Anda di halaman 1dari 96

KALKULUS I

1
BAB I
SISTEM BILANGAN, GARIS KOORDINAT

1.1. Bilangan Riil dan Bilangan Kompleks


Dasar dari matematika antara lain adalah bilangan. Sehingga
sangatlah penting untuk mengenal berbagai jenis bilangan dan
perbedaannya. Dalam sub bab ini akan dikaji ulang dasar dan
istilah yang berberkaitan dengan bilangan.
Bilangan yang paling sederhana adalah bilangan asli ( alam) :
1,2,3,4.... dst. Bilangan asli akan membentuk himpunan bagian dari
bilangan yang lebih besar yang disebut bilangan bulat : ...........,-
3,-2,-1,0,1,2,3,......
Bilangan bulat masih merupakan himpunan bagian dari klas yang
lebih besar yang disebut bilangan rasional. Bilangan rasional ini
dibentuk oleh pembagian antar dua bilangan bulat.
1 3 5 0 7 7 7
Contohnya : , , , , (   ) dst.
3 5 1 11 2 2 2
Setiap bilangan bulat juga merupakan bilangan rasional karena
bilangan x dapat ditulis sebagai pembagian x = x/1.Selain bilangan
rasional ,ada juga yang dinamakan bilangan irrasional, yaitu
bilangan-bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai
perbandingan bilangan bulat .Contohnya : 2 , 5,3  2 , 3 7 ,  ,
dan seterusnya.
Gabungan antara bilangan rasional dan bilangan irrasional disebut
bilangan riil. Bilangan rasional dan bilangan irrasional dapat
dibedakan berdasarkan bentuk penyajian desimalnya. Bilangan
rasional mempunyai desimal berulang, yakni terdapat beberapa titik
dalam bentuk desimalnya yang angka selanjutnya terdiri dari blok
bilangan bulat tertentu yang diulang berkali-kali. Contohnya :
7 14 12
 2,333..... ,  1,272727 .... ,  1,7142857142 85714285 ....
3 11 7

2
Desimal berulang yang memuat nol setelah beberapa titik disebut
desimal terakhir . Sebagaimana contoh berikut
1 12 8
:  0,5000 ..........,  3,000........,  0,32000 .....
2 4 25
Biasanya perulangan nol dalam akhir desimal dihilangkan, sebagai
1 12 8
contoh :  0,5 , 3 ,  0,32
2 4 25
Selanjutnya untuk menyatakan desimal yang berulang biasanya
angka –angka yang berulang ditulis hanya satu kali, tetapi dengan
satu garis di atasnya, utnuk menunjukkan perulangan tersebut.
Bilangan rasional disajikan dengan desimal berulang dan
sebaliknya setiap desimal berulang merupakan bilangan rasional.
Jadi bilangan irrasional dapat dipandang bilangan riil dengan
desimal tak berulang.
Sifat-sifat Bilangan Riil
1. Hukum komutatif , x+y = y+x dan xy = yx
2. Hukum asosiatif , x +(y + z ) = ( x + y ) + z dan
x (yz) = (xy)z
3. Hukum distributif, x (y+z)= xy + xz
4. Elemen-elemen identitas, terdapat dua bilangan riil 0 dan 1
yang memenuhi x+0=x dan x. 1 = x
5. Invers ( balikan ) , setiap bilangan x mempunyai invers
aditif / penjumlahan yaitu –x, yang memenuhi x + (-x)=0.
Demikian juga setiap bilangan x kecuali 0 mempunyai
invers perkalian ( kebalikan ) yaitu x -1 yang memenuhi x. x
-1
=1
6. Jika x dan y adalah bilangan –bilangan riil , maka berlaku
satu diantara x<y atau y=x atau x > y
7. Jika x< y dan y < z maka x < z
8. Jika x < y maka x+z < y+z dan x - z < y -z
9. Bila z adalah bilangan positif, jika x < y , maka xz < yz,
dan bilamana z adalah bilangan negatif , jika x < y maka
xz > yz .
10. Jika x dan y keduanya positif atau keduanya negatif dan x <
1 1
y, maka 
x y

3
Bilangan Kompleks adalah bilangan yang merupakan gabungan
antara bilangan riil dan bilangan imajiner. Karena kuadrat suatu
bilangan riil tidak negatif, persamaan : x2 = -1 tidak mempunyai
penyelesaian dalam sistem bilangan riil. Maka para ahli
matematika memperkenalkan bilangan baru yang dinotasikan
dengan :
i  1
Dan didefinisikan memiliki sifat i2 =-1. Biasanya notasi dari
bilangan komplek adalah:
z = a + b i , dimana a dan b adalah bilangan riil ,
i   1 = bilangan imajiner.
Bilangan kompleks biasanya akan muncul dalam pembahasan
penyelesaian persamaan. Sebagai contoh, penyelesaian persamaan
kuadrat : ax2+bx+c = 0
diberikan dengan rumus kuadrat :
 b  b 2  4ac
x1, 2 
2a

Adalah imajiner jika diskriminannya atau nilai b2-4ac bernilai


negatif.
Notasi dari bilangan kompleks : z = x + yi
Dimana :
x = adalah bilangan riil, disebut bagian nyata atau x = R  z 
y = adalah bilangan riil, disebut bagian nyata atau y = Im  z 
i =  1 = bilangan imajiner
Sifat-sifat bilangan imajiner :
i2 = (  1 ) 2 = ( ( -1 )1/2) 2 = (-1)1= -1
i3 = i2. i = ( -1 ) . i = -i
i4= i2. i2 = ( -1) ( -1) = 1
Contoh :
i203 = ( (i)4)50. i3 = ( 1 ) 50. –i = -i
i102 = ( (i) 4)25. i2 = (1)25. (-1) = -1
i13 = ( (i)4)3.i = (1)3.i = i
i 24 = ((i)4)6 = (1)6=1
z =5 - 3 i x = 5 dan y = - 3
1 1
z = 23 + 3 i x = 23 dan y = 3
2 2
4
Aljabar Bilangan kompleks
I. Dua bilangan kompleks sama besar bila bagian nyata dan bagian
imajiner kedua bilangan sama , contoh :
z1 = x1 + y1 i z1 = z2 x1 = x2
z2 = x2 + y2 i y1 = y2

II. Jumlah / selisih bilangan kompleks adalah bilangan kompleks


juga
z1 = x1 + y1 z1  z2 = (x1  x2 ) +(y1  y2)i
z2 = x2 + y2 i

III. Hasil kali bilangan kompleks adalah bilangan kompleks


z1 = x1 + y1 i ; z2 = x2 + y2 i

z1 . z2 = (x1 + y1 i ) . (x2 + y2 i)
= x1x2 + x1y2i + x2y1i +y1y2 i2
= x1x2 + x1y2i + x2y1i +y1y2 (-1)
= x1x2 - y1y2 +(x1y2+ x2y1)i

IV. Pembagian dua bilangan kompleks adalah bilangan kompleks


z1 = x1 + y1 i ; z2 = x2 + y2 i

z1 / z2 = (x1 + y1 i ) / (x2 + y2 i)
Pembilangan dan penyebut dikalikan dengan bilangan yang
sama yaitu x2 - y2 i dan akan didapat :
z1 x1  y1i x 2  y 2i x1x 2  y1 y 2 x y  x1 y 2
 .   i 2 21
z 2 x 2  y 2i x 2  y 2i x 2  y2
2 2
x 2  y2
2

z
Sifat-sifat Bilangan kompleks
Jika z1, z2 dan z3 sebarang bilangan-bilangan komplek, maka
berlaku :
1. Hukum komutatif : z1 +z2 = z2 + z1 ; z1.z2 = z2. z1
2. Hukum asosiatif : (z1 +z2) + z3 = z1 +(z2 + z3) ;
(z1 z2) z3 = z1( z2 z3)
3. Hukum distributif : z1( z2 + z3)= z1 z2 + z1 z3
5
Konjugasi Bilangan Kompleks ( bilangan kompleks sekawan )
Dua bilangan kompleks z = x + yi dan z = x – yi disebut
berkonjugasi(bersekawan ) satu sama lain . Jika z konjugasi z,
maka sebaliknya z konjugasi z . Jadi :
z  x  yi  x  yi  z dan z  z  2x ; z  z  2yi
Demikian juga :
z z  (x  yi)(x  yi)  x 2  y 2  z
2

(z1  z 2 )  z1  z 2
z  z
z1 z 2  z1 z 2 dan  1   1
 z2  z2
Melukis Bilangan kompleks
Bilangan-bilangan riil dilukis sebagai titik dalam sebuah garis yang
disebut garis bilangan Bilangan kompleks dilukiskan pada bidang
datar dimana didalamnya terdapat sistem koordinat Cartesian .
Titik P(x,y) adalah suatu lukisan bilangan kompleks
z = x+yi
Sb.imajiner
Sb.y P(x,y) = x+yi
r
y

 Sb. riil
0 x Q sb.x
Perhatikan OPQ :

a. r  OP  x 2  y 2  z  modulus z

x y y y
cos  ; sin   maka tg  atau   arc tg
b. r r x x
  argumen dari z
Notasi baku : z = x+yi
Jika x dan y disubstitusikan akan didapat z = r cos  +r sin  i

6
= r cis 
Notasi Modulus /argumen ( Polar ) : z = r cis 
Contoh :
Ubah menjadi notasi modulus argumen dari bilangan kompleks z =
1-i
Penyelesaian :
z = 1-i , maka x = 1 dan y = -1 dan r = x2  y 2  1  1  2
x 1 1
cos     2  kwadran (I, IV)
r 2 2
y 1 1
sin     2  kwadran (III, IV)
r 2 2
sehingga  yang memenuhi ada di kwadran IV ,   315  k.360
Jadi z  1  i  2 cis (315  k.360)
Menurut deret Mac Laurin e i  cos  i sin  cis , maka z =
x+yi bisa diubah menjadi bentuk z = r cis  = r ei ( Notasi
Euler )

V. Pangkat Bilangan Kompleks


z n  (x  yi) n  (rei ) n  r n cis n  De Moivre
Contoh :
Hitung : (1  i )100

Penyelesaian : 1-i diubah dalam Mod-Arg, didapat


r  2 ,  315  k .360
Jadi :
(1  i) 100  ( 2 cis 315 )100  250 cis 31500  250 cis 180
 250 (cos 180  i sin 180)  250 (-1)  -250
VI. Akar Bilangan Kompleks
1 1 
n
z z n
r n
cis
n
Contoh :
Hitung semua nilai z dari persamaan : z3 +1 = 0
1
Penyelesaian : z3 +1 = 0  z 3  1  z  3  1  (1) 3

7
Bilangan -1 ditulis dalam bentuk Mod/arg , x = -1,y = 0 ,r =1,
 =180+k.360
Jadi : -1 = 1 cis (180+k.360)
1 1 180  k.360
(1) 3  1 3 cis ( )  cis (60  k.120) , k =
3
bilangan bulat ( diambil yang berurutan) . Diperoleh :
1 1
k  0  z1  cos(60  0.120)  i sin( 60  0.120)   3i
2 2
k  1  z2  cos(60  1.120)  i sin( 60  1.120)  1  0  1
1 1
k  2  z3  cos(60  2.120)  i sin( 60  2.120)    3i
2 2

Selesaikan soal-soal berikut :


1. Jika i =  1 , hitung i2,i3,i4,i5,....i100
2. Jika z = -1 – i , hitung z3+2z +2
3. Nyatakan dalam bentuk baku z= x+yi dari :
1 i i 1 i
a. b.  c. i123  4i 9  4i
1 i 1 i i
4. Lukis bilangan kompleks : 3+4i ; -1-i ;1-i
5. Tulis dalam bentuk polar (mod/arg) dari bilangan kompleks :
a.z  1 b.z  3 i c.z  2  i d.z  2  2i e. z   2  i 2
6. Dengan menggunakan bentuk mod/arg , hitung :
a. (1  i) 6 b.(2  2i)
15

7.Tentukan semua nilai z yang memenuhi :


a.z6  1  0 b.z4  8  8 3 i  0 c.z3  4 2  4i 2  0 d.z4  81  0

1.2.GARIS KOORDINAT
Dalam menentukan hubungan antara bilangan riil dengan
titik pada garis , yaitu dengan menandai salah satu dari dua arah
sepanjang garis sebagai arah positip dan lainnya arah negatif. Arah
positip biasanya dipilih arah kekanan.

- Titik asal +

8
Kemudian dipilih satuan pengukurannya dan sebarang titik, yang
disebut titik asal, dipilih di sebarang tempat disanjang garis itu.
Garis, titik asal, arah positif, dan satuan ukuran mendefinisikan apa
yang disebut garis koordinat atau garis riil.

1.3.Pertidaksamaan dan Interval ( Selang )


Selang ( interval ) adalah himpunan dari bilangan riil yang
memenuhi sifat urutan tertentu. Jika batasnya bilangan riil disebut
dengan selang( interval ) berhingga, dan jika tidak demikian
disebut dengan selang ( interval ) tak berhingga . Berikut ini
adalah beberapa contoh penulisan pertidaksamaan dan bentuk garis
koordinat

Notasi Penulisan Himpunan Garis koordinat Klasifikasi


Interval
a, b x : a  x  b a b
Berhingga , terbuka

a, b x : a  x  b a b
Berhingga ,tertutup

a, b x : a  x  b a b
Berhingga , setengah terbuka
setengah tertutup
a, b x : a  x  b a b
Berhingga , setengah terbuka
setengah tertutup
a, x : x  a a
Tak berhingga, terbuka

a, x : x  a a
Tak berhingga , tertutup

 , b x : x  b b
Tak berhingga , tertutup

 , b x : x  b b
Tak berhingga, terbuka

 , x : x bil. riil  Tak berhingga, terbuka dan


tertutup

1.4. Penyelesaian Pertidaksamaan


Penyelesaian pertidaksamaan dalam x yang tidak diketahui
merupakan nilai untuk x yang membuat pertidaksamaan itu sebagai
pernyataan yang benar. Himpunan semua penyelesaian dari suatu
pertidaksaman disebut himpunan penyelesaian.

