Pada BAB ini dibahas mengenai konsep-konsep bilangan dan variabel kom-
pleks serta penggunaannya dalam penyelesaian persoalan fisika.
93
94 Bilangan dan Fungsi Kompleks
(5,3)
z = 5 + 3i
(
8,
6)
z = 8 6i
x = r cos
y = r sin
r dinamakan modulus atau nilai mutlak dari z dan (dalam radian) disebut
sudut dari z.
Contoh 1
(1 + i)2 = (1 + i)(1 + i) = 1 + 2i + i2 = 1 + 2i 1 = 2i
5.3 Aljabar Kompleks 95
Contoh 2
2+i 2+i2+i 6 + 5i + i2 5 + 5i 1 1
= = 2
= = + i
3i 3i3+i 9i 10 2 2
Contoh 3
1
Nyatakan z = dalam bentuk x + iy.
2(cos 30 + i sin 30 )
Karena 30 = /6 rad maka
cakul fi5080 by khbasar; sem1 2010-2011
1 1 1 1
z= =
= i/6 = ei/6
2(cos 30 + i sin 30 )
2 cos 6 + i sin 6 2e 2
!
1 3 1
= (cos /6 i sin /6) = i
2 4 4
Contoh
2 3i 2 + 3i
z= = z =
i+4 i + 4
Nilai mutlak
Nilai mutlak (modulus) dari suatu bilangan kompleks z = x + iy meng-
gambarkan jarak titik yang direpresentasikan dengan (x, y) dengan pusat
koordinat di bidang kompleks. Dengan demikian dinyatakan dalam bentuk
p
|z| = r = x2 + y 2 = z z (5.2)
Persamaan Kompleks
Dua buah bilangan kompleks dikatakan sama jika bagian real bilangan kom-
pleks pertama sama dengan bagian real bilangan kompleks kedua dan bagian
imajiner bilangan kompleks pertama sama dengan bagian imajiner bilangan
kompleks kedua. Misalnya jika x + iy = 2 + 3i maka berarti x = 2 dan y = 3.
96 Bilangan dan Fungsi Kompleks
Contoh
Tentukan x dan y jika (x + iy)2 = 2i
(x + iy)2 = x2 + i2xy y 2 = 2i
Dengan demikian diperoleh hubungan
x2 y 2 = 0 = y = x
2xy = 2
Selanjutnya diperoleh
Karena x harus real maka x2 tidak mungkin negatif, dengan demikian didapat
x2 = 1 dan y = x. Sehingga solusi persamaan tersebut adalah x = y = 1
atau x = y = 1.
Bila persamaan 5.4 dan persamaan 5.5 dijumlahkan maka akan diperoleh
ungkapan untuk cos , sedangkan bila persamaan 5.4 dikurangi dengan per-
samaan 5.5 maka akan dapat diperoleh ungkapan untuk sin sebagai berikut
ei ei
sin =
2i (5.6)
ei + ei
cos =
2
5.5 Fungsi Hiperbolik 97
Tinjau suatu bilangan kompleks yang murni imajiner z = iy, maka dapat
dinyatakan
ei(iy) ei(iy) ey ey ey ey
sin z = = =i
2i 2i 2 (5.8)
ei(iy) + ei(iy) ey + ey ey + ey
cos z = = =
2 2 2
Persamaan 5.8 memberikan definisi tentang fungsi sinus hiperbolik (sinh)
dan cosinus hiperbolik (cosh), yang secara umum dituliskan dalam bentuk
ez ez
sinh z =
2 (5.9)
ez + ez
cosh z =
2
Beberapa fungsi hiperbolik lainnya dapat diperoleh sebagaimana fungsi tri-
gonometri biasa, yaitu
sinh z 1
tanh z = , coth z =
cosh z tanh z (5.10)
1 1
sech z = , csch z =
cosh z sinh z
Dari persamaan 5.8 dapat juga dituliskan bahwa
sin iy = i sinh y
(5.11)
cos iy = cosh y
5.6 Logaritma
Misalkan suatu bilangan kompleks z dan w di mana hubungannya dinyatak-
an dengan z = ew yang berarti w = ln z. Kemudian jika z = rei , maka
diperoleh
w = ln z = ln(rei ) = ln r + ln ei = ln r + i (5.12)
98 Bilangan dan Fungsi Kompleks
Contoh 1
Tentukanlah ln(1).
