Anda di halaman 1dari 25

BAB II

PEMBAHASAN

A. TRANSFORMASI LINEAR

Fungsi linier adalah sebuah fungsi yang berbentuk (𝑧) = 𝑎+ 𝑏 dengan 𝑎 dan 𝑏
merupakan konstanta kompleks.
contoh fungsi linear : f(z) = 3z +2
fungsi nonlinear : f(z) = 2z2-2.

Definisi (Transformasi Linear)


Suatu transformasi yang berbentuk w = f(z) = az + b dengan a , b ∈ C, a ≠ 0
disebut Transformasi linear.

Sifat-sifat Transformasi Linear:


a. f’(z) = a, untuk setiap z ∈ C, maka f adalah transformasi entire atau
transformasi analitik menyeluruh
b. f adalah transformasi satu-satu, karena jika transformasi z1 ≠ z2, maka f(z1) =
az1 + b ≠ az2 + b = f(z2)
c. karena f transformasi satu-satu maka f mempunyai transformasi invers yaitu
1 𝑏
f’(z) = 𝑎z - 𝑎, dengan a ≠ 0.

d. Transformasi linear adalah komposisi dari dua transformasi berikut: ζ = az dan


w = ζ + b.
Transformasi yang pertama , yaitu ζ = az merupakan suatu rotasi yamg
“memperpanjang” atau “memperpendek”. Adapun alasannya sebagai berikut.
Misa:𝑎 = 𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 𝑑𝑎𝑛 𝑧 = 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2 maka
ζ = az
= 𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 . 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2
= r1r2 {(cos 𝜃1 + i sin 𝜃1 )(cos 𝜃2 + i sin 𝜃2 )}
= r1r2 {cos 𝜃1 cos 𝜃2 + sin 𝜃1 sin 𝜃2 +i(sin 𝜃1 cos 𝜃2 +cos 𝜃1 sin 𝜃2 )}
=𝑟1 𝑟2 {cos(𝜃1 + 𝜃2 ) + i sin (𝜃1 + 𝜃2 )}
Jadi, / ζ/ = /a/ /z/ dan arg ζ = arg a + arg z.

3
a. Regangan Putaran
Fungsi g(z) = az merupakan suatu fungsi regangan putaran (rotation
stretching) dengan hubungan
|g(z)| = |az| = |a||z|, dan
arg g(z) = arg (az) = arg a + arg z
Dalam hal :
1.|a| = 1 , yang berarti a ≠ 0 maka g merupakan suatu rotasi murni.

2. arg a = 0 maka titik-titik z ∋ Dg akan mengalami peregangan (bila |a| > 1 )


atau pengerutan (bila |a| < 1 )

3. |a| = 1 dan arg a = 0 , yang berarti a = 1 maka g menjadi g(z) = z yang


merupakan fungsi identitas.

b. Pergeseran
Selanjutnya f(z) = z + b merupakan fungsi yang menggeser tiap titik di Df
sejauh b. Dengan demikian, fungsi linier w = (𝑓°𝑔)(z) = az + b merupakan
gabungan dari regangan putaran, dan translasi (geseran)

Sifat-sifat pemetaan ini paling mudah dilihat dengan memeriksa secara


terpisah pemetaan-pemetaan
𝜁 = 𝑎z dan 𝑤 = 𝜁 + 𝑏
Kemudian digabungkan menjadi
𝑤 = 𝜁 + 𝑏 = 𝑎z + 𝑏
Pemetaan pertama 𝜁 = 𝑎z disebut regangan putaran. Istilah ini muncul dari hubungan-
hubungan
|𝜁| = |𝑎||𝑏| 𝑑an arg 𝜁 = arg 𝑎 + arg 𝑏
Dua relasi ini dapat dijabarkan sebagai berikut, bahwa dibawah pemetaan 𝜁 =
𝑎z, bayangan titik 𝑧 adalah titik 𝜁 yang modulusnya |𝑧| “diregangkan” dengan faktor
|𝑎| dan argumennya adalah arg 𝑧 diputar dengan sudut 𝑎. Proses regangan putaran ini
digambarkan dalam gambar 1.1 berikut :

4
Gambar 1.1
Regangan Putaran

Dari dua pemetaan diatas, dapat dilihat bahwa transformasi linear (𝑧) = 𝑎z+ 𝑏
terjadi akibat gabungan terhadap regangan putaran 𝜁 = 𝑎z yang diikuti dengan
penggeseran 𝑤 = 𝜁 + . Gambar 1.2 berikut menunjukkan gabungan pemetaan-
pemetaan tersebut.
𝜋
Contoh pemetaan linear di titik 𝑃 = 1 + 2𝑖, penggal garis 𝑆 ≔ arg 𝑧 = 4 , 1 < |𝑧|
3𝜋 3𝜋 1
< 2 , busur 𝐴 ≔ |𝑧| = 2, ≤ arg 𝑧 ≤ dan garis tegak 𝐿: 𝑅(𝑧) = dibawah fungsi 𝑤
4 2 2

= 2𝑖z+ 1 + 𝑖 dapat dilihat pada gambar 1.3

Gambar 1.2
Transformasi Linear

5
Gambar 1.3 (Contoh Transformasi linear dibawah 𝑤 = 2𝑖z+ 1 + 𝑖)

Contoh soal Transformasi Linear


1. Tentukan bayangan dari titik P(-1,2) dibawah transformasi linear w = -2iz + 1 –
3i

𝜋
Karena g(z) = -2iz,, maka |-2i| = 2 dan arg(-2i) = − 2 . Titik P(-1,2) diperbesar

dengan faktor 2 menjadi P’(-2,4)

