Anda di halaman 1dari 54

RIDHA AMALIAH

YUSRIANA THAMRIN

RAHMI IBRAHIM ADAUS


1
Mind Map

Bilangan Kompleks

Bentuk Polar dari Bilangan


Kompleks

Teorema sisa dan


Persamaan Suku Banyak

2
3
2
𝑥 +1=0
x2 = -1. persamaan ini salah! mengapa? Karena tidak ada
bilangan riil yang berpangkat dua hasilnya negatif

x  1, dan tidak ada persamaan kuadrat dalam akar minus


Lalu? Bagaimana menyelesaikan persamaannya?
Mari kita memeriksa ini!!!!

4
Pengertian Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks adalah sebuah bilangan yang mempunyai bentuk a + bi,
dimana a dan b merupakan bilangan real dan i adalah bilangan imajiner.
Bilangan kompleks dapat dinotasikan dengan lambang “z”

Definisi BilanganKompleks
Bilangankompleksz :
• merupakanpasanganberurutdengan x,y ∈ 𝑅
Ditulis : z= (x,y)
• merupakanbilangan yang berbentukx+yiataua+bidenganx,y∈
𝑅dengandani= −1
Ditulis: 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
Jika 𝑧 = 𝑥, 𝑦 = 𝑥 + 𝑖𝑦
Maka: 𝑥 = 𝑅𝑒 𝑧 = 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑧
𝑦 = 𝐼𝑚 𝑧 = 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑧
𝑖 = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑒𝑟 5
Ingat !!!!!!!!
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bilangan kompleks yaitu
1. C = himpunan bilangan kompleks

= z z  x  iy , x, y   & i 2  1 . 
2. Jika Re z   0 dan Im z   0 maka z dinamakan bilangan imajiner murni.
3. Jika Re z   0 dan Im z   0 maka z merupakan bilangan riil.
4. Kesamaan bilangan kompleks.
Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 .
z1  z2 jika dan hanya jika x1  x2 dan y1  y 2 .

6
Bidang Kompleks
• Bilangan kompleksmerupakanpasanganberurut (𝑥, 𝑦) ,
sehinggasecarageometridapatdisajikansebagaititik(x,y)
padabidangkompleks (bidangxy), dengansumbux(sumburiil)
dansumbuy(sumbuimajinair). Selainitu, bilangankompleks 𝑧 = 𝑥 +
𝑖𝑦 jugadapatdisajikansebagaivektordalambidangkompleksdengantitikpa
ngkalpadatitikasaldanujungvektormerupakantitik (x,y) .
y (sumbu imajinair)

• z  ( x, y )  x  iy

O x (sumbu riil)

Gambar 1. Bidang kompleks 7


Operasi Aljabar
Misalkan z1  x1  iy1 dan z 2  x2  iy 2 .
a. Penjumlahan : z1  z 2  x1  x2   i  y1  y2 

Dua bilangan kompleks adalah sama jika bagian realnya dan bagian
imajinernya sama.
Contoh :
x + yi = 3 – 4i
maka x = 3 dan y = -4
Penjumlahan dua bilangan kompleks seperti penjumlahan pada suku
banyak .

z1  z2  x1  y1i   x2  y2i 

= x1  x2   i  y1  y2 
8
b. Pengurangan
Pengurangan bilangan kompleks sama dengan invers negatifnya.
z1 + z2 = z1 + (-z2 )

= x1  y1i   - x  y i
2 2

= x1  x2   i  y1  y2 
Contoh Soal :
a. ( 2 + 3i ) + ( 4 + 2i ) = ( 2 + 4 ) + (3i + 2i )
= 6 + ( 3 + 2 )i
= 6 + 5i
b. ( 3 – 2i ) – ( 1 – 4i ) = ( 3 – 2i ) + ( -1 + 4i )
= ( 3 – 1 ) + ( -2 + 4 )i
= 2 + 2i

9
c.Perkalian

Perkalian dua bilangan kompleks dapat dikerjakan sebagaiperkalian


Polinom dengan mengingat bahwa i2 = -1

z1 z2  x1  iy1 x2  iy 2 


 x1 x2  y1 y2   i x1 y2  x2 y1 
Tau bias juga kita uraikan seperti ini:
( a + bi ) ( c + di ) = a(c + di) + bi(c + di)
= ac + adi + bci + bdi2
= ( ac - bd ) + ( ad + bc )i