9
Contoh :
1.Carilah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
7x – 2  2x - 8
Penyelesaian :
Gunakan teorema yang ada untuk memisahkan x pada satu sisi
ketidaksamaan
7x – 2  2x - 8
7x  2x - 8+2
7x  2x - 6
7x-2x  -6
5x  -6
6
x 
5
6

5
 6   6
Himpunan penyelesaian :  x x   , x  R  atau  - ,- 
 5   5

2. Carilah himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan


7  2  5x  9

Penyelesaian : Pertidaksamaan yang diberikan merupakan


kombinasi dua pertidaksamaan
7  2  5x dan 2  5x  9 , dengan demikian himpunan
penyelesaian 7  2  5x  9
atau bisa juga ditulis menjadi :
7  2  5x  9
7  2  2  2  5x  9  2
5  5x  7
1 x  7 / 5
Nilai x yang memenuhi adalah : 1  x  7 / 5
Nilai Mutlak
Nilai mutlak bilangan riil dinyatakan dalam notasi x , didefinisikan
sebagai berikut :
 x, jika x  0
x  
 x, jika x  0 
10
Contoh :
5  5, dan  5  ( 5)  5

Sifat-sifat dari Nilai mutlak :


Jika a dan b bilangan riil, maka berlaku :
1. ab  a b
a a
2.  ,b  0
b b
3. a  b  a  b
4. a  b  a  b
5. x  a, maka  a  x  a (berlaku juga untuk relasi )
6. x  a, maka x  -a atau x  a (berlaku juga untuk relasi )
7. x  x 2
8. x  y maka x 2  y 2

Untuk lebih mudah memahami sifat-sifat nilai mutlak, perhatikan


contoh-contoh soal sebagai berikut :
1. Carilah nilai x yang memenuhi :
2x  3  9
Penyelesaian :
Berdasarkan sifat nomer 5, , maka pertidaksamaan tersebut
dapat ditulis :
-9 < 2x-3 < 9
-9 +3 < 2x-3 +3 < 9 + 3
-6 < 2x < 12
-3 < x < 6

atau nilai yang memenuhi adalah : -3 < x < 6

2. Carilah nilai x yang memenuhi : x 2  2 x  16  8


Penyelesaian :
Berdasarkan sifat nomer 5, , maka pertidaksamaan tersebut dapat
ditulis :
-8 < x2+2x-16 < 8
11
Pertidaksamaan tersebut dapat ditulis menjadi kombinasi antara -8
< x2+2x-16 dan x2+2x-16 < 8 . Sehingga himpunan
penyelesaiannya merupakan irisan dari kedua pertidaksamaan
tersebut , yaitu :
-8 < x2+2x-16 dan x2+2x-16 < 8
2
x +2x-8 > 0 x2+2x-24 < 0
(x + 4) ( x -2 ) > 0 ( x+ 6) (x-4) < 0

+++ ----- +++ ++ ------- +++


-4 2 -6 4
Sehingga himpunan yang memenuhi adalah
 x  6  x  4  2  x  4, x  R 
3. Carilah nilai x yang memenuhi : 30  5 x  x 2  6
Berdasarkan sifat nomer 6, , maka pertidaksamaan tersebut
dapat ditulis :
30  5x  x 2  6 atau 30  5 x  x 2  6
Penyelesaian dari pertidaksamaan merupakan gabungan dari
himpunan penyelesaian
30  5x  x 2   6 dan himpunan penyelesaian 30  5 x  x 2  6 ,
yaitu sebagai berikut :
30  5x  x 2   6 atau 30  5 x  x 2  6 ,
36 + 5x – x2 < 0 24 + 5x – x2 > 0
( 4 +x ) ( 9 – x ) < 0 (3 + x ) ( 8 – x ) > 0

---- +++++ ----- ----- ++++++ ----


-4 9 -3 8
Sehingga himpunan penyelesainnya adalah :
 x x  4   3  x  8  x  9 , x  R 
4. Carilah nilai x yang memenuhi : 2 x  1  x  3
Berdasarkan sifat no 8. Pertidaksamaan dapat ditulis menjadi :

12
2 x  1  x  3  (2 x  1) 2  ( x  3) 2
 4x 2  4x  1  x 2  6x  9
 3x 2  10 x  8  0
 (3x  2)( x  4)  0

+++ -------- +++


-4 2/3
Nilai x yang memenuhi dari pertidaksaman tersebut adalah :
-4 < x < 2/3
Soal :
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut ini :
1. x2+2x -5 < 0
2. x2-4x-32 > 0
3. x2-10x+16 < 0
4. 2x2-3x-35 < 0
5. 2x2+3x-9 > 0
6. -4 < x2+x-16<14
Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan nilai mutlak
berikut :
1. 3x  12  5 3. x 2  6 x  4  12 5. 2 x  4  x  3
2. 2 x  13  15 4. 4 x  5  20 6. x  4  2 x  3

1.5. Garis
Increment
Jika suatu partikel bergerak dari satu titik ke titik yang lain ,
perubahan ( increment) adalah dihitung dari titik awal menuju titik
akhir .
Definisi :
Jika sebuah partikel bergerak dari titik (x 1,y1) ke titik (x2,y2),
increment dalam koordinat ini adalah
Δx  x 2  x1 dan Δy  y 2  y1
Increment dapat bernilai positif, negatif , atau nol , seperti terlihat
pada contoh 1.
Contoh 1 : Mendapatkan incremen
Increment dari titik (4,-3 ) ke titik (2,5 ) adalah

13
Δx  2  4  2 , dan Δy  5  (3)  8
Dari titik (5,6 ) ke titik (5,1 ) adalah
Δx  5  5  0 , dan Δy  1  6  5

Slope dari suatu garis


Setiap garis tidak vertikal mempunyai slope, yang dapat
kita hitung sebagai sudut elevasi dengan cara berikut ini. Jika
P1(x1,y1) dan P2 (x2,y2) adalah dua titik ( gambar 1 ) . Kita dapat
menyebutkan bahwa :
Δy  y 2  y1 sebagai rise dari P1 ke P2 dan
Δx  x 2  x 1 sebagai run dari P1 ke P2
dan kita definisikan slope dari L adalah y / x

y
P2(x2,y2)

y =rise
P1(x1,y1) Q (x2,y1)
x =run
x
0
rise y
Gambar 1. Slope dari garis L adalah m  
run x
Definisi slope
Jika P1(x1,y1) dan P2 (x2,y2) adalah titik yang terletak pada sebuah
garis tidak vertikal L, maka slope dari garis L adalah
rise y y 2  y1
m  
run x x 2  x 1
Sebuah garis bisa mempunyai slope positif maupun negatif. Garis
horisontal slope nya adalah sama dengan nol . Untuk garis vertikal ,
 y = 0 dan rasio dari y / x tidak terdefinisi . Kita dapat
mengatakan garis vetikal tidak ada slope nya.
Garis sejajar dan tegak lurus

Jika dua garis tidak vertikal L1 dan L2 adalah tegak lurus , dan m1
adalah slope dari L1 , m2 slope dari L2 , maka m1 m2= -1 atau
14
1 1
m1   , m2   , dan jika L1 dan L2 adalah sejajar
m2 m1
maka m1 = m2

L1 L2

slope m1 slope m2

m1 m2
1 2 x

Gambar 2. Dua garis sejajar L1 dan L2

L1
L2 m1= tg  1 = a/h
C m2= tg  2 = -h/a
m1m2=( a/h)(-h/a)=-1

1

1 2
x
A D a B

Gambar 3. Dua garis tegak lurus


Contoh 2.
Jika L adalah sebuah garis dengan slope ¾, dan garis lain dengan
slope – 4/3 adalah garis tegak lurus dengan garis L

15
Persamaan Garis
Garis vertikal melalui titik (a,b) dengan persamaan x= a karena
setiap koordinat x pada garis tersebut mempunyai nilai = a. Hal
yang sama , garis horisontal melalui (a,b) mempunyai persamaan
y=b

Contoh 3.
Garis vertikal dan horisontal melaui titik (2,3 )mempunyai
persamaan x=2 dan y=3 seperti pada gambar 4.

y
Garis x=2

3 Garis y =3
(2,3)

x
0 2

Kita dapat menuliskan persamaan dari garis non vertikal jika kita
mengetahui slope m dan koordinat dari satu titik P1(x1,y1)yang
terletak pada garis tersebut. Jika P(x,y) adalah titik lain pada garis
tersebut maka
y  y1
m
x  x1
Sehingga
y-y1 = m(x-x1) atau y = m( x-x1)+y1

Contoh 4.
Dapatkan persamaan garis yang melalui (2,3) dengan slope -3/2
Penyelesaian : x1=2 , y1=3 dan m = -3/2 , maka persamaan garis
3 3
yang dimaksud adalah y =  ( x – 2 ) + 3 atau y =  x +6
2 2
Contoh 5.
Dapatkan persamaan garis yang melalui (-2,-1) dan ( 3,4)

16
Penyelesaian : Penyelesaian : x1= -2 , y1 = -1 dan x2 = 3 , y2 = 4 ,
maka slope
4  (1) 5
m=   1,
3  (2) 5
maka persamaan garis yang dimaksud adalah y = 1( x – (-2 ) ) + (-
1) atau y = x +1
Sebuah garis tidak vertikal melalui (0,b) dan (x,y) dengan slope m
adalah
y = m ( x – 0 ) + b atau y = mx + b
dimana m adalah slope dari garis terebut sedangkan b adalah
interceptnya sepeerti terlihat pada gambar 5.

slope m

(x,y)
o
y = mx+b
(0,b)

Gambar 5. Sebuah garis dengan slope m


dan intercept b
Contoh 6.
Tentukan persamaan garis melalui (-1,2) yang a) sejajar dan b )
tegak lurus dengan garis L : y =3x-4
Penyelesaian :
Garis L : y =3x-4, slope = 3
a) Garis y= 3(x+1) +2 atau y=3x+5, melalui titik (-1,2) adalah
garis sejajar L karena slopenya = 3
b) Garis y = ( -1/3) (x+1)+2 atau y = (-1/3)x + (5/3)
Definisi Persamaan garis linier
Persamaan : Ax + By = C
( A dan B kedua-duanya bukan nol ) adalah persamaan garis linier
secara umum.

17
Contoh 7.
Dapatkan slope dan intercept dari sebuah garis dengan persamaan
8x + 5y = 20
Penyelesaian : 8x + 5y = 20
5y = - 8 x + 20
8
y   x4
5
8
Maka slope (m) dari garis tersebut sama dengan  dan intercept
5
(b) = 4

Aplikasi
Banyak variabel penting yang dihubungkan dengan
persamaan linier. Contohnya , hubungan antara temperature
Fahrenheit dan temperature Celcius adalah linier.
Contoh 8.
Dapatkan hubungan antara temperatur Fahrenheit dan temperatur
Celcius. Kemudian hitung temperatur Celcius yang sama dengan
90 oF dan temperatur Fahrenheit yang sama dengan -5 oC
Penyelesaian :
Karena hubungan antara kedua temperatur adalah linier, dan
mempunyai bentuk
F = mC + b. Titik beku air adalah F = 32 oF atau 0 oC, sedangkan
titik didihnya 212 oF atau 100 oC. Sehingga :
32 = m . 0 + b dan 212 = m .100 + b
Didapat b = 32 dan m = ( 212 – 32 ) / 100 = 9/5. Oleh karena itu :
9 5
F  C  32 atau C  (F  32)
5 9
Persamaan tersebut merupakan hubungan antara kedua temperature
yang dimaksud
Derajad C yang sama dengan 90 oF adalah :
5
C  (90  32)  32,2 o
9

Sedangkan derajad F yang sama dengan -5 oC adalah:


9
F  (5)  32  23o
5
18
1.6. Jarak dan lingkaran
Jika titik A dengan koordinat (x1,y1) dan titik B dengan koordinat
(x2,y2) , maka jarak antara titik A dan B adalah didefinisikan
2
dengan rumus : d = ( x 2  x1 ) 2
 ( y 2  y1 )
berdasarkan teorema Pythagoras.

y2 B
d
y1 A

x1 x2

Contoh :
1.Tentukan jarak antara titik (-2,3) dan (1,7)
Penyelesaian :
Jika dimisalkan (x1,y1) dengan (-2,3) dan (x2,y2) dengan (1,7),
maka akan didapatkan nilai d , yaitu :
2
d= ( x2  x1 ) 2  ( y2  y1 ) =
2
(1  ( 2) 2  (7  3)  25  5
Jika dimisalkan (x1,y1) dengan (1,7) dan (x2,y2) dengan (-2,3) tidak
masalah karena akan diperoleh nilai yang sama.
2.Tentukan jarak antara titik (2,8) dan (5,2)
Penyelesaian :
Jika dimisalkan (x1,y1) dengan (2,8) dan (x2,y2) dengan (5,2), maka
akan didapatkan nilai d , yaitu :
2 2
d= ( x2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) = 5  2 2  (2  8  45
3.Tunjukkan bahwa titik A(4,6) , B(1,-3), C ( 7,5 ) adalah
merupakan titik –titik sudut suatu segitiga siku-siku.
Penyelesaian :
Dengan menggunakan teorema Pythagoras , a2 + b2 = c2, dimana c
adalah sisi miringnya.
2 2
d(A,B) = ( x2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) = 1  4 2  ( 3  6)  90

19
2 2
d(A,C) = ( x2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) = 7  4 2  (5  6)  10
2 2
d(B,C) = ( x2  x1 ) 2  ( y 2  y1 ) = 7  1 2  5  ( 3)  100
Karena (dAB)2 +( dAC)2 = (dBC)2 berarti bahwa ABC adalah
segitiga siku-siku dengan sisi miringnya adalah BC
Titik Tengah
Titik tengah suatu segmen garis yang menghubungkan dua titik
dengan koordinat (x1,y1) dan (x2,y2) dalam suatu bidang adalah :
12 (( x1  x2 ), 12 ( y1  y2 )
Contoh :
Dapatkan titik tengah dari segmen garis yang menghubungkan titik
(3,-4) dan titik (7,2)
Penyelesaian :
Titik tengah yang menghubungkan dua titik tersebut adalah
12 ((3  7), 12 (4  2) =(5,-1)
Lingkaran
Bentuk baku dari persamaan lingkaran dengan pusat (xo,yo) dan
jari-jari r adalah :
(x-xo)2+(y-yo)2 = r2
y
(x,y)
r
(xo,yo)
x

Contoh :
1.Tentukan persamaan lingkaran dengan jari-jari 5 dengan pusat di
( -5,3)
Penyelesaian : Persamaan lingkaran dengan pusat (x o,yo) dan jari-
jari r adalah :
(x-xo)2+(y-yo)2 = r2
xo = -5 , yo= 3 jari-jari r = 5, maka persamaan yang dimaksud
adalah :
(x-(-5))2+(y-3)2 = 52
Atau x2+10x+25+y2-6y+9 -25= 0 atau x2+y2+10x-6y+9=0

20
2. Tentukan persamaan lingkaran dengan pusat (1,-2) melalui (4,2
)
Penyelesaian :
Jarak antara titik (1,-2) dan titik (4,2 ) merupakan panjang dari
jari-jari lingkaran yang dimaksud. Sehingga jari-jari (r)
lingkarannya adalah :
2
1  4 2  ( 2  2  25 = 5
Persamaan lingkaran yang dimaksud adalah :
(x-1)2+(y-(-2))2 = 52 atau x2+y2-2x+4y-20 = 0
3. Tentukan pusat lingkaran jika diketahui persamaan lingkaran
x2+y2-8x+2y+8 = 0
Penyelesaian :
Kelompokkan suku-suku x, dan y , konstanta dibawa ke ruas kanan
x2 - 8x + y2 + 2y = -8
x2 - 8x +16+ y2 + 2y+1 = -8 +16+1
(x-4)2+(y+1)2 = 9
(x-4)2 +(y +1)2 = 32
Dari persamaan yang didapatkan diatas dapat diketahui pusat
lingkaran di (4,-1), dan jari-jari r = 3

Latihan soal
Soal 1 dan 2 adalah menentukan increment dari A ke B
1. a) A(1,2) , B (-1.-1) b) A(-3,2) , B (-1,-2)
2. a) A(-3,1) , B (-8.1) b) A( 0,4) , B ( 0, -2)
Soal 3 dan 4 menggambarkan garis L dalam sistem koordinat yang
melalui titik A dan B
3. a ) Plot A dan B b) Dapatkan slope dari L
4. Gambar grafik dari L
a) A(1,-2) , B (2.1) b) A(-2,-1) , B (1,-2)
b) A(2,3) , B (-1,3) b) A( 1, 2) , B ( 1,-3)
Soal 4 dan menentukan persamaan untuk (i) garis vertikal dan (ii)
garis horizontal yang melalui titik P
5. (a) P (2, 3) (b) P (-1,4/3)
6. (a) P (0,-2) (b) P(-5,0)
Soal 7 dan 8 menentukan persamaan garis melalui titik P dan slope
m
7. (a) P (1, 1) , m =1 (b) P (-1,1) , m = -1
8. (a) P (0, 3) , m =2 (b) P (-4,0) , m = -2
21
Soal 9 dan 10 menentukan persamaan garis linier yang melalui dua
titik
9. (a) (0,0 ) , ( 2,3 ) (b) (1,1 ) , (2,1 )
10. (a) (-2,0 ) , ( -2,-2 ) (b) (-2,1 ) , (2,-2 )
Soal 11 dan 12 menentukan persamaan dengan slope m dan
intercept b
11. (a) m = 3 , b = -2 (b) m = -1 , b = 2
12. (a) m = -1/2 , b = -3 (b) m = 1/3 , b = -1
Soal 13 dan 14 menentukan (i) slope (m) ,(ii) intercept (b) dan
(iii) menggambar garis
13. (a) 3x + 4y = 12 (b) x + y = 2
14. (a) (1/3) x + (1/4)y = 1 (b) y = 2x + 4
Dalam soal 15 dan 16 mencari persamaan garis melalui P yang (i)
sejajar L dan (ii) tegak lurus L
15. (a) P (0,0) , L : y = -x + 2 (b) P(-2,2) , L: 2x+y = 4
16. (a) P (2,4) , L : x = 5 (b) P(-1,1/2) , L: y = 3
Soal 17 – 19 menentukan nilai x atau y dari suatu garis dengan
slope m melalui A dan B
17. A (-2,3) , B (4,y) , m = -2/3
18. A (-8,-2) , B (x,2) , m = 2
19. A (2,4 ) , B (x,2) , m = 1
20. Jika diketahui persamaan tekanan di bawah air adalah p = kd
+ 1, dimana k ádalah suatu konstanta , d ketinggian air . Pada
d = 0 meter , p = 1 atmosfer, dan tekanan pada 100 meter
adalah 10,94 atm . Hitung tekanan pada 50 meter.
21. Dapatkan jarak dari titik (3,-2 ) ke garis a) y =4 b) x = -1

22. Dapatkan pusat dan jar-jari lingkaran dari masing-masing


persamaan berikut ini ;
a) x2+y2 =49 b) x2+y2 =16
2 2
c) (x+1) +(y+3) =5 d) (x-3)2+(y-5)2 =36

22
BAB II
FUNGSI DAN LIMIT FUNGSI

2.1. Pengertian Fungsi


Pada bagian ini akan didefinisikan suatu konsep dasar
dalam matematika , yaitu pengertian suatu fungsi . Selanjutnya
akan didiskusikan notasi yang digunakan untuk menggambarkan
fungsi tersebut .Andaikan x dan y adalah dua himpunan bilangan
real dan D adalah himpunan bagian dari x

D R

x. .y
x. .y
x. .y
x.