6
𝜋
P’(-2,4) diputar dengan rotasi (0, − 2 ) didapat
𝜋 𝜋
1 cos(− ) −sin(− )
(𝑦𝑥 1 ) = ( 𝜋
2 2
𝜋 ) (−2
4
0
) = (−1 1
0
)(−2
4
) = (42)
sin(− ) cos(− )
2 2

diperoleh P’’(4,2)

Kemudian P’’(4,2) digeser 1 satuan ke kanan dan 3 satuan ke bawah diperoleh


P’’’(5,-1)

2. Transformasi w = (1+i)z + 3 – 1 mentransformasikan daerah persegi panjang pada


bidang-z dalam gambar, ke daerah persegi panjang yang terletak di bidang-w.

Penyelesaian :
Transformasi ini dapat ditulis dalam dua transformasi, yaitu f°g(z) = w dengan f(z)
= z +3 – i dan g(z) = (1 + i)z
 Regangan putaran
g(z) = (1 + i)z maka |1 + i| = √12 + 12 = √2

7
1 𝜋
dan arg(1 + i) = 𝑡𝑎𝑔−1 (1) = 𝑡𝑎𝑔−1 (1) = 4

transformasi pertama adalah regangan sebesar √2 kemudian dilanjutkan dengan


𝜋
perputaran sebesar 4

 Pergeseran
Transformasi kedua pergeseran sejauh 3-i yang dapat dilakukan dengan
pergeseran ke kanan sejauh tiga satuan dan diikuti pergeseran ke bawah sejauh
satu satuan

8
B. TRANSFORMASI PANGKAT
Definisi. Suatu fungsi 𝑓(𝑧) = 𝑧 𝑛 dengan n ∈ 𝑁 dinamakan fungsi pangkat
Catatan:
1. Fungsi f tersebut merupakan fungsi menyeluruh karena 𝑓 ′ (𝑍) = 𝑛𝑧 𝑛−1 , 𝑧 ⩝
∈ 𝐶.
2. Untuk n > 1 fungsi f bukanlah fungsi satu-satu sehingga tidak mempunyai
invers.

Sifat-sifat pemetaan tertentu pada transformasi pangkat lebih mudah dipelajari


dalam bentuk kutubnya. Dengan menyatakan fungsi pangkat dalam bentuk kutub
diperoleh
𝑤 = 𝑟 𝑛 (cos 𝑛𝑡 + 𝑖 sin 𝑛𝑡)
Dari bentuk kutub ini dapat dilihat bahwa jika
|𝑧| = 𝑟 dan arg 𝑧 = 𝑡
Maka,

|𝑤| = 𝑟 𝑛 dan arg 𝑧 = nt

Dari bentuk kutub diatas dapat disimpulkan bahwa transformasi pangkat


memetakan suatu titik 𝑧 dengan modulus 𝑟 dan argumen 𝑡 ke suatu titik dengan
𝜋
modulus 𝑟 𝑛 dan argumen nt. Sebagai contoh, dibawah fungsi 𝑤 = 𝑧 3 , 𝑧 = 2 𝑐𝑖𝑠 ( 3 )

dipetakan ke 𝑤 = 8 𝑐is 𝜋.
Pada umumnya, dibawah transformasi pangkat suatu sinar yang dipancarkan
dari pusat sumbu koordinat dengan sudut inklinasi 𝛼 dipetakan menjadi suatu sinar
yang bersudut inklinasi 𝑛𝛼. Sehingga suatu sektor lingkaran dengan jari-jari 𝑟
bersudut pusat 𝜙 ditransformasikan ke sektor lingkaran dengan jari-jari 𝑟 𝑛 bersudut
pusat 𝑛𝜙. Proses transformasi ini bisa dilihat pada gambar

Gambar 2.1 (Pemetaan 𝑤 = 𝑧 𝑛 )


9
Sebagai contoh, dibawah 𝑤 = 𝑧 2 , kuadran pertama bidang 𝑧 dipetakan ke
setengah lingkaran atas bidang 𝑤 . Setengah lingkaran atas bidang 𝑧 dipetakan ke
seluruh bidang 𝑤. Jika diambil seluruh bidang 𝑧 maka bidang 𝑤 akan ditutupi dua
kali.
Secara general, dibawah transformasi pangkat 𝑤 = 𝑧 𝑛 , bidang 𝑧 dipetakan ke bidang
𝑤, 𝑛kali. Artinya setiap titik pada bidang 𝑤, kecuali 𝑤 = 0 merupakan bayangan 𝑛
titik yang berbeda dari bidang 𝑧.

