𝑥 ∶ sumbu real
𝑦 ∶ sumbu imajiner
𝑂 ∶ (0,0)
Penyajian bilangan kompleks sebagai vektor dapat digunakan untuk mengembangkan
konsep nilai mutlak bilangan riil pada bilangan kompleks.
Definisi Modulus (nilai mutlak) z x iy didefinisikan sebagai bilangan
modulus
riil non negatif x 2 y 2 dan ditulis sebagai
(nilai mutlak) Modulus z = x2 y2 .
z =
Secara geometri, z menyatakan jarak antara titik x, y dan titik asal.
Misalkan z1 x1 iy1 dan z 2 x2 iy 2 . Jarak antara z1 dan z 2 didefinisikan dengan
z1 z 2 x1 x2 2 y1 y 2 2 .
Catatan 2
Konsep |z| yang menyatakan jarak linier antara 0 dan z, dapat dikembangkan secara sangat
alami, untuk mendefinisikan jarak antara sembarang dua bilangan z = a +bi dan w = c + di
sebagai besaran
|z – w|
Bahwa ini benar-benar merupakan jarak antara titik-titik (𝑎, 𝑏) dan (𝑐, 𝑑), dengan itu mudah
dapat diperlihatkan sebagai berikut:
|𝑧 − 𝑤| = |(𝑎 + 𝑏𝑖) − (𝑐 + 𝑑𝑖)|
= |(𝑎 − 𝑐) + (𝑏 − 𝑑)𝑖|
= [(𝑎 − 𝑐)2 + (𝑏 − 𝑑)2 ]1/2
Bentuk terakhir ini tepat seperti bentuk jarak dua titik, seperti yang kita kenal dari geometri
analitik.
Catatan 3
Argumen nol tidak dapat didefinisikan secara berarti. Secara aljabar, hal ini jelas, karena
orang harus puas degan bentuk tak tentu 0⁄0; Secara geometris , juga jelas karna vektor nol
yang menjadi padanan bilangan z = 0, tidak mempunyai panjang sehingga tidak dapat
membentuk suatu sudut dengan sumbu nyata positif.
Catatan 4
Dari definisi diatas jelaslah bahwa dokumen bilangan kompleks bukanlah suatu besaran
tunggal: kenyataannya, setiap z ≠ 0 mempunyai tak hingga banyaknya argumen yang
khusus, yang berbeda satu dengan yang lain dengan kelipatan 2𝜋. Keadaan ini mirip dengan
persoalan dalam geometri anilitik bila orang manyatakan koordinat-koordinat titik dalam
bentuk kutub. Misalnya, arg (1 + i) dapat diambil 𝜋/4 atau 9𝜋/4 atau -15𝜋/4 atau secara
umum (𝜋/4 + 2k𝜋), dengan k bilangan bulat. Guna memperbaiki situasi ini, yang dalam
kasus tertentu mungkin tidak diinginkan, kita perkenalkan konsep “nilai utama” arg z.
Untuk sembarang bilangan z ≠ 0 nilai utama arg z didefinisikan sebagai nilai tunggal arg z
yang memenuhi hubungan.
Nilai ini dituliskan dengan arg 𝑧. Sejalan dengan catatan 4, mudahlah dilihat bahwa
arg 𝑧 = arg 𝑧 + 2𝑘𝜋, 𝑘 = 0 ± 1, ±2.
Contoh 1
Bilangan z = −√12 − 2i telah dituliskan dalam Gambar 1.2. Modulusnya ialah |z| =
1
|−√12 − 2i| = [(−√122 + (−2)2 ]2 = 4. Sekarang dengan menyatakan arg z dengan θ, kita
mendapatkan bahwa
1 √3
sinθ = − dan cosθ = −
2 2
Jadi
7π
arg z = 0 = + 2kπ
6
Dan
5π
Arg z = −
6
Contoh 2
π
Carilah z sedemikian hingga |z| = 2 dan arg z = .
