Anda di halaman 1dari 22

Bab 1

Bilangan Kompleks

A. Kompetensi Dasar
Memahami bilangan kompleks, sifat-sifat dan operasinya, serta dapat menerapkannya untuk
menyelesaikan masalah baik dalam matematika maupun dalam ilmu lain.

B. Indikator Hasil Belajar

1. menyatakan bilangan kompleks dalam berbagai representasi;

2. mengidentifikasi bagian riil dan bagian imajiner dari suatu bilangan kompleks;

3. melakukan operasi aritmatika dengan bilangan kompleks;

4. menentukan bilangan kompleks sekawan;

5. menentukan modulus dan argumen dari suatu bilangan kompleks;

6. menghitung pangkat dan akar dari suatu bilangan kompleks;

7. menyelesaikan persamaan aljabar dengan variabel kompleks;

8. menentukan deskripsi geometri dari himpunan bilangan kompleks yang memenuhi per-
samaan tertentu;

9. mengidentifikasi himpunan bilangan kompleks berdasarkan topologinya.

C. Uraian Materi

1.1 Mengapa bilangan kompleks?


Untuk memahami mengapa bilangan kompleks diperlukan, kita tinjau kembali secara singkat
konstruksi beberapa bilangan yang digunakan dalam perhitungan.
Kita mulai dengan bilangan rasional. Bilangan ini dinyatakan dalam bentuk m/n, m,
n bilangan bulat dan n ̸= 0. Operasi aritmatika penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian untuk bilangan ini selalu dapat dilakukan dalam sejumlah berhingga langkah dan

1
Analisis Kompleks 2

hasilnya adalah bilangan rasional. Juga terdapat aturan-aturan sederhana yang menyangkut
urutan proses perhitungan, yakni sifat komutatif, asosiatif, dan distributif.
Untuk menyelesaikan persamaan berbentuk ax+b = 0, a ̸= 0, kiranya cukup jika kita hanya
menggunakan bilangan rasional. Akan tetapi, bila kita mencoba untuk menyelesaikan persamaan
kuadrat dengan himpunan semesta bilangan rasional, maka ternyata ada persamaan yang tidak
dapat diselesaikan. Untuk mengatasi persoalan ini, ditambahkanlah bilangan irasional ke dalam
himpunan bilangan rasional. Gabungan kedua himpunan ini menghasilkan himpunan bilangan
riil.
Sekarang pandang dua persamaan berikut: (i). x2 + x − 1 = 0 dan (ii). x2 + x + 1 = 0.
Dengan rumus kuadratik, persamaan pertama mempunyai akar-akar

−1 ± 5
x=
2
dan persamaan kedua mempunyai akar-akar

−1 ± −3
x= .
2
Dalam semesta bilangan riil, jelas bahwa persamaan kedua tidak mempunyai akar sebab
tidak ada bilangan riil yang kuadratnya negatif. Untuk mengatasi kendala ini, sistem bilangan

diperluas dengan memasukkan bilangan −1, yakni bilangan yang kuadratnya sama dengan
−1. Bilangan ini disimbulkan dengan i dan memenuhi sifat i2 = −1. Dengan diperkenalkannya
bilangan i ini, kita dapat menuliskan
√ √ √ √ √
−3 = (−1)(3) = −1 3 = i 3.

Jadi, akar-akar dari persamaan kedua adalah


√ √
−1 ± i 3 1 3
x= = ±i .
2 2 2
Dengan demikian, agar semua persamaan kuadrat mempunyai 2 akar, perlu diperkenalkan (baca
didefinisikan) bilangan kompleks.

1.2 Aljabar Bilangan Kompleks



Dalam bagian sebelumnya telah diperkenalkan bilangan i = −1 yang memenuhi sifat
i2 = −1. Bilangan i ini disebut satuan imajiner. Dengan sifat ini, kita sangat mudah menghitung
pangkat dari i. Misalnya

i3 = i2 i = (−1) i = i, i4 = (i2 )(i2 ) = (−1)(−1) = 1.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 3

Contoh 1.2.1. Hitung i27 dan i42 .

Berikut ini disampaikan definisi bilangan kompleks.

Definisi 1.2.1. Bilangan kompleks adalah bilangan dalam bentuk a + bi dengan a, b ∈ R. Dua
bilangan kompleks a + bi dan c + di dikatakan sama (a + bi = c + di) jika dan hanya jika a = c
dan b = d.

Bilangan kompleks sering dinotasikan dengan huruf z sehingga kita mempunyai z = a + bi.
Dalam bentuk z = a + bi, a disebut bagian riil dari z, ditulis Re (z) dan b disebut bagian
imajiner dari z, ditulis Im (z). Jika a = 0, maka bilangan kompleks itu disebut bilangan
imajiner murni. Jika b = 0, maka bilangan kompleks z = a + bi menjadi bilangan riil a.
Himpunan semua bilangan kompleks dinyatakan dengan huruf C. Perhatikan bahwa elemen-
elemen dari C tidak mempunyai sifat urutan; ini berarti bahwa tidak bermakna bila kita misalnya
membandingkan apakah 2 + 2i lebih dari atau kurang dari 3 + i.
Penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks dilakukan dengan menjumlahkan dan
mengurangkan bagian riil dan bagian imajiner. Jika z1 = a + bi dan z2 = c + di, maka operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks didefinisikan sebagai berikut

z1 + z2 = (a + c) + (b + d)i

z1 − z2 = (a − c) + (b − d)i

Misalnya

(6 + 5i) + (3 − 3i) = (6 + 3) + (5 + (−3))i = 9 + 3i

(6 + 5i) − (3 − 3i) = (6 − 3) + (5 − (−3))i = 3 + 8i

Perkalian dua bilangan kompleks dilakukan seperti mengalikan dua bentuk linier dengan
catatan setiap i2 digantikan oleh −1. Jika z1 = a + bi dan z2 = c + di, maka perkalian dua
bilangan kompleks didefinisikan sebagai

(a + bi)(c + di) = (ac) + (a)(di) + (bi)(c) + (bi)(di)

= ac + (ad)i + (bc)i + (bd)(i2 ) = (ac − bd) + (ad + bc)i.

