TRANSFORMASI KOORDINAT
(TRANSFORMASI LINEAR DAN ORTOGONAL)
OLEH:
NURHIDAYAH, S.Pd., M.Sc.
UNIVERSITAS JAMBI
2016
0
Transformasi Koordinat
1. Pendahuluan
Salah satu tugas utama untuk menyelesaikan permasalahan fisik adalah
dengan memilih koordinat yang cocok dengan sistem. Cara lain untuk
mengekspresikannya adalah dengan memilih sekelompok variabel. Kemudian
dapat mencakup integral banyak untuk volume, momentum, dan kerja yang lebih
mudah di buat dalam sistem koordinat yang benar. Dalam penyelesaian
persamaan diferensial, kita sering merubah variabel untuk membuat permasalahan
menjadi mudah.
Untuk setiap pekerjaan dalam cakupan fisik, akan lebih mudah dengan
menggunakan matriks. Untuk menunjukkan hasil kali dari dua matriks, dapat
dituliskan,
𝐶 = 𝐴𝐵 atau 𝐶𝑖𝑘 = ∑𝑗 𝐴𝑖𝑗 𝐵𝑗𝑘 ........(1.1)
Kemudian dapat di cari transpos dari hasil kali dari dua matriks. Dengan 𝐴𝑇𝑖𝑘 =
𝐴𝑘𝑖 , maka
(𝐴𝐵)𝑇𝑖𝑘 = (𝐴)𝑘𝑖 = ∑𝑗 𝐴𝑘𝑗 𝐵𝑗𝑖 = ∑𝑗 𝐴𝑗𝑘
𝑇 𝑇 𝑇 𝑇
𝐵𝑖𝑗 = ∑𝑗 𝐵𝑖𝑗 𝐴𝑗𝑘 = (𝐵 𝑇 𝐴𝑇 )𝑖𝑘
Sehingga,
(𝐴𝐵)𝑇 = 𝐵 𝑇 𝐴𝑇 ........(1.2)
Bentuk transpos hasil kali antara dua matriks sama dengan transpos masing-
masing matriks.
Selanjutnya kita ingin membuktikan hasil yang sama untuk invers dari hasil kali,
(𝐴𝐵)−1 = 𝐵 −1 𝐴−1 ........(1.3)
Dengan mendefinisikan invers, 𝐶 −1 𝐶 = 𝐼 dimana 𝐼 adalah matriks satuan. Oleh
karena
(𝐵 −1 𝐴−1 )(𝐴𝐵) = 𝐵 −1 (𝐴−1 𝐴)𝐵 = 𝐵 −1 𝐵 = 𝐼
maka, 𝐵 −1 𝐴−1 adalah invers dari 𝐴𝐵 seperti pada persamaan (1.3).
Soal :
1. Gunakan persamaan (1.2) dan (1.3) untuk menyederhanakan (𝐴𝐵 𝑇 𝐶)𝑇 ,
(𝐶 −1 𝑀𝐶)−1!
2. Tunjukkan bahwa 𝐴𝐴𝑇 merupakan matriks simetrik !
1
2. Transormasi Linear
Transformasi linear adalah satu dari setiap variabel baru yang merupakan
kombinasi linear dari beberapa variabel lama. Dalam dua dimensi, persamaan
transformasi linear adalah
𝑋 = 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦
𝑌 = 𝑐𝑥 + 𝑑𝑦 ...............(2.1)
Dimana a, b, c, d adalah konstan
𝑋 = 5𝑥 + 2𝑦
𝑌 = −2𝑥 + 2𝑦 ...............(2.2)
Persamaan ini dapat di interpretasi geometris dengan dua cara.
Cara pertama. Andaikan R dan r menjadi vektor.
𝑟 = 𝑥𝒊 + 𝑦𝒋
𝑅 = 𝑋𝒊 + 𝑌𝒋
y
(x, y)
r
(X, Y)
R
x
Gambar 2.1
Persamaan (2.1) dan (2.2) merupakan cara untuk memperoleh vektor R ketika
diberikan r. Persamaan (2.1) yang dapat di tuliskan dalam notasi matriks sebagai
𝑋 𝑎 𝑏 𝑥
( )=( ) ( ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑹 = 𝑀𝒓 ..............(2.3)
𝑌 𝑐 𝑑 𝑦
Dimana, R, M dan r berbentuk matriks. Matriks M disebut ‘matriks
transformasi’ .
