Anda di halaman 1dari 8

DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK

Dosen Pembimbing :

Ir. Abdul Kodir Albahar, MT

Disusun Oleh :

Nugraha Adi Putra

( 1870021049 )

November 2019

UNIVERSITAS KISNADWIPAYANA
BILANGAN KOMPLEKS
1. Pengertian Bilangan Kompleks
Himpunan bilangan yang terbesar di dalam matematika adalah himpunan bilangan komleks.
Himpunan bilangan riil yang kita pakai sehari-hari merupakan himpunan bagian dari himpunan
bilangan kompleks ini. Secara umum bilangan kompleks terdiri dari dua bagian : bagian riil dan
bagian imajener (khayal). Bagian khayal bercirikan hadirnya bilangan khayal i yang didefinisikan
sebagai :

System bilangan kompleks merupakan perluasan dari system bilangan riil. Misalkan, saat
kita memerlukan solusi dari persamaan x2 = - 25, tak ada bilangan riil yang memenuhi persamaan
tersebut. Oleh karena itu, kita perlu mendefinisikan bilangan kompleks. Bilangan kompleks
ditulis sebagai pasangan terurut dua bilangan riil, z = x + i y, dimana x = Re z (bagian riil dari
bilangan kompleks), y = Im z (bagian imajener dari bilangan kompleks).

Timbulnya bilangan kompleks dapat diikuti dari proses matematika yang sederhana, yaitu
dari persamaan kuadrat:

Dimana cara penyelesaiannya dengan menggunakan rumus abc, yang menghasilkan dua
akar sekaligus:

Untuk nilai diskriminan D≥0, tidak ada masalah, karena akar-akar persamaannya bersifat riil
menurut persamaan (3). Untuk kasus D<0, didalam matematika dasar dikatakan bahwa persamaan
kuadrat (2) tidak memiliki akar riil. Implikasi selanjutnya adalah bahwa akar persamaannya
termasuk bilangan kompleks. Bilangan diskriminana negative dituliskan D = - d 2 , maka akar
kompleksnya adalah :

2. Aljabar Bilangan Kompleks


Dengan menggunakan aturan bahwa bilangan imajener satuan i diperlakukan sebagai suatu
variabel riil, kita dapat membangun aturan aljabar bilangan kompleks, yakni : penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Misalkan z1 = x1 + iy1 dan z2 = x2 + iy2 dua bilangan
kompleks, maka operasi aljabar antara kedua bilangan kompleks ini didefinisikan memberikan
pula suatu bilangan kompleks baru z = x + iy.
1. Penjumlahan/pengurangan

2. Perlakian

3. Pembagian

4. Perkalian dan pembagian dalam bentuk polar

3. Penyajian Bidang Kompleks


1. Bentuk rectangular
Z = x + iy
X = Re Z, bagian riil
Y = Im Z, bagian imajener

Bilangan kompleks dapat digambarkan pada bidang Argand seperti pada gambar disamping.
Semua titik yang berda pada sumbu Re(z) mewakili garis bilangan riil.
2. Bentuk polar
Sebuah bilangan kompleks z = x + iy, bentuk polar dapat dilihat pada gambar di atas.
Dimana x = r cos dan y = r sin  sehingga :

Hubungannya dengan bentuk rectangular tampak dari gambar di bidang argand:

3. Bentuk eksponen
Dari uraian fungsi dasar Maclaurin untuk sin x, cos x dan ex di peroleh hubungan :
e i = cos  + i sin  ……………………..(18)
e -i = cos  - i sin  ……………………..(19)
Kedua persamaan di atas disebut persamaan Euler. Selanjutnya bilangan kompleks jika
dinyatakan dalam bentuk eksponen sebagai :
Z = r (cos  + i sin ) = r ei …………………….(20a)
r(cos isin) z    = r e-i………………………(20b)
Dengan mengingat hubungan fungsi trigonometri dengan eksponensial kompleks :

4. Persamaam Kompleks
Suatu persamaan kompleks adalah suatu persamaan yang mengandung bilangan-bilangan
kompleks. Sebagai contoh, 2 + 2iy = x + 5i, adalah suatu persamaan kompleks dengan x dan y
sebagai variabel-variabel riil. Untuk menangani suatu persamaan kompleks seperti ini perlu
diterapkan difinisi berikut : “dua bilangan kompleks adalah sama, jika dan hanya jika bagian
riilnya sama dan juga bagian imajenernya sama. Jadi, persamaan kompleks x + iy = p + iq, setara
dengan dua persamaan riil serempak x = p dan y = q”
x + iy = p + iq dimana x = p dan y = q ……………………(22)

5. Fungsi Logaritma Kompleks


Logaritma dari sebuah bilangan kompleks
z : Ln z = ln re i = ln r + i ( + 2n) …………………………….(23)
Dimana n = 0, 1, 2, 3, … ln merupakan logarotma dari suatu bilangan riil. Untuk harga n = 0,
maka harga ln z disebut harga utama karena fungsi logaritma dalam himpunan bilangan kompleks
sebenarnya adalah fingsi bernilai jamak.