Misalkan z1 = 6 + 2i dan z2 = 2 − 5i. Hasil kali kedua bilangan kompleks ini adalah

z1 z2 = (6 + 2i)(2 − 5i) = (6)(2) + (6)(−5i) + (2i)(2) + (2i)(−5i)

= 12 + (−30i) + (4i) + (−10i2 ) = 22 − 26i.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 4

Untuk pembagian bilangan kompleks, perlu diperkenalkan bilangan kompleks sekawan (com-
plex conjugate) yang didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 1.2.2. Bilangan kompleks sekawan dari bilangan z = a + bi, ditulis z̄, diberikan oleh
z̄ = a − bi.

Dari definisi ini jelas bahwa z = z̄ jika dan hanya jika z bilangan riil. Berikut ini didaftarkan
sifat-sifat bilangan kompleks sekawan.

1. z1 ± z2 = z1 ± z2 .
( )
2. zz12 = zz12 .
3. z̄¯ = z.

Dengan kompleks sekawan ini, pembagian dua bilangan kompleks dapat dilakukan dengan
mudah sebagai berikut:
a + bi (a + bi)(c − di) ac + bd bc − ad
= = 2 + 2 i, c2 + d2 ̸= 0.
c + di (c + di)(c − di) c + d2 c + d2
Contoh 1.2.2. Nyatakan
(6 + 2i) − (1 + 3i)
(−1 + i) − 2
dalam bentuk a + bi .

Solusi.
(6 + 2i) − (1 + 3i) 5−i 5 − i −3 − i
= = ·
(−1 + i) − 2 −3 + i −3 + i −3 − i
−15 − 1 − 5i + 3i
=
9+1
8 1
=− − i
5 5
♣♣♣
Sifat komutatif dan asosiatif penjumlahan dan perkalian berlaku untuk bilangan kompleks.
Juga sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan berlaku untuk bilangan
kompleks. Operasi aritmatika pada bilangan kompleks dilakukan persis sama dengan yang
dilakukan pada bilangan riil asalkan selalu diingat bahwa i2 = −1. Misalnya 2i + 3i = 5i,
(2i)3 = 23 i3 = 8i2 i = −8i, −5i + 4i = −i.
Misalkan z = x + iy. Bagian riil dan bagian imajiner dari z dapat dinyatakan dalam
suku-suku z dan z̄ sebagai berikut:
z + z̄ z − z̄
x= , y= .
2 2i

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 5

1.3 Representasi Titik dan Vektor serta Bentuk Polar


Sistem koordinat Cartesius menyediakan cara yang praktis untuk menyatakan bilangan
kompleks sebagai titik di bidang XY . Dengan kata lain, terdapat korespondensi satu-satu
antara bilangan kompleks z = a + bi dan titik di bidang XY dengan koordinat (a, b). Pada
Gambar 1.2.1, bilangan kompleks −2 + 3i disajikan sebagai titik P . Juga pada gambar itu
disajikan titik-titik yang menyatakan bilangan kompleks 0, i, 2 + 2i, dan −4 − 3i.
Bila bidang XY digunakan untuk menyajikan bilangan kompleks, maka disebut bidang
kompleks atau bidang z. Karena setiap titik pada sumbu X menyatakan bilangan riil, sumbu
ini disebut sumbu riil. Sumbu Y disebut sumbu imajiner karena pada sumbu ini terletak bagian
imajiner.

Gambar 1.2.1 Representasi Bilangan Kompleks sebagai Titik

Modulus Bilangan Kompleks

Dengan Teorema Phytagoras kita dapat menentukan jarak dari titik z = a + bi ke titik asal,

yaitu a2 + b2 . Berdasarkan ini kita formulasikan definisi berikut.

Definisi 1.3.1. Modulus dari bilangan z = a + bi, ditulis |z|, diberikan oleh

|z| = a2 + b2 .

Dari definisi ini jelas bahwa |z| selalu merupakan bilangan riil nonnegatif, |z| ≥ 0, dan
satu-satunya bilangan kompleks yang modulusnya nol adalah bilangan nol.
Misalkan z1 = a1 + ib1 dan z2 = a2 + ib2 . Maka

|z1 − z2 | = |(a1 − a2 ) + (b1 − b2 )i| = (a1 − a2 )2 + (b1 − b2 )2

menyatakan jarak antara dua titik dengan koordinat (a1 , b1 ) dan (a2 , b2 ) (lihat Gambar 1.2.2).
Jadi jarak antara titik z1 dan z2 diberikan oleh |z1 − z2 |. Fakta ini sangat berguna un-

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 6

tuk mendeskripsikan beberapa kurva di bidang. Misalnya, himpunan semua bilangan z yang
memenuhi persamaan |z − z0 | = r dengan z0 bilangan kompleks tetap dan r bilangan riil positif
tetap menyatakan himpunan semua titik z yang jaraknya dari z0 adalah r. Jadi, persamaan ini
menyatakan persamaan lingkaran.

Gambar 1.2.2 Jarak antara titik z1 dan z2

Contoh 1.3.1. Deskripsikan himpunan titik-titik z yang memenuhi persamaan

(a). |z + 2| = |z − 1|

(b). |z − 1| = Re z + 1.

