Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PAPER

APLIKASI BILANGAN KOMPLEKS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Variabel Kompleks


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Himpunan bilangan kompleks yang secara umum disimbolkan dengan C, telah banyak
diaplikasikan di fisika. Munculnya konsep bilangan kompleks secara alamiah pada abad
ke-16 yaitu ketika para matematikawan hendak mengekspresikan seluruh akar dari
polynomial. Bilangan interger dapat menyelesaikan persamaan seperti : x + 1 = 0, dan
bilangan rasional dapat menyelesaikan seperti : 2x – 1 = 0, serta bilangan nyata (real) dapat
menyelesaikan persamaan seperti : x2 + 1 = 0. Himpunan bilangan kompleks akhirnya
dapat mengekspresikan seluruh akar dari setiap polynomial. [5]
Salah satu aplikasi dari bilangan kompleks adalah analisis sinyal. Analisis dan prediksi
performansi dari sistem telekomunikasi berdasarkan power atau daya yang didistribusikan
dan analisis frekuensi dari sinyal yang ditransmisikan dalam mendesain sebuah sistem
telekomunikasi yang handal dapat dilakukan dengan analisis sinyal secara matematis.
Secara teknik, sinyal adalah kuantitas fisik yang berubah – ubah terhadap waktu,
ruang, atau variabel – variabel lainnya, Secara fungsi, sinyal dinyatakan dalam bentuk
fungsi dari satu atau lebih variabel bebas. [1]
Untuk mengembangkan sinyal diperlukan ilmu – ilmu dasar. salah satunya adalah ilmu
tentang bilangan kompleks. Seorang ilmuan yang bernama joseph fourier menyumbangkan
ilmu pengetahuannya yang berupa rumus yang digunakan untuk analisis sinyal dengan
menggunakan bilangan kompleks, yang dikenal dengan analisis fourier.
Karena begitu pentingnya bilangan kompleks, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Aplikasi Bilangan Kompleks” di mana penulis akan mengambil salah satu dari
aplikasi bilangan kompleks yaitu analisis sinyal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam paper ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan bilangan kompleks?
b. Apa yang dimaksud dengan sinyal dan terdiri dari apa saja sinyal tersebut?
c. Apa yang dimaksud dengan analisis sinyal?
d. Apa yang dimaksud dengan analisis fourier?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, Adapun tujuan dari paper ini
adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui dan memahami bilangan kompleks.
b. Mengetahui dan memahami sinyal dan macam – macam sinyal.
c. Mengetahui dan memahami analisis sinyal.
d. Mengetahui dan memahami analisis fourier.
1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Bilangan Kompleks


Bilangan kompleks merupakan bentuk lebih lanjut dari bilangan real yang digunakan
sehari – hari. Bilangan kompleks membantu menyelesaikan masalah matematika yang
tidak bisa diselesaikan dengan menggunakan bilangan real saja.

2.1.1 Definisi
Bilangan kompleks z adalah pasangan terurut (x,y) dari bilangan nyata x dan y,
dituliskan sebagai [5]
Z = (x,y) = x + iy (1)
i disebut sebagai satuan imajiner,

i = √−1 = (0,1) (2)


x disebut sebagai bagian nyata (real) dan y disebut sebagai bagian khayal atau
imajiner dari Z, dituliskan sebagai : [5]
x = Re z, y = Im z
Dengan mengacu pada definisi tersebut, maka dua buah bilangan kompleks adalah
sama jika dan hanya jika kedua bagian nyata adalah sama dan kedua bagian imajiner juga
adalah sama. [5]

2.1.2 Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian, Pembagian


Misalkan diketahui 2 buah bilangan kompleks : z1 = x1 + iy1 dan z2 = x2 + iy2. [5]

Dari rumus (2): i = √−1, maka i2 = -1.