X Y

Fungsi adalah suatu aturan f demikian hingga untuk setiap x  D


menentukan hanya satu y  R disebut fungsi dari X ke Y dan
ditulis f : x  y atau y = f(x)
x disebut variabel ( peubah ) bebas , y disebut variabel (peubah )tak
bebas dari fungsi, D disebut daerah asal ( domain ) dan R adalah
daerah hasil (range ) / bayangan .
Secara umum , besaran y bergantung pada besarn x sedemikian
hingga setiap nilai x menentukan tepat satu nilai y, maka y adalah
fungsi dari x.
Contoh 1.:
Tentukan domain (D)dan range (R) bilangan real dari fungsi
y = x
Penyelesaian :
Setiap nilai yang diberikan kepada x akan menentukan tepat satu
nilai y , untuk nilai x yang negatif , maka nilai y merupakan

23
bilangan imajiner ( tidak dipakai karena disini berbicara bilangan
riil )
Nilai x Nilai y = x

x=0 y=0

x=1 y=1

x=2 y= 2

x=3 y = 3 dst

Jadi : Domain ( D ) = x x  0, x  R’ R’ = riil

Range ( R ) = y y  0, x  R’ R’ = riil

Contoh 2. : Tentukan domain dari suatu fungsi yang menyatakan


panjang suatu bujur sangkar dengan sisi x cm yang
diperoleh dengan memotong masing-masing sudut
dari selembar karton bujur sangkar dengan sisi 10 cm ,
dan misalkan y ( cm2 ) luas karton yang tersisa.
Penyelesaian :
x x

x x

10 cm

x x

x x

10 cm

24
Dengan mengurangkan luas mula-mula dengan keempat bujur
sangkar tadi diperoleh : y = 100 - 4x2
Nilai x tidak boleh negatif karena x menyatakan panjang dan
nilainya tidak dapat melebihi 5 . Jadi x harus memenuhi batasan 0
 x  5

Domain : ( D ) = x 0  x  5, x  R’ R’ = riill

Simbol yang paling umum dipakai untuk menyatakan fungsi adalah


f. Namun bisa digunakan simbol yang lain untuk menyatakan suatu
fungsi. Peubah bebas dan peubah tak bebas tidak harus memakai
huruf – huruf x dan y. Sebarang simbol dapat digunakan. Misal s =
f ( t) menyatakan bahwa t adalah peubah bebas dan s adalah peubah
tak bebas.
Contoh :
1.Jika f (x) = sin x , maka :
f ( 0 ) = sin 0 = 0, f (  ) = sin  = 1, f ( 2  ) = sin 2  = 0
2 2
2. Jika s (t) = 2t +1
s ( 0 ) = 2.0 + 1 = 1, s(1) = 2.1 + 1 = 3 , s(5) = 2.5 + 1= 11
3. Jika F ( x) = x2 + x + 1
F ( 1 ) = 12 + 1 +1 = 3, F (t ) = t2 + t+1, F ( k+1) = (k+1)2 +
(k+1) +1 =k2 +3k +3

2.2.Operasi-operasi pada Fungsi


Fungsi-fungsi dijumlahkan, dikurangkan, digandakan dan dibagi
seperti biasa.
Contoh :
Jika f(x) = 2x+5 dan g(x)= 4x2 maka f(x) + g(x) = 4x2+2x+5
Rumus ini mendefinisikan suatu fungsi baru yang disebut jumlah
dari f dan g dan dituliskan dengan f + g . Jadi : (f+g) (x)= f(x)+g(x)
= 4x2+2x+5.
Secara umum:
Diberikan suatu fungsi f dan g , dengan rumus-rumus untuk jumlah
f+g , selisih f-g, hasil kali f.g dan hasil bagi f/g didefinisikan
dengan :
 (f+g) (x) = f(x)+g(x)
 (f-g) (x) = f(x)-g(x)
25
 (f.g) (x) = f(x).g(x)
 (f/g) (x) = f(x)/g(x)
Domain fungsi- fungsi f+g, f-g, f.g didefinisikan dengan irisan dari
domain-domain f dan g , dan domain f/g adalah irisan domain f dan
g kecuali titik yang menghasilkan g(x)=0
Contoh : Diketahui : f(x) = x  5 dan g(x) = x-1
Dapatkan (f+g) (x), (f-g) (x), (f.g) (x), (f/g) (x)
Penyelesaian :
 (f+g) (x) = f(x)+g(x) = x  5 +x-1
 (f-g) (x) = f(x)-g(x) = x  5 + x-1
 (f.g) (x) = f(x).g(x) = x  5 . (x-1 )
 (f/g) (x) = f(x)/g(x) = x  5 / (x-1)
Domain f adalah selang (5,~) dan domain g adalah selang (- ~, ~ ).
Jadi domain f+g , f-g , dan f.g adalah irisan dari dua selang tersebut
yaitu ( 5, ~ )Dengan cara serupa , domain f/g terdiri dari semua x
dalam (5, ~ ).
Menyatakan suatu fungsi sebagai suatu komposisi
Suatu fungsi kadang-kadang terbentuk dari komposisi suatu
fungsi-fungsi yang lebih sederhana. Sebagai contoh , diberikan
suatu fungsi h yang dinyatakan sebagai ; h(x)= (x+5) 2. Untuk
mengevaluasi h(x) pada nilai x tertentu, pertama harus dihitung
x+5 dan selanjutnya mengkuadratkan hasilnya. Dua operasi
tersebut dilakukan oleh fungsi-fungsi :
g(x) = x+5 dan f(x) = x2
Dapat dinyatakan h dalam suku-suku dari f dan g dengan
menuliskan
h(x) = (x+5) 2 = (g(x) ) 2 = f(g(x))
sehingga bisa dikatakan bahwa h sebagai komposisi h = f o g
Proses pemikiran dalam contoh ini menawarkan suatu prosedur
umum untuk mendekomposisikan suatu fungsi h ke dalam
dekomposisi h = f o g
Contoh :
1. Nyatakan h(x) = ( x+1) 10 sebagai komposisi dua fungsi .
Penyelesaian :
Untuk mengevaluasi h(x) pada suatu nilai x yang diberikan,
pertama dihitung x+1 dan kemudian hasilnya dipangkatkan
sepuluh. Oleh karena itu, fungsidalamnya (operasi pertama) adalah

26
g(x)=x+1 dan fungsi luarnya (operasi kedua) adalah f(x) = x 10,
sehingga h(x)=f(g(x)). Jika diperiksa kembali, maka diperoleh :
f(g(x))= ( g(x))10=(x+1) 10= h(x)
2. Nyatakan h(x) = sin 3 x sebagai komposisi dua fungsi
Penyelesaian :
Untuk mengevaluasi h(x) pada suatu nilai x yang diberikan,
pertama dihitung sinx dan kemudian hasilnya dipangkatkan dua .
Oleh karena itu, fungsi dalamnya (operasi pertama) adalah g(x) =
sin x dan fungsi luarnya (operasi kedua) adalah f(x) = x3, sehingga
h(x)=f(g(x)). Jika diperiksa kembali, maka diperoleh :
f(g(x))= ( g(x))3=(sin x) 3= h(x)
2.3. Macam-macam fungsi
Fungsi dapat dibedakan :
1. Menurut banyaknya variabel bebas
a. Fungsi satu variabel bebas , misal y = f(x) , contoh ; y =
x2 +1
b. Fungsi dua variabel bebas, misal z = f(x,y), contoh : z =
x2+y2+2xy+y-x+10
2. Menurut cara penyajiannya
a. Fungsi explisit y=f(x) dimana variabel bebas terpisah
dengan variabel bebas dengan tanda sama dengan,
contoh : y = x2+x+2
b. Fungsi implisit, f(x,y)=0 dimana variabel bebas terpisah
/ sukar dipisahkan dengan variabel tak bebas , contoh : y
– x2+x = 0, y 2-x2+xy+5x+10=0
3. Fungsi parameter
Seringkali fungsi f(x) ditulis dengan menggunakan variabel
ke tiga, yaitu parameter t, sehingga x dan y masing-masing
adalah fungsi dari parameter t, contoh:
y = f(x) .  x = g(t) , y = h(t)
 y = x2 -3 .  x = t , y = t2-3
 x 2/3 + y 2/3 = a 2/3 .  x = a cos3t , y = a sin3t
4. Menurut operasi aljabar yang dikenakan terhadap variabel
bebasnya
a. Fungsi aljabar: operasi yang digunakan adalah operasi
aljabar (aritmatik) terdiri atas fungsi-fungsi :
 Fungsi rasional bulat (polinomial) : y = a0xn+a1xn-
1
+....+an
27
x 1
 Fungsi rasional pecah , misal y = . f(x) 
x2  3
 Fungsi irrasional bulat . f(x)  x  5
x -1
 Fungsi irrasional pecah , contoh : . f(x) 
x 1
b. Fungsi transendental ( bukan aljabar)
 Fungsi exponen , contoh : y = a x ( a = bilangan
konstan)
 Fungsi trigonometri, contoh : y= sin x, y= cos 2x dll
 Fungsi logaritma , contoh : . y  a log x , y  ln x
 Fungsi hiperbolicus , contoh :
e x  e x e x  e x
y = sinh x = , y= cosh x =
2 2
 Fungsi siklometri ( invers trigonometri), contoh : y= arc
sin x, y=arc cos x dll
Masih ada fungsi yang lain, yaitu fungsi genap dan fungsi ganjil.
Suatu fungsi y = f(x) dikatakan fungsi genap apabila f(x) = f(-x),
dan f(x) dikatakan fungsi ganjil jika f(x) = - f(-x) .
Contoh :
1.f(x)=3x2-1, maka f(-x)=3 (-x)2 -1=3x2-1, maka f(x) =3x2-1 adalah
merupakan fungsi genap , karena f(x)=f(-x)
2. f(x)=2x3, maka f(-x)=2(-x)3=-2x3, -f(-x) = - (-2x3)=2x3, sehingga
f(x)=2x3 adalah merupakan fungsi ganjil karena f(x)=-f(-x)

Ada juga fungsi dinamakan fungsi invers. Fungsi invers didapat


dengan cara merubah variabel dari fungsi mula-mula. Jika mula-
mula sebagai variabel bebas diubah menjadi variabel bebas,
sedangkan variabel tak bebas diubah menjadi variabel bebas, dan
bisa ditulis : invers dari f(x) ditulis dengan f -1 (x)

contoh :
1. y = f(x) = 2x +1, maka fungsi inversnya menjadi x = 2y+1 atau
1 1
y= ( x  1) atau f -1 (x) = ( x  1)
2 2
2. y =f(x) = x-3, maka inversnya x = y -3 atau y = x+3 atau
f -1(x) = x+3

28
Soal – soal :
Untuk semua soal berikut domain dan range adalah himpunan
bilangan riil
x 1
1. Diberikan f ( x ) = , dapatkan :
x 1
a. f ( 2 ) b. f( -2 ) c. f( k-2) d. f(2t+1)

2. Diberikan f ( x ) =5x2+1, dapatkan :


a. f ( 1 ) b. f( 5 ) c. f( k-2) d. f(t+1)
5
x 3
3. Diberikan f(x) = x , dapatkan
2x x  3

a. f (-3) b.f( 5) c. f(4) d. f(x)= t2 +5

x  1 x  1
4. Diberikan g(x) = , dapatkan
5 x  1

a. g( -2) b. g( 2) c. g(-9) d. g( -7)

x x  1
5. Diberikan g(x) = , dapatkan
2x x  1
a. g ( 4 ) b. g(-3 ) c. g(16) d.g(t2+2 )

6. Tentukan domain dari fungsi berikut :


1
a. f(x)  c. f(x)  x 2  3
x 3

1 x2 1
b. f(x)  d. f(x) 
5x  3 x 3

7. Tentukan fungsi berikut ini genap atau ganjil:


a. f(x)= sin x d. f(x) = cos x
b f(x)= x+1 e. f(x) = x5
x 4 -1 1
c. f(x)  2 f. f(x) 
x 5x  3
29
8. Tentukan domain dan range dari fungsi berikut :
a. f(x)  x  3 b. f(x)  9  4x 2
3
c. f(x)  x 2  5 d. g(x) 
x
e. h(x)  5 sinx f. F(x)  2  cosx
g. f(x)  3  5x h. g(x)  5  x 2

9. Dapatkan semua nilai x yang memenuhi f(x) = a


a. f(x)  3x  2 ; a  6 b. f(x)  x 2  5 ; a  7
1 x2  5
c. f(x)  ;a  5 d. f(x)  ;a4
x3 x
1
e. f(x)  cosx ; a  1 f. f(x)  sin ; a  1
x
10. Nyatakan A luas lingkaran sebagai fungsi dari :
a. jari-jarinya b. Garis tengahnya
11.Nyatakan A total luas permukaan dari suatu kubus sebagai
fungsi dari panjang rusuknya.
12.Suatu kotak terbuka terbuat dari potongan lembaran baja dengan
ukuran 8 inchi x 15 inchi, dengan memotong bujur sangkar
dengan sisi x pada masing –masing ke empat sudut dan melipat
tepi-tepinya. Nyatakan V volume kotak sebagai fungsi dari x
dan tentukan domainnya.
13. Jika diketahui f(x) = x+5 dan g(x) = x2-3 , dapatkan :
a. f(g(0)) b.g(f(0))
c. f(g(x)) d.g(f(x))
e. f(f(-5)) f. g(g(2))
g. f(f(x)) g. g(g(x))
14. Jika diketahui f(x)=x-1dan g(x)=1/(x+1) , dapatkan :
a. f(g(1/2)) b.g(f(1/2))
c. f(g(x)) d.g(f(x))
e. f(f(2)) f. g(g(2))
g. f(f(x)) g. g(g(x))
15. Diketahui u(x)  4 x  5 , v(x)  x 2 , dan f(x)  1
x ,dapatkan:

30
a. u(v(f(x))) b. u(f(v(x)))
c. v(u(f(x))) d. v(f(u(x)))
e. f(u(v(x))) f. f(v(u(x)))
x
16. Jika diketahui f(x)  x , g(x)  , dan h(x)  4x  8 ,
4
dapatkan :
a. h(g(f(x))) b. h(f(g(x)))
c. g(h(f(x))) d. g(f(h(x)))
e. f(g(h(x))) f. f(h(g(x)))
17. Diketahui f(x)  x - 3, g(x)  x , h(x)  x 3 dan j(x)  2x
Nyatakan bahwa tiap-tiap fungsi dibawah ini merupakan fungsi
gabungan dari fungsi-fungsi dari f,g,h dan j
a. y  x  3 b. y  2 x
1
c. y  x 4
d. y  4x y=
e. y  ( x  3) 3 f . y  ( 2 x  6) 3

2.4. Limit Fungsi


Pengertian Limit
Untuk x mendekati harga tertentu dapat ditentukan nilai pendekatan
dari f(x) yang merupakan limit (nilai batas) dari f(x) tersebut.
Sebagai contoh diambil fungsi f(x) = 2x +4 dan x diberi nilai
mendekati 1 sebagai berikut :

x 0,9 0,99 0,999 ............ 1


y = f(x) 5,8 5,98 5,998 ............ 6

x mendekati 1 dari arah kiri dan y mendekati 6 dari arah kiri


Ditulis :
lim ( 2 x  4)  6
x 1

x 1 .......... 1,001 1,01 1,1


y = f(x) 6 .......... 6,002 6,02 6,2

x mendekati 1 dari arah kanan y mendekati 6 dari arah kanan


31
Ditulis :
lim ( 2 x  4)  6
x 1

Ternyata nilai limitnya baik dari arah kiri maupun dari arah kanan
sama yaitu 6. Jadi :

