Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem bilangan yang sudah dikenal sebelumnya yaitu sistem bilangan real,
tetapi sistem bilangan real ternyata masih belum cukup untuk menyelesaikan
semua bentuk persamaan. Oleh karena itu, perlu suatu jenis bilangan baru yang
disebut bilangan kompleks.
Perhatikan persamaan kuadrat berikut:
X2 + 1 = 0
Solusi dari persamaan diatas adalah X = √−1 , jelas bahwa X = √−1
bukanlah bilangan real, karena tidak ada bilangan real yang kuadratnya sama
dengan -1. Secara umum untk persamaan kuadrat berbentk ax2 + bx + c = 0
dengan a  0 tidak akan memiliki solusi ketika nilai dari D = b2 – 4ac < 0.
Agar setiap persamaan kuadrat memiliki solusi, maka sistem bilangan yang
digunakan harus diperluas. Solusi-solusi tersebut mengandung akar bilangan
negatif, jelas akar dari suatu bilangan negatif bukanlah bilangan real. Setiap
bilangan yang bukan bilangan real berarti termasuk dalam komplemen bilangan
real. Untuk mempermudah penulisan, matematikawan abad 18 G.>W. Leibniz
2
memperkenalkan bilangan i = √−1 . Bilangan seperti ini disebut bilangan
imajiner. Jadi bilangan imajiner ialah bilangan yang dapat ditulis sebagai bi
dengan b  0 dan b  .
Selain bilangan real, ternyata ada jenis bilangan lain yaitu bilangan imajiner.
Gabungan dari bilangan real dan bilangan imajiner membentuk satu bilangan baru
yang disebut bilangan kompleks yang dinotasikan dengan z.
1.2 Latar Belakang
1. Apa definisi bilangan kompleks?
2. Apa definisi geometri bilangan kompleks?
3. Apa definisi akar bilangan kompleks?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi bilangan kompleks
2. Untuk mengetahui definisi geometri bilangan kompleks
3. Untuk mengetahui definisi akar bilangan kompleks
BAB II
ISI
2.1 Sistem bilangan Kompleks
Bilangan kompleks dapat didefinisikan sebagai pasanga berurutan (x,y) dari
bilangan real yang dinterpretasikan sebagai titik dalam bidang kompleks dengan
koordinat persegi panjang x dan y. Bilangan real x dianggap sebagai titik pada
garis real. Dimana bilangan real x dinyatakan sebagai titik (x,0) yang kemudian
disebut sebagai sumbu real, dapat kita tulis x = (x,0). Himpunan bilangan
kompleks mencakup bilangan real sebagai himpunan bagian, bilangan kompleks
dalam bentuk (0,y) sesuai dengan titik pada sumbu y dan disebut bilangan
imajiner murni dimana y  0, Sumbu Y ini kemudian disebut sebagai sumbu
imajiner. Berdasarkan hal tersebut bilangan kompleks dapat dinotasikan dengan:
z = (x,y)
Perhatikan gambar berikut!

Bilangan real x dan y dapat juga dinyatakan sebagai berikut:


x = Re z dan y = Im z
Dua bilangan kompleks z1 dan z2 akan sama jika dan hanya jika kedua bilangan
kompleks tetsebut memiliki bilangan real yang sama dan bilangan imajiner yang
sama. Atau dapat ditulis:
z1 = z2 apabila x1 = x2 dan y1 = y2
Semua bilangan kompleks z = (x,y) dapat ditulis z = (x,0) + (0,y) dan diketahui
(0,1)(y,0) = (0,y) oleh karena itu;
z = x,0) + (0,1)(0,y)
dan jika kita menganggap x atau (x,0) sebagai blangan real dan i sebagai lambang
bilangan imajiner murni dari (0,1), maka diperoleh:
z = x + iy, i = -1
Definisi: jika diketahui bilangan kompleks z1 = x1,y1 dan z2 = x2,y2, maka:
1. (x1,y1) + (x2,y2) = (x1 + x2) + i(y1 + y2)
2. (x1,y1) - (x2,y2) = (x1,y1) + (-x2,-y2) = (x1 - x2) + i(y1 - y2)
3. (x1,y1)(x2,y2) = (x1x2 - y1y2) + i(y1 x2 + x1 y2)
4. k(x1,y1) = (kx1,ky1), k konstanta real
Seperti yang berlaku pada himpunan real, operasi penjumlahan dan
perkalianpun membentuk field dengan aksioma-aksioma berikut.
1. Z1 + Z2 = Z2 + Z1 dan Z1Z2 = Z2Z1 (Sifat Komutatif)
Bukti:
 Z1 + Z2 = Z2 + Z1
Z1 + Z2 = (x2,y2) + (x1,y1)
Z1 + Z2 = (x2 + x1) + i(y2 + y1)
Z1 + Z2 = (x1 + x2) + i(y1 + y2)
Z1 + Z2 = Z2 + Z1 (TERBUKTI)
 Z1Z2 = Z2Z1
Z1Z2 = (x2,y2)(x1,y1)
Z1Z2 = (x2x1 – y2y1) + i(y2 x1 – x2 y1)
Z1Z2 = (x1x2 - y1y2) + i(y1 x2 - x1 y2)
Z1Z2 = Z2Z1 (TERBUKTI)
2. (Z1 + Z2) + Z3 = Z1 + (Z2 + Z3) dan (Z1 Z2)Z3 = Z1(Z2Z3)
Bukti:
 (Z1 + Z2) + Z3 = Z1 + (Z2 + Z3)
(Z1 + Z2) + Z3 = (x1,y1) + [(x2,y2) + (x3,y3)]
(Z1 + Z2) + Z3 = (x1,y1) + (x2 + x3, y2 + y3)
(Z1 + Z2) + Z3 = (x1+ x2 + x3, y1 + y2 + y3)
(Z1 + Z2) + Z3 = (x1+ x2, y1 + y2) + (x3 + y3)
(Z1 + Z2) + Z3 = Z1 + (Z2 + Z3) (TERBUKTI)
3. Terdapat bilangan kompleks 0 = 0 + 0i dan 1 = 1 + 0i yang
memenuhi z + 0 = 0 + z = z dan z(1 + 0i) = (1 + 0i)z = z (eksistensi
elemen identitas penjumlahan dan perkalian)
1 𝑥 𝑦
4. terdapat bilangan kompleks −z = −x − yi dan z−1 = 𝑧 = 𝑥 2 +𝑦 2 − 𝑥 2 +𝑦 2 𝑖

sedemikian sehingga z + (-z) = (-z) + z = 0 dan zz- = z-z = 1


diperoleh;
𝑧1 𝑥1 𝑥2 + 𝑦1 𝑦2 𝑦1 𝑥2 − 𝑥1 𝑦2
= − 𝑖
𝑧2 𝑥22 + 𝑦22 𝑥22 + 𝑦22
𝑧1 (𝑥1 + 𝑖𝑦1 )(𝑥2 − 𝑖𝑦2 )
=
𝑧2 (𝑥2 + 𝑖𝑦2 )(𝑥2 − 𝑖𝑦2 )
(eksistensi elemen invers penjumlahan dan invers perkalian)
5. z(z1 + z2) = zz1 + zz2 (sifat distributif)
Berbeda dari himpunan real, selain keempat operasi biner tersebut, pada
himpunan bilangan kompleks dapat pula didefinisikan suatu operasi uner, yaitu
operasi sekawan (conjugation), yang didefinisikan sebagai berikut. Jika z = x + yi
maka sekawan (conjugate) dari z, dinotasikan sebagai 𝑧̅, adalah 𝑧̅ = 𝑥 − 𝑦𝑖.
Operasi sekawan bersama operasi operasi biner penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian memiliki sifat-sifat berikut. Untuk setiap bilangan
kompleks z = x + iy; z1; dan z2 maka
1. 𝑧̅̅̅̅̅̅̅̅̅
1 + 𝑧2 = 𝑧̅1 + 𝑧̅2 𝑑𝑎𝑛 ̅̅̅̅̅̅
𝑧1 𝑧2 = ̅̅̅̅̅̅
𝑧1 𝑧2
̅̅̅
𝑧1 ̅̅̅
𝑧
2. 𝑧̅̅̅̅̅̅̅̅̅
1 − 𝑧2 = 𝑧̅1 − 𝑧̅2 𝑑𝑎𝑛 ̅̅̅
= ̅̅̅1
𝑧2 𝑧2