Operasi penjumlahan : z1 + z2 = (x1 + x2) + i(y1 + y2) (3)
Operasi pengurangan : z1 - z2 = (x1 - x2) + i(y1 - y2) (4)
Operasi perkalian : z1z2 = (x1x2 - y1y2) + i(x1y2 + x2y1) (5)

Operasi pembagian : = +𝑖 (6)

Sifat dari operasi aljabar terhadap bilangan kompleks : [5]


1) Hukum komutatif : z1 + z2 = z2 + z1 (7)
2) Hukum asosiatif : z1z2 = z2z1 (8)
3) Hukum distributif : (z1 + z2) + z3 = z1 + (z2 + z3) (9)
(z1z2)z3 = z1(z2z3) (10)
4) Identitas :0+z=z+0=z (11)
5) Invers penjumlahan : z + (-z) = (-z) + z = 0 (12)
6) Unsur kesatuan (unity) perkalian : z . 1 = z (13)
2
3
2.1.3 Bidang Kompleks
Representasi geometri dari bilangan kompleks adalah sebagai titik – titik pada sebuah
bidang. Bidang yang dipakai mengacu pada system koordinat Cartesian yang terdiri dari
sumbu horizontal x (sumbu nyata atau real) dan sumbu vertical y (sumbu imajiner). [5]

Gambar 2.1 Bidang kompleks [5]


Pada gambar 2.1 terlihat suatu titik P yang merupakan representasi suatu bilangan
kompleks z = (x,y) = x + iy dengan koordinat x,y. Bidang xy yang merupakan representasi
bilangan kompleks disebut sebagai bidang kompleks. [5]
Operasi penjumlahan dan operasi pengurangan dapat diperlihatkan dengan
menggunakan bidang kompleks, seperti terlihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3. [5]

Gambar 2.2 Penjumlahan dari dua buah bilangan kompleks [5]

Gambar 2.3 Pengurangan dari dua buah bilangan kompleks [5]

2.1.4 Bentuk Kutub (Polar) dari Bilangan Kompleks


Representasi geometris dari bilangan kompleks dapat dilihat pada gambar 2.4. [5]
z = r(cos θ + i sin θ) (14)
x = r cos θ ; y = r sin θ (15)

r = |𝑧| = 𝑥 + 𝑦 = √𝑧𝑧̅ : nilai mutlak atau modulus dari z


4
θ : sudut yang dibentuk oleh z dengan sumbu riil positif

r : disebut argument dari z, θ = arg z = arc tan , (-π < θ ≤ π)

Gambar 2.4 Bidang kompleks dengan bentuk polar [5]

2.1.4.1 Operasi Perkalian dan Pembagian dalam Bentuk Kutub (Polar) dari Bilangan
Kompleks
Misalkan ada 2 buah bilangan kompleks yang dinyatakan dalam bentuk kutub: [5]
𝑧 = 𝑟 (cos 𝜃 + i sin 𝜃 ) dan 𝑧 = 𝑟 (cos 𝜃 + i sin 𝜃 )
Apabila dua bilangan kompleks tersebut dilakukan operasi perkalian, maka
hasilnya adalah: [5]
𝑧 𝑧 = 𝑟 𝑟 [cos (𝜃 + 𝜃 ) + i sin (𝜃 + 𝜃 )] (17)
Sedangkan apabila dua bilangan kompleks tersebut dilakukan operasi pembagian,
maka hasilnya adalah: [5]

= [cos (𝜃 - 𝜃 ) + i sin (𝜃 - 𝜃 )] (18)

2.1.4.2 Bentuk Pangkat dan Akar dari Bilangan Kompleks


Rumus De Moivre : 𝑧 = 𝑟 (cos 𝑛𝜃 + 𝑖 sin 𝑛 𝜃) (19)

Bentuk akar dari bilangan kompleks, yaitu : ω = √𝑧 (20)

Nilai akar – akar sebanyak n buah nilai dari bentuk √𝑧 dapat diperoleh dengan
mengacu pada kedua bentuk persamaan dalam bentuk polar berikut ini, yaitu: [5]
z = r (cos θ + i sin θ) dan ω = R(cos ø + i sin ø)
Maka bentuk 𝜔 = 𝑅 (cos nø + i sin nø) = z = r (cos θ + i sin θ) (21)
k adalah bilangan interger, yaitu : k = 0,1, …, n -1, untuk mendapatkan n buah nilai
yang berbeda. [5]

√𝑧 = √𝑟 (cos + i sin ) (22)


5
2.1.5 Fungsi Eksponensial dari Bilangan Kompleks
Notasi : 𝑒 , juga ditulis : exp z
𝑒 = 𝑒 (cos y + i sin y) = 𝑒 = 𝑒 .𝑒 (23)
Dapat pula dituliskan dalam bentuk deret Mac Laurin: [5]