Ditulis :
lim ( 2 x  4)  6
x 1

Secara jelas didefinisikan : lim f ( x)  L artinya :


x c

Bila ditetapkan bilangan  > 0 terdapatlah bilangan  >0


sedemikian hingga :

f(x)  L  ε untuk 0  x  c  δ

Dari definisi diatas muncul dua ketidaksamaan :

a . f(x)  L  ε  - ε  f ( x)  L  ε atau L  ε  f(x)  L  ε


b. x  c  δ  δ  xc  δ atau cδ  x  c  δ
Jadi jika ditetapkan L +  dan L -  maka terdapatlah 
hingga dalam interval

c  δ  x  c  δ fungsi f (x) terletak antara L +  dan L - 

Contoh : Buktikan bahwa lim ( 2 x  3)  5


x 1

Penyelesaian : Sesuai dengan definisi rumus diatas maka

f(x) = 2x + 3, serta L=5 , c =1

Jika ditetapkan bilangan  = 1/ 1000, maka kita harus


mendapatkan nilai  hingga :

32
1
2x  3  5 
1000
1
2x  2 
1000
1
x 1 
2000
1
  δ  terbukti
2000

TEOREMA

Jika lim f(x)  F dan lim g(x)  G maka berlaku


x a x a

a. l i m [f(x)  g(x)] = l i m f(x)  l i m g(x) = F ± G


x a x a x a

b. l i m [f(x) • g(x)] = l i m f(x) • l i m g(x) = F • G


x a x a x a

c. l i m k • f(x) = k l i m f(x) = k • F
x a x a

lim f(x)
d. lim f(x) = x a = F
x a g(x) lim g(x) G

x a

e. lim f(x)  lim f(x) = F


x a x a

33
lim f(x)
f . lim a f(x)
 a x a
aF
x a

g. lim ln f(x)  ln lim f(x)  ln F


x a x a
lim g(x)
h. lim f(x) g(x)  lim f(x) x a
 FG
x a x a
lim f(x).g(x)
i. lim (1  f(x)) g(x)  e x a

x a

dengan syarat :1. lim f(x)  0


x a

2. lim g(x)  
x a

a
j. lim 0 , lim ax  
x  x x 

x
lim   (a  bilangan konstan)
x  a

Untuk x <<< ( x  0 ) maka sin x x


(x <<< kecil sekali ;  setara )

sin x x
lim 1 lim 1
x0 x x 0 sin x

tg x x
lim 1 lim 1
x 0 x x 0 tg x

sin ax a bx b
lim  lim 
x 0 bx b x 0 sin ax a
tg ax a bx b
lim  lim 
x 0 bx b x 0 tg ax a
sin ax a tg ax a
lim  lim 
x0 sin bx b x 0 tg bx b
tg ax a sin ax a
lim  lim 
x0 sin bx b x0 tg bx b

34
Rumus-rumus trigonometri yang sering digunakan untuk merubah
fungsi: cos x = sin (90° - x) ctg x = tg (90° - x)
sin ax = 2 sin ½ ax cos ½ax cos ax = 1- 2 sin² ½ax
cos²x = 1 - sin²x

Contoh limit fungsi aljabar :

1. l i m x2 - 5x + 6 = (3)2 - 5(3) + 6 = 0
x 3

2. l i m 3x - 2 =  (*) Uraikan
x  2x + 1 

x(3 - 2/x) = 3 - 2/x = 3 - 0 = 3


x(2 + 1/x) 2 + 1/x 2 + 0 2

3. l i m x2 - x - 1 =  (*) Uraikan
x  10x + 9 

x(x - 1 - 1/x) = x - 1 - 1/x =  - 1 - 0 =  =


x(10 + 9/x) 10 + 9/x 10 + 0 10

4. l i m x2 - 3x + 2 = 0 (*) Uraikan
x 2 x2 - 5x + 6 0

(x - 1)(x - 2) = (x - 1) = 2 - 1 = -1
(x - 3)(x - 2) = (x - 3) = 2 - 3

5. l i m x3 - 3x2 + 3x - 1 = 0 (*) Uraikan


x 1 x2 - 5x + 6 0

(x - 1)3 = (x - 1)2 = (1 - 1)2 = 0 =0


(x - 1) (x - 5) (x + 5) (1 + 5) 6

35

6. lim 3x  9x 2  4x
x 
   (*) hilangkan tanda akar

x 

lim 3x  9x  4x .2
 3x  9x 2  4x 

 3x  9x 2  4x 
 9x 2  (9 x 2  4 x)   4x
lim .   lim 
x  x 
 3x  9x  4x  3x  9x 2  4x
2

 4x 4 4 2
lim  lim  
x 
3x  3x 1  4/(9x) x  3  3 1  4/(9x) 6 3

Contoh limit fungsi trogonometri :

1. l i m sin 2x = 0 (*)
x 0 tg 3x 0

sin 2x .3x . 2 = 1 . 1 . 2 = 2
2x tg 3x 3 3 3

2. l i m 1 - cos 2x = 0
x 0 sin 2x 0

1 - (1 - 2 sin² x) = 2 sin² x = sin x = tg x = 0


2 sin x cos x 2 sin x cos x cos x

3. l i m 1 - cos x = 0
x 0 3x² 0

2 sin² (½x) = sin (½x) . sin (½x) = 1 . 1 . 1 = 1


3 . 4 . (½x)2 6 (½x) (½x) 6 6

4. l i m sin x - sin a = 0 (*)


x a x-a 0

2 cos ½(x+a) sin ½(x-a) = cos ½(x+a) . sin ½(x-a) =


x-a ½ (x - a )

cos ½(x+a) . 1 = cos ½(a+a) . 1 = cos a


36
Contoh limit fungsi logaritma
1
1 x lim x
1. lim (1  )  e x  x
.  e1  e (menggunak an rumus i )
x  x
ln(1  10x)
1 1
2. lim  lim ln(1  10 x)  ln lim (1  10 x) x
x
x 0 x x 0 x 0
1
lim 10 x . x
 ln e x0
 ln e 10  10 ln e 10.1 10
x 1 1
3. lim x(ln( x  1)  ln( x))  lim x ln( )  lim ln(1  ) x
x  x  x x  x
1
1 lim x
x  x
 ln lim (1  ) x  ln e  ln e1  1
x  x
2.5. Kontinuitas Fungsi
Fungsi f (x) dikatakan kontinu untuk x = xo jika dipenuhi syarat :
a. f ( xo ) ada ( nilainya tertentu )
b. l i m f(x) nilainya ada (tertentu )
x xo

c. Jika l i m f(x) = f(xo)


x xo
Jika tidak dipenuhi salah satu syarat tersebut maka dikatakan
bahwa f(x) adalah diskontinyu (tidak kontinyu ) untuk x = xo.
Contoh :
1.Selidikilah kontinuitas fungsi f (x) = 1/x
Penyelesaian :
Untuk x > 0 :
Misal diambil x = 2 , maka : a. f (2) = ½ ada nilainya
b. l i m f(x) = ½
x 2
c. Jika l i m f(x) = f(2)
x 2
Jadi f (x ) adalah fungsi kontinyu untuk x = 2 , secara umum f(x)
kontinyu untuk x > 0
Untuk x < 0 : Misal diambil x = -3 , maka :
a. f (-3) = -1/3 ada nilainya
b. l i m f(x) = -1/3
x -3
37
c. l i m f(x) = f(-3)
x -3
Jadi f (x ) adalah fungsi kontinyu untuk x = -3 , secara umum f(x)
kontinyu untuk x < 0
Untuk x = 0 : maka f(0) = 1/0 , nilainya tak tentu / tak hingga ,
sehingga untuk x = 0, f(x) adalah fungsi tidak kontinyu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan , fungsi f(x)= 1/x adalah
kontinyu untuk semua nilai x kecuali x= 0.
Jika digambar dalam sistem koordinat , maka grafiknya akan
terputus pada x = 0
y

f(x)=1/x

Grafik fungsi f(x) = 1/x

x2 - 4
2.Selidiki kontinuitas dari : f(x)  . di x = -2 dan di x =2
x2
Penyelesaian :
x2 - 4
a. f(x)  ,di x = -2
x2
( 2) 2 - 4
f(-2)   0 (ada)
22

x2 - 4 (x - 2)(x  2)
lim  lim  0 (ada)
x  2 x  2 x 2 x-2
x2 - 4
f(-2) = lim f(x) , maka f(x)  kontinu di x = -2
x 2 x2

38
x2 - 4
b. f(x)  ,di x = 2
x2
( 2) 2 - 4 0
f(2)   (tidak terdefinisikan )
22 0

x2 -4 (x - 2)(x  2)
lim  lim  4 (ada)
x 2 x2 x  2 x-2
x2 - 4
f(2)  lim f(x) , maka f(x)  diskontinu di x = 2
x 2 x2

Soal:
Selesaikan limit berikut ini.
3x 2  4 x  4 3x  2
1. lim 11. lim
x 5x 2 _ 2 x  5 x  6x  7
3x  5 x2 _ x
2. lim 12. lim 3
x  6 x  10 x 8x 2  3
7  6x 2 3 x
3. lim 13. lim 2
x x  3 x x  2 x  8

x6 6  x3
4. lim 2 14 lim
x  6 x  36 x  7 x 3  3

3x 4  x 3x 7  4 x 5
5. lim 15. lim 3
x  x2 8 x  2x 7 1
5x 2  2 2 x
6. lim 16. lim
x x3 x
7  6x 2
x 3  x 2  5x  3 x2  x 5
7. lim 17. lim
x x 3  2x 2 _ 5 x 5x 3  x  2

x 1  2 ( x  1) 2
8. lim 18. lim 2
x 5 x 5 x x  1

x 2 x 2 1
9. lim 19. lim 2
x2 x2 x  1 x  3 x  2

sin 5 x cos x  cos a


10. lim 20 lim
x  0 sin 2 x x a xa

39
BAB III
TURUNAN

3.1. Definisi turunan

Jika fungsi y = f(x) yang kontinu pada suatu interval maka turunan

( deferensial ) dari y terhadap x didefinisikan sebagai :

dy f ( x  x)  f ( x) y
 y '  lim  lim
dx x x
x  0 x  0
(Perbandingan perubahan y yang disebabkan karena perubahan x,
untuk perubahan x yang kecil sekali)
Notasi lain : df/dx = dy/dx= f`(x) ; y`
Contoh : Tentukan y’ atau f”(x) dari y=f(x) = xn
Jawab : Dengan rumus Binomial Newton :

n( n  1) a n  2b 2
( a  b) n  a n  na n 1b  
2!
n( n  1)( n  2) a n 3b 3
 ......  b n
3!

dy f ( x  x)  f ( x)
 y '  lim
dx x
x  0
( x  x) n  x n
 lim
x
(x) 2 (x)3
x n  nxn1x  n(n  1) x n2  n(n  1)( n  2) x n3  ...  (x) n  x n
 lim 2! 3!
x
x  0
(x) (x) 2
 lim nxn1  n(n  1) x n2  n(n  1)(n  2) x n3  ...  (x) n1
2! 3!
x  0
 nxn1

40
3.2.Turunan Fungsi Komposit

Jika u adalah fungsi x, u= f(x) dan y adalah fungsi u, y = h(u) ,


maka y merupakan fungsi komposit ,y= h( f(x) )atau y = h o f.
Cara menurunkan fungsi komposit adalah sebagai berikut :

dy Δy Δy Δu
y'   Lim  lim . lim
dx Δx Δu Δx
Δx  0 Δu  0 Δx  0

dy dy du
Rumus rantai :  y'  .
dx du dx

Maka turunan dari fungsi y = Un , dimana u = fungsi dari x, n =


konstanta , dengan menggunakan rumus rantai :

dy du
y'  .
du dx
 n u n 1 . u'
Jadi : y  U n  y'  nU n 1 . U'

RUMUS - RUMUS :

1. y = xn  dy/dx = nxn-1
2. y = c (c = konstanta)  dy/dx = 0
3. y = c U(x)  dy /dx = c . U`(x)
4. y = U(x) ± V(x)  dy /dx = U`(x) ± V`(x)
5. Bentuk perkalian
y = U(x) . V(x)  dy/dx = y’= U`(x).V(x) + U(x).V`(x)
6. Bentuk pembagian
y = U(x)  dy = y’= U`(x).V(x) - U(x).V`(x)
V(x) dx (V(x))²
7. y = U n
 dy/dx = y’= n U n-1. U`(x).
8. Bentuk rantai
y = f(U) dan U = g(x)  y’= dy/dx = dy/du .du/dx
Ket : Untuk menyelesaikan persoalan, sifat dan rumus-rumus ini
dikombinasikan
41
1. Tentukan y’ (dy/dx) dari y = ( x3+ x )5
Jawab : u = x3+ x , maka u’ = 3x2 + 1 , sehingga :
y=u5 y’ = 5 u4 . u’
= 5 (x3+ x ) 4 ( 3x2 + 1 )
2.Tentukan y’ (dy/dx)dari y  3 ( x  2) 2

2
Jawab : y  3 ( x  2) 2  ( x  2) 3

u =(x+2) , u’=1 , sehingga : y = u2/3


y’ = 2/3 ( u)2/3 – 1.u’=2/3(u)-1/3 . u’
= 2/3 (x+2)-1/3.1=2/3 (x+2)-1/3
3. Tentukan y’ (dy/dx)dari y  ( x  2) 3
Jawab : u = x+2 , u’=1 , sehingga : y = u3/2
y’ = 3/2 ( u)3/2 – 1.u’=3/2(u) 1/2 . u’
= 3/2 (x+2)1/2.1= 3/2 (x+2)1/2 =

3.3.Turunan Fungsi Trigonometri

Tentukan y’ dari y = f(x) = sin x


dy f ( x  x)  f ( x)
 y '  lim
dx x
x  0
sin( x  x)  sin x
 lim
x
x  0
x
sin
x 2
 lim cos ( x  ) . lim
2 x
2
x  0 x  0
x
 lim cos ( x  ) .1
2
x  0
 cos x
42
Rumus Turunan Fungsi Trigonometri
( U adalah suatu fungsi x ; U’ = dU/dx ; y’ = dy/dx ), mk berlaku:
1. y = sin U  y` = cos U . U`
2. y = cos U  y` = - sin U . U`
3. y = tg U  y` = sec 2 U . U`
4. y = ctg U  y` = - cosec 2 U. U`
5. y = sec U  y` = sec U .tg U. U`
6. y = cosec U  y` = - cosec U .ctg U. U`
Contoh :
1. y = sin (ax + b)  dy/dx= y’ = (a) cos (ax+b)
2. y = sinn (ax + b)  dy/dx = n sinn-1(ax+b) [a cos (ax+b)]
sin x u u' v  v' u
3. y  gunakan rumus y  , sehingga : y' 
cos2 x v v2

dy cos x(cos 2 x)  (2 sin 2 x) sin x cos x(cos 2 x)  2 sin 2 x) sin x


 y ' 
dx (cos 2 x) 2 (cos 2 x) 2

4.y  sin 2x . tg x , gunakan rumus y  u.v , sehingga y '  u ' v  v' u


u  sin 2x  u'  cos 2x .2  2cos 2x ; v  tg x  v'  sec2 x sehingga
dy
 y '  2cos 2x .tgx  sec2 x. sin2x
dx

3.4.Turunan Fungsi Logaritma

Diketahui y =f(x) = ln x , tentukan y’ !


Jawab :

= ln ln

43
= ln

Sehingga jika y = ln x, didapat y’ = 1/x.


