YUSRIANA THAMRIN
Bilangan Kompleks
2
3
2
𝑥 +1=0
x2 = -1. persamaan ini salah! mengapa? Karena tidak ada
bilangan riil yang berpangkat dua hasilnya negatif
4
Pengertian Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks adalah sebuah bilangan yang mempunyai bentuk a + bi,
dimana a dan b merupakan bilangan real dan i adalah bilangan imajiner.
Bilangan kompleks dapat dinotasikan dengan lambang “z”
Definisi BilanganKompleks
Bilangankompleksz :
• merupakanpasanganberurutdengan x,y ∈ 𝑅
Ditulis : z= (x,y)
• merupakanbilangan yang berbentukx+yiataua+bidenganx,y∈
𝑅dengandani= −1
Ditulis: 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦
Jika 𝑧 = 𝑥, 𝑦 = 𝑥 + 𝑖𝑦
Maka: 𝑥 = 𝑅𝑒 𝑧 = 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑧
𝑦 = 𝐼𝑚 𝑧 = 𝑏𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑒𝑟 𝑧
𝑖 = 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑖𝑚𝑎𝑗𝑖𝑛𝑒𝑟 5
Ingat !!!!!!!!
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bilangan kompleks yaitu
1. C = himpunan bilangan kompleks
= z z x iy , x, y & i 2 1 .
2. Jika Re z 0 dan Im z 0 maka z dinamakan bilangan imajiner murni.
3. Jika Re z 0 dan Im z 0 maka z merupakan bilangan riil.
4. Kesamaan bilangan kompleks.
Misalkan z1 x1 iy1 dan z 2 x2 iy 2 .
z1 z2 jika dan hanya jika x1 x2 dan y1 y 2 .
6
Bidang Kompleks
• Bilangan kompleksmerupakanpasanganberurut (𝑥, 𝑦) ,
sehinggasecarageometridapatdisajikansebagaititik(x,y)
padabidangkompleks (bidangxy), dengansumbux(sumburiil)
dansumbuy(sumbuimajinair). Selainitu, bilangankompleks 𝑧 = 𝑥 +
𝑖𝑦 jugadapatdisajikansebagaivektordalambidangkompleksdengantitikpa
ngkalpadatitikasaldanujungvektormerupakantitik (x,y) .
y (sumbu imajinair)
• z ( x, y ) x iy
O x (sumbu riil)
Dua bilangan kompleks adalah sama jika bagian realnya dan bagian
imajinernya sama.
Contoh :
x + yi = 3 – 4i
maka x = 3 dan y = -4
Penjumlahan dua bilangan kompleks seperti penjumlahan pada suku
banyak .
= x1 x2 i y1 y2
8
b. Pengurangan
Pengurangan bilangan kompleks sama dengan invers negatifnya.
z1 + z2 = z1 + (-z2 )
= x1 y1i - x y i
2 2
= x1 x2 i y1 y2
Contoh Soal :
a. ( 2 + 3i ) + ( 4 + 2i ) = ( 2 + 4 ) + (3i + 2i )
= 6 + ( 3 + 2 )i
= 6 + 5i
b. ( 3 – 2i ) – ( 1 – 4i ) = ( 3 – 2i ) + ( -1 + 4i )
= ( 3 – 1 ) + ( -2 + 4 )i
= 2 + 2i
9
c.Perkalian
10
Contoh Soal:
( 3 – 2i ) ( 5 + i ) = 3(5 + i ) – 2i(5 + i)
= 15 + 3i – 10i – 2i2
= 15 – 7i + 2 ( karena i2 = -1 )
= 17 – 7i
Perkalian dua bilangan kompleks mempunyai sifat – sifat berikut :
Tertutup
Komutatif z1 x z2 = z2 x z1
Elemenidentitas
Asosiatif( z1 x z2 ) x z3 = z1 x ( z2 x z3 )
Distributive terhadappenjumlahan z1x ( z2 + z3 ) = z1 . z2 + z1 . z3
11
d.Pembagian
Di dalam pengerjaan pembagian bilangan kompleks harus dengan merealkan penyeb
z1 1 x1 x2 y1 y 2 x2 y1 x1 y 2
z1 z 2 i , z2 0
x2 y 2 x2 y 2
2 2 2 2
z2
Contoh :
3 2i 3 2i 4 i
x
4i 4i 4i
12 8i 3i 2i 2
=
(4) 2 (i) 2
12 11i 2
=
16 1
10 11i
=
17
10 11
= - i 12
17 17
Modulus Dan Bilangan kompleks sekawan
Modulus z = z = x2 y2 .