6. Interpretasi Geometris Bilangan Kompleks


Karena z = x + iy = (x,y) merupakan pasangan terurut bilangan real, maka z dapat
digambarkan secara geometri dalam koordinat Kartesius sebagai sebuah titik (x,y). Pemberian
nama untuk sumbu x diubah menjadi sumbu Real dan sumbu y diubah menjadi sumbu Imajiner.
Bidang kompleks tersebut di beri nama bidang Argand atau bidang z. Jika kita hubungkan titik
asal (0,0) dengan titik (x,y), maka terbentuk vektor; sehingga bilangan kompleks z = x+iy = (x,y)
dapat dipandang sebagai vektor z. Arti geometris dari penjumlahan dan pengurangan bilangan
kompleks dapat dilihat pada gambar berikut
7. Sifat-Sifat Lapangan Bilangan Kompleks
Himpunan semua bilangan kompleks bersama operasi penjumlahan dan perkalian (C,+,-)
membentuk sebuah lapangan (field). Coba anda ingat kembali materi pada mata kuliah Struktur
Aljabar. Buktikan ! Adapun sifat-sifat lapangan yang berlaku pada bilangan kompleks z1, z2 dan
z3 adalah sebagai berikut :
1. z1 + z2 ∈ C dan z1. z2 ∈ C. (sifat tertutup)
2. z1 + z2 = z2 + z1 dan z1. z2 = z2. z1 ∈ C. (sifat komutatif)
3. (z1 + z2 ) + z3 = z1 + (z2 + z3) dan (z1z2) z3 = z1( z2 z3) (sifat asosiatif)
4. z1(z2 + z3) = z1z2 + z1 z3 (sifat distribuif)
5. Ada 0 = (0,0) ∈ C sehingga z + 0 = z (0 elemen netral penjumlahan)
6. Ada 1 = (1,0) ∈ C sehingga z . 1 = z (1 elemen netral perkalian)
7. Untuk setiap z = (x,y) ∈ C, ada –z = (-x,-y) sehingga z + (-z) = 0
8. Untuk setiap z = (x,y) ∈ C, ada z-1 = sehingga z.z-1 = 1.

8. Bentuk Kutub (Polar) dan Eksponen dari Bilangan Kompleks


Selain dinyatakan dalam bentuk z = x+iy = (x,y), maka bilangan kompleks z dapat
dinyatakan pula dalam bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r,θ). Adapun hubungan
antara keduanya adalah :
x = r cos θ , dan y = r sin θ, sehingga θ = arc tan ( x y ). θ adalah sudut antara sumbu x positif
dengan oz. Didapat juga r = y x 22 + =|z |. Untuk z≠ 0, sudut dihitung 7 dari tan θ = x y , dan jika z
= 0, maka r =0 dan θ dapat dipilih sebarang. Jadi, bentuk kutub bilangan kompleks adalah z = (r,
θ) = r (cos θ + i sin θ) = r Cis θ. Bentuk sekawan dari z adalah = (r, -θ) = r(cos θ - i sin θ). Definisi 5
: Pada bilangan kompleks z = (r, θ) = r(cos θ + i sin θ), sudut θ disebut argument dari z, ditulis arg
z. Sudut θ dengan 0 ≤θ < 2π atau -π < θ ≤ π disebut argument utama dari z, ditulis θ = Arg z.
Pembatasan untuk sudut θ tersebut dipakai salah satu saja. Definisi 6 : Dua bilangan kompleks
z1 = r1(cos θ1 + i sin θ1) dan z2 = r2(cos θ2 + i sin θ2) dikatakan sama, yaitu r1 = r2, dan θ1 = θ2.
Selain penulisan bilangan kompleks z = (r, θ) = r(cos θ + i sin θ) = r Cis θ, maka anda dapat
menuliskan z dalam rumus Euler (eksponen), yaitu z = re iθ , dan sekawannya adalah re -iθ .

9. Pangkat dan Akar Kompleks


Operasi pemangkatan juga memanfaatkan kemudahan yang dimiliki oleh bentuk
exponenttial :
Z n = rei  n = rn e in = rn (cos n + i sin n)………………………………..(24)
Z 1/n = rei  1/n = r1/ne i1/n = r1/n (cos /n + i sin /n)………………………(25)
 =  + 2n, dimana n = 0, 1, 2, 3, …
Daftar Pustaka
1. https://mfhilal.files.wordpress.com/2012/02/diktat-avk.pdf
2. http://ibnuedy.weebly.com/uploads/5/9/7/0/5970194/bilangan_k
ompleks.pdf

Anda mungkin juga menyukai