4
π
Tuliskan z = x + iy. Karena argumennya θ = 4 , kita mendapatkan
√2 y √2
sinθ = , jadi =
2 |z| 2
Tetapi |z| = 2. maka y = √2. Sama seperti di atas:
√2
cos θ =
2
Jadi
x √2
=
|z| 2
Sifat-sifat |𝐳|
Untuk setip dua bilangan kompleks z dan w, berlaku sifat-sifar berikut:
1. |z| = |−z| = |z̅|.
2. |z − w| = |w − z|.
1 z̅
3. |z|2 = |z 2 | = zz̅, jadi, jika z ≠ 0, = 2
z |z|
4. |zw| = |z||w|.
z |z|
5. |w| = |w| , untuk w ≠ 0.
6. |z + w| ≤ |z| + |w|.
7. ||z| − |w|| ≤ |z − w|.
8. |z| − |w| ≤ |z + w|
Sifat 6 dikenal sebagai ketiaksamaan segitiga (triangle inequality) dan kebenarannya
akan dibuktkan dalam contoh berikut ini. Bukti sifat-sifat 1,2 dan 3 dapat diturunkan
langsung dari definisi modulus sifat 4 dan 5 diturnkan dengan menggunakan sifat 3, sedang
sifat 7 dan 8 sebagai akibat yang pasti dari ketidaksamaan segitiga. Lihat soal 2.14.
Contoh 3
Buktikan ketidaksamaan segitiga.
Suatu alasan singkat diberikan untuk membenarkan setiap langkah pada bukti ini.
Pembaca akan menyadari pentingnya melengkapi penjelasan tersebut, bilamana terdapat
kekurang-jelasan.
Kita ikuti suatu prosedur yang biasa dipakai dalam pembuktian pernyataan yang
menyangkut modulus. Khususnya, sebagai pengganti bukti |z + w| ≤ |z| + |w|, kita
buktikan “hubungan kuadratnya” |z + w|2 ≤ [|z| + |w|]2 .
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅
|z + w|2 = (z + w)(z + w) sifat 3
= (z + w)(z̅ + w
̅) distributif kesekawanan
= zz̅ +ww
̅ + zw
̅ + z̅w aljabar
= |z|2 + |w|2 + 2R(zw
̅) sifat 3, soal 1.23.
≤ |𝑧|2 + |𝑤|2 + 2|𝑧𝑤
̅| Soal 2.14 (g)
= |𝑧|2 + |𝑤|2 + 2|𝑧||𝑤| sifat 1 dan 4
= [|𝑧| + |𝑤|]2 aljabar
Karena besaran-besaran dalam langkah pertama dan langkah terakhir tidak negative, maka
ketidaksamaan segitiga dipenuhi.
Pada contoh berikut, kita akan mengilustrasikan suatu kenyataan bahwa korespondensi
antara konsep-konsep geometri analitik dengan bilangan kompleks, dapat ditingkatkan lebih
lanjut sehingga memberikan apa yang dinamakan bentuk kompleks persamaan pada
bidang datar.
Contoh 4
Tunjukkan bahwa persamaan |𝑧 + 𝑖 = 2| merupakan lingkaran dan tentukan pusat serta jari-
jarinya.
Dengan menuliskan persamaan yang diberikan dalam bentuk
|𝑧 − (−𝑖) = 2|
Kita perhatikan bahwa ruas kiri menyatakan jarak dari 𝑧 ke – 𝑖. Jadi persamaan itu
akan dipenuhi oleh semua titik z yang jaraknya dari 𝑖 sama dengan 2. Jelaslah bahwa
himpunan semua titik semacam itu adalah lingkaran yang pusatnya – 𝑖 dan jari-jarinya 2.
Hasil yang sama dapat kita peroleh dengan cara aljabar sebagai berikut :
Misal 𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖. kemudian persamaan yang diberikan menjadi
|𝑥 + (𝑦 + 1)𝑖| = 2
Dari situ
[𝑥 2 + 𝑦 + 1)2 ]1/2 = 2
Yang menghasilkan
𝑥 2 + (𝑦 + 1)2 = 4
Pembaca akan mengenali ini sebagai lingkaran dengan pusat pada (0, −1) dari jari-jari 𝑟 =
2.