2
y
y’
y’
r = r’ y x’
x’
x
x
Gambar 2.2
Ditinjau dua himpunan sumbu koordinat (x, y) dan (x’, y’), dan satu
vektor r = r’ dengan koordinat relatif untuk setiap himpunan sumbu
𝑟 = 𝑥𝒊 + 𝑦𝒋 = 𝑟 ′ = 𝑥′𝒊′ + 𝑦′𝒋′ ..............(2.5)
dimana 𝒊′ 𝑑𝑎𝑛 𝒋′ adalah vektor satuan sepanjang sumbu 𝑥 ′ 𝑑𝑎𝑛 𝑦′. Matriks
transformasi M merupakan cara untuk memperoleh komponen dari vektor r =
r’ relatif terhadap sumbu 𝑥 ′ 𝑑𝑎𝑛 𝑦′ yang mana komponennya juga relatif
terhadap sumbu x dan y.
3. Transformasi Ortogonal
Secara umum, sumbu 𝑥 ′ 𝑑𝑎𝑛 𝑦′ pada persamaan (2.4) dan gambar 1.2
adalah tidak sejajar. Persamaan (2.4) adalah persamaan rotasi dan a, b, c, d
dapat dituliskan dalam sudut rotasi 𝜃 sehingga persamaan menjadi:
𝑥′ cos 𝜃 𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑥
𝑥 ′ = 𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝜃 + 𝑦 𝑠𝑖𝑛 𝜃 atau ( )=( )( )
𝑦′ −𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑦
𝑦 ′ = −𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 cos 𝜃 ..............(3.1)
Kasus khusus dari transformasi linear, yang mana disebut sebagai
transformasi ortogonal. Dengan definisi, sebuah transformasi ortogonal adalah
transformasi linear dari x, y ke x’, y’, sehingga
𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑥′2 + 𝑦′2 ..............(3.2)
Atau, pada gambar 2.1 persamaan (2.1) mewakili sebuah transformasi
ortogonal jika
𝑥2 + 𝑦 2 = 𝑋2 + 𝑌2 ..............(3.3)
Dapat dilihat dari gambar untuk persamaan (3.1) dan (3.2) bahwa panjang
vektor a tidak berubah oleh sebuah transformasi ortogonal. Matriks M dari
transformasi ortogonal di sebut sebuah matriks ortogonal.
3
Syarat
𝑀𝑇 = 𝑀−1 (𝑀 𝑜𝑟𝑡𝑜𝑔𝑜𝑛𝑎𝑙)
Dari persamaan (3.1) dan (2.4) diperoleh
2 2
𝑥 ′ + 𝑦 ′ = (𝑎𝑥 + 𝑏𝑦)2 + (𝑐𝑥 + 𝑑𝑦)2
= (𝑎2 + 𝑐 2 )𝑥 2 + 2(𝑎𝑏 + 𝑐𝑑)𝑥𝑦 + (𝑏 2 + 𝑑 2 )𝑦 2
= 𝑥2 + 𝑦2
dengan syarat
𝑎2 + 𝑐 2 = 1, 𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 = 0, 𝑏2 + 𝑑2 = 1
Maka
𝑎 𝑐 𝑎 𝑏 2 2
𝑀𝑇 𝑀 = ( )( ) = (𝑎 + 𝑐 𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 )
𝑏 𝑑 𝑐 𝑑 𝑎𝑏 + 𝑐𝑑 𝑏2 + 𝑑2
1 0
=( ) matriks identitas
0 1
Sedemikian rupa sehingga
[𝑀𝑇 ][𝑀] = [𝐼]
Maka dapat dikatakan 𝑀𝑇 𝑀 matriks satuan, sehingga 𝑀𝑇 dan M merupakan
invers dari matriks terbukti.
Nilai Eigen
Gambaran untuk menentukan nilai eigen, dapat digunakan persamaan (2.2)
dengan matriks:
4
(𝑋𝑌) = ( −25 −2
2
) (𝑦𝑥 ) (4.1)
5
sementara komponen matriksnya adalah
⃗𝒊
𝒓
𝒓̂𝒊 =
|𝒓
⃗ 𝒊|
Contoh
Carilah nilai Eigen dan vektor Eigen dari matriks di bawah ini.