10
Contoh Soal:

( 3 – 2i ) ( 5 + i ) = 3(5 + i ) – 2i(5 + i)
= 15 + 3i – 10i – 2i2
= 15 – 7i + 2 ( karena i2 = -1 )
= 17 – 7i
Perkalian dua bilangan kompleks mempunyai sifat – sifat berikut :
Tertutup
Komutatif z1 x z2 = z2 x z1
Elemenidentitas
Asosiatif( z1 x z2 ) x z3 = z1 x ( z2 x z3 )
Distributive terhadappenjumlahan z1x ( z2 + z3 ) = z1 . z2 + z1 . z3

11
d.Pembagian
Di dalam pengerjaan pembagian bilangan kompleks harus dengan merealkan penyeb

z1 1 x1 x2  y1 y 2 x2 y1  x1 y 2
 z1 z 2  i , z2  0
x2  y 2 x2  y 2
2 2 2 2
z2

Contoh :
3  2i 3  2i 4  i
 x
4i 4i 4i

12  8i  3i  2i 2
=
(4) 2  (i) 2

12  11i  2
=
16  1
10  11i
=
17
10 11
= - i 12
17 17
Modulus Dan Bilangan kompleks sekawan

Penyajian bilangan kompleks sebagai vektor dapat


digunakan untuk mengembangkan konsep nilai mutlak
bilangan riil pada bilangan kompleks.

Definisi Modulus (nilai mutlak) z  x  iy


modulus
didefinisikan sebagai bilangan riil non
(nilai
mutlak) negatif x  y dan ditulis sebagai
2 2

Modulus z = z = x2  y2 .
13
Secara geometry, |z| menyatakan antara titik (x,y) dan titik asal
Misalkan 𝑧1 = 𝑥1 + 𝑖𝑦1 dan𝑧2 = 𝑥2 + 𝑖𝑦2 . Jarakantara𝑧1 𝑑𝑎𝑛 𝑧2
didefinisikan dengan

z1  z 2  x1  x2 2   y1  y 2 2 .
Selanjutnya, persamaan z  z 0  R menyatakan bilangan
kompleks z yang bersesuaian dengan titik-titik pada

lingkaran dengan pusat z0 dan jari-jari R.

14
Definisi Bilangan kompleks sekawan dari
bilangan z  x  iy didefinisikan sebagai
kompleks
sekawan bilangan kompleks z  x  iy .

Secara geometri, bilangan kompleks sekawan z  x  iy

dinyatakan dengan titik x, y  dan merupakan pencerminan


terhadap sumbu riil.

15
Contoh Soal:

a. 3  4i
 32  (4) 2 .
5

b. z  3  3i  2
menyatakanlingkarandenganpusat z 0  3,3 danjari-jari R  2 .
c. Jika z  3  4 i maka z  3  4 i .

16
Sifat Modulus Dan Bilangan Kompleks Sekawan

a. z1  z 2  z1  z 2

b. z1  z 2  z1  z 2

c. z1 z 2  z1 z 2

 z 1  z1
d.   
 z2  z2
17
Gambar diatas memperlihatkan gambaran vector dari a+bi. Panjang atau
jarak dari vektor diberi label r, dan kalian dapan menganggap bahwa
r = 𝑎2 + 𝑏 2

inilah apa yang kita sebut dengan nilai mutlak dari bilangan kompleks.
Selain itu, sudut 𝜃 pada gambar dapat diketahui
𝑏
tan 𝜃 =
𝑎
18
Dari segitiga OMP, kalian dapat

melihat bahwa

a = r cos 𝜃 dan b = r sin 𝜃

Jadi, dengan menggunakan persamaan ini, kalian dapat menuliskan

a + bi = r cos 𝜃 + (r sin 𝜃)i

a+ bi = r(cos 𝜃 + i sin 𝜃)

dan kita juga dapat menuliskan

a + bi = r cis 𝜃 Bentuk Polar

dimana cis 𝜃 = cos 𝜃 + i sin 𝜃


19
Contoh Soal
Tentukan bentuk polar dari 1- 3𝑖

Penyelesaian:

Pada soal jelas diketahui bahwa x = 1 dan y = - 3𝑖

maka 𝜃 harus berada di kuadran 4

r= (1)2 + (− 3)2

= 1 + 3 Jadi, 1 - 3𝑖 = r cis 𝜃

=2 = 2 cis 300°
Kemudian kita cari nilai dari 𝜃 = 2 (cos 300°+ isin300°)
− 3
Kemudian
tan 𝜃 = =2
1
+𝑖
1
3
1 2 2

𝜃 = 300° = 1+ 3𝑖
20
Teorema 9.2a
(𝒓𝟏 𝒄𝒊𝒔𝜽𝟏 ) (𝒓𝟐 𝒄𝒊𝒔𝜽𝟐 ) =𝒓𝟏 𝒓𝟐 𝒄𝒊𝒔(𝜽𝟏 + 𝜽𝟐 )

Bukti:
Perkalian dan pembagian sangatlah mudah bila bilangan dalam bentuk polar. Bila kita
memiliki dua bilangan

𝑎1 + 𝑏1 𝑖 =𝑟1 𝑐𝑖𝑠𝜃1 dan 𝑎2 + 𝑏2 𝑖 =𝑟2 𝑐𝑖𝑠𝜃2

Kemudian lakukan perkalian

(𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 )(𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2 ) = 𝑟1 𝑟2 (cos 𝜃1 + 𝑖 sin 𝜃1 )(cos 𝜃2 + 𝑖 sin 𝜃2 )

= 𝑟1 𝑟2 (cos 𝜃1 cos 𝜃2 − sin 𝜃1 + sin 𝜃2 ) + 𝑖 (sin 𝜃1 𝑐𝑜𝑠 𝜃2 + cos 𝜃1 𝑠𝑖𝑛𝜃2 )

= 𝑟1 𝑟2 𝑐𝑜𝑠(𝜃1 + 𝜃2 ) + 𝑖 𝑠𝑖𝑛(𝜃1 + 𝜃2 )

= 𝑟1 𝑟2 cis (𝜃1 + 𝜃2 )
21
Contoh Soal

Hasil (3 cis 40°)(2 cis 80°) dan berikan hasilnya dalam bentuk rectangular

Penyelesaian:

Dari teorema 9.2a

(3 cis 40°)(2 cis 80°) = (3)(2) cis (40° + 80°)

= 6 cis 120°

= 6 cos 120° + (6 sin120°)𝑖

1 3
= (6) − + (6) i
2 2

= -3+3 3i
22
Teorema 9.2b
𝟏
= cis(−𝜽)
𝒄𝒊𝒔 𝜽

Bukti:
kita bisa mendapatkan hasilnya dengan menggunakan teorema 9.2a sebagai
berikut

cis𝜃 cis (-𝜃) = cis (𝜃 − 𝜃)

= cis 0

= cos 0 + i sin 0

=1

Maka dengan membagi cis 𝜃, kita memperoleh


1
cis(−𝜃) =
𝑐𝑖𝑠 𝜃 23
Teorema 9.2c
𝒓𝟏 𝒄𝒊𝒔𝜽𝟏 𝒓𝟏
== 𝒄𝒊𝒔 (𝜽𝟏 − 𝜽𝟐 )
𝒓𝟐 𝒄𝒊𝒔𝜽𝟐 𝒓𝟐

Bukti:
Dengan teorema ini, kita dapat memperoleh metode yang singkat untuk
membagi satu bilangan kompleks dengan yang lain. Demikian, untuk r2 ≠ 0
𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 𝑟1 1
= 𝑐𝑖𝑠𝜃1
𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2

𝑟
= 1 𝑐𝑖𝑠𝜃1 𝑐𝑖𝑠(−𝜃2 ) Teorema 9.2b
𝑟2

𝑟1
= 𝑐𝑖𝑠 (𝜃1 − 𝜃2 ) Teorema 9.2a
𝑟2

24
Contoh Soal

Sederhanakanlah dalam bentuk rectangular

4 𝑐𝑖𝑠 130°
2 𝑐𝑖𝑠 40°

Penyelesaian:

Dengan menggunakan teorema 9.2c,

4 𝑐𝑖𝑠 130° 4
= cis (130° − 40°)
2 𝑐𝑖𝑠 40° 2

= 2 cis 90°

= 2 (cos 90° + i sin 90°)