13
Secara geometry, |z| menyatakan antara titik (x,y) dan titik asal
Misalkan 𝑧1 = 𝑥1 + 𝑖𝑦1 dan𝑧2 = 𝑥2 + 𝑖𝑦2 . Jarakantara𝑧1 𝑑𝑎𝑛 𝑧2
didefinisikan dengan
z1 z 2 x1 x2 2 y1 y 2 2 .
Selanjutnya, persamaan z z 0 R menyatakan bilangan
kompleks z yang bersesuaian dengan titik-titik pada
14
Definisi Bilangan kompleks sekawan dari
bilangan z x iy didefinisikan sebagai
kompleks
sekawan bilangan kompleks z x iy .
15
Contoh Soal:
a. 3 4i
32 (4) 2 .
5
b. z 3 3i 2
menyatakanlingkarandenganpusat z 0 3,3 danjari-jari R 2 .
c. Jika z 3 4 i maka z 3 4 i .
16
Sifat Modulus Dan Bilangan Kompleks Sekawan
a. z1 z 2 z1 z 2
b. z1 z 2 z1 z 2
c. z1 z 2 z1 z 2
z 1 z1
d.
z2 z2
17
Gambar diatas memperlihatkan gambaran vector dari a+bi. Panjang atau
jarak dari vektor diberi label r, dan kalian dapan menganggap bahwa
r = 𝑎2 + 𝑏 2
inilah apa yang kita sebut dengan nilai mutlak dari bilangan kompleks.
Selain itu, sudut 𝜃 pada gambar dapat diketahui
𝑏
tan 𝜃 =
𝑎
18
Dari segitiga OMP, kalian dapat
melihat bahwa
a+ bi = r(cos 𝜃 + i sin 𝜃)
Penyelesaian:
r= (1)2 + (− 3)2
= 1 + 3 Jadi, 1 - 3𝑖 = r cis 𝜃
=2 = 2 cis 300°
Kemudian kita cari nilai dari 𝜃 = 2 (cos 300°+ isin300°)
− 3
Kemudian
tan 𝜃 = =2
1
+𝑖
1
3
1 2 2
𝜃 = 300° = 1+ 3𝑖
20
Teorema 9.2a
(𝒓𝟏 𝒄𝒊𝒔𝜽𝟏 ) (𝒓𝟐 𝒄𝒊𝒔𝜽𝟐 ) =𝒓𝟏 𝒓𝟐 𝒄𝒊𝒔(𝜽𝟏 + 𝜽𝟐 )
Bukti:
Perkalian dan pembagian sangatlah mudah bila bilangan dalam bentuk polar. Bila kita
memiliki dua bilangan
= 𝑟1 𝑟2 𝑐𝑜𝑠(𝜃1 + 𝜃2 ) + 𝑖 𝑠𝑖𝑛(𝜃1 + 𝜃2 )
= 𝑟1 𝑟2 cis (𝜃1 + 𝜃2 )
21
Contoh Soal
Hasil (3 cis 40°)(2 cis 80°) dan berikan hasilnya dalam bentuk rectangular
Penyelesaian:
= 6 cis 120°
1 3
= (6) − + (6) i
2 2
= -3+3 3i
22
Teorema 9.2b
𝟏
= cis(−𝜽)
𝒄𝒊𝒔 𝜽
Bukti:
kita bisa mendapatkan hasilnya dengan menggunakan teorema 9.2a sebagai
berikut
= cis 0
= cos 0 + i sin 0
=1
Bukti:
Dengan teorema ini, kita dapat memperoleh metode yang singkat untuk
membagi satu bilangan kompleks dengan yang lain. Demikian, untuk r2 ≠ 0
𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝜃1 𝑟1 1
= 𝑐𝑖𝑠𝜃1
𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝜃2
𝑟
= 1 𝑐𝑖𝑠𝜃1 𝑐𝑖𝑠(−𝜃2 ) Teorema 9.2b
𝑟2
𝑟1
= 𝑐𝑖𝑠 (𝜃1 − 𝜃2 ) Teorema 9.2a
𝑟2
24
Contoh Soal
4 𝑐𝑖𝑠 130°
2 𝑐𝑖𝑠 40°
Penyelesaian:
4 𝑐𝑖𝑠 130° 4
= cis (130° − 40°)
2 𝑐𝑖𝑠 40° 2
= 2 cis 90°
= 2i 25
Teorema De Moivre’s
(𝐫 𝐜𝐢𝐬 𝛉)𝐧 = 𝐫 𝐧 𝐜𝐢𝐬𝐧𝛉
Bukti:
Kita memisalkan n = -m, di mana m adalah bilangan bulat positif. Kemudian,
1
(r cis θ)−m = r −m (cisθ)−m = r −m .