Secara Umum :
Jika y = ln u , u = fungsi x , mk u’ = du/dx, y’=dy/dx adalah :
1
y  ln u  y'  . u '
u
Contoh:
1. y = ln (tgx ) , misal u = tg x, u` = sec2x, maka :
1 1
y  ln u  y '  . u ' sec2 x
u tg x

y  ln sin 5 x  misal u  sin5x, u'  cos5x.5  5cos 5x


2. 1 1
y  ln u  y '  . u '  5 cos5 x  5 ctg 5x
u sin 5 x

1 1 2x  5
3. y  ln ( x 2  5x)  y '  . u ' 2 (2 x  5)  2
u x  5x x  5x

5 2
4. y  ln 2 5x  y '  2 ln 5x .  ln 5x
5x x
3.5.Turunan Fungsi Exponen
Dengan cara yang sama diperoleh turunan fungsi exponen.
1. y = a x y` = a x . ln a
x
2. y = e y` = e x. ln e = ex.1 = ex
3. y = a u y` = au. ln a. u`
u
4. y = e y` = eu. u`
Contoh:
1. y = 10 sin x , maka y’ = 10sin x. cosx. ln 10
2. y = e 5x , maka y’ = e 5x .5 = 5 e 5x
3.y = 2ln x , maka y’= 2ln x. ln 2. (1/x)
4. y = e tgx , maka y’ = e tgx .sec2x = sec2x e tgx
1 5
5. y  e 5 x  y '  e 5 x . (5x ) 1/ 2 .5  e 5x
2 2 5x
44
3.6.Turunan Fungsi Siklometri (Invers Trigonometri )
Fungsi Siklometri merupakan invers dari fs. trigonometri. Bila
y = f(x) = arc sin x, artinya x = sin y.

Cara menurunkan :
x = sin y , kedua ruas diturunkan terhadap x,
didapat :
1 = cos y . y’ , maka y’ = 1 / ( cos y )
Cos y harus diubah dalam x
Cara merubah dalam variabel x :
Diketahui : x /1 = sin y, jika digambarkan

cos y  1  x 2
1
sehingga y ' 
1  x2
1 Cara lain : x  sin y
x dx
diturunkan thd y mjd :  cos y ,
dy
y
cos2 y  sin 2
y 1  cos 2 y  1  sin 2 y
cos y  1  sin 2 y
1 x2
dx
sehingga  1  sin 2 y  1  x 2
dy
dy 1
 
dx 1 x 2


Dengan cara yang sama bisa diperoleh untuk fungsi siklometri


yang lain

45
u'
1.y  arc sin u  y' 
1  u2
u'
2. y  arc cos u  y'  
1  u2
u'
3. y  arc tg u  y' 
1  u2
u'
4. y  arc ctg u  y'  
1  u2
u'
5. y  arc sec u  y' 
u u2 1
u'
6. y  arc cosecu  y'  
u u2 1
Contoh :
u' 2
1.y  arc sin 2 x  y'  
1 u2 1 4x2
u' cos x
2. y  arc cos (sin x)  y'   
1 u 2
1  sin 2 x
cos x
  1
cos x
1
u' x
3. y  arc tg (ln x)  y'  
1 u2 1  ln 2 x
1

x(1  ln 2 x)
( x)  2
1
u' 1
4. y  arc ctg x  y'    2

1 u2 1 x
1

2 x (1  x)
u'
5. y  arc sec 5 x  y' 
u u 2 1
5

5 x 25 x 2  1
u'
6. y  arc cosec x  y'   46
u u 2 1
1

x x2 1
3.7.Turunan Fungsi Hiperbolikus dan inversnya
Definisi :
ex  ex ex  ex
Sinh x  ; Cosh x  ;
2 2
sinh x cosh x
tgh x  ; ctgh x  ;
cosh x sinh x
1 1
sech x  ; cosech x 
cosh x sinh x
Sifat-sifat fungsi hiperbolik hampir mirip sifat-sifat fungsi
trigonometri, misal :
Cosh 2x - sinh 2x = 1
Cosh 2x - sinh 2x = cosh 2x
Sinh 2x = 2 sinh x cosh x
Menurunkan fungsi hiperbolik sama dng menurunkan fungsi
exponen.
Contoh : y = sinh x y’ = ........?
e x  e x e x  e x
y = Sinh x  y' 
2 2
 cosh x
Rumus : Turunan Fungsi hiperbolik
1. y = Sinh U , y` = Cosh U . U`
2. y = Cosh U , y` = Sinh U . U`
3. y = Tgh U , y` = Sech 2 U . U`
4. y = Ctgh U , y` = - Cosech 2 U. U`
5. y = Sech U , y` = - Sech U .tgh U. U`
6. y = Cosech U , y` = - Cosech U.Ctgh U.U`

Contoh :
1. y = Sinh (x-2 ) , misal U= x-2 , shg U`=1
y` = Cosh U . U`= cosh (x-2).1 = cosh (x-2)

2. y = Cosh ( 5x2+1) , misal U = 5x2+1, shg U`= 10 x


y` = Sinh U . U`
= sinh (5x2+1).10 x= 10x sinh (5x2+1)

3. y = tgh x misal U = x, shg U`= 1


47
y` = Sech 2 U . U `= sech 2x.1 = sech 2x
4.
y = Ctgh (ex+1) , misal U = ex+1, shg U`= ex
y` = - Cosech U. U`= - Cosech 2 (ex+1). ex
2

5. y = Sech (ln x) , misal U = ln x, shg U`= 1/x


y` = - Sech U .tgh U. U`= Sech (lnx) .tgh (lnx). (1/x)

6. y = Cosech (10x) , misal U = 10x, shg U`= 10x.ln 10


y` = - Cosech U.Ctgh U.U` = - Cosech (10x).Ctgh (10x).10x.ln 10
Jika y = Sinh U, inversnya adalah : U= sinh y atau y = arc sinh u
Cara menurunkan : U = sinh y kedua ruas diturunkan terhadap x
U'
U'  cosh y . y '  y ' 
cosh y
cosh2 y  1  sinh 2
y  cosh y  1  sinh 2 y
 1  U2
U'
sehingga y' 
1  U2
Rumus Turunan Fungsi Invers Hiperbolik
u'
1.y  arc sinh u  y' 
1 u2
u'
2. y  arc cosh u  y' 
u 2 1
u'
3. y  arc tgh u  y' 
1 u2
u'
4. y  arc ctgh u  y'   2
u 1
u'
5. y  arc sech u  y'  
u 1 u2
u'
6. y  arc cosech u  y'  
u 1 u2

48
Contoh :
u' 1
1.y  arc sinh x  y'  
1 u 2
1 x2
u' 1
2. y  arc cosh ( x  2)  y'  
u2 1 ( x  2) 2  1
u' cos x 1
3. y  arc tgh (sin x )  y'   
1 u 2
1  (sin x ) 2
cos x
u' (1/x) 1
4. y  arc ctgh (ln 2 x )  y'   2  
u 1 (ln 2 x )  1
2
x(ln 2 x  1)
2

u' ex
5. y  arc sech e x  y'   
u 1 u2 e x 1  e 2x
u' 2x
6. y  arc cosech ( x 2 )  y'   
u 1 u 2
x 1 x4
2

3.8.Turunan Tingkat Tinggi


Bentuk y = f (x) , dapat ditentukan turunannya y’ = f’(x) = dy/dx,
dan ini pada umumnya masih merupakan fungsi x lagi dan masih
dapat dideferensialkan lagi ke x ( asal limitnya ada ) dan hasilnya
disebut turunan tingkat dua dengan lambang y “ = f ”(x) = d2y/dx2
atau dijabarkan berikut ini

d dy d2y
( ) 
dx dx dx 2
dy
 y' disebut turunan tingkat I y terhadap x
dx
d dy d2y
( )  y" disebut turunan tingkat II y terhadap x
dx dx dx 2
d d2y d3y
( 2)  y' " disebut turunan tingkat III y terhadap x
dx dx dx 3
......
d d n 1 y dn y
( n 1 )   y n disebut turunan tingkat n y terhadap x
dx dx dx n

Contoh :

49
1. y = 4x2 +5x +2
y` = 8x +5 , y``= 8
2. y = sin 2x
y`= 2 cos 2x , y`` = -4 sin 2x ; y```= -8 cos 2x
3. y = sin ( x2+1)
y` = cos (x2+1) . 2x ; y`` = - sin (x2+1). 2x .2x + 2 cos (x2+1)
= - 4 x2 sin (x2+1) + 2 cos (x2+1)
2
4. y = (x+1) (2x +1)
y` = 1 (2x2+1)+4x(x+1)=6x2+4x+1 ; y`` = 12 x + 4
5. y = cos ( x2+1)
y` = - sin (x2+1) (2x) ; y`` = - cos (x2 +1) 2x.2x +2 –sin(x2+1)
= -4x2 cos (x2+1) - 2 sin (x2+1)
6. y = e 5x
y` = 5 e5x ; y``=25 e 5x
3.9.Turunan Fungsi parameter
Diketahui fungsi parameter : x=f(t), y= h(t) . Tentukan dy/dx
Jawab :
Δy
Δy Δy Δt
  Δt
Δx Δt Δx Δx
Δt
Δy dy dy
lim
dy Δy t  0 Δt dy
y'   lim   dt   y'  dt
dx x  0 Δx Δx dx dx dx
lim
t  0 Δt dt dt
Turunan kedua dari fungsi parameter  dy 
 
d dt 
 dx 
 
 dy   dt 
d  
'
 dy  d  dy 
2
d y
      dt   dt
dx 2  dx  dx  dx  dx  dx  dx
 
 dt  dt
2 2
d y dx d x dy
2
.  .
 dt dt dt 2 dt
3
 dx  50
 
 dt 
Atau dengan cara lain :
dy
dy
 y'  dt  F1 (t)
dx dx
dt
dy' dF1 (t)
2
d y dy'
2
 y"   dt  dt  F2 (t )
dx dx dx dx
dt dt
dFn -1 (t )
Contoh
n
d y :
 yn  dt
n
dx dx
dt
Tentukan dy/dx dan d2y/dx2 dari fungsi parameter berikut ini :

x  2 sin t

 y  cos 3t
Jawab :
dy dx d2y d2x
  3 sin 3t ,  2 cos t, 2  9cos3t, 2  2sint
dt dt dt dt
dy
dy  3sin3t
 dt 
dx dx 2cos t
dt

51
d 2 y dx d 2 x dy
.  .
d 2 y dt 2 dt dt 2 dt
 3
dx 2  dx 
 
 dt 
 9cos 3t.2cos t  (2sint)( 3sin3t)

(2cost)3
 18cos 3t cos t  6sin t sin 3t

8cos3 t

cara lain :
dy
dy  3sin3t
 y'  dt  F1 (t) 
dx dx 2cost
dt
dF1 (t)  9cos3t(2cost)  (2sin t)( 3sin3t)  18cos 3tcost  6sintsin3t
 
dt 4Cos2 t 4Cos2 t
dF1 (t)
2
d y  18cos 3tcost  6sintsin3t
2
 dt 
dx dx 8Cos3 t
dt
3.10.Turunan Fungsi Implisit
Fungsi implisit f(x,y) = 0 ditentukan y’ (dy/dx) dengan cara :
1. Diturunkan suku demi suku sehingga terdapat suku yang
memuat y’(dy/dx)
2. Dari suku-suku yang memuat y’ (dy/dx) tersebut akan didapat
y”(=d2y/dx2)

Untuk lebih jelas kita lihat contoh-contoh sebagai berikut :


a. Tentukan dy/dx dari x2y+xy2 +5= 0
Maka untuk menyelesaikan persamaan tersebut suku demi suku
diturunkan terhadap x didapat :

dx
 
d 2
x y 
d
dx
 
xy 2  5  0
d
dx

52
d 2 d d
(x y)  (xy 2 )  (5)  0
dx dx dx
y x 2   x 2 y  5  0
d d d d 2 d
(y)  y 2 (x)  x
dx dx dx dx dx
dy dy
2xy  x 2  y 2  2xy  0  0........(1)
dx dx
dy
(x 2  2xy)  2xy  y 2
dx
dy  2xy  y 2 2xy  y 2
 2  2 ....(1)
dx x  2xy x  2xy
Persamaan (1) diturunkan lagi terhadap x
dy dy d2y dy dy dy d2y
2y  2x  2x  x 2 2  2y  2y  2x( ) 2  2xy 2  0
dx dx dx dx dx dx dx
2
d y 2 dy dy
2
(x  2xy)  2y  (4x  4y)  2x( ) 2
dx dx dx
dy dy
 2y  (4x  4y)  2x( ) 2
d2y dx dx , masukkan (1)

dx 2 x 2  2xy
2xy  y 2 2xy  y 2 2
 2y  (4x  4y)(  )  2x(  )
x 2  2xy x 2  2xy

x 2  2xy

d2y
b.Tentukan (  y" ) dari x2 + y2 + 5x - 2y – 3 = 0
dx 2
Untuk mendapatkan nilai y” maka perlu dua kali penurunan
terhadap x

53
d 2 d d d d
(x )  (y 2 )  (5x)  (2y)  (3)  0
dx dx dx dx dx
dy dy
2x  2y  5  2  0  0............(1)
dx dx
dy
(2y  2)  2x  5
dx
dy 2x  5
 ......................(2)
dx 2y  2
Persamaan (1) diturunkan lagi terhadap x
d d dy d d dy
(2x)  (2y )  (5)  (2 )  0
dx dx dx dx dx dx
2
 dy  d2y d2y
2  2   2y 2  0  2 2  0
 dx  dx dx
2
d2y  dy 
(2y  2) 2  2  2 
dx  dx 
2
 dy 
2 2  2 
d y
  dx  , masukkan pers(2) ke persamaan ini
dx 2
2y  2
2
 2x  5 
2  2  
2
d y  2y  2 

dx 2 2y  2
3.11.Turunan Fungsi Pangkat Fungsi
Jika U = fungsi x, V = fungsi x , maka jika diketahui :
U'
y  UV  y'  U V ( V' ln U  V)
U

dy du dv
Dimana y '  , u' , v'
dx dx dx
Contoh :
Tentukan y’ dari y = x2x
1. y = x2x
54
Jawab : u = x , u’= du/dx=1 , v = 2x ,v’= dv/dx =2
U'
y  UV  y'  U V ( V' ln U  V)
U
 x 2x (2lnx  2)

2. y = (sin x)x
cos x
y  UV  y'  sin x x ( 1.ln sinx  x)
sin x
 sin x x (ln sin x  x ctgx)
Soal :

I .Jika f (4) = 3 dan f`(4) = -5 dapatkan g`(4)

f ( x)
a) g ( x)  ( x) f ( x) b ) g ( x) 
x
II.Jika f( 3)  2 dan f`(3)  4, dapatkan g' (3)
2x  1
a)g(x)  3x 2 - 5f(x) b) g(x) 
f(x)
III.Jika f(2)  3, f`(2)  4, g(2)  1, dan g`(2)  5
dapatkan h`(2)
a) h(x)  5f(x)  2g(x) b) h(x)  f(x)  3g(x)
c) h(x)  f(x)g(x) d) h(x)  f(x)/g(x)

55
IV. Tentukan y` ( dy/dx) dari fungsi berikut :

1. y = 1/2 ( x5 + 10) 2. y = 3x8 + 5x + 3


1
3. y   2x 4. y   x 5  5 x
5
5 2
5. y  3 x 2  6. y  2x 
x x
( x  x  2)
3
1
7. y  8. y 
x2  5 5x  4
2x 1
9. y  ( 2 x 4  1) 4 x  1 10. y  3 2
x 4
11. y  e 2 x ( e x  1) 12. y  ln(sin 2 x )
13. y  ln 3 ( 4 x ) 14. y  10 sin x

15. y  ( tghx) 2 x 16. y  sec hx tghx


17. y  arctg 2 x 18. y  arcsin h x
19. y  sin 4 x 20. y  3 sin 4 x 2
ex  5 sin x cos x
21. y  22. y 
e2 x sin 3x
ctgh 2 x 1
23. y  24. y  arc sin
3x  2 x
25. y  cos 2 x ( x 2  1) 26. y  5 ln 2 3x
sin x 1
26. y  27. y 
cos3 x tgx

V. Tentukan dy/dt dari fungsi


1. y = sin2(at-2) 2.y=(1+cos2t)-4
3. y =(1+cot(t/2))-2 4.y = sin (cos(2t-5))