Solusi.

(a). Titik z memenuhi persamaan ini jika dan hanya jika jaraknya sama dari titik −2 dan 1.
Jadi, persamaan ini adalah persamaan garis bagi dua dari ruas garis yang menghubungkan
−2 dan 1. Dengan demikian persamaan ini mendeskripsikan garis x = − 12 .

Cara lain adalah dengan memisalkan z = x + iy dan mensubstitusikannya ke persamaan.


Dengan cara ini diperoleh

|z + 2| = |z − 1|

|x + iy + 2| = |x + iy − 1|

(x + 2)2 + y 2 = (x − 1)2 + y 2

4x + 4 = −2x + 1

x = − 21

(b). Interpretasi geometri dari persamaan ini tidak begitu jelas; jadi kita gunakan cara rutin

untuk menurunkan (x − 1)2 + y 2 = x + 1 atau y 2 = 4x yang menyatakan parabola.
♣♣♣

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 7

Teorema 1.3.1. Modulus memenuhi sifat-sifat berikut.

1. |Re (z)| ≤ |z|.

2. |Im (z)| ≤ |z|.

3. |z1 z2 | = |z1 ||z2 |.




4. zz12 = |z 1|
|z2 | , z2 ̸= 0.

5. |z̄| = |z|.

6. z z̄ = |z|2 .

Bilangan Kompleks sebagai Vektor

Untuk setiap titik z di bidang kompleks kita dapat mengaitkan suatu vektor, yaitu ruas
garis berarah dari titik asal ke z. Setiap vektor yang sejajar dengan sumbu riil berkorespon-
densi dengan bilangan riil sedangkan yang sejajar dengan sumbu imajiner menyatakan bilangan
imajiner murni. Juga, panjang vektor yang dikaitkan dengan z adalah |z|.
Misalkan v1 dan v2 menyatakan vektor-vektor yang masing-masing ditentukan oleh titik-
titik z1 dan z2 . Vektor jumlah v = v1 +v2 diberikan oleh hukum jajaran genjang seperti Gambar
1.3.2. Jika z1 = x1 + iy1 dan z2 = x2 + iy2 , maka titik terminal dari vektor v pada Gambar
1.3.2 mempunyai koordinat (x1 + x2 , y1 + y2 ) yang berkorepondensi dengan titik z1 + z2 .

Gambar 1.3.2 Ilustrasi hukum jajaran genjang

Dari geometri kita tahu bahwa panjang suatu sisi dari suatu segitiga kurang dari atau sama
dengan jumlah panjang dari kedua sisi yang lain. Jika kita gunakan fakta ini untuk segitiga pada
Gambar 1.3.2 dengan titik-titik sudut 0, z1 , dan z1 + z2 , maka kita peroleh hukum yang penting
yang disebut ketaksamaan segitiga.

Teorema 1.3.2. Ketaksamaan Segitiga. Untuk dua bilangan kompleks sembarang z1 dan z2
berlaku
|z1 + z2 | ≤ |z1 | + |z2 |.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 8

Ketaksamaan segitiga dengan mudah dapat diperluas untuk lebih dari 2 bilangan kompleks.
Vektor z2 −z1 bila ditambahkan ke vektor z1 tentu saja menghasilkan vektor z2 . Jadi z2 −z1
dapat disajikan sebagai ruas garis berarah dari z1 ke z2 (lihat Gambar 1.3.3).

Gambar 1.3.3

Jika fakta geometri di atas dikenakan untuk segitiga pada Gambar 1.3.3, maka didapat bentuk
lain dari ketaksamaan segitiga, yaitu

|z2 | ≤ |z1 | + |z2 − z1 |

atau
|z2 | − |z1 | ≤ |z2 − z1 |. (1.3.1)

Ketaksaman (1.3.1) menyatakan bahwa selisih panjang dua sisi dari suatu segitiga tidak akan
melebihi panjang sisi yang ketiga.

Bentuk Polar dari Bilangan Kompleks

−−→
Misalkan z = x + iy disajikan sebagai titik P (x, y) pada bidang. Pandang vektor OP .
−−→
Misalkan θ sudut antara OP dan sumbu X positif (diukur secara positif) serta r adalah modulus
z, yakni r = |z|. Lihat Gambar 1.3.4.

Gambar 1.3.4 Koordinat polar

Dari Gambar 1.3.4 kita dapat menurunkan persamaan yang menyatakan koordinat Cartesius
(x, y) dalam koordinat polar (r, θ), yaitu

x = r cos θ, y = r sin θ.

dengan
√ (y)
r= x2 + y 2 = |z|, θ = tan−1 x .

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 9

Sudut θ disebut argumen dari bilangan kompleks z dan ditulis arg(z). Nilai θ tidak tunggal.
Jika θ adalah argumen dari suatu bilangan kompleks z, maka setiap bilangan yang berselisih
kelipatan bulat 2π dengan θ juga merupakan argumen dari bilangan tersebut. Jadi,

arg(z) = θ + 2kπ, k = 0, ±1, ±2, . . . .