𝑒 = ∑ !
=1+𝑧+ !
+ !
+⋯ (24)

𝑒 analitik untuk seluruh z. [5]


Turunannya : (𝑒 ) = 𝑒 (25)
Relasi fungsional : 𝑒 = 𝑒 .𝑒 (26)
Rumus euler : 𝑒 = cos 𝑦 + 𝑖 sin 𝑦 (27)

2.1.6 Fungsi Trigonometrik dari Bilangan Kompleks


Dari rumus euler : [5]

𝑒 = cos 𝑥 + 𝑖 sin 𝑥 cos x = (𝑒 + 𝑒 )


𝑒 = cos 𝑥 − 𝑖 sin 𝑥 sin x = (𝑒 − 𝑒 )

Maka: [5]

cos z = (𝑒 + 𝑒 ) (28)
sin z = (𝑒 − 𝑒 ) (29)

tan z = ; sec z =  cos z ≠ 0

cotg z = ; cosec z =  sin z ≠ 0

Turunan : (cos z)1 = - sin z ; (sin z)1 = cos z ; (tan z)1 = sec2 z

2.2 Sinyal
Dalam elektronika, sinyal adalah gelombang yang digunakan untuk mengirim
informasi dari satu tempat menuju tempat lain. Salah satu bentuk sinyal adalah listrik,
baik listrik DC maupun listrik AC. Semua sinyal memiliki frekuensi dan panjang
gelombang tertentu. Panjang gelombang berbanding terbalik dengan frekuensi. [2]
Pada sinyal, data dimasukkan dalam bentuk aliran atau gelombang melalui proses
modulasi. Proses ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara analog dan secara
digital. Saat ini, sinyal digital lebih umum digunakan daripada sinyal analog. Namun,
masih banyak sinyal analog yang digunakan dalam kehidupan kita saat ini. [2]
6
2.2.1 Sinyal Analog
Sinyal analog adalah sinyal dengan gelombang yang kontinu dan digambarkan
dengan gelombang sinus. Sinyal analog dapat bervariasi dalam amplitudo atau
frekuensi. Amplitudo dapat dilihat dari titik tertinggi dan terendah dari gelombang,
sedangkan frekuensi dapat dilihat dari panjang gelombang dari ujung kiri ke ujung kanan.
[2] Salah satu contoh sinyal analog yaitu jam yang bergerak secara kontinu.

Gambar 2.5 Sinyal Analog [2]


Sinyal analog memiliki toleransi terhadap gangguan yang lebih rendah dibanding
sinyal digital. Sinyal analog memanfaatkan bandwidth dengan baik dan mudah
dimanipulasi secara matematika. Namun, untuk menggunakan sinyal analog, penerima dan
pengirim sinyal harus benar – benar cocok agar sinyal dapat diterima dengan baik. [2]

2.2.2 Sinyal Digital


Sinyal digital merupakan sinyal yang menggunakan nilai diskrit (tidak kontinu).
Sinyal digital digambarkan dengan gelombang persegi (square waves). Sinyal digital
umum digunakan dalam pemrosesan komputer. Sinyal digital juga dapat dideskripsikan
menggunakan kode biner (0 dan 1). Sinyal digital memberikan sinyal yang konstan
dan konsisten sehingga lebih banyak digunakan saat ini. Contohnya, jam tangan
analog mulai banyak digantikan oleh jam digital yang menunjukkan waktu dalam
bentuk numerik secara digital. [2]

Gambar 2.6 Sinyal Digital [2]


Sinyal digital lebih tahan gangguan dibandingkan dengan sinyal analog. Namun,
sinyal digital dapat menjadi korup atau rusak jika terdapat gangguan yang berlebih
yang menyebabkan data berubah. Saat ini, sudah banyak teknik pengecekan error untuk
sinyal digital sehingga kesalahan dapat dikurangi dan dicegah. Sinyal digital juga dapat
digunakan menggunakan pengirim sinyal dan penerima sinyal yang sederhana, tidak
seperti sinyal analog yang harus benar – benar sesuai. [2]
BAB III
APLIKASI

Selengkapnya:
https://ghinsblog.blogspot.com/2021/08/variabel-kompleks-aplikasi-bilangan.html

Anda mungkin juga menyukai