= 2i 25
Teorema De Moivre’s
(𝐫 𝐜𝐢𝐬 𝛉)𝐧 = 𝐫 𝐧 𝐜𝐢𝐬𝐧𝛉

Bukti:
Kita memisalkan n = -m, di mana m adalah bilangan bulat positif. Kemudian,
1
(r cis θ)−m = r −m (cisθ)−m = r −m .
(cis θ)m

Karena m adalah bilangan bulat positif, Teorema 9.2d berlaku


1 1
r −m . m= r
−m
.
(cis θ) cis mθ

Sekarang, gunakan teorema 9.2b

−m 1
r . = r −m cis(−mθ) = r n cisnθ
(cis θ)m
26
Contoh Soal
( 3 + 𝑖)7

Penyelesaian

Pertama ubah 3 + 𝑖 ke dalam bentuk polar mendapatkan

3 + 𝑖 = 2 cis 30°

Kemudian,

( 3 + 𝑖)7 = 27 𝑐𝑖𝑠 (7.30°) = 27 𝑐𝑖𝑠 210°

= 27 𝑐𝑜𝑠 210° + 𝑖27 𝑠𝑖𝑛 210°

3 1
= 27 − + 𝑖27 −
2 2

27
= -64 3-64i
Akar dari Bilangan
Kompleks
𝟏 𝟏 𝜽 𝒌.𝟑𝟔𝟎°
𝒏 𝒏
(𝐫 𝐜𝐢𝐬 𝜽) =𝒓 𝒄𝒊𝒔 +
𝒏 𝒏

untuk :
rcis  , r  0
k  0,1,2,3..., (n  1)

28
Contoh Soal
Temukan empat akar keempat dari -8+8 3𝑖

Penyelesaian :

Pertama ubah dalam bentuk polar

-8+8 3𝑖 = 16 cis 120°

Oleh karena itu, semua akar yang diperlukan memiliki nilai absolut 2, dan sudut dapat diambil
sebagai

1 1
k=0  2 cis 30° = 2 (cos 30°+ i sin 30°) = 2( 3 + 𝑖) = 3+i
2 2

1 1
k=1  2 cis ( 30° + 90° )= 2 cis 120°= 2 (cos 120°+i sin 120°) = 2(− 2 + 3 𝑖) = -1 + 3 𝑖
2

1 1
k=2  2 cis (30° + 2.90)= 2 cis 210° = 2 (cos 210°+ i sin 210°)= 2(− 2 3 − 2 𝑖) = − 3-i

1 1
k=3  2 cis (30° + 3.90°)= 2 cis 300°= 2 (cos 300°+ i sin 300°)= 2(2 − 2 3 𝑖)= 1 − 3𝑖
29
30
Suku banyak adalah suatu bentuk yang memuat
variabel berpangkat. Suku banyak dalam x berderajat n
dinyatakan dengan:

𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0

Dengan syarat: n ∈ bilangan cacah dan 𝑎𝑛 , 𝑎𝑛−1 , … , 𝑎0


disebut koefisien - koefisien suku banyak, 𝑎0 disebut suku
tetap dan 𝑎𝑛 ≠ 0

31
Bentuk Umum

Suku banyak F(x) jika dibagi oleh P(x) akan diperoleh


hasil bagi H(x) dan sisa S(x). Dapat kita tulis:
F(x) = P(x).H(x) + S(x)
Dimana :
P(x) = Pembagi
H(x) = Hasil Bagi
S(x) = Sisa

32
Teorema Sisa I
“Jika suku banyak f(x) dibagi (x-k), maka sisa
pembagiannya adalah f(k)”

Bukti:
Untuk P(x) = (x – k), diperoleh
F(x)= P(x) . H(x) + S
= (x – k) . H(x) + S