Misalnya nilai dari arg(i) adalah

π
arg(i) = + 2kπ, k = 0, ±1, ±2, . . . .
2

Perhatikan bahwa sembarang interval setengah buka dengan panjang 2π memuat satu dan
hanya satu nilai dari argumen. Dalam hal ini dikatakan kita telah memilih cabang dari arg (z).
Tentu saja kita dapat memilih sembarang cabang asalkan panjangnya 2π. Misalnya cabang yang
mempunyai nilai arg (z) dalam interval (0, 2π] atau (2π, 4π]. Cabang yang mempunyai nilai
arg z dalam interval (−π, π] disebut cabang utama dan ditulis Arg (z). Nilai yang bersesuaian
dengan cabang utama ini disebut nilai utama. Secara lengkap, nilai utama arg (z), z = x + iy
diberikan oleh 

 tan−1 (y/x),

 x > 0, y > 0





 π + tan−1 (y/x), x < 0, y > 0





 tan−1 (y/x), x > 0, y < 0



 −π + tan−1 (y/x), x < 0, y < 0
arg (z) =



 π/2, x = 0, y > 0



 −π/2,

 x = 0, y < 0





 0, x > 0, y = 0



 π, x < 0, y = 0
Notasi argτ (z) digunakan untuk cabang arg (z) yang nilai-nilainya dalam interval (τ, τ + 2π].
Jadi, arg−π (z) adalah cabang utama Arg z.
√ √
Contoh 1.3.2. Tentukan arg(1 + i 3) dan tuliskan 1 + i 3 dalam bentuk polar.
√ √
Solusi. Kita peroleh bahwa r = |1+i 3| = 2 dan persamaan cos θ = 12 , sin θ = 23 dipenuhi oleh
√ √
θ = π/3. Jadi, arg(1 + i 3) = π/3 + 2kπ, k = 0, ±1, ±2, . . . . Khususnya, Arg(1 + i 3) = π/3.

Bentuk polar dari 1 + i 3 adalah 2(cos π/3 + i sin π/3) = 2 cis π/3. ♣♣♣
Dengan menggunakan koordinat polar, maka bilangan kompleks z = x + iy dapat ditulis
dalam bentuk polar:
z = x + iy = r(cos θ + i sin θ) = r cis θ,

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 10

dimana frase ”kosinus plus i sinus” disingkat menjadi cis.


Misalkan z1 = r1 cis θ1 dan z2 = r2 cis θ2 , maka

z1 z2 = (r1 r2 ) cis (θ1 + θ2 )


z1 r1
= cis (θ1 − θ2 )
z2 r2

Secara geometri, vektor z1 z2 mempunyai panjang yang sama dengan hasil kali panjang vektor-
vektor z1 dan z2 serta mempunyai sudut yang sama dengan jumlah sudut vektor-vektor z1 dan
z2 . Lihat Gambar 1.3.5.

Gambar 1.3.5
z1
Demikian pula, vektor z2 mempunyai panjang yang sama dengan hasil bagi panjang vektor-
vektor z1 dan z2 serta mempunyai sudut yang sama dengan selisih sudut vektor-vektor z1 dan
z2 .
Secara geometri, vektor z̄ merupakan pencerminan vektor z terhadap sumbu riil. Jadi,
argumen dari sekawan dari suatu bilangan kompleks adalah negatif dari argumen bilangan kom-
pleks tersebut, yakni
arg z̄ = −arg z.

Juga kita mempunyai


arg z1 = −arg z.

Jadi, z̄ dan z −1 mempunyai argumen yang sama dan menyatakan vektor-vektor yang paralel.

1.4 Eksponensial Kompleks


Rumusan definisi bagi ez dengan z = x + iy perlu mempertahankan identitas-identitas
dasar yang dipenuhi oleh fungsi riil ex . Jadi, pertama kita menginginkan agar sifat perkalian
dipertahankan, yaitu
ez1 ez2 = ez1 +z1 (1.4.2)

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 11

Sifat ini sangat berguna karena memungkinkan untuk menghasilkan dekomposisi

ez = ex+iy = ex eiy (1.4.3)

sehingga kita hanya perlu mendefinisikan eiy .


Selain itu kita ingin mempertahankan hukum diferensial
dez
= ez . (1.4.4)
dz
Karena kita ingin mendefinisikan eiy , maka kita pandang kasus khusus dari (1.4.4), yaitu
deiy
= eiy
d(iy)
atau
deiy
= ieiy . (1.4.5)
dy
Kita turunkan (1.4.5) untuk memperoleh
d2 eiy d
= (ieiy ) = −eiy .
dy 2 dy
Dari sini terlihat bahwa fungsi
g(y) = eiy (1.4.6)

memenuhi persamaan diferensial


d2 g
= −g. (1.4.7)
dy 2
Solusi dari persamaan diferensial (1.4.7) diberikan oleh

g(y) = A cos y + B sin y, A, B konstanta. (1.4.8)

Untuk menentukan A dan B kita gunakan kondisi bahwa

g(0) = ei0 = e0 = 1 = A cos 0 + B sin 0

dan
dg
(0) = ig(0) = i = −A sin 0 + B cos 0.
dy
Dari kedua persamaan ini diperoleh A = 1 dan B = i. Dengan demikian dari (1.4.6) dan (1.4.8)
diperoleh persamaan
eiy = cos y + i sin y. (1.4.9)

Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Euler. Dengan menggunakan (1.4.3) dan(1.4.9)
dirumuskan definisi berikut.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 12

Definisi 1.4.1. Jika z = x + iy, maka ez didefinisikan sebagai bilangan kompleks

ez = ex (cos y + i sin y).

Dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa ez , seperti Definisi 1.5.1, memenuhi sifat-sifat
aljabar dari fungsi eksponensial, misalnya sifat perkalian (1.4.2) dan aturan pembagian

ez1
= ez1 −z2 .
ez2

Dengan menggunakan persamaan Euler, bentuk polar dari bilangan kompleks dapat dituliskan
sebagai
z = r cis θ = r(cos θ + i sin θ) = reiθ .

Bilangan kompleks sekawan dari z = reiθ diberikan oleh z̄ = re−iθ .


Jika pada persamaan Euler (1.4.9) diambil y = π, maka dapat diturunkan identitas

eπi = −1.