Contoh 2
Tentukan ln(1 + i).
Kinematika
Sebagaimana sistem koordinat kartesian dua dimensi, bidang kompleks da-
pat digunakan untuk mendeskripsikan gerak suatu benda. Jika z menyatakan
posisi suatu benda, maka jika posisinya berubah tiap saat maka dapat di-
nyatakan bahwa z(t).
Misalkan posisi benda tiap saat dinyatakan dengan z = 5eit di mana
suatu konstanta. Tentukan laju, besar percepatan dan deskripsi gerak benda
tersebut.
Terlihat dari percepatan gerak benda, bahwa percepatan gerak benda sama
dengan suatu konstanta dikalikan dengan posisi benda dan hal ini menya-
takan suatu gerak harmonik.
Rangkaian AC
Dalam rangkaian arus bolak-balik dengan komponen R (resistor), L (induk-
tor) dan C (kapasitor), sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 5.2, mi-
salnya arus total yang mengalir pada rangkaian dinyatakan dengan bentuk
fungsi harmonik I = I0 sin t. Jika VR adalah beda tegangan pada kaki-kaki
resistor R dan I adalah kuat arus yang mengalir pada hambatan tersebut,
maka berdasarkan hukum Ohm dapat dinyatakan
VR = IR (5.13)
dVC I 1
Z
= = VC = I dt (5.15)
dt C C
100 Bilangan dan Fungsi Kompleks
Bentuk arus setiap saat tersebut bila dinyatakan dengan bilangan kompleks
adalah I = I0 sin t = I0 eit , maka
VR = RI = RI0 eit = RI (5.16)
it
dI d(I0 e )
VL = L = L = iLI0 eit = iLI (5.17)
dt Z dt
1 1 1
VC = I0 eit dt = I0 eit = I (5.18)
C iC iC
Tegangan total jika ketiga komponen tersusun seri adalah
1
V = VR + VL + VC = RI + iLI + I
iC
1 (5.19)
= R + i L I
C
= ZI
1
di mana Z = R + i L dinamakan sebagai impedansi (kompleks)
C
pada rangkaian RLC seri.
Hambatan efektif pada komponen induktor dinamakan reaktansi induktif
XL yaitu
VL
XL = = iL (5.20)
I
sedangkan hambatan efektif pada komponen kapasitor dinamakan reaktansi
kapasitif XC yaitu
VC 1 i
XC = = = (5.21)
I iC C
Pada rangkaian RLC seri, impedansi (kompleks) dapat diperoleh dengan
konsep yang sama dengan susunan seri tiga hambatan (resistor) yang masing-
masing dinyatakan dengan R1 = R, R2 = XL = iL dan R3 = XC =
i/(C) sehingga hambatan total (yaitu impedansi total) diperoleh seba-
gaimana telah diungkapkan di atas yaitu
Z = R1 + R2 + R3
1
= R + XL + XC = R + iL i
C
1
= R + i L
C
Selanjutnya dapat diperoleh besar impedansi sebagaimana nilai absolut dari
Z, yaitu s 2
p 1
|Z|seri = Z Z = R2 + L (5.22)
C
5.7 Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Persoalan Fisika 101
1 1 1 1
= + +
Z R1 R2 R 3
1 1 1 1 1 1
= + + = + +
R XL XC R iL i/(C)
1 1 1 1
= i + iC = + i + C
R L R L
1
Z=
1 1
+i + C
R L
Sehingga diperoleh
v
p u 1
|Z|paralel = Z Z = u
u 2 2 (5.23)
t 1 1
+ + C
R L
Contoh
Pada rangkaian yang terdiri dari hambatan R yang tersusun seri dengan
induktor L kemudian keduanya diparalel dengan kapasitor C, sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar 5.3, tentukanlah impedansi rangkaian tersebut.