Contoh
Fungsi 𝑤 = 𝑧 2
jika diuraikan menghasilkan
(𝑥, 𝑦) = 𝑥 2 − 𝑦 2 dan (𝑥, 𝑦) = 2𝑥y.
Selanjutnya, perhatikan hiperbola tegak lurus
𝑥 2 − 𝑦 2 = 𝑐, 𝑐 ≠ 0
Jelas 𝑢 = 𝑐 dan bila 𝑥 dan 𝑦 mengambil seluruh nilai yang mungkin maka nilai 𝑣
bergerak dari −∞ hingga +∞. Hal ini menunjukkan bahwa dibawah 𝑤 = 𝑧 2 , hiperbola
diatas dipetakan menjadi garis tegak 𝑢 = 𝑐.
Selanjutnya perhatikan hiperbola
2𝑥y= 𝑘, 𝑘 ≠ 0
Jelas bahwa dibawah fungsi tersebut, bayangannya adalah garis mendatar 𝑣 = 𝑘.

contoh

Di bawah fungsi = 𝑧 4 , petakan titik P = 1 + I ke bidang-w dengan domain 𝐴 =


𝜋
{𝑧: |𝑧| < 1, 0 ≤ arg 𝑧 ≤ }!
4

Jawab:

|𝑷| = √12 + 12 = √2

|𝑃′| = (√2)4 = 4

Tuliskan P’ = a + ib. Daerah pada bidang-z dipetakan menjadi 𝐴′ = {𝑤: |𝑤| < 1,0 ≤
arg 𝑤 ≤ 𝜋} pada bidang-w, kita dapatkan

𝑠𝑖𝑛 𝜃 = 0

10
𝑏
=0
|𝑃′ |

𝑏
=0
4

Kita dapatkan b = 0 . Analog dengan cara di atas, kita dapatkan


𝑐𝑜𝑠𝜃 = −1
𝑎
= −1
4
𝑎 = −4

Jadi di dapat 𝑃′ = −4 + 0𝑖 = −4 seperti gambar di bawah ini.

Non Contoh:

contoh

𝜋
Carilah bayangan sector 0 < arg 𝑧< di bawah = 𝑧 2 !
2

Jawab:

Karena n = 2 maka di dapat 0 < arg 𝑧 < 𝜋.

11
contoh

a. Dengan menggunakan kenyataan bahwa uraian fungsi kuadrat 𝑤 = 𝑧 2


menghasilkan 𝑢 = 𝑥 2 − 𝑦 2 dan 𝑣 = 2𝑥𝑦 , tunjukkan bahwa untuk fungsi ini
𝑣 2 = 4𝑥 2 (𝑥 2 − 𝑢) = 4𝑦 2 (𝑢 + 𝑦 2 )
b. Gunakan hasil dari a untuk menunjukkan bahwa, dibawah 𝑤 = 𝑧 2 garis-garis
mendatar (𝑦 = 𝑘 ≠ 0 ) dan tegak lurus (𝑥 = 𝑐 ≠ 0 ) dipetakan menjadi parabola.
jawab:
a. 𝑢 = 𝑥 2 − 𝑦 2
𝑣 = 2𝑥𝑦
𝑣 2 = 4𝑥 2 𝑦 2
𝑣 2 = 4𝑥 2 (𝑥 2 − 𝑥 2 + 𝑦 2 )
= 4𝑥 2 (𝑥 2 − 𝑢)
𝑣 2 = 4𝑦 2 (𝑥 2 − 𝑦 2 + 𝑦 2 )
= 4𝑦 2 (𝑢 + 𝑦 2 )
𝑗𝑎𝑑𝑖, 𝑣 2 = 4𝑥 2 (𝑥 2 − 𝑢) = 4𝑦 2 (𝑢 + 𝑦 2 ) … … … … … … … . . (1)
b. Misalkan 𝑥 = 𝑐 dan 𝑦 = 𝑘, substitusikan ke Persamaan (1), didapat
𝑣 2 = 4𝑐 2 (𝑐 2 − 𝑐 2 + 𝑘 2
= 4𝑐 2 𝑘 2
𝑣 = ±2𝑐𝑘
u=𝑐 2 − 𝑘 2

12
Jadi garis-garis mendatar (𝑦 = 𝑘 ≠ 0 ) dan tegak lurus ( 𝑥 = 𝑐 ≠ 0) dipetakan
menjadi parabola.

C. TRANSFORMASI KEBALIKAN

Definisi:
1
Suatu transformasi yang didasarkan pada fungsi 𝑓 dengan 𝑓(𝑧) = 𝑧 dinamakan

transformasi kebalikan .
1
Secara geometric, transformasi 𝑤 = 𝑧 akan memetakan titik-titik yang

mendekati ke titik-titik di daerah yang jauh dari peta titik-titik sebelumnya. Dengan
menuliskan z dan w dalam bentuk kutub, kita lihat bahwa jika z=rcis(t) maka
diperoleh:
1
𝑤 = 𝑟 𝑐𝑖𝑠(−𝑡)

𝐵𝑢𝑘𝑡𝑖,
1 1 1 1 1 1 1 1 (cos 𝑡 + 𝑖 sin 𝑡)
𝑤= = = . = . = . .
𝑧 𝑟 𝑐𝑖𝑠 𝑡 𝑟 𝑐𝑖𝑠 𝑡 𝑟 cos 𝑡 − 𝑖 sin 𝑡 𝑟 cos 𝑡 − 𝑖 sin 𝑡 (cos 𝑡 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 𝑡)
1 (cos 𝑡 + 𝑖 sin 𝑡) 1 1
= . = . (cos 𝑡 + 𝑖 sin 𝑡) = (cos(−𝑡) − sin(−𝑡))
𝑟 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡 + 𝑠𝑖𝑛2 𝑡 𝑟 𝑟
1
= 𝑟 . 𝑐𝑖𝑠(−𝑡)