Contoh 1.4.1. Hitung (a) (1 + i)/( 3 − i) dan (b) (1 + i)24 .

Solusi.
√ √
(a). Kita hitung (1 + i) = 2eiπ/4 dan 3 − i = 2e−iπ/6 . Jadi,
√ iπ/4 √
1+i 2e 2 i5π/12
√ = −iπ/6 = e .
3−i 2e 2
√ √
(b). (1 + i)24 = ( 2eiπ/4 )24 = ( 2)24 ei24π/4 = 212 e16π = 212 . ♣♣♣

Contoh 1.4.2. Buktikan rumus De Moivre

(cos θ + i sin θ)n = cos nθ + i sin nθ, n = 1, 2, 3, . . . . (1.4.10)

Solusi. Dengan menggunakan (1.4.2) didapat

(eiθ )n = e|iθ eiθ{z· · · eiθ} = eiθ+iθ+···+iθ = einθ .


n kali

Sekarang kenakan persamaan Euler terhadap ruas paling kiri dan paling kanan dari persamaan
ini untuk menurunkan (1.4.10). ♣♣♣
Rumus De Moivre dapat merupakan alat yang berguna untuk menurunkan rumus-rumus
sudut banyak dalam trigonometri.

Contoh 1.4.3. Nyatakan cos 3θ dalam suku-suku cos θ dan sin θ.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 13

Solusi. Gunakan (1.4.10) dengan n = 3 untuk mendapatkan

cos 3θ = Re(cos 3θ + i sin 3θ) = Re(cos θ + i sin θ)3 . (1.4.11)

Menurut teorema binomial,

(a + b)3 = a3 + 3a2 b + 3ab2 + b3 .

Dengan mengambil a = cos θ, b = i sin θ dalam persamaan (1.4.11), kita peroleh


( )
cos 3θ = Re cos3 θ + 3 cos2 θ(i sin θ) + 3 cos θ(− sin2 θ) − i sin3 θ

= cos3 θ − 3 cos θ sin2 θ.

♣♣♣

1.5 Pangkat dan Akar


Dalam bagian ini kita akan menurunkan rumus untuk pangkat n bulat positif dan akar
pangkat m dari suatu bilangan kompleks. Misalkan z = reiθ = r(cos θ + i sin θ). Maka

z 2 = zz = r2 ei(2θ) .

Karena z 3 = zz 2 , maka kita dapat menurunkan

z 3 = r3 ei(3θ) .

Secara umum kita mempunyai rumus untuk pangkat n dari z sebagai berikut:

z n = rn ei(nθ) = rn (cos nθ + i sin nθ). (1.5.1)

Jelas persamaan (1.5.1) merupakan perluasan dari rumus De Moivre.


Persamaan (1.5.1) digunakan untuk menghitung perpangkatan bilangan kompleks dengan
pangkat bulat positif. Dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa persamaan ini juga berlaku
untuk n bilangan bulat negatif. Persoalan yang harus diselesaikan adalah apakah rumus ini
juga berlaku untuk n = 1/m. Misalkan diberikan bilangan kompleks z; akan dicari bilangan
kompleks η yang memenuhi η = z 1/m . Persoalan ini ekivalen dengan mencari η sehingga

η m = z. (1.5.2)

Misalkan z = reiθ dan η = ρeiψ dengan ρ dan ψ akan ditentukan. Menggunakan (1.5.2) kita
memperoleh
(ρeiψ )m = reiθ

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 14

dan dari sini diturunkan bahwa


ρm = r ⇔ ρ = m
r dan mψ = θ + 2kπ ⇔ ψ = θ/m + 2kπ/m, k = 0, 1, 2, . . . , m − 1.

Jadi,

η= m
r ei(θ/m+2kπ/m) , k = 0, 1, 2, . . . , m − 1 (1.5.3)

merupakan akar pangkat m dari z = reiθ .


Hal menarik terjadi bila kita cari akar pangkat m dari 1. Bilangan 1 mempunyai tepat m
akar pangkat m yang berbeda dan diberikan oleh

ei(2kπ/m) = cos 2kπ


m + i sin 2kπ
m , k = 0, 1, 2, . . . , m − 1. (1.5.4)

Argumen dari akar-akar ini berbeda sebesar 2π/m radian dan akar-akar ini membentuk titik-
titik sudut dari segibanyak beraturan. Misalnya akar-akar dari 11/3 membentuk segitiga samasisi
(lihat Gambar 1.6.1).

Gambar 1.6.1

Untuk k = 1, persamaan (1.5.4) memberikan akar

ωm = ei(2π/m) = cos 2π
m + i sin 2π
m

sehingga akar-akat pada (1.5.4) dapat juga dituliskan sebagai

2 m−1
1, ωm , ωm , . . . , ωm .

Bilangan w disebut akar primitif pangkat m dari 1 jika wm = 1 tetapi wk ̸= 1 untuk k =


1, 2, . . . , m − 1. Jelas bahwa ωm adalah akar primitif.
Untuk mendapatkan akar pangkat m dari sembarang bilangan kompleks taknol z = reiθ ,
kita perluas ide dari (1.5.4) sehingga didapat bahwa akar pangkat m yang berbeda dari z
diberikan oleh

z 1/m = m
|z| ei(θ+2kπ)/m , k = 0, 1, 2, . . . , m − 1. (1.5.5)

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 15
√ √
Contoh 1.5.1. Dapatkan akar pangkat tiga dari 2 + i 2.

Solusi 1. Kita gunakan rumus (1.5.5). Dituliskan dalam bentuk polar, didapat
√ √
2 + i 2 = 2eiπ/4 ,

Substitusikan |z| = 2, θ = π/4, dan m = 3 ke persamaan (1.5.5) untuk memperoleh


√ √ √
( 2 + i 2)1/3 = 2 ei(π/12+2kπ/3) ,
3
k = 0, 1, 2.