Contoh 6
Tentukan secara geometri kemudian secara aljabar, tempat kedudukan titik-titik 𝑧
sedemikian sehingga :
|𝑧 − 2𝑖| = |𝑧 + 2|
Secara geometri : Kita cari semua titik 𝑧 yang jaraknya dari 2𝑖 dan −2 sama. Dari
geometri bidang datar kita mengetahui bahwa tempat kedudukan titik-titik itu ialah sumbu
yang membagi dua sama besar dan tegak lurus pada penggal garis yang menghubungkan
titik-titik 2𝑖 dan -2. Dengan menggambar titik-titik tersebut, kita dapatkan tempat
kedudukan yang dinyatakan ialah garis:
𝑦 = −𝑥
Secara Aljabar : Ambil 𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖, pada persamaan yang diberikan, kita mendapatkan:
|𝑧 − 2𝑖| = |𝑧 + 2|
|𝑥 + (𝑦 − 2)𝑖| = |(𝑥 + 2) + 𝑦𝑖|
[𝑥 2 + (𝑦 − 2)2 ]1/2 = [(𝑥 + 2)2 + 𝑦 2 ]1/2
Dengan mengkuadratkan kedua ruas dan kemudian menyederhanakannya, kita
mendapatkan:
𝑦 = −𝑥
Contoh 7
Tentukan bentuk kompleks dari persamaan 𝑥 + 3𝑦 = 2
Dengan memisalkan 𝑧 = 𝑥 + 𝑦𝑖, kita ingat dari soal 1.17 bahwa
1
𝑥= (𝑧 + 𝑧̅)
2
1
𝑦 = (𝑧 − 𝑧̅)
2𝑖
Kemudian dengan mensubstitusikan ke dalam persamaan yang diberikan dan
menyederhanakannya kita mendapatkan:
(3 + 𝑖)𝑧 + (−3 + 1)𝑧̅ = 4𝑖
Yang merupakan bentuk kompleks dari persamaan linier yang diberikan.
Contoh 8
Jelaskan melalui suatu hubungan matematik seluruh titik pada bidang datar yang
terletak di dalam lingkaran yang pusatnya 𝑧0 dan jari-jarinya 𝑟.
Penjelasan bertahap soal ini, dapat kita mulai dengan mencari semua titik 𝑧 yang
jaraknya dari pusat 𝑧0 kurang dari jari-jari 𝑟. Sedangkan jarak-jarak antara titik-titik telah
diberikan secara baik oleh modulus selisih titik-titik itu. Jadi, tempat kedudukan yang kita
cari dapat dinyatakan dengan hubungan:
|𝑧 − 𝑧0 < 𝑟|
Sekarang kita teruskan memperkenalkan “bentuk kutub” bilangan kompleks. Pembaca
masih ingat bahwa suatu titik (𝑥, 𝑦) pada bidang datar dapat juga dinyatakan dalam bentuk
koordinat kutub 𝑟 dan 𝜃 dan bahwa hubungan antara kedua system koordinat itu ialah:
𝑥 = 𝑟 cos 𝜃 𝑦 = 𝑟 sin 𝜃 (1)
Dari sini orang mendapatkan hubungan kebalikannya:
𝑦
𝑟 = [𝑥 2 + 𝑦 2 ]1/2 𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 tan 𝑥 (2)
Contoh 9
Nyatakan bilangan 𝑧 = −5 + √75𝑖 dalam bentuk kutub.
Kita tahu
2 1/2
𝑟 = [(−5)2 + (√75) ] = 10
Dan
√75 2𝜋
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 = + 2𝑘𝜋
−5 3
Jadi
2𝜋
−5 + √75𝑖 = 10 𝑐𝑖𝑠
3
Dalam hal ini kita telah memilih nilai utama 𝜃, yaitu arg 𝑧.