VI. Tentukan dy/dx dari fungsi


1. y= arc sin(2x2+5) 2.y = arc tg (x+2)
3y= arc cosh(2x) 4. y=arc tgh(1/x)
56
VII. Tentukan dy/dx dan d2y/dx2 dari fungsi parameter berikut :
x  2t 2 
x  t
1.  2. 
y  4sin t  1 
y  5t
2

x  2sint  cos t x  e t  1
3.  4. 
 y  cos 3t  y  2t
2

x  t2  5  x  ln2t
5.  6. 
y  t(t  1)  y  10
t

x  sint  cost x  e 2t
7.  8. 
y  2t  y  5t  3
x  tg 5t 
x  t
9.  10. 
 y  (t  5) 
y  t
2 2

x  t  t2 x  t  sint
11. 12. 
 tt  y  1  cost
3
y
x  cost  x  2cost
13.  14. 
y  1  sint  y  2sint
x  cost x  t
15.  16. 
y  3 cost y  t

x  t 1  x  2t 2  3
17.  18. 
  y  t
4
y 3t
x  t x  sec2t  1
19.  20. 
y  t  y  tg t

IX. Tentukan turunan fungsi implisit berikut


1. y2+x2+3xy - x+y-10 = 0
2. 2y2+x2+3x -2y – 2 = 0
3. x2-y2 –xy +2x+2y = 0

X. Tentukan turunan fungsi berikut


1. y = sin2x (x2+1) 2.y =( 4sinx)1/x
2/x
3. y = (arc sinx ) 4. y = (x2+5) 1/lnx

57
BAB IV
APLIKASI TURUNAN

4.1. Menentukan gradien garis singgung.


Untuk menentukan gradien garis suatu garis yang menyinggung
kurva y = f(x) di titik (x1,y1), maka dihitung terlebih dahulu
y’(=dy/dx=f’) , f’`(x1) berarti nilai turunan f(x) pada titik dengan
absis x = x1,
Keterangan : Khusus untuk jenis fungsi kuadrat. Jika titik tidak
terletak pada grafik, maka gradien garis singgungnya dimisalkan
dengan m yang dicari dengan menggunakan persamaan garis y - y1
= m (x - x1) disinggungkan dengan persamaan kurva y = f(x)
dengan syarat D = 0 (D = diskriminan dari hasil eliminasi kedua
persamaan)

4.2. Menentukan nilai extrim suatu fungsi


Fungsi naik / turun
Suatu fungsi y = f (x) dikatakan naik pada suatu interval,
jika untuk sembarang x1 dan x2 dalam interval tersebut berlaku
f’(xo) > 0 dimana x1 < xo < x 2

y = f(x)

y = f (x)

0 x1 x0 x2 0 x1 x0 x2
y = fungsi naik y = fungsi turun

Sebaliknya dikatakan turun jika f'(x0) < 0 dimana x1 < x0 < x2

Jika untuk x = x0 titik P( x0,y0 ) mempunyai sifat :


 Sebelah kiri P, fungsi naik
 Sebelah kanan P, fungsi turun

58
Maka P disebut titik extrim yang mempunyai nilai maximum y0

P (x0,y0 )
y=f(x) y =f(x)

Q(x0,y0)
y0 yo

x0 x0
Sebaliknya titik Q :
 Sebelah kiri fungsi turun
 Sebelah kanan fungsi naik
Maka Q disebut titik extrim yang mempunyai nilai minimum y0
Baik pada titik P maupun titik Q, berlaku f’(x0) = 0, karena
terjadinya perubahab nilai f’(x0) positif ke negatif atau sebaliknya.
Jadi suatu fungsi y = f ( x )
1. mencapai extrim jika f’(x) = 0 (syarat extrim ) , dari pers.
Ini didapat absis titik extrim
2. a.
P
f’(x1) > 0

y=f(x) f ‘( x2 ) < 0
y0 P = titik maximum dengan
nilai maximum = y0
x1 x0 x2
b.
f ‘(x1) < 0 ; f ‘(x2) > 0

y =f(x)
Q Q = titik maximum dengan
nilai maximum =yo
yo
x1 x0 x2

59
c. f(x)
f ’(x) < 0
R f’(x)<0

R : titik belok ( bukan


max / min )

y0
x1 x0 x2
y=f(x)

d.
S f ’(x) > 0
f’( X) > 0
S: Titik belok
Bukan max/min)

x1 x0 x2
FUNGSI CEKUNG
Suatu fungsi disebut cekung ke atas dalam suatu interval, jika
garis-garis singgung pada grafik fungsi tersebut berada di bawah
grafik atau 1   2   3  ...... atau tg 1  tg  2  tg  3  .....
Berarti gradien garis singgung di titik – titik itu naik berarti f ” (x)
>0

Y=f(x)

Y=f(x)

1 2 3

Grafik cekung ke atas Grafik cekung ke bawah


60
Sebaliknya fungsi disebut cekung ke bawah jika garis-garis
singgung pada grafik tersebut diatas grafik berarti f “ (x) < 0
Kesimpulan :
1. Jika fungsi f(x) mempunyai titik extrim P pada grafik
cekung ke bawah, maka titik P adalah titik maximum
2. Jika fungsi f(x) mempunyai titik extrim Q pada grafik
cekung ke atas , maka titik Q adalah titik minimum
Maka terdapat kriteria menentukan extrim

1. f ‘( x ) = 0 terdapat titik extrim ( xi, yi )

2. Jika f “(xi) > 0 minimum , dengan nilai


minimum = yi

Jika f “( xi) < 0 maximum , dengan nilai


minimum = yi

Jika f “(xi) = 0 bukan max / min , titik belok

3. a. Fungsi mencapai extrim f ‘(x)= 0, didapat x0


titik extrim P (x0,y0)

b. Jika f “(x0) = f ’’’ (x0) = f(4) (x0) = ... = f (n-1)(x0) = 0 dan


f (n) (x0)  0, maka :
 Untuk n = bilangan ganjil titik belok
 Untuk n = bilangan genap :
f (n) ( xo) > 0 minimum
f (n) ( xo) < 0 maximum

CONTOH:

A. Tentukan nilai extrim dan macamnya dari fungsi:

f(x) = x3 – 5x2 + 3x – 5

Jawab : f ‘(x) = 3x2 – 10 x + 3


61
Syarat mencapai nilai extrim f ’ (x) = 0

1. 3x2 – 10 x + 3 = 0  (3x-1) (x-3 ) =0

x1=1/3 dan x2 = 3

2. f”(x) = 6x-10  f”(1/3) = 6.1/3-10 = -8

f”( 1/3) = - 8 < 0  maka nilai f(x) adalah maximum

Nilai max = (1/3)3-5(1/3)2+3(1/3)-5=- 4 14/27

f”(3) = 6.3-10 = 8 > 0 ,  maka nilai f(x) adalah minimum

Nilai min = (3)3-5(3)2+3(3)-5= - 14

B. Tentukan nilai extrim dan macamnya dari fungsi : f(x) = (x )6

f ‘(x) = 6 (x) 5  f’(x) = 0  6x5=0 , maka x =0

f”(x) = 30 x4  f”(0) = 30. 04 = 0

f”’(x) = 120 x3  f”’(0) = 120 . 03 =0

f(4)(x) = 360 x2  f(4)(0) = 360. 02 =0

f (5) (x) = 720 x  f (5) (0) = 720.0 = 0

f (6) (x) = 720 > 0

n = 6 ( genap )

f (6) (x) = 760 > 0 min

Nilai minimum = 06 = 0

Titik min = (0, 0)

62
Soal : Tentukan nilai extrim dan jenisnya dari fungsi:

1. y  2  x  x 2
2. y  x 3  3 x 2  3 x  2
3. y  2 x 3  3 x 2  12 x  5
4. y  ( x  2) 6
5. y  4  ( x  1) 3

4.3. DERET MAC LAURIN /TAYLOR

Jika f(x) mempunyai sifat :

• Kontinyu dalam (a,b)


• Dapat diturunkan n kali dalam (a,b)

Maka ada c dalam interval (a,b) hingga :

f (b)  f (a)  (b  a) f ' (a)  (b  a) f " (a)  (b  a) f ' ' ' (a)  ...... (b  a) f n (c)
2 3 n

2! 3! n!
(b  a ) n n
f (c)
Suku terakhir Rn = n!

disebut suku sisa.

Jika lim Rn  0 dan b diganti x dan a diganti xo, maka uraian


n 
diatas menjadi seperti dibawah ini dan disebut deret Taylor

( x  xo) 2 ( x  xo) 3
f ( x)  f ( xo)  ( x  xo ) f ' ( xo) + f " ( xo)  f ' ' ' ( xo)  ......
2! 3!
63
Jika xo =0 , deret Taylor menjadi :

disebut Deret Mac Laurin ( x) 2 ( x) 3


f ( x)  f (o)  x f ' (o) + f " (o )  f ' ' ' (o)  ......
2! 3!
Contoh :

Uraikan menurut deret mac Laurin f(x) = e x

Jawab : Syaratnya fungsi kontinu, dapat diturunkan n kali

f ( x)  e x  f (0)  e0  1

f ' ( x)  e x  f ' (0)  e0  1

f " ( x)  e x  f " (0)  e0  1

f " ' ( x)  e x  f " ' (0)  e0  1


f ( 4 ) ( x)  e x  f ( 4) (0)  e0  1 dst
Jadi deret Mac Laurin :

( x) 2 ( x) 3
f ( x )  f ( o )  x f ' (o ) + f " ( o)  f ' ' ' (o)  ......
2! 3!

x2 x3 x4 x5 x6
e x
1 x      + ….
2! 3! 4! 5! 6!

Soal :

Nyatakan fungsi berikut dalam deret Mac Laurin


1. f (x) = sin x 2.f (x) = cos x
3.f (x) = ln ( x+2 ) 4.f ( x ) = e ix
5.f (x) = tg x 6.f (x) = e -3x

64
4.4. Menyelesaikan limit bentuk tak tentu
Dalil L'Hospital
Bila lim f(x) = A dan lim g(x) = B dimana A dan
xc xc
B keduanya nol atau keduanya ~ maka :
Lim f ( x) 0 ~
 atau
Xc g ( x) 0 ~
Disebut bentuk tak tentu ( indeterminate form )
Dengan aturan L’Hospital limit bentuk tak tentu tersebut bisa
diselesaikan , sbb :

 Jika Lim f ( x)  0 atau ~ maka


Xc g ( x) 0 ~
f ( x) f ' ( x)
x lim C  x lim C
g ( x) g ' ( x)

f ' ( x) 0 ~ f ( x) f " ( x)
Jika x lim C  atau  , mk x lim C  x lim C
g ' ( x) 0 ~ g ( x) g" ( x)
f n ( x) 0 ~
dst , diturunkan sampai n kali , hingga: x lim C n
 atau 
Bentuk- bentuk lain dari bentuk tak tentu : g ( x) 0 ~

A. Bentuk : lim f ( x).g ( x)  0. ~ : tak tentu


x c

Jika Lim f(x) = 0 dan Lim g(x) = ~ mk


Xc Xc
Lim f(x) . g(x) = 0. ~ ( tak tentu)
x c

Maka jika nilainya 0.~ diubah menjadi 0/0 atau ~ / ~

f(x) 0
lim f(x).g(x)  lim ( )
x c x c 1 0
g(x)
g ( x) ~
atau  lim ( )
x c 1 ~
f ( x)

65
Contoh :
1.
ex 
x Lim  
x3 
(e x )' ex 
 x Lim  3  x Lim  2 
(x )' 3x 
(e x )' (e x ) 
 x Lim   Lim  
(6x) 
x
(3x 2 )'
(e x )' (e x ) 
 x Lim   x Lim   
(6x)' (6) 6
2.
2x 0
x lim 0 
sin x 0
(2 x)'
 x lim 0
(sin x)'
2 2 2
 x lim 0   2
cos x cos0 1

B.Bentuk : lim f ( x)  g ( x)  ~  ~
x c

lim f ( x)  ~ dan lim g ( x)  ~ maka


x x

lim f ( x)  g ( x)  ~  ~ .
x

Agar dapat diselesaik an dengan aturan L' Hospital


0 ~
harus diubah menjadi bentuk atau
0 ~
Caranya :
Limit tersebut diubah menjadi bentuk :

1 1

g(x) f(x)
lim f(x)  g(x)  lim
x c x c 1
f(x) g(x)
66
Contoh :
 1 2 
lim 1   2   
 x 1 x  2x 1 
x

 x2  2x 1 x 1 
  
 x lim 1  2 1 
 ( x  1)( x 2  2 x  1 
 
 2 
( x  2 x  1)  2( x  1)
2

 x lim 1 3 2
x  2x  x  x2  2x 1
2

2
x  4x  3
2
0
 x lim 1 3 
x  3x  3x  1 0
2

2x  4 2
 x lim 1 2   
3x  6 x  3 0
C.Bentuk : 00 , ~ 0 , dan 1~
Jika lim f(x) g(x) bentuknya 00 , ~ 0 , dan 1~ maka
x c

agar bisa diselesaik an dengan aturan L' Hospital


0 ~
harus diubah menjadi atau
0 ~
Cara merubah :

lim f(x) g(x)  lim e ln f(x) g(x)


x c x c

 lim e g(x) ln f(x)


x c
lim
 e x c
g(x)ln f(x)

ln f(x)
1
g(x)
lim
 e x c
g(x)
lim 1

atau  e x c ln f(x)

67
Soal : Hitung limit berikut ini

x 1 ex
1. lim 11. lim
x 1 sin x x ~ x5
1  cos x  1 5 
2. lim 12. lim   2 
x 0 cosh x  1 x 3  x  3 x  x 6
 x 1  1
3. lim    13. lim x sin
x 1 x  1
 ln x  x~ x
a
4. lim x 3 . e  x 14. lim x sin
x~ x~ x
xn  an x  sin x
5. lim m 15. lim
x a x  a m x 0 x  tg x

1
6 . lim (sec x  tg x ) 16. lim (1  ) x
x  x  x
2

tg x  sin x sin x
7. lim 17. lim x
x 0 x  sin x x 0

1 1
8 . lim x x
18. lim (1  x 2 ) x
x~ x 0

x x 
9 . lim (1  x ) tg 19. lim (  )
x 1 2  ctg x 2 cos x )
x
2

ln sin 2 x ln cos x
10. lim 20. lim
x 0 ln sin x x 0 x

68
BAB V
INTEGRAL

5.1.Integral tak tentu


Bila F(x) suatu fungsi yang mempunyai turunan(derivatif)
F’(x)= f(x) maka F(x) disebut anti derivatif atau integral tak tentu
(indefinite integral ) dari f(x) , sedangkan notasinya dilambangkan
sebagai berikut :
 f(x) dx  F(x)  c ..............(1)
dengan : f(x)  integran
x  variabel
c  konstante integrasi
F(x)  fungsi asli

  tanda integral
Integral tak tentu dari suatu fungsi yang ditentukan adalah tidak
tunggal, misalnya saja x3,x3+2, x3 -5 merupakan integral tak tentu
dari f(x) 3x2, karena
d 3 d 3 d 3
(x )  (x  2)  (x  5)  3x 2
dx dx dx
Semua integral tak tentu dari f(x) = 3x2 termasuk x3+c . Sehingga
jelas, bahwa jika F(x) suatu integral dari f(x) +c juga demikian dan
secara umum ditulis dalam notasi seperti pada persamaan (1) di
atas. Rumus-rumus dasar integral :

d
 dxf(x)dx  f(x)  c
 ( U  V ) dx   U dx   V dx
 c U dx  c  U dx , c  konstante
U n 1
 du   c , n  1
n
U
n 1
dU
 U
 ln U  c

a U
  c
U
a dU
ln a
69
 e dU  e  c
U U
Contoh :
2 32 2 52
a. (1  x) x dx   x 2 dx   x 2 dx  x  x c
1 3

3 5
x  5x  4
3 2
4
b. 2
dx   ( x  5  4 x 2 )dx  1 2x 2  5 x   c
x x
1
dx x 3 1
c. dx   x 3 dx 
2
 3x 3  c
3
x2 1
3

dx
d .  ln (1  x)  c
(1  x)

Contoh lainnya :
1. (x 3  5) 3 x 2 dx  ........
du
Misal u  x 3  5 , du  3x 2 dx ,  x 2 dx
3
du 1 4 1
sehingga  (x 3  5) 3 x 2 dx   u 3  u c  (x 3  5) 4  c
3 12 12
8x
2.  2 dx  ...........
(x  2) 3
Misal u  x 2  2, du  2x dx
8x 4 du
sehingga  2 dx   3   4u 3 du   2 u  2  c
(x  2) 3
u
2
  2(x 2  2) c