1 1 1 Z1 + Z2 Z1 Z2
= + = = Ztotal =
Ztotal Z1 Z 2 Z1 Z2 Z1 + Z2
102 Bilangan dan Fungsi Kompleks
i
di mana Z1 = R + iL dan Z2 = . Dengan demikian
C
i
(R + iL) C
Ztotal =
1
R + i L
C
1
iR L
+
C C R i L C
=
1 1
R + i L R i L
C C
2 2
R R L L
2 2
+i +
C C C C 2
= 2
1
R2 + L
C
Bagian real dan bagian imajiner suatu fungsi kompleks secara umum meru-
pakan fungsi dari variabel x dan y. Bagian real dinyatakan dengan u(x, y)
dan bagian imajiner dinyatakan dengan fungsi v(x, y). Jadi suatu fungsi
5.9 Fungsi Analitik 103
kompleks f (z) = u(x, y) + i v(x, y). Dengan demikian untuk fungsi kom-
pleks di atas yang dinyatakan dengan f (z) = z 2 , maka u(x, y) = x2 y 2 dan
v(x, y) = 2xy.
Contoh
z
Tentukan bagian real dan bagian imajiner fungsi kompleks f (z) =
z2 + 1
dengan z = x + iy.
cakul fi5080 by khbasar; sem1 2010-2011
x + iy x + iy
f (z) = 2
= 2
(x + iy) + 1 (x y 2 + 1) + i2xy
2
(x y 2 + 1) i2xy
x + iy
=
(x2 y 2 + 1) + i2xy (x2 y 2 + 1) i2xy
x3 y 3 + x + 2xy 2 x2 y y 3 + y
= 2 + i
(x y 2 + 1)2 4x2 y 2 (x2 y 2 + 1)2 4x2 y 2
Dengan demikian bagian real dan imajinernya adalah
x3 y 3 + x + 2xy 2
u(x, y) =
(x2 y 2 + 1)2 4x2 y 2
x2 y y 3 + y
v(x, y) = 2
(x y 2 + 1)2 4x2 y 2
Titik regular (regular point) dari fungsi f (z) adalah titik di mana f (z)
bersifat analitik
Titik singular (singular point atau singularity) dari fungsi f (z) adalah
titik di mana f (z) tak analitik
Teorema I
Jika suatu fungsi kompleks f (z) = u(x, y) + iv(x, y) merupakan suatu fungsi
analitik dalam suatu daerah, maka dalam daerah itu berlaku
u v v u
= , dan = (5.25)
x y x y
Teorema ini disebut juga kondisi Cauchy-Riemann untuk menentukan apa-
kah suatu fungsi merupakan fungsi analitik atau bukan.
Contoh 1
Misalkan f (z) = y + ix. Apakah f (z) merupakan fungsi analitik?
Contoh 2
Misalkan f (z) = x + iy. Apakah f (z) merupakan fungsi analitik?
Karena
u v v u
=1= dan =0=
x y x y
maka berarti f (z) adalah fungsi analitik.
Teorema II
Jika u(x, y) dan v(x, y) dan turunan parsialnya terhadap x dan y kontinyu
serta memenuhi syarat Cauchy-Riemann dalam daerah tersebut maka f (z)
analitik pada semua titik dalam daerah tersebut.
Teorema III
Perhatikan gambar 5.4. Jika f (z) adalah fungsi analitik dalam daerah ter-
tentu (R) maka f (z) mempunyai turunan orde berapapun pada titik-titik
dalam daerah tersebut dan f (z) dapat diekspansikan sebagai deret Taylor di
sekitar titik z0 dalam daerah tersebut. Deret pangkat tersebut konvergen di
dalam daerah berbentuk lingkaran C yang berpusat di z0 hingga mencapai
titik singular terdekat (disebut sebagai daerah lingkaran konvergensi atau
disk of convergence).