3. 𝑧̿ = 𝑧
4. 𝑧𝑧̅ = 𝑥 2 + 𝑦 2
Contoh soal:
1. Jika 𝑎 = 5 − 5𝑖 , 𝑏 = −3 + 4𝑖 dan 𝑐 = 1 + 4𝑖 dapatkan 𝑎 + 𝑏, 𝑎 − 𝑏, dan 𝑎 + 𝑏 + c
𝑎 + 𝑏 = (5 − 5𝑖) + (−3 + 4𝑖)
= (5 − 3) + (−5 + 4)𝑖
=2−𝑖
𝑎 − 𝑏 = (5 − 5𝑖) − (−3 + 4𝑖)
= (5 − (−3)) − (−5 − 4)𝑖
= 8 − 9𝑖
𝑎 + 𝑏 + c = (5 − 5𝑖) + (−3 + 4𝑖) + (1 + 4𝑖)
= (5 − 3 + 1) + (−5 + 4 + 4)𝑖
= 3 + 3𝑖
2. Jika a = 5 − 5𝑖 , b = −3 + 4𝑖 dapatkan a.b dan a/b
𝑎. 𝑏 = (5 − 5𝑖). (−3 + 4𝑖)
= 5. (−3) + 5.4𝑖𝑖 + (−5𝑖𝑖). (−3) + (−5𝑖𝑖). (4𝑖𝑖)
= −15 + 20𝑖𝑖 + 15𝑖𝑖 − 20(−1)
= (−15 − (−20)) + (20 + 15)𝑖𝑖
= 5 + 35𝑖𝑖
𝑎 5 − 5𝑖
=
𝑏 −3 + 4𝑖
5 − 5𝑖 −3 − 4𝑖
= 
−3 + 4𝑖 −3 − 4𝑖
(5(−3) + (−5). 4) − (5.4 − (−3). (−5))i
=
(−3)2 + 42 )
−35 5
= + 𝑖
25 25
−7 1
= + 𝑖
5 5

3. Tunjukkan bahwa jika z=-1-i,maka z2+2z+2=0


Penyelesaian:
Diberikanz=-1-i,sehingga
z2+2z+2=(-1-i)2 +2.(-1-i)+2
= 1+2i-1-2-2i+2
= 0(terbukti)

2.2 Geometri Bilangan Kompleks


Vektor dapat menyatakan himpunan semua bilangan kompleks bukan nol
z = x + iy dengan segmen garis atau vektor yang diarahkan dari titik asal ke titik
(x,y) hal ini mewakili z dalam bidang kompleks. Biasanya kita sering menyebut
titik z atau vektor z. Atau dengan kata lain bilangan kompleks z = x + iy = (x,y)
juga dapat disajikan sebagai vektor dalam bidang kompleks dengan titik pangkal

pada titik asal dan ujung vektor merupakan titik (x, y) . Perhatikan diagram

Argand berikut!

Apabila suatu bilangan kompleks 𝑧 disajikan dalam diagram Argand,


bilangan kompleks tersebut dapat dipandang sebagai suatu vektor, maka panjang
vektor tersebut dinamakan modulus dari z dan dinotasikan dengan |𝑧| Jadi jika 𝑧 =
x + y𝑖.
|𝑧| = √𝑥 2 + 𝑦 2
Modulus dari bilangan real sama dengan nilai mutlak bilangan tersebut.
Sifat-sifat modulus adalah sebagai berikut:
Jika z,w  C, maka;
a. |𝑧| = |−𝑧| = |𝑧̅|
b. |𝑧 − 𝑤| = |𝑤 − 𝑧|
c. |𝑧|2 = |𝑧 2 | = 𝑧𝑧̅
d. |𝑧𝑤| = |𝑧||𝑤|
𝑧 |𝑧|
e. |𝑤| = |𝑤| , 𝑤 0

f. |𝑧 + 𝑤| ≤ |𝑧| + |𝑤|
g. ||𝑧| − |𝑤|| ≤ |𝑧 − 𝑤|
h. |𝑧| − |𝑤| ≤ |𝑧 + 𝑤|
Contoh Soal :
Diketahui
Selain modulus, diagram Argand juga memperlihatkan sebuah sudut yang
dibentuk oleh vektor 𝑧 dengan sumbu nyata positif. Sudut ini kemudian dikenal
dengan Argumen 𝑧 dan dinotasikan dengan arg 𝑧. Dengan kata lain, arg(x + y𝑖),
adalah suatu sudut 𝜃 sedemikian sehingga,
𝑥 𝑦
𝑐𝑜𝑠 = 𝑑𝑎𝑛 sin  =
|𝑧| |𝑧|
Argumen nol tidak dapat didefinisikan secara berarti. Secara aljabar, hal
ini jelas, karena diperoleh bentuk 0/0. Sedangkan secara geometris, vektor nol
yang menjadi padanan bilangan kompleks 𝑧 = 0, tidak mempunyai panjang,
sehingga tidak dapat membentuk suatu sudut dengan sumbu nyata positif.
Dari penjelasan diatas, jelas bahwa argumen bilangan kompleks bukanlah
suatu besaran tunggal. Kenyataanya, setiap 𝑧 ≠ 0 mempunyai tak hingga
banyaknya argumen yang khusus, yang berbeda satu dengan yang lain dengan
kelipatan 2𝜋 . Dalam suatu kasus kondisi seperti ini mungkin tidak
diharapakan, sehingga untuk mengatasi masalah ini diperkenalkan suatu konsep
yang disebut “argumen pokok” arg 𝑧𝑧. Untuk sebarang bilangan 𝑧 ≠ 0, argumen
pokok arg 𝑧 didefinisikan sebagai nilai tunggal arg 𝑧 yang memenuhi
π < arg 𝑧 ≤ 𝜋
Misalkan z = x + iy, r = |z|, dan θ = Arg(z) maka jelas bahwa x = r cos θ dan y = r
sin θ, sehingga z = x + iy dapat dinyatakan dalam bentuk kutub.