2x
3.  dx
x 5
2

misal u  x 2  5 , du  2xdx
2x du
sehingga  2 dx    lnu  c
x 5 u
 ln(x 2  5)  c

70
x 1
4.  dx
x  2x  5
2

misal u  x 2  2 x  5 , du  ( 2x  2)dx
1
du  (x  1)dx
2
x 1 du 1
sehingga  2 dx    lnu  c
x  2x  5 2u 2
1
 ln(x 2  2 x  5)  c
2
Soal : Hitunglah integral dari fungsi dibawah ini:
x dx
1. 2 dx 7.
( x  4) 3
3
( 3 x  2) 2
dx
2. 8. (1  x ) x dx
3
x2
2x2  x  1
3. 1  2 x dx 9.  dx
x3
4. (5  10 x ) 3dx 10. (5 x  4) 2 dx
1 1 x
5. dx 11. dx
2x  7 x
dx
6. 12. ( x 3  2) 2 (3x 2 )dx
( 4 x  2) 3
( x  3)
13. 3x 1  2 x 2 dx 17. 1
dx
( x  6 x)
2 3

( a x) 2
x2  2x
14. dx 18. dx
x ( x  1) 2
( x  4)
15. dx 19.  (a x  e x ) dx
2x  3
e2 x
16.  2 x dx 20.  (e 5 x  a 5 x ) dx
e 1

71
5.2.Integral fungsi trigonometri :

1.  sin u du   cos u  c
2.  cos u du  sin u  c
3.  tg u du  ln sec u  c
4.  ctg u du  ln sin u  c
5.  sec u du  tg u  c
2

6.  cosec u du   ctg u  c
2

7.  sec u du  ln ( sec u  tg u )  c
8.  cosecu du  ln (cosec u  ctg u )  c
9.  sec u tg u du  sec u  c
10. cosec u ctg u du  cosec u  c

Contoh :
1.  sin 5x dx  .............
1
Penyelesai an : misal u  5x, du  5dx  dx  du
5
1 1 1
 sin 5x dx  5  sin u du   5 cos u  c   5 cos5x  c
2.  tg 2x dx  ...............
1
Penyelesai an : misal u  2x, du  2dx  dx  du
2
1 1 1
 tg 2x dx  2  tg u du  2 ln sec u  c  2 ln sec 2x  c
2
3.  sin x cos x dx  ................
Penyelesai an : misal u  sin x, du  cos x dx
2 2 1 3 1 3
 sin x cosx dx   u du  3 u  c  3 sin x  c
4.  e cosx sin x dx  .............
Penyelesai an : misal u  cosx,du  sin x dx

e sin x dx    e u du  -e u  c  -e cos x  c 72
cosx
Rumus-rumus yang bisa digunakan untuk mempermudah
menyelesaikan integral fungsi trigonometri antara lain sebagai
berikut :
1.sin2 x +cos 2x = 1 2.tg2x +1 = sec2 x
3. ctg2x+1 = cosec 2 x 4.sin 2x = 2 sin x cos x
5.cos 2x = cos2x - sin2x = 1 - 2 sin2 x = 2 cos 2 x – 1
Hitunglah integral fungsi dibawah ini:
1  cosx sec x
1.  x  sinx dx 16.  x
dx

sinx  cosx
  sec
2
2. dx 17. 2x dx
sinx
cos(lnx) secx tgx
3.  dx 18.  2  5secx dx
x
sin2x dx
4.  dx 19.  cos x
(1  cos2x)2 2
tgx  1
ctg x 1  cos2 x
5.  sin 2 x dx 20.  sinx dx
cosx cos 2x
6.  dx 21.  sin 2x dx
1  sinx e
sin2x secx 2
7.  dx 22.  ( ) dx
1  sin 2 x 1  tgx
dx
8.  23.  cosec x
2
ctgx dx
cos x (3 tgx  1)
2

1 π cos5x
9.  2 sin dx 24.  (5  sin5x) 2
dx
x x
sin2x
10.  x 2 ctg x 3dx 25.  cos 4
dx
2x
11.  e cos2x sin 2x dx 26.  x ctg x dx
2

 2 tgx sec xdx 27.  sin x 2


2 cos x
12. dx

13.  x sec x dx
2 2 3
28.  sec3x tg3xdx
sec 2 x
14.  dx 29.  cos xsinxdx
3

1  2tgx
15.  cosec2 3xdx 30.  sin
3
xcosxdx

73
5.3.Integral Fungsi Hiperbolikus

Fungsi hiperbolikus adalah merupakan fungsi yang


dibentuk oleh fungsi exponen, ex dan e-x. Fungsi hiperbolik banyak
digunakan untuk menyelesaikan soal-soal persamaan deferensial.
Integral fungsi hiperbolik hasilnya hampir mirip dengan integral
fungsi trigonometri.
Rumus-rumus integral fungsi hiperbolik :

1.  sinh x dx  cosh x  c

2.  cosh x dx  sinh x  c

3.  tgh x dx  ln cosh x  c

4 .  ctghx dx  ln sinhx  c

 sech x dx  2 arc tg ex  c
x
5.
6.  cosechx dx  ln tgh 2  c
sinh 2 x x
 sinh x dx   c
2
7.
4 2
sinh 2 x x
8.  cosh2 x dx   c
4 2
9.  tgh x dx  x - tghx  c
2

10. ctgh 2 x dx  x  ctghx  c

11.  sech2 xdx  tgh x  c

12.  cosech2 xdx  -ctghx  c

13. sech x tghx dx   sechx  c

14. cosechx ctghx dx  cosechx  c

74
Contoh :
1 1
1.  cosech 2x cthg 2x dx    d (cosech 2x)   cosech 2x  c
2 2
2.  tgh 2x dx   (1  sech 2x )dx
2 2

1
  dx   sech 2 2x dx  x  tgh 2x  c
2
1 1
3.  sinh x dx  2 cosh x  c
2 2
1
4. x cosh x 2 dx  sinh x 2  c
2
1
5. cosh 5 x dx  sinh 5 x  c
5

Rumus integral yang lainnya :


dU 1 U
1.  2  arc tg c
a U 2
a a
dU U
2.   arc sin  c
a U
2 2 a
dU 1 U
3.   arc sec  c
U U a
2 2 a a
dU 1 Ua
4. 2 2  ln c
U a 2a Ua
dU
5.   ln U  U 2  a 2
U a
2 2

dU
6.   ln U  U 2  a 2
U a
2 2

U
7.  a 2  U 2 dU  1 2 U a 2  U 2  1
2 a 2 arc sin c
a
8. U 2  a 2 dU  1 2 U U 2  a 2  1
2 a 2 ln(U  U 2  a 2  c

9. U 2  a 2 dU  1 2 U U 2  a 2  1
2 a 2 ln(U  U 2  a 2  c

75
Contoh :
dx
1.  ............
1  9x 2
1
Penyelesai an : misal u  3x, du  3dx  dx  du
3
dx 1 du 1 1 1 u
sehingga 
1  9x 2 3  12  u 2 3 2 1  u
  . ln c

1 1  3x
 ln c
6 1  3x
dx
2.  ............
9  x2
dx dx 1 x
Penyelesai an :   2  arc tg
9x 2
3 x 2
3 3
dx
3.  ..........
2x 4x 2  9
1
Penyelesai an : misal u  2x, du  2dx  dx  du
2
dx 1 du 1 1 u
sehingga     . arc sec
2x 4x 2  9 2 u u 2  3 2 2 3 3
1 2x
 arc sec
6 3
dx
4.  ............
x  4 x  13
2

Penyelesai an : misal u  x - 2, du  dx
dx dx du
sehingga  2   2
x  4x  13 (x  2)  3
2 2
u  32
1 u 1 x2
 arc tg  c  arc tg c
3 3 3 3
dx
5. 2  ..............
x  2x  5
Penyelesai an : misal u  x  1, du  dx
dx dx du 1 u
sehingga  2   2  arc tg  c
x  2x  5 ( x  1)  2
2 2
u 2 2
2 2
1 x 1
 arc tg c
2 2

76
Hitung integral dibawah ini :

dx dx
1. 6.
16  x 2 16  81x 2
dx
2. 2 7. 4  x 2 dx
4 x  12 x  13
dx
3. 8. 2 x 2  5 dx
x x2  9
dx
4. x 2  6 dx 9.
x 49 x 2  35
dx dx
5. 10.
x 2  7 x  15 x2  9

5.4.Integral parsial
Jika U dan V masing-masing fungsi dari variabel x,
maka d(uv) = udv+vdu . Jika kedua ruas diintegralkan,
didapat :

 d(uv)   udv   vdu


uv   u dv   vdu

 udv  uv   vdu
Rumus terakhir inilah yang dinamakan integral parsial yaitu
suatu integral yang penyelesaiannya masih memuat lagi integral.
Atau hasilnya baru sebagian saja sedangkan lainnya masih
memuat integral . Jika  f ( x )dx diselesaikan dengan
integral parsial maka f(x) dx harus diubah menjadi bentuk udv
sedemikian sehingga

udvmudah diselesaikan.

77
Contoh :

1. x e x dx  ...........
Penyelesaian : misal u  x  du  dx
dv  e x dx  v  e x

 x e dx   udv  uv   vdu
x
sehingga
 x e   e dx
x x

 x ex  ex  c
2. ln x dx  ............
1
Penyelesaian : misal u  ln x  du  dx
x
dv  dx  v  x

 lnx dx   udv  uv   vdu  xlnx   dx  xlnx  x  c


3.  xlnx dx  ............
1
Penyelesaian : misal u  lnx  du  dx
x
1
dv  xdx  v  x 2
2
 xlnx dx   udv  uv   vdu
1 2 1
 x lnx   xdx
2 2
1 1
 x 2lnx - x 2  c
2 4
4. x e dx  ...........
2x

Penyelesaian : misal u  x  du  dx
1
dv  e 2xdx  v  e 2x
2
sehingga  x e dx   udv  uv   vdu
2x

1 2x
 x e2 x   e dx
2
1 2x
 x e2 x  e c 78
4
ln 2 x dx
5.   ............
x
2lnx
Penyelesai an : misal u  ln 2 x  du  dx
x
1
dv  dx  v  lnx
x
ln 2 x dx 2ln 2 x
sehingga    udv  uv   vdu  ln 3 x   dx
x x
ln 2 x dx 2ln 2 x
 x    x dx
3
ln x

ln 2 x dx ln 2 x dx 1 3
3  ln 3 x    ln x  c
x x 3
6.  x sec 2 x dx  .........
Penyelesai an : misal u  x  du  dx
dv  sec 2 x dx  v  tgx
sehingga  x sec 2 x dx   udv  uv   vdu  x tg x   tg x dx
 x tg x  ln cosx  c
Selesaikan integral parsial berikut ini :

 x sin x dx  e sin x dx
3x
1. 11.
2.  x lnx dx2
12.  x 5 dx
x

ln x
 x
3
3. dx 13. e x dx
x2
4.  x arc tg x dx 14 .  sin (ln x) dx
x
5.  arc tg x dx 15.  sin 2
x
dx

arc tg x
6.  x3
dx 16.  arc ctg x dx

7.  arc sec x dx 17.  arc sin x dx


1
8.  arc ctg 2 x dx 18.  arc 2
x dxtg

9. cos (ln x) dx 19.  x cos 2x dx


10. x sinx dx2
20. x
2
e x dx
79
5.5.Integral dengan rumus reduksi
Integral fungsi trigonometri pangkat n, misalnya sin nx, cos n x bisa
diselesaikan dengan rumus reduksi. Kita ingat bahwa :

sin n x = sin n-1 x sin x, cos n x = cos n-1 x cos x dsb

 sin
n
Sehingga untuk mendapatkan rumus reduksi dari xdx
kita jabarkan dengan menggunakan rumusan integral parsial
sebagai berikut :

 sin x dx   sin n -1 x sin x dx


n

Misal u  sin n 1 x  du  (n  1) sin n  2 x cos x dx


dv  sin x dx  v  - cos x
sehingga :

 sin x dx   sin x sin x dx   udv  uv   vdu


n n -1

 sin x dx  sin x. - cos x -  - cos x.(n  1) sin x cos x dx


n n 1 n 2

 sin x dx  sin x cos x  (n - 1)  cos x sin x dx


n n 1 2 n 2

 sin x dx  sin x cos x  (n - 1)  (1 - sin x) sin x dx


n n 1 2 n 2

 sin x dx  sin x cos x  (n - 1)  ( sin x - sin x) dx


n n 1 n 2 n

 sin x dx  sin x cos x  (n - 1)  ( sin x dx - (n - 1)  sin


n n 1 n 2 n
x dx

n  sin x dx  sin x cos x  (n - 1)  ( sin x dx


n n 1 n 2

sin n 1 x cos x n  1
 sin x dx     ( sin n  2 x dx
n

n n

Dengan cara yang sama bisa diperoleh rumus reduksi untuk


menyelesaikan integral fungsi trigonometri pangkat n yang lainnya

80
Rumus-rumus reduksi :

sin n1x cos x n  1


1. sin x dx  
n
  sin n2 x dx ; n bulat positif
n n
sin x cos x n  1
n-1
2.  cosn x dx 
n 
 cosn2 x dx ; n bulat positif
n
tg n-1 x
3.  tg x dx 
n
  tg n2 x dx ; n bulat positif  2
n 1
ctgn-1 x
4.  ctgn x dx  
n 1 
 ctg n2 x dx ; n bulat positif  2

sin x secn-1 x n  2
5. sec x dx 
n
  secn2 x dx ; n bulat positif  2
n 1 n -1
cos x cosec n-1 x n  2
6. cosecn x dx  
n -1 
 cosec n2 x dx ; n bulat positif  2
n 1

Contoh :
sin 3x cos x 3
1. sin 4 x dx     sin 2 x dx
4 4
3
sin x cos x 3 sin x cos x
  (   sin 0 x dx)
4 4 2
sin 3x cos x 3 sin x cos x
  (   dx)
4 4 2
sin 3x cos x 3sin x cos x 3
   xc
4 8 4
2. cos3 2x dx  ..........
1
Misal u  2x  du  2dx atau dx  du
2
1
 cos 2x dx  2  cos u du
3 3
sehingga

1  sin u cos2 u 2 
    cos u du 
2 3 3 
1  sin u cos2 u 2 
   sin u   c
2  3 3 
1  sin 2 x cos2 2x 2 
   sin 2 x   c
2 3 3  81
Selesaikan integral berikut ini :

x
1.  sin 5 dx 6.  tg
4
xdx
5
2.  sec3xdx 7.  sin 2 xcos3xdx

3.  cos3 3xdx 8.  tg
3
5xdx
cos2 x
4.  dx 9.  sec
7
7xdx
sin 3x
dx
5.  cosec5 5xdx 10.
tg xcos6 x
2

5.6. Integral hasil kali fungsi sinus dan cosinus


Untuk menyelesaikan integral hasil kali fungsi sinus dan
cosinus,maka bentuk perkalian tersebut harus diubah terlebih
dahulu menjadi bentuk penjumlahan atau pengurangan sebagai
berikut :
sin mx cos nx = ½ ( sin (m+n)x + sin (m-n)x)
sin mx sin nx = -½ ( cos (m+n)x - cos (m-n)x)
cos mx cos nx = ½ ( cos (m+n)x + cos (m-n)x)
Contoh :

1
1. sin 9 x cos xdx   2 (sin 10 x  sin 8 x )dx
1 1 1
(  cos10 x  cos8 x )  c
2 10 8
1 1
 cos10 x  cos8 x  c
20 16
1
2. sin 5x sin 2x dx    (cos 7x  cos 3x )dx
2
1 1
 sin 7x  sin 3x  c
14 6
1
3.  cos 6x cos2x dx   (cos8 x  cos 4 x )dx
2
1 1
 sin 8 x  sin 4 x  c
16 8

82
Selesaikan integral berikut ini

1. sin 10x sin 5x dx 6. sin mx sin nx dx


2. sin 3x cos5x dx 7.  cos 7x cos 2x dx
x x
3. cos cos dx 8.  sin x sin 2x sin 3x dx
2 3
x 2x
4. sin sin dx 9.  sin x sin 2x cos3x dx
3 x
5. cos(x  b) cos(x  b) dx 10. cos x cos 2x cos3x dx