Jadi, di bawah fungsi kebalikan suatu titik dengan modulus r dan argument t
1
dipetakan menjadi suatu titik dengan modulus dan argument -t. Geometri
𝑟

transformasi ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1

13
Transformasi tersebut dapat digambarkan secara geometri dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Kasus I : z berada di dalam lingkaran
1. Ambil suatu titik 𝑧 ≠ 0yang mempunyai modulus r dan argument t yang terletak
di dalam lingkaran satuan
2. Lukis garis L melalui z yang tegak lurus pada sinar R dari O dan melalui z.
3. Dari titik-titik perpotongan L dengan lingkaran satuan, lukis garis singgung S dan
T yang berpotongan pada suatu titik 𝜁 pada R .
1 1
4. Diperoleh | 𝜁| = 𝑟 dan 𝜁 = 𝑧
1 1
5. Tentukan titik dimana 𝑤 = 𝜁 di mana |𝑤| = 𝑟 dan arg w=-t .
1
6. Diperoleh w = 𝑧

Kasus II : z berada di garis pada lingkaran satuan


1
untuk setiap 𝑧 ∈ 𝐶, ∋ |𝑧| = 1, maka 𝑤 = 𝑧 merupakan pencerminan titik z terhadap

sumbu Real
1. Ambil sebarang titik 𝑧 ∈ 𝐶, ∋ |𝑧| = 1
2. Cerminkan z pada sumbu Real

14
Kasus III : berada di luar lingkaran
1. Ambil sebarang titik 𝑧 ∈ 𝐶, ∋ |𝑧| = 1
2. Tarik garis R melalui (0,0) dan z
3. Bagi garis R menjadi dua bagian sama panjang, beri nama titik tengah dengan A
4. Lukis lingkarang dengan pusat A dan berjari-jari OA yang akan memotong
lingkaran satuan di dua titik. Beri nama B dan C
5. Tarik garis S yang melalui B dan C sehingga memotong garis R di titik ζ.
1 1
6. Diperoleh | ζ |=𝑟 𝑑𝑎𝑛 ζ = z
1 1
7. Tentukan titik 𝑤 = ζ dimana |w|= 𝑟 dan arg w = -t .
1
8. Diperoleh 𝑤 = z

contoh 1:
1
Perhatikan gars tegak x = 1, di bawah pemetaan 𝑤 = 𝑧

15
Penyelesaian:
1
Dari penguraian 𝑤 = 𝑧

1 𝑥 𝑦
= 2 2
− 2 𝑖
𝑧 𝑥 +𝑦 𝑥 + 𝑦2

diperoleh,
𝑥 𝑦
𝑢 = 𝑥 2 +𝑦 2 dan 𝑣 = − 𝑥 2 +𝑦 2

Kemudian garis tegak yang diberikan x = 1 sehingga setiap titik pada garis yang
diberikan berbentuk 𝑧 = 1 + 𝑣𝑖 kita mendapatkan bahwa
1 𝑦
𝑢 = 12 +𝑦 2 dan 𝑣 = − 12 +𝑦2

Dengan menguadratkan dan mmenjumlahkan dua persamaan terakhir itu, di peroleh

𝑢2 + 𝑣 2 = 𝑢

𝑢2 + 𝑣 2 − 𝑢 = 0
1 1
𝑢2 − 𝑢 + + 𝑣 2 =
4 4
1
(𝑢 − 21 )2 + 𝑣2 =
2
1 1
Sehingga, diperoleh sebuah lingkaran |𝑤 − 2| = 2

Setelah ditemukan gambar transformasi dari garis tersebut, kita akan menentukan daerah
dari 𝑅(𝑧) > 1, 𝑅(𝑧) < 1, 𝑑𝑎𝑛 𝑅(𝑧) = 1 pada bidang w. Misalkan daerah di dalam
lingkaran,
1 1
|𝑤 − | <
2 2
1 1
|𝑢 + 𝑖𝑣 − | <
2 2
2 1
√(𝑢 − 1) + 𝑣 <
2 2
1 1
𝑢2 − 𝑢 + + 𝑣 2 <
4 4
𝑢2 − 𝑢 + 𝑣 2 < 0

16
2 2
     
 x   x   y   0
 2 2  2 2  2 2
x y  x y  x y 

𝑥 2 − 𝑥(𝑥 2 + 𝑦 2 ) + 𝑦 2
( )<0
(𝑥 2 + 𝑦 2 )2

𝑥 2 − 𝑥(𝑥 2 + 𝑦 2 ) + 𝑦 2 < 0

(𝑥 2 + 𝑦 2 )(1 − 𝑥) < 0

(1 − 𝑥) < 0

1<𝑥

Jadi, daerah di dalam lingkaran tersebut adalah pemetaan dari 𝑥 > 1 dengan cara
yang hampir sama dapat di tunjukkan daerah di luar lingkaran adalah pemetaan dari
daerah 𝑥 < 1 dan garis pada lingkaran merupakanpemetaan dari garis 𝑥 = 1

Pernyataan:
Di bawah transformasi kebalikan garis-garis dan lingkaran-lingkaran dipetakan ke
garis-garis atau lingkaran-lingkaran.