(cis θ)m
−m 1
r . = r −m cis(−mθ) = r n cisnθ
(cis θ)m
26
Contoh Soal
( 3 + 𝑖)7
Penyelesaian
3 + 𝑖 = 2 cis 30°
Kemudian,
3 1
= 27 − + 𝑖27 −
2 2
27
= -64 3-64i
Akar dari Bilangan
Kompleks
𝟏 𝟏 𝜽 𝒌.𝟑𝟔𝟎°
𝒏 𝒏
(𝐫 𝐜𝐢𝐬 𝜽) =𝒓 𝒄𝒊𝒔 +
𝒏 𝒏
untuk :
rcis , r 0
k 0,1,2,3..., (n 1)
28
Contoh Soal
Temukan empat akar keempat dari -8+8 3𝑖
Penyelesaian :
Oleh karena itu, semua akar yang diperlukan memiliki nilai absolut 2, dan sudut dapat diambil
sebagai
1 1
k=0 2 cis 30° = 2 (cos 30°+ i sin 30°) = 2( 3 + 𝑖) = 3+i
2 2
1 1
k=1 2 cis ( 30° + 90° )= 2 cis 120°= 2 (cos 120°+i sin 120°) = 2(− 2 + 3 𝑖) = -1 + 3 𝑖
2
1 1
k=2 2 cis (30° + 2.90)= 2 cis 210° = 2 (cos 210°+ i sin 210°)= 2(− 2 3 − 2 𝑖) = − 3-i
1 1
k=3 2 cis (30° + 3.90°)= 2 cis 300°= 2 (cos 300°+ i sin 300°)= 2(2 − 2 3 𝑖)= 1 − 3𝑖
29
30
Suku banyak adalah suatu bentuk yang memuat
variabel berpangkat. Suku banyak dalam x berderajat n
dinyatakan dengan:
𝑎𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0
31
Bentuk Umum
32
Teorema Sisa I
“Jika suku banyak f(x) dibagi (x-k), maka sisa
pembagiannya adalah f(k)”
Bukti:
Untuk P(x) = (x – k), diperoleh
F(x)= P(x) . H(x) + S
= (x – k) . H(x) + S
Subtitusi x = k, diperoleh
F(k) = (k – k) . H(k) + S
F(k) = 0 + S
F(k) = S
33
Teorema Sisa II
“Jika suatu suku banyak F(x) dibagi oleh (ax+b) maka sisa
pembagiannya adalah f “
b
a
Bukti :
Untuk P(x) = (ax + b), diperoleh
F(x)= P(x).H(x) + S
𝐻(𝑥 ) ℎ (𝑥 )
𝐹 (𝑥 ) = (𝑎𝑥 + 𝑏). +𝑆 𝑓 (𝑥) = (𝑎𝑥 + 𝑏). +𝑆
𝑎 𝑎
𝑏
𝑏 𝑏 ℎ −
𝑎
𝑓 −𝑎 = 𝑎 −𝑎 + 𝑏 . +𝑆
Subtitusikan nilai x=-b/a 𝑎
𝑏
𝑏 ℎ −
𝑓 − = (−𝑏 + 𝑏). 𝑎 +𝑆
𝑎 𝑎
𝑏
𝑏 ℎ −
𝑎
𝑓 − 𝑎 = (0). +𝑆
𝑎
𝑏
𝑓 −𝑎 = 0 + 𝑆
𝑏
𝑓 −𝑎 = 𝑆 34
Contoh Soal
Tentukan sisa dan hasil baginya jika 2x3 - 7x2 + 11x + 5 dibagi 2x - 1
Penyelesaian :
Diketahui : f(x) = 2x3 - 7x2 + 11x + 5
ax + b = 2x – 1
a =2
b = -1
𝑏 −1 1
maka− = − =
𝑎 2 2
1 1 3 1 2 1
𝑓 2
= 2 2
− 7 2
+ 11 2
+ 5
1 1 1 11
𝑓 2
= 2 8
− 7 4
+ 2
+5
1 1 3 1
𝑓 2
= 4 − 14 + 52 + 5
1
𝑓 2
=9 35
Selain itu kita dapat menggunakan pembagian horner
½ 2 -7 11 5
1 -3 4
+
2 -6 8 9=sisa
Bukti:
Diketahui f(x) = (x – a)(x - b) h(x) + S . Perhatikan bahwa (x – a)(x - b)
sehingga sisanya maksimum berderajat 1. Itu terjadi karena jika derajat S
lebih dari 1 maka masih dapat dilakukan pembagian terhadap
(x – a)(x - b). Misalkan S = px+q, maka
Untuk x = a
f (a) = (a – a)(a - b) h(a) + (pa+q).