5.9 Fungsi Analitik 105
C z0
titik singular
cakul fi5080 by khbasar; sem1 2010-2011
Contoh
Tentukanlah daerah lingkaran konvergensi (disk of convergence) dari fungsi
kompleks f (z) = ln(1 z).
z2 z3 z4
ln(1 z) = z ...
2 3 4
Kemudian untuk memperoleh titik singular dari fungsi tersebut adalah titik
di mana fungsi f (z) tersebut tidak mempunyai turunan. Dalam hal ini titik
singular yang dimaksud adalah z = 1. Dengan demikian daerah lingkaran
konvergensi dari fungsi tersebut adalah lingkaran berpusat di pusat koordinat
dengan jari-jari 1.
Teorema IV
Jika f (z) = u + iv merupakan fungsi analitik dalam suatu daerah, maka u
dan v memenuhi persamaan Laplace (2 u = 0 dan 2 v = 0) dalam daerah
tersebut (artinya u dan v merupakan fungsi harmonik). Fungsi sembarang
u (atau v) yang memenuhi persamaan Laplace dalam suatu daerah adalah
bagian real atau imajiner dari suatu fungsi analitik f (z).
Contoh
Suatu fungsi u(x, y) = x2 y 2 adalah bagian real dari fungsi kompleks z. Ten-
tukan bentuk bagian imajiner fungsi kompleks tersebut agar bersifat analitik.
106 Bilangan dan Fungsi Kompleks
Karena
2u 2u
2 u = + =22=0
x2 y 2
maka berarti u(x, y) memenuhi persamaan Laplace atau dalam kata lain
u(x, y) adalah fungsi harmonik.
Kemudian dengan menggunakan persamaan Cauchy-Riemann dapat dipero-
leh
v u
= = 2x
y x
Maka dengan mengintegralkan terhadap y dapat diperoleh bentuk fungsi
v(x, y), yaitu Z
v(x, y) = 2x dy = 2xy + g(x)
dengan g(x) adalah fungsi dalam x yang merupakan konstanta integrasi. Se-
lanjutnya dengan menggunakan kembali syarat Cauchy-Riemann maka dapat
diperoleh
v u
= (2xy + g(x)) = 2y + g 0 (x) = = 2y
x x y
sehingga berarti g 0 (x) = 0 atau g = const.
Jadi diperoleh bentuk fungsi v(x, y) = 2xy + const. Dengan demikian dipe-
roleh bentuk fungsi kompleks z adalah
f (z) = u + iv = x2 y 2 + 2ixy + const = z 2 + const
1 f (z)
I
f (a) = dz (5.27)
2i za
Contoh 1
cakul fi5080 by khbasar; sem1 2010-2011
Hitunglah integral
sin z
I
dz,
2z
C
sin z 1 sin z
I I
dz = dz
2z 2 z /2
C C
1 sin z
I
dz = i sin(/2) = i
2 z /2
C
Contoh 2
Hitunglah integral
sin z
I
dz,
2z
C
sin z 1 sin z
I I
dz = dz
2z 2 z /2
C C
108 Bilangan dan Fungsi Kompleks
Contoh 3
Hitung integral
e3z
I
dz
z ln 2
C
jika C adalah bujur sangkar yang titik sudutnya pada (1, 0), (1, 0), (0, i)
dan (0, i)
e3z
Fungsi kompleks f (z) berbentuk f (z) = , titik singularnya adalah
z ln 2
pada z = ln2. Karena titik singular tersebut berada di dalam daerah yang
dibatasi oleh kurva C, maka dapat digunakan rumusan integral Cauchy
1 f (z) f (z)
I I
f (a) = dz = dz = 2if (a)
2i za za
C C
Dengan demikian diperoleh
e3z
I
dz = 2ie3 ln 2 = 16i
z ln 2
C
Jika semua koefisien b sama dengan nol maka f (z) bersifat analitik
pada z = z0 dan z0 disebut sebagai titik regular.
Contoh
z2 z3
Misalkan sebuah deret ez = 1 + z + + + . . ..