Jadi,

3

3

3
2 (cos π/12 + i sin π/12), 2 (cos 3π/4 + i sin 3π/4), 2 (cos 17π/12 + i sin 17π/12)
√ √
adalah akar-akar pangkat tiga dari 2 + i 2.
Solusi 2. Dalam soal ini kita harus menemukan bilangan kompleks z sehingga

3 √ √
z= 2 + i 2.

Ini sama artinya dengan menentukan bilangan kompleks z sehingga


√ √
z3 = 2 + i 2.

Misalkan z = reiθ sehingga diperoleh

r3 ei3θ = 2eiπ/4 .

Dari persamaan ini diturunkan bahwa



r3 = 2 ⇔ r = 3θ = π/4 + 2kπ ⇔ θ = π/12 + 2kπ/3, k = 0, 1, 2.
3
2 dan

Kita memperoleh hasil yang sama seperti pada Solusi 1. ♣♣♣

1.6 Topologi Bidang Kompleks


Pada analisis riil, domain dari fungsi merupakan himpunan bagian dari garis bilangan riil
seperti interval atau setengah garis. Domain ini mungkin terbuka, tertutup, atau setengah buka;
terbatas atau tak terbatas; terhubung atau tak terhubung.
Pada analisis kompleks, kita mempelajari fungsi kompleks yang terdefinisi pada himpunan
bagian dari bidang kompleks seperti cakram satuan terbuka {z : |z| < 1}, cakram satuan
tertutup {z : |z| ≤ 1}, setengah bidang atas {z : Im(z) > 0} dan sebagainya. Seperti halnya pada
analisis riil, himpunan-himpunan ini mungkin terbuka, tertutup, terhubung dan sebagainya.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 16

Definisi 1.6.1. Lingkungan (neighbourhood) dari suatu bilangan kompleks z0 adalah himpunan
semua titik z yang terletak di dalam tetapi tidak pada bola yang berpusat di z0 dengan jari-jari
r, dinotasikan N (z0 , r). Jadi,

N (z0 , r) = {z : |z − z0 | < r}.

Definisi 1.6.2. Misalkan S himpunan bagian dari bidang kompleks. Titik z0 disebut titik inte-
rior dari S jika lingkungan N (z0 , r) termuat dalam S.

Definisi 1.6.3. Titik z0 disebut titik eksterior dari S jika lingkungan N (z0 , r) saling asing
dengan S.

Definisi 1.6.4. Titik z0 disebut titik perbatasan dari S jika z0 bukan titik interior dan bukan
titik eksterior.

Definisi 1.6.5. Himpunan S dikatakan tertutup jika S memuat semua titik perbatasannya.
Himpunan S dikatakan terbuka jika S tidak memuat titik perbatasannya. Jika S hanya memuat
beberapa titik perbatasannya, maka S tidak tertutup dan tidak terbuka.

Berdasarkan konvensi, himpunan kosong ∅ dan bidang kompleks C dikatakan tidak mem-
punyai perbatasan dan karena itu kedua himpunan ini terbuka dan tertutup. Perhatikan beber-
apa contoh berikut.

1. Misal S = {z : |z| < 1}. Jika |z0 | < 1, maka z0 di dalam interior S; Jika |z0 | > 1,
maka z0 di dalam eksterior S; Jika |z0 | = 1, maka z0 pada perbatasan S. Karena S tidak
perbatasannya, S terbuka.
2. Himpunan S = {z : |z| ≤ 1} mempunyai interior, eksterior, dan perbatasan yang sama
tetapi S memuat semua titik perbatasannya. Jadi, S tertutup.
3. Himpunan S = C − {x ∈ R : x ≤ 0} mempunyai {x ∈ R : x ≤ 0} sebagai perbatasan, jadi
S terbuka. Perhatikan bahwa himpunan ini tidak mempunyai eksterior.
4. Himpunan S = {0} ∪ {z ∈ C : Arg(z) = π/4} tidak mempunyai interior dan eksteriornya
adalah C − S. Jadi, S sendiri adalah perbatasannya sehingga S tertutup.

Himpunan terbuka dapat dibagi atas dua jenis, yaitu himpunan terhubung dan himpunan
tak terhubung.

Definisi 1.6.6. Misalkan S himpunan terbuka; S dikatakan terhubung jika setiap dua titik z1 ,
z2 dalam S dapat dihubungkan oleh lintasan poligon yang seluruhnya terletak dalam S.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 17

Lintasan poligon tersusun atas ruas-ruas garis yang banyaknya berhingga sedemikian se-
hingga setiap ruas garis mulai dari tempat dimana ruas garis sebelumnya berakhir.

Definisi 1.6.7. Jika suatu himpunan terbuka tidak terhubung, dikatakan himpunan tersebut tak
terhubung.

Misalnya himpunan terbuka {z : |z| > 1} adalah terhubung meskipun terdapat ”lubang”
di dalamnya; setiap dua titik dalam himpunan ini dapat dihubungkan oleh lintasan poligonal
yang seluruhnya terletak dalam himpunan tersebut. Tetapi, himpunan terbuka {z : Re(z) ̸= 0}
adalah tidak terhubung.
Himpunan terbuka sangat baik untuk integrasi sebab kita bisa bergerak dari sembarang
titik ke sembarang titik yang lain dalam himpunan.

Definisi 1.6.8. Himpunan yang terbuka dan terhubung disebut domain.

Domain merupakan kelas himpunan terbaik untuk melakukan analisis sebab kita dapat
melakukan diferensial dan integral.