z  r cos  i r sin  rcos  i sin  r cis

dengan; r = modulus (nilai mutlak) 𝑧 = |𝑧| = √𝑥 2 + 𝑦 2


𝑦
 = argumen dari z = arg z= 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 𝑥 , 𝑥 ≠ 0

Contoh soal;
(1+𝑖)(1+𝑖√3
Diketahui 𝑧 = tentukan bentuk kutub dari z dan 𝑧̅!
−1+𝑖

Penyelesaian:
𝜋 𝜋
(√2 𝑐𝑖𝑠 4) (2 𝑐𝑖𝑠 3) 𝜋 𝜋 3𝜋 𝜋
𝑧= = 2 𝑐𝑖𝑠 + − = 2 𝑐𝑖𝑠 −
3𝜋 4 3 4 6
√2 𝑐𝑖𝑠 4
Operasi aljabar bentuk kutub bilangan kompleks:
a. Perkalian
𝑧1 𝑧2 = 𝑟1 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 (𝜃1 + 𝜃2 ) = |𝑧1 𝑧2 | 𝑐𝑖𝑠 (𝜃1 + 𝜃2 )
arg 𝑧1 𝑧2 = arg 𝑧1 + arg 𝑧2
b. Pembagian (𝑧2 ≠ 0
𝑧1 𝑟1 𝑧1
= 𝑐𝑖𝑠(𝜃1 + 𝜃2 ) = | | 𝑐𝑖𝑠(𝜃1 + 𝜃2 )
𝑧2 𝑟2 𝑧2
𝑧1
arg = arg 𝑧1 − arg 𝑧2
𝑧2
c. Invers sebarang bilangan kompleks 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 yaitu;
1 1
𝑧 −1 = = 𝑐𝑖𝑠(−𝜃)
𝑧 𝑟
1
arg = arg 𝑧
𝑧
Selain dalam bentuk umum z  x  iy dan bentuk kutub z  rcos i sin 

bilangan kompleks z juga dapat dinyatakan dalam bentuk eksponen.


𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 
Dengan 𝑒 𝑖𝜃 = cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃, misalkan 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖𝜃 maka menggunakan aturan
pangkat seperti pada bilangan riil diperoleh
𝑧 𝑛 = (𝑟𝑒 𝑖𝜃 )𝑛 = 𝑟 𝑛 𝑒 𝑖𝑛𝜃
Jika r  1 , maka bentuk pangkat di atas menjadi 𝑧 𝑛 = (𝑒 𝑖𝜃 )𝑛 = 𝑒 𝑖𝑛𝜃 , n=0, 1, 2, K.
Selanjutnya dapat ditulis dalam bentuk (cos 𝜃 + 𝑖𝑠𝑖𝑛 𝜃)𝑛 = cos 𝑛𝜃 + 𝑖𝑠𝑖𝑛 𝑛𝜃) yang
disebut rumus Moivre.
2.3 Akar Kompleks
1
Misalkan 𝑧 = 𝑟 𝑐𝑖𝑠 𝜃, akar pangkat n dari bilangan kompleks z ditulis 𝑧 𝑛
𝑛
atau √𝑧 Jika diberikan bilangan kompleks z0 dan n bilangan bulat positif, maka
1
diperoleh n buah akar untuk 𝑧 𝑛 yaitu
𝑛 𝜃 + 2𝑘𝜋 𝜃 + 2𝑘𝜋
𝑧𝑘 = √𝑟 [𝑐𝑜𝑠 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 ] , 𝑘 = 0,1,2, 𝐾, (𝑛 − 1)
𝑛 𝑛
Secara geometri, n buah akar tersebut merupakan titik-titik sudut segi n beraturan
𝑛
pada suatu lingkaran dengan pusat titik O dan jari-jari √𝑟
Contoh soal:
3
Tentukan semua akar dari √−8𝑖, kemudian gambarkan akar-akar tersebut dalam bidang
kompleks.
Penyelesaian:

7𝜋 7𝜋
𝑧2 = 2 [𝑐𝑜𝑠 + 𝑖 𝑠𝑖𝑛 ] = −√3 − 𝑖
6 6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Bilangan kompleks dapat didefinisikan sebagai pasanga berurutan (x,y)
dari bilangan real yang dinterpretasikan sebagai titik dalam bidang kompleks
dengan koordinat persegi panjang x dan y. Bilangan real x dianggap sebagai titik
pada garis real. Dimana bilangan real x dinyatakan sebagai titik (x,0) yang
kemudian disebut sebagai sumbu real, dapat kita tulis x = (x,0).
2. Geometri Bilangan Kompleks dapat didefinisikan sebagai sajian bilangan
kompleks yang memiliki sumbu (x,y) dan bilangan kompleks juga dapat disajikan
sebagai vektor dalam bidang kompleks dengan titik pangkal pada titik asal dan
ujung vektor merupakan titik (x, y).
3. Akar Bilangan Kompleks dapat didefinisikan sebagai akar –akar dari suatu
bilangan Kompleks
DAFTAR PUSTAKA

1. Lubab,Ahmad.Fungsi Kompleks.Surabaya: IAIN Sunan Ampel


2. Kusumawinahyu, Wuryansari Muharini.2014.Catatan Kuliah Fungsi
Kompleks.Malang:Universitas Brawijaya.
3. Sasane, Sara Maad dkk.2014. A Friendly Approcah to Complex Anaylis.
Singapura:World Scientific Publishing Co.Pte.Ltd
LATIHAN SOAL
A. Sistem Bilangan Kompleks
1. Selesaikan operasi yang diberikan
a. (3 + 4𝑖) + (3𝑖 − 2)
b. 3(−1 + 4𝑖) − 2(7 − 𝑖)
c. (3 + 2𝑖)(2 − 𝑖)
2. Tunjukkan bahwa bila 𝑧 = −1 − 𝑖 maka 𝑧 2 + 2𝑧 + 2 = 0
3. Buktikan bahwa ̅̅̅̅̅̅
𝑧1 𝑧2 = ̅𝑧̅1̅̅ 𝑧̅2
4. Tentukan bilangan riil x dan y sehingga 2𝑥 − 3𝑖𝑦 + 4𝑖𝑥 − 2𝑦 − 5 − 10𝑖 =
(𝑥 + 𝑦 + 2) − (𝑦 − 𝑥 + 3)
5. Buktikan bahwa untuk setiap z, berlaku
1 1
𝑅𝑒(𝑧) = (𝑧 + 𝑧̅) 𝑑𝑎𝑛 𝐼𝑚(𝑧) = (𝑧 − 𝑧̅)
2 2𝑖
B. Geometri Bilangan Kompleks
𝑧̅
1. Tentukan | |
𝑧
2. Hitunglah setiap bentuk berikut jika diketahui 𝑧1 = −1 − 𝑖 , 𝑧2 = −2 + 4𝑖
a. |2𝑧2 − 3𝑧1 |2
b. |𝑧1 𝑧̅2 + 𝑧2 𝑧̅1 |
3. Tentukan bentuk polar dari bilangan kompleks
a. 2 + 2√3𝑖
b. −5 + 5𝑖
Kemudian gambarkan grafiknya pada bidang kompleks.
4. Diketahui 𝑧1 = −1 + 𝑖 , 𝑧2 = √3 + 𝑖. Tentukan
a. 𝑚𝑜𝑑(𝑧1 𝑧2 ) 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑟𝑔(𝑧1 𝑧2 )
𝑧 𝑧
b. 𝑚𝑜𝑑 ( 1 ) 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑟𝑔( 1)
𝑧 2 𝑧 2

dan tulis masing masingnya dalam bentuk kutub.


5. Tuliskan dalam bentuk kutub setiap bilangan berikut
a. (−4𝑖)
b. −2 + 2𝑖
c. −27 − 3𝑖
C. Akar Bilangan Kompleks
1. Tentukan setiap akar yang diberikan berikut dan letaknya pada bidang
Kompleks.
1
a. (−1 + 𝑖)
3

1
b. (2√3 + 2𝑖) 2

2. Tentukan semua akar dari persamaan 𝑧 3 + 8 = 0.

Anda mungkin juga menyukai