Subtitusi x = k, diperoleh
F(k) = (k – k) . H(k) + S
F(k) = 0 + S
F(k) = S

33
Teorema Sisa II
“Jika suatu suku banyak F(x) dibagi oleh (ax+b) maka sisa
pembagiannya adalah f    “
b
 a

Bukti :
Untuk P(x) = (ax + b), diperoleh
F(x)= P(x).H(x) + S
𝐻(𝑥 ) ℎ (𝑥 )
𝐹 (𝑥 ) = (𝑎𝑥 + 𝑏). +𝑆 𝑓 (𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). +𝑆
𝑎 𝑎
𝑏
𝑏 𝑏 ℎ −
𝑎
𝑓 −𝑎 = 𝑎 −𝑎 + 𝑏 . +𝑆
Subtitusikan nilai x=-b/a 𝑎
𝑏
𝑏 ℎ −
𝑓 − = (−𝑏 + 𝑏). 𝑎 +𝑆
𝑎 𝑎
𝑏
𝑏 ℎ −
𝑎
𝑓 − 𝑎 = (0). +𝑆
𝑎
𝑏
𝑓 −𝑎 = 0 + 𝑆
𝑏
𝑓 −𝑎 = 𝑆 34
Contoh Soal
Tentukan sisa dan hasil baginya jika 2x3 - 7x2 + 11x + 5 dibagi 2x - 1
Penyelesaian :
Diketahui : f(x) = 2x3 - 7x2 + 11x + 5
ax + b = 2x – 1
a =2
b = -1
𝑏 −1 1
maka− = − =
𝑎 2 2
1 1 3 1 2 1
𝑓 2
= 2 2
− 7 2
+ 11 2
+ 5
1 1 1 11
𝑓 2
= 2 8
− 7 4
+ 2
+5
1 1 3 1
𝑓 2
= 4 − 14 + 52 + 5
1
𝑓 2
=9 35
Selain itu kita dapat menggunakan pembagian horner

½ 2 -7 11 5

1 -3 4
+
2 -6 8 9=sisa

2x3 - 7x2 + 11x + 5 dibagi 2x – 1


Dapat ditulis:
2x3 – 7x2 + 11x + 5 = (x - ½)(2x2 – 6x + 8) + 9
= (2x – 1)(x2 – 3x + 4) + 9
Pembagi : 2x - 1
Hasil bagi : x2 – 3x + 4
Sisa :9
36
Teorema Sisa III
“Jika suatu suku banyak f(x) dibagi (x – a)(x – b), maka sisa
pembagiannya adalah px + q , di mana f(a) = pa+q dan f(b) = pb+q“

Bukti:
Diketahui f(x) = (x – a)(x - b) h(x) + S . Perhatikan bahwa (x – a)(x - b)
sehingga sisanya maksimum berderajat 1. Itu terjadi karena jika derajat S
lebih dari 1 maka masih dapat dilakukan pembagian terhadap
(x – a)(x - b). Misalkan S = px+q, maka

f(x) = (x – a)(x - b) h(x) + S


f(x) = (x – a)(x - b) h(x) + S(x)
f(x) = (x – a)(x - b) h(x) + (px+q)
37
maka jika x diganti dengan a dan b , maka akan diperoleh:

Untuk x = a
f (a) = (a – a)(a - b) h(a) + (pa+q).
= 0 ⋅ h(a) + (pa+q)
= 0 + (pa+q)
= pa+q

Untuk x = b
f(b) = (b – a)(b - b) h(b) + (pb+q).
= 0 ⋅ h(b) + (pb+q)
= 0 + (pb+q)
= pb+q

Jadi, S = px+q , dimana f(a) = pa+q dan f(b) = pb+q 38


Contoh Soal
Jika f(x) = x3 +2x2 – x - 5 dibagi x2 – 2x - 3, tentukanlah sisa
pembagiannya!

Penyelesaian:
Diketahui f(x) = x3 +2x2 – x - 5
(x-a)(x-b) = (x2 – 2x - 3)
= (x-3)(x+1)
Jadi a = 3 dan b = -1
Maka,
f(a)= pa + q
f(3)= (3 – 3)(3 + 1) h(3) + (p · 3 + q)
(3)3 + 2(3)2 – 3 – 5 = 0 ·h(3) + (p · 3 + q)
27 + 18 - 3 – 5 = 0 + (p · 3 + q)
37 =p·3+q
37 = 3p + q ………………………. (1) 39
f(b) = pb + q
f(-1) = (-1 + 1)(-1 – 3) h(-1) + (p · -1 + q)
(-1)3 + 2(-1)2 – (-1) - 5 = 0 ·h(-1) + (p · -1 + q)
-1 + 2 + 1 - 5 = 0 + (p ·(-1) + q)
-3 = p · (-1) + q
-3 = -p + q ………………………. (2)
Menentukan nilai p dan q dengan mensubstitusi kedua persamaan
3p + q = 37
-p + q = -3-
4p = 40
p = 10
Substitusi nilai p = 10 ke dalam persamaan (1)
3p + q = 37
3. 10 + q = 37
30 + q = 37
q=7
Jadi sisa pembagiannya adalah px+q = 10x + 7 40
Teorema Faktor
“Suatu fungsi suku banyak f(x) memiliki faktor (x – k) jika
dan hanya jika f(k) = 0“

Bukti :
Diketahui menurut teorema sisa I f(x) = (x-k) . h(x) + f(k)
f(k) = 0, maka diperoleh
f(x) = (x – k) ⋅ h(x).
Sehingga (x – k) adalah faktor dari f(x). Begitupun sebaliknya, jika (x
– k) adalah faktor dari f(x), maka f(x) = (x – k) ⋅ h(x). Jika x = k,
maka akan diperoleh:
f(k) = (k – k) ⋅ h(k)
= 0 ⋅ h(k)
=0
Jadi, f(k) = 0 jika dan hanya jika (x – k) adalah faktor dari f(x) 41
Contoh Soal

Tunjukkanlah bahwa 2 adalah akar dari P(x) = 6x3 - 29x2 + 20x + 28 = 0,


dan tentukan akar-akar lainnya dari persamaan tersebut!
Penyelesaian :
2 6 -29 20 28
Menggunakan pembagian horner 12 -34 -28
+
6 -17 -14 0
Ini menunjukkan bahwa
P(x) = (x -2) (6x2 – 17x – 14)
Untuk menemukan dua faktor lainnya, kita menyelesaikan 6x2 – 17x –14
6x2 – 17x – 14 = (3x + 2)(2x – 7)
Sehingga,
P(x) = (x -2) (6x2 – 17x – 14)
= (x – 2)(3x + 2)(2x – 7)
2 7
Jadi faktor dari P(x) = 2, − ,
3 2 42
Teorema Pemfaktoran
Polinomial
“Jika 𝑃(𝑥) = 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑎0 ≠ 0
Maka persamaan P(x) = 0 memiliki tepat n akar, sehingga P(x) dapat
ditulis dalam bentuk 𝑷(𝒙) = 𝒂𝒏 (𝒙 − 𝒓𝟏 )(𝒙 − 𝒓𝟐 ). . . (𝒙 − 𝒓𝒏 ) 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝟏 , 𝒓𝟐 , … , 𝒓𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒂𝒓

Bukti :
Diketahui r1 sebagai akar yang keberadaanya telah dijamin berdasarkan
teorema dasar aljabar. Berdasarkan teorema faktor, diketahui x - r1
adalah faktor dari P(x), sehingga
P(x) = (x - r1) P1(x)
dimana P1(x) adalah suku banyak berderajat n – 1 di x
Berdasarkan teorema dasar aljabar P1(x) = 0 juga memiliki akar, yakni r2
sehingga x - r2 adalah faktor dari P1(x) dan
P1(x) = (x – r2) P2(x)
dimana P2(x) adalah suku banyak berderajat n – 2 di x
43
Sehingga kita dapat menulis suku banyak
P(x) = (x - r1)(x – r2) P2(x)

Menggunakan cara ini sebanyak n, diketahui bentuk dari P(x)


P(x) = (x - r1)(x – r2) … (x – rn)Pn(x)

dimana Pn(x) harus berderajat n – n = 0, sehingga Pn(x) adalah


konstanta. Dengan membandingkan kita tahu bahwa Pn(x) = an. Oleh
karena itu,
P(x) = (x - r1)(x – r2) … (x – rn)

Hal ini sesuai dengan persamaan P(x) = 0 memiliki n akar, untuk


P(x) memiliki nilai nol jika x sama dengan setiap nomor r1, r2, … , rn.
Dan lagi, persamaan tidak bisa memiliki lebih dari n roots karena jika hal
itu terjadi maka P(x) akan memiliki faktor derajat pertama lebih dari n,
salah satu dari akar. Dalam hal ini, P(x) akan berderajat lebih tinggi dari
n, yang bertentangan dengan hipotesis bahwa P(x) berderajat n.
44
Contoh Soal

Bentuklah persamaan derajat empat yang memiliki 1 - i dan 1 + i


sebagai akar-akar sederhana dan 2 sebagai akar ganda

Penyelesaian:
Menggunakan teorema pemfaktoran suku banyak, bentuk faktor
dari persamaan tersebut menjadi

𝑷(𝒙) = 𝒂𝒏(𝒙 − 𝒓𝟏)(𝒙 − 𝒓𝟐). . . (𝒙 − 𝒓𝒏) = 𝟎

[x – (1 – i)][x – (1 + i)] [(x – 2)(x – 2)] = 0


[(x – 1)2 – i2] (x - 2)2 = 0
(x2 – 2x + 2)(x2 – 4x + 4) = 0
x4 – 6x3 + 14x2 – 16x + 8 = 0
45
Teorema Akar – akar Rasional
“Jika P(x) adalah suku banyak dengan koefisien bilangan bulat
𝑷(𝒙) = 𝒂𝒏 𝒙𝒏 + 𝒂𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 + ⋯ + 𝒂𝟏 𝒙 + 𝒂𝟎 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒂𝟎 ≠ 𝟎
Jika p/q adalah hasil bagi bilangan bulat yang paling sederhana
dan P(p/q) = 0, maka p adalah faktor dari konstanta a0 dan q
adalah faktor dari koefisien suku terdepan an“

Bukti :
Misalkan p/q adalah hasil bagi bilangan bulat terendah dan P(p/q) = 0
Maka
𝒂𝒏 𝒙𝒏 + 𝒂𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 + 𝒂𝒏−𝟐 𝒙𝒏−𝟐 + ⋯ + 𝒂𝟏 𝒙 + 𝒂𝟎 = 𝟎
𝒑 𝒏 𝒑 𝒏−𝟏 𝒑 𝒏−𝟐 𝒑
𝒂𝒏 𝒒
+ 𝒂𝒏−𝟏 𝒒
+ 𝒂𝒏−𝟐 𝒒
+ ⋯ + 𝒂𝟏 𝒒
+ 𝒂𝟎 = 𝟎

𝒂𝒏 𝒑𝒏 𝒂𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 𝒂𝒏−𝟐 𝒙𝒏−𝟐 𝒂𝟏 𝒙


𝒒𝒏
+ 𝒒𝒏−𝟏
+ 𝒒𝒏−𝟐
+ ⋯+ 𝒒
+ 𝒂𝟎 = 𝟎
46
Kalikan kedua sisi dengan qn (untuk menghilangkan penyebut) sehingga
𝑎𝑛 𝑝𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑝𝑛−1 𝑞 + 𝑎𝑛−2 𝑝𝑛−2 𝑞 2 + ⋯ + 𝑎1 𝑝𝑞 𝑛−1 + 𝑎0 𝑞 𝑛 = 0

(p adalah pembagi dari a0) Pisahkan yang mengandung a0:

𝑎0 𝑞 𝑛 = −𝑎𝑛 𝑝𝑛 − 𝑎𝑛−1 𝑝𝑛−1 𝑞 − 𝑎𝑛−2 𝑝𝑛 −2 𝑞 2 − ⋯ − 𝑎1 𝑝𝑞 𝑛−1


= 𝑝 . (−𝑎𝑛 𝑝𝑛−1 − 𝑎𝑛−1 𝑝𝑛−2 𝑞 − 𝑎𝑛−2 𝑝𝑛 −3 𝑞 2 − ⋯ − 𝑎1 𝑞 𝑛−1 )

Dari persamaan diatas kita bisa lihat bahwa p membagi ruas kanan.
Jadi p pasti juga membagi ruas kiri, a0qn . Karena p q sudah dalam bentuk
yang paling sederhana, keduanya tidak memiliki faktor persekutuan
kecuali 1. Oleh sebab itu, karena p membagi a0qn p pasti membagi a0,
konstanta dari P(x).

47
Sekarang dengan metode yang serupa, kita akan tunjukkan
bahwa q membagi yang merupakan koefisien suku terdepan p(x).
Dengan menambahkan ke kedua ruas persamaan sehingga kita akan
dapatkan :

𝒂𝒏 𝒑𝒏 = − 𝒂𝒏−𝟏 𝒑𝒏−𝟏 𝒒 − 𝒂𝒏−𝟐 𝒑𝒏−𝟐 𝒒𝟐 − ⋯ − 𝒂𝟏 𝒑𝒒𝒏−𝟏 − 𝒂𝟎 𝒒𝒏

= 𝒒. ( − 𝒂𝒏−𝟏 𝒑𝒏−𝟏 − 𝒂𝒏−𝟐 𝒑𝒏−𝟐 𝒒 − ⋯ − 𝒂𝟏 𝒑𝒒𝒏−𝟐 − 𝒂𝟎 𝒒𝒏−𝟏 )

Di sini bisa kita lihat bahwa q membagi ruas kanan. Jadi q pasti juga
membagi ruas kiri persamaan, anpn. Karena q membagi anpn, q pasti
membagi an, yang merupakan koefisien suku terdepan P(x).

48
Contoh Soal
Persamaan 2x3 + x2 – 2x – 6 = 0 memiliki akar bilangan rasional.
Tentukan akar – akar yang lainnya dari persamaan tersebut!

Penyelesaian :
Berdasarkan teorema akar-akar rasional p adalah faktor dari -6 dan
q adalah faktor dari 2.
p: ±1, ±2, ±3, ±6 q: 1, 2
𝐩 𝟏 𝟑
= ± , ±𝟏, ± , ±𝟐, ±𝟑, ±𝟔
𝐪 𝟐 𝟐
1
Dengan menggunakan pembagian horner dapat diketahui ± 2 dan ±1 bukan akar
dari persamaan di atas. Untuk percobaan dengan 3 :
2

𝟑 2 1 -2 -6
𝟐
3 6 6
+
2 4 4 0
49
3
Sisanya nol menunjukkan bahwa 2
adalah akar. Faktor kedua adalah 2x2
+ 4x + 4 dan akar yang tersisa ditemukan dari persamaan 2x2 + 4x + 4 = 0
atau x2 + 2x + 2. Lalu menggunakan rumus kuadrat/rumus abc untuk
mencari akar-akarnya yg lain
−𝒃 ± 𝒃𝟐 − 𝟒𝒂𝒄
𝒙𝟏,𝟐 =
−𝟐+ 𝟐𝟐 − 𝟒.𝟏.𝟐 𝟐𝒂 −𝟐− 𝟐𝟐 − 𝟒.𝟏.𝟐
𝒙𝟏 = 𝒙𝟐 =
𝟐.𝟏 𝟐.𝟏

−𝟐+ 𝟒− 𝟖 −𝟐− 𝟒− 𝟖
𝒙𝟏 = 𝒙𝟐 =
𝟐
𝟐
−𝟐− −𝟒
−𝟐 + −𝟒 𝒙𝟐 =
𝒙𝟏 = 𝟐
𝟐
−𝟐− 𝟐𝒊
−𝟐+ 𝟐𝒊 𝒙𝟐 =
𝒙𝟏 = 𝟐
𝟐
𝒙𝟐 = −𝟏 − 𝒊
𝒙𝟏 = −𝟏 + 𝒊
Sehingga diperoleh akar-akar dari persamaan 2x3 + x2 – 2x – 6 adalah 3 ,
2
50
-1 + i, dan -1 - i
Teorema Akar
Konjugat
“Jika persamaan suku banyak, P(x) = 0, dengan koefisien riil memiliki
akar imajiner a + bi (b≠0), maka persamaan tersebut juga memiliki
akar a - bi; yang akar imajiner hanya terjadi pada pasangan konjugat”

Contoh Soal
Jika 3 + i adalah akar dari P(x) = x3 - 8x2 + 22x + 20. Carilah seluruh akar
dari P(x)!

Penyelesaian:
Berdasarkan teorema akar konjugat, 3 – i adalah kawan dari 3 + i sehingga
3 – i merupakan salah satu akar dari P(x).

51
Sehingga P(x) memiliki dua akar yaitu x-(3+i) dan x-(3-i), sehingga
(x – 3 - i)(x – 3 + i) = (x - 3)2 – i2
= x2 – 6x + 9 - i2
= x2 – 6x + 10

Lalu P(x) dibagi dengan x2 – 6x + 10

Diperoleh faktor ketiganya adalah x-2. Sehingga tiga akar dari P(x)
adalah 3 + i, 3 – i dan 2
52

Anda mungkin juga menyukai