2 0 2
(0 2 0)
2 0 −1
Penyelesaian :
𝑋 2 0 2 𝑥 𝑥 𝜇𝑥
( 𝑌 ) = (0 𝜇𝑦
2 0 ) (𝑦) = 𝜇 (𝑦) = ( )
𝑍 2 0 −1 𝑧 𝑧 𝜇𝑧
Dapat di tuliskan;
2𝑥 − 2𝑧 = 𝜇𝑥 ; (2 − 𝜇)𝑥 − 2𝑧 = 0
2𝑦 = 𝜇𝑦 ; (2 − 𝜇)𝑦 = 0
2𝑥 − 𝑧 = 𝜇𝑧 ; 2𝑥 − (1 + 𝜇)𝑧 = 0
Note :
Determinan untuk matriks orde 3 adalah,
𝑎 𝑏 𝑐
𝑑 𝑓 𝑑 𝑒
Det (𝑑 𝑒 𝑓) = |𝑎 (𝑒 𝑓
)−𝑏( )+𝑐( )|
ℎ 𝑖 𝑔 𝑖 𝑔 ℎ
𝑔 ℎ 𝑖
= 𝑎(𝑒𝑖 − 𝑓ℎ) − 𝑏(𝑑𝑖 − 𝑓𝑔) + 𝑐(𝑑ℎ − 𝑒𝑔)
Jadi,
6
Det M = [(2 − 𝜇)𝑥((2 − 𝜇)𝑥(−1 − 𝜇) − 0.0) − 0(0𝑥(−1 − 𝜇) − 0𝑥2) +
2(0𝑥0 − (2 − 𝜇)𝑥2)]
= [((2 − 𝜇)𝑥(−2 − 2𝜇 + 𝜇 + 𝜇 2 − 0)) − (0) + 2(0 − (4 − 2𝜇))]
= [((2 − 𝜇)𝑥(−2 − 𝜇 + 𝜇 2 )) + 2(−4 − 2𝜇)]
= [(−4 − 2𝜇 + 2𝜇 2 + 2𝜇 + 𝜇 2 − 𝜇 3 ) + (−8 + 4𝜇)]
= [(−𝜇 3 + 2𝜇 2 + 𝜇 2 − 2𝜇 + 2𝜇 + 4𝜇 − 4 − 8)]
= [(−𝜇 3 + 3𝜇 2 + 4𝜇 − 12)]
Kemudian dapat di tentukan nilai Eigen dengan cara mencari akar-akar dari
persamaan diatas ;
−𝜇 3 + 3𝜇 2 + 4𝜇 − 12 = 0
Cara sederhana mencari akar-akarnya adalah:
1. Bagi persamaan menjadi dua bagian sesuai dengan banyaknya orde (3 dan
2, 1 dan 0)
(−𝜇 3 + 3𝜇 2 ) (4𝜇 − 12)
2. Cari faktor dari masing-masing persamaan
−𝜇 2 (𝜇 − 3) 4(𝜇 − 3)
3. Karena faktor persamaannya telah sama, maka dapat dituliskan;
(−𝜇 2 + 4)(𝜇 − 3)
Jika di kali pelangi maka, hasinya akan sama seperti persamaan awal.
4. Sehingga dapat ditentukan akar-akarnya
(−𝜇 + 2) (𝜇 + 2) (𝜇 − 3)
− 𝜇 = −2 𝜇 = −2 𝜇=3
𝜇=2 𝜇 = −2 𝜇=3
5. Jadi, diketahui akar-akarnya yaitu , 𝜇 = −2 , 𝜇 = 2 , 𝜇 = 3. Dan sekaligus
diketahui nilai Eigennya.