5.7.Integral dengan substitusi

Jika integral tak tentu f(x)dx tidak dapat langsung diselesaikan


dengan rumus-rumus yang telah dibicarakan sebelumnya, maka
masih mungkin diselesaikan dengan merubah / mensubstitusi
variabel x dengan variabel t yang sesuai , misal x=q(t) sehingga
dx=q’(t) Sehingga  f(x)dx  q(t)q' (t)dt   F(t)dt mudah
diselesaikan .
Kemudian hasil akhir dikembalikan lagi ke variabel mula-mula,
yaitu variabel x
Beberapa macam substitusi :
I. Substitusi trigonometri
Jika integrannya memuat :
a. (a2 - u2) ,substitusi: u = a sin t sehingga du = a cos t dt
atau u = a cos t, du =- a sin t dt
2 2
b. ( a + u ) , substitusi: u = a tg t , du = a sec 2t dt
c. ( u2 - a2 ) , substitusi: u = a sect , du = a set t tg t dt

Dimana :
 a adalah suatu konstanta
 u adalah suatu fungsi

83
Contoh :

1.  4  x 2 dx   2 2  x 2 dx
Substitusi: x  2sint  dx  2cos t dt

 4  x 2 dx   2 2  x 2 dx   2 2  4sin 2 t 2cos t dt

  2 2 cos2 t 2cos t dt   4cos2 t dt


1
 4  (1  cos2t) dt  2  dt  2  cos2t dt
2
 2 t  sin 2t  c  2 t  2 cos t sint  c

Cara mengembalikan ke variabel mula-mula (x) :

Substitusi : x x
x  2sin t  sin t   t  arc sin
2 2

22 - x 2
2 cos t 
2
x
t

22  x 2

 4  x 2 dx  2 t  2 cos tsin t  c

x 22  x 2 x
 2 arc sin  2. c
2 2 2
x x 22  x 2
 2 arc sin  c
2 2

84
2. x 2 9  x 2 dx  .....................
substitusi: x  3sint  dx  3cos t dt

x 9  x 2 dx   x 2 32  x 2 dx   9sin 2 t 32  9sin 2 t 3cos t dt


2

  9 sin 2 t 32 cos2 t 3cos t dt

  81 sin 2 t cos2 t dt

 81  (1  cos t) cos t dt
2 2

 81  cos t  cos t dt
2 4

Kemudian diselesaik an dengan rumus reduksi


dan didapat :
81 81 81
     tc
2 2 3
x 9 x dx cos t sin t cos t sin t
8 4 8

Cara mengembalikan ke variabel mula-mula (x) :


Substitusi : x x
x  3sin t  sin t   t  arc sin
3 3

3
32 - x 2
x cos t 
t 3

32  x 2
81 81 81
x 9  x 2 dx  cos t sin t  cos 3 t sin t  tc
2

8 4 8
81 32 - x 2 x 81 32 - x 2 3 x 81 x
  ( )  arc sin  c
8 3 3 4 3 3 8 3
9 1 81 x
 x 9  x2  x 9  x2  arc sin  c
8 4 8 3
85
Selesaikan integral berikut ini :

x2 arc sin x
1.  2x  x 2
dx 6. 
(1  x 2 ) 3 2
dx

dx
2.  7.  x 2 - a 2 dx
x 2
25x 2
 16
2
x
3.  dx 8.  x 2  a 2 dx
x 42

arc tg x dx
4.  dx 9. 
(x 2
 1) 5
x2  a2
dx dx
5.  10. 
(1  x 2 ) 3 x2 4  x2

II. Substitusi fungsi Invers tangen


1. Jika integral suatu fungsi rasional dalam sin x dan cos x yaitu
R(sinx;cos x) maka  R(sinx; cosx)dx
diselesaikan dengan substitusi :tg x  t
2
Perubahan variabel :
x x
a. sin x  2sin cos
2 2
x x
2sin cos
 2 2
x x
sin 2  cos2
2 2
x x
2sin cos
2 2
2 x
cos
 2
2 x x
sin  cos2
2 2
x
cos2
2
x
2tg
2 2t
 
1  tg 2
x 1  t2
2 86
x x
cos x  cos2  sin 2
b. 2 2
2 x 2 x
cos  sin
 2 2
2 x 2 x
sin  cos
2 2
x x
cos2  sin 2
2 2
2 x
cos
 2
2 x x
sin  cos2
2 2
2 x
cos
2
x
1 - tg 2 2
 2  1- t
1  tg 2
x 1 t2
2

c. x x
tg t   arc tg t  x  2 arc tg t
2 2
2dt
sehingga dx 
1 t2

Contoh :

dx
 1  sin x  cosx  .............
x 2dt
Penyelesai an : substitusi : tg  t  dx 
2 1 t2
2t 1 t2
sin x  dan cosx 
1 t2 1 t2
2dt
dx 1 t2 2 dt
 1  sin x  cosx  2t 1  t  2  2t
 2

1 
1 t2 1 t2
dt x
  ln (1  t)  c  ln ( tg  1)  c
1 t 2
87
2. Jika integran suatu fungsi rasional R dalam sin x dan cos x
dimana
R(- sin x; - cos x) = R (sin x; cos x) maka substitusi yang
dipakai : tg x = t
Perubahan variabel :
1
a. sec2 x  tg 2 x  1  2
 tg 2 x  1
cos x
1
2
 t2  1
cos x
1
cos x 
t 1
2

1 1 1
b. cosec2 x  ctg2 x  1  2
 2 1  2 1
sin x tg x t
t
sin x 
t 1
2

dt
c.tg x  t  x  arc tg t  dx 
1  t2
Contoh :

dx
 1  sin 2
x
 ........

1
Penyelesai an : R(sin x; cos x)  ;
1  sin 2 x
1 1
R(-sin x; - cos x)  
1  ( sin x) 2
1  sin 2 x
R(sin x; cos x)  R(-sin x; - cos x)  substitusi : tg x  t
dt
dx 1 t2  dt 1 dt 1
 1  sin 2 x 

t 2   
2t  1 2 2 1 2
2
 . 2 arc tg 2 t  c
1 2 t 
t 1 2
dx 2
 1  sin 2 x  2 arc tg 2 (tg x)  c

88
Selesaikan soal berikut ini :

dx dx
1.  3  5 cos x 6. 
1  3 cos2 x
dx dx
2.  7. 
2 sin x  cos x 3 sin x  5 cos2 x
2

cos x dx dx
3.  8. 
1  cos x sin x  5 sin x cos x
2

dx sin x dx
4.  9. 
8  4 sin x  7 cos x (1  cos x) 2
dx sin 2x dx
5.  10. 
cos x  2 sin x  3 1  sin 2 x

III. Substitusi aljabar


 p1 p2

  ax  b  q1  ax  b  q2 
Jika integral berbentuk :  R x,  cx  d  ,  cx  d  ,... dx

 

Dimana R adalah fungsi rasional dan p1,p2,...; q1,q2,... adalah


bilangan bulat , maka integral tersebut diselesaikan dengan
substitusi :
ax  b
 tn
cx  d
Dimana n adalah kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut
:q1,q2,...

Contoh :
dx
Hitung  2x  1  4 2x  1
dx dx
Penyelesai an :  
2x  1  2x  1
1 1
(2 x  1) 2  (2 x  1) 4
4

1
Substitusi : 2x  1  t 4  x  (t 4  1)  dx  2 t 3dt
2

89
dx dx 2t 3dt 2t 2
 2x  1  4 2x  1  (2x  1) 2  (2x  1) 4  t  t  t  1
 1 1
 2  dt

1
 2 (t  1  )dt  t 2  2t  2 ln(t - 1)  c
t 1
1 1 1
 (2x  1) 2  2(2x  1) 4  2 ln ((2x  1) 4  1)  c
 2 x  1  2 4 2 x  1  2 ln ( 4 2 x  1  1 )  c

Selesaikan integral berikut ini :

x2 x 1
1.  x 1
dx 7.  x 1
dx

x dx x
2.  3
ax  b
8.  x  2 dx
dx dx
3.  x 1  (x  1) 3
9.  (2  x) 1 x
dx x 1  2
4.  x 3 x
10.  (x  1) 2
 x 1
dx

x 1 (x  3)
5.  3
x 1
dx 11. x 2
2x  3
dx

x 1 1 x
6. x x 1
dx 12.  1 3 x
dx

5.8.Integral Fungsi Pecah rasional


P(x)
Jika y suatu fungsi pecah rasional dimana derajat
Q(x)
polinomial P(x) lebih besar atau sama dengan derajat polinomoal
Q(x) maka pecahan tersebut harus disederhanakan , menjadi :

P(x) R(x)
 f(x) 
Q(x) Q(x) 90
Dimana : f(x) adalah hasil bagi
R(x)
adalah fungsi sisa, dimana derajat polinomial R(x)  Q(x)
Q(x)
Sehingga P( x ) R( x )
 Q( x) dx   ( f ( x)  Q( x) ) dx
Contoh :
R(x) R(x)
 Q(x) dx Diselesaikan dengan memecah Q(x)
menjadi pecahan-pecahan yang lebih sederhana ( pecahan rasional )
dan pemecahannya tergantung dari Q(x) . Penyebut Q(x) dipecah
atas faktor-faktornya.

1. Jika Q(x) = (x - x1)(x - x2)(x -x3).....(x-xn) ,


dimana x1  x 2  x 3 ....  x n dan merupakan bilangan riil ,
sehingga :
R(x) A1 A2 A3 An
    ...
Q(x) x  x1 x  x2 x  x3 x  xn
dimana A1,A2,A3,...An adalah koefisien tak tentu yang dapat dicari.

2. Jika Q(x) = (x - x1)2(x - x2)3 .... dimana x1  x 2

maka :
R(x) A1 A2 A3 A4 A5
    
Q(x) (x  x1 ) (x  x1 ) 2
(x  x 2 ) (x  x 2 ) 2
(x  x 2 )3
3. JikaQ(x) dipecah atas faktor-faktor kuadrat sejati :
Q(x)=(ax2+bx+c)(a1x2+b1x+c1)

Maka R(x) A1 x  A2 A 3 x  A4
 
Q(x) (ax  bx  c) (a1x 2  b1x  c1 )
2

4. Jika Q(x) dipecah atas faktor-faktor kuadrat sejati berulang


, Q(x)=(ax2+bx+c)2(a1x2+b1x+c1)2

Maka :

91
R(x) A1 x  A2 A 3 x  A4
  
Q(x) (ax  bx  c) (ax 2  bx  c) 2
2

A 5 x  A6 A 7 x  A8

(a 1x  b1x  c1 ) (a 1x 2  b1x  c1 ) 2
2

Contoh :
2x  1
1. Hitung x 3
 7x  6
dx

Penyelesai an :
Penyebut : x 3 - 7x  6  (x - 1) (x - 2) (x  3)
2x  1 2x  1 A A A
Sehingga   1  2  3
x  7x  6
3
(x  1)(x  2)(x  3) x  1 x  2 x  3
A (x  2)(x  3)  A 2 (x  1)(x  3)  A 3 (x  1)(x  2)
 1
(x  1)(x  2)(x  3)
Maka dipenuhi bentuk :
2x  1  A1 (x - 2) (x  3)  A 2 (x - 1) (x  3)  A 3 (x - 1)(x - 2)
Untuk mencari A1 , A 2 dan A 3 diambil dua metode :

Metode 1 :
Bagian kiri identik dengan bagian kanan, berarti koefisien-
koefisien dari x yang berpangkat sama dari kedua bagian tersebut
harus sama
Jadi : Koefisien x2 : 0 = A1 +A2 +A3
Koefisien x : 2 = A1 +2A2 -3 A3
0
Koefisien x : 1 = -6A1 -3A2 +2A3
Dari ketiga persamaan diatas dengan substitusi atau eliminasi ,
dapat dihitung nilai A1,A2 dan A3, dan didapatkan nilai A1=-3/4 ,
A2= 1 dan A3= -1/4
Metode 2 :
2x+1= A1 (x-2) (x+3) + A2 (x-1) (x+3) + A3 (x-1)(x-2)
Diambil harga x yang tertentu :
 Untuk x = 1 , 3 = - 4A1, mk A1 = - ¾
 Untuk x = 2 , 5 = 5 A2 , mk A2 = 1

92
 Untuk x = -3 , -5 = 20 A3 , mk A3 = -1/4

Ternyata hasilnya sama dengan metode identitas (meode 1 ),


sehingga

2x  1 A1 A2 A3 - 3/4 1 - 1/4
x 3
 7x  6
dx   x  1  x  2  x  3 dx   ( x  1  x  2  x  3 ) dx

3 1
 ln ( x  1)  ln ( x  2)  ln ( x  3)  c
4 4

x2 x2
2.  2 dx   (1  2 ) dx
x x2 x  x2

x2 x2 A A A ( x  2)  A2 ( x  2)
  1  2  1
x  x  2 ( x  2)( x  1) x  2 x  1
2
( x  2)( x  1)

Dengan cara seperti no 1 didapat nilai A1= 4/3 ; A2=-1/3

Sehingga

x2 x2
 x 2  x  2 dx   (1  x 2  x  2 ) dx

4/3 1/3 4 1
  (1   ) dx  x  ln (x  2)  ln (x  1)  c
x  2 x 1 3 3

x2  2
3. Hitung  x 3 ( x  2) 2 dx

93
Penyelesai an :
(x 2  2) A B C D E
  2 3 
x (x  2)
3 2
x x x x  2 (x  2) 2
Ax 2 (X  2) 2  Bx(X  2) 2  C(X  2) 2  Dx 3 (X  2)  Ex 3

x 3 (x  2) 2
x 2  2  Ax 2 (X  2) 2  Bx(X  2) 2  C(X  2) 2  Dx 3 (X  2)  Ex 3
Untuk x  0  2  4C dan C   1 2
x   2  2  8E dan E   1 4
Harga  harga ini dimasukkan , kemudian :
x 2  2  1 2 (x  2) 2  1 4 x 3  Ax 2 (x  2) 2  Bx(x  2) 2  Dx 3 (x  2)
1
4 
x (x  2)(x  4)  x(x  2) Ax(x  2)  B(x  2)  Dx 2 
1
4 
(x  4)  Ax(x  2)  B(x  2)  Dx 2

Utk x  0  1  2B dan B  1 2
x   2  1 2  4D dan D  18

Sedang dng metode 1 , didapat bahwa A + D = 0, maka A = - 1/8


(x 2  2)dx 1 dx 1 dx 1 dx 1 dx 1 dx
Jadi :  3     2   3   
x (x  2) 2
8 x 2 x 2 x 8 x  2 4 (x  2) 2
1 1 1 1 1
  ln x   2  ln(x  2)  c
8 2x 4x 8 4(x  2)

Selesaikan integral berikut ini :


2 5dx
1.  dx 4. 
(x  1)(x  1) (x  1)(x  2)
3x  4 4x  2
2.  2 dx 5.  dx
x  5x  6 x(x 2  x  2)
x 4  3x 2x 2  4
3.  x 2  x  2 dx 6.  x 4 - 3x 3  2x 2 dx

94
dx dx
7.  (x  a)(x  b) 12. x 4
1
x 2  5x  9 dx
8.  x 2  5x  6 dx 13.  (1  x
) 2 2

dx 2x  3
9.  14.  2 dx
(x  1)(x  2)(x  3) (x  3x  2) 2
5x 2  2 x 3  x 1
10.  x 3  5x 2  4x dx 15.  x(x 2  1) dx
dx dx
11.  16. 
x(x  1) 2 (x  1)(x 2  x  1)

95
DAFTAR PUSTAKA

Ayres F., ., “ Differensial & Integral”, 2 ed

Hasyim, B. ,2005, Kalkulus, 2005

Larry J. G., David C.L., 2001 , “Calculus and Applications”


Prentice Hall International Inc.,

Prayudi, 2006, “ Kalkulus Fungsi Satu Variabel “ , Graha Ilmu,


Yogyakarta

Putranti, S.R.D., 1999, “Integral”, 1, PT Rineka Cipta, jakarta

Ross,L.F., Mauririce,D.W.,and Frank,R.G., 2001, “Thomas’


Calculus “, 10 ed, Addison – Wesley Publishing Company ,New
York.

Richard , E.W., 2001, “ Introduction to Differential Equation and


Dynamiccal Systems “, International edition, Mc .Graw Hill

Terry H.,W., Harry,L.N., 1992, Intermediate Algebra with


Applications “,3 ed, Wm.C., Brown Publishers

96

Anda mungkin juga menyukai