Sekarang andaikan kita mempunyai dua bilangan kompleks sembarang:
𝑧1 = 𝑟1 𝑐𝑖𝑠 𝑡1 dan 𝑧2 = 𝑟2 𝑐𝑖𝑠 𝑡2
Kemudian, dengan menghitung langsungdidapatkan rumus-rumus berikut :
𝑧1 𝑧2 = 𝑟1 𝑟2cis (𝑡1 + 𝑡2 ) (3)
Dan
𝑧1 𝑟1
= cis (𝑡1 − 𝑡2 ), untuk 𝑧2 ≠ 0 (4)
𝑧2 𝑟2
Kedua rumus ini memberikan perkalian dan pembagian dua bilangan kompleks dalam
bentuk kutub. Dari persamaan (3) orang membuat iktisar sederhana berikut :
Hasil kali dua bilangan kompleks adalah bilangan kompleks juga yang modulusnya
adalah hasil kali kedua modulus yang argumennya adalah jumlah kedua argument semula.
Aturan yang sama di dapat dari persamaan (4)
Suatu rumus yang bagus untuk pangkat bulat bagi sembarang bilangan kompleks
sekarang dapat diturunkan , jika kita pasang:
𝑧1 = 𝑧2 = z = r cis t
Maka dengan menggunaka persamaan (3) secara berulang menghasilkan :
𝑧 2 = 𝑟 2 cis 2t, 𝑧 3 = 𝑟 3 cis 3t, 𝑧 4 = 𝑟 4 cis 4t,
Dan secara induksi :
𝑧 𝑛 = 𝑟 𝑛 cis nt, (5)
Untuk sembarang bilangan bulat n ≥ 0. Perluasan untuk nilai negatif n dapat dilakukan
langsung dengan menggunakan persamaan (4) dengan 𝑧1 = 1 dan 𝑧2 = 𝑧 𝑛
Dengan rumus (5) sebagai alat kita, sekarang kita dalam posisi menghitung akar ke-n
suatu bilangan kompleks c. tentu saja ini sama artinya dengan menyelesaikan persamaan
𝑧𝑛 − 𝑐 = 0
Untuk semua akarnya , jadi jika diberikan c = 𝜌 𝑐𝑖𝑠 𝜃, kita mencari bilangan z = r cis t
Sedemikian hingga 𝑧 𝑛 = c . dengan mengamati (5), persamaan terakhir menjadi :
𝑟 𝑛 cis nt = 𝜌 cis 𝜃
Maka
𝑟𝑛 = , nt = 𝜃 + 2𝑘𝜋 , k = bilangan bulat
Atau
1
1
r = 𝜌𝑛 dan 𝑡𝑘 = 𝑛 (𝜃 + 2𝑘𝜋), k = bilangan bulat
1
Karena r adalah bilangan nyata taknegatif, maka r = 𝜌𝑛 merupakan akar pangkat n
taknegatif dan nyata dari 𝜌. Di pihak lain, bila untuk k diambil n bilangan bulat berurutan
(misalnya k = 0, 1, 2, … , n – 1 ), kita mendapatkan n nilai berbeda untuk t, yang
1
digabungkan dengan 𝜌𝑛 menghasilkan n akar pangkat n dari c :
1
𝑧𝑘 = 𝜌𝑛 cis 𝑡𝑘 , k = 0, 1, …., n – 1
Dapat diperlihatkan bahwa rumus (6) benar-benar menghasilkan n akar yang berbeda
bagi c dan bahwa nilai k seterusnya akan menghasilkan akar-akar yang berulang seperti
yang telah di dapat.
Contoh 10.
Carilah ketiga akar pangkat tiga dari i.
Sebenarnya kita sedang menyelesaikan persamaan 𝑧 3 = i. jadi, dengan menyatakan z dan i
dalam bentuk kutub pada persamaan di atas, kita dapatkan :
𝜋
𝑟 3 = cis 3t = 1 cis 2
Kemudian
𝜋
𝑟 3 = 1 dan 3t = 2 + 2k𝜋
Jadi
𝜋 2𝑘𝜋
r = 1 dan 𝑡𝑘 = 6 + 3
Dan
3𝜋
𝑧2 = 1 cis =-i
2
Sebagai kasus khusus dari pengembangan yang mendahului lebih lanjut dan di gambarkan
oleh contoh 10. Kita menyelesaikan persamaan .
𝑧𝑛 = 1
Untuk mendapatkan n akar pangkat n dari 1