(2 − 𝜇)𝑥 − 2𝑧 = 0
(2 − 𝜇)𝑦 = 0
2𝑥 − (1 + 𝜇)𝑧 = 0
7
𝜇 = −2
(2 − (−2))𝑥 − 2𝑧 = 0
4𝑥 − 2𝑧 = 0
2𝑥 − 𝑧 = 0 𝑥= 1
(2 − (−2))𝑦 = 0 𝑦= 0
4𝑦 = 0 𝑧 = −2
2𝑥 − (1 + (−2))𝑧 = 0
2𝑥 − 1𝑧 = 0
𝜇=2
(2 − 2)𝑥 − 2𝑧 = 0
−2𝑧 = 0
𝑥=0
(2 − (2))𝑦 = 0
𝑦= 0
0𝑦 = 0
𝑧= 0
2𝑥 − (1 + 2)𝑧 = 0
2𝑥 − 3𝑧 = 0
𝜇=3
(2 − 3))𝑥 − 2𝑧 = 0
−𝑥 − 2𝑧 = 0
𝑥 =2
(2 − 3)𝑦 = 0
𝑦= 0
−𝑦 = 0
𝑧=1
2𝑥 − (1 + 3)𝑧 = 0
2𝑥 + 4𝑧 = 0
Maka, vektor Eigennya adalah
𝑟𝜇 = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗
𝑟−2 = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 𝑧𝑘 𝑟3 = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 𝑧𝑘
𝑟−2 = 𝑖 − 2𝑘 𝑟3 = 2𝑖 + 𝑘
𝑟2 = 𝑥𝑖 + 𝑦𝑗 + 𝑧𝑘
𝑟2 = 0
8
Soal:
1. Tentukan invers dari transformasi, tentukan x,y dalam bentuk x’, y’, dan
apakah transformasi ini disebut ortogonal?
x' 2 x 3 y,
y' x y
2. Tentukan nilai eigen dan vektor eigen dari matriks
3 2
2 0
5. APLIKASI DIAGONALISASI
Kita mengambil beberapa contoh sederhana, dengan menggunakan proses
pendiagonalan. Bagian pusat kerucut di titik asal memiliki persamaan :
𝐴𝑥 2 + 2𝐻𝑥𝑦 + 𝐵𝑦 2 = 𝐾 (5.1)
Dimana A,B,H dan K adalah konstanta. Dalam matriks dapat ditulis
dengan persamaan :
(𝑥 𝑦) ( 𝐴 𝐻 𝑥 𝑥
(𝑥 𝑦)𝑀 (𝑦) = 𝐾
) ( ) = 𝐾 Atau (5.2)
𝐻 𝐵 𝑦
𝐴 𝐻
( )=𝑀
𝐻 𝐵
Misalkan sumbu (x’, y’) diputar oleh sudut 𝜃 dari titik (x,y). Maka koordinat
(x,y) dan (x’,y’) adalah
𝑥 𝑐𝑜𝑠 𝜃 −𝑠𝑖𝑛𝜃 𝑥′ 𝑥 𝑥′
(𝑦) = ( ) ( ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 (𝑦) = 𝐶 ( ) (5.3)
𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑦′ 𝑦′
(𝑥 𝑦) = ( 𝑥 ′ 𝑦 ′ ) ( 𝑐𝑜𝑠 𝜃 𝑠𝑖𝑛𝜃
) (5.4)
−𝑠𝑖𝑛 𝜃 𝑐𝑜𝑠 𝜃
Atau (𝑥 𝑦) = (𝑥 ′ 𝑦 ′ )𝐶 𝑇 = (𝑥 ′ 𝑦 ′ )𝐶 −1
9
𝑥′
(𝑥 ′ 𝑦 ′ )𝐶 −1 𝑀𝐶 ( ) = 𝐾 (5.5)
𝑦′
Contoh:
5𝑥 2 − 4𝑥𝑦 + 2𝑦 2 = 30 (5.6)
5 2 x
x y 30 (5.7)
2 2 y
Sehingga
5 2
M
2 2
1 0
C 1 MC D
0 6
1 0 x'
x' y ' x'2 6 y '2 30 (5.8)
0 6 y '
Dengan menentukan vektor eigennya, maka diperoleh sudut rotasi 𝜃 dari sumbu
asal (x,y) ke sumbu (x’,y’)
1
arccos (5.9)
5
Soal:
10
6. KOORDINAT LENGKUNG
𝑑𝑠 2 = 𝑑𝑥 2 + 𝑑𝑦 2 + 𝑑𝑧 2 (6.1)
𝑑𝑠 2 = 𝑑𝑟 2 + 𝑟 2 𝑑𝜃 2 + 𝑑𝑧 2
sebagai contoh untuk koordinat silinder terdiri dari :
x = r cos θ,
y = r sin θ,
z = z,
𝑑𝑠 2 = 𝑑𝑥 2 + 𝑑𝑦 2 + 𝑑𝑧 2 = 𝑑𝑟 2 + 𝑟 2 𝑑𝜃 2 + 𝑑𝑧 2 (6.3)
Misalkan suatu titik dalam koordinat kartesian (X,Y,Z) sebagai fungsi dari
(U1,U2,U3), maka dapat ditulis:
X X U1 ,U 2 ,U 3
Y Y U1 ,U 2 ,U 3
Z Z U1 ,U 2 ,U 3
(6.4)
atau
U1 U 1 X , Y , Z
U2 U2 X ,Y , Z
U3 U3 X ,Y , Z
11
Untuk permukaan koordinat lengkung misalkan:
dimana c1, c2, c3, adalah konstan, sedangkan u1, u2, u3 adalah garis koordinatnya
yang tegak lurus terhadap koordinat ortogonalnya.