= 0 ⋅ h(a) + (pa+q)
= 0 + (pa+q)
= pa+q
Untuk x = b
f(b) = (b – a)(b - b) h(b) + (pb+q).
= 0 ⋅ h(b) + (pb+q)
= 0 + (pb+q)
= pb+q
Penyelesaian:
Diketahui f(x) = x3 +2x2 – x - 5
(x-a)(x-b) = (x2 – 2x - 3)
= (x-3)(x+1)
Jadi a = 3 dan b = -1
Maka,
f(a)= pa + q
f(3)= (3 – 3)(3 + 1) h(3) + (p · 3 + q)
(3)3 + 2(3)2 – 3 – 5 = 0 ·h(3) + (p · 3 + q)
27 + 18 - 3 – 5 = 0 + (p · 3 + q)
37 =p·3+q
37 = 3p + q ………………………. (1) 39
f(b) = pb + q
f(-1) = (-1 + 1)(-1 – 3) h(-1) + (p · -1 + q)
(-1)3 + 2(-1)2 – (-1) - 5 = 0 ·h(-1) + (p · -1 + q)
-1 + 2 + 1 - 5 = 0 + (p ·(-1) + q)
-3 = p · (-1) + q
-3 = -p + q ………………………. (2)
Menentukan nilai p dan q dengan mensubstitusi kedua persamaan
3p + q = 37
-p + q = -3-
4p = 40
p = 10
Substitusi nilai p = 10 ke dalam persamaan (1)
3p + q = 37
3. 10 + q = 37
30 + q = 37
q=7
Jadi sisa pembagiannya adalah px+q = 10x + 7 40
Teorema Faktor
“Suatu fungsi suku banyak f(x) memiliki faktor (x – k) jika
dan hanya jika f(k) = 0“
Bukti :
Diketahui menurut teorema sisa I f(x) = (x-k) . h(x) + f(k)
f(k) = 0, maka diperoleh
f(x) = (x – k) ⋅ h(x).
Sehingga (x – k) adalah faktor dari f(x). Begitupun sebaliknya, jika (x
– k) adalah faktor dari f(x), maka f(x) = (x – k) ⋅ h(x). Jika x = k,
maka akan diperoleh:
f(k) = (k – k) ⋅ h(k)
= 0 ⋅ h(k)
=0
Jadi, f(k) = 0 jika dan hanya jika (x – k) adalah faktor dari f(x) 41
Contoh Soal
Bukti :
Diketahui r1 sebagai akar yang keberadaanya telah dijamin berdasarkan
teorema dasar aljabar. Berdasarkan teorema faktor, diketahui x - r1
adalah faktor dari P(x), sehingga
P(x) = (x - r1) P1(x)
dimana P1(x) adalah suku banyak berderajat n – 1 di x
Berdasarkan teorema dasar aljabar P1(x) = 0 juga memiliki akar, yakni r2
sehingga x - r2 adalah faktor dari P1(x) dan
P1(x) = (x – r2) P2(x)
dimana P2(x) adalah suku banyak berderajat n – 2 di x
43
Sehingga kita dapat menulis suku banyak
P(x) = (x - r1)(x – r2) P2(x)
Penyelesaian:
Menggunakan teorema pemfaktoran suku banyak, bentuk faktor
dari persamaan tersebut menjadi
Bukti :
Misalkan p/q adalah hasil bagi bilangan bulat terendah dan P(p/q) = 0
Maka
𝒂𝒏 𝒙𝒏 + 𝒂𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 + 𝒂𝒏−𝟐 𝒙𝒏−𝟐 + ⋯ + 𝒂𝟏 𝒙 + 𝒂𝟎 = 𝟎
𝒑 𝒏 𝒑 𝒏−𝟏 𝒑 𝒏−𝟐 𝒑
𝒂𝒏 𝒒
+ 𝒂𝒏−𝟏 𝒒
+ 𝒂𝒏−𝟐 𝒒
+ ⋯ + 𝒂𝟏 𝒒
+ 𝒂𝟎 = 𝟎
Dari persamaan diatas kita bisa lihat bahwa p membagi ruas kanan.