Bukti berdasarkan
1 𝑥 𝑦
a) 𝑧
= 𝑥 2 +𝑦 2 − 𝑖 𝑥 2 +𝑦 2

17
b) Persamaan 𝑎(𝑥 2 + 𝑦 2 ) + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑦 + 𝑑 = 0 mewakili suatu lingkaran (𝑎 ≠ 0) atau
suatu garis (𝑎 = 0) dan sebaliknya setiap garis atau lingkaran dapat diwakili oleh
seuatu persamaan yang berbentuk seperti di atas.

Misalkan diberikan suatu lingkaran atau suatu garis, missal K . Kemudian untuk
konstanta 𝑎, 𝑏, 𝑐 dan d . Maka:
𝐾: 𝑎(𝑥 2 + 𝑦 2 ) + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑦 + 𝑑 = 0
Dari a) kita mempunyai
𝑥 𝑦 1
𝑢= ,𝑣 = − 2 , 𝑢2 + 𝑣 2 = 2
𝑥2 +𝑦 2 𝑥 +𝑦 2 𝑥 + 𝑦2
Kemudian dengan membagi persamaan K dengan 𝑥 2 + 𝑦 2 diperoleh
𝑥 𝑦 𝑑
𝑎+𝑏 − 𝑐 + =0
𝑥2 + 𝑦2 𝑥2 + 𝑦2 𝑥2 + 𝑦2
𝑎 + 𝑏𝑢 = 𝑐𝑣 + 𝑑(𝑢2 + 𝑣 2 ) = 0
𝑑(𝑢2 + 𝑣 2 ) + 𝑏𝑢 − 𝑐𝑣 + 𝑎 = 0
yang merupakan garis (d=0) atau lingkaran pada bidang (d≠0) pada bidang w.

2. Perhatikan garis
𝑙1 : 𝑥 − 𝑦 + 2 = 0
Dalam notasi persamaan 𝐾: 𝑎(𝑥 2 + 𝑦 2 ) + 𝑏𝑥 + 𝑐𝑦 + 𝑑 = 0, 𝑎 = 0, 𝑏 = 0, 𝑐 =
1
−1, 𝑑 = 2. Jadi, di bawah = 𝑧 , 𝑙1 , dipetakan menjadi garis atau lingkaran yang

diberikan. Maka, 𝑙1 dipetakan menjadikan lingkaran


𝐶1 : 2(𝑢2 + 𝑣 2 ) + 𝑢 + 𝑣 = 0
Begitu pula, kita mendapatkan bahwa garis
𝐿1 : 𝑥 + 𝑦 − 2 = 0
Dipetakan menjadi lingkaran
𝐶2 : 2(𝑢2 + 𝑣 2 ) − 𝑢 + 𝑣 = 0
Perhatikan bahwa:
𝐿1 : 𝑥 − 𝑦 + 2 = 0
1 1 1
Dipetakan ke lingkaran 𝐶1 : |𝑤 − (− 4 − 4 𝑖)| = 4 √2

𝐿2 : 𝑥 + 𝑦 − 2 = 0
1 1 1
Dipetakan ke lingkaran 𝐶2 : |𝑤 − (− 4 − 4 𝑖)| = 4 √2

18
𝑑𝑦 𝑑𝑦
Karena untuk 𝐿1 , 𝑑𝑥 = 1, dan untuk𝐿2 , 𝑑𝑥 = −1 maka kedua garis tersebut

berpotongan tegak lurus di z = 2i.


𝑑𝑣 𝑑𝑣
Sedangkan untuk 𝐶1 , 𝑑𝑢 = −4𝑢 − 1 dan untuk 𝐶2 , 𝑑𝑢 = −4𝑢 + 1, serta

2𝑢2 + 2𝑣 2 + 𝑢 + 𝑣 = 𝑢2 + 2𝑣 2 + 𝑢 + 𝑣
𝑢 = −𝑢
2𝑢 = 0
𝑢=0
𝑑𝑣 𝑑𝑣
Subtitusi 𝑢 = 0 sehingga diperoleh untuk 𝐶1 , 𝑑𝑢 = −1 dan 𝐶2 , 𝑑𝑢 = 1 maka kedua
−𝑖
lingkaran tersebut berpotongan pada 𝑤 = 0 dan = .
2

1
Transformasi 𝑤 = 𝑧

D. TRANSFORMASI BILINEAR

Definisi:
Jika a, b, c, dan d konstanta kompleks, maka:
𝑎𝑧 + 𝑏
𝑤 = 𝑓(𝑧) = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0
𝑐𝑧 + 𝑑
dinamakan transformasi bilinear. Kita asumsikan 𝑐 ≠ 0guna menghindari
persamaan bilinear berubah menjadi persamaan linear. Analog dengan transformasi

19
kebalikan, maka transformasi bilinear juga memetakan garis dan lingkaran menjadi
garis atau lingkaran.
𝑎𝑧+𝑏
Pemetaan bilinear 𝑤 = 𝑓(𝑧) = = (𝑔°ℎ°𝑘)(𝑧) merupakan komposisi dari
𝑐𝑧+𝑑

fungsi-fungsi berikut:
1 𝑎 𝑏𝑐 − 𝑎𝑑
𝑘(𝑧) = 𝑐𝑧 + 𝑑, ℎ(𝑧) = , 𝑔(𝑧) = + 𝑧
𝑧 𝑐 𝑐
Jadi, transformasi bilinear merupakan gabungan dari transformasi linear diikuti
dengan transformasi kebalikan dan dilanjutkan dengan transformasi linear sekali lagi.