r
U1 r r
eˆ1 eˆ1
r U1 U1
U1
r
h1eˆ1
U1
r
U 2 r r (6.7)
eˆ2 eˆ2
r U 2 U 2
U 2
r
h2 eˆ2
U 2
r
U 3 r r
eˆ3 eˆ3
r U 3 U 3
U 3
r
h3eˆ3
U 3
12
Karna U1 adalah sebuah vektor normal terhadap permukaan U1= U1 maka vektor
satuan dalam arah ini (dititik P) adalah
U 1
Eˆ1 U1 U1 Eˆ1
U 1
sehingga
U 2 U 2 Eˆ 2
U 3 U 3 Eˆ3
Misalnya
13
2. Elemen volume (dV)
h3eˆ3dU 3
h2 eˆ2 dU 2
h1eˆ1dU1
ds = er dr + eθ r dθ + ez dz. (7.1)
Kita dapat menentukan hubungan antara vektor basis dari sistem koordinat
lengkung (er, eθ, ez dalam koordinat silinder) dan i, j, k. Sebagai ilustrasi dengan
metode aljabar untuk menentukan hubungan antara dua himpunan vektor basis
dengan menentukannya dalam sistem koordinat silinder.
ds = i dx + j dy + k dz
14
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑦
= i (𝜕𝑟 𝑑𝑟 + 𝜕𝑟 𝑑𝜃) + j ( 𝜕𝑟 𝑑𝑟 + 𝜕𝑟 𝑑𝜃) + k dz. (7.2)
𝜕𝑥 𝜕𝑦
reθ= i 𝜕𝜃 + j 𝜕𝜃 = -ir sin θ + jr cos θ, (7.3)
ez = k
Perhatikan bahwa er sudah merupakan vektor satuan sejak sin2 θ + cos2 θ = 1, tapi
reθ harus dibagi dengan faktor skala r untuk mendapatkan eθ vektor satuan. Hal ini
sering digunakan untuk vektor basis yang akan kita sebut ar dan aθ (yang belum
tentu satuan panjang), yang diberikan oleh koefisien dr dan dθ . Sedemikian rupa
sehingga
Kita dapat menggunakan formula ini untuk menentukan kecepatan dan percepatan
partikel dalam koordinat silinder, dan formula yang sama untuk setiap sistem
koordinat. Perpindahan partikel tersebut dari titik asal pada waktu t dalam
koordinat silinder:
S = rer + zez
Maka:
𝑑𝑠 𝑑𝑟 𝑑 𝑑𝑧
= 𝑑𝑡 er + r 𝑑𝑡 (er) + = 𝑑𝑡 ez
𝑑𝑡
𝑑 𝑑𝜃 𝑑𝜃 𝑑𝜃
(𝑒𝑟) = −𝑖 sin 𝜃 𝑑𝑡 er + j cos θ 𝑑𝑡 + =eθ 𝑑𝑡
𝑑𝑡
𝑑𝑠
= r˚ er + r θ˚ eθ + z˚ ez
𝑑𝑡
15
Soal :
1. Tunjukkan bahwa sistem koordinat silinder adalah sistem koordinat
orthogonal!
2. Tentukan ds2, faktor skala, vektor ds, dan elemen volume dari sistem
koordinat paraboloidal u, v, :
x uv cos
y uv sin
1
z u2 v2
2
16