Definisi 1.6.9. Daerah (region) adalah suatu domain dengan beberapa atau seluruh titik per-
batasannya, atau suatu domain tanpa titik perbatasannya.

Definisi 1.6.10. Suatu himpunan disebut terbatas jika himpunan tersebut dapat termuat dalam
suatu bola {z : |z| < R} untuk suatu 0 < R < ∞. Jika suatu himpunan tidak dapat termuat
dalam bola semacam ini, maka himpunan tersebut dikatakan tak terbatas.

Misalnya persegi satuan tertutup {z : 0 ≤ Re(z) ≤ 1, 0 ≤ Im(z) ≤ 1} adalah terbatas


sebab dapat termuat dalam bola {z : |z| < 5} misalnya. Tetapi, setengah bidang kanan terbuka
{z : Re(z) > 0} tidak dapat termuat dalam suatu bola dengan jari-jari berapapun; oleh karena
itu himpunan ini tak terbatas.

D. Rangkuman

1. Bilangan kompleks adalah bilangan dalam bentuk a+bi, a, b ∈ R, i disebut satuan imajiner
yang memenuhi i2 = −1.. Jika z = a + bi, maka a disebut bagian riil dari z, Re (z); b
disebut bagian imajiner dari z, Im (z). Bilangan kompleks sekawan dari z = a + bi adalah

z̄ = a − bi dan modulus dari z diberikan oleh |z| = a2 + b2 .

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 18

2. Misalkan a+bi dan c+di adalah dua bilangan kompleks. Operasi aritmatika pada bilangan
kompleks didefinisikan sebagai berikut.

Penjumlahan dan pengurangan : (a + bi) ± (c + di) = (a ± c) + (b ± d)i.

Perkalian : (a + bi)(c + di) = (ac − bd) + (bc + ad)i

Pembagian :
a + bi ac + bd bc − ad
= 2 + 2 , c2 + d2 ̸= 0.
c + di c + d2 c + d2

Sifat komutatif dan asosiatif penjumlahan dan perkalian berlaku untuk bilangan kompleks.
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan berlaku untuk bilangan
kompleks. Pada bilangan kompleks tidak berlaku sifat urutan.

3. Terdapat empat cara untuk menyajikan bilangan kompleks, yaitu disajikan sebagai vektor,
sebagai titik, dalam bentuk polar, dan dalam bentuk Cartesius. Bilangan kompleks z =
x + yi dikatakan dalam bentuk Cartesius. Dalam bentuk polar, z menjadi z = reiθ dengan
r = |z| dan θ = arctan (y/x). Bentuk polar ini dapat pula ditulis sebagai z = r cis θ.

Sudut θ disebut argumen dari z, ditulis arg (z). Nilai θ ini tidak tunggal. Untuk memper-
oleh nilai yang tunggal, harus dipilih suatu cabang dari arg (z). Cabang ini berupa suatu
interval yang panjangnya 2π dan di dalam interval inilah terletak nilai θ. Cabang yang
memuat nilai arg (z) dalam interval (−π, π] disebut cabang utama.

4. Persamaan eiy = cos y + i sin y disebut persamaan Euler. Jika z = x + yi dengan bentuk
polar z = reiθ , maka

(a) ez = ex (cos y + i sin y);


(b) z n = rn einθ = rn (cos nθ + i sin nθ) dengan n bilangan bulat;

(c) z 1/n = n rei(θ/n+2kπ/n) , k = 0, 1, 2, . . . , n − 1.

5. Lingkungan (neighbourhood) dari suatu bilangan kompleks z0 adalah himpunan semua


titik z yang terletak di dalam tetapi tidak pada bola yang berpusat di z0 dengan jari-jari
r, dinotasikan N (z0 , r). Jadi, N (z0 , r) = {z : |z − z0 | < r}.

6. Misalkan S himpunan bagian dari bidang kompleks. Maka

(a). titik z0 disebut titik interior dari S jika lingkungan N (z0 , r) termuat dalam S;
(b). titik z0 disebut titik eksterior dari S jika lingkungan N (z0 , r) saling asing dengan S;

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 19

(c). titik z0 disebut titik perbatasan dari S jika z0 bukan titik interior dan bukan titik
eksterior;
(d). himpunan S dikatakan tertutup jika S memuat semua titik perbatasannya;
(e). himpunan S dikatakan terbuka jika S tidak memuat titik perbatasannya;
(f). bila S hanya memuat beberapa titik perbatasannya, maka S tidak tertutup dan tidak
terbuka.

7. Misalkan S himpunan terbuka; S dikatakan terhubung jika setiap dua titik z1 , z2 dalam S
dapat dihubungkan oleh lintasan poligon yang seluruhnya terletak dalam S. Jika S tidak
terhubung, maka S dikatakan himpunan tak terhubung.

8. Himpunan yang terbuka dan terhubung disebut domain sedangkan daerah (region) adalah
suatu domain dengan beberapa atau seluruh titik perbatasannya, atau suatu domain tanpa
titik perbatasannya.

9. Suatu himpunan disebut terbatas jika himpunan tersebut dapat termuat dalam suatu bola
{z : |z| < R} untuk suatu 0 < R < ∞. Jika suatu himpunan tidak dapat termuat dalam
bola semacam ini, maka himpunan tersebut dikatakan tak terbatas.

E. Daftar Pustaka
Brown, J. W. dan Churchill, R. V. 1996. Complex Variables and Applications, Sixth Edition.
New York: McGraw-Hill, Inc.
Hahn, L. 1994. Complex Numbers and Geometry. New York: The Mathematical Association of
America.
Spiegel, M. R. 1990. Complex Variables. New York: McGraw-Hill.
Krantz, S. G. 2008. Complex Variables: A physical approach with applications and MATLABr .
Boca Raton: Chapman & Hall/CRC.