Teorema:
Jika 𝑧1 ≠ 𝑧2 ≠ 𝑧3 sebarang titik pada bidang-z dan 𝑤1 ≠ 𝑤2 ≠ 𝑤3 sebarang
titik pada bidang-w , maka terdapat fungsi transformasi bilinear yang memetakan 𝑧𝑗 ke
𝑤𝑗 denganj=1,2,3 adalah:
(𝑤 − 𝑤1 )(𝑤2 − 𝑤3 ) (𝑧 − 𝑧1 )(𝑧2 − 𝑧3 )
=
(𝑤 − 𝑤2 )(𝑤2 − 𝑤1 ) (𝑧 − 𝑧3 )(𝑧2 − 𝑧1 )
Bukti:
𝑎𝑧 + 𝑏 𝑎𝑧1 + 𝑏 𝑎𝑧2 + 𝑏 𝑎𝑧3 + 𝑏
𝑤= , 𝑤1 = , 𝑤2 = , 𝑤3 = ,,
𝑐𝑧 + 𝑑 𝑐𝑧1 + 𝑑 𝑐𝑧2 + 𝑑 𝑐𝑧3 + 𝑑

dengan 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0

𝑎𝑧 + 𝑏 𝑎𝑧1 + 𝑏
𝒘 − 𝒘𝟏 = −
𝑐𝑧 + 𝑑 𝑐𝑧1 + 𝑑

(𝑎𝑧 + 𝑏)(𝑧1 + 𝑑) − (𝑎𝑧1 + 𝑏)(𝑧 + 𝑑)


=
(𝑐𝑧 + 𝑑)(𝑐𝑧1 + 𝑑)

𝒂𝒄𝒛𝑧1 + 𝑏𝑐𝑧1 + 𝑎𝑑𝑧 + 𝑏𝑑 = 𝑎𝑐𝑧𝑧1 − 𝑏𝑐𝑧 − 𝑎𝑑𝑧1 − 𝑏𝑑


=
(𝑐𝑧 + 𝑑)(𝑐𝑧1 + 𝑑)

−𝑏𝑐(𝑧 − 𝑧1 ) + 𝑎𝑑(𝑧 − 𝑧1 )
=
(𝑐𝑧 + 𝑑)𝑐𝑧1 + 𝑑)

(𝑎𝑑−𝑏𝑐)(𝑧−𝑧1 )
= (𝑐𝑧+𝑑)(𝑐𝑧
1 +𝑑)

𝑎𝑧 +𝑏 𝑎𝑧 +𝑏
𝒘𝟐 − 𝒘𝟑 = 𝑐𝑧 2+𝑑 − 𝑐𝑧 3+𝑑
2 3

20
𝑎𝑐𝑧2 𝑧3 +𝑎𝑧2 𝑑+𝑏𝑐𝑧3 +𝑏𝑑−𝑎𝑐𝑧2 𝑧3 −𝑏𝑐𝑧2 −𝑎𝑧3 𝑑−𝑏𝑑
= (𝑐𝑧2 +𝑑)(𝑐𝑧3 +𝑑)

𝑎𝑑(𝑧2 −𝑧3 )−𝑏𝑐(𝑧2 −𝑧3 )


= (𝑐𝑧2 +𝑑)(𝑐𝑧3 +𝑑)

(𝑎𝑑−𝑏𝑐)(𝑧2 −𝑧3 )
= (𝑐𝑧
2 +𝑑)(𝑐𝑧3 +𝑑)

𝑎𝑧+𝑏 𝑎𝑧 +𝑏
𝒘 − 𝒘𝟑 = − 𝑐𝑧33+𝑑
𝑐𝑧+𝑑

𝑎𝑐𝑧𝑧3 +𝑎𝑑𝑧+𝑏𝑐𝑧3 +𝑏𝑑−𝑎𝑐𝑧𝑧3 −𝑎𝑑𝑧3 −𝑏𝑐𝑧−𝑏𝑑


= (𝑐𝑧+𝑑)(𝑐𝑧3 +𝑑)

𝒂𝒅(𝒛−𝒛𝟑 )−𝒃𝒄(𝒛−𝒛𝟑 )
= (𝑐𝑧+𝑑)(𝑐𝑧3 +𝑑)

(𝒂𝒅−𝒃𝒄)(𝒛−𝒛𝟑 )
= (𝑐𝑧+𝑑)(𝑐𝑧
3 +𝑑)

𝑎𝑧 +𝑏 𝑎𝑧 +𝑏
𝒘𝟐 − 𝒘𝟏 = 𝑐𝑧 2+𝑑 − 𝑐𝑧 1+𝑑
2 1

𝑎𝑐𝑧1 𝑧3 +𝑎𝑧2 𝑑+𝑏𝑐𝑧1 +𝑏𝑑−𝑎𝑐𝑧1 𝑧3 −𝑏𝑐𝑧2 −𝑎𝑧1 𝑑−𝑏𝑑


= (𝑐𝑧2 +𝑑)(𝑐𝑧1 +𝑑)

𝑎𝑑(𝑧2 −𝑧1 )−𝑏𝑐(𝑧2 −𝑧1 )


= (𝑐𝑧2 +𝑑)(𝑐𝑧1 +𝑑)

(𝑎𝑑−𝑏𝑐)(𝑧2 −𝑧1 )
= (𝑐𝑧
2 +𝑑)(𝑐𝑧1 +𝑑)

(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧 − 𝑧1 ) (𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧2 − 𝑧3 )


𝑤 − 𝑤1 )(𝑤2 − 𝑤3 ) .
(𝑐𝑧 + 𝑑)(𝑐𝑧1 + 𝑑) (𝑐𝑧2 + 𝑑)(𝑐𝑧3 + 𝑑)
=
(𝑤 − 𝑤3 )(𝑤2 − 𝑤1 ) (𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧 − 𝑧3 ) (𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧2 − 𝑧1 )
.
(𝑐𝑧 + 𝑑)(𝑐𝑧3 + 𝑑) (𝑐𝑧2 + 𝑑)(𝑐𝑧1 + 𝑑)

(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧 − 𝑧1 )(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧2 − 𝑧3 )(𝑐𝑧 + 𝑑)(𝑐𝑧3 + 𝑑)(𝑐𝑧2 + 𝑑)(𝑐𝑧1 + 𝑑)


=
(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧 − 𝑧3 )(𝑎𝑑 − 𝑏𝑐)(𝑧2 − 𝑧1 )(𝑐𝑧 + 𝑑)(𝑐𝑧1 + 𝑑)(𝑐𝑧2 + 𝑑)(𝑐𝑧3 + 𝑑)

(𝑧 − 𝑧1 )(𝑧2 − 𝑧3 )
=
(𝑧 − 𝑧3 )(𝑧2 − 𝑧1 )

21
𝑇𝐸𝑅𝐵𝑈𝐾𝑇𝐼

Contoh 1:
𝑧−1
Tunjukkan bahwa pemetaan bilnear 𝑤 = 𝑧+1 memetakan setengah bidang (𝑧) > 0

menjadi cakram satuan |𝑤| < 1


Penyelesaian :
1
Pemetaan ini dibagi dalam tiga tahapan, ζ= 𝑧 + 1, ξ= 𝜁 , dan 𝑤 = −2𝜉 + 1

1. Dibawah pemetaan ζ=𝑧 + 1, setiap titik pada setengah bidang yang diberikan
diputar sebesar 0 radian, diperbesar dengan faktor 1 dan terakhir digeser dengan
vektor 1 sehingga menghasilkan setengah bidang 𝑅(𝜁) > 1
1
2. Setengah bidang (𝜁) > 1 kemudian dipetakan dibawah ξ= 𝜁 kedalam lingkaran
1 1
|𝜉 − 2| = 2 ,tetapi dengan setengah bagian atas dan bawah saling dipertukarkan.

3. Terakhir dibawah 𝑤 = −2𝜉 + 1, bagian dalam lingkaran akan diputar sebesar –𝜋


1 1
radial menjadi bagian dalam lingkaran |𝜉 + 2| = 2, pertukaran ini akan menukar

letak setengah bagian atas dan bawah cakram tersebut. Putaran ini kemudian
diikuti dengan regangan dengan faktor 2 menjadi bagian dalam lingkaran|𝜉 +
1| = 1, dan akhirnya digeser dengan vektor 1 menghasilkan cakram |𝑤| <
𝑧−1
1.Berikut proses transformasi bilinear w=𝑧+1

22
Sifat kedua transformasi bilinear dinyatakan sebagai beikut: bila diketahui
sebarang tiga titik berbeda 𝑧1 , 𝑧2, 𝑧3 pada bidang 𝑧 dan sebarang tiga titik berbeda
𝑤1, 𝑤2, 𝑤3pada bidang 𝑤, maka terdapat transformasi bilinear yang tunggal yang
memetakan 𝑧𝑗 ke 𝑤𝑗 , 𝑗= 1,2,3. Transformasi bilinear yang tunggal ini diperoleh
dengan:

(𝑤 − 𝑤1 )(𝑤2 − 𝑤3 ) (𝑧 − 𝑧1 )(𝑧2 − 𝑧3 )
=
(𝑤 − 𝑤3 )(𝑤2 − 𝑤1 ) (𝑧 − 𝑧3 )(𝑧2 − 𝑧1 )
Contoh 2:
Carilah transformasi bilinear yang memetakan 𝑧1 = 0, 𝑧2 = 𝑖, 𝑧3 = −1 ke 𝑤1, = 12, 𝑤2,
= 11 + 𝑖𝑖, 𝑤3 = 11 secara berurutan
Penyelesaian:
Dengan subtitusi 𝑧1 , 𝑧2, 𝑧3 dan 𝑤1, 𝑤2, 𝑤3
(𝑤 − 𝑤1 )(𝑤2 − 𝑤3 ) (𝑧 − 𝑧1 )(𝑧2 − 𝑧3 )
=
(𝑤 − 𝑤3 )(𝑤2 − 𝑤1 ) (𝑧 − 𝑧3 )(𝑧2 − 𝑧1 )
Diperoleh:
(𝑤 − 12)𝑖 𝑧(1 + 𝑖)
=
(𝑤 − 11)(−1 + 𝑖) (𝑧 + 1)𝑖
Menghasilkan persamaan bilinear
10𝑧 − 12
𝑤=
𝑧−1

contoh 3

23
dengan menggunakan teorema

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Definisi (Transformasi Linear)
Suatu transformasi yang berbentuk w = f(z) = az + b dengan a , b ∈ C, a ≠ 0
disebut Transformasi linear.
2. Sifat-sifat Transformasi Linear:
e. f’(z) = a, untuk setiap z ∈ C, maka f adalah transformasi entire atau
transformasi analitik menyeluruh
f. f adalah transformasi satu-satu, karena jika transformasi z1 ≠ z2, maka f(z1) =
az1 + b ≠ az2 + b = f(z2)
g. karena f transformasi satu-satu maka f mempunyai transformasi invers yaitu
1 𝑏
f’(z) = 𝑎z - 𝑎, dengan a ≠ 0.

h. Transformasi linear adalah komposisi dari dua transformasi berikut: ζ = az dan


w = ζ + b.
Transformasi yang pertama , yaitu ζ = az merupakan suatu rotasi yamg
“memperpanjang” atau “memperpendek”. Adapun alasannya sebagai berikut.
Misa:𝑎 = 𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 𝑑𝑎𝑛 𝑧 = 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2 maka
ζ = az
= 𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 . 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2
= r1r2 {(cos 𝜃1 + i sin 𝜃1 )(cos 𝜃2 + i sin 𝜃2 )}
= r1r2 {cos 𝜃1 cos 𝜃2 + sin 𝜃1 sin 𝜃2 +i(sin 𝜃1 cos 𝜃2 +cos 𝜃1 sin 𝜃2 )}
=𝑟1 𝑟2 {cos(𝜃1 + 𝜃2 ) + i sin (𝜃1 + 𝜃2 )}
Jadi, / ζ/ = /a/ /z/ dan arg ζ = arg a + arg z.
3. Definisi:
Suatu fungsi 𝑓(𝑧) = 𝑧 𝑛 dengan n ∈ 𝑁 dinamakan fungsi pangkat.

4. Sifat-sifat pemetaan pada transformasi pangkat lebih mudah dipelajari dalam


bentuk kutubnya.. Dengan menyatakan fungsi pangkat dalam bentuk kutub
diperoleh
𝑤= 𝑟 𝑛 (cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛𝜃)

Dari bentuk kutub ini dapat dilihat bahwa jika

25
|𝑧| = 𝑟 dan arg 𝑧 =𝜃

Maka

|𝑤| = 𝑟 𝑛 dan arg 𝑧 = 𝑛𝜃

Dari bentuk kutub diatas dapat disimpulkan bahwa transformasi pangkat


memetakan suatu titik 𝑧 dengan modulus 𝑟 dan argumen 𝜃 ke suatu titik dengan
modulus 𝑟 𝑛 dan argumen 𝑛𝜃 .
5. Transformasi fungsi balikan
Secara geometri hal ini bisa didekati dengan menuliskan 𝑧 dan 𝑤 dalam
bentuk kutub. Jika
1
𝑧 = 𝑟 𝑐𝑖𝑠 𝜃 maka 𝑤 = 𝑟 cos(−𝜃)

Yang dapat di jelaskan dengan, “dibawah fungsi kebalikan suatu titik dengan
1
modulus 𝑟 dan argumen 𝜃 dipetakan menjadi suatu titik dengan modulus dan
𝑟

argumen –𝜃”.
6. Pemetaan bilinear merupakan gabungan dari pemetaan linear diikuti dengan
pemetaan kebalikan dan terakhir pemetaan linear .
Sifat pertama ini didasarkan pada 2 kenyataan. Pertama kenyataan bahwa
pemetaan bilinear merupakan gabungan dari tiga fungsi diantaranya:
1 𝑎 𝑏𝑐−𝑎𝑑
ζ=cz +𝑑, ξ= 𝜁, dan 𝑤 = 𝑐 + 𝜉
𝑐

Sifat kedua transformasi bilinear dinyatakan sebagai beikut: bila diketahui


sebarang tiga titik berbeda 𝑧1 , 𝑧2, 𝑧3 pada bidang 𝑧 dan sebarang tiga titik berbeda
𝑤1, 𝑤2, 𝑤3pada bidang 𝑤, maka terdapat transformasi bilinear yang tunggal yang
memetakan 𝑧𝑗 ke 𝑤𝑗 , 𝑗= 1,2,3. Transformasi bilinear yang tunggal ini diperoleh
dengan:
(𝑤 − 𝑤1 )(𝑤2 − 𝑤3 ) (𝑧 − 𝑧1 )(𝑧2 − 𝑧3 )
=
(𝑤 − 𝑤3 )(𝑤2 − 𝑤1 ) (𝑧 − 𝑧3 )(𝑧2 − 𝑧1 )

B. SARAN
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
di kemudian hari. Karena penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
tersebut dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di
pertanggungjawabkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

digilib.uinsby.ac.id/fungsikompleks: Buku Perkuliahan Program S-1 Jurusan


Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
http://digilib.uinsby.ac.id/20106/1/Fungsi%20komplek.pdf

https://dokumen.tips/documents/fungsi-pangkat.html

https://anzdoc.com/fungsi-kompleks-transformasi-pangkat-makalah-memenuhi-.html

https://anzdoc.com/fungsi-kompleks-transformasi-linear-makalah-memenuhi-.html

https://anzdoc.com/fungsi-kompleks-transformasi-kebalikan-makalah-memenuhi-
.html

https://anzdoc.com/fungsi-kompleks-transformasi-bilinear-makalah-memenuhi-.html

27

Anda mungkin juga menyukai