2! 3!
Karena deret ini tidak mempunyai koefisien b (semua bn = 0) maka deret
tersebut analitik pada z = 0. Karena b1 = 0 maka berarti residu dari ez
pada z = 0 adalah sama dengan 0.
ez 1 1 z2 1 z
Misalkan sebuah deret 3
= 3
+ 2
+ + + + . . ..
z z z 2!z 3! 4!
1 1 z2
Bagian utama deret tersebut adalah 3 + 2 + yang berarti b1 = 1/2;
z z 2!z
b2 = 1; b3 = 0 sedangkan bn untuk n > 3 sama dengan 0. Maka deret ter-
ez
sebut mempunyai kutub orde 3 sedangkan residu dari 3 pada z = 0 adalah
z
1 1
= .
2! 2
Integral tersebut dihitung dengan arah berlawanan jarum jam pada kurva C.
110 Bilangan dan Fungsi Kompleks
Contoh
Hitunglah R( 21 ) dan R(5) untuk fungsi kompleks yang dinyatakan de-
z
ngan f (z) = .
(2z + 1)(5 z)
Untuk menghitung residu di titik z = 12 , maka fungsi f (z) tersebut
dikalikan dengan (z + 12 ), diperoleh
1 1 z z
z+ f (z) = z + =
2 2 (2z + 1)(5 z) 2(5 z)
5.11 Teorema Residu dan Aplikasinya 111
21 1
R( 21 ) = 1 =
2(5 + 2 ) 22
2z + 1 z=5 11
Contoh 1
Hitunglah integral
2
d
Z
I=
0 5 + 4 cos
112 Bilangan dan Fungsi Kompleks
1
Jika digunakan variabel baru yaitu z = ei , maka dz = iei d atau d = dz
iz
ei + ei z + z1
dan cos = = . Sedangkan batas integral dalam variabel
2 2
yaitu dari = 0 hingga = 2 akan berubah menjadi lingkaran satuan
dalam bidang kompleks dengan |z| = 1 dan arahnya berlawanan dengan arah
jarum jam. Dengan demikian integral tersebut dapat dinyatakan sebagai in-
tegral kontur.
Dengan variabel yang baru tersebut integral yang dimaksud dapat dituliskan
kembali dalam bentuk
1
dz 1 dz 1 dz
I I I
iz
I= = 2
=
C 5 + 2(z + 1/z) i C 5z + 2z + 2 i C (2z + 1)(z + 2)
Contoh 2
Hitungkah integral
+
dx
Z
I=
1 + x2
5.11 Teorema Residu dan Aplikasinya 113
1+z 2 (z i)(z + i)
f (z) mempunyai kutub pada z = i dan pada z = i. Di antara kedua kutub
ini hanya kutub pada z = i saja yang berada dalam daerah yang dibatasi
oleh kurca tertutup C (ingat bahwa C berbentuk setengah lingkaran pada
kuadran 1 dan 2). Kemudian nilai residu f (z) pada z = i dapat diperoleh
menggunakan metode kutub sederhana (simple pole) yaitu
1 1
R(i) = lim(z 1) =
zi (z i)(z + i) z=i 2i
Dengan demikian dari teorema residu diperoleh
dz
I
2
= 2iR(i) =
C 1+z
Contoh 3
Hitunglah integral
cos x
Z
I= dx
0 1 + x2
eiz dz
I
2
C 1+z
Kemudian bila diambil bagian real dari kedua ruas tersebut maka dapat
dinyatakan
Z +
eix
h i
Re 2
dx = Re
1 + x e
Z +
cos x
2
dx =
1 + x e
cos x
Selanjutnya karena fungsi adalah fungsi genap, maka integral dari
cakul fi5080 by khbasar; sem1 2010-2011
1 + x2
hingga + sama dengan dua kali integral dari 0 hingga +, sehingga
diperoleh Z +
cos x 1 + cos x
Z
2
dx = 2
dx =
0 1+x 2 1 + x 2e
116 Bilangan dan Fungsi Kompleks