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 20

F. Latihan

1. Selesaikan setiap operasi yang diberikan

(a). (−4 − 3i) + (2i − 8) (d). 3(−1 + 5i) − 2(9 − i)


i4 + i9 + i16
(b). (3 + 2i)(2 − i) (e).
2 − i5 + i10 − i15
2 − 3i
(c). (f). (3 + i)(4 + i)(5 + i)
2+i

2. Jika z1 = i − 1, z2 = −2 + 4i, z3 = 3 − 2i, hitung nilai dari setiap bentuk berikut.

(a). z12 + 2z2 − z3


(b). (z3 + z2 )(z1 − z3 )
(c). Re(2z13 + 3z22 − 5z32 )
(d). Im(z1 z2 /z3 )
( )
(e). 12 zz¯33 + zz¯22

3. Tentukan bilangan riil x dan y sehingga 2x−3iy+4ix−2y−5−10i = (x+y+2)−(y−x+3)i.


4. Tulis bilangan berikut dalam bentuk a + bi

1
(a). i5
(b). 2+3i
− 8+i
[1+2i 6−i]2
2+i
(c). 6i−(1−2i)
(d). Im( 1+2i
3−4i )
√ √
(e). (1 + i 3)(i + 3)

5. Misalkan z1 = (x1 , y1 ) dan z2 = (x2 , y2 ) adalah dua bilangan kompleks sembarang. Buk-
tikan atau berikan contoh penyangkal untuk pernyataan berikut.

(a). Re(z1 + z2 ) = Re(z1 ) + Re(z2 )


(a). Re(z1 z2 ) = Re(z1 )Re(z2 )
(a). Im(z1 + z2 ) = Im(z1 ) + Im(z2 )
(a). Im(z1 z2 ) = Im(z1 )Im(z2 )

6. Tuliskan dalam bentuk polar

(a). 6 − 6i (d). 6√
i+ 3

(b). − 3i (e). 2+i


5−3i

(c). i 3 − 3 (f). 1
(1−i)2

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 21

7. Dapatkan bagian riil dan bagian imajiner dari bilangan berikut.

3+5i
(a).
(7i+2 √ )3
−1+i 3
(b). 2
(c). i , n∈Z
n

(d). 1/z, z = x + iy
(e). z 4 , z = x + iy

8. Dapatkan modulus dan argumen serta sekawan dari bilangan berikut.

4−3i
(a).
(2−i )3
(b). √3−i
2+3i
(c). (1 + i)50

9. Tentukan nilai dari bentuk berikut.

(a). (−16)1/4
(b). (1 + i)−1/2
(c). i1/4
(d). (16i)1/4

10. Tentukan semua akar dari bilangan kompleks berikut dan gambarkan pada bidang kom-
pleks akar-akar tersebut.

(a). 3
−2 + 2i

6
(b). 8

(c). 4
−64

11. Tentukan nilai utama dari

(a). i3i
( √ )3πi
(b). 2e (−1 + i 3)

12. Selesaikan persamaan berikut untuk z.

(a). (2 − i)z + 8z 2 = 0

1−z = 1 −
z
(b). 5i
(c). z 6 = −9
√ √
(d). z 3/2 = 4 2 + 4i 2
(e). z 4 − 4z 3 + 6z 2 − 4z + 5 = 0

2010 Universitas Pendidikan Ganesha


Analisis Kompleks 22

13. Buat sketsa yang menyatakan deskripsi geometris dari himpunan titik-titik yang diberikan
berikut ini.

(a). {z : Im(z − 2i) > 6}


(b). {z : |z + 3i| ≥ 1}
(c). {z : |z| = Re(z) + 2}
(d). {z : |z − 2 − i| ≤ 2}
(e). {z : |z − 1| + |z + 1| = 2}
(f). {z : |z| < 1 atau |z − 4| < 1}

14. Tentukan apakah himpunan pada soal 13 terbuka/tertutup atau tidak keduanya, ter-
batas/tak terbatas, atau terhubung/tak terhubung.

15. Buktikan pernyataan berikut dimana z, w ∈ C.



(a). 2|z| ≥ |Re(z)| + |Im(z)|.
(b). |Im(1 − z̄ + z 2 )| < 3 jika |z| < 1.
(c). z bilangan riil jika dan hanya jika z̄ = z;
(d). z bilangan riil atau imajiner murni jika dan hanya jika (z̄)2 = z 2 .
(e). |z + w|2 + |z − w|2 = 2(|z|2 + |w|2 ).
z−w
(f). |z| ≤ 1 jika dan hanya jika 1−
w̄z ≤ 1 dengan w tetap dan |w| < 1.

16. Buktikan identitas berikut.

(a). cos 5θ = 16 cos5 θ − 20 cos3 θ + 5 cos θ;


(b). sin 5θ
sin θ = 16 cos4 θ − 12 cos2 θ + 1, sin θ ̸= 0.

17. Buktikan bahwa diagonal suatu jajaran genjang saling membagi dua sama panjang.

18. Misalkan A(1, −2), B(−3, 4), dan C(2, 2) adalah titik-titik sudut segitiga ABC. Tentukan
panjang garis berat dari C ke sisi AB.

19. Tentukan luas daerah segitiga dengan titik-titik sudut A(x1 , y1 ), B(x2 , y2 ), dan C(x3 , y3 ).

20. Jika z1 , z2 , dan z3 menyatakan titik-titik sudut segitiga samasisi, buktikan bahwa

z12 + z22 + z32 = z1 z2 + z2 z3 + z3 z1 .

2010 Universitas Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai