TRANSFORMASI LINIER
5.1
Pengantar
Definisi
Jika F:V W adalah sebuah fungsi dari ruang vector V ke dalam ruang vector W, maka
F disebut transformasi linier, jika :
(i).
(ii).
Contoh 5.1
Missal F:R2
5.2
Maka
T(e1) = T
Jadi
5.3
A=
dan
T(e2) = T
Rotasi
Matrik baku untuk T adalah :
2.
Refleksi
Refleksi terhadap sebuah garis 1 adalah transformasi yang memetakan masing
masing titik pada biang kedalam bayangan cerminnya terhadap 1
Matrik baku untuk :
a. Refleksi terhadap sumbu y ( yang mengubah
menjadi
) adalah :
3.
menjadi
menjadi
) adalah :
) adalah :
4.
Geseran
Sebuah geseran dalam arah x dengan fektor k adalah trnasformasi yang
menggerakkan masing masing titk (x,y) sejajar dengan sumbu x sebanyak ky
menuju kedudukan yang baru (x + ky, y)
Dari Rn ke Rm dilakukan berurutan, maka hasil yang sama dapat dicapai dengan
transformasi matrik tunggal T(x) = Ax, dimana A = Ak . . . A2 A1
BAB VI
NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN
6.1
Definisi
Jika A adalh matrik n x n, maka vektor tak nol x di dalam Rn dinamakan vektor eigen
dari A jika Ax adalah kelipatan skalar dari x, yaitu :
Ax = x
Untuk suatu scalar . Skalar disebut nilai eigen dari A dan x dikatakan vektor eigen
yang bersesuaian dengan .
Contoh 6.1
Vektor x =
BAB VII
7.1
Pengertian
Sembarang sistem m persamaan linear dalam n peubah (variabel) bisa di tulis sebagai :
b11
x1
.
,B=
dan X =
bm
xn
sistem persamaan linier di sebut homogen jika B = 0, dan tak homogen jika B 0
matrik A disebut matriks koefisien dari sistem persamaan linear dan matriks
dari persamaan di atas :
a11 a12 ... a1n
b1
(AB) =
persamaan linier
7.2
bm
a21
an
a22 . . . a2j
ai2 . . . aij
x1
,
x=
xj
b1
x2
dan b =
b1
b1
sistem persamaan linier diatas juga dapat dituliskan dalam bentuk matrik yang
diperluas sebagai berikut.
A=
b1j
a21
b1
a22 . . . a2j
an
ai2 . . . aij
bj
(2)
(3)
=6
X 2y + z = -4
2y z = 5
Z = -1
Darri baris terakhir diperoleh z = -1 . dari persamaan ke -3 di peroleh
Y = Z + 5 = -1 + 5 = 2
2
BAB VIII
8.1
P (5,3) dan P ( 5 + 3 i )
+ i sin )
Notasi bilangan kompleks diatas disebut bilangan kompleks bentuk rektangular.
Bentuk lain bilangan kompleks :
10
Bilanagan kompleks dalam bentuk r(cos + i sin ) juga dapat dinyatakan dalam bentuk
: r.ei jadi :
Z = x + y i = r (cos + i sin
= r . ei
Notasi bilangan kompleks dalam bentuk r.ei disebut polar.
pula bahwa 12 = -1
Contoh 1 : ( 1 + 1 )2 = 1 + 21 + 12 = 1 + 21 1 = 21
lain dilakukan melalui langkah langkah sebagai berikut . pertama tulislah pembagian itu dalam
bentuk pecahan . kemudian kalikan baik pembilang maupun penyebut dengan konjugasi
penyebut sehingga penyebut akan menjadi bilangan real selanjutnya dijadikan bentuk rectangular
atau x + y I
Contoh 2 :
(2 + 1) : (3 + 1) = 2 + 1 x 3 1 = 6 + I i2 = 7 + I = 7 + I i
3+1
31
32
12
10
10
10
Contoh 3 :
Mengubah (x + y i)2 dalam bentuk polar, dilakukan dengan cara memplot atau
membayangkan plotting dari titik (x,y) lalu di tentukan sudut 0 dan panjang r . dengan
demikian kita telah dapat menyatakan (x + y i) dalam bentuk r. e i0 . selanjutnya jika r .
e i0 . itu dikuardratkan maka bentuk polar dari (x + y i)2 diperoleh
8.2
8.3
Penyederhanaan Bentuk x + y i
Penjumlahan, pengurangan dan perkalian bilangan kompleks mengikuti
aturan aljabar dan harus pula mengingat bahwa i2 = -1
8.3.2
Arti dari z adalah : jika z diplot dalam bidang rektangular, maka harga
absolut z atau z adalah r =
Harga r juga sama dengan
z = r =
8.3.3
jadi :
Persamaan Kompleks
Dalam menyelesaikan persamaan-persamaan yang mengandung bilangan
kompleks, maka kedua ruas persamaan harus dijadikan bentuk baku
sehingga kita dapat melihat komponen real dan komponen imajiner dari
massing-masing ruas.
Contoh :
Tentukan harga x dan y jika : (x + y i) 2 = 2 i
Ruas kiri ;
(x +y i) 2 = x2 + 2xy I y2 = x2 y2 + 2xy i
Komponen realnya adalah x2 y2
Komponen imajiernya adalah 2xy
Ruas kanan :
2i = 0 + 2i
Komponen realnya adalah 0
Komponen imajinernya adalah 2
Penyelesaaian :
X2 y2 = 0 dan 2xy = 2
Dari persamaan pertama diperoleh :
X2 = y2 jadi x = y atau x = -y . Harga harga ini dimasuka ke dalam persamaan kedua.
12
Untuk x = y :
2xy = 2 = 2y2 = 2 = y = + 1
Jadi penyelesainan akhirnya adalah :
X = y +1
8.4
+i
Ez = ex + y i = ex . eyi = ex ( cos y
+ i sin y)
Contoh : E2 I r = E2 . E I . r = E2 . (cos r + sin r) = E2 . (-1) = -E2
Formula Euler menunjukan adanya hubungan dekat antara fungsi kompleks eksponensial dengan
fungsi trigonometri. Hubungan antara fungsi trigonometri dengan fungsi eksponensial di atas
sangat baik untuk menghitung integras fungsi trigonometri, sebab dengan mengubah fungdi
trigonometri ke bentuk eksponensial, peng-integralan nya akan jauh lebih mudah
8.6
Fungsi Hiperbolik
Harga sin z dan cos z untuk z = i y ( bilangan imajiner murrain ). Dengan
menggunakan persamaan sebelumnya dapat diperoleh :
e-y
Sin i y =
ey -e=i
2i
2
13
e-y
ey -e-
Cos z =
=
2
Hubungan antara sin dan sinh serta cos dengan cosh dapat diperoleh dengan cara
menggabungkan (a) dengan (c) dan (b) dengan (d), jadi :
Sin iy = I sinh y
atau
sinh y = I sin iy
Cos iy = cosh y
atau
cosh y = cos iy
Dengan demikian dapat kita lihat bahwa sebenarnya fungsi iperbolikus dari y, adalah fungsi
trigonometri dari iy, oleh karenaa itu operasi fungsi hiperbolitikus dapat dilakukan denngan cara
mengubahnya menjadi fungsi trigonometri, dan selanjutnya kita dapat menerapkan auran-aturan
fungsi trigonometri.
8.7
Logaritma Kompleks
Menentukan harga w = ln z untuk z positif adalah sesuatu yang sangat mudah karena
dapat kita selesaikan dengan melihat tabel atau dengan kalkulator, tetapi bagaimana jika
z berharga negatif dapat diselesaikan jika z tersebut dipandang sebagai bilangan
kompleks. Jika z dipandang sebagai bilangan kompleks maka :
W = ln z = ln (r .ei) = ln r + ln ei = ln r = i
Contoh :
a. Tentukan W = In (-1) maka z = -1
Untuk ini z = -1 harus dirubah menjadi bentuk z = r . Ei o melalui bentuk bilangan
kompleks :
Z = x + iy
Jika z = - 1dipandangkan dengan bentuk kompleks z = x + iy maka ia dapat dipandang sebagai
bilangan kompleks dengan x = -1 dan y = 0, sehingga :
R = x2 + y2 = 1
8.8
14
Invers fungsi trigonometri adalah menentukan besarnya sudut jika harga fungsi
trigonometrinya diketahui. Misalnya menentukan harga x jika co x = 0,5. Kasus ini
dapat ditulis x = invers dari cos 0,5 atau x = arc cos 0,5.
8.9
8.10
Pemetaan / transformasi
Sifat-sifat dari fungsi bernilai rill dapat dilihat dari grafik fungsinya.
Definisi transformasi korespondensi antara titik-titik di bidang z
titik
dibidang-w
disebut
pemetaan
atau
transformasi
dari
dibidang w oleh fungsi f.
dengan titiktitik-titik
15
16