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1
Pada sesi ini kita menentukan persamaan garis dalam bentuk lain. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan menentukan formula jarak titik terhadap sebuah garis. Untuk memulai
hal ini perhatikan gambar dibawah :
Jika OQ = jarak titik O ke garis g , maka untuk sebarang P(x,y) pada garis itu berlaku OQ =
OR + RQ = x Cos 𝛼 + y Sin 𝛼. Misalkan OQ = n.
Hubungan tersebut merupakan persamaan garis g yang ditentukan oleh jarak n dan besarnya
sudut antara segmen OQ dengan sumbu 𝑋+ dan disebut persamaan Normal Hesse.
Pekerjaan selanjutnya bagaimana mengubah persamaan garis yang berbentuk Ax + By + C =
0 menjadi bentuk normal. Untuk sebarang k bilangan riil jelas bahwa Ax + By + C = 0 setara
dengan 𝑘𝐴𝑥 + 𝑘𝐵𝑦 + 𝑘𝐶 = 𝑜. Misalkan kA = Cos 𝛼, kB = Sin𝛼 dan jaraknya n = -kC
dimana –kC > 0. Jadi nilai 𝑘 2 𝐴2 = 𝐶𝑜𝑠 2 α, 𝑘 2 𝐵2 = 𝑘 2 𝐴2 = 𝑆𝑖𝑛2 α dan 𝑘 2 𝐴2 + 𝑘 2 𝐵2 =
𝐶𝑜𝑠 2 α + 𝑆𝑖𝑛2 α = 1.
1
Dari sini diperoleh 𝑘 = ± √𝐴2 . Dengan mensubstitusikan harga k ini ke persamaan k Ax
+𝐵 2
𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝑐
+ k By + k C = 0 diperoleh bahwa =0.
±√𝐴2 +𝐵 2
solusinya tunggal. Jadi solusi itu merupakan titik potong dari grafik ke dua garis
tersebut.
𝐴 𝐵
2. AE – BD = 0 atau =𝐸
𝐷
𝐶 𝐵
Jika BF – EC ≠ 0 atau ≠ 𝐸 , maka persamaan (2.4) tidak memiliki solusi. Jadi ke
𝐹
Tegak lurus
Dua garis tegak lurus syaratnya perkalian gradien kedua garis hasilnya -1.
𝑎 𝑞
Jika dilihat dari koefisieannya, syarat dua garis tegak lurus yaitu = −𝑝
𝑏
4. SUDUT ANTARA DUA BUAH GARIS
Menentukan sudut antara dua buah garis disini dimaksudkan menentukan hubungan
dua buah garis ditinjau dari besar sudut yang dibentuk dari ke dua garis tersebut. Hubungan
disini apakah ke dua garis tersebut sejajar atau tegak lurus ditinjau dari kemiringan atau
besarnya tanjakan dari ke dua garis tersebut. Misalkan dimiliki dua garis yang masing-
masing memiliki persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑛𝑥 + 𝑐. Mengenai hubungan ke dua garis
tersebut dapat disajikan melalui gambar dibawah :
Dari gambar terlihat bahwa m= 𝑡𝑎𝑛𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝑛 = 𝑡𝑎𝑛𝛽. Dari sifat besar sudut luar segitiga
diperoleh
𝛽 = 𝛼 + 𝜃𝑎𝑡𝑎𝑢 ∅ = 𝛽 − 𝛼
𝑡𝑎𝑛𝛽 − 𝑡𝑎𝑛𝛼 𝑛−𝑚
𝑡𝑎𝑛𝜃 = tan(𝛽 − 𝛼 ) = =
1 + 𝑡𝑎𝑛𝛽. 𝑡𝑎𝑛𝛼 1 + 𝑛𝑚
Besar sudut suatu garis harusnya yang dipilih yang sudut lancip. Akibatnya
𝑛−𝑚
𝑡𝑎𝑛𝜃 = | | … … … … … … … … . . (2.5)
1 + 𝑛𝑚
Dari kondisi 2.5 dapat diketahui bahwa:
1. Jika kedua garis 𝑔1 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 sejajar, maka 𝑡𝑎𝑛𝜃 = 0. Akibatnya n = m.
2. Jika kedua garis 𝑔1 𝑑𝑎𝑛 𝑔2 tegak lurus, maka 𝜃 = 90. Akibatnya 𝑡𝑎𝑛𝜃 = ∞. Hal ini terjadi
jika 1 + nm = 0 atau mn = -1
TEOREMA
Jika hasil kali dua koefesien arah dua buah garis sama dengan -1, maka ke dua garis tersebut
tegak lurus sesamanya dan sebaliknya.
TEOREMA.
Dimiliki 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) dan garis g = x Cos 𝛼 + y Sin 𝛼 = n , dengan n jarak titik asal O(0,0)
terhadap garis g dan 𝛼 adalah besar sudut antara ruas garis yang panjangnya n dengan
sumbu 𝑋+ . Jarak P terhadap garis g adalah :
Misalkan d[𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ),g] = jarak titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) terhadap garis g = 0. Dari situasi pada
gambar 2.4 dapat dilihat bahwa d =│𝑛1 − 𝑛│. Misalkan dibuat garis h sejajar garis g = 0.
Bentuk Normal Hasse dari garis h adalah h ≡ x Cos 𝛼 + y Sin 𝛼 = 𝑛1 . Selanjutnya karena
garis h melalui titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ), maka diperoleh persamaan 𝑥1 Cos 𝛼 + 𝑦1 Sin 𝛼 = 𝑛1 .
Persamaan (2.6) ini tepat sama dengan persamaan normal dari gsetelah salah satu ruas
menjadi nol dan setelah koordinat 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 ) disubsitusikan. Selanjutnya jika g memiliki
persamaan Ax + By + C = 0, maka dicari bentuk Normal dari g secara otomatis teorema
terbukti.
Daftar Pustaka
Rauh.1959. Penerbit Terate Bandung
Sukirman.1996. Materi Pokok GEOMETRI ANALITIK BIDANG DAN
RUANG MODUL 1-9.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjen
Pendidikan Dasar dan Mene