Jadi p pasti juga membagi ruas kiri, a0qn . Karena p q sudah dalam bentuk
yang paling sederhana, keduanya tidak memiliki faktor persekutuan
kecuali 1. Oleh sebab itu, karena p membagi a0qn p pasti membagi a0,
konstanta dari P(x).
47
Sekarang dengan metode yang serupa, kita akan tunjukkan
bahwa q membagi yang merupakan koefisien suku terdepan p(x).
Dengan menambahkan ke kedua ruas persamaan sehingga kita akan
dapatkan :
Di sini bisa kita lihat bahwa q membagi ruas kanan. Jadi q pasti juga
membagi ruas kiri persamaan, anpn. Karena q membagi anpn, q pasti
membagi an, yang merupakan koefisien suku terdepan P(x).
48
Contoh Soal
Persamaan 2x3 + x2 – 2x – 6 = 0 memiliki akar bilangan rasional.
Tentukan akar – akar yang lainnya dari persamaan tersebut!
Penyelesaian :
Berdasarkan teorema akar-akar rasional p adalah faktor dari -6 dan
q adalah faktor dari 2.
p: ±1, ±2, ±3, ±6 q: 1, 2
𝐩 𝟏 𝟑
= ± , ±𝟏, ± , ±𝟐, ±𝟑, ±𝟔
𝐪 𝟐 𝟐
1
Dengan menggunakan pembagian horner dapat diketahui ± 2 dan ±1 bukan akar
dari persamaan di atas. Untuk percobaan dengan 3 :
2
𝟑 2 1 -2 -6
𝟐
3 6 6
+
2 4 4 0
49
3
Sisanya nol menunjukkan bahwa 2
adalah akar. Faktor kedua adalah 2x2
+ 4x + 4 dan akar yang tersisa ditemukan dari persamaan 2x2 + 4x + 4 = 0
atau x2 + 2x + 2. Lalu menggunakan rumus kuadrat/rumus abc untuk
mencari akar-akarnya yg lain
−𝒃 ± 𝒃𝟐 − 𝟒𝒂𝒄
𝒙𝟏,𝟐 =
−𝟐+ 𝟐𝟐 − 𝟒.𝟏.𝟐 𝟐𝒂 −𝟐− 𝟐𝟐 − 𝟒.𝟏.𝟐
𝒙𝟏 = 𝒙𝟐 =
𝟐.𝟏 𝟐.𝟏
−𝟐+ 𝟒− 𝟖 −𝟐− 𝟒− 𝟖
𝒙𝟏 = 𝒙𝟐 =
𝟐
𝟐
−𝟐− −𝟒
−𝟐 + −𝟒 𝒙𝟐 =
𝒙𝟏 = 𝟐
𝟐
−𝟐− 𝟐𝒊
−𝟐+ 𝟐𝒊 𝒙𝟐 =
𝒙𝟏 = 𝟐
𝟐
𝒙𝟐 = −𝟏 − 𝒊
𝒙𝟏 = −𝟏 + 𝒊
Sehingga diperoleh akar-akar dari persamaan 2x3 + x2 – 2x – 6 adalah 3 ,
2
50
-1 + i, dan -1 - i
Teorema Akar
Konjugat
“Jika persamaan suku banyak, P(x) = 0, dengan koefisien riil memiliki
akar imajiner a + bi (b≠0), maka persamaan tersebut juga memiliki
akar a - bi; yang akar imajiner hanya terjadi pada pasangan konjugat”
Contoh Soal
Jika 3 + i adalah akar dari P(x) = x3 - 8x2 + 22x + 20. Carilah seluruh akar
dari P(x)!
Penyelesaian:
Berdasarkan teorema akar konjugat, 3 – i adalah kawan dari 3 + i sehingga
3 – i merupakan salah satu akar dari P(x).
51
Sehingga P(x) memiliki dua akar yaitu x-(3+i) dan x-(3-i), sehingga
(x – 3 - i)(x – 3 + i) = (x - 3)2 – i2
= x2 – 6x + 9 - i2
= x2 – 6x + 10
Diperoleh faktor ketiganya adalah x-2. Sehingga tiga akar dari P(x)
adalah 3 + i, 3 – i dan 2
52